acara 5

25
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uji sensori merupakan uji pertama penentu penerimaan produk pangan dengan menggunakan indera manusia sebagai alat ukur. Penilaian pertama konsumen terhadap produk pangan adalah berdasarkan karateristik sensorinya, seperti aroma, tekstur, kenampakan (appearence), dan rasa. Penilaian cara ini banyak disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk memang berbeda-beda. Pengujian organoleptik mempunyai berbagai macam cara. Cara- cara pengujian itu di kelompokkan dalam beberapa kelompok misalnya uji skoring dan rangking. Uji skor disebut juga pemberian skor atau skoring. Pemberian skor ialah memberikan angka nilai atau menepatkan nilai mutu sensorik terhadap bahan yang diuji pada jenjang mutu atau tingkat skala hedonik. Uji skoring dapat dilakukan pada penilaian sifat sensorik yang sangat spesifik, seperti tekstur,warna, rasa, dan aroma. Banyaknya skala hedonik tergantung dari tingkat perbedaan yang ada dan juga tingkat kelas yang dikehendaki. Dalam pemberian skor besarnya skor tergantung pada kepraktisan dan kemudahan pengolahan atau interpretasi data (Soekarto, 1985). Banyaknya skala hedonik biasanya dibuat dalam jumlah tidak terlalu besar, demikian pula skor biasanya antara 1 – 10. Pada uji ini panelis yang digunakan minimal 8 orang. Uji ranking merupakan uji yang berguna sebagai gambaran akan tingkat kesukaan konsumen terhadap produk. Pada uji ranking panelis diminta untuk mengurutkan sampel berdasarkan intensitas yang dideteksi untuk karakteristik sensori tertentu. Pada uji ini panelis yang digunakan adalah 18 orang. Uji ranking menjadi sangat penting dilakukan oleh para produsen, khususnya yang bergerak dalam industri pangan yaitu sebagai bahan evaluasi

Upload: miss

Post on 20-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

abata

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA 5

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uji sensori merupakan uji pertama penentu penerimaan produk pangan dengan menggunakan indera manusia sebagai alat ukur. Penilaian pertama konsumen terhadap produk pangan adalah berdasarkan karateristik sensorinya, seperti aroma, tekstur, kenampakan (appearence), dan rasa. Penilaian cara ini banyak disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk memang berbeda-beda. Pengujian organoleptik mempunyai berbagai macam cara. Cara-cara pengujian itu di kelompokkan dalam beberapa kelompok misalnya uji skoring dan rangking. Uji skor disebut juga pemberian skor atau skoring. Pemberian skor ialah memberikan angka nilai atau menepatkan nilai mutu sensorik terhadap bahan yang diuji pada jenjang mutu atau tingkat skala hedonik. Uji skoring dapat dilakukan pada penilaian sifat sensorik yang sangat spesifik, seperti tekstur,warna, rasa, dan aroma. Banyaknya skala hedonik tergantung dari tingkat perbedaan yang ada dan juga tingkat kelas yang dikehendaki. Dalam pemberian skor besarnya skor tergantung pada kepraktisan dan kemudahan pengolahan atau interpretasi data (Soekarto, 1985). Banyaknya skala hedonik biasanya dibuat dalam jumlah tidak terlalu besar, demikian pula skor biasanya antara 1 – 10. Pada uji ini panelis yang digunakan minimal 8 orang. Uji ranking merupakan uji yang berguna sebagai gambaran akan tingkat kesukaan konsumen terhadap produk. Pada uji ranking panelis diminta untuk mengurutkan sampel berdasarkan intensitas yang dideteksi untuk karakteristik sensori tertentu. Pada uji ini panelis yang digunakan adalah 18 orang. Uji ranking menjadi sangat penting dilakukan oleh para produsen, khususnya yang bergerak dalam industri pangan yaitu sebagai bahan evaluasi yang nantinya akan berguna sebagai bahan pembelajaan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada pada produk dan dapat menciptakan sebuah inovasi baru dan meningkatkan kualitas produk. Oleh karena itu dilakukan uji skoring menggunakan produk mie dan yang diuji adalah atribut kekenyalan, sedangkan uji rangking menggunakan produk teh yang diuji adalah atribut warna. Kedua uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan diantara sampel dan memperkirakan arah perbedaan spesifik diantara sampel.

Page 2: ACARA 5

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan untuk uji rangking adalah

1. Menilai kualitas sensorik dari sampel dengan cara mengurutkan sampel

berdasarkan derajat intensitas dari atribut mutu produk.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan diantara sampel yang disajikan

Tujuan untuk uji skoring adalah

1. Untuk mengetahui nilai/intensitas produk berdasarkan pengujian panelis untuk

karakteristik sensori tertentu.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan diantara sampel yang disajikan.

Page 3: ACARA 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Prinsip Uji Pembedaan dengan Skoring dan RankingUji Ranking adalah suatu proses pengurutan dua sampel atau lebih berdasarkan

intensitas atau derajat atribut yang dirancang atau menurut tingkat kesukaan produk dalam rangka memilih yang terbaik atau menghilangkan yang terjelek,dengan maksud untuk menambah atau mengurangi jumlah suatu atribut, kualitas secara keseluruhan atau respon pada saat yang sama (Nur Aini dkk, 2013). Uji ranking pada umumnya dilakukan untuk menentukan urutan sejumlah komoditas atau produk yang berbeda intensitas sifatnya. Selain itu juga, uji ranking dapat digunakan untuk memperbaiki mutu produk dan memilih contoh yang terbaik. Dalam uji ranking, panelis diminta untuk mengurutkan sampel yang diuji menurut intensitas mutu sensorik. Sampel diberi nomor urut dari intensitas mutu sensorik. Dari segi jumlah contoh yang disajikan, uji peringkat mirip dengan uji skor dan uji skala, namun dari segi penginderaan mirip dengan uji pembandingan.

Uji skoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benar-benar tahumengenai atribut yang dinilai. Tipe pengujian skoring sering digunakan untuk menilai mutubahan dan intensitas sifat tertentu misalnya kemanisan, kekerasan, dan warna. Selain itu,digunakan untuk mencari korelasi pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangkapengukuran obyektif (presisi alat) (Kartika dkk., 1988). Uji skor disebut juga pemberian skor atau skoring. Pemberian skor ialah memberikan angka nilai atau menepatkan nilai mutu sensorik terhadap bahan yang diuji pada jenjang mutu atau tingkat skala hedonik. Uji skoring dapat dilakukan pada penilaian sifat sensorik yang sangat spesifik, seperti tekstur, warna, rasa, dan aroma. Seperti halnya pada skala mutu, pemberian skor dapat juga dikaitkan dengan skala hedonik. Banyaknya skala hedonic tergantung dari tingkat perbedaan yang ada dan juga tingkat kelas yang dikehendaki. Dalam pemberian skor besarnya skor tergantung pada kepraktisan dan kemudahan pengolahan atau interpretasi data (Soekarto, 1985).

2.2 Persamaan Uji Pembedaan dengan Skoring dan RankingUji rangking dan skoring selain digunakan untuk mengetahui perbedaan diantara sampel yang diaman dapat juga digunakan untuk memperbaiki arah perbedaan spesifik diantara sampel. Uji rangking dan skoring untuk pembedaan bertujuan untuk mengetahui urutan dan nilai produk berdasarkan pengujian panelis untuk karakteristik tertentu, serta untk mengetahui apakah ada perbedaan diantara sampel yang disajikan.

2.3 Perbedaan Uji Pembedaan dengan Skoring dan RankingPerbedaan uji skoring dan rangking dapat diketahui bahawa untuk ranking digunakan untuk mengetahui urutan tingkat atau nilai intensitas kesukaan panelis

Page 4: ACARA 5

terhadap suatu produk yang disajikan (Rahayu,1998). Kartika (1988) mengemukakan bahwa uji rangking dapat digunakan untuk mengurutkan intensitas mutu dan kesukaan konsumen dan dalam rangka memilih yang terbaik dan menghilangkan yang terjelek, sedangkan untuk Uji skoring dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan dengandeskripsi tertentu dari atribut mutu produk. Pada sistem skoring, angka digunakan untukmenilai intensitas produk dengan susunan meningkat atau menurun.Uji skoring umumnya digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu, seperti kemanisan, kekerasan, dan warna. Sebagai contoh, jenis tepung mana yang dapat menghasilkan bakso dengan elastisitas terbaik, seangkan untuk uji ranking biasanya digunakan untuk mengurutkan sampel berdasarkan intensitas sifat yang dinilai, mutu atau kesukaan konsumen. Misalnya, dari sederetan konsentrasi gula, konsentrasi berapa yang dapat memberikan cita rasa manis dari sirup buah yang disukai panelis.

2.4 Manfaat Uji PembedaanUji pembedaan adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar

sampel yang disajikan. Misalnya uji ini digunakan untuk menganalisis apakah penggantian ikan kakap dengan ikan nila akan mempengaruhi cita rasa kerupuk palembang. Hal yang sama dapat juga dilakukan untuk mengetahui sampai berapa banyak penambahan air yang tidak mempengaruhi cita rasa sirup buah. Pada pelaksanaannya, uji pembedaan dapat dilakukan dengan menggunakan sampel pembanding atau tidak. Pelaksanaan uji pembeda dapat dilakukan dengan cara : (a) uji pembedaan sederhana, dimana panelis hanya diminta untuk menilai ada atau tidaknya perbedaan antar sampel dan (b) uji pembedaan terarah, dimana panelis tidak hanya diminta menilai adanya perbedaan saja tetapi juga menilai arah / intensitas perbedaan yang ada. Oleh karenaitu, uji pembedaan membutuhkan panelis yang terlatih agar dapat menentukan adanya perbedaan dan arah perbedaan. Ada beberapa tipe uji yang dapat digunakan untuk menentukan adanya perbedaan antar sampel, yaitu uji berpasangan (paired comparison, paired stimuli, atau paired test), uji triangle, uji duotrio, uji pembanding ganda (multiple standards), uji pasangan jamak (multiple paired) dan uji stimulus tunggal.

Page 5: ACARA 5

2.5 Komposisi Bahan yang digunakanAdapun komposisi bahan yang digunakan dalam praktikum, yaitu:

2.5.1 Jenis Produk mie instan yang digunakan dalam uji Rankinga. indomie

Komposisi BahanTepung teriguMinyak nabatiTepung tapiocaGaramPenstabilPengatur keasamanMineral (zat besi)Pewarna (tartazin CI1914)Antioksidan (TBHQ)Bumbu (gula, garam, penguat rasa mononatrium glutamate, bubuk bawang putih, bawang bombai, perisa identic alami ayam (mengandung penguat rasa dinatrium inosenat dan guanilat), bubuk lada, vitamin (A, B1, B6, B12, niasin, asam volat, pentotenat))Minyak (minyak nabati dan bawang merah)Kecap manis (gula, air, kedelai, gandum, garam, bumbu dan rempah-rempah, dan minyak wijen)Saos cabe (cabe, air, gula garam, pengental pengatur kesaman, bumbu, penguat rasa MSG. dinatrium inosianat, dan guanilat, prisa aartifisial, pengawet (natrium benzoate, natrium metabisulfit)Bawang goring (antidioksidan, TBHQ)

b. Sarimi

Komposisi BahanTepung teriguMinyak sayurTepung tapioca GaramPengatur keasamanPemantap (nabati dan natrium, antidioksidan TBHQ, pewarna makanan (tartazin CI1940)Komposisi bumbu (gula, garam, penguat rasa MSG, prisa ayam, bubuk bawang putih, pewarna caramel, bubuk lada dan cabe)Minyak (minyak sayur dan bawang merah)Kecap manis (gula mengandung sulfit, air, kedelai gandum, garam, bumbu dan rempah-rempah pengawet (natrium benzoate, minyak nabati)Bahan pelengkap (sayuran kering)

c. Mie Sedap

Komposisi BahanTepung terigu

Page 6: ACARA 5

Minyak sayurGaramPengentalnabatiPengatur kesamanPewarna tantazim C11940 dan zat besiKomposisi bumbu (gula, garam, penguat rasa MSG, prisa identic alami bawang putih mengandung pewarna caramel, prisa artifisial aya, bubuk lada, vitamin (mengadung antioksidan avatokoferol, B1, B5, B6, B12, niosin, asma folat)Minyak (minyak sayur dan bawang)Kecap manis (hula, air, garam, dan pengawet natrium benzoate)Saos cabeDan bawang gurih renyah

2.5.2 Jenis Produk Teh yang digunakan dalam ujia. The naga

Komposisi BahanKomposisi daun tehFanili

b. The sariwangi

Komposisi BahanThe hitam

c. The Poci

Komposisi BahanThe hitam

Page 7: ACARA 5

BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat

1. Sendok2. Label3. Nampan4. Lepek5. Gelas6. Kuisioner

3.1.2 Bahan3.1.2.1 Uji rangking

1. Teh poci2. Teh sariwangi3. Teh naga4. Mie sedap5. Indomie 6. Sarimie 7. Tissue

3.2 Skema Kerja3.2.1 Uji Rangking

Perhitungan cara 1: (Uji friedman/tabel 12)

Perhitungan cara 2: (Pembanding dengan tabel)

Panelis diminta meranking sampel yang disajikan

Uji beda berdasarkan karekteristik warna

Disajikan kepada panelis

Diberi kode 3 digit angka acak

Disiapkan 3 sampel produk teh

Page 8: ACARA 5

3.2.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan Uji Rangking

Pada acara 5 tentang uji rangking ini disiapkan 3 sampel produk yang sejenis yang nantinya akan diuji rangking, kemudian daberi kode 3 digit angka acak agar tidak terjadi bias. Setelah itu disajikan pada panelis untuk dilakukan uji beda berdasarkan karakteristik tertentu. Panelis diminta merangking sampel yang disajikan untuk diketahui urutan produk berdasarkan pengujian panelis untuk karkteristik tertentu. Setelah diranking dan didapatkan data maka dilanjutkan dengan perhitungan, cara 1 perhitungan menggunakan uji Friedman/Tabel 12. Untuk cara 2 menggunakan pembanding dngan tabel.

3.2.3 Uji Skoring

3.2.4 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan Uji Skoring

Perhitungan dengan ANNAVA,

Jika BN maka dilanjutkan dengan uji

Duncan Multiple Range Test (DMRT)

Panelis diminta menentukan nilai skor berdasarkan karakteristik kekenyalan

Disajikan pada panelis

Diberi kode 3 digit angka acak

Disiapkan 3 sampel produk mie

Page 9: ACARA 5

Uji scoring dilakukan untuk mengetahui nilai/intensitas produk berdasarkan pengujian panelis untuk karakteristik sensori tertentu. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan 3 sampel produk sejenis untuk mengetahui apakah ada perbedaan diantara sampel yang disajikan. Sampel disajikan pada panelis dan diminta menentukan nilai skor berdasarkan karakteristik sensori tertentu. Setelah di scoring dan didapatkan data maka dilanjutkan dengan perhitungan dengan ANNAVA, jika BN maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).

Page 10: ACARA 5

BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN

4.1 Hasil Pengamatan4.1.1 Uji Rangking4.1.1.1 Hasil pengamatan uji rangking shif 1 berdasarkan karakteristik warna

No PanelisSampel

738 (Teh Poci) 816 (Sari Wangi)

639 (Teh Naga)

1 Imroatul 2 1 32 Erwanda 2 1 33 Hema 3 1 24 Mila 2 1 35 Yanuar 2 1 36 Fiola 2 1 37 Kamalia 2 1 38 Kasang 2 1 39 Lidya 2 1 310 Meitha 2 1 311 Sadewa 2 1 312 Yuke 2 1 313 Faiqotul 2 1 314 Brihatsama 2 1 315 Ryan 2 1 316 Dessy 2 1 317 Riska 2 1 318 Isti 2 1 3

Total 37 18 53

Page 11: ACARA 5

4.1.1.2 Hasil pengamatan uji rangking shif 2 berdasarkan karakteristik warnaPanelis Kode sampel

738 (A) 816 (B) 639 (C)Qori 2 1 3Yuna 1 3 2Yoshinta 3 1 2Jumanah 1 3 2Dini G 1 3 2Dini N 3 1 2Sofi 2 1 3Shofwa 2 1 3Anggi 2 1 3Umi 2 1 3Bazar 2 1 3Fauzan 2 1 3Erna 2 1 3Sulihati 2 1 3Niti 2 1 3Nena 2 1 3Dwi Rischa

2 1 3

Dzikri 2 1 3Total 35 24 49

4.1.2 Uji Skoring4.1.2.1 Hasil pengamatan uji skoring shif 1 berdasarkan karakteristik kekenyalan

No Panelis Sampel475 (mie sedap ) 315 (indomie) 219 (sarimie)

1 Kasang 3 2 42 Lidya 3 4 33 Meitha 3 2 44 Kamalia 2 4 35 Sadewa 4 3 26 Riska 2 3 37 Imroatul 4 3 28 Hema 3 3 39 Erwanda 3 2 310 Fiola 4 4 211 Mila 4 3 212 Dessy 3 4 313 Yanuar 3 4 214 Brihatsama 4 2 315 Ryan 2 4 316 Nur hanif 2 4 317 Yuke 3 2 418 Faiqotul 4 3 2

Total 56 56 51

Page 12: ACARA 5

4.1.2.2 Hasil pengamatan uji skoring shif 2 berdasarkan karakteristik kekenyalanPanelis Kode sampel Total

475 (A) 315 (B) 2 75 C)Qori 4 3 2 9Yuna 4 3 3 10Yoshinta 4 3 3 10Jumanah 4 3 5 9Dini G 3 4 2 10Dini N 3 3 4 12Sofi 3 2 4 12Shofwa 4 3 1 9Anggi 2 3 4 9Umi 3 2 4 9Bazar 3 4 5 8Fauzan 4 2 3 8Erna 2 3 4 10Sulihati 3 4 2 9Niti 3 4 2 9Nena 3 1 4 9Dwi Rischa 3 1 4 9Dzikri 3 4 3 8Total 59 51 59 169

4.2 Hasil Perhitungan4.1.1 Hasil Perhitungan Uji Ranking

Shif

Jumlah

Panelis

3 Sampel Teh (terhadap warna/ tingkat kepekatan)

Cara 1 Ket Cara 2 Ket

Table 12 x2r Tabe

l 7.3sampe

l

Perhitungan

Satu-satu

1 18 5,99 34,13 BN 15

A 16 BNB 35 BNC 19 BN

2 18 5,99 7,44 BN 15

A 25 BN

B 14 TBN

C 11 TBN

4.1.2 Hasil Perhitungan Uji Skoring

Shif FK JKT JKpr JKPn JK eror1 492,02 35,98 0,92 1,65 33,41

Page 13: ACARA 5

2 528,907 46,093 2,37 7,43 36,29

Shif S. Variasi Db JK RJK F. Hitung F Tabel Ket.

1

Perlakuan 2 0,92 0,46 0,468 3,36

TBNPenelis 17 1,65 0,097Eror 34 33,41 0,98Total 53

2

Perlakuan 2 2,37 1,19 1,11 3,36

TBNPenelis 17 7,43 0,44Eror 34 36,30 1,07Total 53

Page 14: ACARA 5

BAB 5. PEMBAHASAN

5.1 Analisa DataDari hasil praktikum yang telah dilaksanakan tentang uji rangking dan skoring

untuk pembedaan dari shif 1 dan shif 2 didapatkan beberapa hasil. Untuk uji rangking digunakan dua cara yaitu cara 1 menggunakan tabel 12 dan cara 2 adalah perbandingan dengan tabel 7.3. Untuk uji skoring dilakukan perhitungan dengan metode ANNAVA. Panelis yang digunakan pada acara ini sejumlah 18 orang untuk shif 1 dan 18 orang untuk shif 2 sedangkan sampel yang digunakan untuk uji rangking 3 jenis teh yaitu teh poci, sariwangi, teh naga, dan untuk uji skoring digunakan sampel mie sedap, indomie dan sarimie.

Dari hasil perhitungan cara 1 menggunakan tabel 12 untuk shif 1 bahwa rangking yang dihasilkan untuk atribut warna teh nilainya 34,13 sedangkan perhitungan cara 1 shif 2 dihasilkan nilai 17,74, apabila dilihat pada tabel 12 menunjukkan nilai 5,99. Perhitungan yang dihasilkan memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada nilai pada tabel 12 dengan menggunakan 3 sampel, hal ini menunjukkan hasil yang beda nyata terhadap warna teh, sehingga dapat dikatakan bahwa panelis sudah bisa dan mudah untuk melakukan uji pembedaan. Selain itu mayoritas panelis memiliki kepekaan yang tinggi. Perbedaan antara ketiga warna sampel teh ini dikarenakan jenis teh yang digunakan, dan proses pembuatan teh itu sendiri.

Untuk perhitungan dengan cara 2 yaitu perbandingan dengan tabel 7.3, dari tabel ini dihasilkan bahwa apabila jumlah panelis 18 dan sampel 3 nilai yang dihasilkan adalah 15. Pada shif 1dihasilkan nilai yang lebih tinggi yang semuanya menunjukkan adanya beda nyata terhadap warna namun pada shif 2 terdapat 2 nilai yang termasuk kategori tidak beda nyata terhadap atribut warna teh. Hal ini berarti bahwa panelis yang diuji sulit untuk melakukan uji pembedaan dari suatu produk.

Untuk uji skoring perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode ANNAVA. Untuk shif 1 dihasilkan faktor koreksi(FK) 492,02, jumlah kuadrat total (JKT) 35,98 Jumlah kuadrat perlakuan (JKPr) 0,92, jumlah kuadrat panelis (JKPn) 1,65, dan JK eror 33,41. Dari data tersebut dihasilkan Fhit shif 1 adalah 0,469 sedangkan pada ftabel 5% menghasilkan nilai 3,356. Untuk shif 2 dengan cara yang sama Fhit yang dihasilkan adalah 1,11 dan nilai pada ftabel 5% adalah 3,356. Nilai yang dihasilkan pada perhitungan shif 1 dan shif 2 menunjukkan nilai yang lebih rendah yang berarti nilai yang dihasikan tidak beda nyata terhadap kekenyalan mie yang diuji, hal ini berarti panelis tidak mudah atau sulit untuk memberi skor pada suatu produk pangan.

Page 15: ACARA 5

Produk mie sedap dan indomie rata-rata nilai kekenyalanya tinggi dikarenakan kedua jenis mie ini mengandung bahan kimia pengenyal dan penstabil yang menyebabkan tekstur mienya lebih kenyal.

Page 16: ACARA 5

BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari praktikum yng telah dilaksanakan dihasilkan beberapa kesimpulan yaitu:

1. Kualitas sensorik dari sampel dilakukan dengan menggunakan metode rangking

yaitu dengan cara mengurutkan intensitas berdasarkan karakteristik tertentu dan

metode skoring dengan memberi nilai intensitas berdasarkan karakteristik tertentu

2. Perbedaan rangking diantara sampel yang disajikan tidak begitu nampak karena

pada shif 1 antara sampel 1 dan 2 memiliki rata-rata rangking yang sama sedangkan

pada shif 2 nilai yang dihasilkan juga tidak terlalu jauh. Apabila dihitung dan

dibandingkan dengan tabel 7.3 rata-rata panelis mudah untuk melakukan uji

rangking terhadap suatu produk makanan

3. Skor yang dihasilkan dari shif 1 dan shif 2 juga tidak terlalu jauh, namun apabila

dihitung dan dibandingkan dengan Ftabel 5% rata-rata panelis sulit untuk

melakukan skoring karena hasilnya tidak beda nyata.

6.2 Saran

Pembagian tugas dari masing-masing kelompok perlu diperjelas kembali.

Ketepatan waktu perlu ditingkatkan agar praktikum berjalan lebih efektif dan efisien.

Namun secara umum praktikum sudah berjalan dengan baik.

Page 17: ACARA 5

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nur dkk. 2013. Petunjuk Praktikum Evaluasi Sensori. Program Studi Ilmu dan

Teknologi Pangan, Purwokerto.

Kartika, B., Pudji, H., Wahyu, S. 1988. Pedoman Uji Indrawi Bahan Pangan. UGM-

Press,Yogyakarta

Rahayu, Winiarti P. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Bogor: IPB

Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik. Bharata Karya Aksara, Jakarta.

Page 18: ACARA 5

Lampiran

Uji Rangking Shif 1

Cara 1.

x2r = [12

N . K ( K+1 )x∑r 2] – 3N (K+1)

= [12

18 . 3 (3+1 )x (1369+324+2109)] – 3x18 (3+1)

= [12

216x 4502] – 216

= [0,0476 . 5570] – 216

= 34,13

Dibandingkan dengan chisquare (tabel 12) p=0,05 df (k-1) . nilainya 5,99.

Maka 34,13 > 5,99 = BN

Cara 2.

A B C

37 18 53

C-A = 53-37 = 16 > 15 BN

C-B = 53-18 = 38 > 15 BN

A-B =37-18 = 19 > 15 BN

Urutannya :

Bx Ay Cz

Uji Rangking Shif 2

Cara 1

Jumlah panelis : 18

Jumlah nilai A : 35. Jumlah nilai B : 24, jumlah nilai C : 49

X2R = [ 12

N . K (k+1 ) x jumlah R2] – 3N(k+1)

[12

18.3(3+1)x (352+242+492] – 3. 18. (3+1)

= 17,44

Page 19: ACARA 5

Penarikan kesimpulan 17,44≥5,99 (BN)

Cara 2

Jumlah panelis A = 35, jumlah panelis B= 24, jumlah panelis C = 49

C-B = 49-24 = 25 ≥ 15 = BN

C-A = 49-35 = 14 < 15 = TBN

A-B = 35-24 = 11 < 15 = TBN

Rangking = Bxp AypCYQ

Uji Skoring Shif 1

FK= ∑ R2

Σp. Σs = 1632

54=26569

54 = 492.02

JKT=( A12+…+D212 )−FK

= 528 – 492.02

= 35.98

JKPr=( Σ A2+Σ B2+Σ C2+Σ D2

Σ p )−FK

= 887318

−¿492.02

= 492.94 – 492.02

= 0,92

JKPn=ΣT 1

2+ΣT 22+….+ΣT 21

2

ΣS−FK

¿1481

3−¿ 492,02

¿493,67−¿ 492,02

= 1,65

JKE = JKT – JKPr – JKPn

= 35,98 – 0,92 – 1,65

=33,41

Page 20: ACARA 5

Sumber variasi db JK RJK Fhit Ftab5%

Perlakuan 2 0,92 0,46 0,468 3,3,36

Panelis 17 1,65 0,097

Eror 34 33,41 0,98

Total 53

Uji Skoring Shif 2

FK = (169)2 / 3x18 = 528,907

JKT (jumlah kuadrat total)

=(42+42+42+42+32+32+32+42+22+32+32+42+22+32+32+32+32+32+32+32+32+32+42+32+22+32+32+22+42+22

+32+42+42+12+12+42+22+32+32+52+22+42+42+12+42+42+52+32+42+22+22+42+42+32) - 528,907 = 46,093

JK perlakuan = (592+512+592)/ 18 - 528,907 = 2,370778

JK panelis

= (92+102+102+92+102+122+122+92+92+92+82+82+102+92+92+92+82+82+102+92+92+92+92+82)/ 3 - 528,907 = 7,42633

JK eror = 46,093 - 2,370778 - 7,42633 = 36,29589

Sumber variasi db JK RJK Fhit Ftab5%

Perlakuan 2 2,37 1,18 1,11 3,36

Panelis 17 7,43 0,44

Eror 34 36,29 1,07

Total 53

• cara interpolasi= db eror−dbatasdb bawah−db atas

( F tabel atas−F tabel bawah )+F tabelbawah

Page 21: ACARA 5

¿ 34−304 0−3 0

(3,32−3,23 )+3,32

= 3,356