analisis kandungan total lipid fileoleh karena itu, dilakukan praktikum dengan acara”analisa...

30
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TOTAL LIPID Oleh : Golongan A/Kelompok 6A 1. Henita Nur Kumala Sari (161510501156) 2. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251) 3. Hisyam Hardiansyah (161510501258). LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017

Upload: dinhdien

Post on 23-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KANDUNGAN TOTAL LIPID

Oleh :

Golongan A/Kelompok 6A

1. Henita Nur Kumala Sari (161510501156)

2. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251)

3. Hisyam Hardiansyah (161510501258).

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid biasanya disebut sebagai minyak, seperti halnya minyak organik,

lilin, dan lemak. Lipid merupakan suatu kumpulan senyawa organik yang berada

di dalam tumbuhan, hewan, dan manusia berperan sebagai penyusun struktur dan

fungsional sel. Lipid memiliki sifat yang tidak larut dalam air, akan tetapi dapat

larut dalam pelarut unsur organic nonpolar, misalnya kloroform, aseton, benzena,

dan eter. Berdasarkan sifatnya, maka lipid dapat diperoleh dengan melakukan

metode ekstraksi dari jaringan tumbuhan ataupun hewan menggunakan pelarut

nonpolar yang sudah dijelaskan diatas.

Lemak dan minyak merupakan suatu komponen terpenting pada lipid

dikarenakan berfungsi sebagai makanan utama bagi organisme lainnya. Lemak

dan minyak sangatlah bermanfaat bagi manusia mengingat lemak mengandung

asam-asam lemak esensial yang baik bagi tubuh. Asam lemak esensial berfungsi

untuk melarutkan vitamin A, D, dan E yang digunakan untuk memenuhi

kestabilan tubuh manusia. Lemak dan minyak dianggap lebih efisien daripada

protein dan karbohidrat karena pada satu gram lemak dapat menghasilkan 9 kkal,

sedangkan protein dan karbohidrat menghasilkan sebesar 4 kkal saja pada setiap

gramnya.

Lipid terbagi atas 3 jenis yaitu lipid sederhana, lipid kompleks, dan derivat

lipid. Lipid sederhana memiliki suatu senyawa ester asam lemak dan berbagai

alkohol dalam prosesnya. Hasil dari lipid sederhana yaitu, lemak atau minyak dan

lilin. Lipid kompleks jauh lebih komplit daripada lipid sederhana dikarenakan

adanya gabungan dari senyawa ester asam lemak yang memiliki gugus lain selain

alkohol dan asam lemak, seperti protein ataupun karbohidrat. Selain itu, dari

kedua jenis lipid tersebut maka derivat lipid mempunyai proses yang dinamakan

hidrolisis lemak yang nantinya akan menghasilkan senyawa organik dan dapat

melarutkan vitamin. Lipid ini hanya bisa larut pada larutan yang mempunyai sifat

non-polar saja. Larutan non-polar diantarana benzene, ethyl ether, carbon dioxide,

carbon tetrachloride dan chloroform.

2

Berdasarkan penjabaran diatas, maka praktikum kali ini menerapkan prinsip

metode Bligh-Dyer yang nantinya jaringan sampel akan dilarutkan pada larutan

methanol dan kloroform. Mencampur dengan sampel atau sudah mencapai

homogenisasi, maka nantinya akan ditambahkan kloroform dan air sehingga akan

terbentuk dua lapisan (non polar dan polar). Lapisan pada methanol mengandung

senyawa bukan lipid, sedangkan lapisan kloroform mengandung senyawa lipid.

Oleh karena itu, dilakukan praktikum dengan acara”Analisa Kandungan Total

Lipid”

1.2 Tujuan

1. Mengetahui kandungan lipid pada beberapa sampel dengan metode Bligh-

Dyer.

2. Menghitung kandungan lipid yang berada pada hasil pemisahan lipid dan

residu (endapan).

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Padi adalah komoditas tanaman serealia terbesar dan paling menonjol di

dunia pertanian dengan kepentingan ekonomi sebagai makanan pokok bagi lebih

dari 50% populasi di seluruh dunia. Myriostachya wightiana, dari keluarga

Poaceae merupakan rumput abadi yang tumbuh di rawa bakau pasang surut.

Telah dilakukan penyelidikan untuk mengevaluasi dan membandingkan Klorofil,

Komposisi proksimat dan total potensi antioksidan dari daun dan biji Oryza sativa

dan Myriostachya wightiana. Kandungan protein yang lebih baik ditemukan pada

daun dan biji Myriostachya wightiana. Oryza sativa, kuantitas kandungan lipid

yang ditemukan pada biji Myriostachya (Kumar and Sandeep, 2016).

Teknik penyimpanan yang tepat dapat mempertahankan mutu fisiologis

benih, begai contoh beras merah. Temperatur rendah dapat mempengaruhi

pemeliharaan kualitas dan menunda pengerasan oksidatif beras selama

penyimpanan dalam jangka waktu yang panjang. Suhu dan waktu penyimpanan

secara signifikan mempengaruhi kandungan volatil dalam beras merah. Selain itu,

hasil analisis komponen utama menunjukkan bahwa heksanal, heptanal, nonanal,

acetophenone, 6-methyl-3,5-heptadiene-2-satu, benzena, 2-etil-1-heksanol dan

benzaldehida dapat digunakan sebagai indeks penilaian kualitas penyimpanan

beras merah. Analisis korelasi yang dilakukan menunjukkan bahwa penurunan

mutu beras merah yang disimpan mungkin disebabkan oleh reaksi oksidasi dan

hidrolisis lipid dan radikal bebas berturut-turut (Liu et al, 2017).

Tanaman memiliki kemampuan untuk menyimpan energi dalam berbagai

bentuk, salah satu bentuk penyimpanan tanaman adalah berupa lemak yang

termasuk dalam subkelompok lipid. Tanaman melakukan penyimpanan lemak di

dalam bijinya, seperti tanaman kacang-kacangan. Semakin tinggi rasio yang

ditemukan pada tepung kulit ari kacang kedelai dan semakin rendah rasio tepung

ubi jalar ungu maka mengakibatkan peningkatan kadar lemak dalam flakes

(sereal). Hal ini dikarenakan tepung kulit ari pada kacang kedelai memiliki lemak

yang lebih tinggi daripada tepung ubi jalar ungu (Pehulisa dkk., 2016).

4

Proses perkecambahan dapat meningkatkan nilai gizi dan nutraceutical

pada biji gandum. Biji gandum kasar berkecambah selama 7 hari. Proses

perkecambahan pada biji gandum dapat menyebabkan penurunan kadar lipid dari

4,4% menjadi 3,7%. Aktivitas pengemulsi dan pembusaan protein yang berasal

dari perkecambahan secara signifikan lebih rendah. Protein yang berukuran kecil

atau peptida yang berasal dari perkecambahan pada biji gandum bisa memberi

protein yang nyaman ketika dikonsumsi bagi bayi, anak-anak maupun orang tua

orang tua (Tortayeva et al., 2014).

Kerusakan oksidatif yang terjadi pada senyawa lipid dapat di sebabkan

ketika senyawa radikal bebas melakukan raksi dengan senyawa PUFA (Poly

Unsaturated Fatty Acids). Kerusakan lipid di dalam bidang pangan dapat berarti

ketengikan dan perubahan rasa maupun aroma. Reaksi seperti ini sering terjadi

sebagai konsekuensi dari terbentuknya radikal oksigen yang terdapat di dalam

bahan pangan (Winarsi, 2007).

Tumbuhan yang terdapat pada perairan juga memiliki peranan penting

dalam ekosistem. Mikroalga adalah organisme yang mengandung klorofil di

dalam tubuhnya sehingga dapat melakukan proses fotosintesis. Proses fotosintesis

yang dilakukan mikroalga menghasilkan kandungan lipid yang berguna bagi

ekosistem dan dimanfaatkan untuk kegunaan lain. Pertumbuhan mikroalga sangat

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan antara lain nutrisi, suhu, pH,dan intensitas

cahaya. Kandungan nutrisi yang lengkap dan tepat dapat menentukan jumlah

produksi biomassa dan kandungan gizi mikroalgae (Sobari dkk., 2013). Mikroalga

Nitzschia sp. di ekosistem perairan menjadi salah satu contoh dimana tingkat

salinitas lingkungan memberi pengaruh besar pada kadar total lipid

mikroorganisme yang mengandung klorofil dan dapat melakukan fotosintesis ini.

Modifikasi lingkungan salinitas dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah lipid yang

lebih besar dan berpengaruh lebih baik bagi pertumbuhan serta metabolisme

Nitzschia sp. (Widianingsih dkk., 2012).

5

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum agrobiosains dengan judul “Analisis Kandungan Total Lipid”

dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 04 November 2017 pukul 09.00 – 11.00

WIB di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Alumunium Foil

2. Pipet 1

3. Tabung reaksi tanpa tutup 1

4. Tabung reaksi dengan tutup 1

5. Kertas Label

6. Blender

7. Timbangan analitis

3.2.2 Bahan

1. Cloroform

2. Metanol

3. Bulir padi varietas JR 12

4. Aquadest

5. Alkohol

3.3 Metode Pelaksanaan Analisis Kandungan Total Lipid

1. Memisahkan bulir padi dengan kulit ari menggunakan alat

2. Mengahaluskan bulir padi (Milk Rice) dan (brown Rice) dengan

menggunakan blender untuk tujuan ditepungkan

3. Menimbang 3 gram Milk Rice dan Brown Rice sebagai bahan

4. Memasukkan bubuk milk rice yang telah ditimbang ke dalam tabung reaksi

tanpa tutup

6

5. Menambahkan campuran cloroform dan metanol dengan perbandingan 1 : 2,

sebanyak 5 ml

6. Menghomogenkan menggunakan vortex,

7. Mengambil cairan yang telah memisah dengan endapannya menggunakan

pipet

8. Memindahkan cairan yang berada di tabung reaksi tanpa tutup ke tabung

reaksi dengan tutup, dengan menambahkan 2 ml cloroforn : 3 ml aquadest

sampai tercampur tanpa

9. Mendiamkan selama 30 menit

10. Terbentuk cairan berbeda yaitu Polar dan non polar

11. Mengambil cairan non polar, menimbang alumunium foil

12. Meletakkan non polar di alumunium foil berbetuk kotak atau mangkok

13. Mediamkan selama 24 jam

14. Setelah 24 jam menimbang hasil lipid yang telah didiamkan

15. Menghitung kandungan total lipid.

3.4 Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan pada kegiatan praktikum sebagai berikut:

1. Persentase kandungan lipid brown rice

2. Persentase kandungan lipid milk rice

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh setelah melakukan praktikum “Analisis Kandungan

Total Lipid” akan dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif

kuantitatif.

7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Grafik Persentase Lipid pada Sampel Brown Rice

Berdasarkan data pengamatan praktikum dengan menggunakan varietas

padi JR 12 dengan sampel brown rice dapat diperoleh persentase kandungan lipid

yang berbeda pada perlakuan yang sama. persentase kandungan lipid tertinggi

diperoleh pada ulangan ke tiga yakni sebesar 3,33%, sedangkan kandungan lipid

terendah sebesar 2%. Perbedaan kandungan lipid tersebut dapat dipengaruhi oleh

beberapa hal seperti waktu perlakuan, berat alumunium. Brown rice sebagai

sampel beras yang berwarna coklat, warna coklat ini diperoleh dari kulit arinya.

4.1.2 Grafik Persentase Lipid pada Sampel Milk Rice

8

Berdasarkan data pengamatan praktikum dengan menggunakan varietas

padi JR 12 dengan sampel milk rice dapat diperoleh persentase kandungan lipid

yang berbeda pada perlakuan yang sama. Persentase kandungan lipid tertinggi

diperoleh pada ulangan ke kedua dan ulangan ke tiga yakni 2,67%, sedangkan

pada kandungan lipid terndah pada sampel milk rice sebesar 2%.Perbedaan

kandungan lipid tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti waktu

perlakuan, berat alumunium. Milk rice merupakan beras yang sudah terlepas dari

kurit arinya dan tidak terdapat embrio didalamnya.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan praktikum kali ini yaitu mengamati kandungan lipid pada

brown rice dan milk rice. Brown rice merupakan beras yang masih memiliki

gabah dan bekatul pada lapisan benih atau bijinya. Brown rice memiliki beberapa

kandungan seperti lemak, karbohidrat, dan protein. Selain itu, unsur yang

dominan pada brown rice yaitu kandungan protein dan lemak. Beras ini bisa

dijadikan sebagai uji lipid dikarenakan lemak tertimbun di dalam beras dan

bekatul. Bekatul jika sudah dijadikan sebagai tepung maka akan memiliki

kandungan protein sebesar 4,46% dan lemak sebesar 15,55%. Milk rice sebagai

beras yang sudah tidak memiliki embrio (Mulyani dkk., 2015).

Milk rice disebut juga beras yang sudah dipisahkan dari bekatul dan

gabahnya. Beras ini memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dikarenakan

terkandung amilum dan pati didalamnya. Selain itu, kadar lemak pada milk rice

tidak sebanyak dengan brown rice dikarenakan milk rice sudah menghilangkan

bekatul pada saat proses penggilingan beras. Beras putih dibedakan menjadi beras

non organik dan beras organik. Menurut Hernawan dan Meylani (2016), beras

putih organik memiliki kandungan protein sebesar 8,7049% dan kandungan gula

reduksi (karbohidrat) sebesar 0,1395%. Oleh sebab itu, milk rice memiliki

kandungan protein dan karbohidrat yang dominan daripada kandungan lemaknya.

Hasil pengujian lipid pada kedua sampel dapat dijelaskan bahwa sampel

brown rice memiliki kandungan lipid tertinggi pada ulangan ketiga yaitu sebesar

3,33%, sedangkan kandungan terendah lipid pada ulangan pertama yaitu sebesar

9

2%. Hal ini sudah diutarakan bahwa brown rice memiliki kandungan lemak yang

lebih dominan. Pada pengujian milk rice ditemukan kandungan lipid tertinggi

pada ulangan kelima dan keenam yaitu sebesar 2,67%, sedangkan kandungan

terendah lipid pada ulangan keempat yaitu sebesar 2,33%. Oleh sebab itu, dapat

diketahui kandungan lipid lebih dominan pada brown rice dikarenakan masih

menempelnya bekatul pada beras sehingga kandungan lemak yang dihasilkan

banyak. Pada milk rice masih ditemukan kandungan lipid, tetapi tidak sebanyak

brown rice dikarenakan beras ini sudah melalui proses penggilingan beras

sehingga bekatul terpisah secara mekanis.

10

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Penerapan metode Bligh-Dyer bertujuan untuk memisahkan kandungan lipid

dan kandungan lainnya seperti karbohidrat dan protein pada sampel brown

rice dan milk rice.

2. Kandungan persentase lipid pada brown rice tertinggi ada pada ulangan

ketiga sebesar 3,33%, sedangkan kandungan persentase lipid terendah ada

pada ulangan pertama sebesar 2%.

3. Kandungan persentase lipid pada milk rice tertinggi ada pada ulangan kelima

dan keenam yaitu sebesar 2,67%, sedangkan kandungan persentase lipid

terendah ada pada ulangan keempat sebesar, 2,33%.

4. Brown rice memiliki kandungan lipid yang besar dikarenakan bekatul masih

menempel pada beras, sedangkan milk rice sudah melewati proses

penggilingan beras akhirnya bekatul terlepas.

5.2 Saran

Harapan kedepannya pada saat praktikum lanjutan pada pengamatan

ditentukan jadwal yang sudah ada, dikarenakan ketika praktikan akan melakukan

pengamatan lipid masih kurang tau kepastian waktunya. Jadi, kami sebagai

praktikan masih kebingungan akan melakukan pengamatan lipid atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Hernawan, E. dan V. Meylani. 2016. Analisis Karakteristik Fisikokimia Beras

Putih, Beras Merah, dan beras Hitam (Oryza nivara dan Oryza sativa L.

indica). Kesehatan Bakti Tunas Husada, 15(1): 79-91.

Kumar, K. M. and B. V. Sandeep. 2016. Comparative Study of Proximate

Composition and Total Antioxidant Activity In Leaves and Seeds of Oryza

sativa and Myriostachya wightiana. Advanced Research, 4(2): 842-852.

Liu, K.,Y. Li, F. Chen, and F. Yong. 2017. Lipid Oxidating of Brown Rice Stored

at Different Temperatures. Food Science and Technology, 52(1): 188-195.

Mulyani, T., S. Djajati, dan L. D. Rahayu. 2015. Pembuatan Cookies Bekatul

(Kajian Proporsi Tepung Bekatul dan Tepung Mocaf) dengan Penambahan

Magarine. Rekapangan, 9 (2): 1-8.

Pehulisa, A., U. Pato, dan E. Rossi. 2016. Pemanfaatan Tepung Uni Jalar Ungu

dan Tepung Kulit Ari Kacang Kedelai dalam Pembuatan Flakes. JOM

Faperta, 3(1): 1-10.

Sobari, R., A.B. Susanto, D. Susilaningsih, dan D. R. Yunita. 2013. Kandungan

Lipid BeberapaJenis Sianobakteria Laut Sebagai Bahan Sumber Penghasil

Biodiesel. Marine Research, 2(1): 112-119.

Tortayeva, D. D., N. Hettiarachchy, R. Horax, S. Eswaranandam, and A. Jha.

2014. Effects of Germination on Nutrient Composition of Long Grain Rice

and its Protein Physico-Chemical and Functional Properties. Food and

Nutrition, 1(201): 1-9.

Widianingsih, R. Hartati, H.Endrawati, dan M. Hilal. 2012. Kajian Kadar Total

Lipid dan Kepadatan Nitzschia sp. yang Dikultur dengan Salinitas yang

Berbeda. Field Station Marine Science, 1(1): 29-37.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.

LAMPIRAN

I. DATA

I. DOKUMENTASI

Gambar 1. Alkohol

Gambar 2. Pipet

Gambar 3. Tabung Reaksi tanpa tutup dan dengan tutup

Gambar 4. Metanol Cloroform

Gambar 5. Cloroform

Gambar 6. Aquadest

Gambar 7. Blender

Gambar 8. Alat pemisah kulit ari dengan beras

Gambar 9. Alumunium foil dibentuk seperti mangkok

Gambar 10. Memisahkan beras dengan kulit ari

Gambar 11. Memasukkan milk rice ke tabung reaksi tanpa tutup

Gambar 12. Milk rice sebelum ditepungkan

Gambar 13. Mengambil cairan non polar di pindah ke tabung reaksi

Gambar 14. Meletakkan cairan non polar yang telah didiamkan 30 menit ke

alumunium foil berbentuk mangkok

Gambar 15. Memberikan campuran clorofrom dan metanol perbandinga 1:2

sebanyak 5 ml.

Gambar 16. Hasil Penimbangan Lipid setelah didiamkan

III. LITERATUR

Mulyani, T., S. Djajati, dan L. D. Rahayu. 2015. Pembuatan Cookies Bekatul

(Kajian Proporsi Tepung Bekatul dan Tepung Mocaf) dengan Penambahan

Magarine. Rekapangan, 9 (2): 1-8.

Hernawan, E. dan V. Meylani. 2016. Analisis Karakteristik Fisikokimia Beras

Putih, Beras Merah, dan beras Hitam (Oryza nivara dan Oryza sativa L.

indica). Kesehatan Bakti Tunas Husada, 15 (1): 79-91.

Kumar, K. M. and B. V. Sandeep. 2016. Comparative Study of Proximate

Composition and Total Antioxidant Activity In Leaves and Seeds of Oryza

sativa and Myriostachya wightiana. Advanced Research, 4(2): 842-852.

Liu, K.,Y. Li, F. Chen, and F. Yong. 2017. Lipid Oxidating of Brown Rice Stored

at Different Temperatures. Food Science and Technology, 52(1): 188-195.

Pehulisa, A., U. Pato, dan E. Rossi. 2016. Pemanfaatan Tepung Uni Jalar Ungu

dan Tepung Kulit Ari Kacang Kedelai Dalam Pembuatan Flakes. JOM

Faperta, 3(1): 1-10.

Sobari, R., A.B. Susanto, D. Susilaningsih, dan D. R. Yunita. 2013. Kandungan

Lipid BeberapaJenis Sianobakteria Laut Sebagai Bahan Sumber Penghasil

Biodiesel. Marine Research, 2(1): 112-119.

Tortayeva, D. D., N. Hettiarachchy, R. Horax, S. Eswaranandam, and A. Jha.

2014. Effects of Germination on Nutrient Composition of Long Grain Rice

and its Protein Physico-Chemical and Functional Properties. Food and

Nutrition, 1(201): 1-9.

Widianingsih, R. Hartati, H.Endrawati, dan M. Hilal. 2012. Kajian Kadar Total

Lipid dan Kepadatan Nitzschia sp. yang Dikultur dengan Salinitas yang

Berbeda. Field Station Marine Science, 1(1): 29-37.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.