mata acara 5 sayatan geologi

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam peta topografi banyak unsur-unsur peta seperti relief, drainage dan culture. Peta topografi sendiri merupakan peta yang menggambarkan kenampakkan bumi hampir sama dengan aslinya. Selain peta topografi ada yang disebut peta geologi dimana peta geologi menggambarkan penyebaran batuan pada suatu daerah. Selain unsur dan simbol, untuk mengidentifikasi bentuk muka bumi yang ada pada peta topografi dan peta geologi, diperlu pemahaman pola kontur tiap-tiap bentuk muka bumi. Untuk itulah, perlu membuat sayatan melintang atau suatu penampang melintang dari garis kontur pada peta. Penampang melintang (cross section) ini dibuat untuk memudahkan kita melihat konfigurasi permukaan bumi secara dua dimensi atau tiga dimensi. 1.2 Maksud Dan Tujuan 1.2.1 Maksud Maksud dari praktikum ini agar kami para praktikan dapat mengetahui cara membuat sayatan geologi. 1.2.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu :

Upload: aling-syahril

Post on 26-Dec-2015

629 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sayatan geologi

TRANSCRIPT

Page 1: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam peta topografi banyak unsur-unsur peta seperti relief, drainage

dan culture. Peta topografi sendiri merupakan peta yang menggambarkan

kenampakkan bumi hampir sama dengan aslinya. Selain peta topografi ada yang

disebut peta geologi dimana peta geologi menggambarkan penyebaran batuan

pada suatu daerah.

Selain unsur dan simbol, untuk mengidentifikasi bentuk muka bumi yang

ada pada peta topografi dan peta geologi, diperlu pemahaman pola kontur tiap-

tiap bentuk muka bumi. Untuk itulah, perlu membuat sayatan melintang atau

suatu penampang melintang dari garis kontur pada peta. Penampang melintang

(cross section) ini dibuat untuk memudahkan kita melihat konfigurasi permukaan

bumi secara dua dimensi atau tiga dimensi.

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum ini agar kami para praktikan dapat

mengetahui cara membuat sayatan geologi.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu :

1. Agar kita lebih mengetahui lebih detail daerah-daerah penyebaran batuan

dan daerah-daerah yang terkena sesar dalam sayatan geologi.

2. Agar kita dapat mengetahui manfaat dari sayatan geologi ini.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat

1. Mistar 30 dan 50 cm

2. Pensil

3. Pensil Warna

Page 2: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

4. Alat Tulis Menulis

1.3.2 Bahan

1. Problem Set

2. Kertas Grafik

Page 3: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sayatan Geologi

Sayatan geologi adalah gambaran dari suatu sayatan yang vertical dari

permukaan bumi yang berguna untuk menginterprestasikan suatu hubungan, baik

menggunakan peta maupun tidak menggunakan peta.

2.2 Membuat Sayatan Geologi

Selembar peta geologi tidak akan mempunyai arti atau boleh dikatakan

tidak sempurna apabila tidak disertakan sayatan geologi. Pada sayatan geologi

wajib menyuguhkan rekonstruksi suatu struktur geologi dan interprestasi

“larinya” perlapisan batuan dan bentukan struktur geologi berdasarkan data yang

ditemukan di lapangan. Dengan demikian , pada sayatan geologi, imajinasi dan

logika geologi anda memegang peranan penting. Dalam membuat sayatan

geologi suatu daerah kerja pemetaan geologi beberapa hal yang perlu

diperhatikan antara lain garis Arah Sayatan Geologi (Geological Section Line),

sedapat mungkin dipilih yang arahnya tegak lurus dengan jurus (strike) umum

perlapisan batuan. Apa bila hal ini tidak mungkin dilakukan, konsekuensinya

besaran kemiringan perlapisan (DIP) yang di plot pada garis profil (profile line)

merupakan apparent DIP (kemiringan semu) . cara mendapat besaran nilai

kemiringan smu kaitannya dengan kemiringan sesungguhnya (tekstur di

lapangan), dan besarnya sudut yang dibentuk antara garis sayatan geologi dengan

arah jurus perlapisan batuan, dapat dilihat pada grafik yang sudah disusun khusus

(dikenal dengan grafik correction for dip in directions not perpendicular to

strike). Salah satu diagram yang paling mudah diaplikasikan bila arah sayatan

geologi tidak tegak lurus dengan arah strike perlapisan batuan dapat

memanfaatkan diagram alignment monograph for convering DIP (from palmer

(1918)- u.s geol.survey.,prof. paper 120-g).

Page 4: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

1. Arah sayatan geologi

Arah sayatan geologi disarankan tegak lurus pada strike perlapisan

batuan. Anomaly dibenarkan apabila anda berhadapan dengan

penyebaran batuan beku atau metamorf . beberapa hal yang perlu

diperhatikan antara lain:

a) Rumusan bahwa arah garis sayatan geologi hendaknya tegak

lurus pada arah strike perlapisan batuan ini tidak berlaku apabila

anda berhadapan dengan peta geologi dengan penyebaran batuan

beku atau batuan metamorf . dalam kasus ini arah sayatan geologi

dipilih dan digambarkan memotong penyebaran batuan beku atau

penyebaran batuan metamorf dan dibuat sesuai keperluan.

b) Untuk mempermudah dalam mencermati garis sayatan geologi,

disarankan dimulai atau berawal dari sisi pinggir peta yang satu

(misal titik a) ke sisi pinggir peta yang lain (misal titik b) .

Artinya a atau b tidak didasarankan berada dibagian dalam

lembar peta (khususnya peta geologi skala 1 : 25000 sebagai

karya tulis akhir mahasiswa)

c) Bila dengan satu sayatan geologi masih belum memberikan

gambaran yang nyata keadaan bawah tanah (subsur face) , maka

dibenarkan untuk dibuat arah garis sayatan yang lain . tentang

jumlah atau banyaknya garis sayatan memang belum ada

ketentuan pasti, namun bila diperhatikan pada peta geologi yang

sudah diterbitkan, sayatan geoligi tidak akan lebih dari empat.

d) Arah garis sayatan geologi, dibenarkan untu dibelokakan.

Pembelokkan berada pada bagian tengah lembar peta (bukan

ditengah-tengah peta). Misal arah garis sayatan geologi abc, maka

titik b berada di bagian tengah lembar peta. Pembelokkan arah

garis sayatan geologi diannjurkan tidak lebih dari satu kali, misal

arah sayatan geologi abcd, yaitu pada titik b dan pada titik c

merupakan titik pembelokkan arah garis sayatan geologi . hal ini

dianjurkan dengan pertimbangan agar peta geologi tidak menjadi

rumit sehingga sulit dibaca. Agar konsep proyeksi atau rebahan

dalam ilmu ukur lukis dapat dipalikasikan di bidang geologi,

Page 5: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

maka pembelokkan arah garis sayatan geologi mengarah ke

kanan.

2. Syarat sayarat sayatan geologi

a) Garis profil (profile line) merupakan gambaran sesungguhnya dari

bentuk roman permukaan bumi yang dilalui oleh garis arah sayatan

geologi. Ketinggian tempat tidak akan diketahui apabila peta geologi

tidak memperlihatkan peta dasar peta topografi yang ketinggian

tempat diekspresikan dalam bentuk garis garis kontur. Kesulitan akan

timbul apabila peta dasar yang dipergunakan untuk membuatpeta

geologi, ketinggian tempat siduguhkan dengan model tintin, shading

ataupun hachurs. Pada saat mengukur jurus dan kemiringan perlapisan

batuan dilakukan dipermukaan topografi , maka penggambaran

kemiringan lapisan batuan (DIP) ditempatkan menggantung pada

garis profil sedang panjang garis DIP disesuaikan dengan artistic

penggambaran.

b) Base line merupakan garis batas bawah dalam membuat rekontruksi

struktur geologi . batas bawah dari base line belum ada kesepakatan

“kedalamanya“. Mempertimbangkan logika geologi, batasan

bawahnya base line dari sayatan geologi suatu daerah adalah

“ketinggian” garis kontur yang terendah atau terkecil dari daerah

kerja. Dengan dasar pertimbangan untuk memperjelas ilustrasi

rekontruksi struktur geologi. Penggambaran base line dibenarkan

untuk “diturunkan atau diperkecil” dari ketinggian garis kontur

terendah dari lembar peta dasar yang dipergunakan pada kolom

kosong antara end line, profile line. Dan base line , dilakukan ilustrasi

rekontruksi pada struktur geologi termasuk melukiskan “ larinya”

perlapisan batuan dengan mencantumkan warna litologi sesuai

dengan warna standar , atau dilukis kan dengan symbol gambar.

c) End line (baik dari awal maupun akhir dari garis sayatan geologi)

harus dilanjutkan angka ketinggian tempat dalam satuan meter . itulah

salah satu dasar pertimbangan mengapa peta dasar untuk membuat

peta geologi dipergunakan peta dasar dalam dibentuk peta topogrfai

yang disuguhkan dalam bentuk garis garis konntur .

Page 6: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

d) Untuk sayatan geologi juga dikenal perbandingan skala yaitu

perbandingan antara lukisan kearah horizontal dan kearah vertikal.

Karena sayatan geologi akan memberikan rekonstruksi struktur

“keadaan yang sesungguhnya “disarankan perbandingan skala

horizontal dan skala vertical dibuat 1:1 artinya skalanya horizontal (h)

dan skala vertical (v) 1:1

2.3 Pengertian Cross Section

Cross section adalah penampang permukaan bumi yang dipotong secara

tegak lurus. Cross section memperlihatkan perbedaan antara penampang-

penampang yang memiliki informasi tertentu di peta untuk diinterpretasikan.

Dengan penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat secara jelas bentuk

dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. Untuk membuat sebuah

penampang melintang maka harus tersedia peta topografi sebab hanya peta

topografi yang dapat dibuat penampang melintangnya.

Gambar 2.3.1 Garis kontur dan cross section

2.4 Jenis-Jenis Cross Section

Cross section dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu illustrative cross section

dan predictive cross section. Tujuan dari illustrative cross section adalah untuk

menggambarkan kenampakan melintang dari peta yang telah lengkap atau untuk

interpretasi 3D. sedangkan tujuan dari predictive cross section adalah untuk

memprediksi geometri dari sebuah penampang dengan sedikit informasi atau bahkan

Page 7: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

tidak ada informasi yang tersedia. Biasanya untuk membuat cross section kategori

prediktif diperlukan garis bantu yang disebut line section.

Gambar 2.4.2 Contoh Dari Cross Section Ilustratif

Gambar 2.4.3 Contoh Dari Cross Section Prediktif

Page 8: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

2.5 Penampang Bawah Permukaan

Penampang bawah permukaan merupakan gambaran dari suatu

kenampakan dibawah permukaan baik litologi, struktur atau segala sesuatu yang

ada di bawah permukaan bumi. Penampang geologi merupakan gambaran dari

suatu sayatan vertical pada bumi yang berguna untuk menginterpretasikan suatu

hubungan keadaan geologi baik dengan menggunakan peta ataupun tidak. Dapat

juga digunakan untuk pengembangan minyak bumi, penampang bawah

permukaan dapat berguna untuk menggambarkan keadaan geologi dalam bentuk

visual, dengan itu suatu reservoir dapat dengan mudah di interpretasikan.

Sebagai contoh, suatu pengertian mengenai hubungan antara struktur dengan

stratigrafi regional mungkin dihasilkan dari karateristik suatu reservoir.

Terdapat dua jenis penampang bawah permukaan yang digunakan

dalam interpretasi reservoir minyak bumi.

1. Structural cross sections, menunjukan keadaan geometri struktur geologi pada

suatu area.

2. Stratigraphie cross sections, menunjukkan hubungan suatu geometri dengan

menyesuaikan kedalaman dari suatu unit geologi dengan horizon geologi.

Tipe ketiga dari penampang bawah permukaan disebut balanced cross

section, merupakan suatu kombinasi dari kedua jenis penampang bawah

permukaan diatas. Jenis ini menggambarkan bentuk dari suatu unit geologi

menjadi beberapa bagian yang mengalami perubahan. Hal tersebut dapat

dijadikan suatu kesimpulan tentang hubungan struktur geologi sekarang dengan

stratigrafi masa lampau.

Dalam pembuatan penampang geologi dipilih suatu jalur tertentu

sedemikian rupa, sehingga dapat memperlihatkan dengan jelas semua keadaan

geologinya secara vertical. Dalam hal ini dipilih atau dibuat suatu jalur yang

arahnya tegak lurus terhadap jurus umum lapisan batuan, sehingga dalam

penampang akan tergambarkan keadaan kemiringan lapisan yang asli (true dip).

Namun pembuatan penamapang terkadang jugs melalui jalur yang tidak tegak

lurus terhadap jurus lapisan batuan maka disini penggambaran besar kemiringan

lapisan nya adalah merupakan kemiringan lapisan semu (apparent dip) yang

besarnya sesuai dengan arah sayatan terhadap jurus lapisan batuan. Adapun

rekonstruksi pembuatan penampang geologi yaitu sebagai berikut:

Page 9: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

a. Perhatikan arah sayatan penampang terhadap jurus umum lapisan (tegak lurus

atau tidak).

b. Buat “base line” yang panjangnya sama dengan panjang garis penampang

peta geologi.

c. Buat “end line” dan berikan angka – angka yang menunjukan ketinggian

sesuai dengan skalanya.

d. Buat “profile line” dengan cara mengeplot ketinggian garis kontur yang

terpotong garis penampang, dan kemudian hubungkan.

e. Gambarkan keadaan geologinya, meliputi batas lapisan, batas struktur dan

lainnya, yang terpotong oleh garis penampang.

Kegunaan dari penampang bawah permukaan adalah sebagai berikut:

1. Dapat menggambarkan suatu formasi bawah permukaan yang

ditunjukkan secara vertikal.

2. Berguna dalam bidang hidrokarbon.

3. Dapat membantu menganalisis bawah permukaan dalam penentuan

suatu reservoir hidrokarbon.

4. Dapat mengetahui keadaan struktur dan stratigrafi.

Dalam geometri, penampang merupakan suatu suatu titik perpotongan

dari suatu bagian dalam 2 dimensi dalam garis atau bagian 3 dimensi pada suatu

bidang dan lain-lain. Suatu bidang lain, apabila memotong suatu objek sehingga

menghasilkan suatu bagian dapat membentuk suatu penampang parallel. Suatu

penampang juga dapat memproyeksikan sudut siku dari objek yang bersifat 3

dimensi dari bidang objek tersebut. Bagian dasar bidang dalam penampang

terlihat pada bagian atas. Pada kenampakan tersebut, bagian depan dari bidang

objek tidak terlihat untuk menampakkan bagian luar. Pada bagian dasar bidang,

bagian atas dari suatu objek tidak terlihat atau hilang. Suatu penampang

merupakan metode yang melukiskan sususan 3 dimensi suatu objek kedalam 2

dimensi. Hal ini biasa digunakan pada gambar teknik. Model dari suatu sayatan

mengindikasikan jenis dari material yang ada dibawah permukaan.

Dalam pembuatan penampang GEOLOGI secara manual, hal yg perlu

di perhatikan adalah cara penarikan sayatan usahakan tegak-lurus dengan

strike/jurus kedudukan batuan. Hal ini untuk menghindari sebaran batuan yang

seragam pada penampanggeologi.

Page 10: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

Hal kedua yang perlu di perhatikan adalah sudut bearing dan dip.

Bearing dan dip digunakan untuk koreksi kemiringan bantuan pada penampang

geologi. Bearing merupakan sudut yang di bentuk oleh garis sayatan dan

perpanjangan dari strike batuan pada peta, dimana sudut yang di bentuk kurang

dari 90 derajad. Sedangkan dip merupakan kemiringan batuan yang ada di

lapangan.

Page 11: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

BAB III

PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja sebagai berikut:

1. Plot peta geologi yang telah disediakan. Plot sesuai koordinat yang diberikan,

2. Berikan arah strike dan dip pada peta,

3. Sayat peta dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan,

4. Tentukan nilai ketinggian,

5. Pindahkan ke dalam kertas grafik kemudian buat penampangnya,

6. Tentukan daerah yang terkena sesar, dan

7. Hitunglah koreksi dip dari sayatan peta tersebut.

Titik Koordinat

No X Y Strike Dip

1 800959 9505126 31 1

2 799118 9510786 50 20

3 801050 9506894 17 13

4 800918 9504697 100 30

5 801262 9502658 257 5

6 801050 9501122 311 60

7 797053 9503055 300 7

8 797053 9505332 250 80

9 794855 9510945 321 9

10 792684 9509304 123 10

11 790804 9506312 45 11

12 791043 9500540 55 12

13 796841 9500884 36 13

14 789357 9511236 140 14

15 802745 9510813 150 20

16 803168 9507185 155 22

Page 12: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil koreksi dip dari peta geologi daerah Barru adalah sebagai berikut:

Tan α = Sin β x d

α = arc Tan α

1. Kedudukan 1

Tan α = Sin 82º x 10,8cm = 10,69

α = arc Tan 10,69 = 84,65º

2. Kedudukan 2

Tan α = Sin 79º x 2,2cm = 2,15

α = arc Tan 2,15 = 65,05º

3. Kedudukan 3

Tan α = Sin 65º x 10cm = 9,06

α = arc Tan 9,06 = 83,70º

4. Kedudukan 5

Tan α = Sin 56º x 17,5 cm = 14,50

α = arc Tan 14,50 = 86,05º

5. Kedudukan 8

Tan α = Sin 60º x 5,5cm = 4,76

α = arc Tan 4,76 = 78,13º

6. Kedudukan 11

Tan α = Sin 87º x 5,85cm = 5,84

α = arc Tan 5,84 = 80,28º

7. Kedudukan 12

Tan α = Sin 78º x 2,1cm = 2,05 cm

α = arc Tan 2,05 = 63,99º

8. Kedudukan 13

Tan α = Sin 84º x 10,6 cm = 10,54 cm

α = arc Tan 10,54 = 84,58º

9. Kedudukan 14

Tan α = Sin 5º x 6,5 cm = 5,66 cm

Page 13: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

α = arc Tan 5,66 = 79,98º

10. Kedudukan 15

Tan α = Sin 18º x 20,4cm = 6,30 cm

α = arc Tan 6,30 = 80,98º

11. Kedudukan 16

Tan α = Sin 26º x 26,7 cm = 11,70 cm

α = arc Tan 11,70 = 85,11º

4.2 Pembahasan

Dalam mengoreksi dip ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Ketika kita mengoreksi, yang perlu diperhatikan peta geologi yang sudah diplot

dan diberikan sayatan. Setelah itu lihat strike dan dip yang searah dengan arah

sayatan. Pada dip tarik garis lurus hingga menyentuh sayatan kemudian ukur

panjang dip kea rah sayatan dan hitung sudut yang mendekati sayatan.

Pada koreksi dip pertama didapatkan nilai sudut 84,65º, koreksi sudut

dip kedua dengan nilai sudut 65,05º, koreksi sudut dip ketiga dengan nilai sudut

83,70º, koreksi sudut dip kelima dengan nilai sudut 86,05º, koreksi sudut dip

kedelapan dengan nilai sudut 78,13º, koreksi sudut dip kesebelas dengan nilai

sudut 80,28º, koreksi sudut dip keduabelas dengan nilai sudut 63,99º, koreksi

sudut dip ketigabelas dengan nilai sudut 84,58°, koreksi sudut dip keempatbelas

dengan nilai sudut 79,98°, koreksi sudut dip kelimabelas dengan nilai sudut

80,48°, dan yang terakhir koreksi sudut dip keenambelas dengan nilai sudut

85,11°.

Page 14: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa

dengan sayatan geologi kita dapat mengetahui penyebaran batuan dalam

bentuk grafik atau penampang dalam titik ketinggian tertentu. Dari sini juga

kita dapat menentukan daerah yang terkena sesar. Dan yang lebih penting

lagi kita harus mengoreksi dip.

Dalam menentukan titik ketinggian diperlukan ketelitian karna kita

harus jeli dalam melihat lingkaran pada garis kontur.

5.2 Saran

Adapun saran saya agar pada saat praktikum agar penjelasan tentang

materi agak diperjelas dan tolong waktu diefesiensikan agar semua materi

terjangkau.

Page 15: Mata Acara 5 Sayatan Geologi

DAFTAR PUSTAKA

Noor, Djauhari. 2009. “Pengantar Geologi”. Universitas Pakuan: Bogor

Penuntun Praktikum. 2014 “Prinsip Stratigrafi”. Laboratorium Batuan dan Dinamis

UMI: Makassar

Sukandarrumidi. 2011. Pemetaan Geologi. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

http://alfonsussimalango.blogspot.com/2010/12/geologi-struktur.html

http://armandho88.blogspot.com/2009/04/penampang-bawah-permukaan.html

http://ourgeology.blogspot.com/2010/02/teori-dasar-perpetaan.html

http://kepalabatu.finddiscussion.com/t33-pembuatan-penampang-geologi-manual

http://chevyanjarblog.blogspot.com/2011/10/penampang-lapisan-batuan.html