makalah profesi keguruan 5

29
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN 1. Kompetensi Kompetensi secara umum merupakan bagian dari kepribadian individu yang relatif dan stabil, dan dapat dilihat serta diukur dari perilaku individu yang bersangkutan, di tempat kerja atau dalam berbagai situasi. Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. 2. Profesional Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang- senang, atau untuk mengisi waktu luang. v Profesional adalah : - Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. - Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 23-Jun-2015

349 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah profesi keguruan 5

BAB II

PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN

1.      Kompetensi

Kompetensi  secara umum merupakan bagian dari kepribadian individu yang relatif dan

stabil, dan dapat dilihat serta diukur dari perilaku individu yang bersangkutan, di tempat kerja

atau dalam berbagai situasi.

Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau

kecakapan.

Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan

kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.

2.      Profesional

Profesional  adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup

dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional

adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan

terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain

melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi

waktu luang.

v  Profesional adalah :

- Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

- Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

- Hidup dari situ.

- Bangga akan pekerjaannya.

Profesional itu adalah seseorang yang memiliki 3 hal pokok dalam dirinya, Skill, Knowledge,

dan Attitude! Skill disini berarti adalah seseorang itu benar-benar ahli di bidangnya.

Knowledge, tak hanya ahli di bidangnya..tapi ia juga menguasai, minimal tahu dan

berwawasan tentang ilmu2 lain yang berhubungan dengan bidangnya.

Dan yang terakhir Attitude, bukan hanya pintar dan cerdas…tapi dia juga punya etika yang

diterapkan dalam bidangnya.

3.      Kompetensi professional

Kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi pelajaran secara luas dan

mendalam. Dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai kompetensi yang telah

Page 2: Makalah profesi keguruan 5

ditetapkan dalam kurikulum guru perlu menentukan materi pelajaran yang tepat. Materi

pelajaran yang hendak disajikan harus dikuasi dengan sungguh-sungguh keluasan dan

kedalamannya oleh guru sehingga guru dapat mengorganisasikannya dengan tepat baik dari

segi kompleksitasnya (dari yang mudah kepada yang sulit, dari yang konkret kepada yang

kompleks) maupun dari segi keterkaitannya (dari yang harus lebih awal muncul sebagai dasar

bagi bagian berikutnya). Bahan pelajaran yang diorganisasikan dengan tepat selain

memudahkan guru dalam menyajikannya, juga dapat memudahkan siswa untuk memilikinya.

Guru yang kurang menguasai bahan pelajaran yang diajarkan dapat berakibat patal, baik

terhadap rasa percaya dirinya, kewibawaannya, kepercayaan siswa dan tentunya terhadap

hasil pembelajaran.

Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru

yang kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat

diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya

dengan kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam

mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran,

kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-

sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran

dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan

peserta didik hanya mendengarkan.

B.       SIKAP PROFESIONAL KEGURUAN

Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat

menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat

sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu

sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru

meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan

pada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara begaul baik

dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian

masyarakat luas.

Walaupun segala perilaku guru selalu di perhatikan masyarakat, tetapi yang akan dibicarakan

dalam bagian ini adalah khusus prilaku guru yang berhubungan dengan profesinya. Hal ini

berhubungan dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta

mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola tingkah laku guru yang

Page 3: Makalah profesi keguruan 5

berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan sasarannya, yakni sikap profesional

keguruan terhadap:

1.         Peraturan perundang-undangan

2.         Organisasi profesi

3.         Teman sejawat

4.         Anak didik

5.         Tempat kerja

6.         Pemimpin

7.         Pekerjaan

C.       SASARAN SIKAP PROFESIONAL

1.    Sikap terhadap peraturan perundang-undangan

Guru merupakan unsur aparatur Negara dan abdi Negara. Karena itu, guru mutlak perlu

mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan, sehingga

dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan tersebut.

Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan ialah segala peraturan-peraturan

pelaksanaan baik yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di pusat

maupun di daerah, maupun departemen lain dalam rangka pembinaan pendidikan di Negara

kita.

2.    Sikap Terhadap Organisasi Profesi

Guru secara bersama-sama memeliharan dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai

sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukan kepada kita betapa pentingnya

peranan organisasi profesi sebagai wadah dan sarana pengabdian. PGRI sebagai organisasi

profesi, memerlukan pembinaan, agar lebih berdaya guna dan berhasil guna sebagai wadah

usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Keberhasilan usaha tersebut

sangat bergantung kepada kesadaran para anggotanya, rasa tanggung jawab, dan kewajiban

para anggotanya.

Dalam dasar keenam dari Kode Etik ini dengan gamblang juga dituliskan, bahwa Guru

secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan, dan meningkatkan mutu dan martabat

profesinya. Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk

selalu meningkatkan mutu dan martabat profesi guru itu sendiri.

Untuk meningkatkan mutu suatu profesi, khususnya profesi keguruan, dapat dilakukan

dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan penataran, lokakarya, pendidikan

lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan, dan berbagai kegiatan akademik

Page 4: Makalah profesi keguruan 5

lainnya. Jadi, kegiatan pembinaan profesi tidak hanya terbatas pada pendidikan prajabatan

atau pendidikan lanjutan di perguruan tinggi saja, melainkan dapat juga dilakukan setelah

yang bersangkutan lulus dari pendidikan prajabatan ataupun sedang dalam melaksanakan

jabatan.

3.    Sikap Terhadap Teman Sejawat

Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahwa “Guru memelihara hubungan seprofesi,

semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.” Ini berarti bahwa: (1) Guru hendaknya

menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, dan (2)

Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dn kesetiakawanan

sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya.

Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa pentingnya

hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang

mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat

dari dua segi, yakni hubungan forman dan hubungan kekeluargaan.

Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan tugas

kedinasan. Sedangkan hubungan kekeluargaan ialah hubungan persaudaraan yang perlu

dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka

menunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi dalam membawakan misalnya sebagai

pendidik bangsa.

a.         Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja

Berhasil tidaknya sekolah membawakan misinya akan banyak bergantung kepada semua

manusia yang terlibat di dalamnya. Agar setiap personel sekolah dapat berfungsi

sebagaimana mestinya, mutlak adanya hubungan yang harmonis di antara sesama personil

yaitu hubungan yang baik antar kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala

sekolah dengan semua personel sekolah lainnya. Semua personel sekolah ini harus dapat

menciptakan hubungan yang baik dengan anak didiknya di sekolah tersebut.

Dalam suatu pergaulan hidup, bagaimanapun kecilnya jumlah manusia, akan terdapat

perbedaan-perbedaan pemikiran, perasaan, kemauan, sikap, watak, dan lain sebagainya.

Sekalipun demikian hubungan tersebut dapat berjalan lancar, tenteram, dan harmonis, jika di

antara mereka tumbuh sikap saling pengertian dan tenggang rasa antara satu dengan yang

lainnya.

Oleh sebab itu, agar jangan terjadi kaadaan yang berlarut-larut, kita perlu saling maaf-

memaafkan dan memupuk suasana kekeluargaan yang akrab antara sesama guru dan aparatur

di sekolah.

Page 5: Makalah profesi keguruan 5

b.         Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Sekitar

Kalau kita ambil sebagai contoh profesi keguruan, maka dalam sumpah guru yang diucapkan

pada awal atau persiapan pengawasan ujian nasional, antara lain terdapat kalimat yang

menyatakan bahwa tiap pengawas (guru) tidak akan melakukan kecurangan selama proses

ujian berlangsung.

Profesi keguruan masih memerlukan pembinaan yang sungguh-sungguh. Rasa persaudaraan

masih perlu ditumbuhkan sehingga kelak akan dapat kita lihat bahwa hubungan guru dan

teman sejawatnya berlangsung dengan baik.

4.    Sikap Terhadap Anak Didik

Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan pengetahuan atau

perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan perkembangan seluruh

pribadi peserta didik, baik jasmani, rohani, sosial, maupun yang lainnya yang sesuai dengan

hakikat pendidikan. Ini dimaksudkan agar peserta didik pada akhirnya akan dapat menjadi

manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupannya sebagai insan

dewasa.

5.    Sikap Terhadap Tempat Kerja

Suasana yang baik di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas. Untuk menciptakan

suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: (a) guru sendiri, (b)

hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekeliling.

Guru harus aktif mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik dengan

penggunaan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar yang

cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendekatan lainnya yang

diperlukan. Dalam menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, sekolah dapat

mengambil prakarsa, misalnya dengan cara mengundang orang tua sewaktu pengambilan

rapor, mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar, mengikutsertakan

persatuan orang tua siswa atau BP3 dalam membantu meringankan permasalahan sekolah,

terutama menanggulangi kekurangan fasilitas ataupun dana penunjang kegiatan sekolah.

6.    Sikap Terhadap Pemimpin

Kerjasama yang dituntut pemimpin tersebut diberikan berupa tuntutan akan kepatuhan dalam

melaksakan arahan dan petunjuk yang diberikan mereka, juga dapat diberikan dalam bentuk

usulan dan malahan kritik yang membangun demi pencapaian tujuan yang telah digariskan

bersama dan kemajuan organisasi. Dapat kita simpulkan sikap seorang guru terhadap

pemimpin harus positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program

yang sudah disepakati, baik disekolah maupun diluar sekolah.

Page 6: Makalah profesi keguruan 5

7.  Sikap Terhadap Pekerjaan

Agar dapat memberikan layanan yang memuaskan masyarakat, guru harus selalu dapat

menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan

masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan para orang tuanya. Keinginan dan permintaan ini

selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Guru selalu dituntut untuk

secara terus-menerus meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan

mutu layanannya.

Untuk meningkatkan mutu profesi secara sendiri-sendiri, guru dapat melakukannya secara

formal maupun informal. Secara formal, artinya guru mengikuti berbagai pendidikan lanjutan

atau kursus yang sesuai dengan bidang tugas , keinginan, waktu, dan kemampuannya. Secara

informal guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui massa media

seperti televisi, radio, majalah ilmiah, Koran, dan sebagainya, ataupun membaca buku teks

dan pengetahuan lainnya yang cocok dengan bidangnya.

D.      PENGEMBANGAN SIKAP PROFESIONAL

Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu professional, maupun mutu layanan, guru

harus pula meningkatkan sikap profesionalnya.

1.         Pengembangan Sikap Selama Pendidikan Prajabatan

     Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan nanti. Pembetukan sikap yang baik tidak

mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di

lembaga pendidikan guru.

2.         Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan

            Peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti

penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal media

massa televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya.

E.       KOMPONEN-KOMPONEN KOMPETENSI PROFESIONAL

Kompetensi professional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki

seorang guru. Ada beberapa pandangan para ahli mengenai kompetensi professional.

v  Menurut Cooper ada 4 komponen kompetensi professional, yaitu;

a.         Mempunyai  pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia

b.        Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya

Page 7: Makalah profesi keguruan 5

c.         Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang

studi yang dibinanya

d.        Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar

v  Sedangkan menurut (Johnson, 1980) mencakup:

a.         Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan

dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan yang diajarkannya itu

b.        Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan

c.         Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan pembelajaran siswa

v  Serta menurut Depdikbud, (1980) ada 10 kemampuan dasar guru, yaitu:

a.         Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya

b.        Pengelolaan program belajar mengajar

c.         Pengelolaan kelas

d.        Penggunaan media dan sumber pembelajaran

e.         Penguasaan landasan-landasan kependidikan

f.         Pengelolaan interaksi belajar mengajar

g.        Penilaian prestasi siswa

h.        Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan

i.          Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah

j.          Pemahaman dan prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk

kepentingan peningkatan mutu pelajaran

    

Ø  Dari beberapa pandangan tersebut di atas dapat duraikan sebagai berikut:

A.       Penguasaan Bahan Bidang Studi

Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan bidang studi.

Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Yang dimaksud

dengan kemampuan menguasai bahan bidang studi menurut Wijaya (1982) adalah

kemampuan mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengintesiskan, dan

mengevaluasikan sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarkannya. Ada dua hal dalam

menguasai bahan bidang studi :

1.        Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah

Untuk menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah dapat dilakukan dengan cara :

a.         Mengkaji bahan kurikulum bidang studi

b.        Mengkaji isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan

Page 8: Makalah profesi keguruan 5

c.         Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang

bersangkutan.

2.        Menguasai bahan pendalaman atau aplikasi bidang studi. Hal ini dilakukan dengan

cara :

a.         Mempelajari ilmu yang relevan,

b.        Mempelajari aplikasi bidang ilmu kedalam bidang ilmu lain (untuk progam-progam

studi tertentu),

c.         Mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.

B.       Pengelolaan Program Belajar Mengajar

Menurut Sciever (1991) : kemampuan mengelola program belajar mengajar dapat dilakukan

dengan cara berikut ini :

1.        Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini dilakukan dengan cara :

a.         Mengkaji kurikulum bidang studi,

b.        Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional,

c.         Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkut, serta

d.        Merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan.

2.        Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar. Kemampuan ini dapat dilakukan

dengan cara :

a.         Mempelajari macam-macam metode mengajar, dan

b.        Menggunakan macam-macam metode mengajar.

3.        Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan ini dapat

dilakukan dengan cara :

a.         Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar,

b.        Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar,

c.         Merencanakan program pelajaran, serta

d.        Menyusun satuan pelajar.

4.        Melaksanakan program belajar mengajar. Kemampuan ini dapat dilakukan dengan

cara :

a.         Mempelajari fungsi dan peran guru dalam proses belajar mengajar,

b.        Menggunakan alat bantu belajar mengakar,

c.         Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar,

d.        Memonitor proses belajar peserta didik, serta

e.         Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi sekelas.

Page 9: Makalah profesi keguruan 5

5.        Mengenal kemampuan (entry behavior) anak didik. Kemampuan ini dilakukan dengan

cara :

a.         Mempelajari tingkat perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian

prestasi belajar,

b.        Mempelajari prosedur dan tekhnik untuk mengidentifikasi kemampuan peserta didik,

serta

c.         Menggunakan prosedur dan tekhnik untuk mengidentifikasi kemampuan peserta

didik.

6.        Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial. Kemampuan ini dapat

dilakukan dengan cara :

a.         Mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar,

b.        Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik,

c.         Menyusun rencana pengajaran remedial, serta

d.        Melaksanakan pengajaran remedial.

C.       Pengelola Kelas

   Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata dan

mengatur sumber-sumber belajar, agar dapat tercapai suasana pengajaran yang efektif dan

efisien. Jenis kemampuan yang perlu dimiliki guru adalah :

1.        Mengatur tata ruang untuk pengajaran

Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini,

a.         Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan kelas

sesuai dengan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai, serta

b.        Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting

ruangan.

2.        Menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif.

Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini

a.         Mempelajari faktor-faktor yang menggangu iklim belajar mengajar yang kondusif

b.        Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif

c.         Mengunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat prevenktif

d.        Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif.

D.       Pengelolaan Dan Penggunaan Media Serta Sumber Belajar

Page 10: Makalah profesi keguruan 5

Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang

merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisisen.

1.        Mengenal, memilih dan mengunakan media, kemampuan ini dapat dikuasai dengan

cara berikut :

a.         Mempelajari macam-macam media pendidikan,

b.        Mempelajari kriteria pemilihan media pendidikan,

c.         Menggunakan media pendidikan, serta

d.        Merawat alat-alat bantu belajar mengajar.

2.        Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana. Kemampuan ini dapat dikuasai dengan

cara :

a.         Mengenali bahan-bahan yang tersedia di linkungan sekolah untuk membuat alat-alat

bantu,

b.        Mempelajari perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar, serta

c.         Mengunakan perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar

3.        Menggunakan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar. Khusus

untuk guru IPA kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara:

a.         Mempelajari cara-cara mengunakan laboratorium,

b.        Mempelajari cara-cara dan aturan pengamanan kerja di laboratorium,

c.         Berlatih mengatur tata ruang laboratorium, serta

d.        Mempelajari cara merawat dan menyimpan alat-alat

4.        Khusus untuk guru IPA, dapat mengembangkan laboratorium, kegiatan yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut :

a.         Mempelajari fungsi laboratorium dalam proses belajar mengajar,

b.        Mempelajari kriteria pemilihan alat,

c.         Mempelajari berbagai desain laboratorium,

d.        Menilai keefektifan kegiatan laboratium, serta

e.         Mengembangkan eksperimen baru

5.        Menggunakan perpustakan dalam proses belajar mengajar, kegiatan yang dapat

dilakukan adalah :

a.         Mempelajari funsi-fungsi perpustakan dalam proses belajar mengajar,

b.        Mempelajari macam-macam sumber perpustakaan,

c.         Menggunakan macam-macam sumber perpustakaan,

d.        Mempelajari kriteria pemilihan sumber perpustakaan, serta

e.         Menilai sumber-sumber kepustakaan.

Page 11: Makalah profesi keguruan 5

E.        Penguasaan Landasan-Landasan Kependidikan

Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai

berikut :

1.        Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan

sosiologi, filosofis, historis, dan psikologis.

2.        Mengenal fungsi sekolah adalah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat

memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbale balik antar sekolah dan

masyarakat.

3.        Mengenal karakteristik peserta didik baik secara fisik maupun psikologis.

F.        Mampu Menilai Prestasi Belajar Mengajar

Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar perlu dimiliki seorang guru. Kemampuan yang

dimaksud adalah kemampuan mengukur perubahan tingkah laku peserta didik dan

kemampuan mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program.

Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga sasaran yang hendak dicapai, yaitu:

1.        Prestasi berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku,

2.        Prestasi mengajar berupa peryataan lingkungan yang mengamatinya melalui

penghargaan atas prestasi yang dicapainya, serta

3.        Keunggulan program yang dibuat guru, karena relevan dengan kebutuhan peserta didik

dan lingkungannya.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menilai prestasi peserta didik untuk

kepentingan pengajaran adalah sebagai berikut:

1.        Mempelajari fungsi penilaian

2.        Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian

3.        Menyusun teknik dan prosedur penilaian

4.        Mempelajari kriteria pemilihan teknik dan prosedur penilaian

5.        Menggunakan teknik dan prosedur penilaian

6.        Mengolah dan menginterpretasikan hasil penilaian

7.        Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar

8.        Menilai teknik dan prosedur penilaian

9.        Menilai keefektifan program pengajaran

Page 12: Makalah profesi keguruan 5

G.       Memahami Prinsip-Prinsip Pengelolaan Lembaga Dan Program Pendidikan Di

Sekolah

Di samping melaksanakan proses belajar mengajar, diharapkan guru membantu kepala

sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan dalam

kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan

pengelolaan sekolah, bimbingan penyuluhan termasuk bimbingan karier, program

kokurikuler dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait.

H.       Menguasai Metode Berpikir

Metode dan pendekatan setiap bidang studi berbeda-beda. Menurut Reynold (1990) metode

dan pendekatan berpikir keilmuan bermuara pada titik tumpu yang sama. Oleh karena itu,

untuk dapat menguasai metode dan pendekatan bidang-bidang studi, guru harus menguasai

metode berpikir ilmiah secara umum.

I.          Meningkatkan Kemampuan Dan Menjalankan Misi Profesional

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus terus-menerus mengembangkan

dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan

perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

tersebut.

J.          Terampil Memberikan Bantuan Dan Bimbingan Kepada Peserta Didik

Bantuan dan bimbingan kepada peserta didik sangat diperlukan agar peserta didik dapat

mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar mengajar di kelas. Untuk itu, guru

perlu memahami berbagai teknik bimbingan belajar dan dapat memilihnya dengan tepat

untuk membantu para peserta didik.

Ada dua hal yang perlu dimiliki dalam memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta

didik.

1.        Mengenal fungsi dan program layanan dan penyuluhan di sekolah, yang dapat

dilakukan dengan cara:

a.    Mempelajari fungsi bimbingan dan penyuluhan di sekolah

b.    Mempelajari program layanan bimbingan di sekolah

c.    Mengkaji persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung jawab antarguru

dan pembimbing di sekolah

Page 13: Makalah profesi keguruan 5

2.        Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, hal ini dilakukan dengan

cara:

a.    Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid di sekolah

b.    Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, terutama bimbingan belajar

K.       Memiliki Wawasan Tentang Penelitian Pendidikan

Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan dan pengajaran,

terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap guru

perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan tepat sehingga

mereka perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara

melaksanakan penelitian pendidikan.

v  Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:

1.        Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitian pendidikan.

2.        Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan terutama sebagai konsumen

hasil-hasil penelitian pendidikan.

3.        Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran.

4.        Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.

Perkembangan ilmu dan teknologi sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian. Penelitian

sederhana yang dilakukan oleh guru itu mencakup pengamatan kelas pada waktu mengajar,

mengidentifikasi faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kelancaran proses belajar

mengajar dan mempengaruhi hasil belajar, menganalisis alat penilaian untuk

mengembangkannya secara lebih efektif.

L.        Mampu Memahami Karakteristik Peserta Didik

Guru dituntut memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan

peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik

peserta didik. Menurut Rochman Natawijaya (1989:7), pemahaman yang dimaksud

mencakup pemahaman tentang kepribadian murid serta factor-faktor yang mempengaruhi

perkembangannya, perbedaan individual di kalangan peserta didik, kebutuhan, motivasi dan

kesehatan mental peserta didik, tugas-tugas perkembangan yang perlu dipenuhi pada tingkat-

tingkat usia tertentu, serta fase-fase perkembangan yang dialami mereka.

M.      Mampu Menyelenggarakan Administrasi Sekolah

Page 14: Makalah profesi keguruan 5

Di samping kegiatan akademis, guru harus mampu menyelenggarakan administrasi sekolah,

menurut Ary Gunawan (1989) guru diharapkan:

1.        Mengenal secara baik pengadministrasian kegiatan sekolah,

2.        Membantu dalam melaksanakan kegiatan administrasi sekolah,

3.        Mengatasi kelangkaan sumber belajar bagi dirinya dan bagi sekolah, serta

4.        Membimbing peserta didik merawat alat-alat pelajaran dan sumber belajar secara

tepat.

Untuk lebih memahami penyelenggaraan administrasi sekolah, guru dapat melakukan

kegiatan-kegiatan antara lain:

1.        Mempelajari struktur organisasi dan administrasi persekolahan,

2.        Mempelajari fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala sekolah, dan

kantor-kantor dinas pendidikan,

3.        Mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian pada umumnya dan peraturan

kepegawaian guru pada khususnya

4.        Menyelenggarakan administrasi sekolah, serta

5.        Mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur pengelolaan program akademik.

N.       Memiliki Wawasan Tentang Inovasi Pendidikan

Seorang guru diharapkan dapat berperan sebagai inovator atau agen perubahan maka guru

perlu memiliki wawasan yang memadai mengenai berbagai inovasi dan teknologi pendidikan

yang pernah dan mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan. Wawasan ini perlu

dimiliki oleh seorang guru agar dalam melaksanakan tugasnya mereka tidak cenderung

bertindak secara rutin, tetapi selalu memikirkan cara-cara baru yang mungkin dapat

diterapkan di sekolah, yang sekaligus dapat meningkatkan kegairahan kerja mereka.

O.       Berani Mengambil Keputusan

Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan terutama dalam

bidang pendidikan, agar ia tidak terombang-ambing dalam ketidakpastian. Semua

tindakannya akan memberikan dampak tersendiri bagi peserta didik sehingga apabila seorang

guru tidak berani mengambil tindakan kependidikan, siswa akan menjadi korban

kebimbangan.

P.        Memahami Kurikulum Dan Perkembangannya

Page 15: Makalah profesi keguruan 5

Memiliki pemahaman pada kurikulum serta perkembangannya merupakan salah satu tugas

seorang guru. Oleh karena itu, guru perlu memahami konsep-konsep dasar dan langkah-

langkah pokok dalam pengembangan kurikulum.

Q.       Mampu Bekerja Berencana Dan Terprogram

Guru dituntut untuk bekerja secara teratur tanpa menghilangkan kreativitasnya. Rencana dan

program kerja tersebut akan menjadi pola kerja guru sehingga tahap pencapaian pendidikan

dapat dinilai dan dijadikan umpan balik bagi kelanjutan peningkatan tahap pendidikan.

Keteraturan inipun akan dapat memberikan warna dalam proses belajar mengajar. Dengan

urutan pekerjaan yang jelas, guru diharapkan dapat disiplin dalam bertindak, berpakaian dan

berkarya.

R.       Mampu Menggunakan Waktu Secara Tepat

Makna tepat disini, tidak hanya berarti masuk dan keluar kelas tepat pada waktunya, tetapi

juga guru harus pandai membuat program kegiatan dengan durasi dan frekuensi yang tepat

sehingga tidak membosankan. Karakteristik ini hanya dapat digunakan melalui praktik

pembinaan yang cukup banyak dan pengetahuan yang baik hanya sebatas pengetahuan yang

akan disajikan kepada guru.

F.        UNSUR PEMBENTUK KOMPETENSI PROFESIONAL

Unsur pembentuk kompetensi profesional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi

guru dan didukung oleh tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar.

v  Guru yang rendah tingkat komitmennya, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut ;

a.         Perhatian yang disisihkan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit.

b.        Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya sedikit.

c.         Perhatian utama guru hanyalah jabatannya.

v  Sebaliknya, guru yang mempunyai tingkatan komitmen tinggi, ditandai oleh ciri-ciri

sebagai berikut :

a.         Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi.

b.        Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya banyak.

c.         Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain.

Ø  Untuk Menjadi Guru Profesional, Seseorang Harus :

1.        Mengerti dan menyenangi dunia pendidikan, dan didukung dengan kompetensi

profesionalisme.

Page 16: Makalah profesi keguruan 5

2.        Menerapkan prinsip mengajar yang baik serta mempunyai komitmen yang tinggi

terhadap pendidikan.

3.        Mempunyai motivasi kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru

dalam proses belajar mengajar.

4.        Berjiwa sabar dan bisa dijadikan suri tauladan bagi anak didiknya, baik dalam berkata

maupun bersikap.

5.        Memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang

efektif dan suasana sekolah yang kondusif.

6.        Mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi untuk dunia

pendidikan.

7.        Mempunyai program pengajaran yang jelas dan terarah sesuai dengan kurikulum.

8.            Berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang santun dan bertanggungjawab.

Untuk seorang guru perlu mengetahui dan ia dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar

agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara professional, yaitu sebagai berikut (Dr. H.

Hamzah: 16) :

1.     Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang

diberikan serta dapat mengggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.

2.     Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta

mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

3.     Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan

penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.

4.     Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang

telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi lebih mudah

dalam memahami pelajaran yang diterimanya.

5.     Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat

menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi

jelas.

6.     Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran dan/atau

praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.

7.     Guru harus terus menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara

memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan

menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.

8.     Guru harus dapat mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial,

baik di dalam kelas maupun diluar kelas.

Page 17: Makalah profesi keguruan 5

9.     Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat

melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.

         Pentingnya guru professional yang memenuhi standar kualifikasi diatur dalam pasal 8

Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen (UUGD) yang menyebutkan

bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

  

BAB III

PENUTUP

Ø  Kesimpulan

1.      Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila

dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan

masyarakat sekelilingnya.

2.      Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi

arahan dan dorongan pada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara

serta cara begaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering

menjadi perhatian masyarakat luas.

3.      Sasaran sikap professional guru terdiri dari sikap professional keguruan terhadap

peraturan perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak didik, tempat kerja,

pemimpin, dan pekerjaan.

4.      Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu professional, maupun mutu layanan, guru

harus pula meningkatkan sikap profesionalnya. Pengembangan ini dapat dilakukan baik

selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan).

5.      Kompetensi professional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki

seorang guru. Komponen-komponennya terdiri atas:

a.       penguasaan bahan bidang studi,

b.      pengelolaan program belajar mengajar,

c.       pengelola kelas,

Page 18: Makalah profesi keguruan 5

d.      pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar,

e.       penguasaan landasan-landasan kependidikan,

f.       mampu menilai prestasi belajar mengajar,

g.      memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah,

h.      menguasai metode berpikir,

i.        meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi professional,

j.        terampil memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik,

k.      memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan,

l.        mampu memahami karakteristik peserta didik,

m.    mampu menyelenggarakan administrasi sekolah,

n.      memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan

o.      berani mengambil keputusan

p.      memahami kurikulum dan perkembangannya

q.      mampu bekerja berencana dan terprogram

r.        mampu menggunakan waktu secara tepat

Page 19: Makalah profesi keguruan 5

DAFTAR PUSTAKA

Rochaety, Eti,dkk. 2005. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Satori, Djama’an. 2007. Profesi Keguruan Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.