acara 5 klasifikasi
DESCRIPTION
klasifikasiTRANSCRIPT
ACARA 5
PENENTUAN KLASIFIKASI BATUAN
A. Acara Praktikum
Penentuan Klasifikasi Batuan dilapangan.
B. Waktu dan Tanggal praktikum
Waktu : 14.00 – 16.00 Wita
Tanggal : 10 Mei 2012
C. Lokasi Praktikum
Jl. Sentosa di depan Hotel Cristal
D. Pendahuluan
Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan teoritik dan terapan yang
mempelajari karakteristik, perilaku dan respons massa batuan akibat perubahan
keseimbangan medan gaya di sekitarnya, baik karena aktivitas manusia maupun
alamiah. Mekanika batuan mempelajari antara lain :
1. Sifat sifat dan mekanik serta karakteristik massa batuan.
2. Berbagai teknik analisis tegangan dan regangan batuan
3. Prinsip prisnsip yang menyatakan respons massa batuan terhada[p
beban
4. Metodologi yang logis untuk penerapan teori teori dan teknik teknik
mekanika untuk solusi problem fisik nyata di bidang rekayasa batuan.
Dalam mekanika batuan sifat sifat batuan dapat dikelmpokkan menjadi 2 bagian :
1. Sifat Fisik, meliputi : Bobot isi, Berat Jenis, Porositas, Absorpsi, Void
ratio
2. Sifat Mekanik, meliputi : Kuat tekan, Kuat tarik, Modulus elastisitas,
3. Poisson ratio, Sudut geser dalam, Kohesi, Kuat geser
Sehingga pada praktikum kali bermaksud untuk mendapatkan data-data
lapangan yang kemudian di olah sehingga diperoleh klasifikasi batuan menurut
parameter B, Kohesi, dan Sudut geser dalam, yang kemudian menjadi acuan
dalam membuat desain lereng.
E.Dasar Teori
Klasifikasi batuan yang paling sederhana dan mendasar adalah klasifikasi batuanberdasarkan
pada genesanya atau asal-usulnya atau cara kejadiannya. Berdasarkan asalusulnya,
batuan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Batuan beku
, yaitu batuan yang berasal dari pembekuan dan kristalisasi magma..
2. Batuan sedimen
, yaitu batuan yang berasal dari rombakan batuan lain yang telah adasebelumnya baik itu batuan
beku, sedimen atau metamorfik..
3. Batuan metamorfik
, yaitu batuan berasal dari batuan lain yang telah ada sebelumnya (batuan beku, sedimen atau
metamorfik) yang mengalami proses metamorfosa, yaituperubahan dalam kondisi padat
karena temperatur dan tekanan yang tinggi, ataukarena cairan hidrotermal.
1.2 Potensi Bahan Galian yang berasosiasi dengan Batuan Beku, Sedimen
danMetamorf
Pada bab ini dibahas mengenai bahan galian serta asosiasinya dengan klasifikasibatuan. Terdapat
disekitar batuan apakah bahan-bahan galian tersebut.
1.3 Mineral Pembawa Logam
Pada bab ini dibahas tentang mineral-mineral yang tedapat pada bahan galian. Selainitu
juga dijelaskan deskripsi mineralnya serta disertai gambar.Adapun pengerjaannya dilakukan
secara bersama dengan menjadikan buku diktatGeologi Dasar dan Distribution of
Igneous Rocks In The Earth’s Lithosphere sebagai acuan.Akhir kata, penulis
meminta maaf atas tidak sempurnanya makalah ini. Diharapkan makalahini dapat
bermanfaat ke depannya, baik untuk penulis, maupun untuk pembaca lainnya.
Batuan merupakan material yang membentuk litosfer maupun kerak bumi,
terdiri darimineral-mineral, serta terbentuk di alam tidak hidup. Batuan ini dapat
terbentuk dari hanyasatu macam mineral atau himpunan berbagai macam mineral, baik yang
terpadatkan ataupuntidak.Dilihat dari fisiknya, batuan mempunyai jenis yang sangat beragam,
baik warna,kekerasan, kekompakan, maupun material pembentuknya. Untuk mempermudah
dalammembedakannya, dibuatlah pengelompokan atau klasifikasi dari batuan-
batuan tersebut.
2.1 BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCKS)
Batuan beku ini terbentuk dari magma yang mendingin atau membeku.
Magmatersebut dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan
bumi. Bilamembeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan
bekudalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan
bekuplutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian
membeku,terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.
2.1.1 Batuan Beku Dalam (Intrusive)
Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat(dapat
mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar
dansempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku
dalammempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan
batuan disekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau
menerobos melaluirekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Bentuk-bentuk batuan
beku yang memotongstruktur batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di
dalamnya adalah batholit, stok,
dyke, dan jenjang volkanik. Sedangkan bentuk-bentuk yang sejajar dengan
struktur batuan disekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan
lopolit.Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga
mempunyai jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-
batuanbeku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik.Sesuai
dengan gambar di atas, contoh dari batuan beku adalah granite, gabbro, dan diorite. Granite
berkomposisi terutama dari feldspar dan kuarsa. K-feldspar merupakan
mineralutamanya, berwarna merah muda. Sedangkan Na-C Plagioklas terdapat dalam jumlah
sedang,berwarna putih seperti porselen. Mika, muskofit atau biotit berwarna hitam
mengkilap atauserpihannya berwarna bronze tersebar merata dalam batuan granite.
Gabbro
mempunyai tekstur berbutir kasar mirip dengan granite tetapi komposisi
utamanyaadalah piroksen dan Ca-Plagiokas. Olivin trdapat sebagai mineral minor.
Warna gabbro ialahhijau tua, abu-abu tua, atau hitam. Gabbro merupakan material utama di
bagian bawah kerak samudera dan juga pada beberapa bagian kerak benua tua.
Diorite
mempunyai tekstur berbutir kasar mirip dengan granite tetapi komposisi
utamanyaadalah Na-Plagiokas Feldspar, sedangkan kuarsa dan K-Feldspar merupakan mineral
minor.Mineral amfibol yang terdapat di dalamnya mencirikan batuan dengan jenis
diorite danbukanlah tidak mungkin dijumpai piroksen. Komposisi diorite
merupakan komposisimenengah dengan basalt.
2.1.2 Batuan Beku Luar (Extrusive)
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau
lubangkepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi
batuanekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut
sebagai fissureeruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya
rendah dapat mengalir di sekitar mempunyai tekstur berbutir kasar mirip dengan
granite tetapi komposisi utamanyaadalah Na-Plagiokas Feldspar, sedangkan kuarsa dan K-
Feldspar merupakan mineral minor.Mineral amfibol yang terdapat di dalamnya
mencirikan batuan dengan jenis diorite danbukanlah tidak mungkin dijumpai
piroksen. Komposisi diorite merupakan komposisimenengah dengan basalt.
sebagai fissureeruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya
rendah dapat mengalir di sekitarrekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut
plateau basalt. Erupsi yang keluarmelalui lubang kepundan gunung api dinamakan
erupsi sentral. Magma dapat mengalirmelaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut
tersembur ke atas bersama gas-gas sebagaipiroklastik. Lava terdapat dalam
berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisimagmanya dan tempat
terbentuknya.Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava
bantal (pillowlava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan
air.Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam
kelompok batuanbeku afanitik. Contoh-contoh dari batuan beku luar adalah :
Basalt
merupakan batuan beku luar bertekstur afanitik berbutir halus sampai sangat halusbiasanya
berwarna gelap ,terjadi dari pendinginan dalam bagian dalam aliran
lava.komposisiutamanya adalah Ca-Plagioklas dan piroksen, sedangkan olivine atau amfibol
hanya sedikit
2.2.1 Batuan sedimen bertekstur klastik
Batuan sedimen klastik terdiri dari material detritus (hasil rombakan:
pecahan),memperlihatkan tekstur klastik (butiran berukuran lempung sampai
bongkah),memperlihatkan berbagai struktur sedimen.Proses : pelapukan,
erosi,transportasi, sedimentasiKlasifikasi besar butir batuan sedimen klastik menggunakan
skala Wentworth. Potensi Bahan Galian yang Berasosiasi DenganBatuan Sedimen,
Batuan Beku dan Batuan Metamorf. Bahan GalianAsosiasi dengan
3. Sifat Mekanik
Selain daripada sifat-sifat fisik dari batuan terdapat sifat-sifat mekanik
batuan yang berpengaruh pula dalam penembusan batuan. Sifat-sifat mekanik
tersebut meliputi :
a. Strength Batuan
Arthur menyatakan bahwa strength pada batuan merupakan faktor yang
sangat penting untuk penentuan laju pemboran.Strength pada batuan adalah
kemampuan batuan untuk mengikat komponen-komponennya bersama-sama. Jadi
dengan kata lain apabila suatu batuan diberikan tekanan yang lebih besar dari
kekuatan batuan tersebut, maka komponen-komponennya akan terpisah-pisah atau
dapat dikatakan hancur. Lebih lanjut lagi, criteria kehancuran batuan diakibatkan
oleh adanya : Stress (tegangan) dan Strain (regangan).
Tegangan dan regangan ini terjadi apabila ada suatu gaya yang dikenakan pada
batuan tersebut. Goodman, menyatakan variasi beban yang diberikan pada suatu
batuan mengakibatkan kehancuran batuan. Terdapat empat jenis kerusakan batuan
yang umum, yaitu :
Flexure Failure
Flexure failure terjadi karena adanya beban pada potongan batuan akibat gaya
berat yang ditanggungnya, karena adanya ruang pori formasi dibawahnya.
Shear Failure
Shear failure, kerusakan yang terjadi akibat geseran pada suatu bidang
perlapisan
karena adanya suatu ruang pori pada formasi dibawahnya.
Crushing dan Tensile Failure
Crushing dan tensile failure merupakan kerusakan batuan yang terjadi akibat
gerusan suatu benda atau tekanan sehingga membentuk suatu bidang retakan.
Direct Tension Failure
Direct tension failure, kerusakan terjadi searah dengan bidang geser dari suatu
perlapisan.
b. Drillabilitas
Drillabilitas batuan (rock drillability) merupakan ukuran kemudahan
batuan untuk dibor, yang dinyatakan dalam satuan besarnya volume batuan yang
bisa dibor pada setiap unit energi yang diberikan pada batuan tersebut.Drillabilitas
batuan dapat ditentukan melalui data pemboran (drilling record).
Selanjutnya dengan pengembangan model pemboran, drillabilitas batuan dapat
ditentukan dengan menggunakan roller cone bit.
c. Hardness
Hardness atau kekerasan dari batuan, merupakan ketahanan mineral batuan
terhadap goresan.Skala kekerasan yang sering digunakan untuk mendriskripsikan
batuan diberikan oleh Mohs.
Skala Kekerasan Mohs
Talk
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite
Orthoclase Feldspar
Quartz
Topaz
Corondum
Diamond
Gatlin, menyatakan batuan diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu :
Soft rock (lunak) : clay yang lunak, shale yang lunak dan batuan pasir yang
unconsolidated atau kurang tersemen.
Medium rock (sedang) : beberapa shale, limestone dan dolomite yang porous,
pasir yang terkonsolidasi dan gypsum.
Hard rock (keras) : limestone dan dolomite yang padat, pasir yang tersemen
padat/keras dan chert.
d. Abrasivitas
Merupakan sifat menggores dan mengikis dari batuan, sehingga sering
menyebabkan keausan pada gigi pahat dan diameter pahat.Setiap batuan
mempunyai sifat abrasivitas yang berbeda-beda, pada umumnya batuan beku
mempunyai tingkat abrasivitas sedang sampai tinggi, batu pasir lebih abrasif
daripada shale, serta limestone lebih abrasif dari batu pasir atau shale.Ukuran dan
bentuk dari partikel batuan menyebabkan berbagai tipe keausan, seperti juga torsi
dan daya tekan pada pahat.
e. Tekanan Pada Batuan
Merupakan tekanan-tekanan yang bekerja pada batuan formasi.Tekanan-
tekanan tersebut harus diperhatikan dalam kegiatan pemboran.Karena
berpengaruh dalam cepat-lambatnya laju penembusan batuan formasi. Secara
umum, batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami tekanan :
Internal Stress yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di dalam
pori-pori batuan (tekanan hidrostatik fluida formasi).
Eksternal Stress yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di atasnya
(tekanan overburden).
Dalamn Uji sifat mekanik batuan:
Kuat tarik (tensile strength);
Merupakan kemampuan suatu material untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan material menjadi patah. Berdasarkan pada jenis beban yang
bekerja, kekuatan dibagi dalam beberapa macam yaitu kekuatan tarik,
kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.
Kuat tekan (unixial compressive strength/UCS, static poisson ratio);
Dynamic poisson's ratio.
Kuat tekan triaxial (triaxial compressive strength)
Point load test
Kuat geser sisa (residual shear strength)
Tujuan
Untuk mengetahui kelas – kelas batuan berdasarkan beda kelas massa batuan
sesuai jenis materialnya.
C. Peralatan yang Digunakan
Alat-alat : Bahan-bahan :
1. Meteran 1. Kekar di Lapangan
2. Kompas Brunton
3. Alat Tulis
4. Tali Raffia
5. Table parameter RMR
6. Palu Geologi
D. Prosedur Percobaan
1. Orientasi lapangan
2. Menentukan RQD di lapangan dengan menghitung langsung dari
singkapan btuan yang mengalami retakan-retakan (baik lapisan batuan
maupun kekar atau sesar ) berdasarkan rumus Hudson (1979) sbb :
RQD = 100e-0,1 )1 + 0,1 ( ھ
3. Diukur spasi kekar.
4. Diukur kondisi rekahan
5. Ditentukan kondisi air tanah.
6. Ditentukan kekuatan batuan dengan cara memukul batuan dengan palu
geologi, pisau ,kemudian hasilnya disesuaikan dengan table
7. Disimpulkan dari orientasi lapangan kemudian dimasukkan pada
parameter RMR yang ada
8. Kesimpulan.
Hasil Pengukuran
No. Strike (o) Dip (o) No Strike (o) Dip (o)
1 115 89 26 109 42
2 137 87 27 149 90
3 127 56 28 51 55
4 122 84 29 189 61
5 130 48 30 69 69
6 141 66 31 129 81
7 138 85 32 142 24
8 26 61 33 143 24
9 102 76 34 109 89
10 91 88 35 104 21
11 102 84 36 95 70
12 61 70 37 139 81
13 86 83 38 60 74
14 133 54 39 139 84
15 126 83 40 208 61
16 81 20 41 131 69
17 126 80 42 150 90
18 69 44 43 144 62
19 46 41 44 171 71
20 197 72 45 154 64
21 135 88 46 153 70
22 58 74 47 192 56
23 86 48 48 149 71
24 63 35 49 119 90
25 185 71 50 24 66
Pengamatan dan pencatatan terhadap orientasi diskontinuitas dilakukan
secara sistematis dengan menggunakan metode scanline. Dalam metode ini,
pencatatan diskontinuitas dilakukan sepanjang garis pengamatan. Diskontinuitas
ang dicatat dan diobservasi adalah diskontinuitas yang memotong garis
pengamatan. Data yang diukur/ dicatat adalah tipe batuan (rock type), kekuatan
batuan (strength), pelapukan (weathering), arah kemenerusan kekar (strike) dan
kemiringan kekar (dip), jarak antar spasi kekar (joint spacing), kekasaran
(roughness), dan material sisipan (infilling).
Untuk menentukan longsoran kekar, baiknya menggunakan table system
RMR seperti yang tampak diatas.
E. Perhitungan
Rock Mass Rating (RMR)
RMR = UCS + RQD + Joint Spacing + Joint Condition + Ground Water
UCS = 12 RQD = 20
Joint Spacing = 15 Joint Condition = 25
Ground Water = 10
RMR = UCS + RQD + Joint Spacing + Joint Condition + Ground Water
= 12 + 20 + 15+ 25 + 10
= 82
Lokasi Parameter Masukan RatingNilai
RMR
Sentosa
Uniaxial Compressive
Strength 100 – 250 12
82RQD ( % ) 90 – 100 20
Spacing of Discontinuity 0.6 – 2 m 15
Joint Condition < 1 mm 25
Water Condition Lembab 10
Parameter B
Rating 100 - 81 80 - 61 60 - 41 40 - 21 20 - 0
Klasifikasi
massa batuan
Sangat
Baik
Baik Sedang Jelek Sangat
Jelek
Rating 100 - 81 80 - 61 60 - 41 40 - 21 20 - 0
Kohesi >400 kpa 300 - 400 200 - 300 100 - 200 <100
Sudut Geser
dalam
>45o 35o-45o 25o-35o 15o-25o <15o
F. Kesimpulan :
Jadi berdasarkan hasil pengukuran data di lapangan kita mendapatkan hasil
beda kelas massa batuan sesuai jenis materialnya menurut parameter B
klasifikasi batuannya sangat baik, Kohesi 450 kpa, dan Sudut geser dalam >
45o .
G. Saran
Sebaiknya sebelum mengukur dan pengambilan data kita konsultasi dulu
ke asdos supaya tidak salah dalam pengambilan data, dan lebih memahami
konsep di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M. 1988. MekanikaBatuan (Prinsip-prinsipRekayasaGeoteknis) Jilid1.
Jakarta :Erlangga.
Soedarmo G. Djatmiko, dkk. 1993. MekanikaBatuan. Yogyakarta :Kanisius.
Samarinda, 31 Mei 2012
Asisten, Praktikan,
Doni Ariyanto Andry Ismawan
NIM. 0809045017 NIM. 1009045064
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM
MEKANIKA BATUAN
“Klasifikasi Batuan Di Lapamgan”
Nama : Andry Ismawan
NIM : 1009045064
Kelompok : 7 (Tujuh)
Tanggal : 31 Mei 2012
LABORATORIUM MEKANIKA BATUAN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2012
Lampiran foto dilapangan
Lokasi jalan Sentosa di depan hotel Cristal.