[administrasi negara] administrasi pembangunan dan reformasi administrasi_2

Download [Administrasi Negara] Administrasi Pembangunan Dan Reformasi Administrasi_2

If you can't read please download the document

Upload: achmadi-sirait

Post on 16-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

gresh

TRANSCRIPT

DocumentThanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) Administrasi Pembangunan dan Reformasi AdministrasiSeperti yang diakui oleh Kristiadi (1994) bahwa administrasi pembangunan sebenarnyamerupakan salah satu paradigma admnistrasi negara yaitu paradigma yang berkembang setelah ilmuadministrasi negara sebagai ilmu administrasi pada sekitar tahun 1970. Mengacu dari kerangkaperkembangan administrasi pembangunan seperti tersebut di atas, Kristiadi memberi pengertian tentangAdministrasi Pembangunan adalah Administrasi Negara yang mampu mendorong kearah prosesperubahan dan pembaharuan serta penyesuaian. Oleh karena itu administrasi pembangunan jugamerupakan pendukung perencanaan dan implementasinya.Masalah yang serius dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah lemahnya kemampuanbirokrasi dalammenyelenggarakan pembangunan. Dari latar belakang ini, maka administrasipembangunan yang berkembang di negara-negara sedang berkembang memiliki perbedaan ruang lingkupdan karakteristik dengan negara-negara yang telah maju. Dasar inilah Bintoro Tjokroamidjojo (1995)mengemukakan bahwa administrasi pembangunan mempunyai tiga fungsi:Pertama, penyusunan kebijaksanaan penyempurnaan administrasi negara yang meliputi: upayapenyempurnaan organisasi, pembinaan lembaga yang diperlukan, kepegawaian dan pengurusan sarana-sarana administrasi lainnya. Ini disebut the development of administration (pembangunan administrasi),yang kemudian lebih dikenal dengan istilah Administrative Reform (reformasi admnistrasi).Kedua, perumusan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-programa pembangunan di berbagaibidang serta pelaksanaannya secara efektif. Ini disebut the administration of development (Administrasiuntuk pembangunan). Administrasi untuk pembangunan (the development of administration) dapat dibagiatas dua; yaitu; (a) Perumusan kebijaksanaan pembangunan, (b) pelaksanaan kebijaksanaan pembangunansecara efektif.Ketiga, pencapaian tujuan-tujuan pembangunan tidak mungkin terlaksana dari hasil kegiatanpemerintahan saja. Faktor yang lebih penting adalah membangun partisipasi masyarakat. 1Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) Seperti yang diuraikan di atas bahwa administrasi pembangunan adalah administrasi negara yangcocok diterapkan di negara-negara yang sedang berkembang, namun Bintoro Tjokroamidjojomembedakan bahwa administrasi pembangunan lebih banyak memberika perhatian terhadap lingkunganyang berbeda-beda, terutama lingkungan masyarakat yang baru berkembang. Sedangkan administrasipembangunan berperan aktif dan berkempentingan terhadap tujuan-tujuan pembangunan, sedangkandalam ilmu administrasi negara bersifat netral terhadap tujuan-tujuan pembangunan. Administrasipembangunan berorientasi pada upaya yang mendorong perubahan-perubahan kearah ke keadaan yanglebih baik dan berorientasi mada depan, sedangkan ilmu administrasi negara lebih menekankan padapelaksanaan kegiatan secara efektif/tertib, efisien pada masing-masing unit pemerintahan.Administrasi pembangunan berorientasi pada pelaksanaan tugas-tugas pembangunan yaitukemampuan merumuskan kebijakan pembangunan sedangkan ilmu administrasi negara lebih menekankanpada tugas-tugas rutin dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Administrasi pembangunanmengaitkan diri dengan substansi perumusan kebijaksanaan dan pelaksanaan tujuan-tujuan pembangunandiberbagai bidang, Ilmu administrasi negara lebih memperhatikan pada kerapihan/ketertiban aparaturadministrasinya sendiri. Administrator pada administrasi pembangunan merupakan penggeraka perubahan(change agent), sedangkan administrator pada administrasi pembangunan berorientasi pada lingkungan,kegiatan dan pemecahan masalah sedangkan pada administrasi negara lebih bersifat legalitas.Reformasi administrasi atau pembaharuan administrasi dilakukan karena ketidakmampuanadministratif untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang diembannya. Studi yang dilakukan Heady (1995),menemukan lima ciri yang umum administrasi publik di negara-negara berkembang, yaitu: (1) pola dasar(basic pattern) administrasi publik bersifat ciplakan (imitative) daripada asli (indigenous), (2) birokrasi dinegara berkembang kekurangan (difficient) sumber daya manusia terampil untuk menyelenggarakanpembangunan. Kekurangan ini bukan dalam arti jumlah tetapi kualitas. Yang justru kurang adalahadministrator yang terlatif dengan kapasitas manajemen, keterampilan-keterampilan pembangunan(development skills) dan penguasaan tesis yang kurang memadai, (3) birokrat lebih berusaha 2Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) mewujudkan tujuan pribadinya dibanding dengan pencapaian sasaran program. Dari sifat seperti ini lahirNepotisme, korupsi dan penyalagunaan wewenang, (4) adanya kesenjangan yang lebar antara apa yanghendak ditampilkan dengan kenyataan. Fenomena ini oleh Rigss disebut formalisme, yaitu gejala yanglebih berpegang pada wujud-wujud dan ekspresi formal dibanding dengan sesungguhnya, dan (5)Birokrasi di negara berkembang acapakali bersifat otonom, artinya lepas dari proses politik danpengawasan masyarakat.Dari fenomena dan wajah administrasi publik ini, maka reformasi atau pembaharuan administrasipublik menjadi suatu tuntutan dan keharusan. Berdasarkan kasus administrasi negara di Indonesia olehBintoro (1999) mengajukan pada: (a) reformasi kearah sistem politik yang demokratis, partisipatif danegalitarian, (b) reformasi ABRI (TNI) sebagai birokrasi pemerintahan, (c) reformasi sistem pemerintahanyang sentralistik kearah desentralisasi, dan (d) reformasi terhadap upaya penciptaan clean goverment.Pada bukunya yang lain, Bintoro Tjokroamidjojo (1998), mengatakan bahwa pembangunan administrasipublik atau reformasi birokrasi pemerintah diarahkan pada program-program sebagai berikut: (1)deregulasi dan debirokratisasi ekonomi serta dekonsetrasi dan desentralisasi pemerintah, (2)meningkatkan efisiensi birokrasi (termasuk mengurangi pungutan-pungutan tak resmi), (3) mutu,orientasi, pelayanan dan pemberdayaan birokrasi, (4) sistem karier dan efektivitas birokrasi, (5)kesejahteraan pegawai dan pelayanan administrasi kepegawaian.Menurut Riggs (1996), pembaharuan administrasi merupakan suatu pola yang menunjukkanpeningkatan efektivitas pemanfaatannya sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan. Birokrasi itu sendiri menurut pandangan Riggs, merupakan sebuah organisasi yang konkrit,terdiri dari peran-peran yang bersifat hirarkis dan saling berkaitan, yang bertindak secara formal sebagaialat (agent) untuk suatu kesatuan (entity) atau sistem sosial yang lebih besar. Dengan demikian menurutpandangan ini, tujuan dari birokrasi ditetapkan oleh kekuasaan di luar kewenangan birokrasi itu sendiri.Atas dasar ini, maka kebertanggungjawaban (accountability) dari birokrasi dalam menjalankan tugasnyasangat esensial sifatnya. Oleh karena itu, pembaharuan administrasi akan berkaitan erat dengan 3Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) peningkatan kebertanggungjawaban dalam proses pengambilan keputusan atau dalam hal bagaimanasumber daya instrumental dimobilisasi untuk mencapai tujuan.Riggs melihat pembaharuan administrasi dari dua sisi, yaitu perubahan struktural dan kinerja(performance). Secara struktural Riggs menggunakan diferensiasi struktural sebagai salah satu ukuran.Pandangan ini didasarkan atas kecenderungan peran-peran yang makin terspesialisasi (role spesealization)dan pembagian pekerjaan yang makin tajam dalam masyarakat modern. Sedangkan mengenai kinerja,Riggs menekankan sebagai ukuran bukan hanya kinerja seseorang atau suatu unit, tetapi bagaimana perandan pengaruhnya kepada kinerja organisasi secara keseluruhan. Ia menekankan pentingnya kerjasama danteamwork dalam mencapai tujuan.Sementara Wallis dalam Ginanjar (1997) mengartikan pembaharuan admnistratif sebagai dalamdimensi; (a) perubahan harus merupakan perbaikan dari keadaan sebelumnya, (b) perbaikan diperolehdengan upaya yang sengaja dan bukan terjadi secara kebetulan atau tanpa usaha, dan (c) perbaikan yangterjadi bersifat jangka panjang dan tidak sementara, untuk kemudian kembali lagi ke keadaan semula.Sementara Esman (1995), menunjukkan bahwa memperbaiki kinerja birokrasi harus meliputiketanggapan (responsiveness) terhadap pengawasan politik, efisiensi dalam penggunaan sumber daya danefektivitas dalam pemberian pelayanan. Untuk itu upaya perbaikan administrasi meliputi peningkatanketerampilan, penguasaan teknologi informasi dan manajemen finansial, pengaturan ataupengelompokkan kembali realignment fungsi-fungsi,sistem insentif, memanusiakan manajemen(humanising management) dan mendorong partisipasi yang seluas-luasnya dalam pengambilan keputusanserta cara rekruitmen yang harus lebih bersifat representatif.A.Arah Perkembangan Administrasi PublikPerubahan paradigma manajemen pemerintahan telah mendorong perkembangannya administrasipublik yang sangat dinamis mengikuti dinamika lingkungannya. Perubahan paradigma itu antara lain oleh 4Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) Savas (1983), Osborne (1992), Effendi (1995), Mustopadidjaja (1997), Mifta Thoha (1997) mengatakansebagai berikut :a.Perubahan paradigma dari orientasi manajemen pemerintahan yang serba negara menjadi berorientasipasar. Selama ini manajemen pemerintahan mengikuti paradigma yang lebih mengutamakankepentingan negara. Kepentingan negara menjadi pertimbangan pertama dan utama untuk mengatasisegala macam persoalan yang timbul dimasyarakat. Pasar (dapat berupa rakyat atau masalah-masalahyang dihadapi oleh masyarakat. Sekarang ini,paradigmanya berubah, orientasi manajemenpemerintahan diarahkan kepada pasar. Segala aspirasi masyarakat menjadi lebih penting artinya untukmenjadi bahan pertimbangan pemerintah.b.Perubahan paradigma dari orientasi manajemen pemerintahan yang otoritarian menjadi berorientasikepada egelitarian dan demokrasi.c.Perubahan paradigama dari sentralisasi kekuasaan menjadi desentralisasi kewenangan.d.Perubahan manajemen pemerintahan yang hanya menekankan pada batas-batas dan aturan yangberlaku untuk satu negara tertentu, mengalami perubahan kerah boundryless organization.e.Perubahan dari paradigma yang mengikuti tatanan birokrasi Weberian menjadi tatanan birokrasi yangpost bureacracy government, atau perubahan dari manajemen pemerintahan yang mengikuti strukturfisik (phsical structure) ke tatanan manajemen pemerintahan berdasarkan pada logical structure.Dengan kata lain, suatu tatanan administrasi negara yang berorientasi pada paperwork menjaditatanan administrasi negara yang paperles.Sebagai dampak dari perubahan global, administrasi publik akan mengalami perubahan mendasarterutama peran dan orientasi yang ingin dicapai. Dalam era global kita melihat berkembang dantumbuhnya sistem administrasi publik dan pemerintahan yang semakin efisien, efektif. Pergeseran perantelah mulai terjadi dimana fungsi pemerintah dalam berbagai segi kehidupan ekonomi, sosial telahbergeser dari peran pemerintah yang begitubesar ke arah mendorong lembaga-lembagamasyarakat/swasta untuk mengambil bagian yang besar dalam menjalankan sebagai fungsi-fungsi 5Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) pelayanan kepada masyarakat (Osborne 1993, Kartasasmita 1996, Kristiadi 1997). Pemeritnah cukuphanya berfungsi sebagai pengarah tidak lagi berfungsi sebagai pengatur yang dominan. Hal iniberimplikasi pada adanya keinginan pemerintah untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkanpartisipasi dalam pembangunan.Perubahan peran administrasi publik akan selalu seiring dengan dinamika masyarakat dimanasistem administrasi negara itu berada. Frederickson (1983), efektifitas, rasionalitas dan produktivitas,tetapi yang lebih penting adalah administrasi negara harus menciptakan keadilan sosial, berdasarkankebutuhan pada semua lapisan masyarakat. Hal ini berarti administrasi negara berusaha untuk merubahkebijakan-kebijakan maupun struktur-struktur yang secara sistematis merintangi terciptanya keadilansosial.Administrasi publik memiliki fungsi untuk menjalankan kebijaksanaan dan program-programkegiatan pemerintahanuntuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan dalam keerangka hirarkikebijaksanaan (Bromley: 1984). Sehubungan dengan hal ini perkembangan administrasi publik akansangat dipengaruhi oleh kondisi perkembangan tuntutan dan aspirasi dan pelayanan kebutuhanmasyarakat yang cenderung selalu dinamis.Nicholas Henry (1995) telah mengidentifikasi alur perkembangan administrasi publik sebagaikajian akademik ke dalam lima paradigma. Paradigma pertama adalah dikhotomi politik administrasipublik, yang antara lain dipelopori oleh Woodrow Wilson (1887 dengan tulisannya yang berjudul TheStudy of Administration). Paradigma kedua adalah prinsip-prinsip administrasi yang berkembang antaratahun 1927-1937. paradigma ketiga disebut paradigma administrasi publik sebagai ilmu politik.Paradigma keempat, yang berkembang antara tahun 1956 hingga 1970 memandang administrasi publiksebagai ilmu administrasi. Dalam konteks ini terdapat perkembangan untuk menempatkan locus disiplinadministrasi publik secara proposial pada akar keilmuan administrasi dan manajemen yang berkembangsejak Henry Fayol menulis bukunya yang berjudul Industrial and General Administration (1949).Paradigma kelima yang berkembang sejak tahun 1970, menempatkan administrasi publik sebagai disiplin 6Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) akademik administrasi publik. Dalam hal ini bahwa administrasi publik telah berkembang sebagai disiplinilmu yang berdiri sendiri.Administrasi publik yang berkembang setelah paradigma kelima yang diidentifikasikan olehHenry menurut Kristiadi (1997) adalah paradigma administrasi pembangunan. Hal ini didasarkan padatemuan-temuan hasil kajian kelompok studi komparatid administrasi (CAG) yang menyebutkan bahwaadminsitrasi publik lebih berorientasi untuk mendukung usaha-usaha pembangunan negara-negara yangbelum maju. Pada umumnya proses kegiatan ini disebut sebagai administrasi pembangunan. Sedangkandi negara-negara maju dewasa ini, administrasi publik lebih diarahkan kepada upaya pencarian bentukkelembagaan yang tepat, ketatalaksanaan dan aspek kualitas sumebr daya manusia aparatus yang padaintinya adalah reformasi administrasi. Setelah perkembangan paradigma administrasi publik sebagaiadministrasi pembangunan, menurut Bintoro (1999), paradigma berikutnya adalah mewirausahakanbirokrasi yang dipelopori oleh Osborne, Gaebler (1992) dan perkembangan yang terakhir adalahpenyeleggaraan kepemerintahan/administrasi publik yang baik (good governance) yang bercirikankepastian hukum, keterbukaan, akuntability dan konsistensi.Sementara beberapa teoritir administrasi berpendapat bahwa peranan administrasi publik harusmakin terfokuskan pada upaya menghasilkan barang dan inilah menurut Kristiadi (1997) efisiensi dalampelayanan publik melalui pengadaan barang-barang publik (public goog) dan pelayanan jasa publik samapentingnya dengan mekanisme pasar yang dilaksanakan oleh pemerintah yang bercirikan goodgovernance. Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Osborne dan Gaebler (1992), administrasi publikperlu didukung oleh birokrasi yang memiliki semangant wirausaha.Perubahan orientasi dan peran administrasi publik diperlukan untuk merespon dinamikamasyarakat yang tinggi terutama dalam menciptakan pelayanan yang efisien dan efektif sertamenciptakan keadilan sosial bagi warga masyarakat. Hal ini perlukan karena administrasi publikberfungsi sebagai instrumen publik untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikianfungsi aparatur sebagai pelayanan masyarakat harus dominan dan diutamakan ketimbang fungsi sebagai 7Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) abdi negara. Kartasasmita (1996) melakukan analisis reposisi terhadap paradigma administrasipembangunan (birokrasi) yang selama 32 tahun memiliki peran yang besar dalam pembangunan bangsa,yaitu : perubahan dalam polarisasi: (1) orientasi birokrasi bergeser dari yang kuat kepada yang lemah dankurang berdaya, (2) birokrasi harus membangun partisipasi rakyat, (3) peranan birokrasi bergeser darimengendalikan ke mengarahkan, dan (4) birokrasi harus mengembangakan keterbukaan dankebertanggungjawaban.Senada dengan itu, Moestopadijaja (1998) mengatakan bahwa penyelenggaraan pemerintahan kedepan harus didasarkan pada prinsip-prinsip: pemberdayaan, pelayanan, partisipasi, kemitraan, dandesentralisasi.Fungsi pemberdayaan, aparatur pemerintah tidak harus berupaya melakukan sendiri, tetapimengarahkan (steering rather then rowing). Sesuatu yang sudah bisa dilakukan oleh masyarakat, jangandilakukan oleh pemerintah. Apabila masyarakat atau sebagian dari mereka belum mampu atau tidakberdaya, maka harus diberdayakan (empowering). Pemberdayaan berarti pula memberi peran kepadamasyarakat lapisan bawah di dalam keikutsertaannya dalam proses pembangunan.Dalamrangka pemberdayaan masyarakat dalampambangunan, peran pemerintah dapatditingkatkan antara lain melalui (a) pengurangan hambatan dan kendala-kendala bagi kreativitas danpartisipasi masyarakat, (b) perluasan akses pelayanan untuk menunjang beerbagai kegiatan sosialekonomi masyrakat, dan (c) pengembangan proses untuk lebih memberikan kesempatan kepadamasyarakat belajar dan berperan aktif (social learning process) dalammemamfaatkan danmendayagunakan sumber daya produktif yang tersedia sehingga memiliki nilai tamabah gunameningkatkan kesejahteraan mereka.Upaya pemberdayaan memerlukan semangat untuk melayani (a spirit of public services), danmenjadi mitra masyarakat (partner of society); yaitu melakukan kerjasama dengan masyarakat Esmandalam Moestopadidjaja (1997). Hal ini memerlukan perubahan perilaku yang antara lain dapat dilakukanmelalui pembudayaan kode etik (code of ethical conducts) yang didasarkan pada dukungan lingkungan 8Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) (enabling strategy) yang diterjamahkan dalam standar tingkah laku yang dapat diterima umum dandijadikan acuan perilaku aparatur pemerintah.Di samping itu, dalam pelaksanaan kode etik tersebut, aparatur dan sistem manajemen publikharus bersikap terbuka, transparan dan accountable, untuk mendorong para pemimpin dan seluruh sumberdaya manusia aparatur menjadi berwibawa, bersih dan menjadi panutan bagi masyarakat.Pelayanan berarti pula semangat pengabdian yang mengutamakan efisiensi dan keberhasilandalam membangun yang dimanifestasikan antara lain dalam perilaku melayani, bukan dilayani,mendorong bukan menghambat, mempermudah bukan mempersulit, sederhana bukan berbelit-belit,terbuka untuk setiap orang bukan hanya untuk segelintir orang. Dengan demikian makna administrasipublik sebagai wahana penyelenggaraan pemerintahan negara yang harus melayani publik harus benar-benar dihayati para penyelenggara pemerintahan negara.Partisipasi masyarakat harus diikutsertakan dalam proses menghasilkan public good atau servicesdengan mengembangkan pola kemitraan dan kebersamaan dan bukan semata-mata dilayani. Untuk itulahkemampuan masyarakat harus diperkuat (empowering rather than serving), kepercayaan masyarakat harusmeningkat dan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi harus ditingkatkan.Upaya pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha, peningkatan partisipasi dan kemitraan sangatmemerlukan keterbukan birokrasi pemerintah, juga disamping itu memerlukan langkah-langkah yangtegas dalam mengurangi peraturan dan prosedur yang menghambat kreativitas dan aktivtas mereka danmemebri kesempatan kepada masyarakat untuk dapat berperan serta dalam proses penyusunan peraturankebijaksanaan, pelaksanaan, pengawasan pembangunan.Inti dari perubahan peran dan orientasi administrasi publik adalah bahwa bentuk organisasibirokrasi yang ada sekarang harus berubah sesuai dengan tuntutan perubahan itu sendiri, yaitu bentukorganisasi yang terbuka, fleksibel, ramping atau pipih (flat), efisiensi dan rasional, terdesentralisasi, kayafungsi miskin struktur sehingga memungkin organisasi birokrasi lebih cepat menyesuaikan diri denganperubahan lingkungan. Bahkan menurut Mc Kinsey (Kristiadi:1997) desain organisasi kedepan dicirikan 9Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) oleh 7 S, yaitu: (1) system, (2) structure, (3) strategy, (4) staff, (5) skill, (6) leadership style, dan (7) sharevalue. Aspek sistem meliputi pemahaman terhadap visi dan misi organisasi berdasarkan tuntutanperubahan lingkungan, nilai dan budaya yang dimiliki organisasi yang menjadi ciri khas organisasi dansekaligus menjadi perekat dan motivasi anggota organisasi untuk mengembangkan berbagai aktivitaskeorganisasian baik dalam melakukan hubungan secara internal maupun dalam melakukan hubunganeksternal. Sedangkan aspek strategi mencangkup kemampuan organisasi menyesuaikan diri denganperubahan lingkungan, pemahaman kemampuan memanfaatkan peluang, tantangan, ancaman dankelemahan serta kekuatan yang dimiliki organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebutdan pada akhirnya dapat survie dan meraih kemampuan kompetitif. Aspek soft struktur organisasimeliputi staff, skill, style, dan share value menyarakatkan proses pembelajaran yang secara terus menerusuntuk mencapainya. Administrasi publik (Birokrasi) ke depan harus menata kembali visi, misi tujuan,sasaran dan strategi pencapaiannya dalam rangka memberikan pelayanan publik yang cepat, efisien,terbuka, dan akuntabel.B.Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan BerwibawaPeran pemerintah sangat besar dan mencangkup seluruh dimensi kehidupan masyarakat.Meskipun pemerintah memiliki berbagai sumber daya untuk menunaikan kewajibannya, tetap sajatuntutan masyarakat selalu lebih tinggi tuntutannya dibanding dengan kemampuan pemerintah untukmemenuhinya.Adanya kesenjangan antara tuntutan dengan kemampuan pemerintah inilah yang pada gilirannyamenyebabkan munculnya berbagai gagasan untuk memberi energi baru kepada pemerintah. Barzelay(1992), misalnya memandang bahwa ditengah-tengah fenomenaperubahan dunia, birokrasimembutuhkan inovasi baru yang bersifat strategis. Demikian pula Osborne (1996) mengemukakan limastrategis sebagai instrumen implementasi lebih lanjut dari prinsip Reinventing Government yang diajukanOsborne dan Gaebler, yaitu (1) creating clarity of purpose, (2) creating consequences form performance, 10Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) (3) putting the custumer in the drivers seat, (4) shifting control away from the top and the center, (5)creating entrepreneural culture.Pada intinya pandangan baru yang berkembang tentang peran pemerintah adalah bahwapemerintah harus mampu menciptakan nilai-nilai baru (value creating) dalam rangka meningkatpelayanan kepada masyarakat.Istilah governance secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengarahan, pembinaanatau dalam bahasa inggrisnya adalah Guiding. Gevernance adalah suatu proses dimana suatu sistem sosialekonomi atau sistem organisasi yang kompleks lainnya dikendalikan. Pinto dalam (Karhi: 1997)mendefinisikan Governance sebagai praktek penyelenggaraan kekuasaan dan kewenangan olehpemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum, dan pembangunan ekonomi padakhususnya. Pengertian governance dalam hal ini adalah proses pengaturan, pembinaan dan pengendaliankehidupan sosial ekonomi masyarakat. Secara bebas good governance dapat diterjemahkan menjadipemerintahan yang bersih dan berwibawa atau pemerintahan yang amanah.Secara umum governance mengandung unsur-unsur utama yang terdiri dari: (1) akuntability, (2)transparansi, (3) openness, (4) rule of law (Bhatta: 1996) dalam (Karhi: 1997).Akuntabilitas adalah kewajiban bagi aparatur pemerintahan untuk bertindak selaku penanggunggugat atas segala tindakan dan kebijaksanaan yang ditetapkannya. Unsur ini merupakan inti daripemerintahan yang baik (good governance) Akuntabilitas aparatur pemerintah terdiri dari tiga jenis yaituakuntabilitas politik, akuntabilitas keuangan dan akuntabilitas hukum (Brautigam, 1991). Sedangkanmenurut LAN (1998) akuntabilitas pemerintah di bagi atas Akuntabilitas manajerial, akuntabilitaskeuangan, dan akuntabilitas operasional.Akuntabilitas politik berkaitan dengan pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat berkaitandengan mekanisme sistem pemilu dan mekanisme ceck and blances kekuasaan yang ada pada masyarakat.Akuntabilitas keuangan yaitu kewajiban aparat mempertanggungjawabkan penggunaan keuangan negarakepada rakyat. Sedangkan akuntabilitas hukum berkaitan dengan semua unit-unit pemerintahan dapat 11Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) bertanggung jawab secara hukum atas segala tindakannya, termasuk organisasi pemerintahan yang padaprakteknya telah merugikan kepentingan rakyat harus mampu mempertanggungjawabkan dan menerimatuntutan hukum atas tindakannya.Transparansi merupakan instrumen penting untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih danberwibawa. Rakyat harus mengetahui secara terbuka atas segala proses perumusan kebijaksanaan publikdan implementasinya. Dengan demikian segala tindakan dan kebijaksanaan pemerintah harusdilaksanakan secara terbuka dan diketahui umum. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah pula harusterbuka dan memberikan kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan kritikan dan tanggapan terhadappemerintah yang dinilai tidak transparan. Pemerintah yang baik dan terbuka akan memberikan informasidan data yang memadai bagi masyarakat sebagai bahan untuk melakukan penilaian atas jalannyapemerintahan.Sementara itu menurut Toha (1997) pemerintahan yang bersih dan berwibawa sangat tergantungpada : (1) pelaku-pelaku pemerintah (kualitas sumber daya manusia aparaturnya), (2) kelembagaan yangdipergunakan untuk pelaku-pelaku pemerintahan untuk mengaktualisasikan kinerjanya, (3) perimbangankekuasaan yang mencerminkan seberapa jauh sistem pemerintah itu harus diberlakukan, dan (4)kepemimpinan dalam birokrasi publik.Senada dengan hal tersebut Rasyid (1997) bahwa pembangunan pemerintahan diarahkan padadimensi administrasi, yaitu administrasi yang baik, organisasi yang efisien, serta aparatur yangberkompeten dan jujur. Kultur administrasi yang melayani, memberdayakan dan membangunberlandaskan semangat entrepreneurship perlu dibina secara berkesinambungan. Berkaitan dengan ituperanan motivasi dan efisien mekanisme dan prosedur kerja birokrasi terutama dalam proses pelayanandan pengambilan keputusan harus lebih disederhanakan.Determinan utama untuk menciptakan pemerintahan yang berwibawa adalah kualitas sumber dayamanusia aparatur yang berkualitas. Hal ini penting karena SDM aparatus dapat berfungsi sebagaiperencana, implementasi, pengendali dan evaluasi seluruh program-program pembangunan. Oleh karena 12Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) itu, hal penting yang harus diperhatikan adalah aparatur harus (1) bermoral dan berakhlak yang tinggiyang ditandai oleh kebersihan akidah, kebersihan akhlak, kebersihan tujuan hidup, bersih harta dan bersihpergaulan sosial; (2) berpengetahuan dan berkemampuan untuk melaksanakan tugas yang diembannyasecara profesional.Aspek kelembagaan pemerintah ke depan akan berubah sesuai dengan perubahan peranpemerintah yaitu dari rowing kearah steering. Oleh karena itu desain kelembagaan pemerintah harusdisesuaikan dengan platform more steering the rowing, yaitu organisasi yang bersifat flat, efisien,fleksibel, matrikial, kaya fungsi, miskin struktur dan yang lebih penting lagi adalah organisasi yang dapatmenumbuhkan semangat pemberdayaan masyarakat.Perimbangan kekuasaan menandaskan adanya mekanisme check and balances antara beberapapemegang kekuasaan, baik kekuasaan yang ada di birokrasi maupun kekuasaan yang ada di masyarakat.Faktor kepemimpinan birokrasi terutama mensyaratkan akhlak mulya, bersih dan tidak cacat moral. Halini penting dipenuhi karena faktor kepemimpinan sangat menentukan dalam memberikan pelayanan yangadil, transparan, terbuka dan tidak berpihak kepada kepentingan individu atau golongan. Syaratintelektualitas dan wawasan kepemimpinan mengharuskan pemimpin birokrasi memiliki visi yang jauhkedepan, demokratis, responsif, mendahulukan kepentingan umum dan kemampuan menggunakansumber daya organisasi untuk mecapai tujuan yang diinginkan.C.Konsep KinerjaKata kerja populer digunakan untuk menjelaskan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang,kelompok ataupun organisasi sesuai dengan tugas, kewenangan yang dimiliki untuk mencapai tujuanorganisasi. Padanan istilah kinerja diidentikkan dengan istilah perfomance. Menurut The Cribner-Bantanm English Dictionary (1997) terdapat keterangan sebagai berikut. Berasal dari akar kata toperform yang mempunyai beberapa padanan, berikut: (1) to door carry out; execute; (2) to diacharge orfulfill; as a vow; (3) to portray, as a character in a play; (4) to render by the voice or a musical instrument; 13Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) (5) to execute or complete an undertaking; (6) to act a part in a play; (7) to perform music; (8) to do whatis expectred of person or machine.Arti padanan tersebut adalah (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan; (2) memenuhi ataumenjalankan kewajiban suatu nazar; (3) menggambarkan suatu karakter dalam suatu permainan; (4)menggambarkan dengan suara atau alat musik; (5) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab;(6) melakukan suatu kegiatan dalam suatu permainan; (7) memainkan suatu pertunjukan musik; dan (8)melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.Dalam hubungan dengan penelitian ini, maka padanan kata yang cocok digunakan adalah: (1)melakukan, menjalankan, melaksanakan; (2) memenuhi atau menjalankan nazar; (5) melaksanakan ataumenyempurnakan tanggung jawab; (8) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh orang atau mesin.Arti kata performance merupakan kata benda (noun) dimana salah satu padanan katanya adalahthing done (sesuatu hasil yang dikerjakan). Menurut Prawirosentono (1999) performance atau kinerjaadalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuaidengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasibersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.Dalam Kamus Bahasa Indonesia senidri, sampai edisi sekarang kata kinerja belum tercantum.Istilah-istilah yang sering dipakai yang berkaitan dengan kinerja adalah efisien, efektivitas dan bahkanFrederickson (1984) menambahkan keadilan sosial untuk menilai apakah administrasi negara telahberhasil mengemban misinya sebagai isntrumen publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Gaspersz (1997) mengatakan bahwa kinerja dibangun dari kualitas, dan kualitas adalah terdiri dari segalasesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan yang dihasilkan oleh organisasi untuk memuaskansemua unsur yang berkaitan dengan organisasi baik internal maupun eksternal.Mengacu pada pengertian diatas, bahwa unsur pembentuk kinerja organisasi adalah terdiri atas:efisiensi, efektivitas, kualitas dan keadilan, maka dapat didefinisikan bahwa kinerja organisasi adalah: 14Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) hasil kerja yang secara akumulatif dicapai oleh organisasi berdasarkan sasaran yang ditetapkan untukmencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.Sasaran organisasi, menurut Martani, terdiri dari: (a) sasaran lingkungan, yaitu kondisi dimanaorganisasi telah mendapat pengakuan dari lingkungannya, termasuk bagaimana sikap, perasaan danpersepsi dari berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dengan organisasi tersebut; (b) sasaran output,yaitu bentuk dan banyaknya output yang dihasilkan organisasi; (c) sasaran sistem adalah kesehatan danperawatan organisasi itu sendiri yang menggambarkan ukuran, iklim organisasi, bentuk organisasi,tingkat kepuasan pegawai; (d) sasaran produk yaitu karakteristik produk atau jasa yang akan diberikankepada konsumen. Sasaran ini menetapkan jumlah, mutu jenis, corak dan karakteristik lainnya yangmenggambarkan karakteristik produk ataupun jasa yang ditawarkan; dan (e) sasaran bagian, yaitumenggambarkan sasaran dari suatu bagian, ataupun suatu satuan kerja yang merupakan bagian dari suatuorganisasi. Sasaran bagian ini merupakan alat untuk mencapai sasaran output ataupun sasaran sistem darisuatu organisasi.Gambar 1Jenis Sasaran dan Kinerja Organisasi Yang Ingin DicapaiJENIS SASARAN ORGANISASIKINERJA ORGANISASI Sasaran LingkunganKinerja Organisasi mencapai sasaran lingkungan Sasaran OuputKinerja Organisasi mencapai sasaran output Sasaran SistemKinerja Organisasi mencapai sasaran sistem Sasaran ProdukKinerja Organisasi mencapai sasaran produk Sasaran BagianKinerja Organisasi mencapai sasaran bagian Sumber : Peter (1997: 112)Untuk mengukur tingkat keberhasilan mencapai sasaran tersebut, maka insikator yang biasadipakai adalah efisiensi, efektivitas dan kualitas. Jadi dengan demikian, kinerja organisasi dapat diukurberdasarkan tingkat pencapaian hasil kerja berdasarkan sasaran yang ditetapkan sebelumnya. Demikianpula mengukur tentang hasil kerja organisasi bukan hanya hasil kerja yang secara output diberikan kepada 15Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) lingkungan eksternalnya yaitu masyarakat atau pelanggannya, tetapi hasil kerja dapat pula diberikankepada pelanggan internalnya, yaitu pegawai yang berfungsi mengelola organisasi guna mencapaitujuannya. Dengan demikian konsep tentang kinerja organisasi sangat luas ruang lingkupnya; bukanhanya kinerja yang dihasilkan untuk lingkungannya eksternalnya, tetapi kinerja dapat pula diperuntukkanbagi sasaran internal organisasi. Oleh karena itu pendekatan untuk mengukur kinerja suatu organisasisangat tergantung susut pandang yang digunakan; dapat berupa kinerja pada sisi Input kinerja pada sisiproses atau kinerja pada sisi output. Masing-masing pendekatan ini memiliki indikator yang berbeda.Pada penelitian ini pengukuran kinerja organisasi menggunakan pendekatan proses (internal procesapproach), yaitu kinerja organisasi birokrasi diukur dari efisiensi organisasi dan kesehatan organisasi;kesehatan organisasi diukur dari tingkat kepuasan pegawai yang diberikan oleh organisasi, yaitu denganmenggunakan mengukur kinerja pencapaian sasaran sistem organisasi tersebut.D.Kinerja Organisasi BirokrasiBirokrasi dalam literatur ilmu administrasi dipergunakan dalam beberapa pengertian yang berbedadan bahkan bertentangan. Matrin Albrow mengemukakan tujuh konsep moder tentang birokrasi yaitu : (1)birokrasi sebagai organisasi rasional; (2) birokrasi sebagai inefisiensi organisasi; (3) birokrasi sebagaikekuasaan yang dijalankan oleh pejabat; (4) birokrasi sebagai administrasi negara (publik); (5) birokrasisebagai admnistrasi yang dijalankan oleh pejabat; (6) birokrasi sebagai sebuah organisasi; dan (7)birokrasi sebagai masyarakat modern.Dalam penelitian ini birokrasi dipakai dalam pengertian yang terbatas yaitu sebagai organisasipemerintahan atau administrasi negara (publik) yang berfungsi menyelenggarakan fungsi pemerintahandan fungsi pembangunan.Seperti yang diakui oleh Abdullah (1984) pembahasan birokrasi dalam kalangan ilmu sosial seringmenimbulkan berbagai perbedaan pendapat karena berbagai pengertian yang berbeda dengan sudutpandang yang berbeda pula. Sorotan tajam penggunaan istilah birokrasi pada pengertian yang kurang 16Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) baik, yaitu birokrasi sebagai inefisiensi organisasi (administrative inefficiency). Biasanya pengertian yangkurang baik ini mencerminkan cara kerja aparatur pelayanan pemerintah yang memiliki kinerja rendah.Rumusan birokrasi berdasarkan hasil seminar Persadi (1984) adalah birokrasi atau disebut pulasebagai organisasi dari aparatur negara adalah susunan yang terorganisir secara hirarkis dengan strukturhubungan kewenangan yang jelas untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara mengkoordinasi secarasistematis pekerjaan dari banyak orang.Pengertian ini menandaskan bahwa birokrasi itu terdapat pada semua organisasi kerjasamamanusia, termasuk organisasi birokrasi pemerintah yang berfungsi sebagai instrumen pemerintah untukmencapai tujuan-tujuan; peningkatan kesejahteraan masyarakat, kualitas pendidikan, menciptakanketertiban keamanan dan pelayanan serta pengayoman masyarakat atau dengan kata lain mencakupseluruh tugas dan fungsi pemerintah umum.Sementara itu, Max Weber (Martani) sendiri tidak memberikan defenisi yang jelas tentangbirokrasi. Weber hanya mengajukan ciri-ciri ideal birokrasi, yaitu (1) adanya pengaturan ataupunpengorganisasian fungsi-fungsi resmi untuk suatu kesatuan yang utuh; (2) adanya pembagian kerja yangjelas di dalam organisasi; (3) adanya pengorganisasian yang mengikuti prinsip-prinsip hirarki, yaitutingkatan yang lebih rendah diawasi dan diatur oleh tingkatan yang lebih tinggi; (4) adanya sistempenerimaan dan penempatan karyawan yang didasarkan atas kemampuan teknis, tanpa memperhatikankoneksi, hubungan keluarga maupun favoritisme; (5) adanya pemisahan antara pemilikan alat produksimaupun administrasi dari kepemimpinan organisasi; (6) adanya obyektivitas dalam melaksanakan tugasyang berkaitan dengan suatu jabatan dalam organisasi; dan (7) kegiatan administratif, keputusan-keputusan dan peraturan-peraturan dalam organisasi selalu dituangkan dalam bentuk tertulis.Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud birokrasi disiniadalah keseluruhan organisasi pemerintah yang melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunandan pelayanan masyarakat dalam berbagai unit organisasi pemerintah untuk menciptakan kesejahteraanmasyarakat. 17Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) Ruang lingkup birokrasi dapat diketahui berdasarkan perbedaan tugas pokok dan misi yangmendasari organisasi birokrasi adalah :1.Birokrasi pemerintahan umum, yaitu rangkaian organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum dari tingkat pusat sampai daerah (Propinsi, Kabupaten, Kecamatan danDesa/Kelurahan).2.Birokrasi fungsional, yaitu organisasi pemerintahan yang menjalankan salah satu bidang atau sektoryang khusus guna mencapai tujuan umum pemerintahann3.Birokrasi pelayanan (Service-Bureaucracy), yaitu unit organisasi yang pada hakekatnya melaksanakanpelayanan langsung dengan masyarakat. Termasuk dalam konsep ini apa yang disebut oleh MichaelLipsky sebagai Street-level Bureaucracy, yaitu mereka yang menjalankan tugas dan berhubunganlangsung dengan warga masyarakat.Perkembangan pengukuran kinerja organisasi sangat berhubungan erat dengan pendekatan dalammempelajari organisasi. Pendekatan klasik misalnya memandang kinerja organisasi sama dengan efisiensiorganisasi. Menurut teori ini kinerja organisasi. Jadi, kinerja organisasi sama dengan efisiensi.Demikian pula pendekatan neo-klasik kinerja organisasi diukur dari terciptanya suasana yangharmonis antara pegawai sebagai anggota organisasi. Menurut teori ini suatu organisasi dikatakanmemiliki kinerja tinggi apabila anggotanya merasa puas terhadap apa yang diberikan oleh organisasi.Pandangan ini merupakan kelanjutan dari pandangan penganut paham hubungan antar manusia, yangmenempatkan kepuasaan anggota sebagai inti persoalan organisasi dan manajemen. Sementarapendekatan modern sebagai suatu pendekatan sistem memandang bahwa kinerja organisasi tidak sajaukur dari variabel input, variabel proses dan variabel output, tetapi juga ketiga variabel tersebut padudalam interaksi dengan variabel lingkungan yang mempengaruhi organisasi.Menurut Indrawijaya (1986), teori yang komprehensif mengukur kinerja organisasi berdasarkanbanyak macam ukuran. Pandangan ini berpendapat bahwa susunan organisasi memang merupakan suatuhal yang penting. Tetapi dalam kebebasan bertindak sangat penting untuk memungkinkan adanya 18Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) kebebasan bertindak para anggota organisasi secara keseluruhan dapat lebih menyesuaikan diri dengantuntutan perubahan. Jadi ukuran kinerja organisasi selain berhubungan dengan aspek internal organisasijuga berhubungan dengan aspek eksternal organisasi, yaitu berkaitan dengan kemampuan beradaptasi danfleksibelitas terhadap pengaruh lingkungan luar.Emitasi Etzioni (dalam Indrawijaya: 1986) megemukakan pengukuran kinerja organisasimenggunakan System Model, mencakup empat kriteria yaitu adaptasi, integrasi, motivasi dan produksi.Kriteria adaptasidipersoalkan adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri denganlingkungan. Indikator ini antara lain adalah tolok ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja,ruang lingkup kegiatan organisasi. Hal terakhir mempertanyakan seberapa jauh kemanfaatan organisasitersebut bagi lingkungan. Kriteria integrasi, yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan organisasiuntuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macamorganisasi lain. Kriteria motivasi anggota diukur keterikatan dan hubungan antara pelaku organisasidengan organisasinya dan kelengakapan sarana bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.Sementara kriteria produksi, yaitu usaha untuk pengukuran efektivitas organisasi dihubungkan denganjumlah dan mutu keluaran organisasi serta intensitas kegiatan suatu organisasi.Menurut Ducan (1981) kinerja organisasi dapat diukur dengan indikator: (1) efisiensi, yaitujumlah dan mutu dari hasil organisasi dibanding dengan masukan sumber; (2) keseimbangan antarasubsistem sosial dan antar personil; (3) antisipasi dan persiapan untuk menghadapi perubahan.Kajian yang dilakukan oleh Osborne dan Patrick (1998) yang mengatakan bahwa kinerjaorganisasi publik dapat dilihat dari aspek tujuan (purpose), insentif, akuntabilitas, kekuasaan (power),budaya (culture) organisasi. Aspek tujuan berkaitan dengan rendahnya pemahaman birokrat terhadap visidan misi organisasi sehingga antara perilaku, orientasi kerja tidak sejalan dengan visi dan misi organisasi.Sedangkan aspek yang berkaitan dengan insentif adalah kurangnya perhatian khusus terhadap birokratyang memiliki prestasi yang baik sehingga berdampak rendahnya kemampuan birokrat dalammengemban tugasnya. Sedangkan aspek akuntabilitas adalah kemampuan organisasi itu mempertanggung 19Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) jawabkan atas semua kewenangan, sumber daya organisasi, kebijakan yang dihasilkan atas penilaian yangobyektif dari orang/badan dan masyarakat yang memberi tugas.Martani Husein, menggunakan tiga pendekatan untuk mengukur tingkat pengukuran efektivitasorganisasi yaitu; (1) pendekatan sasaran (goal approach ), (2) pendekatan sumber (system resourceapproach), (3) pendekatan proses (internal process approach).Efektivitas menurut Martini (tanpa tahun: 55) adalah merupakan gambaran tingkat keberhasilandalam mencapai sasarannya. Dengan demikian, efektivitas disini sama dengan hasil kerja yang dicapaioleh organisasi guna mencapai sasaran atau tujuannya. Hal ini berarti afaktivitas mengandung maknakinerja yang dicapai oleh organisasi guna mencapai tujuannya.Pendekatan sasaran dan dalam pengukurannya dimulai dengan mengindentifikasi sasaranmengukur tingkat keberhasilan organisasi. Ukuran keberhasilan organisasi dapat dilihat dari fakktorefisiensi, produktivitas, tingkat keuangan, pertumbuhan organisasi, kepemimpinan organisasi padalingkungannya, dan stabilitas organisasi. Sedangkan pendekatan sumber adalah mengukur tingkatkeberhasilan organisasi mendapatkan berbagai sumber yang dibutuhkan terutama untuk memeliharasistem organisasi. Ukuran pada pendekatan ini meliputi; kemampuan organisasi untuk memanfaatkanlingkungan untuk memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat langka dan nilainya tinggi,kemampuan para pengambil keputusan dalam organisasi untuk menginterpretasikan sifat-sifat lingkungansecara cepat, kemampuan organisasi untuk menghasilkan output tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang berhasil diperoleh, kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan opersionalnya sehari-hari, dan kemampuan organisasi untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.Pendekatan Proses menganggap efektivitas sebagai efisiensi dan kondisi (kesehatan) dariorganisasi internal. Indikator untuk mengukur pendekatan ini diantaranya, adalah; efisiensi, perhatianatasan terhadap karyawan, semangat, kerjasama dan loyalitas kelompok kerja, saling percaya dankomunikasi antara karyawan dengan pimpinan, desentralisasi dalam pengambilan keputusan, adanyakomunikasi vertikal dan horisontal yang lancar dalam organisasi, adanya usaha dari setiap individu 20Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) maupun keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, adanya sistem imbalanyang merangsang pimpinan untuk mengusahakan terciptanya kelompok-kelompok kerja yang efektifdalam organisasi dan bagian-bagian bekerjasama secara baik, dan konflik yang terjadi selalu diselesaikandengan mengacu pada kepentingan bersama.Sementara Gibson (1996), menggunakan pendekatan untuk mengukur kinerja organisasi melaluipendekatan dimensi periode waktu, yaitu tahap jangka pendek, tahap jangka menengah, dan tahap jangkapanjang. Keseluruhan proses tahap tersebut adalah suatu sistem yang tak berpisah, bahkan periode waktujangka pendek merupakan prasyarat untuk dapat memasuki periode waktu jangka menengah, demikianselanjutnya periode waktu jangka menengah merupakan prasyarat untuk memasuki tahap jangka panjang.Pada akhirnya organisasi yang tidak memiliki kinerja bagus pada periode waktu jangka pendek tak dapatsurvive untuk masa depan. Indikator untuk mengukur periode jangka pendek adalah produksi, mutu,efisiensi, fleksibelitas dan kepuasan masyarakat yang dilayani. Sedangkan Indikator untuk mengukurperiode jangka menengah adalah persaingan, yaitu menggambarkan posisi organisasi dalam lingkungantermasuk nilai bargaining position, dan pengembangan, yaitu kemampuan organisasi menginventarisasisumber daya untuk memenuhi permintaan lingkungan. Indikator periode jangka panjang adalahkelangsungan hidup organisasi, yaitu kemampuan organisasi untuk tetap bertahan dan hidup seiringdengan perubahan lingkungan yang berubah.Analisis kinerja organisasi tak dapat dilepaskan dari kinerja individu. Terhadap hubungan yangsangat kuat antara kinerja individu dengan kinerja organisasi. Organisasi yang memiliki kinerjaindividunya tinggi akan memberi konstribusi besar terhadap kinerja organisasi. Studi ini lakukan olehThoha (1991) yang mengatakan bahwa kinerja individu sangat ditentukan oleh karakteristik-karakteristikindividu seperti kemampuan, kebutuhan, kepercayaan, pengalaman, dan pengharapan. Sedangkankarakteristik organisasi birokrasi adalah hirarki, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem rewarddan sistem kontrol. Interaksi antara karakteristik individu dan karakteristik organisasi akan melahirkanperilaku organisasi sekaligus kinerja organisasi. 21Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) E.Kualitas Individu dan Pembelajaran OrganisasiSeperti diketahui bahwa kualitas individu sangat menentukan kinerja organisasi, bahkanberkembangnya organisasi sangat terkait dengan kemampuan individu-individu yang mengelolaorganisasi. Ducan dalam Indrawijaya (1989) mengatakan bahwa prestasi (P) adalah fungsi perkalian darimotivasi dari (M) dengan kemampuan (K). Dengan demikian ada dua faktor pembentuk kualitasseseorang yaitu; kemampuannya yang menunjukkan potensi seseorang untuk melakukan tugasnya, dankedua adalah faktor motivasi, yaitu merupakan proses psikologis yang mencerminkan interaksi antarasikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.Gibson mengatakan ada tiga variabel yang mempengaruhi perilaku individu, yaitu variabelindividu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Variabel individu berkaitan dengan kemampuan danketerampilan, latar belakang dan demografi. Sedangkan variabel organisasi berhubungan dengan sumberdaya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan. Sementara variabel psikologis berkaitandengan persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.Peter M. Senge (1997), mengajukan teori yang terbaru mengenai kualitas individu danhubungannya dengan organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan. Sange mengemukakanDisiplin Kelima (Fifth Disiplin) dalam pembelajaran organisasi (Learning organization), yaitu systemtingking, personal mastery, mental models, building shared vision dan team learning. Kedepan organisasipembelajaran merupakan salah satu ciri organisasi abad 21, karena organisasi yang demikian itu mampumenjawab tantangan yang dihadapi dan sekaligus menjamin keberlangsungannya ditengah-tengahperubahan.Systems thinking atau berfikir secara sistem merupakan tonggak konseptual (conceptual cornerstone) yang mendasari semua pilar disiplin pembelajaran. Berfikir sistem sangat berkepentingan terhadappergeseran pola fikir (shift of mind) dari cara pandang parsial menuju cara pandang yang holistik. Olehkarena itu berfikir sistem merupakan paradigma yang melihat pada superioritas kesatuan yang 22Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) menyeluruh (a paradigma premised upon the primary of the whole). Berfikir sistem merupakan disiplinyang melihat fenomena secara keseluruhan sehingga lebih menekankan kepada kerangka pikir yangsaling berkaitan (interconnectedness). Berfikir sistem juga merupakan cara pandang yang berfokus padaperubahan (pattern of change) sehingga tidak melihat suatu fenomena yang hanya didasarkan pada carayang statis.Personal mastery atau personal vision pada hakekatnya merupakan disiplin pribadi yang secaraterus-menerus berusaha mencapai visi pribadi melalui focusing dan refocusing dengan melihat realitassecara obyektif agar pilihan-pilihan yang diambil mengakomodasikan visi pribadi dan realitas yangdihadapi dengan jalan menfokuskan energi dan mengembangkan kesabarannya. Meningkatkanpenguasaan diri pribadi merupakan suatu hal penting dalam organisasi karena komitmen membangunpembelajaran diawali oleh komitmen individu. Organisasi akan lebih cepat mencapai tujuannya apabilasetiap individu dalam organisasi memiliki tingkat kemampuan diri yang tinggi. Karakteristik PersonalMastery pada tingkat yang tinggi adalah; mempunyai komitmen yang tinggi, berinisiatif, kreatif,mempunyai visi pribadi yang jelas, memiliki kepercayaan diri yang dalam, mempunyai rasa tanggungjawab yang mendalam, selalu berusaha mengembangkan diri, mempunyai kemampuan untuk mencapaihasil yang diinginkan, dan mampu melihat realitas secara obyektif.Mental model suatu kerangka untuk memandang sesuatu yang dianggap benar tetapi belumdibuktikan kebenarannya. Dengan demikian mental model merupakan jendela kaca dari mana seseorangmelihat dan bagaimana mengadaptasikan diri dengan lingkungan yang berubah. Nilai seseorang sangatditentukan oleh konstribusi mental model yang dimilikinya. Mental model yang baik memungkinkanpemiliknya menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya.Building Shared Vision (membangun visi bersama) salah satu disiplin pembelajaran yangberfungsi menyatupadukan potensi organisasi untuk meraih sukses bersama-sama. Visi bersama adalahvisi yang dibentuk dari visi indvidu-individu, dengan tujuan agar visi organisasi dapat merupakankepemilikan bersama karena seluruh anggota mempunyai andil dalam pembentukannya. Visi adalah 23Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) gambaran atau imajinasi yang ingin diwujudkan. Visi menyatakan masa depan yang menjanjikan(attractive future), nyata (realistic) dan dapat dipercaya (credible).Misi memberi jawaban atas pertanyaan apa yang individu / organisasi kerjakan. Misi bersifatmenantang dan memberikan kekuatan (energizibng) kepada seseorang maupun organisasi. MenurutOsborne (1995) pemerintahan yang digerakkan oleh misi lebih efisien, lebih efektif, lebih inovatif, lebihfleksibel, dan mempunyai semangat yang tinggi ketimbang organisasi yang digerakkan oleh peraturan.Nilai adalah sikap atau perilaku dalam mengejar visi; sikap terhadap orang dalam organisasi, sikapmenghargai pelanggan, masyarakat sikap pelayanan dan batas-batas simbol tuntutan perilaku yang akanmenolong orang bergerak menuju visi.Team learning suatu proses pengembangan kapasitas suatu tim untuk menciptakan atau mencapaihasil yang sesungguhnya diinginkan oleh anggota-anggota tim. Bangunan dari team learning adalahsaling percaya, saling menjunjung tinggi, anggota saling mengisi. Pembelajaran sebenarnya adalahkegiatan untuk meningkatkan kapasitas (knowledge skill) dan menerapkan dengan efektif (increasingones capacity to take efective action). Team learning memiliki tiga dimensi, yaitu: keharusan untukberfikir jernih dan mendalam menghadapi issue yang pelik, kebutuhan untuk bertindak inovatif danterkoordinasi, dan kesediaan anggota tim untuk berperan dalam tim-tim lain sehingga saling melengkapidan saling menunjang.F.Efisiensi, Efektivitas dan Kesehatan Organisasi BirokrasiMenurut Riggs (1966) ukuran kinerja birokrasi, bukan hanya kinerja perorangan (personalperfomance) atau suatu unit, tetapi juga yang diukur adalah kinerja organisasi (social perfomance). Adadua aspek penting dalam pengukuran kinerja menurut Riggs, yaitu aspek efektivitas dan efisiensi.Efektivitas berkaitan seberapa jauh sasaran telah dapat dicapai, dan efisiensi menunjukkan bagaimanamencapainya, yakni dibanding dengan usaha, biaya atau pengorbanan yang harus dikeluarkan. 24Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapaitujuan atau sasaran. Dengan perkataan lain efektivitas adalah hasil guna yang dicapai oleh organisasiuntuk mencapai sasaran atau tujuannya. Jadi, makna efektivitas memiliki konsep yang lebih luas daripada konsep efisiensi. Efektivitas dapat berkaitan dengan variabel internal dan juga berkaitan denganvariabel eksternal organisasi. Sedangkan efisiensi hanya berkaitan dengan proses internal organisasi, yaituperbandingan yang rasional atau terbaik antara Input dengan Output.Efisiensi berkaitan dengan pencapaian Output. Sedangkan Output diakibatkan dari Input. Dengandemikian efisiensi adalah perbandingan terbaik antara hasil Output yang diperoleh dan kegiatan yangdilakukan serta sumber-sumber atau input yang dipergunakan dalam sumber-sumber tersebut tercakuptenaga kerja, biaya, material, alat-alat kerja, waktu dan sebagainya.William M. Evan (dalam Martani), mengukur kinerja organisasi dengan menggunakan pendekatanproses, yaitu menghitung efisiensi, yaitu menghitung besarnya ongkos untuk pengadaan input (I),menghitung ongkos transformasi (T) serta menghitung nilai output (O) ketiga variabel ini dapatdikombinasikan untuk mengukur berbagai aspek tentang kinerja organisasi. Cara yang paling sering yangdigunakan untuk mengukur efisiensi adalah dengan menggunakan rasio O/ I. Bagi Dinas KeberhasilanRasio ini dapat diartikan Tingkat biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut sampah M3/ hari perbulan.Dari perbandingan rasio tersebut dapat diketahui tingkat efisiensi Dinas Pendidikan dalam melaksanakantugasnya.Kondisi kesehatan organisasi, dilihat dari sudut pandang sasaran output merupakan proses, bukanhasil atau kinerja yang dihasilkan oleh organisasi. Akan tetapi dari sasaran sistem, adalah merupakanoutput dari proses itu sendiri. Dengan kata lain organisasi yang sehat merupakan output dari sasaransistem, dimana organisasi mampu menciptakan suasana yang harmonis antara semua unsur yang terlibatdalam proses organisasi.Kinerja organisasi yang sehat menurut Martani dicirikan oleh tingginya perhatian atasan terhadapbawahan, semangat, loyalitas dan kerjasama yang sangat dinamis, saling percaya dan komunikasi antara 25Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) pegawai dengan pimpinan, tingginya otonomi dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan,tumbuhnya komunikasi vertikal dan horisontal yang lancar dalam organisasi dan organisasi memilikisistem imbalan yang merangsang setiap individu / kelompok berprestasi.G.Kerangka PikirBerdasarkan pendekatan analisis kinerja organisasi menurut Huseini seperti yang diuraikan di atasbahwa ada tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis yaitu; (1) pendekatan sumber,pendekatan proses dan pendekatan sasaran. Sebagai acuan dalam penelitian ini menggunakan pendekatanproses (internal process approach) dalam menganalisis kinerja organisasi. Pendekatan ini menganggapkinerja organisasi sebagai efisiensi dan kondisi (kesehatn) dari organisasi internal. Pada organisasi yangkinerjanya baik; proses internal berjalan dengan lancar, pegawai bekerja dengan kegembiraan dankepuasan yang tinggi, kegiatan masing-masing bagian terkoordinasi dengan baik dengan produktivitasyang tinggi, tingginya perhatian atasan terhadap bawahan, semangat, kerjasama dan loyalitas kelompokkerja, saling percaya dan komunikasi antara pegawai dengan pimpinan, desentralisasi dalam pengambilankeputusan, komunikasi vertikal dan horizontal yang lancar, adanya usaha dari setiap individu maupunkeseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, sistem imbalan yang merangsangpimpinan untuk mengusahakan terciptanya kelompok-kelompok kerja yang efektif, organisasi danbagian-bagian bekerjasama secara baik dan tumbuhnyayang tinggi serta konflik selalu diselesaikandengan acuan kepentingan organisasi.Sementara menurut Etzioni seperti yang diuraikan terdahulu kinerja organisasi dapat diukurmelalui system model yang mencakup empat kriteria, yaitu adaptasi, integrasi, motivasi dan produktivitas.Dalam hubungan dengan pengukuran penelitian ini indikator motivasi menurut Etzioni adalah keterikatandan hubungan antara perilaku organisasi dengan organisasinya dan kelengkapan sarana bagi pelaksanaantugas pokok dan fungsi organisasi. Motivasi merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja.Pegawai yang memiliki motivasi tinggi, akan memiliki kinerja tinggi. 26Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) Demikian pula Menurut Ducan dalam Indrawijaya, kinerja organisasi dapat diukur denganindikator efisiensi, yaitu jumlah dan mutu dari hasil organisasi dibanding dengan masukan sumber dankeseimbangan antara susbsistem sosial dan antara personal. Hal senada pula dikemukakan Gibsonsebelumnya bahwa indikator untuk mengukur kinerja organisasi dilihat dari pendekatan jangka pendekadalah efisiensi, mutu, fleksibilitas. Efisiensi adalah kunci utama agar organisasi itu dapat survive danmemasuki era persaingan. Demikian pula mutu hanya dapat dicapai melalui proses internal denganmenggunakan teknologi, sumber daya manusia yang trampil, berkemampuan tinggi, memiliki motivasitinggi.Berdasarkan teori motivasi dari Hezberg (Gibson, 1996) dapat dideteksi bahwa berasal dari faktorinstrinsik, yaitu faktor-faktor atau situasi yang merupakan sumber yang antara lain terdiri darikeberhasilan, pengakuan, tanggung jawab dan pengembangan; dan faktor ekstrinsik, adalah faktor yangmenjadi sumber ketidakpuasan antara lain terdiri dari supervisi, keamanan kerja, kondisi kerjakebijaksanaan organisasi dan gaji. Perbaikan dari faktor-faktor ini akan mengurangi atau menghilangkanketidakpuasan, namun tidak menimbulkan kepuasan.Kerjasama dalam tim merupakan potensi organisasi yang sangat besar dalam mencapai sasaranorganisasi. Oleh karena itu kerjasama tim harus dikembangkan melalui proses pengembangan kapasitastim (team learning). Menurut Senge seperti yang diuraikan di atas bahwa bangunan tim learning adalahsaling percaya, saling menjunjung tinggi, dan anggota saling mengisi antara sesama tim, dengan begituproses kerjasama tim akan tercipta.Terciptanya hubungan pimpinan dan bawahan dalam organisasi yang harmonis, transparan,persuasif dapat mendorong meningkat kinerja organisasi secara keseluruhan. Pimpinan tak dapat bekerjadengan baik apabila tidak mendapat dukungan dari bawahan, demikian pula bawahan tak dapatmengekspresikan diri, mengaktulisasi segala potensi dan motivasinya tanpa dukungan pimpinan. Olehkarena itu antara keduanya harus saling percaya, terbuka, memberdayakan dan partisipastif. 27Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau 28Pleasevisitbackourwebsite:Rahmatmh.com,Thanks| UniversityofLancangKuning,Pekanbaru,Riau Thanksfordownloadingthisarticle.Pleasevisitback:Rahmatmh.comThanks:) Iklim organisasi merupakan suasana secara internal organisasi melakukan aktivitas. MenurutGibson, iklim organisasi sangat potensial menciptakan organisasi yang sehat, terutama bagi kelangsunganinteraksi anggota dan kelompok organisasi itu sendiri. Iklim organisasi yang baik dicirikan oleh otonomidan fleksibilitas, menaruh kepercayaan dan keterbukaan, simpatik dan memberi dukungan danpertumbuhan pribadi dalam organisasi tersebut.Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka model penelitian ini dapat disimplikasi menjadi (1)pendekatan analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja organisasi adalah pendekatan proses(internal process approach) yang menekankan pada efisiensi dan kesehatan organisasi sebagai ukurankinerja organisasi. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka konsep kinerja organisasi dapat diukur melaluivariabel-variabel: (1) efisiensi organisasi; (2) kerjasama tim; dan (3) hubungan pimpinan denganbawahan.Thanks to : Taufik a.k.a Zeni Mharoo