acara ii (kimia lipid) okey

10
ACARA II KIMIA LIPID A. PELAKSANAN PRATIKUM 1. Tujuan : 1) Idetifikasi senyawa dengan mengunakan Grease Spot Test ( tes noda lemak ) 2) Identifikasi Kwalitas mianyak melalui penentuan bilangan penyabunan 3) Identifikasi Kwalitas mianyak melalui penentuan bilangan Asam 4) Identifikasi Kwalitas mianyak melalui penentuan bilangan Piroksida 2. Hari, Tanggal : Sabtu, 12 Desember 2009 3. Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas MIPA, universiata Mataram. B. LANDASAN TEORI Suatu lipid didefinisikan sebagai suatu senyawa organic yang terdapat dalam alam serta tidak larut dalam air, tetapi laurut dalam pelarut organic non polar seperti suatu Hidrokarbon atau Dietil Eter. Definisi ini terasa mencakup banyak macam senyawa dan memang demikian berbagai kelas lipid dihubungkan satu dengan yang lain berdasrkan keiripan sifatnya tetapi hubungan kimia, fungsional,dan struktur lemak, minyak, terpena dan sterioid ( Fessenden, 1989 : 407 ) Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asma lemak sbagai unut penyusunan adalah Triasilgliserial, juga seringkali dinamakan lemak, lemak netral atau trigliserida. Trigliseral adalah kemampuan eter dari alcohol ( gliseral ) dengan tiga molekul asma lemak. Trigliseral adalah kemampuan utama dari lemak penyimpan atau depot lemak dalam sel hewan dan tumbuhan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Perhatikan bahwa trigliseral adalah molekul hidrofobik non polar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listirk atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi (Lehnigger, 1988:394 ) Lemak cair disebut Minyak , minyak mengandung minyak ( lemak ) tidak jenuh. Untuk menentukan derajat ketidak jenuhan asam lemak. Tiap molekul lemak tidak jenuh dapat bereaksi dengan Iodium, biasa disebut dengan bilangan iodium. Tiap iodium dapat mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap pada lemak yang tidak jenuh. Untuk

Upload: dwi-arif-s

Post on 14-Jun-2015

2.265 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Acara II (Kimia Lipid) Okey

ACARA II

KIMIA LIPID

A. PELAKSANAN PRATIKUM

1. Tujuan :

1) Idetifikasi senyawa dengan mengunakan Grease Spot Test ( tes

noda lemak )

2) Identifikasi Kwalitas mianyak melalui penentuan bilangan

penyabunan

3) Identifikasi Kwalitas mianyak melalui penentuan bilangan Asam

4) Identifikasi Kwalitas mianyak melalui penentuan bilangan

Piroksida

2. Hari, Tanggal : Sabtu, 12 Desember 2009

3. Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas MIPA, universiata Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Suatu lipid didefinisikan sebagai suatu senyawa organic yang terdapat dalam alam

serta tidak larut dalam air, tetapi laurut dalam pelarut organic non polar seperti suatu

Hidrokarbon atau Dietil Eter. Definisi ini terasa mencakup banyak macam senyawa dan

memang demikian berbagai kelas lipid dihubungkan satu dengan yang lain berdasrkan

keiripan sifatnya tetapi hubungan kimia, fungsional,dan struktur lemak, minyak, terpena dan

sterioid ( Fessenden, 1989 : 407 )

Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asma lemak sbagai unut

penyusunan adalah Triasilgliserial, juga seringkali dinamakan lemak, lemak netral atau

trigliserida. Trigliseral adalah kemampuan eter dari alcohol ( gliseral ) dengan tiga molekul

asma lemak. Trigliseral adalah kemampuan utama dari lemak penyimpan atau depot lemak

dalam sel hewan dan tumbuhan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Perhatikan

bahwa trigliseral adalah molekul hidrofobik non polar, karena molekul ini tidak mengandung

muatan listirk atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi (Lehnigger, 1988:394 )

Lemak cair disebut Minyak , minyak mengandung minyak ( lemak ) tidak jenuh.

Untuk menentukan derajat ketidak jenuhan asam lemak. Tiap molekul lemak tidak jenuh

dapat bereaksi dengan Iodium, biasa disebut dengan bilangan iodium. Tiap iodium dapat

mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap pada lemak yang tidak jenuh. Untuk

Page 2: Acara II (Kimia Lipid) Okey

selanjutnya apabila rantai karbon itu pendek, maka jumlah mol asam besar, sebaliknya jika

rantai karbon itu panjang jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menyabunan 1 gram

lemak disebut bilangan penyabunan. Dan apabila lemak dibiarkan di udara akan

menimbulkan ras dan bau tidak enak hal ini karena adanya proses hidralisis menghasilkan

asam lemak menghasilkan peroksida. Kandungan peroksida ini bisa disebut bilangan

peroksida pada minyak ( Puedjiadi, 1994:60-61 )

Contoh lemak cair ( minyak ) adaalah CPO (Crude Palm Oil ) atau disebut minyak

sawit / minyak goreng. Minyak sawit harus memiliki standart dari SNI tentang minyak sawit.

No. Pengamatan Nilai Standart

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Bilangan Asam

Bilangan Penyabunan

Bilangan Iodium

Kandungan air % berat

Pengantar tak larut % berat

Materil tak tersabunkan % berat

Distribusi karbon % berat

C12

C14

C16

C18

10,0 mgKOH/g

195-205 mgKOH/g

49-54 g/100g

0,3 mol

0,3 mol

2,5 mol

1,0 mol

2 mol

43-47mol

3-6 mol

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Gelas Arloji

Pipet Tetes

Timbangan

Gelas Kimia 250 ml

Buret

Elemayer 250 ml

Pemanas slinger

Kondensor ( Refluks )

Pengaduk magnetic

Page 3: Acara II (Kimia Lipid) Okey

2. Bahan – bahan

Minyak baru

Minyak bekas

Eter

Kertas saring

KHO 0,5 N

Alcohol 95 % ( ethanol )

Kloroform

Asam asetat

K I jenuh

Nas2o3 0,1N

Indikator Amilium

K I 15%

Aquadest

D. PROSEDUR KERJA.

1. Grease Spot Test (Uji Noda Lemak).

Minyak

+ eter

Tuang (gelas arloji)

Uapkan

Usap dengan kertas saring.

Hasil

2. Penentuan Bilangan Penyabunan.

4 gr Minyak

+ 50 mL KOH 0,5N (dalam etanol)

∆ (diaduk 15 menit)

Butir Lemak Hilang

+ 2 tetes Indikator PP

Titrasi dengan HCl 0,5N

Volume HCl

Page 4: Acara II (Kimia Lipid) Okey

3. Penentuan Bilangan Asam.

20 gr Minyak

+ 50 mL etanol 95%

∆ (diaduk 15 menit)

Didinginkan

+ 2 tetes indicator PP

Titrasi dengan KOH 0,1N

Volume KOH

4. Penentuan Bilangan Peroksida.

0,5 gr Minyak.

+ 30 mL (kloroform : As. Asetat = 2 : 3)

Minyak terlarut semua

+ 0,5 mL KI jenuh

+ 30 mL aquadest

Kocok

+ 2 tetes Amilum.

Titrasi dengan Na2S2O3

Volume Na2S2O3

E. HASIL PENGAMATAN

HASIL PENGAMATANNO PERCOBAAN

MINYAK BARU MINYAK BEKAS

1. Test Noda lemak Larutan sedikit lebinh

bening

Kertas menjadi

transparan

Warna lebih pudar

Kertas menjadi

transparan

2. Penentuan bilangan

penyabunan

Setelah di tambah

KOH membentuk

butiran – butiran lemak

Setelah di panas

butiran menghilang

+ indicator warna pink

Setelah ditambahkan

KOH membentuk

butiran – butiran

hitam (Lemak)

Setelah dipanaskan

larutan menjadi coklat

Page 5: Acara II (Kimia Lipid) Okey

+ HU menjadi bening

V= 20,2 ml

tua.

+ indicator PP merah

choklat tua

Dilitrasi Hcl 0,5 N

mejadi choklat tua

Vlitrasi = 13,8 ml

3. Penentuan bilangan asam + Alkhohol larutan

menjadi lebih bening

Di panaskan kuning

pucat.

+ indicator PP tetap

bening

Dilitrasi KOH sampai

Pink Vlitrasi = 2 ml

Alkholol menjadi

choklat encer

Di pansankan menjadi

cholaklat pucat

+ indicator PP tetap

warananya

Dilitrasi KOH O3SN

sampai pink

Kecoklatan V = 5 ml

4. Penentuan bilangan

piroksida

+ klofrom : As Asilat

terbentuk 2 fase atas

bening bawah kuning

muda

+ alumunium Tetap

warnanya

V Na2S1O3 = 50 ml

+ klorofrom : As

Asilat terbentuk 2

fase atas bening

bawah choklat tua

+ Aluminium

warnanya tetap

V Na2S1O3 = 25 ml

F. ANALISA DATA.

1. Persamaan Reaksi.

a. Bilangan Penyabunan.

R1

O

O

R2

O

O

R3

O

O

+ 3KOH

OH

OH

OH

+R

1

O

O-K

+

R2

O

O-K

+

R3

O

O-K

+

Page 6: Acara II (Kimia Lipid) Okey

KOH(aq) + HCl(aq) KCl(aq) + H2O(l)

b. Bilangan Asam.

Asam Lemak + KOH garam + H2O

R-COOH + KOH R-COOK + H2O

c. Bilangan Peroksida.

2I- + H2O2 I2

I2 + 2S2O32- 2I- + H2O

2. Perhitungan.

a. Penentuan Bilangan Penyabunan.

Minyak Baru.

gmg

kBeratMinya

VVA

KOH /325,212

4

5,28)2,2050(

5,28)( 21

Minyak Bekas.

gmg

kBeratMinya

VVA

KOH /925,257

4

5,28)8,1350(

5,28)( 21

b. Penentuan Bilangan Asam.

Minyak Baru.

gmg

kBeratMinya

NVA

KOH

KOHKOH

/561,0

20

1,561,02

1,56

V1 = 50 mL

V2 = 20,2 mL

Berat Minyak = 4 gram

V1 = 50 mL

V2 = 13,8 mL

Berat Minyak = 4 gram

VKOH = 2 mL

NKOH = 0,1 N

Berat Minyak = 20 gram

Page 7: Acara II (Kimia Lipid) Okey

Minyak Bekas

gmg

kBeratMinya

NVA

KOH

KOHKOH

/4,1

20

1,561,05

1,56

c. Penentuan Bilangan Peroksida.

Minyak Baru.

gmg

kBeratMinya

NVA

KOH

OSNaOSNa

/10

5,0

10001,050

1000

4

322322

Minyak Baru.

gmg

kBeratMinya

NVA

KOH

OSNaOSNa

/105

5,0

10001,025

1000

3

322322

G. PEMBAHASAN.

Dalam percobaan / praktikum lemak, kita diharapkan memehami standart minyak

yang dapat di konsumsi manusia, dengan mengetahui nilai-nilai bilangan penyabunan,

bilangan asam dan bilangan peroksida. Sebelum kita membahas bilangan –bilangan tersebut

kita harus mengetahui dahulu apakah yang dimaksud lemak itu. Lemak sendiri dibagi

menjadi 2 berdasarkan wujudnya pada suhu kamar. Adanya lemak (padat) dan minyak (cair).

Lemak cair inilah yang sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari, misalnya minyak

goring. Minyak goring sendiri yang dapat dikonsumsi harus sesuai dengan Standart Nasional

Indonesia (SNI).Menurut Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI - 3741- 1995 di

cantumkan bilangan penyabunan minyak sebesar 196-206, bilangan peroksida maksimal 2

Meg/kg.

Dalam praktikum ini kita menguji minyak goring apakah mengandung lemak atau

tidak dengan cara grease spot test, untuk minyak baru maupun bekas didapatka hasil yang

VKOH = 5 mL

NKOH = 0,1 N

Berat Minyak = 20 gram

V322

OSNa = 50 mL

N322

OSNa = 0,1 N

Berat Minyak = 0,5 gram

V322

OSNa = 25 mL

N322

OSNa = 0,1 N

Berat Minyak = 0,5 gram

Page 8: Acara II (Kimia Lipid) Okey

positif dengan cara menodai kertas saring dengan hasil penguapan minyak denga eter. Hasil

yang didapat kertas saring menjadi transparant.

Untuk percobaan selanjutnya kita menguji bilangan penyabunan. Bilangan

penyabunan ini adalah banyaknya basa untuk menyabunkan suatu minyak. Pada percobaan

kita menggunakan basa kuat yaitu KOH. KOH ini akan memutuskan ikatan lemak menjadi

suatu gliserol dan garam dari asam-asam lemaknya. Karena reaksi ini sangat lambat maka

dilakukan dengan penambahan pemanasan. Agar pelarut yang kita gunakan berupa alcohol

tidak menguap kiata menggunakan pemanasan dengan menggunakan alat refluks, sehingga

reaksi nini akan terus berjalan tanpa kekurangan pelarut. Etanol disini digunakan untuk

melarutkan lemak serta larutan basa yang dipakai sehingga baik digunakan dalm acara ini.

Jumlah KOH yang ditambahkan sebanyak 50 mL dengan kosentrasi 0,5N, sehingga HCl

0,5N yang digunakan untuk titrasi blanko sebesar 50 mL. sedangkan yang dipakai untuk

titrasi sebanyak 20,2 mL untuk minyak baru, dan 13,8 mL untuk minyak bekas. Setelah

dihitung nilai bilangan penyabunan miyak baru dan bekas masing-masing 212 dan 258. disini

terlihat nilai bilangan penyabunan pada minyak bekas lebih besar, hal ini dikarenakan jomlah

KOH yang dipakai untuk bereaksi lebih banyak pad minya bekas,karena pada minyak bekas

sudah banyak terbentuk asam lemak. Sehingga sisa KOH yang dipakai lebih sedikit

dibandingkan dengan yang dipakai oleh minyak baru. Dan akhirnya menyebabkan titran HCl

yang dipakai minyak bekas lebih sedikit.

Pada pengujian selanjutnya yaitu menentukan bilangan asam dari kedua jenis minyak

tersebut. Untuk menentukan bilangan asam, kita harus mengetahui penyebab keasamaman

pada minyak tersebut. Lemak itu sendiri mengandung suatu asam lemak hasil hidrolisis

minyak. Untuk menentukan asam lemak maka diperlukan etanol untuk melarutkannya agar

dapat bereaksi dengan dengan titrannya yang berupa basa kuat. Sebelum dilakuka titrasi

larutan minyak harus diaduk terlebih dahul dan dipanaskan agar semua asam lemak dapat

terdidstribusi ke pelarut etanol. Agar pelarut tidak menguap waktu pemanasan maka

dignakanlah refluks seperti percobaan 1. dari hasil pengamatan bilangan asa pada minya baru

sebesar 0,56 dan untuk minyak bekas sebesar 1,4. Hal ini disebabkan pada minyak bekas

banya k minya yang terhidrolisis saat dipakai sehingga kandungan asam lemaknya lebih

banyak dari minyak baru.

Untuk melihat kualitas minyak dilakukan percobaan selanjutnya berupa penentuan

bilangan bilangan peroksida. Bilangan peroksida adalah kandungan kandunga peroksida

setiap 1 gr minyak. Untuk mengukurnya dapat menggunakan metode iodometrri, yaitu

melihat banyaknya I- yang dioksidasi oleh H2O2 menjadi I2. dimana I2 akan membentuk

Page 9: Acara II (Kimia Lipid) Okey

komplek dengan amilum membentuk warna biru, dan I2 dapat direduksi menjadi I- dengan

larutan Na2S2O3. Dimana banyaknya Na2S2O3 yang dipakai sebanding dengan jumlah H2O2

yang terkandung dalam Minyak. Tetapi dalam praktiknya saat ditetesi amilum tidak terbentuk

warna biru sehingga pada saat titrasi kita tidak dapat menentukan titik ekuivalensi dan

menyebabkan volume Na2S2O3 yang dipakai sangat besar dan kita dapatkan nilai bilanga

peroksida yang cukup jauh dari standart nasional yaitu masing-masing dari minya baru dan

bekas sebesar 104 dan 5x103. secara teori seharusnya minya bekas memiliki nilai bilangan

peroksida yang lebih besar dari minyak baru karena saat pemakaian terjadi pembentukan

peroksida.

H. KESIMPULAN.

Dari dat hasil pengamatan, analisa data, dan pembahasan maka praktikum ini dapat

kita simpulkan sebagai berikut :

1. Pada pengujian minyak dengan grease spot test kedua minyak menghasilkan uji positif.

2. Besar bilangan penyabunan minyak baru dan bekas masing-masing sebesar 212

mgKOH/g dan 258 mgKOH/g. sehingga tidak memenuhi standart yaitu sebesar 195-205

mgKOH/g

3. Besar bilangan asam minyak baru dan bekas masing-masing sebesar 0,561 mgKOH/g

dan 1,4 mgKOH/g. sehingga memenuhi standart yaitu maksimal 10 mgKOH/g

4. Besar bilangan asam minyak baru dan bekas masing-masing sebesar 104 dan 5x103.

sehingga tidak memenuhi standart yaitu maksimal 2000

Page 10: Acara II (Kimia Lipid) Okey

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1989. Kimia Organik edisi ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Lehningger, Albert L. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Poedjiadi, Anna, dan F.M. Titin Supriyanti. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Rilongga, M. Yusup. 2004. Pengaruh Bilangan Asam Terhadap Hidrolisa Minyak Kelapa

Sawit. Jurnal kimia: 1-8.