administrasi pembangunan

30
I. Perumusan Masalah Teknologi informasi di era modern sekarang ini adalah hal yang tidak asing lagi bagi para masyarakat Indonesia. Sudah seharusnya masyarakat lebih aktif dalam menggunakan teknologi berbasis sistem informasi agar tidak tertinggal dalam hal informasi-informasi penting terkait berbagai aspek kehidupan. Dalam hal sosialisasi teknologi informasi pada masyarakat luas, peran pemerintah sangatlah vital dalam hal tersebut. Berbagai macam masalah dan tantangan harus dihadapi oleh pemerintah dalam upaya mensosialisasikan alat teknologi informasi yang terkait. Program teknologi informasi yang akan dibahas dalam paper ini adalah mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis sangat berguna bila dapat diaplikasikan dalam berbagai macam bidang, seperti bidang kesehatan, transportasi, perairan, pertanian dan bidang-bidang lainnya. Paper ini akan membahas sosialisasi pemanfaatan Sistem Informasi Geografis terkait dengan pemetaan lahan pertanian di kabupaten Tuban (merujuk pada proposal penelitian mahasiswa Universitas PGRI Ronggolawe Tuban). Dengan adanya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis secara tepat pada lahan pertanian di Tuban akan menghasilkan dampak positif yaitu menunjang pembangunan daerah tersebut dengan cara meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan kualitas dan kuantitas berbagai produksi

Upload: herfina-tedjoo-w

Post on 11-Apr-2016

38 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Administrasi Pembangunan

TRANSCRIPT

Page 1: Administrasi Pembangunan

I. Perumusan Masalah

Teknologi informasi di era modern sekarang ini adalah hal yang tidak asing

lagi bagi para masyarakat Indonesia. Sudah seharusnya masyarakat lebih aktif

dalam menggunakan teknologi berbasis sistem informasi agar tidak tertinggal

dalam hal informasi-informasi penting terkait berbagai aspek kehidupan. Dalam

hal sosialisasi teknologi informasi pada masyarakat luas, peran pemerintah

sangatlah vital dalam hal tersebut. Berbagai macam masalah dan tantangan harus

dihadapi oleh pemerintah dalam upaya mensosialisasikan alat teknologi informasi

yang terkait. Program teknologi informasi yang akan dibahas dalam paper ini

adalah mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG).

Sistem Informasi Geografis sangat berguna bila dapat diaplikasikan dalam

berbagai macam bidang, seperti bidang kesehatan, transportasi, perairan,

pertanian dan bidang-bidang lainnya. Paper ini akan membahas sosialisasi

pemanfaatan Sistem Informasi Geografis terkait dengan pemetaan lahan pertanian

di kabupaten Tuban (merujuk pada proposal penelitian mahasiswa Universitas

PGRI Ronggolawe Tuban). Dengan adanya pemanfaatan Sistem Informasi

Geografis secara tepat pada lahan pertanian di Tuban akan menghasilkan dampak

positif yaitu menunjang pembangunan daerah tersebut dengan cara meningkatkan

kesejahteraan petani serta meningkatkan kualitas dan kuantitas berbagai produksi

tanaman pangan yang akan mendorong roda perekonomian kabupaten Tuban. 1

Dalam sosialisasi yang akan dilakukan oleh pemerintah kepada para petani

di kabupaten Tuban diperlukan upaya yang tidak mudah. Karena sasaran

sosialisasi sistem terkait adalah para petani yang notabene pendidikannya adalah

lulusan SD hingga SMP dan biasanya gagap teknologi (gaptek). Pemerintah harus

melakukan perencanaan terkait sosialisasi, monitoring pada tiap progress

sosialisasi, dan evaluasi bagi para petani. Tantangan lainnya adalah para sikap

petani yang kolot atau tradisional, tetap berpegang dengan cara-cara lama

sehingga tidak ingin melakukan perubahan dan adanya penolakan terhadap

teknologi baru yang masuk. Baik pemerintah maupun petani harus bekerjasama

secara sinergis karena kedua pihak tersebutlah yang akan mengoperasikan

pengelolaan Sistem Informasi Geografis. Dengan adanya kerjasama yang sinergis

1 Andik Adi Suryanto dkk, “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lahan Pertanian di Kabupaten Tuban Menggunakan Framework Pmapper Untuk Analisa Kebijakan Bidang Pertanian”, Teknik Informatika Fakultas Teknik, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, 2014, hlm. 3.

Page 2: Administrasi Pembangunan

maka efisiensi dan efektifitas dari program Sistem Informasi Geografis yang ada

dapat tercapai dengan baik.

Dalam sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah sendiri terdapat

komunikasi publik yang intens antara pemerintah dengan para petani di

kabupaten Tuban. Komunikasi tersebut adalah upaya pemerintah dalam

mensosialisasikan aplikasi SIG yang ada.

Jika para petani di kabupaten Tuban dapat menerapkan aplikasi sistem

informasi geografis dengan baik maka akan mempermudah mereka dalam hal :

1. Penentuan pemetaan daerah yang diperuntukkan untuk lahan pertanian

2. Menganalisa kebijakan yang tepat dalam bidang pertanian oleh

pemerintah kabupaten Tuban

3. Menyajikan informasi data spasial dan pengolahan citra sebagai media

pendukung informasi lahan secara statis dengan peta hasil digitasi dari

RT-RW kabupaten Tuban

4. Menyajikan informasi data spasial dengan lingkup batas administrasi

kecamatan dan batas masing-masing desa

5. Menyajikan informasi tabel dan grafik yang digunakan sebagai

pengambilan informasi untuk analisa kebijakan bidang pertanian2

Identifikasi masalah pada paper ini adalah :

1. Apa strategi sosialisasi Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat

diterapkan pada masyarakat maupun pemerintah di kabupaten Tuban ?

2. Apa fungsi dan manfaat Sistem Informasi Geografis ?

3. Apa analisis SWOT dalam pengaplikasian Sistem Informasi Geografis ?

II. Definisi Konsep 2 Ibid, hlm. 4-5

Page 3: Administrasi Pembangunan

1. Konsep Komunikasi Publik sebagai Upaya Sosialisasi SIG

Komunikasi publik merupakan suatu komunikasi yang dilakukan di

depan banyak orang. Dalam komunikasi publik pesan yang disampaikan dapat

berupa suatu informasi, ajakan, gagasan. Sarananya, bisa media massa, bisa

pula melalui orasi pada rapat umum atau aksi demonstrasi, blog, situs jejaring

sosial, kolom komentar di website/blog, e-mail, milis, SMS, surat, surat

pembaca, reklame, spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau publik. Yang

pasti, Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan

tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.3

2. Konsep Sistem Informasi Geografis

a. Data dan Informasi

Menurut Pustaka (Its86) 1986, data merupakan bahasa mathematical,

dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam

menggambarkan objek manusia, peristiwa, aktivitas, konsep, dan objek-objek

penting lainnya sesuai dengan kenyataannya. Sedangkan informasi adalah data

yang ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimannya.4

Seringkali antara data dengan informasi disamaartikan, karena terdapat

hubungan yang berkaitan dalam pengertiannya.

Pada sebuah data yang memuat informasi dapat digolongkan menjadi 2

model, yaitu informasi formal dan informasi informal. Dalam informasi

formal antara lain mencangkup aturan pemerintah dan undang-undang, surat

perjanjian atau kontrak, prosedur akuntansi, persyaratan perencanaan,

anggaran organisasi, permintaan pekerjaan dan lamaran, persyaratan

komunikasi, kebutuhan-kebutuhan pengendalian dan kontrol, dan proses-

proses pengambilan keputusan yang umum. Informasi informal antara lain

mencangkup pendapatan-pendapatan, pengesahan, intuisi, firasat, prasangka,

dugaan, kabar desas-desus, pengalaman pribadi, rules of thumb, gosep,

anggapan atau asumsi dan lain sebagainya.5 Sehingga dalam suatu informasi

yang ada maka dapat digolongkan informasi tersebut cenderung informasi

formal atau informal. Akan tetapi dalam ranah pemerintahan, informasi yang

3 http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_publik diakses pada tanggal 6 April 2015 pukul 0.02 WIB4 Prahasta, Eddy.2001.Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.Bandung:CV Informatika5 Ibid.

Page 4: Administrasi Pembangunan

disediakan untuk masyarakat adalah infomasi formal. Hal tersebut karena

dalam memberikan informasi kepada masyarakat, diperlukan sebuah data

empiris, akuntabel, dan bersifat formal mengikat. Informasi formal tersebut

diperlukan untuk adanya kesamaan presepsi pada setiap masyarakat, agar

terhindar dari permasalahan yang akan berpotensi dalam menimbulkan

konflik.

b. Sistem Informasi

Menurut Prahasta 2001, suatu konsep sistem dapat didefinisikan

sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi)

dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama.6 Lalu pengertian sistem

informasi adalah entity (kesatuan) formal yang terdiri dari berbagai

sumberdaya fisik maupun logika. Dengan pengertian tersebut, maka dapat

dikatakan bahwa semua organisasi pasti memiliki sistem informasi

Adapun tujuan dari sistem informasi menurut Budi : 95 dalam Prahasta

2001 adalah untuk menyediakan dan mensistematikkan informasi yang

merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk

mengendalikan operasi-operasi organisasi.7 Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa sistem informasi tersebut memiliki kepentingan yang bersifat positif

dalam suatu pemerintahan, lembaga, ataupun organisasi swasta. Sistem

infomasi tersebut kemudian dapat dipetakan menjadi 2 bagian, yaitu sistem

informasi tanpa dukungan komputer dan sistem informasi yang dengan

dukungan komputer. Yang dengan dukungan komputer mencakup beberapa

hal, salah satunya adalah sistem informasi geografis.

c. Sistem Informasi Geografis

Sistem infomasi geografis (Geographic Information System) atau

disingkat SIG adalah suatu teknologi baru yang menjadi tools (alat) yang

sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan

menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan

spasial.

6 Ibid.7 Ibid.

Page 5: Administrasi Pembangunan

Definisi SIG selalu berkembang dan bervariasi dalam perkembangan

jaman. Berikut merupakan sebagian dari definisi SIG8 :

a) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukan

(capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegerasikan,

memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data-data yang

berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Rice20)

b) SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer

yang memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa,

memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif)

dengan akurasi kartografi (Basic20)

c) SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan

spasial dan mampu mengitegerasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan

karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut.

SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang

dipertemukan, yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak, dan

struktur organisasi (Gistu94)

d) SIG adalah suatu fasilitas untuk mempersiapkan, mempresentasikan

dan menginterpretasikan fakta-fakta (kenyataan) yang terdapat di

permukaan bumi (definisi umum). Untuk definisi yang lebih sempit,

SIG adalah konfigurasi perangkat kerasdan perangkat lunak komputer

yang secara khusus dirancang untuk proses-proses akusisi,

pengelolaan, dan penggunaan data kartografi (Tomlin90)

e) SIG adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data

yang tereferensi secara spasial atau koordinat geografi. Dengan kata

lain SIG, merupakan sistem basis data dengan kemampuan-

kemampuan khusus dalam menangani data yang tereferensi searah

spasial, selain merupakan sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan

terhadap data tersebut(Star90)

Sehingga secara umum, pengertian SIG adalah suatu komponen yang

terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia, dan data

yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan,

8 Ibid.

Page 6: Administrasi Pembangunan

memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengitegerasikan,

menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.9

- Tahapan SIG

a. Tahap Input Data

Merupakan tahapan kritis dimana tahap ini menghabiskan 60% waktu

dan biaya. Tahap input data meliputi proses perencanaan, penentuan

tujuan, pengumpulan data, serta memasukkan data ke komputer.

b. Tahap Pengolahan Data

Merupakan kegiatan klasifikasi dan stratifikasi data, kompilasi, serta

geoprosesing (clip, merge, dan dissolve). Tahap ini menghabiskan 20%

waktu dan biaya.

c. Tahap Analisis Data

Merupakan tahap menganalisa keruangan meliputi buffer, overlay, dan

lain-lain. Pada tahap ini menghabiskan 10% waktu dan biaya.

d. Tahap Output

Merupakan tahap akhir yang berkaitan dengan penyajian hasil analisa

yang telah dilakukan, baik berupa hardcopy, tabulasi data, CD sistem

informasi maupun bentuk situs web.

- Fungsi Sistem Informasi Geografis

a. Aplikasi SIG

Dari penggunaan SIG, maka ada banyak aplikasi-aplikasi yang dapat

ditangani oleh SIG dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat

contoh-contohnya antara lain10 :

1.) Dalam budang sumber daya alam : inventarisasi, manajemen dan

kesesuaian lahan untuk peranian, perkebunan, kehutanan, perencanaan

tataguna lahan, analisis daerah rawan bencana alam, dsb

2.) Di bidang perencanaan : perencanaan pemukiman transmigrasi

perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kota, perencanaan lokasi

dan relokasi industri, pasar, pemukiman, dsb

3.) Di bidang kependudukan : penyusunan data pokok, penyediaan

informasi kependudukan/sensus dan sosial ekonomi, dsb9 Bappeda Prov. NTB10 Prahasta, Eddy.2001.Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.Bandung:CV Informatika

Page 7: Administrasi Pembangunan

4.) Di bidang lingkungan : pemantauan pencemaran sungai, danau, laut;

evaluasi pengendapan lumpur/sedimen baik sekitar danau, sungai, atau

pantai; pemodelan pencemaran udara, limbah berbahaya, dsb

5.) Di bidang pertanahan : manajemen pertanahan, sistem informasi

pertanahan, dsb

6.) Di bidang utility : inventerisasi dan manajemen informasi jaringan pipa

air minum, sistem informasi pelanggan perusahaan air minum,

perencanaan pemeliharaan dan perluasan jaringan pipa air minum,

kemudian begitu pula listrik, gas, dan fasilitas-fasilitas umum lainnya

seperti tempat pembuangan limbah/sampah, WC umum, dsb

7.) Di bidang pariwisata : inventarisasi daerah pariwisata dan analisis

potensi daerah unggulan untuk pariwisata

8.) Di bidang ekonomi, bisnis, dan marketing : penentuan lokasi-lokasi

bisnis yang prospektif untuk bank, pasar swalanyan/supermarket,

mesin ATM, kantor cabang, showroom, counter, outlet, gudang, dsb

9.) Di bidang perpajakan : penaksiran potensi pendapatan dari sektor pajak

PBB, dsb

10.) Di bidang geologi, pertambangan dan perminyakan : inventarisasi,

menajemen dan perijinan dan evaluasi kesesuaian lokasi-lokasi

pertambangan, geologi, dan perminyakan

11.) Di bidang transportasi dan perhubungan : inventarisasi jaringan

transportasi analisis kesesuaian dan penentuan rute-rute alternatif

transportasi, manajemen dan pemeliharaan dan perencanaan perluasan

jaringan transportasi, dsb

12.) Di bidang pendidikan : penentuan kesesuaiaan lokasi pendidikan,

sistem informasi pendidikan/akademis, dan sistem sebagai alat bantu

pemahaman pembelajaran untuk masalah-masalah geografi untuk siswa

13.) Di bidang kesehatan : penyediaan data atribut dan data spasial yang

menggambarkan distribusi penderita suatu penyakit, pola atau model

penyebaran penyakit, distribusi unit-unit pelayanan kesehatan

14.) Di bidang militer : penyediaan data spasial untuk analisis rute-rute

perjalanan logistik, peralatan perang, dan sebagai tools untuk

kebutuhan war game.

15.) Dan di bidang-bidang lain sebagainya.

Page 8: Administrasi Pembangunan

- Manfaat Sistem Informasi Geografis

Melihat dari banyaknya aplikasi penggunaan SIG dalam berbagai

bidang tersebut, maka dapat dikatakan bahwa SIG dapat menjadi tools

dalam menentukan kebijakan yang tepat pada suatu keadaan. Yang

kemudian kebijakan tersebut dapat memberikan manfaat yang banyak bagi

masyarakat. Untuk itu penggunaan SIG perlu untuk ditingkatkan dalam

pemerintahan sehingga kebijakan-kebijakan dapat langsung dirasakan oleh

masyarakat.

III. Kerangka Teoritik

1. Teori Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan

atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah

kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai

teori mengenai peranan (role theory).

2. Teori Perubahan untuk Perancangan Komunikasi Publik

Objek ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan

juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap umum (public

attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan

peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus,

disebutkan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain

(Effendy, 1990).

Page 9: Administrasi Pembangunan

Komunikasi massa ditujukan kepada massa melalui media massa.

Dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa

mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan beberapa komponen, antara lain :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

2. Komunikator pada komunikasi massa berada pada satu lembaga yang

jelas

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

4. Media komunikasi massa menimbulkan keseragaman waktu bertindak

5. Komunikasi massa bersifat heterogen

Agar komunikasi efektif, pesan yang merupakan salah satu faktor

kunci dari komunikasi hendaknya mendapat perhatian yang cukup.

Banyak perencana komunikasi publik menganut gagasan untuk

menggunakan teori perubahan (theory of change) sebagai panduan untuk

merancang strategi komunikasi publik. Teori perubahan merupakan

representasi dari apa yang perlu diterapkan untuk mempuat perubahan tertentu

terjadi. Kata change atau perubahan merujuk pada tujuam pokok dari

komunikasi publik, apakah itu mengubah perilaku individu atau mengubah

kebijakan dan kehendak masyarakat (public will). Teori perubahan

mengidentifikasi strategi-strategi kunci yang harus digunakan dan apa saja

hasil yang dikeluarkan.

Gambar diatas menjelaskan aplikasi teori perubahan dalam praktik

komunikasi publik untuk mencapai tujuan perubahan perilaku individu atau

perubahan kebijakan dan kehendak publik (public will).

Pemahaman terhadap teori-teori ilmu sosial yang berhubungan dengan

komunikasi dapat membantu pemahaman dalam kegiatan penyebaran

Page 10: Administrasi Pembangunan

informasi melalui kegiatan sosialisasi, komunikasi publik, dan teori-teori

tentang perubahan.11

3. Teori Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis merupakan kombinasi manajemen

database dalam mengumpulkan dan menyimpan sejumlah data geospasial

yang besar,  bersama-sama dengan kemampuan analisis spasial untuk

mengetahui hubungan geospasial antara entitas dari masing-masing data yang

digunakan, ditambah dengan peta layar yang berfungsi menggambarkan

hubungan data geospasial dalam dua dan tiga dimensi dalam bentuk peta (T.

Nyerges:2009).

Sistem Informasi Geografis dapat didefinisikan sebagai kombinasi

perangkat keras dan perangkatlunak komputer yang memungkinkan untuk

mengelola (manage), menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data

atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi (Basic, 2000 dalam

Prahasta, 2002). Dari definisi ini dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem

yaitu data input, dasa output, data manajemen, dan data manipulasi dan

analisis. Jika subsistem SIG di atas diperjelas berdasarkan uraian jenis

masukan,proses, dan jenis keluaran yang ada di dalamnya, maka subsistem

SIG juga dapat digambarkan seperti tersaji pada Gambar 1.

11 Strategi Sosialisasi Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Bidang Tata Ruang dan Pertahanan. Hlm. 120

Page 11: Administrasi Pembangunan

Gambar 1. Uraian Subsistem-Subsistem SIG (Prahasta, 2002)

SIG memiliki keunggulan dalam menyajikan data-data spasial tersebut

sehingga lebih mudah untuk dianalisis dan diketahui polanya. Salah satu

keunggulan yang dimiliki oleh SIG adalah kemampuan untuk melakukan

overlay atau tumpeng tindih dari data-data atribut suatu wilayah. Proses

overlay atau tumpang tindih ini biasa digunakan untuk menganalisis dan

menghasilkan informasi baru berdasarkan data-data spasial dan atribut yang

telah ada. Misalnya dalam menghasilkan peta kesesuaian lahan untuk tanaman

tertentu, overlay dari beberapa data atribut seperti elevasi lahan, kemiringan

lereng, dan data curah hujan dapat digunakan untuk menentukan kesesuaian

lahan untuk ditanami jenis tanaman tertentu.

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data

pada suatutitik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan

akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan

data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan

lokasi yang memiliki sistem koordinattertentu, sebagai dasar referensinya.

Sehingga aplikasi SIG dapat menjawabbeberapapertanyaan seperti; lokasi,

kondisi, trend, pola dan pemodelan.Kemampuan inilah yang membedakan SIG

dari sistem informasi lainnya. Sebagian besar data yang akan ditangani dalam

SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis,

memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai

dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi

lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan berikut ini:

1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik

koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk

diantaranya informasi datum dan proyeksi.

2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi

yangmemiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya,

contohnya : jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.

Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan

kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya.

Page 12: Administrasi Pembangunan

Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format,

yaitu:

o Data Raster

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang

dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis

direpresentasikansebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel

(picture element).Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung

pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan

ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel

pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan

oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk

merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis

tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya.

Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin

tinggi resolusi gridnya semakin besar pula ukuran file-nya dan sangat

tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.

o Data vektor

Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam

kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan

berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik

perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan utama dari format data

vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan

garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan

ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh

penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan pasial dari

beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah

ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

4. Teori Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah adalah suatu upaya yang terencana untuk

meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah sehingga tercipta suatu

kemampuan yang andal dan profesional dalam memberikan pelayanan kepada

Page 13: Administrasi Pembangunan

masyarakat dan mengelola sumber daya ekonomi daerah.Pembangunan daerah

juga merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat di seluruh daerah

sehingga, terciptanya suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk

menikmati kualitas kehidupan yang lebih sejahtera dan memperluas pilihan

yang dapat dilakukan masyarakat bagi peningkatan harkat, martabat, dan

harga diri.

Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa

depan yang tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan.

1. Menentukan : Menemukan (mengungkapkan dan meyakinkan).

2. Tindakan : Spesifik dan berkaitan dengan persoalan pelaksanaan

3. Tepat : Dikaitkan dengan tindakan pilihan-pilihan :

- Pemilihan tujuan dan kriteria

- Identifikasi seperangkat alternatif yang konsisten dengan preskripsi

dengan pemilihan alternatif yang memungkinkan

- Arahan tindakan mengenai tujuan yang telah ditentukan

Secara umum perencanaan pembangunan daerah di definisikan sebagai

proses dan mekanisme untuk merumuskan rencana jangka panjang, menengah,

dan pendek di daerah yang dikaitkan pada kondisi, aspirasi, dan potensi daerah

dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam rangka menunjang

pembangunan nasional. Secara praktis perencanaan pembangunan daerah di

definisikan sebagai suatu usaha yang sistematis dari berbagai pelaku (aktor),

baik umum (publik), atau pemerintah, swasta maupun kelompok masyarakat

lain pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling kebergantungan

dan keterkaitan aspek-aspek fisik, sosial-ekonomi, dan aspek-aspek

lingkungan lainnya dengan cara : (1) secara terus menerus menganalisis

kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah; (2) merumuskan tujuan-tujuan

dan kebijakan-kebijakan pambangunan daerah; (3) menyusun konsep strategi-

strategi bagi pemecahan masalah (solusi); (4) melaksanakannya dengan

menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia; dan (5) sehingga peluang-

peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat di

tangkap secara berkelanjutan.

Page 14: Administrasi Pembangunan

IV. Kebijakan Penanganan Masalah

Dalam proses sosialisasi terdapat strategi-strategi dari pemerintah yang

digunakan untuk menyebarkan informasi pengaplikasian SIG terhadap para

petani. Strategi-strategi yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain :

1. Adanya metode sosialisasi berupa wawancara terstruktur dan Focus

Grup Discussion (FGD)

Wawancara terstruktur digunakan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan objek kajian yaitu pemerintah kabupaten Tuban dan

kalangan petani terhadap materi sosialisasi berupa aplikasi SIG di

bidang pertanian.

FGD dilakukan untuk mendapatkan konfirmasi dan masukan dari

kedua objek sosialisasi atas rancangan strategi dan materi SIG yang

akan disosialisasikan

2. Strategi yang dibuat dan diujicobakan untuk sosialisasi SIG, antara lain

:

- Menciptakan kegiatan sosialisasi SIG yang lebih komunikatif

- Konsep perancangan pesan yang sederhana, jelas, dan sistematis serta

disajikan melalui pesan visual maupun tekstual dengan tetap

memperhatikan kedalaman materi aplikasi SIG yang akan

disosialisasikan

- Konsep pemasaran sosial yang mengadopsi konsep pemasaran umum

dengan membuat toolkit kebutuhan sosialisasi

- Konsep jaringan komunikasi yang baik di tiap daerah dalam kabupaten

- Advokasi media, pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat,

penyertaan para pembuat kebijakan, pemberitaan media, penulisan

artikel dan berbagai macam jurnal tentang SIG

- Menjalankan mekanisme penyebaran informasi dengan workshop

regional, pelatihan, interview, dan diskusi dengan pemerintah terkait

- Kerjasama dengan kalangan akademisi dan praktisi terkait

- Pemanfaatan media tradisional dan karakteristik lokal12

12 Strategi Sosialisasi Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Bidang Tata Ruang dan Pertahanan. Hlm.121

Page 15: Administrasi Pembangunan

V. Resensi Kelebihan dan Kekurangan Kebijakan

Pada kelebihan dan kekurangan kebijakan terkait hal sosialisasi SIG

terhadap para petani maupun pemerintah maka dibuatlah analisis SWOT

sebagai berikut :

Strength

1. Indonesia telah memiliki beberapa legislasi terkait dengan Sistem Informasi

Geografi dan tata guna lahan

2. Tenaga pengelola Sistem Informasi Geografi pada pemetaan lahan pertanian

sudah mulai tersedia pada tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

3. Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi tersedia di semua Provinsi dan

hampir seluruh Kabupaten/Kota

4. Telah ada sistem pengumpulan data secara rutin yang bersumber dari Badan

Pertanahan Nasional tentang alih fungsi lahan

5. Diseminasi data dan informasi telah dilakukan, contohnya hampir semua Provinsi

dan Kabupaten/Kota dan Pusat menerbitkan data tentang perkembangan lahan

Weakness

1. Sistem Informasi Geografi pada pemetaan tata guna lahan belum terintegrasi dan

dikelola berbagai pihak sehingga menyebabkan pemetaan data yang beragam

2. Legislasi yang ada belum kuat untuk mendukung Sistem Informasi Geografi

dalam pemetaan lahan

3. Tidak terdapatnya penanggung jawab khusus Sistem Informasi Geografi pada

pemetaan lahan

4. Tenaga pengelola Sistem Informasi Geografi umumnya masih kurang diakui

perannya, pengembangan karir tidak jelas dan belum ada jabatan fungsionalnya

5. Terbatasnya anggaran untuk teknologi informasi dan komunikasi khususnya

untuk pemeliharaan

6. Indikator yang digunakan sering kurang menggambarkan “subjek” yang diwakili

7. Masih lemahnya mekanisme monitoring, evaluasi, dan audit Sistem Informasi

Geografi pada pemetaan lahan

8. Penggunaan data atau informasi oleh pengambil keputusan dan masyarakat masih

sangat rendah

Page 16: Administrasi Pembangunan

9. Kualitas data masih bermasalah seperti tidak akurat, tidak lengkap, dan tidak

tepat waktu

Opportunities

1. Kesadaran akan permasalahan kondisi Sistem Informasi Geografi pada pemetaan

lahan mulai meningkat pada pemangku kepentingan terutama pada tingkat

manajemen Badan Pertanahan Nasional

2. Telah ada pertauran perundang-undangan terkait dengan informasi dan kebijakan

alih fungsi lahan

3. Terdapat jenjang pendidikan informasi pada bidang pertanahan yang bervariasi

dari diploma hingga sarjana pada perguruan tinggi

4. Kebutuhan akan data berbasis bukti meningkat khususnya untuk anggaran yang

berbasis kinerja

5. Harga jual tanah semakin mahal sehingga banyak investor mencari lahan yang

sesuai untuk aset dan investasi bidang properti

6. Para donor menitikberatkan program pengembangan Sistem Informasi Geografis

pada pemetaan lahan

Threats

1. Dengan Otonomi Daerah terkadang pengembangan Sistem Informasi Geografi

pada pemetaan lahan tidak menjadi prioritas

2. Komputerisasi data mengenai lahan meningkatkan risiko terhadap keamanan dan

kerahasiaan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi

3. Kondisi geografis Indonesia sangat beragam dimana infrastruktur masih sangat

lemah di daerah terpencil sehingga menjadi hambatan modernisasi Sistem

Informasi Geografis pada pemetaan lahan

VI. Kesimpulan dan Rekomendasi

1. Kesimpulan

- Aplikasi teknologi SIG perlu disosialisasikan terhadap dua pihak, yaitu

pemerintah kabupaten Tuban dan kalangan petani dalam upaya

meningkatkan produksi pertanian yang menunjang pembangunan daerah

- Sosialisasi SIG perlu dilakukan secara efektif dan efisien dengan

memilih media dan substansi materi sosialisasi yang tepat bagi

Page 17: Administrasi Pembangunan

kelompok sasaran sosialisasi (pemerintah kabupaten Tuban dan para

petani)

1.1 Pemerintah Daerah

Perlu dilakukan sosialisasi yang intens secara formal (melalui instansi

vertikal) dan secara informal (toolkit dan media massa; koran, acara

televisi dan radio)

1.2 Kelompok petani

Media sosialisasi yang digunakan untuk para petani perlu disesuaikan

dengan karateristik dan budaya mereka. Misal dengan cara menggunakan

media umum yang dilihat orang banyak seperti memasang majalah dinding

di tempat umum dan tempat ibadah, pengumuman melaui tempat ibadah.

Selain itu dapat pula dilakukan teknik sosialisasi dengan mengadopsi

sistem kader yang infrastrukturnya telah tersedia sampai tingkat Rukun

Tetangga (RT)13

2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil kajian strategi-strategi sosialisasi yang diajukan dapat

dipahami bahwa tiap-tiap komponen strategi saling berkaitan satu sama lain

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Beberapa rekomendasi penting yang

ingin disampaikan yaitu antara lain :

- Pengembangan identitas komunikator yang baik, matang, dan konsisten

untuk subyek kajian SIG

- Advokasi media adalah aspek penting dalam meningkatkan awareness

para pihak terhadap adanya pengaplikasian SIG. Advokasi media

mempengaruhi kuantitas dan kualitas masalah-masalah pemberitaan SIG

- Pengembangan toolkit lengkap berupa buku informasi tentang SIG dan

material-material terkait lainnya14

13 Ibid, Hlm. 12214 Ibid, Hlm. 123

Page 18: Administrasi Pembangunan

DAFTAR PUSTAKA

Prahasta, Eddy.2001.Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi

Geografis.Bandung:CV Informatika

Strategi Sosialisasi Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Bidang Tata

Ruang dan Pertahanan. Artikel dalam Jurnal Info Kajian Bappenas

Page 19: Administrasi Pembangunan

http://www.academia.edu/8354936/

PROPOSAL_PENELITIAN_SISTEM_INFORMASI_GEOGRAFIS_PEMETAAN_L

AHAN_PERTANIAN_DI_KABUPATEN_TUBAN_MENGGUNAKAN_FRAMEWO

RK_PMAPPER_UNTUK_ANALISA_KEBIJAKAN_BIDANG_PERTANIAN diakses

pada tanggal 1 April 2015

Tutorial Arcgis.10 oleh Bappeda Prov NTB dalam web

http://bappeda.ntbprov.go.id/wp-content/uploads/2013/09/Bab01_Konsep-dasar-

GIS.pdf diakses pada tanggal 2 April 2015

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_publik diakses pada tanggal 6 April 2015

http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi diakses pada tanggal 2 April 2015

http://taoefiq-oke.blogspot.com/2009/12/teori-pembangunan-daerah.html

diakses pada tanggal 2 April 2015

https://www.academia.edu/8354936/

PROPOSAL_PENELITIAN_SISTEM_INFORMASI_GEOGRAFIS_PEMETAAN_

LAHAN_PERTANIAN_DI_KABUPATEN_TUBAN_MENGGUNAKAN_FRAME

WORK_PMAPPER_UNTUK_ANALISA_KEBIJAKAN_BIDANG_PERTANIAN

diakses pada tanggal 2 April 2015

https://www.academia.edu/7207737/

Aplikasi_GIS_untuk_Menganalisis_Kesesuaian_Lahan_untuk_Tanaman_Jagung_di_

DAS_Krasak diakses pada tanggal 2 April 2015