konsep dasar profesi keguruan sopian22

24
onsep Dasar Profesi Keguruan 1. A. Pengertian Profesi Profesi adalah pekerjaan atau jabatan khusus yang dilakukan untuk melayani masyarakat. Istilah- istilah yang sering digunakan dan berkaitan dengan profesi, yaitu profesional, profesionalisme, dan profesionalisasi. Kata profesional merujuk pada dua hal. Pertama yaitu orang yang memangku suatu profesi melakukan pekerjaan secara otonom dan mengabdi diri pada pengguna jasa profesinya dengan penuh tanggung jawab. Kedua yaitu kinerja profesi dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Profesionalisme berarti bersifat profesional yaitu para pemangku profesi memiliki sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun melakukan pekerjaan yang sama dan/atau pada tempat yang sama. Sedang profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para pemangku profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. 1. B. Syarat-syarat Profesi Keguruan Syarat-syarat profesi keguruan yaitu: 1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual 2. Jabatan yang meliputi batang tubuh ilmu yang khusus 3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama 4. Jabatan yang memerlukan ‘latihan dalam jabatan’ yang bersinambungan 5. Jabatan yang menjanjukan karir hidup dan keanggotaan yang permanen 6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri 7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi 8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat 1. C. Sejarah perkembangan profesi keguruan Pada awalnya, orang-orang yang diangkat menjadi guru belum berpendidikan khusus keguruan, dan secara perlahan-lahan tenaga guru ditambah dengan mengangkat dari lulusan Sekolah Guru (Kweekschool) yang pertama kali didirikan di Solo pada tahun 1852. Kemudian sejalan dengan pendirian sekolah-sekolah yang lebih tinggi tingkatannya dari sekolah umum seperti Hollans Inlandse School (HIS), Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO), Hogere Burge School(HBS), dan Algemene Middlebare School (AMS), secara berangsur-angsur didirikan pula lembaga pendidikan guru atau kursus-kursus penyiapan guru, seperti: Hogere Kweeks School (HKS) untuk guru HIS dan kursus Hoofdacte (HA) untuk calon kepala sekolah. Keadaan demikian berlanjut sampai zaman pendudukan Jepang dan awal kemerdekaan. Secara perlahan namun pasti, pendidikan guru meningkatkan jenjang kualifikasi dan mutunya. Saat ini, lembaga tunggal untuk pendidikan guru, yakni Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). 1. D. Kode Etik Profesi Keguruan

Upload: sopian-sauri

Post on 29-Nov-2015

95 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Profesi adalah pekerjaan atau jabatan khusus yang dilakukan untuk melayani masyarakat. Istilah-istilah yang sering digunakan dan berkaitan dengan profesi, yaitu profesional, profesionalisme, dan profesionalisasi. Kata profesional merujuk pada dua hal. Pertama yaitu orang yang memangku suatu profesi melakukan pekerjaan secara otonom dan mengabdi diri pada pengguna jasa profesinya dengan penuh tanggung jawab. Kedua yaitu kinerja profesi dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Profesionalisme berarti bersifat profesional yaitu para pemangku profesi memiliki sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun melakukan pekerjaan yang sama dan/atau pada tempat yang sama. Sedang profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para pemangku profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang

TRANSCRIPT

Page 1: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

onsep Dasar Profesi Keguruan

1. A.    Pengertian Profesi

Profesi adalah pekerjaan atau jabatan khusus yang dilakukan untuk melayani masyarakat. Istilah-istilah yang 

sering digunakan dan berkaitan dengan profesi, yaitu profesional, profesionalisme, dan profesionalisasi. Kata

profesional merujuk pada dua hal. Pertama yaitu orang yang memangku suatu profesi melakukan pekerjaan secara

otonom dan mengabdi diri pada pengguna jasa profesinya dengan penuh tanggung jawab. Kedua yaitu kinerja

profesi dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Profesionalisme berarti bersifat profesional yaitu

para pemangku profesi memiliki sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun melakukan

pekerjaan yang sama dan/atau pada tempat yang sama. Sedang profesionalisasi merupakan proses peningkatan

kualifikasi atau kemampuan para pemangku profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau

perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu.

1. B.     Syarat-syarat Profesi Keguruan

            Syarat-syarat profesi keguruan yaitu:

1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual

2. Jabatan yang meliputi batang tubuh ilmu yang khusus

3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama

4. Jabatan yang memerlukan ‘latihan dalam jabatan’ yang bersinambungan

5. Jabatan yang menjanjukan karir hidup dan keanggotaan yang permanen

6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri

7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi

8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat

1. C.    Sejarah perkembangan profesi keguruan

Pada awalnya, orang-orang yang diangkat menjadi guru belum berpendidikan khusus keguruan, dan secara

perlahan-lahan tenaga guru ditambah dengan mengangkat dari lulusan Sekolah Guru (Kweekschool) yang pertama

kali didirikan di Solo pada tahun 1852. Kemudian sejalan dengan pendirian sekolah-sekolah yang lebih tinggi

tingkatannya dari sekolah umum seperti Hollans Inlandse School (HIS), Meer Uitgebreid Lagere

Onderwijs (MULO), Hogere Burge School(HBS), dan Algemene Middlebare School (AMS), secara berangsur-angsur

didirikan pula lembaga pendidikan guru atau kursus-kursus penyiapan guru, seperti: Hogere Kweeks School (HKS)

untuk guru HIS dan kursus Hoofdacte (HA) untuk calon kepala sekolah.

Keadaan demikian berlanjut sampai zaman pendudukan Jepang dan awal kemerdekaan. Secara perlahan namun

pasti, pendidikan guru meningkatkan jenjang kualifikasi dan mutunya. Saat ini, lembaga tunggal untuk pendidikan

guru, yakni Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

1. D.    Kode Etik Profesi Keguruan

            Setiap profesi harus mempunyai kode etik, termasuk profesi guru mempunyai kode etik yang disebut Kode

Etik Guru Indonesia. Adapun isi Kode Etik Guru Indonesia sebagaimana yang dirumuskan pertama pada Kongres XIII

Page 2: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)—organisasi profesi guru—tahun 1973 di Jakarta dan disempurnakan

dalam Kongres XIV PGRI tahun 1989 di Jakarta. Guru Indonesia menyadari pendidikan adalah bidang pengabdian

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia berjiwa

Pancasila dan setia pada UUD 1945 turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia 17 Agustus 1945.

1. E.    Pengembangan Profesi Keguruan

2. 1.      Kompetensi Profesional Keguruan

            Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu kompetensi

profeional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial. Dalam sudut pembelajaran, guru yang profesional adalah

mereka yang mampu merencanakan, melaksanakan, menilai, dan membimbing pembelajaran.

1. 2.      Pendidikan Profesional Keguruan

            Pada umumnya, pendidikan yang dilakukan untuk mengembangkan profesi guru terdiri dari dua jenis, yaitu

pendidikan prajabatan (pre-service education) dan pendidikan dalam jabatan (in-service education). Dua jenis

pendidikan itu berbeda esensi dan sistem pengelolaannya meskipun diarahkan pada tujuan yang sama, yaitu

meningkatkan mutu layanan atau kinerja guru.

Soal:

1. Apakah pengertian profesi?

2. Sebutkan kategori tingkat kemampuan profesional guru menurut Semiawan!

3. Apakah yang harus disadari seorang guru terhadap arti pendidikan?

4. Sebutkan syarat-syarat profesi keguruan menurut National Education Association minimal tiga!

1. Sebutkan dua jenis pendidikan untuk mengembangkan profesi guru!

Jawab:

1. Profesi adalah pekerjaan atau jabatan khusus yang dilakukan untuk melayani masyarakat.

2. Untuk melakukan tugas pelayanan dibutuhkan bidang ilmu, keterampilan, hasil penelitian, aplikasi teori, dan

latihan khusus. Pekerjaan itu dilaksanankan secara otonom, bertanggung jawab, berkomitmen, dan diatur oleh

suatu kode etik serta diwadahi oleh organisasi atau asosiasi profesi sehingga mendapat pengakuan dan

kepercaan diri masyarakat.

3. Guru di Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Mahaesa,

bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

4. Syarat-syarat profesi keguruan itu ialah: a)Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual; b) Kegiatan yang

menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus; dan c) Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama.

1. Pada umumnya, pendidikan yang dilakukan untuk mengembangkan profesi guru terdiri dari dua jenis, yaitu

pendidikan prajabatan (pre-service education) dan pendidikan dalam jabatan (in-service education).

MATERI II:  Esensi dan Ranah Profesi Keguruan

Page 3: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

1. A.    Ranah Profesi Kependidikan

Profesi kependidikan terdiri dari dua ranah yang saling berkaitan satu sama lain. Ranah tersebut yaitu profesi

pendidik dan profesi tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan

diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang di dalamnya termasuk pendidik. Pendidik

adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,

instruktur, fasilitato, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan. Secara lebih luas, tenaga kependidikan yang dimaksud di sini adalah sebagaimana

termaktub UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu sebagai berikut:

1. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, penilit, dan

pengembangan di bidang pendidikan,pustakawan, laboran, teknisis sumber belajar, dan penguji.

2. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.

3. Pengelola satuan pendidikan terdiri dari kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan

luar sekolah.

1. B.     Guru dan Tenaga Kependidikan Profesional

Secara definisi kata “guru” bermakna sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Guru

mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Kedudukan guru bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Untuk memenuhi kriteria profesional itu, guru harus menjalani profesionalisasi atau proses

menuju derajat profesional yang sesungguhnya secara terus-menerus, termasuk kompetensi mengelola kelas. Guru

yang hebat adalah guru yang kompeten secara metodologi pembelajaran dan keilmuan.

1. C.    Profesi dan Prinsip-Prinsip Profesionalitas

            Howar M Vollmer dan Donald L. Mills (1966) mengatakan bahwa profesi adalah sebuah jabatan yang

memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan

untuk menguasai keterampilan atau keahlian dalam melayani orang lain, dengan memerolah upah atau gaji dalam

jumlah tertentu. Sehubungan dengan itu, Moh. Uzer Usman (1991) mengatakan bahwa guru merupakan suatu

profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus sebagai guru. jadi, unsur

terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan sejumlah kompetensi sebagai keterampilan atau keahlian

khusus, yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mendidik dan mengajar secara efektif dan efisien.

Soal:

1. Sebutkan ranah profesi kependidikan?

2. Apakah yang dimaksud tenaga kependidikan?

3. Apakah yang dimaksud dengan pendidik?

4. Apa hubungan antara guru dengan tenaga kependidikan profesional?

1. Apakah unsur terpenting dalam profesi guru?

Jawab:

Page 4: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

1. Profesi kependidikan terdiri dari dua ranah yaitu profesi pendidikan dan profesi tenaga kependidikan.

2. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan yang di dalamnya termasuk pendidik.

3. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,

widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitato, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi

dalam menyelenggarakan pendidikan.

4. Hubungannya ialah guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Kedudukan guru bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk memenuhi kriteria profesional itu, guru harus menjalani

profesionalisasi.

1. Unsur terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan sejumlah kompetensi sebagai keterampilan atau

keahlian khusus, yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mendidik dan mengajar secara efektif dan efisien.

MATERI III: Ranah Pengembangan Keprofesian Guru

            Ada empat ranah (taxonomy) yang tersedia untuk mewujudkan guru yang benar-benar profesional.

Keempat ranah yang dimaksud, yaitu: 1) penyediaan guru berbasis perguruan tinggi; 2) Induksi guru pemula

berbasis sekolah; 3) profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi; 4: profesionalisasi guru berbasis individu.

Untuk menjadi guru yang profesional, perlu perjalanan panjang. Diawali dengan penyiapan calon guru, rekrutmen,

penempatan, penugasan,, pengembangan profesi dan karir, hingga menjadi guru profesional sungguhan, yang

menjalani profesionalisasi secara terus-menerus.

Merujuk pada referensi berpikir di atas, guru profesional sesungguhnya adalah guru yang yang di dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bersifat otonom, menguasai kompetensi secara komperhensif, dan daya

intelektual tinggi. Selain itu, mereka memiliki kemandirian tinggi ketika berhadapan dengan birokrasi pendidikan

dan pusat-pusat kekuasaan lainnya. Ciri-ciri umum guru profesional yaitu: melakukan profesionalisasi diri;

memotivasi diri; memiliki disiplin diri; mengevaluasi diri; memiliki kesadaran diri; melakukan pengembangan diri;

menjadi pembelajar; melakukan hubungan efektif; berempati tinggi; dan taat asas pada kode etik.

Soal:

1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan profesi?

2. Sebutkan empat ranah untuk mewujudkan guru yang profesional?

3. Apa yang dimaksud Program Induksi Guru Pemula Berbasis Sekolah/Madrasah?

4. Siapa sajakah program peserta program induksi?

1. Mengapa perlu dilakukan penilaian kinerja guru?

Jawab:

1. Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan

ketrampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga

kependidikan lainnya.

Page 5: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

2. Keempat ranah yang dimaksud, yaitu: 1) penyediaan guru berbasis perguruan tinggi; 2) Induksi guru pemula

berbasis sekolah; 3) profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi; 4: profesionalisasi guru berbasis individu.

3. Program Induksi Guru Pemula Berbasis Sekolah/Madrasah adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja,

pengembangan, dan praktik pemecahan  berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran bagi guru pemula

pada  satuan pendidikan di tempat tugasnya.

4. Peserta program induksi adalah guru pemula berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang ditugaskan pada

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah  daerah, atau calon guru tetap bukan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditugaskan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

1. Karena Penilaian kinerja guru (teacher performance appraisal) merupakan salah satu langkah untuk

merumuskan program peningkatan kompetensi guru secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan amanat

yang tertuang pada Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk

mengetahui kemampuan guru yang sebenarnya dalam melaksanakan pembelajaran.

MATERI IV: Peran dan Tugas Guru

            Guru bermakna sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendididkan formal. Selain itu, Mujtahid

(2010) mengemukakan bahwa guru berperam sebagai perancang, penggerak, evaluator, dan motivator. Selain itu,

ke depannya guru diharapkan mampu memainkan peran: 1) sebagai penasihat; 2) sebagai subjek yang

memproduksi; 3) sebagai perencana; 4) sebagai inovator; 5) sebagai motivator; 6) sebagai pribadi yang memiliki

kemampuan; 7) sebagai pengembang; 8) sebagai penghubung; 9) dan sebagai pemelihara. Sehubungan dengan

itu, Menurut PP No. 74 Tahun 2008, jabatan guru yang “murni guru” terdiri dari tiga jenis, yaitu guru kelas, guru

bidang studi, dan guru mata pelajaran. Tigas jenis jabatan itu memiliki tugas masing-masing.

Soal:

1. Tuliskan peran guru menurut Mujtahid?

2. Sebutkan tiga jenis jabatan guru?

3. Peran apa yang harus dimainkan guru di masa sekarang?

4. Tuliskan tiga strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.?

1. Sebutkan tiga tugas guru kelas?

Jawab:

1. Mujtahid (2010) mengemukakan bahwa guru berperan sebagai perancang, penggerak, evaluator, dan motivator.

2. Jabatan guru yang “murni guru” terdiri dari tiga jenis, yaitu guru kelas, guru bidang studi, dan guru mata

pelajaran.

3. Guru di masa sekarang harus memainkan peran sebagai penasehat, sebagai subjek yang memproduksi, sebagai

perencana, sebagai inavator, sebagai motivator, sebagai pribadi yang mampu seseorang yang memiliki

kecakapan, sebagai pengembang, sebagai penghubung, dan sebagai pemelihara.

4. 1) Menjelaskan tujuan belajar kepada siswa; 2) Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi; dan 3)

Mendorong usaha persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Page 6: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

1. 1) Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan; 2) Menyusun silabus pembelajaran; dan 3)

Melaksanakan kegiatan pembelajaran.

MATERI V: Profesionalisasi Bidang Keadministrasian Pendidikan

1. A.    Esensi Administrasi Pendidikan

Administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan

materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan

efesien. Djam’an Satori mengemukakan bahwa administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses kerjasama

dengan memanfaatkan semua sumber personalia dan material yang tersedia untuk mencapai tujuan

1. B.     Administrasi atau Menejemen Pendidikan

Kata menejemen awalnya hanya populer di dunia bisnis komersial. Di dunia pendidikan, awalnya lebih dikenal

administrasi. Karena itu di lingkungan institusi pendidikan sangat populer istilah administrasi pendidikan,

administrasi sekolah, administrasi kelas, administrasi perpustakaan sekolah, administrasi keuangan sekolah,

administrasi sarana dan prasarana sekolah, administrasi layanan khusus, dan sebagainya.jika ditilik dari prosesnya

kerja atau fungsi organiknya, administrasi dan manajemen itu boleh dikatakan sama meski para ahi yang

mengatakan bahwa menejemen merupakan inti dari kegiatan atau proses administrasi.

Menurut Krajewski titik tekan manajemen terletak pada dimensi-dimensi lebih teknis dari usaha untuk mencapai

tujuan sedangkan administrasi disamping menyangkut tugas-tugas manajemen bagi pencapaiannya juga

menekankan pada penciptaan unitas dari dimensi- dimensi keorganisasian dan sasaran-sasaran yang diinginkan.

Dengan demikian istilah administrasi umumnya digunakan manakalah merujuk pada proses kerja manajerial

tingkat puncak dilihat dari konteks keorganisasiannya sedangkan istilah manajemen merujuk pada proses kerja

manajerial pada tingkat yang lebih operasional. Misalnya manajemen kelas, manajemen sumber daya, manajemen

manufaktur, manajemen sumber daya material, manajemen sarana dan prasarana, dan sebagainya.

1. Dua Pendekatan

Melihat dari defenisis administrasi dan manajemen yang diurai di atas, dari sisi proses tidak ada perbedaan antara

kedua istilah tersebut. Dengan demikian proses administrasi sama dengan proses manajemen. Tugas-tugas yang

ditransformasikan melalui proses tersebut sama. Karenanya pendekatan dalam administrasi dapat dilihat dari dua

sisi yaitu pendekatan fungsional dan pendekatan substansial. Pendekatan fungsional merujuk pada proses kerja

administrasi sedangkan pendekatan substansial merujuk pada tugas-tugas adaministrasi.

Soal:

1. Apa yang dimaksud administrasi pendidikan?

2. Apa yang membedakan antara administrasi pendidikan dan manajemen pendidikan?

3. Tuliskan secara umum fungsi substansial administrasi pendidikan bidang garapan!

4. Sebutkan tiga bidang administrasi pendidikan menurut Thomas J. Sergiovani!

Page 7: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

1. Tuliskan administrasi pendidikan dilihat dari sudut pandang pendekatan tugas!

Jawab:

1. Administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil

dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan

efesien.

2. Administrasi umumnya digunakan manakalah merujuk pada proses kerja manajerial tingkat puncak dilihat dari

konteks keorganisasiannya sedangkan istilah manajemen merujuk pada proses kerja manajerial pada tingkat

yang lebih operasional.

3. Secara umum fungsi substansial administrasi pendidikan bidang garapan yakni sumber daya manusia, sumber

belajar, dan sumber fasilitas dan dana.

4. 1) Administrasi pengajaran dan pengembangan kurikulum; 2) Administrasi kesiswaan; dan 3) Hubungan sekolah

dan masyarakat

5. Dilihat dari pendekatan tugas, administrasi sekolah mencakup tugas-tugas primer yang harus dilakukan di

sekolah. Substansi tugas ini akan optimal jika dilakukan dengan proses yang diorganisasikan secara efektif dan

efesian.

MATERI VI: Administrasi Pendidikan dalam Profesi Keguruan

1. A.    Manajemen Komponen Sekolah

Ada khilaf di antara para ahli mengenai istilah administrasi dan manajemen. Administrasi umumnya digunakan

bilamana pada proses kerja manajerial tingkat puncak (top menegement) yang dilihat dari konteks keorganisasian.

Sedangkan majemen merujuk pada proses kerja manajerial pada tingkat yang lebih operasional. Manajemen atau

pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan sekolah. Alasannya,

tanpa manjemen tidak mungkin tujuan pembelajaran di sekolah dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan

efisien. Sedangkan komponen-komponen sekolah itu adalah siswa, tenaga kependidikan (guru pegawai), kurikulum,

keuangan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan layanan khusus.

1. B.     Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran

            Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian integral dari manajemen berbasis

sekolah mencakup kegiatan perencanaan, pelaksaan, dan penilaian kurikulum.

1. C.    Manajemen Tenaga Kependidikan

Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelolah

tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Manajemen tenaga kependidikan (guru dan bukan guru), mencakup:

1) perencanaan pegawai; 2) penerimaan pegawai; 3) pembinaan dan pengembangan pegawai; 4) promosi dan

mutasi pegawai; 5) kompensasi; 6) penilaian pegawai; 7) pemberhentian/pemutusan hubungan kerja atau pensiun.

1. D.    Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik, yakni

mulai masuk sampai keluarnya siswa tersebut dari suatu sekolah.

Page 8: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

1. E.     Manajemen Keuangan dan Pembiayaan

Komponen utama dalam kemanajemen keuangan meliputi: 1) prosedur anggaran; 2) prosedur akuntansi keuangan;

3) pembelanjaan, pergudangan, dan prosedur pendistribusian; 4) prosdur investasi; dan 5) prosedur pemeriksaan.

Adapun dimensi pengeluaran yaitu biaya rutin dan biaya pembangunan.

1. F.     Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses

pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat, dan media

pengajaran. Adapun yang dimaksud prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang

jalannya proses belajar mengajar seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika

dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar-mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi,

halaman sekolah sekaligus sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

1. G.    Manajemen Hubungan sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada dasarnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam

membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai

sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Oleh karena itu,

begitu penting menjalin manajemen hubungan yang baik antara pihak sekolah dan pihak masyarakat.

1. H.    Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah.

Soal:

1. Apa yang dimaksud manajemen kurikulum dan program pengajaran?

2. Sebutkan ranah manajemen tenaga kependidikan!

3. Apa yang dimaksud manajemen kesiswaan?

4. Sebutkan komponen utama dalam manajemen keuangan!

1. Apa yang dimaksud sarana pendidikan?

Jawab:

1. Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian integral dari manajemen berbasis sekolah

mencakup kegiatan perencanaan, pelaksaan, dan penilaian kurikulum.

2. Manajemen tenaga kependidikan (guru dan bukan guru), mencakup: 1) perencanaan pegawai; 2) penerimaan

pegawai; 3) pembinaan dan pengembangan pegawai; 4) promosi dan mutasi pegawai; 5) kompensasi; 6)

penilaian pegawai; 7) pemberhentian/pemutusan hubungan kerja atau pensiun.

3. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik, yakni

mulai masuk sampai keluarnya siswa tersebut dari suatu sekolah.

Page 9: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

4. Komponen utama dalam kemanajemen keuangan meliputi: 1) prosedur anggaran; 2) prosedur akuntansi

keuangan; 3) pembelanjaan, pergudangan, dan prosedur pendistribusian; 4) prosdur investasi; dan 5) prosedur

pemeriksaan.

1. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang

proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat,

dan media pengajaran.

MATERI VII: Profesi Supervisor dan Supervisi Pembelajaran

1. A.    Definisi Supervisi

Supervisi adalah proses kerja supervisor dalam mendiagnosis, menentukan fokus, melakukan bimbingan

professional, dan menilai peningkatan profesionalitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, baik secara

individual maupun secara kolektif. Supervisi adalah proses bimbingan professional untuk meningkatkan derajat

profesionalitas guru bagi peningkatan mutu proses pendidikan dan pembelajaran, khususnya prestasi belajar siswa.

1. B.     Supervisi bukan Inspeksi

Inspeksi diambil dari bahasa Belanda, yaitu inspectie. Istilah ini bermakna memeriksa, melihat, menilik, bahkan

menginterogasi untuk mencari kesalahan subjek yang diinspeksi. Subjek yang melakukan tindakan inspeksi atau

yang menginspeksi disebut inspektur. Kegiatan dominan yang dilakukan oleh inspektur antara lain pengarahan

(directing), pelatihan (coaching), berbicara-langsung (direct-telling), pemeriksaan (controlling), pengoreksian

(correcting), penimbangan (judging), pengarahan (directing), memimpin (leading), pendemonstraian

(demonstration).

Sedangkan, supervisi merupakan kegiatan yang tidak dimaksudkan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan lebih

banyak mengandung unsur pembinaan, pengembangan profesi, dan sejenisnya agar kondisi guru yang sedang

disupervisi dapat diketahui kekurangannya. Langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan atas kinerja yang

lemah itu. Supervisi dilakukan untuk melihat pada bagian mana dari kegiatan guruyang masih lemah untuk

diupayakan menjadi positif, melihat bagaimana kegiatan guru yang sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih

baik lagi dan yang terpenting adalah pembinaannya. Subjek yang melakukan supervisi disebut supervisor.

1. C.    Tujuan Supervisi

Tujuan utama supervisi pembelajaran adalah meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa. Tujuan umum

supervisi dilihat dari prosesnya adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru agar mampu

meningkatkan kualitas kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan menjalankan proses belajar mengajar. Secara

khusus tujuan supervisi pembelajaran adalah:

1. Meningkatkan mutu kinerja guru;

2. Meningkatkan keefektifan implementasi kurikulum secara efektif dan efisien bagi kemajuan siswa dan generasi

mendatang;

3. Meningkatkan keefektifan dan keefisienan sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan

dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa;

Page 10: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

4. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal

untuk kemudian siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan;

5. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tenteram serta kondusif

yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

1. D.    Fungsi Supervisi dan Supervisor

Supervisi pembelajaran bersifat multifungsi. Pertama, meningkatkan mutu proses (suasana pembelajaran yang

sehat, dinamis, produktif, kreatif, adaptif, ekonomis, menyenangkan, dan sebagainya) dan hasil pembelajaran (nilai

tambah capaian kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa). Kedua, mendorong dan mengoptimasi unsur yang terkait

dengan proses pembelajaran. Fokusnya lebih pada hal-hal yang bersifat teknis administrative dan fasilitatif bagi

terlaksananya proses pembelajaran yang baik dan bermutu. Ketiga, fungsi membina dan memimpin. Muaranya

adalah semua sumber daya yang tersedia di sekolah dapat secara konsisten dan taat asas bekerja pada koridornya.

Made Pidarta (2009) merumuskan fungsi supervisor seperti berikut:

1. Sebagai perantara dalam menyampaikan minat para siswa, orang tua, dan program sekolah kepada pemerintah

dan badan-badan kompeten lainnya.

2. Memantau penggunaan dan hasil-hasil sumber belajar.

3. Merencanakan program pendidikan untuk generasi selanjutnya.

4. Mengembangkan program baru untuk jabatan baru yang diperkirakan dapat muncul.

5. Mengintegrasikan program yang diajukan pemerintah, ekonomi, perdagangan, dan industri.

6. Menilai dan meningkatkan atas makna gaya hidup.

7. Memilih inovasi yang konsiten dengan masa depan.

1. E.     Peranan Supervisor Pembelajaran

Menurut Oliva (1984), peran supervisor pembelajaran ada empat. Pertama, sebagai coordinator, yaitu

mengkoordinasikan program-program dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja guru dalam

pembelajaran dan harus membuat laporan mengenai pelaksanaan programnya. Kedua, sebagai konsultan,

supervisor harus memiliki kemampuan sebagai spesialis dalam masalah kurikulum, metodologi pembelajaran, dan

pengembangan staf, sehingga supervisor dapat membantu guru baik secara individual maupun kelompok. Ketiga,

sebagai pemimpin kelompok, supervisor harus memiliki kemampuan memimpin, memahami dinamika kelompok,

dan menciptakan pelbagai bentuk kegiatan kelompok. Keempat, sebagai evaluator, supervisor harus dapat

memberikan bantuan pada guru untuk dapat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum, serta harus

mampu membantu mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru, membantu melakukan penelitian dan

pengembangan dalam pembelajaran dan sebagainya.

1. F.     Tugas Pokok Supervisor Pembelajaran

Inti tugas pokok dan fungsi pengawa sekolah adalah menilai dan membina. Ada empat tugas utama pengawas

sekolah yaitu: (1) merencanakan penilaian yang dilengkapi dengan instrumennya; (2) melaksanakan penilaian

sesuai dengan kaidah-kaidah penilaian; (3) mengolah hasil penilaian dengan teknik-teknik pengolahan yang ilmiah;

dan (4) memanfaatkan hasil penilaian untuk perbagai keperluan. Pengawas sekolah haruslah memahami konsep

pembinaan, jenis-jenis pembinaan, strategi pembinaan, komunikasi dalam membina, hubungan antarpersonal

Page 11: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

dalam membina, dan sebagainya. Pengawas sekolah juga harus piawai merencanakan pembinaan, melaksanakan

pembinaan, menilai hasil pembinaan, dan menindaklanjuti hasil pembinaan.

1. G.    Kelengkapan Administrasi

No Indikator Operasional Kelengkapan Administrasi

1Melaksanakan pengawasan

terhadap 10 sampai dengan 15

sekolah dan membina 40 guru

hingga paling banyak 60 guru

1. Surat tugas dari dinas pendidikan yang dilampiri

dengan data sekolah dan jumlah guru.

2. Data pendidik dan tenaga kependidikan sekolah

binaan.

2 Menyusun program

pengawasan akademik dan

manajerial

1. Program tahunan pengawasan meliputi pengawasan

akademik dan manajerial, mencakup prioritas

pemantauan, pembinaan, dan penilaian (disusun oleh

kelompok pengawas sejenis tingkat kabupaten/kota)

2. Program semester pengawasan, berupa teknik

operasiaonal kegiatan individu; meliputi pengawasan

akademik dan manajerial yang memuat masalah

prioritas pembinaan, pemantauan, dan penilaian.

3Melaksanakan supervisi

akademik dalam menerapkan

standar isi, proses, penilaian,

dan SK

1. Dokumen hasil pemantauan kinerja sekolah dalam

menerapkan standar isi, proses, penilaian, dan standar

kompetensi lulusan (SKL), yang meliputi kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

2. Format isian rekaman kegiatan supervisi akademik

yang keabsahannya ditandai dengan tanda tangan

pendidik yang disupervisi dan dikuatkan tanda tangan

kepala sekolah atau ketua penyelenggara kegiatan.

3. Bukti fisik pengolahan data dan laporan pemantauan,

pembinaan, dan penilaian kinerja dalam penerapan

standar isi, proses, penilaian, dan SKL meliputi

perencanaan, pelaksanaan, dan output.

4. Lembar hasil refleksi dan rekomendas tingkat lanjut

perbaikan mutu berkelanjutan.

4 Melaksanakan supervisi

manajerial dalam menerapkan

standar pengelolaan, pendidik

dan tenaga kependidikan,

sarana dan prasarana, serta

pembiayaan.

1. Dokumen hasil pemantauan kinerja sekolah dalam

menerapkan standar pengelolaan, pendidik, dan

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta

pembiayaan yang meliputi kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian.

2. Format isian rekaman kegiatan supervisi akademik

Page 12: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

yang keabahannya ditandai dengan tanda tangan

personal yang disupervisi dan dikuatkan tanda tangan

kepala sekolah.

3. Bukti fisik pengolahan data dan laporan supervise

dalam penerapan standar pengelolaan, pendidik dan

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta

pembiayaan meliputi kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, dan output.

4. Lembar hasil refleksi dan rekomendasi tindak lanjut

perbaikan mutu berkelanjutan

5Melaksanakan penilaian kinerja

kepala sekolah dalam

melaksanakan tugas manajerial

dan akademik

1. Format isian bukti pelaksanaan penilaian

2. Instrumen penilaian

3. Data hasil penilaian

4. Lembar analisis dan rekomendasi tindak lanjut

perbaikan mutu berkelanjutan

6

Melaksanakan pembimbingan

dan pelatihan dalam rangka

meningkatkan mutu profesi

kepala sekolah, tenaga

pendidik, dan tenaga

kependidikan paling sedikit

melaksanakan tiga kali dalam

satu semester

1. Dokumen jadwal, tanggal, jam, tema, dan kompetensi

yang dikembangkan dalam bentuk workshop, seminar,

observasi, dan group conference, bimbingan teknis,

serta kunjungan sekolah melalui supervise manajerial

7 Menyusun laporan pelaksanaan

program pengawasan

1. Laporan tahunan pengawasan per sekolah yang

meliputi seluruh sekolah binaan yang ditekankan pada

pemetaan pencapaian tujuan pengawasan

2. Laporan semesteran pengawasan per sekolah yang

meliputi seluruh sekolah binaan yang ditekankan pada

pemetaanpencapaian tujuan pengawasan

8 Menyusun karya tulis laporan

hasil penelitian atau perbaikan

pelaksanaan tugas

1. Laporan penelitian tindakan kelas (PTK) atau laporan

penelitian tindakan sekolah (PTS)

1. H.    Prinsip Penyusunan Program

Dalam naskah bahan pelatihan pengawas (Depdiknas, 2008) dikemukakan bahwa terdapat beberapa prinsip yang

perlu diperhatikan dalam penyusunan program pengawas sekolah. Prinsip-prinsip tersebut antara lain berkaitan

dengan kontinyuasi, relevansi, kondisi nyata, dan fleksibilitas implementasinya.

1. I.     Prinsip-prinsip Supervisi

Page 13: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

Secara lebih sederhana dan mudah dipahami, Tahelele dan Indrafachrudi (1975) merumuskan prinsip-prinsip

supervisi sebagai berikut: (a) dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif, (b) kreatif dan konstruktif, (c) ilmiah

dan efektif, (d) dapat memberi perasaan aman pada guru-guru, (e) berdasarkan kenyataan, (f) memberi

kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan evaluasi diri.

Prinsip-prinsip itu hanya tercermin dalam konteks hubungan supervisor dengan guru, maupun di dalam proses

pelaksanaan supervisi secara keseluruhan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: objektif, transparan, akuntabel,

berkelanjutan, aplikatif, keyakinan, realisti, pendukungan, jejaring, kolaboratif, dan dapat diuji.

J. Tipe-tipe Supervisi Pembelajaran

            Tip-tipe supervisi pembelajarana yaitu, sebagai berikut: 1) Supervisi sebagai Inspeksi. Supervisi yang

Laissers Faire; 2) Supervisi yang Coersive; 3) Supervisi yang Bertipe training dan Guidance; 4) Supervisi

Demokratis.

K. Teknik Supervisi

Supervisor profesional bekerja dengan  kemampuan dan keterampilan teknis tingkat tinggi dalam melakssanakan

tugas-tugas supervisi. Supervisi pembelajaran dapat dilakukan dengan multipendekatan dan multimode.

Pelaksanaan supervisi pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah tertentu. Sudah menjadi pendapat umum

bahwa banyak guru yang mengalami masalah atau kesulotan dalam melaksanakan pembelajaran pada mata

pelajaran yang diampunya. Supervisi pembelajaran yang dilakukan pengawas sekolah kepada guru untuk

mengatasi masalah yang dialaminya dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran, baik proses maupun

hasilnya.

L. Pendekatan Supervisi Pembelajaran

Dalam pelaksanaan supervisi, karakteristik guru yang dihadapi oleh supervisor pasti pasti berbeda-beda.

Perbedaan tersebut dapat dilihat dari sisi usia dan kematangan, pengalaman kerja, motivasi maupun kemampuan

guru. Karena itu, supervisor harus menerapkan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik guru yang

dihadapinya. Apabila pendekatan yang diguinakan tidak sesuai, maka supervisi kemungkinan tidak akan berjalan

dengan efektif. Pendekatan supervisi pembelajaran yaitu supervisi alamiah; dan supervisi artistik

M. Perangkat Supervisi Pembelajaran

Otak manusia memilki keterbatasan. Karena itu, alat bantu menjadi penting untuk menutupi keterbatasan ini. Bagi

supervisor yang akan melaksanakan supervisi, perlu menyiapkan aneka instrumen yang dibutuhkan. Salah satu

perangkat yang digunakan dalam melaksanakan supervisi ialah instrumen observasi pembelajaran/check list

terutama untuk supervisi pembelajaran, termasuk supervisi klinis.

Page 14: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

N. Implementasi Teknik Supervisi

1. Observasi Kelas. Observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran.

Dengan observasi kelas, supervisor pembelajaran dapat melihat langsung kegiatan guru, murid dan masalah yang

timbul.

2. Saling Menguji. Kegiatan ini sangat bermanfaat, meski tidak terlalu mudah, terutama pada sekolah-sekolah yang

gurunya berbeban mengajar penuh.

3. Demonstrasi Mengajar. Demonstrasi mengajar harus dilakukan oleh supervisor yang benar-benar ahli di

bidangnya dan berkinerja baik.

4. Kaji Tindak. Fokus utama kaji tindak adlah guru untuk meneliti dan terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri

selama proses pembelajaran.

Soal:

1. Apa yang dimaksud supervisi?

2. Tuliskan tujuan utama supervisi!

3. Sebutkan fungsi supervisi!

4. Sebutkan empat peran supervisor menurut Olivia!

5. Sebutkan tugas utama pengawas sekolah!

Jawab:

1. Supervisi adalah proses kerja supervisor dalam mendiagnosis, menentukan fokus, melakukan bimbingan

professional, dan menilai peningkatan profesionalitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, baik

secara individual maupun secara kolektif.

2. Tujuan utama supervisi pembelajaran adalah meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa.

3. Supervisi pembelajaran bersifat multifungsi. Pertama, meningkatkan mutu proses (suasana pembelajaran yang

sehat, dinamis, produktif, kreatif, adaptif, ekonomis, menyenangkan, dan sebagainya) dan hasil pembelajaran

(nilai tambah capaian kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa). Kedua, mendorong dan mengoptimasi unsur yang

terkait dengan proses pembelajaran.

4. Pertama, sebagai coordinator, yaitu mengkoordinasikan program-program dan bahan-bahan yang dibutuhkan

untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran dan harus membuat laporan mengenai pelaksanaan

programnya. Kedua, sebagai konsultan, supervisor harus memiliki kemampuan sebagai spesialis dalam masalah

kurikulum, metodologi pembelajaran, dan pengembangan staf, sehingga supervisor dapat membantu guru baik

secara individual maupun kelompok. Ketiga, sebagai pemimpin kelompok, supervisor harus memiliki kemampuan

memimpin, memahami dinamika kelompok, dan menciptakan pelbagai bentuk kegiatan kelompok. Keempat,

sebagai evaluator, supervisor harus dapat memberikan bantuan pada guru untuk dapat mengevaluasi

pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum, serta harus mampu membantu mengidentifikasi permasalahan yang

dihadapi guru, membantu melakukan penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran dan sebagainya.

1. (1) merencanakan penilaian yang dilengkapi dengan instrumennya; (2) melaksanakan penilaian sesuai dengan

kaidah-kaidah penilaian; (3) mengolah hasil penilaian dengan teknik-teknik pengolahan yang ilmiah; dan (4)

memanfaatkan hasil penilaian untuk perbagai keperluan.

MATERI VIII: Profesi Supervisor Klinis untuk Perbaikan Pembelajaran

Page 15: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

1. A.      Supervisi Klinis

Seorang supervisi pembelajaran yang profesional mampu melakukan pendekatan klinis dalam pelaksanaan

tugasnya. Supervisi klinis di bidang pendidikan tidak hanya diilhami oleh prinsip-prinsip klinikal di bidang

kedokteran, melainkan juga beranjak dari ajaran psikologi. Mengikuti logika itu, pelaksanaan supervisi klinis untuk

meningkatkan kemampuan profesional guru dilakukan melalui tahapan-tahapan: a) praobservasi, b) observasi, c)

analisis permasalahan.

1. B.       Definisi Supervisi Klinis

Supervisi klinis adalah bantuan profesioanl kesejawatan oleh supervisor kepada guru yang mengalami masalah

dalam pembelajaran agar yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah yang

sistematis, dimulai dari tahap perencanaan, pengamatan perilaku guru mengajar, analisis perilaku, dan tindak

lanjut.

1. C.      Ciri-Ciri Supervisi Klinis

Pelaksanaan supervisi klinis yang baik memiliki ciri-ciri yaitu:

1. Bimbingan supervisi pengajaran kepada guru bersifat hubungan pembantuan, bukan perintah atau instruksi.

2. Kesepakatan antaar guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang paling penting

merupakan hasil diskusi bersama.

3. Instrumen supervisi klinis dikembangakan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor.

4. Guru melakuakn persiapan-persiapan dengan mengindentifikasi aspek-aspek kelemahan-kelemahannya yang

dipandang perlu diperbaiki.

5. Supervisi lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan.

6. D.      Karakteristik Supervisi Klinis

1. Perbaikan proses pembelajaran mengharuskan guru mempelajari kemampuan intelektual dan keterampilan

teknis.

2. Fungsi utama supervisor adalah menginformasikan beberapa kemampuan dan keterampilan, seperti: a)

kemampuan dan keterampilan menganalisis proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan, b)

kemampuan dan keterampilan mengembangkan kurikulum dalam proses pembelejaran, c) kemampuan dan

keterampilan guru melakukan evaluasi dan tindak lanjut.

3. Berfokus pada: a) perbaikan mutu proses dan hasil pemebelajaran, b) perbaikan kinerja guru-guru pada hal-hal

spesifik yang masih memerlukan penyempurnaan, dan c) upaya perbaikan didasari atas kesepakatan bersama

dan pengalaman masa lampau.

4. Hubungan pembantuan antara supervisor dengan yang disupervisi mengedepankan dimensi kolegalitas.

5. Tindakan supervisor menemukan kelemahan atau kekurangan guru semata-mata diperuntukkan bagi upaya

perbaikan, bukan untuk keperluan penilaian atas prestasi individual guru.

6. Urgensi Supervisi Klinis

1. Menghindarkan guru dari jebakan penurunan motivasi dan kinerja dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Page 16: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

2. Menghindarkan guru dari upaya menutupi kelemahannya sendiri melalui cara-cara dialog terbuka dengan

supervisiornya.

3. Menghindarkan ketiadaan respon dari supervisor atas praktik profesional yang telah memenuhi standar

kompetensi dan kode etik atau yang masih di bawah standar.

4. Mendorong guru untuk selalu adaptif terhadap kemajuan Iptek dalam proses pembelajaran.

5. Menjaga konsistensi guru agar tidak kehilangan identitas diri sebagai penyayang profesi yang terhormat dan

bermanfaat bagi kemajuan generasi.

6. Tujuan Supervisi Klinis

1. Menjaga konsistensi motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

2. Mendorong keterbukaan guru kepada supervisor mengenai kelemahan-kelemahannya sendiri dalam

melaksanakan pembelajaran.

3. Menciptakan kondisi agar guru terus menjaga dan meningkatan mutu praktik profesional seseuai dengan

standar kompetensi dan kode etik yang telah ditetapkan dan disepakati.

4. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan pembelajaran yang

berkualitas, baik proses maupun hasilnya.

5. Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan

jalan meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, wawasan umum, dan keterampilan khusus

yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

6. Prinsip-prinsip Supervisi Klinis

1. Hubungan supervisor dengan guru didasari semangat kolegialitas yang taat asas.

1. Setiap kelemahan atau kesalahan guru semata-mata digunakan untuk tindakan perbaikan, tanpa secara

eksplisit melabeli guru belum profesional.

2. Menumbuhkembangkan posisi guru, mulai dari tidak profesioanal sampai profesional sungguhan.

3. Hubungan antara supervisor dengan guru dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel.

4. Diskusi dan pengkajian atas umpan balik yang segera atau yang diketahui kemudian bersifat demokratis

dan didasarkan pada data hasil pengamatan.

5. Model-model Supervisi Klinis

1. Model Pengembangan

Konsepsi dasar supervisi klinis model pengembangan (developmental models of clinical supervision) adalah

keyakinan bahwa individu tumbuh secara kontinyu (concontinously growing), ketika dia melalui tindakan secara

benar, menjalankannya secara baik, dan menjalani pertumbuhan secara berpola.

1. Model Terpadu

Model terpadu ini sering juga disebut sebagai model diskriminasi (discrimination model). Model ini menekankan

pada tiga area fokus pengembangan keterampilan, yaitu proses, konseptualisasi, dan personalisasi.

1. Model  Orientasi Spesifik

Page 17: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

Pada konteks supervisi klinis, aplikasi model ini pada tahap awal menjelma sebagai suatu tahapan, dimana ketika

supervisor bertatap muka dengan yang disupervisi, mereka harus menunjukkan keahlian dan kelemahannya. Ini

berarti, keduanya bisa saling memengaruhi satu sama lain. Pada tahap selanjutnya, bukan tidak mungkin di antara

mereka muncul konflik, sikap bertahan, menghindar, bahkan menyerang. Pada tahap ini supervisor harus

menunjukkan peranya sebagai “pengendali” dalam kerangka supervisi. Pada tahap akhir, supervisor lebih banyak

diam dan mendorong subjek yang disupervisi untuk tumbuh mandiri dengan caranya sendiri.

1. Teknik Komunikasi dalam Supervisi Klinis

Dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya, supervisor pembelajaran berkomunikasi dengan guru yang

disupervisi. Ahli komunikasi umumnya sependapat bahwa komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian

informasi dari pengirim kepada penerima pesan, dimana pesan itu disampaikan melalui media atau tanda-tanda

dengan menggunakan bahasa tertentu yang saling dimengerti untuk mencapai suatu tujuan.

1. Komunikasi Klinis

Ada dua sikap supervisor pembelajaran yang mempengaruhi proses berkomunikasi, yaitu sikap yang menghambat

dan sikap yang membantu. Dua sikap pengirim pesan yang menghambat dan membantu proses komunikasi

menurut Jack R. Gibb (1970) dalam “Journal of Communication” seperti berikut ini:

1. Evaluasi – Deskripsi

2. Penguasaan – Permasalahan

3. Manipulasi – Spontanitas

4. Tidak memperhatikan – Memperhatikan

5. Bersikap super – Menyamakan diri

6. Kaku – Luwes

7.  Keputusan Berbasis Konsultasi

8. Pendekatan GATHER

Pendekatan GATHER  sudah lama digunakan dalam konsultasi pelayanan             keluarga berencana (KB) untuk

membentuk klien memilih metode kontrasepsi yang         paling baik dan sesuai.

1. Pendekatan REDI

Pendekatan ini dikenal dengan 4 tahapan REDI yaitu:

Tahap 1: Rapport building (membina hubungan)

Tahap 2: Exploration (eksplorasi)

Tahap 3: Decision making (pengambilan keputusan)

Page 18: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

Tahap 4: Implementing of decision (pelaksanaan keputusan)

Soal:

1. Apa yang dimaksud supervisi klinis?

2. Sebutkan minimal dua ciri-ciri supervisi klinis!

3. Tuliskan fungsi utama supervisor!

4. Sebutkan minimal dua tujuan supervisi klinis!

5. Apa konsepsi dasar supervisi klinis model pengembangan?

Jawab:

1. Supervisi klinis adalah bantuan profesioanl kesejawatan oleh supervisor kepada guru yang mengalami masalah

dalam pembelajaran agar yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah yang

sistematis, dimulai dari tahap perencanaan, pengamatan perilaku guru mengajar, analisis perilaku, dan tindak

lanjut.

2. 1) Bimbingan supervisi pengajaran kepada guru bersifat hubungan pembantuan, bukan perintah atau instruksi;

dan 2) Kesepakatan antaar guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang paling

penting merupakan hasil diskusi bersama.

3. Fungsi utama supervisor adalah menginformasikan beberapa kemampuan dan keterampilan, seperti: a)

kemampuan dan keterampilan menganalisis proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan, b) kemampuan

dan keterampilan mengembangkan kurikulum dalam proses pembelejaran, c) kemampuan dan keterampilan guru

melakukan evaluasi dan tindak lanjut.

4. 1) Menjaga konsistensi motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran; dan 2) Mendorong

keterbukaan guru kepada supervisor mengenai kelemahan-kelemahannya sendiri dalam melaksanakan

pembelajaran.

5. Konsepsi dasar supervisi klinis model pengembangan (developmental models of clinical supervision) adalah

keyakinan bahwa individu tumbuh secara kontinyu (concontinously growing), ketika dia melalui tindakan secara

benar, menjalankannya secara baik, dan menjalani pertumbuhan secara berpola.

MATERI IX: Bimbingan dan Konseling Di Sekolah

1. A.      Latar Belakang Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk pelayanan yang dilakukan oleh guru pembimbing

(konselor), guna membantu siswa dalam memenuhi kebutuannya di sekolah. Dalam memenuhi kebutuhan siswa,

terutama dalam proses belajar mengajar, guru pembimbing hendaknya bekerjasama dengan staf sekolah,

khususya dengan gurumata pelajaran.

1. B.         Hakikat Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “guidance”  dan “conseling” dalam bahasa Inggris.

Guidance berasal dari akar kata “guide” yang berati mengarahkan, memandu, menyetir, dan mengelola. Jadi,

Page 19: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

bimbingan dan konseling adalah upaya untuk membimbing dan mengarahkan suatu masalah yang dimiliki klien

sehingga masalah tersebut dapat teratasi. Proses pembimbingan dan konseling dilakukan oleh konselor.

1. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

1. Bimbingan diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkembang.

2. Bimbingan diperuntukkan bagi semua siswa.

3. Bimbingan dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi perkembangan siswa.

4. Bimbingan berdasarkan kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan.

5. Bimbingan adalah bagian terpadu dari proses pendidikan.

6. Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya.

7. Asas Bimbingan dan Konseling

1. Asas kerahasiaan,

2. Asas kesukarelaan,

3. Asas keterbukaan,

4. Asas kegiatan,

5. Asas kemandirian,

6. Asas kekinian,

7. Asas kedinamisan,

8. Asas keterpaduan,

9. Asas kenormatifan,

10. Asas keahlian,

11. Asas ahli tangan,

12. Asas tut wuri handayani,

13. Orientasi dan Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

1. Bimbingan merupakan suatu proses yang mengadung makna bahwa bimbingan itu merupakan kegiatan

yang berkesinambungan, berlangsung terus-menerus, bukan kegiatan seketika dan kebetulan.

2. Bimbingan merupakan “helping”, yang identik artinya dengan aiding, assisting, atau availing, yang artinya

adalah bantuan atau pertolongan.

3. Bantuan itu diberikan kepada individu.

4. Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal.

5. Bimbingan konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan.

6. Ruang Lingkup Layanan dan Bimbingan Konseling

1. Keterkaitan antara bidang pelayanan bimbingan konseling dan bidang-bidang lainnya.

2. Tanggung jawab Guru Pembimbing/Konselor

Page 20: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

3. Bidang jenis Layanan, Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

4. Kode Etik

Pendapat Bimo Walgito (Sutjipto, 1994) tentang butir-butir rumusan kode etik bimbingan dan konseling sebagai

berikut:

1. Membimbing atau pejabat lain yang memegan jabatan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan harus

memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.

2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan

membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya. Karena itu pembimbing jangan sampai mencampuri

wewenang serta tanggung jawab.

3. C.        Pengelolaan Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Organisasi layanan Bimbingan dan Konseling.

2. Peran guru dalam layanan bimbingan dan konseling.

Soal:

1. Jelaskan yang dimaksud bimbingan dan konseling?

2. Sebutkan minimal tiga prinsip bimbingan dan konseling!

3. Tuliskan maksimal empat asas bimbingan dan konseling!

4. Tuliskan rumusan kode etik bimbingan dan konseling menurut Bimo Walgito!

1. Tuliskan ranah organisasi layanan bimbingan dan konseling!

Jawab:

1. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk pelayanan yang dilakukan oleh guru pembimbing

(konselor), guna membantu siswa dalam memenuhi kebutuannya di sekolah. Proses pembimbingan dan konseling

dilakukan oleh konselor.

2. 1) Bimbingan diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkembang; 2) Bimbingan

diperuntukkan bagi semua siswa; dam 3) Bimbingan dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi

perkembangan siswa.

3. 1) Asas kerahasiaan; 2) Asas kesukarelaan; 3) Asas keterbukaan; dan 4) Asas kegiatan.

4. 1) Membimbing atau pejabat lain yang memegan jabatan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan harus

memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling; dan 2) Pembimbing harus berusaha semaksimal

mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau

wewenangnya.

1. 1) Organisasi pelayanan BK di SMU; 2) Personil pelaksana; dan 3) Program pelayanan.

MATERI X: Implementasi KTSP

1. A.    Komponen KTSP

KTSP memiliki empat komponen, yaitu (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan muatan

KTSP, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP).

Page 21: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

1. B.     Pengembangan Silabus

Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi

pelajaran (Salim, 1987: 98). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum

berupa penjabaran lebih lanjut dari SK dan KD yang ingin dicapai, dan materi pokok serta uraian materi yang perlu

dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai SK dan KD. Seperti diketahui, dalam pengembangan kurikulum dan

pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditentukan SK yang berisikan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

yang ingin dicapai, materi yang harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem evaluasi

untuk mengetahui pencapaian SK. Dengan kata lain, pengembangan kurikulum dan pembelajaran menjawab

pertanyaan (1) Apa yang akan diajarkan (SK, KD, dan Materi Pembelajaran); (2) Bagaimana cara melaksanakan

kegiatan pembelajaran, metode, media); (3) Bagaimana dapat diketahui bahwa SK dan KD telah tercapai (indikator

dan penilaian).

Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasaan

untuk mengembangkan kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat

mempertajam kemampuan afektif dan psikomotoriknya serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup (life

skill).

1. C.    Unit Waktu dan Pengembangan Silabus

Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk setiap mata pelajaran

selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus suatu mata pelajaran

memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain

yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan SK

dan KD untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.

Pengembangan silabus dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis pada satu sekolah atau beberapa

sekolah pada kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Silabus dapat disusun secara mandiri oleh

kelompok guru mata pelajaran sejenis pada setiap sekolah apabila guru-guru di sekolah yang bersangkutan mampu

mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/ madrasah dan lingkungannya. Sekolah/madrasah yang

belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah/madrasah lain

melalui forum MGMP untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh

sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dalam lingkup MGMP setempat. Sekolah dapat pula mengadaptasi atau

mengadopsi contoh model yang dikeluarkan oleh BSNP.

1. D.    Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

1.             Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

2. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran

3.  Melakukan Pemetaan Kompetensi

4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

5.  Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

6. Penentuan Jenis Penilaian

Page 22: KOnsep Dasar Profesi Keguruan sopian22

7. Menentukan Alokasi Waktu.

8.  Menentukan Sumber Belajar

9. E.     Pelaksanaan Penyusunan KTSP

1. Analisis Konteks

2. Mekanisme Penyusunan

1. Tim Penyusun

2. Kegiatan

3. Pemberlakuan

Soal:

1. Tuliskan komponen KTSP!

2. Apa saja yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran?

3. Apa saja prinsip-prinsip yang harus diperhatikan untuk memeroleh silabus yang baik?

4. Sebutkan minimal tiga langkah-langkah pengembangan silabus!

5. Tuliskan tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus (SDLB,SMPLB, dan SMALB)!

Jawab:

1. KTSP memiliki empat komponen, yaitu (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan muatan

KTSP, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP).

2. Dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, yang perlu diperhatikan yaitu terlebih dahulu perlu

ditentukan SK yang berisikan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang ingin dicapai, materi yang

harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem evaluasi untuk mengetahui pencapaian SK.

3. Prinsip-prinspi yang harus diperhatikan yaitu: 1) Ilmiah; 2) Relevan; 3) Sistematis; 4) Konsisten; 5) Memadai; 6)

Aktual dan Kontekstual; 7) Fleksibel; dan 8) Menyeluruh.

4. 1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar; 2) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran; dan 3)

Melakukan Pemetaan Kompetensi.

5. Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus (SDLB,SMPLB, dan SMALB)  terdiri atas guru, konselor,

kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.