administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk
mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan
ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga
administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan
dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan
proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari
keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering
menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang
sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan
berantakan. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah
terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan).
Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/
keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam
waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi adalah upaya
menjadikan kegiatan kerja sama antara guru dan karyawan agar proses belajar
mengajar lebih efektif. Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah
akan administrasi sarana dan prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari
mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan sungguh sungguh, maka
dari itu kami menyusun makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diangkat menjadi pembahsan dalam
makalah ini adalah :
1. Bagaimana Pengertian dan Konsep administrasi pendidikan?
2. Bagaimana fungsi administrasi pendidikan?
3. Apa lingkup bidang garapan administrasi pendidikan menengah?
4. Bagaimana Perananan guru dalam administrasi pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana Pengertian dan Konsep
administrasi pendidikan?
2. Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana fungsi administrasi
pendidikan?
3. Untuk mengetahui dan memahami Apa lingkup bidang garapan
administrasi pendidikan menengah?
4. Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana Perananan guru dalam
administrasi pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi Pendidikan
Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan meninjaunya dari
berbagai aspeknya. Marilah kita lihat administrasi pendidikan dari berbagai
aspeknya itu, agar kita dapat memahaminya dengan lebih baik.
Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk
mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidkan itu merentang
dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung
lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan
dalam satu jam pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih
mudah dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar
sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan pendidikan nasional. Jika tujuan itu
kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan seringkali tujuan
yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui
kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya.
Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk
mencpai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi
kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa
lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini
dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir
sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-
bagian itu berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi
keluaran.
Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen.
Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk
melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan
pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain
tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber
manusia, uang, sarana, dan prasarana maupun waktu.
Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.
Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk
menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator penddikan itu,
apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan
ing ngarso sungtulodo dalam mencapai tujuan pendidikan.
Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan
keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan
sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator
dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan
masalah itu.
Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi.
Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang
lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang
dimaksudkan orang lain itu.
Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit
yaitu kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala
aspeknya, serta mempersiapkan laporan.
Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir
dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi
pendidikan (geografi, demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan
pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi
administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku
administrasi), hal ini makin memperkuat bahwa manajemen/administrasi
pendidikan mempunyai bidang dengan cakupan luas yang saling berkaitan,
sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif
terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat disamping pendalaman
dari segi perkembangan teori dalam hal manajemen/administrasi.
Dalam kaitannya dengan makna manajemen/Administrasi Pendidikan berikut
ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen pendidikan yang
dikemukakan para ahli. Dalam hubungan ini penulis mengambil pendapat yang
mempersamakan antara Manajemen dan Administrasi terlepas dari kontroversi
tentangnya, sehingga dalam tulisan ini kedua istilah itu dapat dipertukarkan
dengan makna yang sama.
B. Fungsi Administrasi Pendidikan
Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks
sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan
oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan
dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai dengan
melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai melaksanakan evaluasi
terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses
pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964). Oleh
karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses
kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu.
1. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di sini karena alasan sebagai
berikut: a). tujuan pendidikan merupakan jabaran dari tujuan pendidikan
nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan keduanya perlu
dilakukan. b), tujuan pendidikan merupakan titik berangkat administrasi
pendidikan pada jenjang sekolah, dan c), tujuan pendidikan itu juga
merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di
jenjang pendidikan itu.
2. Proses sebagai fungsi administrasi pendidikan
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola
melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari
perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan,
pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis besar pada
bagian terdahulu. Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci.
a. Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang
penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat
disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan
sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam
perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a). identifikasi
masalah, b) perumusan masalah, c). penetapan tujuan, d). identifikasi
alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). elaborasi alternatif.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal
sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran untuk
menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas,
tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme
kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.
c. Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa
yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.
Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai
penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra
petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
d. Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk
menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar
kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam
usaha mencapai tujuan sekolah.
e. Pembiayaan
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta
mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah.
Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan
dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan
penggunaan anggaran tersebut
f. Penilaian
Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota
organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus
melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan
tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang
dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk: a)
memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode
kerja pekerjaan tersebut berhasil, b). menjamin cara bekerja yang efektif
dan efisien, c). memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan
untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak, serta d). memajukan
kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan
organisasi sekolah.
C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan
Dari uraian di atas, tampak bahwa administrasi pendidikan pada pokoknya
adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan
merancang, mengadakan, dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang,
peralatan, dan waktu). Tujuan pendidikan memberikan arah kegaitan serta kriteria
keberhasilan kegiatan itu.
1. Bidang administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-
bidang materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-
alat perlengkapan.
2. Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru
dan pegawai sekolah dan sebagainya.
3. Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan
kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan
sebagainya.
D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan
Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu
lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan
nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai
komponen-komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi
dilingkungan kerjanya.
Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah
melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta
mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru
amat penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan
penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia
sekolah, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif
memberikan sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya. Administrasi sekolah
adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan
atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel
sekolah termasuk guru harus terlibat.
Berikut ini akan dijelaskan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah
menengah yang harus dipahami oleh seorang guru.
1. Administrasi Kurikulum
Kurikulum dalam suatu sistem pendidikan merupakan komponen yang
teramat penting. Dikatakan demikian karena kurikulum merupakan panutan
dalam penyelenggaraan proses belajar -mengajar di sekolah. Kurikulum
sekolah menengah merupakan seperangkat pengalaman belajar yang
dirancang untuk siswa sekolah menengah dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan. Mengingat bahwa sekolah menengah merupakan lembaga
pendidikan yang bertanggung jawab dalam memberikan kemampuan siswa
untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, kurikulum ini
harus dipahami secara intensif oleh semua personel, terutama oleh kepala
sekolah dan guru.
Kurikulum dapat diartikan secara sempit atau luas. Dalam pengertian
secara sempit kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang
diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah
semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa, selama
mereka mengikuti pendidikan di sekolah itu. Undang-undang nomor 2 tahun
1989 mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.
Menurut Koyan (2007 : 4), semua kurikulum dirancang untuk membantu
peserta didik memperoleh sejumlah kompetensi penting. Kurikulum dapat
dipandang sebagai suatu lingkungan yang terdiri atas kondisi fisik, kondisi
sosial, dan kondisi intelektual. Bahkan pandangan yang lebih luas, kurikulum
mencakup perilaku pimpinan dan para pendidik sebagai acuan dalam
berperilaku.
2. Administrasi Kesiswaan
Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan siswa disuatu sekolah mulai dari perencanaan siswa baru,
pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai siswa menamatkan
pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya PBM.
Menurut Sutisna (1991 :46), (dalam Mohammat Syaifuddin, 2007 : 2.38)
tugas kepala sekolah dalam administrasi siswa adalah menyeleksi siswa baru,
menyelengarakan pembelajaran, mengontrol kehadiran siswa, melakukan uji
kompetensi akademik / kejuruan, melaksanakan bimbingan karier serta
penelusuran lulusan. Kepala sekolah harus menyadari bahwa kepuasan peserta
didik dan orang tuanya serta masyarakat, merupakan indikator keberhasilan
sekolah.
3. Administarsi Sarana dan Prasarana
Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda yang bergerak
maupun tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang
penyelenggaraanbelajar-mengajar baik secara langsung maupu tidak langsung.
Administarasi prasarana dan sarana pendidikan merupakan keseluruhan
perencanaan pengadaaan, pendayagunaan dan pengawasan prasarana
peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agara tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Salah satu contoh sarana dan prasarana pendidikan yang langsung
digunakan dalam pembelajaran adalah media pembelajaran. Media
pembelajaran adalan segala macam sarana yang dapat dipergunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran guna menopang pencapaian hasil belajar
(Sudarma dan Parmiti, 2007 : 5)
Kebijakan pemerinta tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah
tertuang di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45 ayat (1)
yaitu ”setiap satuan pendidikan formal dan onoformal menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,
emosional dan kejiwaan peserta didik (Mohammad Syaifuddin, 2007 : 2.36).
4. Administarsi personal
Pembahasan administrasi personal dibatasi dan difokuskan kepada
pembahasan guru sekolah menengah sebagai pegawai negeri. Seorang calon
guru bisa menjadi seorang pegawai negeri jika telah melalui rekrutmen guru.
Menurut Ibrahim Bafadal, 2006 : 21) rekrutmen merupakan satu aktivitas
manajemen yang mengupayakan didapatkannya seorang atau lebih calon
pegawai yang betul-betul potensial untuk menduduki posisi tertentu atau
melaksanakan tugas tertentu di sebuah lembaga.
Pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau
disertai tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasrkan suatu perundng-
undangan yang berlaku.
”Status of teacher” merupakan sebuah dokumen penting yang
dihasilkan oleh ILO dan UNESKO tahun 1966 sebagai satu pengakuan secara
global bahwa guru sebagai profesi, meskipun dalam kenyatannya
belunterwujud secara signifikan (Zainal Aqib dan Elman Rohmanto, 2007 :
146).
Guru wajib memiliki :
1. Kualifikasi akademik sarjana atau diploma empat (S1 atau D-IV).
2. Kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
3. Sertifikat pendidik.
4. Sehat jasmani dan rohani.
5. Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Zainal Aqib dan
Elman Rohmanto, 2007 : 151)
Selain itu, dalam UU guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dinyatakan
bahwa : ”guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Zainal Aqib dan Elman
Rohmanto, 2007 : 145).
5. Administrasi keuangan sekolah menengah
Penanggung jawab biaya pendidikan adalah kepala sekolah namun
demikian, guru diharapkan ikut berperan dalam administrasi biaya ini
meskipun menambah beban mereka, juga memberikan kesempatan untuk ikut
serta mengarahkan pembiyaan itu untuk perbaikan proses belajar mengajar.
Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan,
pencatatan data, pelaporan dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan
untuk penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah untuk
mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga pengurusannya
dapat dipertanggung jawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam administrasi keuangan ada pemisahan tugas dan fungsi antara
otoritor, ordonator dan bendaharawan. Otoritor adalah pejabat yang diberi
wewnang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan atau
pengeluaran uang. Ordonator adalah pejabat yang berwewenang melakukan
pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang
dilakukan berdasarkan otorisasi yang ditetapkan. Berndaharawan adalah
pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan
pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan
uang dan diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggung jawaban.
Kepala sekolah menengah sebagai pimpinan suatu kerja berfungsi sebagai
otorisator untuk memerintahkan pembayaran. Bendaharawan sekolah
menengah ditugasi untuk melakukan fungsi ordonator dalam menguji hak atas
pembayaran, kepala sekolah tidak boleh menjadi bendaharawan karena
melakukan pengawasan dalam penggunaan dana.
Keuangan sekolah menengah dapat diperoleh dari dana anggaran
penerimaan dan belanja Negara (APBN), bantuan (kalau ada) dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD), serta bantuan masyarakat. Dana
APBN terdiri dari dana rutin dan dana pengunaan. Dana APBD dapat berasal
dari pemerintah tingkat I dan Tingkat II. Dana dari masyarakat diperoleh dari
dana yang dikumpulkan oleh badan pembantuan penyelanggaraan pendidikan
(BP3), serta bantuan masyarakat lainnya. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
pasal 49 ayat (1) menyatakan bahwa ” dana pendidikan selain gaji pendidik
dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal
20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), (Mohammad
Syaifuddin, 2007 : 2.37).
6. Adminstrasi Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas)
Sekoah berada di tengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan berfungsi
sebagai pisau bermata dua. Pisau yang pertama adalah menjaga kelstarian
nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai
masyarakat itu berlangsung dengan baitk. Mata pisau yang kedua adalah
sebagai lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi itu sesuai
dengan kemajuan dan tutuan kehidupan serta pembangunan. Kedua fungsi ini
seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan dalam
waktu bersama. Oleh karena fungsinya yang kontriversi ini diperlukan saling
pemahaman antara sekolah dan masyarakat. Salah satu kompetensi yang harus
dimiliki guru adalah kompetensi sosial . Kompetensi sosial dalam kegiatan
belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi
dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru hidup,
sehinga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan
memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang
lain yang bukan guru (H. Djam`an Satori, dkk, 2003 : 2.12)
Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan
masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan
serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk
masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Kindred, Bagin
and Gallagber (1976), mendefinisikan husemas ini sebagi usha koperatif
untuk menjaga mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta
saling pengertian atara sekolah, persoalan sekolah dengan masyarakat.
7. Administrasi Layanan Khusus
Proses belajar mengajar memerlukan dukungan fasilitas yang tidak secara
langsung dipergunakan di kelas. Fasiliats yang dimaksud antara lain adalah :
Pusat sumber belajar, usaha kesehatan sekolah dan kafetaria sekolah.
Pusat sumber belajar (PSB) adalah unit keiatan yang mempunyai fungsi
untuk memproduksi mengadakan, menyimpan serta melayani bahan
pengajaran sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proses belajar mengajar di
kelas atau pelaksanaan pendidikan di sekolah pada umumnya pusat belajar
dirancang untuk membantu pelaksanaan pendidikan di sekolah oleh karena itu
pesat sumber belajar harus diadminitrsikan secara professional. Pusat sumber
belajar sekolah dibeli dari dana yang tersedia, diberi oleh masyarakat (BP3)
atau pun diberi oleh pemerintah
Menurut Mulyani A. Nurhadi (1983) (dalam B. Suryosubroto, 2002 :
205), perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian
integral dari lembaga pendidikan sekolah, yang berupa tempat menyimpan
koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sitematis dengan cara
tertentu untuk digunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber informasi,
dalam rangka menunjang program belajar mengajar di sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Admnistrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan,
pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut
pandang kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya,
manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan
ketatausahaan.
Guru sangat berperan dalam administrasi pendidikan, tugas utama guru yang
sebagai pengelola dalam proses belajar mengajar di lingkungan tertentu, yaitu
sekolah
B. Saran
Setelah penjelasan dalam makalah ini, sebagai manusia biasa penulis
memohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penjabaran masalah atau
penyimpangan-penyimpangannya. Penulis menerima saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan dalam penulisan makalah selanjutnya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Administrasi Pendidikan
dan Profesi Keguruan” tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi
motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Bengkulu, Januari 2012
Penyusun
i
MAKALAHETIKA DAN PROFESI GURU
Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan
Oleh :
Deza Yurismi
209 324 5767
Dosen :
Mus Mulyadi.,M.Pd
JURUSAN TARBIYAHPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISTAIN (BENGKULU)
2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFATR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................1
C. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi Pendidikan..................................................... 3
B. Fungsi Administrasi Pendidikan........................................................... 5
C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan............................. 8
D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan..................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 15
B. Kritik dan Saran ................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii
ii
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal dan Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan
Pengawas Sekolah. Bandung : Yrama Widya
Bafadal, Ibrahim. 2006. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara
Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
iii