makalah klasifikasi 5 kingdom

66
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia ini terdiri dari berbagai macam spesies. Keanekaragaman spesies biasa didefinisikan dengan jumlah spesies yang beragam dan hidup disuatu lokasi tertentu. Untuk mengetahui dengan mudah ciri khas spesies ini, akhirnya para ahli mengelompokkan menjadi klasifikasi hewan dan tumbuhan. Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok ternteu berdasarkan persamaan-persamaan ciri, cara hidup, tempat hidup, dan daerah penyebaran. Sistem kalsifikasi ini selalu berkembang seiring perkembangan zaman. Yang pertama adalah sistem klasifikasi pra-Linnaeus dengan menggunakan dasar observasi dan kegunaan dari objek. Sistem klasifikasi ini dilakukan dengan melihat persamaan bentuk luar dari tubuh makhluk hidup. Sistem klasifikasi yang kedua adalah sistem klasifikasi Linnaeus atau biasa disebut dengan sistem 2 kingdom. Dalam sistem ini, makhluk hidup dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok tumbuhan (kingdom plantae) dan kemompok hewan (kelompok animalia). 1

Upload: leviana-erinda

Post on 04-Dec-2015

1.110 views

Category:

Documents


95 download

DESCRIPTION

makalah klasifikasi 5 kingdom

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia ini terdiri dari berbagai macam spesies. Keanekaragaman spesies

biasa didefinisikan dengan jumlah spesies yang beragam dan hidup disuatu

lokasi tertentu. Untuk mengetahui dengan mudah ciri khas spesies ini,

akhirnya para ahli mengelompokkan menjadi klasifikasi hewan dan

tumbuhan.

Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke

dalam kelompok ternteu berdasarkan persamaan-persamaan ciri, cara hidup,

tempat hidup, dan daerah penyebaran.

Sistem kalsifikasi ini selalu berkembang seiring perkembangan zaman.

Yang pertama adalah sistem klasifikasi pra-Linnaeus dengan menggunakan

dasar observasi dan kegunaan dari objek. Sistem klasifikasi ini dilakukan

dengan melihat persamaan bentuk luar dari tubuh makhluk hidup.

Sistem klasifikasi yang kedua adalah sistem klasifikasi Linnaeus atau

biasa disebut dengan sistem 2 kingdom. Dalam sistem ini, makhluk hidup

dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok tumbuhan

(kingdom plantae) dan kemompok hewan (kelompok animalia).

Selanjutnya sistem klasifikasi 3 kingdom yang membagi makhluk hidup

menjadi tiga kingkdom, yaitu kingdom plantae, kingdom animalis, dan

kingdom monera. Kingdom monera ini adalah kerajaan ketiga yang berfungsi

menampung makhluk hidup yang tidak memiliki klasifikasi yang jelas yang

terdiri atas bakteri dan ganggang.

Yang keempat adalah sistem klasifikasi 4 kingdom yang membagi

makhluk hidup menjadi empat kingdom. Empat kingdom tersebut adalah

kingdom monera yang terdiri atas makhluk hidup yang tidak memiliki

membran inti (prokariotik), seperti bakteri dan ganggang biru. Kingdom fungi

yang terdiri dari semua jamur. Kingdom plantae yang terdiri dari semua

ganggang kecuali ganggang biru, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan

1

tumbuhan biji. Yang terakhir adalah kingdom Animalia yang terdiri atas

semua hewan, yaitu protozoa, porifera, coelenterate, mollusk, arthopoda,

Echinodermata, dan chordate.

Selanjutnya sistem 5 kingdom yang dirintis oleh Ernst Haeckel

(1834-1919). Sistem 5 kingdom ini menggolongkan makhluk hidup menjadi

animal, plantae, fungi, protista, dan monera. Kingdom yang baru pada sistem

5 kingdom ini adalah kingdom protista. Kingdom protista meliputi protozoa

dan alga yang bersifat eukariotik. Filum yang masuk dalam kingdom Protista

adalah euglena, rhizopoda, flagellate, ciliate, sporozoa, chlorophyta,

phaeophyta, rhodophyta, pyrrophyta, myxomycota, dan oomycota.

Sistem yang sampai saat ini digunakan adalah sistem 6 kingdom yang

dikemukakan oleh Carl Woese. Enam kingdom ini dalah archae (eubacteria),

bacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong ilmuwan

untuk selalu mengembangkan hasil penelitian termasuk pengelompokan

makhluk hidup menjadi enam kingdom. Dalam makalah ini akan dijelaskan

dan diuraikan tentang keanekaragaman organisme sistem 5 dan 6 kingdom.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman organisme?

2. Bagaimana organisme sistem 5 kingdom?

3. Bagaimana organisme sistem 6 kingdom?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam pembahasan ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian keanekaragaman organisme

2. Untuk mengetahui organisme sistem 5 kingdom

3. Untuk mengetahui organisme sistem 6 kingdom

2

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam pembahasan ini adalah:

1. Dapat mengetahui perkembangan klasifikasi makhluk hidup

2. Dapat mengetahui penjelasan organisme sistem 5 dan 6 kingdom

3. Dapat mengetahui contoh dari organisme sistem 5 dan 6 kingdom

4. Dapat mengetahui ciri-ciri dari organisme sistem 5 dan 6 kingdom

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem 5 Kingdom

2.1.1 Protista

Gambar 2.1.1 Pembagian Protista (Sumber: detikbiologi.

blogspot.com)

Protista adalah orgaisme yang memiliki struktur sel eukariotik,

uniseluler maupun multiseluler dan tidak memiliki jaringan yang sebenranya.

Memiliki ciri- ciri morfologi dan fisiologi seperti jamur, tumbuhan atau

hewan. Anggota organisme ini ada yang merugikan karena menjadi parasit

pada orgaisme lain dan ada organisme yang menguntungkan karena

peranannya dalam ekosistem, operator penguraian mineral bahan tambang,

dan obyek penelitian imiah. Protista dikelompokkan menjadi 3 golongan,

yaitu Jamur tingkat rendah (protista menyerupai jamur), Protozoa (protista

menyerupai hewan), dan Alga (Protista menyerupai tumbuhan).

1. Protista menyerupai jamur

Protista menyerupai Jamur memiliki kesamaan dengan jamur yaitu

menghasilkan sproa, heterotrof, parasit, atau pengurai. Protista menyerupai

jamur dibagi menjadi 3 yaitu Jamur air (Oomycota), Jamur lender

(Myxomycota), Jamur lendir selular (Acrasiomycota).

a. Oomycota (Jamur air) memiliki hifa (filamen atau benang halus yang

membentuk bagian vegetatif jamur) yang terlihat seperti jamur pada

4

umumnya. Oomycota memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa.

Pada umumnya jamur ini hidup sebagai pengurai yang berbentuk

kapas dan dapat dijumpai pada alga atau bangkai-bangkai hewan di air

tawar. Contoh Oomycota: (1) Saprolegnia, hidup sebagai parasit

yaitu menempel pada ikan atau hewan air lainnya. (2) Plasmopora

viticola, merupakan jamur putih yang mucul bergerombol padabuah

anggur. (3) Phytophtora infestans, menyebabkan penyakit busuk layu

pada kentang dan tomat.

b. Myxomycota (Jamur Lendir) disebut juga jamur lender plasmodial,

tahap vegetatif dari jamur ini disebut plasmodium yaitu massa lendir

yang umumnya berwarna kuning atau oranye dan bersifat heterotrof.

Plasmodium dapat tumbuh hingga berdiameter beberapa sentimeter.

Contoh spesiesnya yaitu: Physarum sp.

c. Acrasiomycota disebut juga jamur lendir selular. Sebagian besar

siklus hidupnya berbentuk amoeba. Acrasiomycota memiliki tubuh

buah yang berfungsi sebagai alat reproduksi seksual. Contoh:

Dicytostelium discoideum.

2. Protista mirip hewan

Sekitar 65 ribu jenis protista menyerupai hewan atau lebih dikenal

dengan istilah Protozoa (Yunani, proto = pertama, zoa= hewan). Protozoa

bersifat uniseluler, heterotrofik, dan menrupakan cikal bakal hewan yang

lebih kompleks.Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 sampai 200

mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang

berubah-ubah. Sebagian besar Protozoa memiliki alat gerak berupa

pseudopodia (kaki semu), silia (bulu getar), atau flagellum (bulu cambuk).

Beberapa kelompok Protozoa memiliki cangkang. Sel Protozoa umumnya

terdiri dari membran sel, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola kontraktil

(vakuola berdenyut), dan inti sel. Vakuola makanan adalah vakuola yang

berfungsi untuk mencerna makanan. Vakuola kontraktil adalah vakuola yang

berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair keluar sel melalui

membran sel serta mengatur kadar air dalam sel. Inti sel berfungsi mengatur

aktifitas sel. Protozoa dibagi menjadi 4 kelas yaitu:

5

1. Sarcodina

Anggota kelas ini mempunyai pseudopodia (kaki semu).Bergerak

seperti amuba Contoh: Globigerina, Amoeba, dll.

2. Ciliata

Anggota dari kelas ini memiliki alat gerak berupa rambut halus atau

bulu getar yang disebut cilia. Contoh: Paramaecium.

3. Flagellata

Angota kelas ini memilikisatu atau lebih bulu cambuk (flagellum),

bergerak dengan flagela.Contoh: Trypanosoma gambiense

4. Sporozoa

Kelas ini tidak mempunyai organel untuk bergerak. Contoh:

Toxoplasma gondii, Plasmodium penyebab penyakit malaria.

3. Protista mirip tumbuhan

Protista mirip tumbuhan uniseluler, sering disebut juga sebagai

fitoplankton. Sedangkan Protista mirip tumbuhan multiselular sering disebut

alga. Organisme ini pada umumnya tumbuh dengan baik di air tawar maupun

air laut, di tempat- tempat yang lembab, dan beberapa jenis hidup dengan

bersimbiosis. Kehadiran alga di suatu habitat dapat dideteksi dengan warna-

warna tertentu yang muncul di habitat tersebut. Perbedaan pigmen warna

yang terdapat dalam alga menjadi salah satu kriteria dalam klasifikasi alga.

Klasifikasi Protista mirip tumbuhan antara lain:

a. Euglenophyta

Euglenophyta merupakan kelompok protista yang unik karena dia

memiliki sifat mirip tumbuhan dan hewan. Filum alga yang ini banyak

dijumpai di air tawar dengan bentuk yang lonjong, memiliki flagella

(cambuk), bintik mata, dan berwarna hijau karena memiliki klorofil.

Dianggap mirip tumbuhan karena memiliki klorofil, namun juga

bergerak seperti hewan.

b. Alga Keemasan (Chrysophyta)

Chrysophyta ada yang berwarna kuning kecokelatan, hijau

kekuningan, dan kuning keemasan (diatom). Chrysophyta ada yang

bersel satu, bersel banyak, dan bersifat mikroskopis

6

c. Alga Merah (Rhodophyta)

Ganggang merah merupakan makhluk hidup bersel banyak.

Berwarna merah tua karena selain mengandung klorofil, juga

mengandung zat warna merah (fikoeritrin).Ganggang ini hidup di laut,

memiliki bentuk seperti rumput maka sering disebut rumput laut (sea

weed) dan bersel banyak (berbentuk seperti lembaran).

d. Ganggang Cokelat (Phaeophyta)

Ganggang cokelat berwarna cokelat karena selain mengandung

klorofil juga memiliki zat warna cokelat (fukosantin). Ganggang ini

hidup di air laut, mempunyai tubuh yang multiseluler, berbentuk

seperti lembaran atau tumbuhan tinggi (memiliki alat, seperti akar,

batang, dan daun).

e. Ganggang Api (Pyrrhophyta)

Ganggang api sering disebut dengan Dinoflagelata. Sebagian

besar hidup di laut dan ada juga yang hidup di air tawar. Ganggang ini

mempunyai ciri tubuhnya bersel satu, dinding sel berupa lempengan

selulosa yang rapat, dapat bergerak aktif, di luar sel terdapat celah dan

alur yang masing-masing dilengkapi dengan satu flagel, berklorofil,

mengandung pigmen kuning kecokelatan, dan berkembang biak

dengan cara membelah diri.

f. Ganggang Hijau (Chlorophyta)

Chlorophyta adalah ganggang yang mengandung klorofil dan

karotin berwarna kuning sehingga warnanya menjadi hijau

kekuningan. Air kolam, sungai, atau danau akan berwarna hijau

karena adanya jenis ganggang hijau di dalamnya.Chlorophyta

(ganggang hijau) merupakan plankton yang hidup melayang-layang di

air tawar atau laut. Ganggang hijau dapat berbentuk benang, filamen,

ataupun berkoloni.

7

2.1.2 Monera

Gambar 2.1.2 Bentuk Monera (Sumber: kingdomsmidtermproject.

weebly.com)

Kata monera berasal dari bahasa Yunani, yakni moneres yang artinya

“tunggal”. Hal ini sesuai dengan jumlah selnya, yaitu bersel tunggal

(uniseluler/monoseluler). Struktur sel Monera masih sederhana. Inti selnya

belum memiliki membran inti (karioteka) sehingga Monera digolongkan

sebagai prokariotik. Cara reproduksi monera dapat berlangsung secara

aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara

pembelahan biner (binery fision), fragmentasi atau spora. Sedangkan

reproduksi seksual dengan cara konjugasi, transduksi maupun transformasi.

Kingdom monera terdiri dari bakteri, ganggang biru-hijau (cyanobacteria),

dan archaebacteria.

2.1.3 Fungi

Gambar 2.1.3 Kingdom Fungi (Sumber: www.mykoweb.com)

8

Ciri-ciri umum jamur adalah tubuh tersusun oleh satu sel (uniseluler)

atau sebagian besar tubuh terdiri atas banyak sel (multiseluler). Sel-selnya

bersifat eukariotik (berinti), heterotrof, membentuk benang atau hifa dan

membentuk miselium. Reproduksi dapat berlangsung secara generatif dan

vegetatif. Jamur secara umum berkembang biak dengan spora. Jamur tidak

memiliki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Jamur hidup sebagai

saprofit, yaitu menguraikan zat sisa organisme atau sebagai parasit yaitu

merugikan organisme lainnya. Fungi dibagi menjadi 6 divisi, yaitu:

1. Chytridiomycota

2. Glomeromycota

3. Zygomycota

Ciri-ciri:

Hidup di darat dan daerah yang lembab

Hifa bersifat senositik (berinti banyak)

Hifa tidak bersekat.

Reproduksi seksual dengan khusus konjugasi antara 2 hifa yang

menghasilkan zigospora (Spora istirahat dengan dinding tebal)

Contoh jamur zygomycota yaitu Rhizopus stolonifer (Jamur roti),

Rhizopus oryzae (jamur tempe), Rizopus nigricans (jamur pada tomat),

Mucor javanicus (untuk membuat tape).

4. Ascomycota

Jamur ascomycota memiliki cirri-ciri:

Uniseluler/multi seluler

Reproduksi aseksual dengan membentuk konidia, konidiospora

bergerombol membentuk rantai atau bergerombol bulat

Reproduksi seksual dengan membentuk askus, Askus terdapat didalam

tubuh buah yang disebut askoksarp

Hifa bersekat, uninukleus

Contoh jamur ascomycota yaitu: Penicillium notatum (penghasil

pinicilin), Penicillium chrysogenum (penghasil pinicilin), Penicillium

camemberti (industri keju), Penicillium requeforti (industri keju), Mucor

9

javanicus (untuk membuat tape), Saccharomyces cereviceae (ragi tape),

Neurospora crassa (jamur oncom).

5. Basidiomicota

Jamur basidiomycota memiliki ciri-ciri:

Multiseluler

Reproduksi asek sual dengan memnebtuk konidia

Reproduksi seksual dengan membentuk basidium

Tubuh buah (basidiokarp) biasanya berukuran besar, Basidiokarp ada

yang berbentuk payung, kuping, setengah lingkaran

Hifa bersekat, uninukleus, binukleus, trinukleus.

Contoh jamur basidiomycota yaitu: Puccinia graminis (parasit pada

gandum), Volvariella volvacea (jamur merang, dimakan), Auricularia

auricula (jamur kuping, dimakan), Lentinula edodes (jamur shitake,

dimakan), Ustilago maydis (menyerang tongkol jagung), Amanita

muscaria/Amanita phalloides (saprofit pada ternak, beracun, penyebab

halusinasi).

6. Deuteromycota

Jamur deuteromycota belum diketahui cara reproduksi seksualnya, dan

jamur ini sering disebut sebagai jamur imperfecti, yaitu jaur yang tidak

sempurna. Peran jamur bagi kehidupan manusia, ada jamur yang

menguntungkan namun ada pula jamur yang merugikan. Jamur yang

menguntungkan antara lain:

Aspergilus wentii ( membantu pembuatan kecap)

Auricularia auricula/Auricularia aurita (jamur kuping, dimakan)

Lentinula edodes (jamur shitake, dimakan)

Penicillium notatum (penghasil antibiotik)

Penicillium cammemberti (penghasil anti biotik)

Penicillium requeforti (membuat keju)

Rhizopus oryzae (membuat tempe)

Saccharomyces cereviceae (untuk membuat tape)

Volvariella volvacea (jamur merang, dimakan)

Aspergillus flavus (menghasilkan alfatoxin untuk obat kanker)

10

Sedangkan jamur yang merugikan antara lain:

Aspergillus fumigatus (kanker pada paru-paru burung)

Rhizopus nigricans (menyerang pada tomat)

Puccinia graminis (parasit pada gandum)

Ustilago maydis (menyerang tongkol jagung)

Amanita muscaria/Amanita phalloides (beracun, penyebab halusinasi)

Rhizopus stoloniferus (jamur roti)

Jamur dapat mengalami simbiosis mutualisme, dikenal 2 macam bentuk

simbiosis pada jamur, yaitu lichenes (lumut kerak) dan mikorhiza.

Lichenes merupakan simbiosis jamur (Ascomycota dan Basidiomycota)

dengan mikroorganisme fotosintetik (Cyanophyta dan Chlorophyta),

sedangkan mikorhiza merupakan simbiosis jamur dengan akar tumbuhan

tingkat tinggi.

2.1.4 Plantae

Gambar 2.1.4 Kingdom Plantae (Sumber: searchfiletype.com)

Kingdom Plantae merupakan organisme multiseluler dan eukariotik.

Sel-selnya terlindung oleh dinding yang terbuat dari selulosa dan mempunyai

klorofil yang terkumpul dalam plastida dan bersifat autotrof. Dunia plantae

dikelompokkan menjadi atracheophyta dan tracheophyta.

1. Atracheophyta

Merupakan tumbuhan yang tidak memiliki pembuluh angkut, yang

termasuk dalam atracheophyta adalah bryophyta (tumuhan lumut). Ciri-ciri

tumbuhan lumut secara umum adalah sebagai berikut:

Merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan

tumbuhan berkormus

11

Memiliki bentuk menyerupai akar (disebut rhizoid), batang dan daun,

tetapi bukan akar, batang dan daun sejati

Tidak ditemukan adanya jaringan pembuluh pada alat tubuhnya.

Pengangkutan air dan garam mineral berlangsung dari sel ke sel secara

lambat

Habitatnya di tempat lembab atau basah

Tubuhnya berukuran 0,5cm—15 cm

Daur hidupnya mengalami pergiliran keturunan antara fase kawin

(gametofit) dan tak kawin (sporofit), yang disebut metagenesis

Biasanya dapat di jumpai di tanah yang lembab, di pohon, di

permukaan batu bata, di kutub yang merupakan tundra atau padang

lumut

Lumut dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu lumut hati

(Hepaticopsida), Lumut Tanduk (Anthoceropsida), dan Lumut Sejati

(Bryopsida).

a. Kelas Lumut Hati ( Hepaticopsida )

Lumut hati berbentuk lembaran, Hidup menempel

dipermukaan tanah lembab, terapung diatas air atau di tebing yang

basah. Salah satu contoh spesiesnya adalah Marchantia Polymorpha.

b. Kelas Lumut Tanduk ( Anthoceropsida )

Lumut tanduk berhabitat di tepi sungai, danau, atau sepanjang

selokan, Contoh spesiesnya adalah Anthoceros sp

c. Kelas Lumut Sejati ( Bryopsida )

Lumut ini tumbuh ditanah, tembok, tempat terbuka-lembab.

Batangnya tegak, bercabang-cabang dan berdaun kecil. Contohnya:

Polytricum: menempel diatas batu bata, Sphagnum: hidup di pohon-

pohon.

2. Tracheophyta

Merupakan tumbuhan yang memiliki pembuluh angkut, yang

termasuk dalam tumbuhan tracheophyta adalah pteridophyta dan

spermatophyta.

a. Pteridophyta

12

Ciri-ciri tumbuhan pteridophyta (tumbuhan paku) antara lain:

Merupakan tumbuhan chormophyta (mempunyai akar, batang, dan

daun sejati)

Menghasilkan spora, mengalami metagenesis

Memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis

Ujung daun menggulung ketika masih muda

b. Spermatophyta

Istilah Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani, sperma

berarti biji dan phyta berarti tumbuhan. Ciri-ciri tumbuhan

spermatophyta antara lain:

a. makroskopis dengan ketinggian bervariasi

b. cara hidup fotoautotrof

c. Disebut tumbuhan berbiji karena menghasilkan biji, dan termasuk

tumbuhan kormophyta (memiliki akar, batang, dan daun sejati), dan

menghasilkan bunga  sehingga disebut Anthophyta

d. Memiliki plastida yang mengandung klorfil a dan b, sehingga

bersifat autotrof.

e. Termasuk sel eukariotik dan mempunyai dinding sel yang tersusun

dari selulose, hemiselulose, lignin.

f. Merupakan organisme bersel banyak (multiseluler)

g. Memiliki berkas pengangkut, berupa xylem (mengangkut air dan

mineral dari tanah) dan floem (mengangkat zat-zat makanan hasil

fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh)

h. Perkembangbiakan secara generatif/seksual dengan membentuk bij,

Perkembangan secara vegetatif/aseksual dengan organ-organ

vegetatif (tunas, tunas adventif, rhizoma, stolon).

Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan

berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup

(Angiospermae).

a. Gymnospermae (Tumbuhan biji terbuka)

Disebut biji terbuka karena biji tidak tertutup oleh daging buah.

Umumnya memiliki struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun

13

membentuk konifer/kerucut. Belum memiliki bunga sesungguhnya.

Reproduksi generatif terjadi satu kali pembuahan (pembuahan

tunggal) yang menghasilkan zygot. Waktu antara penyerbukan dan

pembuahan berlangsung relatif lama. Gymnospermae dibedakan

menjadi beberapa kelompok, yaitu:

Cycadophyta/Cycadales, batang tidak bercabang, daun-daun

majemuk tersusun sebagai tajuk di pucuk pohon. Contoh: Cycas

rumpii (pakis haji).

Pinophyta/Coniferales, memiliki tudung daun berbentuk kerucut

(konifer), alat reproduksi berupa strobilus (pada jantan maupun

betina), daun berbentuk jarum.  Contoh: Aghatis alba (damar),

Cupressus sp, Araucaria sp, Juniperus sp, Pinus merkusii

Gnetophyta/Gnetales, batang memiliki banyak cabang, daun

tunggal berhadapan, bunga berkelamin tunggal.Misal: Gnetum

gnemon (mlinjo)

Ginkophyta, pohon dengan tunas pendek, daun berbentuk

pasak/kipas dan bertangkai daun.

b. Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)

Disebut biji tertutup karena biji terbungkus oleh daging buah.

Memiliki alat reproduksi berupa bunga sempurna (benangsari, putik,

bakal buah, bakal biji, mahkota, kelopak, dan tangkai). Reproduksi

generatif mengalami dua kali pembuahan (pembuahan ganda) yang

menghasilkan zygot (pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum)

dan endosperm (pembuahan inti generatif/sperma dengan kandung

lembaga skunder). Angiospermae dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu:

1. Kelas Monokotiledonae (Biji berkeping satu)

Umumnya berupa tumbuhan herba semusim atau setahun,

memiliki kotiledon tunggal/berkeping satu, batang tidak bercabang

atau bercabang sedikit dan tidak memiliki kambium, berkas

pengangkut tersusun tidak teratur (tersebar), tipe kolateral tertutup,

tulang daun melengkung atau sejajar, memiliki akar serabut, Bunga

14

memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk bunga tidak

beraturan, dan warna tidak mencolok. Terdiri dari beberapa famili:

Liliaceae, Misal: Lilium sp (lilia), Alium cepa (bawang besar),

Alium sativum (bawang putih), Alium ascolonicum (bawang

merah).

Palmae (keluarga palem), Misal: Cocos nucifera (kelapa),

Phoenix sp (kurma)

Graminae (keluarga rumput-rumputan), Misal: Oryza sativa

(padi), Zea mays (Jagung), rumput, bambu, dan sebagainya.

Orchidaceae (keluarga anggrek), Misal: Cattleya sp, Dendrobium

sp, Arundina sp, Epidendrum sp, Vanilia planifolia (vanili).

2. Kelas Dikotiledonae (Biji berkeping dua)

Umumnya berupa tumbuhan menahun (berkayu), memiliki

kotiledon ganda/berkeping dua, umumnya batang bercabang, memiliki

kambium, berkas pengangkut tersusun secara teratur (bersebelahan),

tipe kolateral terbuka,  tulang daun menjari/menyirip, memiliki akar

tunggang, Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5,

bentuk bunga beraturan, dan umumnya memiliki warna mencolok.

Terdiri dari beberapa familia, yaitu:

Caryophyllaceae, Misal: Dianthus chinensis.

Magnoliaceae, Misal: Magnolia grandiflora (cempaka putih).

Rosaseae, Misal: Rosa hybrida ( bunga mawar)

Leguminoceae, Misal: Leucena glauca (lamtoro), Parkia

specinosa (petai), Tamarindus indica (asam).

Malvaceae, Misal: Hibiscus rosa-sinensis (bunga sepatu),

Glossipium obtusifolium (kapas).

Umbelliferae, Misal: Centella asiatica (talas)

Solanaceae, Misal: Solanum tuberosum (kentang), Orthosiphon

grandiflorus (kumisal kucing).Compositae, Misal: Ageratum sp

(babandotan), Helianthus annus (bunga matahari), Nicotiana

tabaccum (tembakau), Capsicum sp (cabe), Lycopersicum

esculentum (tomat), dan sebagainya.

15

Peranan spermatophyta antara lain:

a. Sumber bahan makanan (karbohidrat, lemak, protein, mineral,

vitamin)

b. Sumber bahan minuman (jahe, teh, kopi)

c. Sumber bahan sandang (rami, kapas)

d. Sumber bahan bangunan (Mahoni, jati, meranti)

e. Sumber bahan industri (pinus, karet)

2.1.5 Animalia

Gambar 2.1.5 Kingdom Animalia (Sumber: www.oum.ax.ac.uk)

Tubuh hewan tersusun atas banyak sel yang telah berdiferensiasi

membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri

sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu

hewan tidak bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan hewan

bertulang belakang (vertebrata). Secara umum, ciri-ciri hewan adalah sebagai

berikut:

1. Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik.

Berbeda dengan nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan

bahan organik yang sudah jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara

menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau memakan bahan

organik yang terurai.

2. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan

kuat, seperti pada tumbuhan atau jamur.

16

3. Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung

jawab atas penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan

jaringan otot sehingga dapat bergerak secara aktif.

4. Alat pernapasan pada hewan bermacam-macam tergantung pada tempat

hidupya, ada yang bernafas dengan paru-paru seperti kucing, insang

seperti ikan, kulit seperti cacing, trakea seperti serangga.

5. Dapat dikendali untuk manusia (hewan piaraan/sirkus).

Animalia dikelompokkan menjadi beberapa filum, antara lain filum

porifera, filum cnidaria atau coelenterata, filum ctenophora, filum

platyhelminthes, filum nemathelminthes, filum annellida, filum mollusca,

filum arthropoda, filum echinodermata, filum chordate.

1. Filum Porifera

Nama Porifera berasal dari bahasa latin, porus yang berarti lubang,

dan ferre yang berarti membawa atau mempunyai. Ciri – cirinya adalah:

Tubuh berpori, ada yang uniseluler, tapi sebagian besar multiseluler.

Ada yang Asimetri (setelah dewasa) dan ada yang simetri bilateral

(saat masih larva).

Memiliki rangka luar (eksoskeleton) berupa rangka/spikula dari

bahan kapur (CaCO3), zat kersik, dan zat tanduk (spongin).

Memiliki daya regenerasi yang tinggi, dan merupakan kelompok

Metazoa yang paling sederhana.

Sistem pencernakan secara intrasel melalui sel koanosit (sel leher). Air

dan makanan akan masuk melalui pori–pori saluran (Ostium) menuju

ke rongga tubuh (Spongocoel) dan keluar melalui lubang pengeluaran

(Oskulum). Saluran – saluran air pada tubuh dinamakan Porosit.

Ada 3 tipe porosit antara lain: Asconoid (Tipe saluran yang

paling sederhana), Syconoid (saluran yang berlekuk/bercabang), dan

Leuconoid atau Rhagon (saluran berlekuk–lekuk/bercabang-cabang).

Sistem respirasi melalui seluruh permukaan tubuh dengan cara

absorbsi.

Sistem reproduksi secara vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif

dengan membentuk

17

Kuncup/budding/gemulae, yaitu pembungkusan tubuhnya bila dalam

keadaan buruk.

Secara generatif dengan fertilisasi antara spermatozoid dan ovum yang

menghasilkan larva bersilia (planula). Bersifat hermaprodit, dimana ovum

dihasilkan oleh sel amoebosit dan spermatozoid dihasilkan oleh sel

koanosit. Habitatnya di Perairan, melekat pada dasar air (menetap),

sehingga tidak bergerak.

Struktur tubuh Porifera terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik)

dengan lapisan luar (epidermis) tersusunatas sel-sel berbentuk pipih,

disebut pinakosit. Pada epidermis terdapat porus/lubang kecil disebut ostia

yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh (spongocoel).

Sedangkan lapisan dalam (endodermis) tersusun atas sel-sel

berleher dan berflagel disebut koanosit yang berfungsi untuk

mencernakan makanan dan membentuk spermatozoa. Antara epidermis

dan endodermis terdapat lapisan tengah berupa bahan kental yang disebut

mesoglea atau mesenkim. di dalam mesoglea terdapat beberapa jenis

sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblast, sel arkheosit, porosit. sel

amubosit atau amuboid berfungsi untuk mengambil/mengedarkan

makanan yang telah dicerna di dalam koanosit dan membentuk sel telur

(ovum). Sel skleroblast berfungsi membentuk duri (spikula/rangka) atau

spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat/kersik.

Sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut sponging yang lunak,

berongga seperti spon. sel arkheosit merupakan sel amubosit yang

bersifat embrional, berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya:

pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang

rusak dan regenerasi. Porosit merupakan sel yang berfungsi untuk

membuka dan menutup pori.

Porifera di bagi menjadi 3 kelas, berdasar bahan penyusun

tubuh/rangkanya, yaitu:

1. Calcarea

Habitat di laut dangkal, rangka/ spikula dari bahan kapur (CaCO3),

memiliki tipe porosity. Contoh: Sycon sp Clathrina sp, Schypa sp.

18

2. Hexatinellida

Habitat di laut dalam, spikula dari bahan zat kersik (H2SI3O7),

memiliki tipe porosit sycon dan leucon. Contoh: Pheronema sp,

Regradariella sp, Hexatinella sp.

3. Demospongia

Habitat di laut, spikula dari bahan spongin (serabut-serabut halus),

tipe porosit Leucon. Contoh: Euspongia sp, Spongilla.

Porifera belum memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tapi di

negara maju dimanfaatkan untuk pembuatan spons. Spons digunakan

sebagai alat penggosok tubuh waktu mandi/pembersih kaca.

2. Filum Coelenterata/Cnidaria

Coelenterata berasal dari kata coelom yang artinya berongga dan

enteron yang artinya perut (usus). Dengan demikian, Coelenterata dapat

diartikan sebagai hewan perut berongga (berupa rongga gastrovasculer).

Makanan masuk melalui mulut kemudian masuk ke perut. Rongg tubuh

digunakan sebagai tempat pencernaan makanan dan sebagai alat pengedar sari

makanan dan sisa makanan yang dikeluarkan.

Ciri-Ciri Coelenterata

Memiliki rongga tubuh (coelom) berupa rongga gastrovasculer yang

berfungsi sebagai alat pencernakan dan sirkulasi makanan. Sistem

pencernaan berlangsung secara ekstraseluler (dalam gastrovaskuler) dan

intraseluler (dalam sel endoderm).

Diploplastik, dinding tubuh terdiri 2 lapisan, yaitu ektoderm ( lapisan

luar ) dan endoderm (lapisan dalam). Antara kedua lapisan tersebut

terdapat lapisan mesoglea (tengah).

Memiliki 2 bentuk kehidupan, yaitu bentuk polip dan medusa.

Bentuk polip dengan ciri hidup soliter/ berkoloni, menempel/menetap pada

subtrat dasar, dan berkembang biak dengan cara vegetatif. Bentuk polip

yang berkoloni dinamakan polimorfisme.

Bentuk medusa dengan ciri hidup bergerak aktif/berengan bebas,

berkembang biak dengan cara generatif.

19

Sistem reproduksi secara metagenesis, yaitu pergiliran keturunan antara

vegetatif dengan generatif. Secara vegetatif dengan membentuk kuncup/

tunas/gemullae, dan secara generatif melalui pembuahan ovum dengan

sperma.

Sistem respirasi melalui seluruh tubuh secara difusi.

Sistem syaraf dengan membentuk jala, yaitu berupa ganglion syaraf.

Sistem gerak dengan menggunakan tentakel yang terdapat pada sekitar

mulut. Tentakel juga berfungsi untuk menangkap dan memasukkan

makanan. Pada ujung tentakel terdapat sel knidoblast, setiap knidoblast

mengandung alat penyengat yang dinamakan nematokist, yang berfungsi

untuk mempertahankan diri dan melumpuhkan mangsa kedalam tubuhnya.

Habitat umumnya di laut, kecuali Hydra sp (di air tawar).

Coelenterata dibedakan menjadi beberapa kelas, yaitu:

a. Kelas Hydrozoa ( Hydro = air; zoa = hewan)

Ciri/Karakteristiknya adalah habitat di air (tawar/laut), ada yang soliter

dan ada yang koloni. Memiliki tentakel (4–6 buah) yang berfungsi untuk

alat gerak dan membantu dalam menangkap mangsa. Pada tentakel

terdapat sel–sel knidoblast yang mengandung nematokist. Contoh: Hydra

sp: hidup soliter di air tawar, memiliki bentuk polip dan tidak

melalui stadium medusa, memiliki 6-10 tentakel yang mengelilingi.

Berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Secara seksual melalui

peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis)

membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula

kemudian membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini

dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek

di dasar perairan. Bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan

embrio tumbuh menjadi Hydra baru. Secara aseksual melalui

pembentukan tunas/budding. Obelia sp hidup berkoloni di air laut,

memiliki bentuk polip maupun medusa, mengalami metagenesis, memiliki

rangka luar dari zat kitin. Ada 2 macam polip, yaitu polip hydrant yang

berfungsi pencernakan makanan, dan polip gonangium yang berfungsi

menghasilkan sel kelamin. Physalia sp: hidup di laut, ada 3 macam polip,

20

yaitu polip gastrozoid (mencerna makanan, polip gonozoid (reproduksi),

polip daktilozoid (menangkap mangsa).

b. Kelas Scyphozoa (Skyphos = mangkok; zoa = hewan)

Ciri/Karakteristik kelas Scyphozoa adalah bentuk tubuh Scyphozoa

menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur

mangkuk. Pencernaan berlangsung secara ekstraseluler didalam rongga

gastrovaskuler (terdiri atas sebuah rongga sentral dan empat kantong

gastrovaskuler). Tiap kantong gastrovaskuler dilengkapi tentakel dan

nematokist. Reproduksi secara metagenesis, yaitu reproduksi seksual

(medusa) yang diikuti reproduksi aseksual (polip) dalam satu generasi.

Tubuhnya transparan. Contoh: Aurelia aurita (ubur-ubur). Cynea sp,

Chrysaora fruttescents, Pelagia sp.

c. Kelas Anthozoa (Anthos = Bunga; zoa = hewan)

Sering disebut anemon laut/mawar laut, karang laut.

Ciri/Karakteristik kelas Anthozoa adalah dalam daur hidupnya hanya

mempunyai polip. Reproduksi secara seksual (pembentukan gamet) dan

aseksual (pembetukan tunas dan fragmentasi). Hidup secara soliter,

memiliki tentakel beraneka ragam warna. Tentakel mengelilingi celah

mulut dan tersusun menyerupai mahkota bunga. Bila mendapat

gangguan, tentakel akan ditarik masuk ke dalam celah mulut dan

mengeruntukan tubuhnya. Contoh: Karang Suling (Tubifora musica), Akar

bahar (Euplxaura antiphetes), dan Hewan karang (Acrophora sp)

Peranan Coelenterata adalah Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan

Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian

diolah menjadi bahan kosmetik/kecantikan, selain itu untuk makanan,

karang atol, karang pantai, dam karang penghalang dapat melindungi

pantai dari abrasi air laut, karang merupakan tempat persembunyian dan

perkembangbiakan ikan, memiliki nilai ekonomi yang tinggi, misal jenis

batu karang merah, batu karang merupakan bahan pembuat kapur, batu

karang sebagai taman laut, sehingga memberikan pemandangan yang

indah., kerangka akar bahar (euplxaura antiphetes) dapat digunakan

sebagai gelang, beberapa jenis koral, melakukan simbiosis mutualisme

21

dengan dinoflagellata. Koral dengan polipnya melindungi dinoflagella,

sedangkan dinoflagella menyediakan oksigen dan mendaur ulang sisa

metabolisme koral. Koral terkadang dapat hidup berkelompok dalam

jumlah yang banyak dan membentuk susunan yang disebut coral reef.

Contohnya adalah the great Barrier Reef di Australia yang panjangnya

hampir 2.000 km.

3. Filum Ctenophora

Ciri/Karakteristiknya adalah Habitat di laut. Hanya ditemukan dalam

bentuk medusa, simetri radial, tidak memiliki nematokist. Sering di sebut

juga Ubur-ubur sisir (Comb jellies), karena punya alat gerak sisir

yang disebut costae. Contoh: Hormiphora sp, Pleurobranchia sp,

Mnemiopsis sp.

4. Filum Platyhelminthes

Platyhelminthes disebut juga cacing pipih (platy berarti pipih dan

helminthes berarti cacing). Ciri-Ciri Platyhelminthes adalah:

Bentuk tubuh pipih, simetri bilateral, triploblastik, dan acoelomata.

Tubuhnya terdiri atas bagian kepala (anterior), ekor (posterior), bagian

punggung (dorsal), bagian perut (ventral), dan bagian samping (lateral).

Sistem pencernaan makanan belum sempurna, terdapat mulut dan

belum memiliki anus. Makanan masuk melalui mulut, faring, usus,

dikeluarkan melalui mulut.

Belum memiliki sistem respirasi. Masuknya oksigen dan keluarnya karbon

dioksida melalui permukaan kulit.

Sistem ekskresi tersusun atas sel-sel bersilia (flame cells/aster/sel api).

Susunan syaraf terdiri atas 2 ganglia yang berbentuk cincin membentuk

tangga tali.

Reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan

dengan perkawinan silang atau perkawinan sendiri, karena bersifat

hermaprodit (monoceus). Secara aseksual dengan fragmentasi dan

membentuk generasi baru (regenerasi). Hidup bebas di air tawar maupun

tempat–tempat lembab.

22

Klasifikasi Platyhelminthes Platyhelminthes terbagi menjadi tiga kelas,

yaitu Turbellaria (cacing berambut getar), Trematoda (cacing isap), dan

Cestoda (cacing pita).

5. Filum Nemathelminthes

Nemathelminthes berasal dari bahasa Latin nematos yang berarti

benang dan nelminthes yang berarti cacing, Nemathelminthes berarti cacing

benang. Ciri-Ciri Nemathelminthes:

Bentuk tubuh gilig, tidak bersegmen, triploblastik pseudocoelom, dan

simetri bilateral.

Alat pencernaan sudah lengkap (mulut, kerongkongan, usus, dan anus).

Tidak memiliki sistem sirkulasi.

Sistem respirasi secara diffusi melalui permukaan kulit.

Sistem ekskresi terdiri atas saluran lateral yang bermuara di bagian ventral.

Tubuh luar dilapisi kutikula, dan kedua ujungnya meruncing.

Sifat kelaminnya dioceus/gonokoris (dapat dibedakan antara jantan dan

betina). Untuk jantan ukurannya lebih kecil dan kedua ujungnya

meruncing. Untuk betina ukurannya lebih besar dan kedua ujungnya

membulat. Belum diketahui reproduksi secara aseksual.

Bersifat kosmopolit di air laut, air tawar, maupun parasit pada tubuh

manusia.

Contoh Nemathelminthes:

1. Ascaris lumbricoides (Cacing Perut)

Parasit pada manusia, penyakit yang ditimbulkan dinamakan

ascariasis.

Tubuh yang jantan melengkung dan ukuran lebih kecil.

Siklus hidupnya: telur berembrio keluar bersama feses manusia yang

dapat bertahan beberapa minggu. Bila termakan bersama

makanan/minuman akan menetas dalam usus menembus dinding

usus melewati hati, arteri pulmonalis, jantung, paru-paru, trakea

dan tertelan ke sistem pencernakan masuk ke usus halus dan

tumbuh menjadi cacing dewasa.

2. Ascaris megalochepala (parasit pada usus kuda)

23

3. Ascaris suilae (parasit pada usus Babi)

4. Ancylostoma duodenale/Necator americanus (cacing tambang)

Parasit pada manusia karena menimbulkan penyakit (ancylostomiasis).

5. Enterobius vermicularis/Oxyuris vermicularis (cacing kremi).

Parasit pada usus besar manusia (oxyurasis).

6. Filaria bancrofti/Wucheria bancrofti (cacing kaki gajah).

Parasit pada manusia (filariasis/elephantiasis-penyakit kaki gajah).

7. Loa loa (cacing mata), parasit pada manusia

8. Heterodera radixicola (cacing akar) parasit pada akar leguminosa.

9. Anguilula aceti (cacing cuka), terdapat pada cuka yang membusuk.

10. Trichinella spiralis (cacing otot), terdapat pada rangka.

11. Trichuris sp (cacing cambuk).

6. Filum Annelida

Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil,

gelang-gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu,

Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang. Ciri – ciri Annellida:

Tubuh bersegmen/beruas seperti cincin.

Triploblastik Coelomata, Simetri bilateral, dan Metameri.

Memiliki sistem pencernakannya sempurna (mulut, kerongkongan, perut

otot, tembolok, usus, dan anus).

Sistem respirasinya melalui permukaan kulit atau insang.

Sistem syarafnya berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun

sebagai tangga tali.

Sistem peredaran darahnya tertutup yang tersusun atas pembuluh

darah yang memiliki hemoglobin.

Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom.

Sifat kelaminnya hermaprodit, sehingga reproduksi secara generatif

dengan cara konjugasi, dan secara vegetatif dengan

fragmentasi/regenerasi (memiliki daya regenerasi yang tinggi).

7. Filum Mollusca

24

Mollusca berasal dari bahasa Latin Molluscus, yang berarti Lunak. Ciri

Mollusca:

Bertubuh lunak, tidak bersegmen, Triploblastik Coelomata, memiliki

eksoskeleton (berupa cangkok dari bahan kapur). Ada beberapa jenis yang

tidak memiliki cangkok.

Tubuh Mollusca terdiri atas tiga bagian, yaitu: Kaki berotot

(digunakan untuk pergerakan), Massa visceral (yang mengandung

organ-organ internal), dan Mantel (berfungsi melindungi massa visceral

dan mensekresikan bahan pembuat cangkang)

Sistem pencernakannya lengkap.

Sistem respirasi dengan insang, paru – paru, dan permukaan tubuh.

Sistem peredaran darah sudah lengkap (jantung – aorta – pembuluh

darah).

Sistem syarafnya terdiri dari 3 pasang ganglion, yaitu anterior, posterior,

dan kaki.

Sifat kelaminnya ada yang dioceus dan ada yang monoceus/hermaprodit.

Alat ekskresinya berupa nefridium.

Berdasarkan struktur tubuhnya, Molusca di bagi menjadi beberapa

kelas, yaitu Amphineura, Gastropoda,

Pelecypoda/Bivalvia/Lamellibranchiata, dan Cephalopoda.

8. Filum Arthropoda

Artrophoda dari bahasa Yunani, yaitu: arthros (ruas-ruas atau

berbuku-buku) dan podos (kaki), yang berarti hewan yang kakinya berbuku –

buku.Ciri-cirinya:

Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thorax), dan

badan belakang atau perut (abdomen). Beberapa diantaranya memiliki

kepala dan dada yang menyatu (cephalothorax).

Tubuh Simetri bilateral, Triploblastik Coelomata, eksoskeleton dari bahan

kitin. Sifat hidupnya ada yang parasit, heterotrofik, dan hidup secara

bebas. Sistem organnya sudah lengkap seperti sistem pencernakan,

respirasi, peredaran darah, ekskresi, syaraf, dan reproduksi.

25

Sistem peredaran darahnya masih terbuka (lacuner). Darah tidak memiliki

hemoglobin (Hb), tetapi zat haemocinin sehingga tidak berwarna merah.

Darah berfungsi mengedarkan makanan dan hasil metabolisme. Sistem

respirasi sesuai habitatnya, yaitu insang (hidupnya di air), paru-paru

(hidupnya di darat), dan paru – paru buku (hidupnya di darat). Sistem

syarafnya berupa tangga tali, yaitu berupa simpul syaraf otak

(ganglion otak) yang bercabang dua kearah perut dan ekor.

Sistem reproduksinya secara generatif, sifat kelaminnya dioceus. Ada

yang mengalami metamorfosis. Alat indera berkembang dengan baik,

terdiri atas antena (berfungsi sebagai alat peraba), dan mata (sebagai

indera penglihatan).

Memiliki jenis (species) yang paling banyak dan digolongkan dalam

organisme tingkat alat.

Alat geraknya berupa kaki, kaki, kaki dan sayap.

Berdasarkan struktur tubuhnya, Arthropoda dibedakan menjadi 4

kelas, yaitu Crustacea (Udang-udangan) yang terdiri dari 2 Sub Kelas

(Entomostraca dan Malacostraca), Arachnoidea (Hewan Kala/Labah-labah),

Myriapoda (hewan berkaki seribu), Insecta (hexapoda)

9. Filum Echinodermata

Ciri – ciri

Merupakan hewan berduri (Echinus = duri, dermal = kulit), tubuh

simetri radial, Triploblastik Coelomata, respirasi dengan insang,

bergerak dengan kaki ambulakral, memiliki daya regenerasi yang

tinggi.

Sistem reproduksi secara generatif (bersifat hermaprodit), sistem

pencernakan lengkap, sistem syaraf berupa cincin syaraf yang bercabang-

cabang, dan terdapat pembuluh air.

Sistem pembuluh air meliputi: Madreporit – Saluran batu (Canalis

madreporicus) – Saluran Cincin (Canalis circum ovalis) – Saluran radial

(Canalis radialis) – Podia (akhir saluran) – Ampula – Kaki ambulakral.

26

Klasifikasi Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu Asteroidea

(Bintang Laut), Ophiuroidea (Bintang Ular), Echinoidea (Bulu Babi/Landak

Laut), Crinoidea (Lilia Laut), dan Holothuroidea (Teripang/Mentimun Laut).

Peranan Echinodermata adalah mempunyai nilai ekonomis (sebagai hiasan),

misalnya bintang laut, sebagai bahan makanan (Teripang laut), menjaga

keseimbangan ekosistem di laut sebagai pemakan/pembersih kotoran maupun

sisa-sisa organisme laut yang sudah mati (sebagai detritus).

10. Filum Chordata

Ciri khas dan karakteristik Chordata berbeda dengan phylum lainnya, ciri

khasnya adalah:

Notokord

Yaitu struktur mirip batang yang fleksibel dan memanjang, terletak

diantara saluran pencernaan dan tali syaraf. Tersusun atas sel-sel besar

yang terbungkus dalam jaringan serat agak kaku. Berfungsi menunjang

atau menyokong tubuh dari dalam.

Tali Syaraf Berlubang

Tali syaraf tersebut berkembang dari ekstodern yang menjadi suatu bentuk

tabung dan terletak di bagian dorsal notokord.

Kantong Insang

Hanya terlihat pada anggota chordata tertentu saat masih embrio,

terutama yang hidup di air yang kemudian berubah menjadi insang.

Ekor di Belakang Anus

Semua chordata memiliki ekor dibelakang anus, yang dalam

perkembangan embrio, ekor dapat tumbuh atau mereduksi

Chordata terdiri atas tiga subfilum, dua diantaranya tidak memiliki

tengkorak (Acranium), yaitu Urochordata dan Cephalochordata. Satu

subfilum memiliki tengkorak (cranium), yaitu Vertebrata.

1. Urochordata

Dari kata “oura” = ekor, chordata/notokord = tulang punggung.

Memiliki tubuh pendek, tebal.

Tidak menunjukkan adanya bekas notokord, tali syaraf dorsal, dan

ekor.

27

Ciri khas yang ada adalah celah insang.

Reproduksi secara seksual (bersifat hermaprodit) dan aseksual (tunas).

Contoh: Morgula sp dan Tunikata sp

2. Cephalochordata

Sering disebut juga Lancelet, karena tubuhnya mirip mata pisau.

Tubuh pipih memanjang agak transparan.

Notokord, tali syaraf dorsal berlubang, ekor, dan celah insang masih

bertahan hingga dewasa.

Memiliki segmen otot (somit) yang dapat menghasilkan gerakan

renang untuk mendorong tubuh ke arah depan

Seringkali hidup dengan membenamkan tubuhnya sambil menyaring

partikel makanan.

Contoh: Amphioxus lanceolotus

3. Vertebrata

Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang belakang,

yang berasal dari perkembangan sumbu penyokong tubuh primer atau

notokord (korda dorsalis). Notokord hanya ada pada saat masih embrionik,

yang kemudian mengalami penulangan menjadi sistem penyokong tubuh

sekunder, yaitu berupa tulang belakang. Tubuh vertebrata bertipe simetri

bilateral, organ dilindungi rangka dalam (endoskeleton), dan otak dilindungi

oleh tulang tengkorak (kranium). Sudah memiliki sistem organ yang lebih

lengkap. Anggota vertebrata yang masih hidup hingga saat ini

diklasifikasikan dalam 2 superkelas, yaitu Agnatha dan Gnathostomata.

1. Agnatha

kelompok vertebrata yang tidak memiliki rahang pada mulutnya

dan berbentuk seperti lingkaran, kerangka berupa tulang rawan

(condrion), notokord tetap ada sepanjang hidupnya, tidak memiliki

anggota tubuh yang berpasangan, hidup di air tawar maupun laut,

beberapa ada yang bersifat parasit pada ikan.

Contoh: Petromyzon (Lamprey), Hagfish

2. Gnathostomata

28

Kelompok vertebrata yang memiliki rahang. Dibagi menjadi 6

kelas, yaitu:

a. Condrichthyes (ikan bertulang rawan)

Memiliki endoskeleton lentur yang berupa tulang rawan.

Permukaan tubuh ditutupi sisik plakoid (sisik berbentuk seperti gerigi).

Memiliki 5 – 7 celah insang pada kedua sisi faringnya. Contoh: Ikan

Hiu, Ikan Pari, Chimaera. Ikan Hiu ada yang bersifat vivipar, ovipar,

ovivipar.

b. Osteichthyes (ikan bertulang keras)

Memiliki endoskeleton dengan matriks kalsium fosfat yang keras.

Permukaan tubuh ditutupi sisik sikloid (garis-garis konsentris) dan

stenoid (seperti gerigi). Memiliki kelenjar pada kulit untuk

mensekresikan mukus sehingga kulit licin (adaptasi untuk mengurangi

gesekan saat berenang). Memiliki gelembung renang kantong udara

yang membantu ikan untuk mengambang. Bernafas dengan insang,

yaitu dengan melewatkan air melalui insangnya yang tertutupi

operkulum. Air masuk ke dalam mulut – faring – dan keluar diantara

celah insang. Merupakan hewan ovipar dengan pembuahan secara

eksternal. Contoh: Cyprinus carpio (ikan mas), Ameiurus melas (lele),

Salmo truttasalmo (Salmo), Anguilla sp (belut), Hippocampus sp (kuda

laut), Scomber scombrus (ikan tuna), dan lain sebagainya.

c. Amphibia (Amphibi)

Hewan yang memiliki 2 bentuk kehidupan (air dan darat). Bernafas

dengan insang, paru-paru/kulit. Memiliki jantung dengan 3 ruang (2

atrium dan 1 ventrikel) Ada 3 ordo amphibia yang masih hidup sampai

saat ini adalah Urodela (Caudata), Apoda (Gymnophiona), dan Anura

(Salientia).

d. Reptilia (Reptil)

Dari bahasa latin, “reptialis” = merangkak atau melata. Umumnya

memiliki 2 pasang kaki yang kuat untuk merayap, menggali tanah,

memanjat, kecuali pada ular. Memiliki kulit sisik yang tebal dan

29

mengandung keratin mencegah dehidrasi saat udara kering karena

kedap air.

Bernafas dengan paru-paru yang dilengkapi trakea yang panjang

dan bercincin kartilago, pada pangkal terdapat alat suara. Memiliki

jantung dengan 4 ruang (2 atrium dan 2 ventrikel), sekat antar ventrikel

terdapat lubang yang disebut foramen panizzae. Reproduksi secara

seksual dengan pembuahan secara internal menggunakan alat kopulasi

berupa Hemipenis. Setelah terjadi pembuahan telur dibungkus

cangkang dan dieram pada dedunan/pasir. Kebanyakan bersifat ovipar,

tetapi ada yang ovovivipar. Reptilia dibagi menjadi 4 ordo, yaitu

Rhynchocephalia, Crocodilia (Loricata), Chelonia, dan Squamata

(Reptilia bersisik).

e. Aves (Burung)

Tubuh dilindungi oleh kulit yang berbulu. Kulit yang ditumbuhi

bulu disebut pterilae, kulit yang tidak ditumbuh bulu disebut apteria.

Bulu aves merupakan modifikasi dari sisik reptilia. Memiliki sepasang

alat gerak depan (modifikasi menjadi sayap untuk terbang) dan alat

gerak belakang (kaki–empat jari bertengger, menangkap mangsa, alat

mengais). Tidak memiliki gigi dan rahang, tetapi memiliki paruh yang

merupakan modifikasi dari rahan atas dan bawah. Bentuk paruh

bervariasi, berdasarkan jenis, cara atau kebiasaan makan. Alat

pernafasan berupa paru-paru dan kantong udara (Sakus pneumatikus)

yang dihubungkan oleh bronkus rekurens. Pada saat terbang,

pengambilan oksigen tidak dilakukan oleh paru-paru, tetapi oleh

kantong udara. Makin tinggi terbang, makin cepat burung

menggerakkan sayapnya untuk memperoleh oksigen. Pencernaannya

sudah lengkap (mulut – kerongkongan – tembolok – lambung – kelenjar

– empedal – usus halus – usus besar – kloaka (sbg muara). Jantung

memiliki 4 ruang (2 atrium dan 2 ventrikel). Alat ekskresi berupa ginjal

bertipe metanefros, tidak memiliki kandung kemih. Reproduksi secara

seksual dengan pembuahan secara internal, bersifat ovipar.

f. Mammalia (mamalia)

30

Istilah Mammalia dari bahasa latin “mammae” = kelenjar susu,

sehingga semua mammalia memiliki glandula mammae. Ciri dan

karakteristik Mamalia:

Memiliki 2 pasang alat gerak (bentuknya bermacam-macam), yang

digunakan untuk berjalan, memegang, memanjat, menggali, dan

berenang.

Memiliki gigi dengan bentuk dan ukuran yang beranekaragam (gigi

seri, taring, dan geraham).

Sistem organ (pencernaan, respirasi, ekskresi, koordinasi,

reproduksi) sudah lengkap.

Merupakan hewan dioceus dengan pembuahan secara internal.

Klasifikasi Mamalia dibagi menjadi 3 subkelas berdasar cara

reproduksinya, yaitu:

a. Monotremata (Mammalia bertelur)

Menghasilkan telur bercangkang keras. Struktur dan

perkembangan telur mirip dengan telur reptilia.

Memiliki paruh dan tidak memiliki daun telinga, serta berekor

pipih.

Hewan jantan memiliki penis yang hanya digunakan untuk

saluran sperma, sedangkan urin tidak melewati penis. Hewan

betina tidak memiliki uterus dan vagina.

Contohnya adalah Ornithorhychus anatinus (Platipus) dan

Tachyanglossus sp (Landak pemakan semut)

b. Marsupialia (Mammalia berkantong)

Merupakan kelompok hewan yang berkantong (marsupium)

Bersifat Vivipar.

Anak Marsupialia dilahirkan saat perkembangannya masih

sangat awal, ketika dilahirkan hanya berukuran sebesar lebah

madu, masih buta dan tidak memiliki daun telinga. Kaki

belakang berupa kuncup sedangkan kaki depan cukup kuat

untuk merangkak keluar dari kantong induknya. Setelah

dilahirkan, bayi Marsupialia akan menyelesaikan

31

perkembangan embrioniknya sambil menyusu pada putting

induknya.

Contoh: Macropus giganteus (Kanguru) dan Phascolaretus sp

(Koala)

c. Eutheria (Mammalia berplasenta)

Merupakan kelompok hewan yang janinnya berkembang

dalam uterus yang dilengkapi dengan Korion dan Plasenta.

Plasenta adalah saluran penghubung antara janin dengan

induknya.

Bersifat Vivipar.

Sebagian besar hidup di darat, tetapi ada beberapa yang

beradaptasi di dalam air.

Dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu:

1. Carnivora Mammalia pemakan daging, memiliki gigi

tajam, runcing, dan gerahamnya untuk merobek mangsa.

Contoh: Felis catus (kucing) dan Canis familiaris (anjing)

2. Cetacea Mammalia yang bentuk tubuhnya seperti ikan,

tidak memiliki daun telinga, kelenjar keringat, dan tungkai

belakang. Tungkai depan berbentuk seperti dayung

(flipper). Memiliki gigi yang ukurannya sama, dan jari

lebih dari lima (hyperdactili). Contoh: Balaenoptera

musculus (Paus Biru), Orcella fluminalis (Pesut), dan

Turdiops truncatus (Lumba-Lumba).

3. Proboscidea Mammalia yang berbelalai (Proboscis).

Belalai merupakan modifikasi bentuk hidung. Gigi seri

atas membentuk gading. Contoh: Elephas cyclotis (Gajah

Afrika) dan Elephas maximus (Gajah Sumatera).

4. Rodentia disebut juga mammalia pengerat, memiliki gigi

seri seperti pahat yang tumbuh terus menerus. Contoh:

Rattus rattus (Tikus rumah), Mus musculus (Mencit),

Cavia cobaya (marmut), Sciurus notatus (bajing), dan

Cricetus griseus (hamster).

32

5. Perissodactyla memiliki jari berjumlah ganjil dan berkuku

tebal, tidak bertanduk dan tidak memiliki kantong

empedu. Contoh: Equs asinus (keledai) dan Equs coballus

(Kuda).

6. Artiodactyla memiliki jari berjumlah genap dan berkuku

tebal. Contoh: Bos bubalus (kerbau) dan Giraffa

camelopardalis (jerapah).

7. Primmata memiliki kepala yang dapat bergerak leluasa

mata berdekatan satu sama lain dibagian depan muka, alat

gerak dilengkapi dengan lima jari yang berkuku,

perkembangan otak sangat baik. Contoh: Lemur, monyet,

kera (gibbon, orangutan, simpanse), dan manusia.

2.2 Sistem 6 kingdom

2.2.1 Eubacteria

33

Gambar 2.2.1 Kingdom Eubacteria dan Archaebacteria (Sumber:

www.pearltrees.com)

Eubacteria disebut juga bakteri sejati. Bersifat heterotrof, prokariotik,

tidak memiliki klorofil, beberapa makhluk hidup di kingdom eubacteria

berbentuk sel tunggal (uniseluler). Organisme yg dikelompokkan ke dalam

kingdom ini mempunyai peptidoglikan didalam dinding sel mereka.

Termasuk dalam kelompok ini adalah Bakteri dan Alga Hijau Biru

(Cyanobacteria/Cyanophyta).

1. Bakteri

Ciri-ciri Bakteri:

a. Bersel tunggal (uniseluler/monoseluler), prokariotik,

b. Tidak berklorofil, bersifat heterotrof.

c. Ukuran tubuh 1-5 mikron, dapat dilihat dengan mikroskop biasa

d. Reproduksi vegetatif dengan membelah diri dan generatif dengan

paraseksual.

e. Adaptasi terhadap lingkungan buruk membentuk endospora.

f. Berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri (pembelahan

biner) pada lingkungan yang tepat atau sesuai. Sedangkan

Perkembangbiakan seksual bakteri dapat terjadi dengan tiga cara,

yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.

Penggolongan bakteri:

a. Berdasarkan bentuk tubuhnya:

1. Kokus (bulat)

Streptokokus, misalnya Streptococcus pyrogenes, Streptococcus

thermophillus, Streptococcus lactis.

Stafilokokus, misalnya Staphylococcus aureus.

Diplokokus, misalnya Diplococcus pnemoniae

Monokokus, misalnya Monococcus gonorhoe

Sarcina (kubus)

2. Basil (batang)

Diplobasilus, misalnya Salmonella thypi, Lactobacillus.

Streptobasil, misalnya Azotobacter, Bacillus anthracis.

34

Monobasil, misalnya Eschericia coli.

3. Vibrio (koma) misalnya Vibrio cholerae.

4. Spirillum (spiral), misalnya Thiospirillopsis floridana

5. Spirocheta, misalnya Triponema palidum

b. Berdasarkan kedudukan flagela pada selnya:

1. Monotrik, berflagel satu pada salah satu ujung.

2. Amfitrik, flagel masing-masing satu pada kedua ujung.

3. Lofotrik, berflagel banyak di satu ujung.

4. Peritrik, berflagel banyak pada semua sisi tubuh.

c. Berdasarkan pewarnaan Gram (Gram strain):

1. Bakteri gram-positif

Memiliki dinding sel lebih sederhana, banyak

mengandung peptidoglikan, melalui metode pewarnaan akan

mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol

atau aseton. Contoh: Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc,

Pediococcus, Aerococcus, Neisseria gonorrhoeae, Treponema

pallidum, Vibrio cholerae, Bacillus subtilis.

2. Bakteri gram-negatif

Memiliki dinding sel lebih kompleks, peptidoglikan lebih

sedikit, melalui metode pewarnaan tidak mempertahankan zat

warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram (menjadi

berwarna merah atau merah muda). Contoh: Escherichia,

Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio,

Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium,

Propionibacterium acnes,Streptococcus mutans, Staphylococcus

aureus, Escherichia coli.

d. Berdasarkan kebutuhan oksigen:

1. Bakteri aerob

Bakteri aerob, bakteri yang membutuhkan oksigen bebas

untuk mendapatkan energi, Contoh: Nitrosomonas, Nitrobacter,

Nitrosococcus.

2. Bakteri anaerob

35

Bakteri anaerob, tidak membutuhkan oksigen bebas untuk

mendapatkan energi, Contoh: Micrococcus denitrificans.

Bakteri anaerob obligat, yaitu bakteri yang hanya dapat hidup

dalam suasana tanpa oksigen. Misalnya: Clostridium tetani.

Bakteri anaerob fakulatif yaitu bakteri yang dapat hidup dengan

atau tanpa oksigen. Misalnya: Escherichia coli, Salmonella

thypose dan Shigella dysentriae.

e. Berdasarkan cara memperoleh makanan (bahan organik):

1. Autotrof

Merupakan bakteri yang mampu menyusun makanan sendiri

dari bahan-bahan anorganik. Berdasarkan sumber energinya

dibedakan atas:

Foto-autotrop (sumber energi dari cahaya), misal: bakteri ungu,

hijau

Kemoautotrop (sumber energi dari hasil reaksi kimia). Misal:

bakteri besi, bakteri sulfur, Nitrosomonas, Nitrosococcus,

Nitrobacter

2. Heterotrof

Merupakan bakteri yang tidak mampu menyusun makanan

sendiri dan memanfaatkan bahan organik jadi yang berasal dari

organisme lain. Dibedakan menjadi dua:

Bakteri Saprofit, yaitu bakteri yang mendapat makanan dengan

menguraikan sisa-sisa organisme. Contoh: pada bakteri yang

berperan sebagai decomposer (pengurai).

Bakteri Parasit, yaitu bakteri yang mendapatkan makanan dari

organisme lain. Contoh: pada bakteri patogen (menyebabkan

penyakit).

Peranan Bakteri:

a. Peran bakteri yang menguntungkan:

1. Bakteri yang bermanfaat dalam produksi bahan makanan:

Lactobacillus casei dan Lactobacillus bulgaricus, untuk membuat

yoghurt.

36

Acetobacter xylinum, untuk membuat nata de coco

Acetobacter aceti, untuk membuat asam cuka.

Streptococcus lactis, untuk membuat mentega.

Lactobacillus sp untuk membuat terasi.

2. Bakteri penghasil antibiotik:

Streptomyces griceus, penghasil streptomisin.

Stretomyces aureofacien, penghasil aureomisin.

Streptomyces venezuele, penghasil kloramfenikol.

3. Bakteri penyubur tanah:

Rhizobium leguminosarum, bakteri ini bersimbiosis dengan akar

tanaman kacangkacangan (Leguminosa) dan dapat mengikat

nitrogen (fiksasi nitrogen).

Azetobacter,

Chlorococcum

Clostridium pasteurianum,

Rhodospirillum rubrum yang hidup bebas dan dapat mengikat

nitrogen.

b. Peran bakteri yang merugikan:

1. Pada manusia:

Coryuebacterium diptherie penyebab penyakit dipteri

Shygella desentri penyebab penyakit disentri

Vibrio comma penyebab penyakit kolera

Treponema palidum penyebab penyakit sifilis

Salmonella thyposa penyebab penyakit tifus

Pasteurella pestis penyebab penyakit pes/sampar

Neisseria gonorhoe penyebab penyakit kencing nanah

Neisserria meningitis penyebab penyakit meningitis

Mycobacterium tuberculose penyebab penyakit TBC

Bordetella pertusis penyebab penyakit batuk rejan (pertusis)

Mycobacterium leprae penyebab penyakit lepra

Diplococcus pneumonia penyebab penyakit pneumonia

Treponema pertenue penyebab penyakit puru/patek

37

2. Pada hewan:

Actynomices bovis: bengkak rahang pada sapi.

Bacillus anthraxis: penyakit antraks pada ternak.

Streptococcus: radang payudara sapi.

Cytopage columnaris: penyakit pada ikan

3. Pada tanaman:

Xanthomonas oryzae: menyerang pucuk batang padi.

Xanthomonas campestris: menyerang tanaman kubis.

Pseudomonas solanacearum: layu pada terung-terungan.

Erwina carotovora: busuk pada buah-buahan.

2. Cyanobacteria

Cyanobacteria (Ganggang hijau biru) termasuk kedalam monera,

karena struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat

prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis, tersebar luas

dan banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab, permukaan

dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. Bahkan ditemukan pula

di tempat yang kurang menguntungkan lingkungannya. Beberapa jenis

dijumpai pada sumber air panas seperti mata air panas Yellow Stone Park

di Amerika.

Ciri-ciri dan sifat Ganggang Hijau Biru:

a. Tumbuhan bersel satu, benang (filamen) dan hidup berkoloni

b. Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari

fikosianin dan fikoeritin (sering disebut ganggang hijau biru)

c. Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadang-

kadang berlendir.

d. Inti sel tidak memiliki membran (prokarion)

e. Dapat hidup di atas tanah lembap, batu-batuan, kulit kayu, air tawar,

air laut, dan dapat menempel pada tumbuhan atau hewan.

Contoh cyanobacteria:

a. Bentuk unisel (satu sel): Chroococcus, Gloeocapsa

b. Bentuk koloni: Polycystis

c. Bentuk filamen: Oscilatoria, Nostoc, Anabaena, Rivularia.

38

Jenis Ganggang Hijau Biru:

a. Ganggang hijau biru bersel satu

1. Chroococcus sp, hidup di dasar kolam, tembok/cadas, reproduksi

secara vegetatif dengan pembelahan diri

2. Gleocapsa sp, hidup di batu-batuan, epifit, kadang endofit.

3. Spirulina maxima, mengandung protein tinggi (PST), sehingga sering

disebut Single Cell Protein (SCP).

b. Ganggang hijau biru berkoloni (berkelompok)

1. Policystis sp, berbentuk seperti bola, hidup di kolam yang jernih

c. Ganggang hijau biru berbentuk benang (filamen)

1. Oscilatoria sp, berbentuk filamen berupa sel pipih dan dinding tebal,

perkembangbiakan dengan membelah diri dan fragmentasi yang

menghasilkan hormogonium

2. Nostoc commune ber bentuk bola memiliki trikoma memiliki selubung

dan mempunyai sel yang tidak efektif disebut akinet. Banyak

ditemukan di tanah alkalis, sawah.

3. Anabaena sp, memiliki trikoma yang diseliputi lendir. Bila dewasa

memiliki heterokista dan akinete. Hidup sebagai plankton diperairan.

Ada yang bersimbiosis dengan paku air (Azolla pinnata) membentuk

Anabaena azolla

4. Rivularia sp, berbentuk bola dengan selaput lendir dan ujungnya

terdapat trikoma meruncing. Hidup pada tanaman air dan batuan

lembab.

Peranan Ganggang Hijau Biru:

a. Jenis ganggang hijau biru bersel satu merupakan vegetasi perintis, karena

ganggang tersebut mampu/dapat mengawali kehidupan sebelum

organisme lainnya dapat hidup di suatu tempat.

b. Sejumlah ganggang hijau biru berfilamen (bentuk benang) dapat

mengikat nitrogen (N2) bebas dari atmosfer dan diubah menjadi amoniak

(NH3). Hal ini dilakukan juga di dalam heterokista, sehingga dapat

berperan dalam proses menyuburkan tanah.

c. Menyuburkan tanah

39

Nostoc sp, berperan dalam fiksasi N2 (menambah unsur nitrogen dlm

tanah)

Anabaena azolla, berperan dalam fiksasi N2, menambah amonia

d. Menghasilkan Protein Tinggi (PST), contoh: Spirulina maxima

2.2.2 Archaebacteria

Archaebacteria ini sering disebut Bakteri Purba. Ciri-ciri

Archaebacteria yaitu:

1. Uniseluler, prokariotik

2. Mikroskopik (mikroba/jasad renik)

3. Dinding sel tipis & tidak mengandung peptidoglikan, termasuk dalam

bakteri gram negative

4. Hidup soliter atau koloni

5. Umumnya bersifat anaerob

6. Habitat di tempat-tempat ekstrem (gas metana, suhu tinggi, kadar garam

tinggi)

Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan

menjadi 3 kelompok:

1. Metanogen

Kelompok Archaebacteria ini bersifat anaerobik dan kemosintetik.

Bakteri ini memperoleh makanan dengan mereduksi CO2 menggunakan

H2 menjadi metana (CH4). Hidup di rawa-rawa dan danau yang

kekurangan oksigen karena konsumsi mikroorganisme lain. Metanogenik

juga berperan dalam pembusukan sampah dan kotoran ternak.

Metanogenik merupakan bakteri utama dalam pembentukan biogas atau

gas metana. Beberapa bakteri metanogenik bersimbiosis dalam rumen

herbivora dan hewan pengonsumsi selulosa lainnya. Contoh:

Lachnospira multiparus, organisme ini mampu menyederhanakan

pectin

Ruminococcus albus, organisme ini mampu menghidrolisis selulosa

Succumonas amylotica, memiliki kemampuan menguraikan amilum.

Methanococcus janashii, penghasil gas metana

40

2. Halofilik

Bakteri Halofilik (halo: garam, philis: suka) ini hidup pada

lingkungan dengan kadar garam tinggi dan sebagian memerlukan kadar

garam 10 kali lebih tinggi daripada air laut untuk dapat hidup. Seperti di

danau Great Salt (danau garam), Laut Mati, atau di dalam makanan yang

bergaram. Beberapa bakteri halofilik dapat berfotosintesis dan memiliki

zat warna yang disebut bacteriorodhopsin.

3. Termofilik

Sesuai dengan namanya (thermo: panas, philis: suka).

Archaebacteria ini hidup di tempat dengan suhu 60°C hingga 80°C.

Beberapa bakteri termofilik mampu mengoksidasi sulfur, seperti

Sulfolobus yang hidup di mata air sulfur. Bahkan, beberapa spesies mampu

dengan suhu 105°C.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Sistem kalsifikasi ini selalu berkembang seiring perkembangan zaman,

dmulai dari sistem klasifikasi 2 kingdom hingga sistem klasifikasi 6

kingdom

2. Sistem klasifikasi yang saat ini digunakan adalah sistem klasifikasi 5

kingdom atau 6 kingdom, yang terdiri dari kingdom monera, Protista,

Animalia, plantae, fungi, arachbacteria, dan eubacteria.

41

3.2 Saran

Beberapa saran dan rekomendasi kepada:

1. Penulis

Makalah ini diharapkan untuk diperbaiki lagi agar lebih berguna dan

bermanfaat bagi pembaca.

2. Mahasiswa dan Siswa

Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi mahasiswa

dan siswa, sumber infromasi, dan dapat digunakan sebagai referensi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Kingdom Project. Characteristics of Monera, (online), dalam

http://faculty.southwest.tn.edu/rburkett/kingdom_protista.htm, diakses

17 September 2014.

Anonim. Mushrooms, Fungi, and Mycology, dalam http://www.mykoweb.com

/misc/Treasures.html, diakses 17 September 2014.

Anggraeny, Evy. 2013. Fungi (Jamur). (pdf).

Ariwibowo, Moekti & Fictor Ferdinand P. 2013. Buku Praktis Belajar Biologi.

Asri. 2012. Klasifikasi Makhluk Hidup. (pdf).

Campbell, Neil A., dkk.. 2012. Biologi Edisi Kedelapan (jilid 2). Jakarta: Penerbit

Erlangga.

42

Mahmudi, Aslam. 2009. Diktat Biologi (Klasifikasi Kingdom).

Oxford University Museum of Natural History. The Learning Zone (online),

dalam http://www.oum.ox.ac.uk/thezone/animals/animalid/class7.htm,

diakses 17 September 2014.

Rubio, Ariel. 2013. Biodiversidad. Archaebacteria y Eubacteria (online), dalam

http://www.pearltrees.com/arielrubio/biodiversidad/id8034190, diakses

17 September 014.

Tim Penyusun. Monera, Fungi, dan Protista (pdf).

Tim Penyusun. Ringkasan Protista (pdf).

Wahyudi, Septri. 2012. Persebaran Geografi Alga, (online), dalam

http://septriwahyudi.wordpress.com/2012/10/24/persebaran-geografi-

alga/, diakses 17 September 2014.

43