agregat planning part 2
TRANSCRIPT
PERENCANAAN PRODUKSI
BAB IIPERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT
(AGREGAT PLANNING)
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti matakuliah Perencanaan Produksi diharapkan mahasiswa mampu :
1. menjelaskan dan melakukan perencanaan produksi dari peramalan produksi,
penjadwalan produksi, perencanaan material dan perencanaan kapasitas
2. menggunakan teknik-teknik perencanaan produksi dalam lingkungan sistem
manufaktur sehingga bisa meminimalkan biaya produksi
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan materi tentang Perencanaan Produksi Agregat mahasiswa Teknik
Industri, akan dapat :
1. memahami konsep Perencanaan Produksi Agregat
2. merinci input dan output dalam perencanaan produksi agregat
3. menjabarkan biaya-biaya yang terlibat dalam sistem produksi
4. mengetahui teknik-teknik perencanaan produksi agregat
5. menjelaskan perbedaan antara teknik-teknik perencanaan produksi agregat
6. menilai kelemahan dan kelebihan masing-masing teknik
7. menentukan rencana produksi agregat dengan teknik-teknik yang ada
8. memilih rencana produksi agregat terbaik berdasarkan kriteria minimasi biaya
produksi
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
20
PERENCANAAN PRODUKSI
BAB IIPERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT
(AGREGAT PLANNING)
2.1 Latar Belakang
Perencanaan agregat menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi akan
dilangsungkan dalam waktu dekat, sering kali 3 sampai 18 bulan ke depan. Tingkat
permintaan yang telah diramalkan dipenuhi dengan menyesuaikan tingkat produksi,
tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat persediaan, waktu lembur, tingkat nilai
subkontrak dan semua variabel lain yang dapat dikendalikan. Rencana agregat juga
dikaitkan dengan sasaran-sasaran strategis bisnis dari perusahaan.
Konsep dari perencanaan agregrat adalah untuk menghitung jumlah produk yang
harus diproduksi dengan mengelompokkan produk-produk ke dalam famili dan
menemukan produk pengganti yang representatif untuk kesemua produk dalam famili.
Untuk produsen mobil, output memberikan informasi mengenai berapa mobil yang
harus diproduksi (famili), tetapi bukan berapa mobil yang berpintu dua, dan berapa
yang berpintu empat atau warna merah atau hijaukah yang akan diproduksi (item).
Satuan mobil didasarkan pada satu jenis mobil, misalnya mobil berpintu dua, yang
dinamakan satuan agregat. Jenis mobil lain dikonversikan ke satuan agregat ini dengan
menggunakan faktor konversi yang dapat berupa waktu baku pengerjaan, bahan baku
yang digunakan dan lain sebagainya. Proses pemisahan rencana agregat menjadi
rencana yang lebih rinci disebut disagregasi; dimana hasilnya adalah Jadwal Induk
Produksi (JIP) atau Master Production Schedule (MPS). Perencanaan agregat berfungsi
untuk menetapkan kerangka kerja untuk penjadwalan induk produksi dan pelaksanaan
manufaktur.
Perencanaan agregat merupakan perencanaan mengenai jumlah tenaga kerja dan
tingkat produksi pada fasilitas yang diberikan dalam perencanaan agregat. Rencana
tersebut dibuat secara umum sekali setiap periode untuk periode selanjutnya.
Keputusan perencanaan dibuat untuk meminimasi biaya total dalam memenuhi
permintaan yang diramalkan. Rencana tersebut memperhitungkan bermacam-macam
jenis biaya. Tujuan dari perencanaan agregat adalah penggunaan yang produktif baik
atas sumber daya manusia maupun sumber daya perlengkapan.
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
21
PERENCANAAN PRODUKSI
2.2 Input Perencanaan Aggregat
Dari gambar 3.1 tampak bahwa Perencanaan Aggregat berawal dari perencanaan
strategi bisnis yang terkait dengan peramalan permintaan (forecasting).
Gambar 2. 1 Siklus manufaktur MRP
Peramalan permintaan (forecasting)
Perencanaan Strategi Bisnis
1. Perencanaan Strategi Pemasaran (Marketing Strategic Planning)
2. .Perencanaan Staregi manufakturing (Manufacturing Strategic Planning)
3. Perencanan Strategi Riset dan Pengembangan (R&D Strategic Planning)
4. Perencanaan Strategi Keuangan (Financial Strategic Planning)
2.3 Output Perencanaan Agregat
Outputnya adalah rencana untuk pelaksanaan produksi atau manufaktur . Secara
fisik outputnya berupa jadwal produksi, yaitu pengambilan keputusan jumlah produksi
tiap periode dalam satuan agregat.
2.4 Parameter Perencanaan Produksi Agregat
Agregat berarti bahwa perencanaan dilakukan pada tingkat kasar untuk
memenuhi total kebutuhan semua produk yang akan dihasilkan (bukan per-individu
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
22
PERENCANAAN PRODUKSI
produk) dengan menggunakan sumber daya yang ada. Tujuan dari perencanaan agregat
adalah untuk memproduktifkan utilisasi dari sumber-sumber tenaga kerja dan mesin
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam perencanaan agregat adalah semua sumber
daya yang tersedia, jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan yang ditentukan dan
penjadwalannya..
Besarnya modal akan menentukan level strategi dan penggunaan jenis mesin dan
peralatan. Bila modal besar, tentunya dapat menggunakan mesin-mesin dengan tingkat
utilisasi dan kapasitas yang tinggi.
Tingkat keahlian pekerja juga perlu dipertimbangkan. Pekerja dengan tingkat keahlian
(skill) tentunya akan membuat ongkos kerja, ongkos lay off dan juga subkontrak lebih
tinggi.
Jenis barang yang diproduksi juga akan mempengaruhi inventori. Bila suatu
perusahaan memiliki jenis produk yang bervariasi, biaya penyimpanan akan lebih
tinggi karena tidak mudah untuk membawa semua jenis produk sekaligus. Tetapi bila
produk yang dihasilkan adalah barang dengan tingkat konsumsi tinngi, maka mungkin
saja tidak dapat dilakukan penyimpanan karena tingkat demand yang sangat tinggi.
2.5 Strategi Perencanaan Agregat
Strategi perencanaan yang dapat dijalankan bagi manajemen mencakup
manipulasi tingkat persediaan, produksi, tingkat tenaga kerja, kapasitas, dan variabel-
variabel lain yang dapat dikendalikan.
Pilihan Kapasitas (pasokan) mendasar yang dapat dipilih perusahaan adalah
sebagai berikut:
1. Tingkat persediaan yang berubah-ubah.
2. Mengubah jumlah tenaga kerja dengan cara mempekerjakan pekerja atau
memberhentikan pekerja.
3. Mengubah tingkat produksi melalui waktu lembur atau waktu kosong.
4. Subkontrak.
5. Mempekerjakan tenaga-paruh waktu.
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
23
PERENCANAAN PRODUKSI
2.6 Biaya-Biaya yang Terlibat
Biaya-biaya yang terlibat dalam perencanaan agregat adalah:
1. Hiring Cost (ongkos penambahan tenaga kerja).
2. Layoff Cost (ongkos pemberhentian tenaga kerja).
3. Overtime Cost dan Undertime Cost (ongkos lembur dan ongkos menganggur).
4. Inventory Cost dan Backorder Cost Subcontract Cost (Ongkos Subkontrak).
2.7 Metode-metode Perencanaan Agregat
Metode-metode perencanaan agregat adalah Metode Heuristik (trial-and-error)
dan Metode Optimasi. Metode heuristik terdiri atas model pure dan mixed. Sedangkan
metode optimasi meliputi transportation land dan programma linear.
Metode Heuristik ( Trial-and-Error )
Metode ini disebut juga dengan metode pembuatan grafik dan diagram. Metode
pembuatan grafik dan diagram sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan
digunakan. Berikut ini adalah lima tahapan dalam metode pembuatan grafik:
1. Tentukan permintaan pada setiap periode.
2. Tentukan berapa kapasitas pada waktu-waktu biasa, waktu lembur, dan
tindakan subkontrak untuk setiap periode.
3. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya pengangkatan dan pemberhentian pekerja,
serta biaya penahanan persediaan.
4. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para pekerja
dan tingkatan persediaan.
5. Kembangkan rencana-rencana alternatif dan amatilah biaya totalnya.
Kelima tahapan di atas digambarkan pada Contoh 1 sampai dengan 4 yang
merupakan contoh kasus dari penerapan pure strategy.
CONTOH KASUS
Suatu perusahaan mempunyai data permintaan sbb. :
Tabel 2. 1 Data Kasus
Kwartal Demand Cum. Demand1 220 2202 170 3903 400 7904 600 13905 380 17706 200 19707 130 21008 300 2400
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
24
PERENCANAAN PRODUKSI
Data Biaya untuk yang berhubungan dengan produksi :
Biaya penyesuaian penambahan kapasitas (hiring cost) : 100
Biaya penyesuaian penurunan kapasitas (hiring cost) : 150
Biaya penyesuaian persediaan (inventory hiring cost) : 50
Biaya subkontrak : 80
JAWABAN
Tingkat Produksi rata-rata =
= 2400 / 8 = 300
Sehingga total produksi pada selama periode perencanaan adalah sbb. :
Tabel 2. 2 Total Produksi
Kwartal Cum. Produksi Cum. Demand
1 300 220
2 600 390
3 900 790
4 1200 1390
5 1500 1770
6 1800 1970
7 2100 2100
8 2400 2400
Perbandingan antara metode heuristik pada perencanaan produksi agregat.
a. Metode Pengendalian Tenaga Kerja
Pada metode ini, jumlah yang diproduksi pada periode pertama diinisialkan
sebesar demand pada periode 1. Jika demand pada periode berikutnya
mengalami kenaikan, maka akan dilakukan penambahan kapasitas, dan
sebaliknya.
Tabel 2. 3 Metode Pengendalian Tenaga Kerja
Kwartal Demand Hiring Layoff Biaya Total
1 220 - - -
2 170 - Rp 7,500 $ 7,500
3 400 Rp 23,000 - $ 23,000
4 600 Rp 20,000 - $ 20,000
5 380 - Rp 33,000 $ 33,000
6 200 - Rp 27,000 $ 27,000
7 130 - Rp 10,500 $ 10,500
8 300 Rp 17,000 - $ 17,000
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
25
PERENCANAAN PRODUKSI
Total $ 138,000
b. Metode Pengendalian Persediaan .
Hubungan antara produksi dan demand dibuat dalam suatu grafik pada gambar
2.2.
Gambar 2. 2 Metode Pengendalian Persediaan
Tabel 2.4 Metode Pengendalian Persediaan
Kwt DemandCum.
DemandTingkatProduksi
Cum. Produksi
InventoriPenyesuaian Inventori 270
Biaya
1 220 220 300 300 80 350 $ 17,500
2 170 390 300 600 210 480 $ 24,000
3 400 790 300 900 110 380 $ 19,000
4 600 1390 300 1200 -190 80 $ 4,000
5 380 1770 300 1500 -270 0 $ 0
6 200 1970 300 1800 -170 100 $ 5,000
7 130 2100 300 2100 0 270 $ 13,500
8 300 2400 300 2400 0 270 $ 13,500
$ 96,500
c. Metode Pengendalian Subkontrak
Metode ini akan berproduksi pada tingkat demand yang paling kecil selama
periode perencanaan. Apabila pada suatu periode demand lebih besar dibanding
tingkat produksi, maka akan dilakukan subkontrak. Demand minimal 130 unit.
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
26
PERENCANAAN PRODUKSI
Tabel 2.5 Metode Pengendalian Subkontrak
Kwt DemandTingkat Produksi
Jumlah subkontrak
Biaya
1 220 130 90 $ 7,200.00
2 170 130 40 $ 3,200.00
3 400 130 270 $ 21,600.00
4 600 130 470 $ 37,600.00
5 380 130 250 $ 20,000.00
6 200 130 70 $ 5,600.00
7 130 130 0 $ -
8 300 130 170 $ 13,600.00
$ 108,800.00
d. Metode Campuran
Pada metode campuran, tingkat produksi diset berdasarkan kondisi aktual.
Tingkat produksi ini ditentukan berdasarkan jumlah lintas produksi atau mesin,
jumlah hari kerja, jam kerja, tingkat efisiensi, tingkat utilitas mesin dan jumlah
shiftnya
Tabel 2.6 Metode Campuran
Kwt Demand ProduksiPenambahan Unit Sesudah
RTOT
Penambahan Unit Sesudah RT+OT
Biaya Inventori
Biaya OTBiaya
Perubahan Tenaga Kerja
Biaya Total
1 220 200 20 50 -30 (-30) 1500 1000 0 $ 2,500
2 170 200 -30 - -30 (-60) 3000 0 0 $ 3,000
3 400 200 200 50 150 -90 0 1000 9000 $ 10,000
4 600 200 400 50 350 -350 0 1000 26000 $ 27,000
5 380 200 180 50 130 -130 0 1000 33000 $ 34,000
6 200 200 0 - - - 0 0 19500 $ 19,500
7 130 200 -70 - -70 (-70) 3500 0 0 $ 3,500
8 300 200 100 50 50 (-20) 1000 1000 0 $ 2,000
$101,500
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
27
PERENCANAAN PRODUKSI
Metode Optimasi
Perencanaan agregat dapat menggunakan metode optimasi yang terdiri atas model
progam linear dan model transportasi land. Metode ini mengijinkan penggunaan produksi
reguler, overtime, inventory, backorder, dan subkontrak. Hasil perencanaan yang diperoleh
dapat dijamin optimal dengan asumsi optimistik bahwa tingkat produksi (yang dipengaruhi
oleh hiring dan training pekerja) dapat dirubah dengan cepat. Agar metode ini dapat
diaplikasikan, kita harus memformulasikan persoalan perencanaan agregat sehingga:
1. Kapasitas tersedia (supply) dinyatakan dalam unit yang sama dengan kebutuhan
(demand).
2. Total kapasitas untuk horison perencanaan harus sama dengan total peramalan
kebutuhan. Bila tidak sama, kita gunakan variabel bayangan (dummy) sebanyak
jumlah selisih tersebut dengan unit cost sama dengan nol.
3. Semua hubungan biaya merupakan hubungan linear.
Model Program Linear
Program linear dapat digunakan sebagai alat perencanaan agregat. Model ini dibuat
karena validitas pendekatan koefisien manajemen sukar dipertanggungjawabkan. Asumsi
model programa linier adalah :
- Tingkat permintaan (Dt) diketahui dan diasumsikan deterministik
- biaya variabel-variabel ini bersifat linear dan variabel-variabel tersebut dapat
berbentuk bilangan riil.
- Batas atas dan bawah jumlah produksi dan inventori merepresentasikan batasan
kapasitas dan space yang bisa dipakai
Asumsi ini seringkali menyebabkan model program linear kurang realistis jika
diterapkan. Misalnya variabel berbentuk bilangan riil, sementara itu pada kenyataannya
nilai variabel-variabel tersebut adalah bilangan bulat.
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
28
PERENCANAAN PRODUKSI
Tujuan formulasi program linear adalah meminimasi ongkos total yang berbentuk
linear terhadap kendala-kendala linear. Formulasi di atas digambarkan dalam persamaan
berikut:
MinZ = Ap,tPt + Ar,tPt + Ao,tPt + Ai,tPt + Ah,tPt + Al,tPt (1)
S/T:
It-1 – St-1 = It-1 –St-1 + Pt – Ft untuk t = 1,2,…,T (2)
Rt = Rt-1 + Ht – Lt untuk t = 1,2,…,T (3)
Ot – Ut = kPt – Rt untuk t = 1,2,…,T (4)
Pt, Rt, Ot, It, St, Ht, Lt, Ut 0 untuk t = 1,2,…,T (5)
dimana:
Pt = Unit yang diproduksi pada periode t
Ap,t = Ongkos per unit produksi di luar tenaga kerja
Rt = Jam-orang yang tersedia untuk produksi reguler
Ot = Rencana jam lembur pada periode t
Ao,t = Ongkos buruh lembur per jam
It = Tingkat persediaan pada akhir periode t
Ai,t = Ongkos simpan per unit
St = Jumlah kekurangan produksi di akhir periode t
As,t = Ongkos kekurangan produksi
Ht = Jumlah rekrut tenaga kerja (dalam jam)
Ah,t = Biaya untuk menambah pekerjaan selama satu jam
Lt = Jumlah pengurangan pekerja (dalam jam)
Al,t = Ongkos pengurangan tenaga kerja selama satu jam
Ut = Kelebihan waktu pada periode t jika tingkat produksi kurang dari kapasitas
tenaga kerja
Ft = Peramalan permintaan di periode t
k = Faktor konversi jam-orang per jumlah produksi
T = Horison perencanaan atau jumlah periode yang ditetapkan
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
29
PERENCANAAN PRODUKSI
Contoh Program Linier :
Data ongkos yang dimiliki adalah sebagai berikut:
o Ongkos Produksi Reguler : $ 30,60 per jam.
o Ongkos Produksi Lembur : $ 42,00 per jam.
o Ongkos Bahan & Overhead : $ 175,00 per unit.
o Ongkos Simpan : $ 12,00 per unit.
o Ongkos Pemberhentian TK : $ 20,00 per jam.
o Ongkos Rekrutmen TK : $ 15,00 per jam.
Diasumsikan keadaan tanpa persediaan tidak diizinkan dan waktu baku/unit = 5 jam/unit.
Dengan demikian model program linier yang dihasilkan untuk 6 periode perencanaan
adalah sebagai berikut:
Minimasi:
Z = 175Pt+30,6Rt+42Ot+12It+20Lt+15Ht
S/T :
I1 = It-1 + Pt – Ft t = 1,2,3,4,5,6
Rt = Rt-1 + Ht – Lt t = 1,2,3,4,5,6
Ot – Ut = 5Pt – Rt t = 1,2,3,4,5,6
Pt, Rt, Ot, It, Ht, Lt, Ut 0 t = 1,2,3,4,5,6
Jika diketahui bahwa:
R0 = 22 orang x 40 jam per minggu = 880 jam orang
I0 = 70 unit (Persediaan Awal),
F1 – F6 = 260, 270, 305, 370, 310, 270 (Ramalan Permintaan Mgg. 1 s.d. 6)
Maka dengan menggunakan program komputer simpleks dihasilkan pemecahan
masalah sebagai berikut:
Z = 576.922,50 Dollar
P1= 283,75 Unit, P2 = 283,75 Unit
P3= 283,75Unit, P4 = 283,75 Unit
P5= 310,00Unit, P6 = 270,00 Unit
R1 =1.418,75 Jam Kerja Reguler, R2 = 1.418,75 Jam Kerja Reguler
R3 =1.418,75 Jam Kerja Reguler, R4 = 1.418,75 Jam Kerja Reguler
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
30
PERENCANAAN PRODUKSI
R5 = 1.418,75 Jam Kerja Reguler, R6 = 1.350,00 Jam Kerja Reguler
O5 = 131,25 Jam Kerja Lembur,
I1 = 93,75 Unit yang Disimpan (Persediaan)
I2 = 107,50 Unit yang Disimpan (Persediaan)
I3 = 86,25 Unit yang Disimpan (Persediaan)
H1 = 538,75 Jam-orang Baru yang Direkrut
L6 = 68,75 Jam-orang yang Dipecat.
Model Transportasi
Untuk kepentingan yang praktis, Biegel mngusulkan model perencanaan produksi agregat
dengan menggunakan teknik Transport Shipment Problem (TSP). Model transportasi ini
dilakukan dengan menggunakan bantuan table transportasi.
Terdapat beberapa informasi penting yang perlu diketahui sebelum menggunakan table
transportasi tersebut, yaitu:
1. Hitung terlebih dahulu total permintaan seluruh produk selama horizon
perencanaan dalam satuan agregat dan masukkan ke dalam kolom ketiga;
2. Hitung terlebih dahulu kapasitas yang tersedia untuk tiap pilihan produksi selama
horizon perencanaan dalam satuan agregat dan masukkan ke dalam baris ketiga;
3. Hitung ongkos per unit satuan agregat sebagai akibat pilihan strategi produksi yang
diterapkan dan masukkan ke dalam sel-sel di tengah tabel transportasi
4. Optimasikan rencana produksi di setiap periode dalam horison perencanaan mulai
dari periode paling awal sampai periode paling akhir. Usahakan menggunakan
kapasitas produksi di sel dengan ongkos produksi termurah. Sedapat mungkin seluruh
permintaan harus dipenuhi tepat waktu (tanpa pembatalan pesanan/back order atau
tanpa penundaan pengiriman) karena besar kemungkinan pelanggan akan beralih
menggunakan produk sejenis dari perusahaan kompetitor.
Contoh Metode Transportasi Land
Data Kapasitas dan Permintaan
Tabel 2.7 Data Kapasitas dan Permintaan
Periode Reguler Time Overtime Subkontrak Permintaan
1 700 250 500 500
2 800 250 500 800
3 900 250 500 1700
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
31
PERENCANAAN PRODUKSI
4 500 250 500 900
Data Biaya : Biaya RT : 100/unit, OT : 125/unit, SK : 150/unit,
Inventori : 20/unit/periode
Data Persediaan : Persediaan awal : 100 unit dan persediaan akhir : 150 unit.
Tabel 2.8 Transportasi Land
Biaya Produksi yang harus dikeluarkan dengan metode transportasi land adalah :
I. (100 x 0) + (400 x 100) = 40.000
II (800 x 100) = 80.000
III (900x100) + (250x125) + (300x140) + (250x145) = 199.500
IV (500x100) + (250x125) + (300x150) = 126.250 +
445.750
Jadi, rencana produksi agregat adalahTabel 2.10 Rencana Produksi Agregat
Periode 1 2 3 4
Rencana Produksi 700 1050 1150 1050
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
32
PERENCANAAN PRODUKSI
Latihan Soal
A. Pertanyaan
1. Apa proses agegasi harus selalu dilakukan dan mengapa ¿
2. Apa saja input dan output dalam perencanaan produksi agregat ?
3. apa saja biaya yang sering timbul dalam menjalankan sistem produksi ?
4. apa kelebihan metode optimasi dibandingkan metode heuristik ¿
5. Mengapa metode transportasi land selalu menghasilkan biaya produksi minimal
dibanding metode heuristik ?
6. Sebutkan teknik-teknik perencanaan produksi agregat
7. Jelaskan perbedaan antara teknik-teknik perencanaan produksi agregat
B. Kasus
1. PT ZAIMA mempunyai estimasi kebutuhan demand sbb.
Periode Demand Periode Demand
1. 1400 5. 2200
2. 1500 6. 2200
3. 1800 7. 1800
4. 1800 8. 1400
Manager produksi mempunyai beberapa pertimbangan :
a. Menjaga stabilitas kapasitas produksi sebesar 1800 unit per periode Kekurangan
demand dipenuhi dengan overtime dengan biaya Rp 50 dan Biaya Idle time setara
Rp 60 per unit
b. Produksi tetap sebesar 1600 unit per periode. Bila demand melebihi produksi akan
dilakukan backorder. Biaya stockout Rp 100 per unit dan biaya inventori per
periode Rp 20 per unit.
c. Kapasitas produksi fleksibel sesuai demand. Kapasitas saat ini 1600 unit per
periode. Biaya penambahan kapasitas produksi per 100 unit sebesar Rp 5000 dan
biaya pengurangan kapasitas per 100 unit Rp 7500.
Mana rencana yang anda rekomendasikan untuk dilaksanakan dan berikan argumentasi
dengan memberikan penjelasan kelebihan dan kelemahan masing-masing rencana.
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
33
PERENCANAAN PRODUKSI
2. Kembangkan fungsi tujuan dan pembatas untuk rencana produksi agregat. Diasumsikan
8 jam per hari, 20 hari/bulan. Kebutuhan 6 bulan yang akan datang (satuan jam) sebesar
35000, 25000, 40000, 45000, 40000, dan 30000. Biaya :
- Biaya inventori : Rp 30/jam/bulan - Biaya produksi reg. : Rp 6000/jam
- Biaya lembur : Rp 9000 / jam
- Biaya penambahan TK : Rp 30000/pekerja
- Biaya pengurangan Tenaga kerja : Rp 50000/pekerja
Kapasitas saat ini 220 pekerja dan persediaan saat ini sebesar 10000 jam-orang
3. Tentukan tingkat produksi optimal untuk 6 bulan yang akan datang. Hasil ramalan
demand hasilnya 8000, 9000, 12000, 10000, 16000, dan 14000. Persediaan akhir sebesar
250 unit. Informasi yang ada :
- Inventori saat ini : 2000 unit - Jumlah tenaga : 300 pekerja
- Biaya persediaan : Rp 5000/unit/bulan - Biaya backorder : Rp 7500/unit/bulan
- Biaya Penambahan : Rp 80000/orang - Biaya Pengurangan : Rp 100000/orang
- Biaya Reguler : Rp 750/jam, - Biaya Overtime : Rp 1000/jam
Setiap unit membutuhkan 120 jam orang untuk diproduksi. Asumsikan bahwa setiap bulan
jam kerja 240 jam per orang.
Daftar Pustaka
Mc Leavy, DW & Narasimhan, SL, Production Planning & Inventory Control, Allyn &
Bacon, 1985
Oden, HW, et. Al, Handbook of Material & Capacity Requirement Planning, Mc graw
Hill, Inc., NY 1993
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Diponegoro
34