bab v hasil penelitian dan...

21
47 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kesenian Tari Dolalak merupakan kesenian khas dari Kabupaten Purworejo. Seiring dengan perkembangan zaman, Kesenian Tari Dolalak perlahan mulai pudar. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama dan Kesenian ini dapat kembali bangkit. Terbukti hingga saat ini Kesenian Dolalak sudah 100 tahun masih terdapat kelompok-kelompok maupun sanggar yang masih tetap mempetahankan Kesenian ini di tengah zaman yang sudah semakin berubah. 5.1 Strategi Komunikasi Kesenian Tari Dolalak 1. Dinas DIKBUDPORA bagian Kebudayaan Dinas DIKBUDPORA bagian Kebudayaan merupakan komunikator yang dapat menyampaikan pesan tentang Kesenian khas Kabupaten Purworejo, terutama Kesenian Tari Dolalak yang tumbuh di Kabupaten Puworejo. Dalam menyampaiakan kepeduliannya terhadap kesenian yang ada di Purworejo, Dinas DIKBUDPORA menugaskan 4 orang pamong budaya yang bertugas menangani/membina kelompok- kelompok kesenian di 4 kecamatan di kabupaten Purworejo. Selain itu, Dinas juga mengadakan kegiatan-kegiatan Kesenian di beberapa tempat. Untuk kegiatan terutama pentas di Gedung Kesenian tiap 2 minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan seperti ada tamu dari luar daerah kita suguhkan, di Gua Seplawan dan Pantai Jatimalang dalam rangka hari raya, termasuk malam tahun baru itu Dolalak semua di Alun-alun,kata Bapak Triyuliana selaku perwakilan dari Dinas DIKBUDPORA bagian kebudayaan.

Upload: vodiep

Post on 04-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

47

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kesenian Tari Dolalak merupakan kesenian khas dari Kabupaten

Purworejo. Seiring dengan perkembangan zaman, Kesenian Tari Dolalak perlahan

mulai pudar. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama dan Kesenian ini dapat

kembali bangkit. Terbukti hingga saat ini Kesenian Dolalak sudah 100 tahun

masih terdapat kelompok-kelompok maupun sanggar yang masih tetap

mempetahankan Kesenian ini di tengah zaman yang sudah semakin berubah.

5.1 Strategi Komunikasi Kesenian Tari Dolalak

1. Dinas DIKBUDPORA bagian Kebudayaan

Dinas DIKBUDPORA bagian Kebudayaan merupakan

komunikator yang dapat menyampaikan pesan tentang Kesenian khas

Kabupaten Purworejo, terutama Kesenian Tari Dolalak yang tumbuh di

Kabupaten Puworejo. Dalam menyampaiakan kepeduliannya terhadap

kesenian yang ada di Purworejo, Dinas DIKBUDPORA menugaskan 4

orang pamong budaya yang bertugas menangani/membina kelompok-

kelompok kesenian di 4 kecamatan di kabupaten Purworejo. Selain itu,

Dinas juga mengadakan kegiatan-kegiatan Kesenian di beberapa tempat.

“Untuk kegiatan terutama pentas di Gedung Kesenian tiap 2

minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara

kenegaraan seperti ada tamu dari luar daerah kita suguhkan, di

Gua Seplawan dan Pantai Jatimalang dalam rangka hari raya,

termasuk malam tahun baru itu Dolalak semua di Alun-alun,” kata

Bapak Triyuliana selaku perwakilan dari Dinas DIKBUDPORA

bagian kebudayaan.

Page 2: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

48

Gambar 16. Salah Satu Acara yang Diadakan oleh Dinas

DIKBUDPORA

Dengan adanya kegiatan tersebut, selain untuk memberitahu kepada

masyarakat tentang Kesenian-Kesenian yang ada di Purworejo, kegiatan

itu juga bertujuan untuk menyentuh kesenian-kesenian yang belum

tersentuh.

“Selama ini kan grup-grup kesenian di daerah-daerah masih ada

yang belum tersentuh oleh kita, saya harapkan grup kesenian yang

ada di Kabupaten Purworejo dengan cara ini dapat tersentuh8.”

Media cetak (media Purworejo, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat),

Radio (Suara Irama, PDTI) juga mereka gunakan dalam

menginformasikan kepada masyrakat bahwa mereka peduli dalam

pengembangan Kesenian yang ada di Kabupaten Purworejo.

“Menyampaikan bahwa dari pemerintah khususnya pemerintah

Kabupaten Purworejo peduli dengan kebudayaan yang ada di

daerah itu9.”

8 Wawancara dengan Bapak Triyuliana dari Dinas DIKBUDPORA bagian Kebudayaan , pada tanggal

7 Desember 2015. 9 Ibid.

Page 3: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

49

Gambar 17. Suasana Penonton pada Salah Satu Pementasan Kesenian

dalam Daerah “Kesenian Tari Dolalak” di Gedung Kesenian Sarwo

Edhie Wibowo.

2. Sanggar Tari Prigel

Sanggar Prigel berdiri pada tanggal 20 Mei 1985. Awal mulanya

sanggar ini berdiri sesuai dengan Padepokan Bagong. Di Sanggar ini tidak

hanya mengajarkan tari kreasi baru ataupun tradisional klasik, tetapi juga

mengajarkan tari tradisional kerakyatan.

“Kami baru pulang dari Padepokan Bagong jadi materinya masih

sesuai dengan Padepokan Bagong, produksi Bagong Sudiarjo.

Sebenarnya dalam program kami tidak hanya memeplajari tari

kreasi baru atau tradisional klasik, tetapi juga tari tradisional

kerakyatan. Karena Purworejo punya khas tari tradisional

kerakyatan Dolalak, maka kami mengajarkan Dolalak kepada

anak-anak,” kata Ibu F. Untariningsih.

Pada tahun 90an, Sanggar menghadirkan Bapak R. Tjipto Siswojo

yang berasal dari Kaliharjo untuk mengajar Tari Dolalak. Dan pada tahun

95, untuk pertama kalinya Sanggar Tari Prigel dipilih untuk mengikuti

festival menarikan tarian Dolalak mewakili Purworejo.

“Ketika kami sudah bisa menampilkan Dolalak, kemudian dilirik

oleh Pemerintah dan dipilih untuk mewakili Purworejo dalam

Festival Tari Kerakyatan Tingkat Provinsi pada tahun 1995. Dari

Page 4: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

50

situ kami menjadi juara satu Tingkat Provinsi, jadi pisan melu

langsung nyantel10

.”

Dalam tiap pementasannya, Sanggar Tari Prigel ingin

menyampaikan dan mengajak masyarakat agar peduli dengan Kesenian

khas Kabupaten Purworejo ini. Dengan adanya kepedulian akan membuat

masyarakat cinta dan mendukung kebudayaan sendiri.

“Awalnya secara umum peduli dulu, kalau sudah peduli ada yang

peduli itu menjadi cinta, ada yang sudah cinta kemudian peduli-

mencari. Dan ayo bersama-sama dengan kami. Peduli namun tidak

memiliki bakat seni ya setidaknya mendukung menjadi penonton

yang baik, menjadi relawan perhatian berupa kasih maupun

financial11

.”

Sanggar ini menggunakan media youtube untuk memperkenalkan

Kesenian Tari Dolalak kepada masyarakat, serta mengajak masyarakat

untuk peduli dengan Kesenian khasnya.

Gambar 18. Youtube Sanggar Tari Prigel

10

Wawancara dengan Ibu F. Untariningsih selaku pamong budaya Dinas DIKBUDPORA dan pendiri Sanggar Tari Prigel, pada tanggal 5 Desember 2015. 11

Ibid.

Page 5: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

51

Dari adanya pementasan baik di dalam maupun luar kota, dapat menjadi

bahan bagi para media cetak; elektronik; maupun online untuk membuat

berita dan menyebarkan informasi mengenai Kesenian Tari Dolalak.

Menurut Ibu F. Untariningsing, Sanggar yang beliau dirikan ini sering

membuat trik-trik baru sehingga para pencari berita/wartawan tertarik.

Sanggar beliau juga menjalin hubungan yang baik dengan para pencari

berita/wrtawan. Hal ini juga dapat membantu Sanggar Tari Prigel dalam

menginformasikan kepada masyarakat agar peduli dengan Keseniannya

sendiri.

Gambar 19. Berita di beberapa Media tentang Sanggar Tari Prigel

Media-media tersebut cukup efektif dalam menyampaikan pesan

dari Sanggar tersebut kepada masyarakat, khususnya masyarakat

Kabupaten Purworejo. Hal ini terbukti dengan cukup banyak yang tertarik

untuk bergabung bersama Sanggar ini yaitu sebesar 203 siswa.

Page 6: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

52

Gambar 20. Suasana Latihan Tari Dolalak Anak untuk Ujian dan

Pagelaran Tari Sanggar Tari Prigel

3. Kelompok Dolalak Budi Santoso

Kelompok Dolalak Budi Santoso berdiri pada tanggal 5 Agustus

1936 di Desa Kaliharjo. Kelompok ini sempat mengalami pasang surut,

hingga akhirnya dapat kembali bangkit dan mempertahankan Kesenian

Tari Dolalak hingga saat ini. Dalam tiap pementasannya, kelompok ini

ingin menyampaikan kepada masyarakat untuk tetap mempertahankan

pakem Kesenian Tari Dolalak khususnya Dolalak Putra dan

melestarikannya.

Kelompok ini secara langsung belum menggunakan media apapun

untuk menginformasikan tentang Kesenian Tari Dolalak.

“Sampai sekarang belum. Saya tidak mau karena kalau kita

ditanggap terus kasihan anak sekolah. Anak sekolah kan belum

tahu resikonya nanti kedepannya gak lulus atau gimana. Takut

keteteran. Kalau disini lebih dari mulut ke mulut atau saat

pementasan. Waktu pentas di Sarwo Edhi ada yang nanya kalau

nanggap berapa dan minta nomor hpnya12

.”

Namun, mereka bekerjasama dengan Sanggar Tari Prigel dalam

pembuatan beberapa video tarian Dolalak Putra yang akhirnya

dipublikasikan melalui Youtube. Mereka lebih memanfaatkan waktu

pementasan untuk menginformasikan tentang Kesenian Tari Dolalak

12

Wawancara dengan Bapak Bambang Ismanto selaku Ketua Kelompok Budi Santoso Kaliharjo, pada tanggal 14 Desember 2015.

Page 7: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

53

kepada masyarakat. Meskipun mereka hanya memanfaatkan waktu

pementasan dan dari mulut ke mulut saja, tetapi pesan mereka tentang

mempertahankan pakem Kesenian Tari Dolalak tetap sampai kepada

masyarakat

Gambar 21. Video Kerjasama antara Sanggar Tari Prigel

dengan Kelompok Budi Santoso.

4. Kelompok Dolalak Arum Sari

Kelompok Dolalak Arum Sari berdiri pada tanggal 16 Desember

2010 di Desa Brenggong. Kelompok ini memiliki Dolalak Putri yang

ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk menerima tarian

yang merupakan ciri khas Kabupaten Purworejo.

“Agar masyarakat dapat menerima tarian Dolalak yang

merupakan ciri khas Purworejo, untuk diuri-uri karena merupakan

kebudayaan asli Purworejo. Daerah lain bisa menerima masa

masyarakat sendiri tidak,” kata Ibu Eni Nurwahyuningsih selaku

ketua Dolalak Arum Sari.

Kelompok ini menggunakan media online Facebook, media

elektronik televisi, dan media lainnya seperti CD serta stiker sebagai

tempat mereka untuk menginformasikan Kesenian Tari Dolalak.

Page 8: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

54

Gambar 22. Facebook Kelompok Dolalak Arum Sari

Dengan adanya pesan yang disampaikan kepada masyarakat

melalui beberapa media, diharapkan agar masyarakat mau melestarikan

budaya yang kita miliki tersebut.

“Kita harus melestarikan budaya karena kita punya itu (Kesenian

Tari Dolalak),” menurut Ibu Meisyati, salah satu penikmat

Kesenian Tari Dolalak.

5.2 Strategi Bertahan Kesenian Tari Dolalak menurut Talcott Parsons

(AGIL)

1. Dinas DIKBUDPORA bagian Kebudayaan

Menurut Bapak Triyuliana, Kesenian Tari Dolalak saat ini sudah

banyak yang dimodifikasi , baik dari cara menarinya maupun tembang-

tembang yang dibakan dan sudah tidak seperti kesenian tradisional zaman

dulu.

“Kebanyakan kalau Kesenian Dolalak saat ini sudah dimodif.

Rata-rata tidak seperti kesenian tradisional zaman dulu, seperti

Page 9: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

55

cara menarinya dan tembang-tembangnya sekarang ada yang

campursari. Padahal harapan kami justru yang tradisional13

.”

Dari wawancara saya dengan Bapak Triyuliana juga diketahui bahwa

pernah saat ada suguhan Tari Dolalak untuk tamu yang datang, salah

seorang tamu berkata “kok Tari Dolalaknya Purworejo sekarang begini

ya.” Pihak Dinas pun tidak tinggal diam melihat banyaknya pengaruh-

pengaruh yang membuat Kesenian Tari Dolalak saat ini berubah. Dinas

sudah memiliki rencana untuk membina kelompok-kelompok kesenian

yang sudah mulai dimodifikasi.

“Kita masih punya rencana untuk tahun depan mengundang

kelompok-kelompok yang sudah dimodif untuk workshop agar tari

tradisionalnya tidak dihilangkan14

.”

Dinas DIKBUDPORA bagian Kebudayaan ini memiliki hubungan

yang baik dengan sanggar maupun kelompok-kelompok kesenian yang ada

di Kabupaten Purworejo. Mereka selalu membina dan memberi bantuan

kepada kelompok-kelompok yang membutuhkan.

“Kalau dari dinas kami hubungannya dengan seperti sanggar,

grup-grup kesenian Cuma membina. Kita membina dan memberi

bantuan kepada kelompok-kelompok yang memberi proposal

kepada kami dan sesuai dengan laporan dari para pamong

budaya. Sementara karena dananya tidak mencukupi, untuk tahun

ini Cuma 36 kelompok yang kami bina15

.”

Harapan dinas untuk kesenian-kesenian yang ada di kabupaten

Purworejo, khususnya Kesenian Tari Dolalak adalah agar semakin maju

dan paling tidak setiap desa atau kelurahan sudah membentuk kelompok

Kesenian Tari Dolalak.

13

Wawancara dengan Bapak Triyuliana dari Dinas DIKBUDPORA bagian Kebudayaan, pada tanggal 7 Desember 2015. 14

Ibid. 15

Ibid.

Page 10: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

56

Gambar 23. Narasumber Bapak Triyuliana

2. Sanggar Tari Prigel

Dalam perkembangannya, Kesenian Tari Dolalak di Sanggar Tari

Prigel mengalami beberapa perubahan. Baik dari gerakan maupun kostum

yang digunakan. Awalnya Sanggar Tari Prigel hanya mengemas bunga

rampai, yaitu mengambil beberapa tarian kemudian digabung, misalnya 5

tarian digabungkan. Setelah itu Sanggar sudah mulai berani untuk

memvariasi dengan diberi interval-interval. Tahap berikutnya, Sanggar

sudah mulai untuk mengeksplorasi gerakan-gerakan tanpa meninggalkan

akarnya dan tetap menjadikan Dolalak Tradisi sebagai pijakannya.

“Karya eksplorasinya mbak Nia bernuasa Kekinian tapi itu tetap

Dolalak. Kekinian ini bisa waktu maupun umur. Untuk anak2 ya

koreonya mendekati anak-anak. Remaja suka berdadan ditambah

gerakan bersolek, bersendagurau bersama, tapi pijakannya tetap

Dolalak,” kata Ibu F. Untariningsih.

Kostum yang digunakan pun sudah mulai divariasi dengan warna-

warna yang cerah dan model yang baru, namun tetap berpatok pada

kostum yang sebelumnya dengan tidak menghilangkan beberapa ciri khas

dari kostum Kesenian Tari Dolalak. Beberapa hal yang pasti dan harus ada

dalam kostum Kesenian Tari Dolalak yaitu rumbai-rumbai, gambar untu

Page 11: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

57

walang dan geblekan, dan disisi belakang pakaian terdapat gambar sesuai

dengan kelompok masing.

Visi dan misi sanggar ini adalah melestarikan dan mengembangkan

kesenian khusunya seni tari dengan pola “Asih Asah Asuh”.

“Jadi kami kasih dulu nomor 1, kemudian kalo sudah nyambung

kasihnya, kemudian mengasah dan mengasuh. Diasah rasane,

diasah kepinteranne, diasah etikanya. Diasuh, diarahkan kamu

harunya menjadi perias, kamu selain bisa merias juga bisa

menjadi penari.

Saya bukan selaku guru yang mengajari, saya tidak mengajar

secara tutorial tapi prosesnya bareng saling belajar bersama-

sama16

.”

Dalam melestarikan dan mengembangkan seni tari, Ibu Untariningsing

tidak memiliki target sampai kapan hal itu berhenti dilaksanakan.

“Kami sudah melakukan tapi untuk targetnya tidak ada, seni itu

sulit dicari targetnya terus saja melestarikan. Seni itu tidak tau

awalnya kapan apalagi akhirnya. Seni itu ada di dalam hidup17

.”

Hubungan antara sesama pengurus maupun antar sesama penari

terjalin dengan baik dan dekat. Sesama pengurus maupun anggota Sanggar

memiliki hubungan yang dekat sama seperti keluarga, baik dari yang tua

hingga yang termuda. Hubungan baik ini tidak hanya berlangsung diantara

sesama pengurus maupun anggota, tetapi juga berjalan di luar lingkungan

sanggar yaitu antara sanggar dengan sanggar lainnya, dinas-dinas terkait,

kelompok-kelompok kesenian yang ada serta sekolah-sekolah.

“Kami tidak hanya interen sanggar kok, tapi keluar sanggar. Kasih

itu berlaku ke semua, dengan grup-grup dolalak, grup-grup

apapun yang tradisional. Missal mereka kesulitan membuat paket

padat, kami membantu. Konsultasi kostum.

Mereka kesulitan paket padat dengan pola lantai, kan yang

berjam-jam dikemas menjadi paket padat berapa menit kan sulit.

16

Wawancara dengan Ibu F. Untariningsih selaku pamong budaya Dinas DIKBUDPORA dan pendiri Sanggar Tari Prigel, pada tanggal 5 Desember 2015. 17

Ibid.

Page 12: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

58

Kalo sudah penggarapan biasa mereka kesulitan. Sekolah juga

sering minta tolong18

.”

Dalam menghadapi lingkungan sekitar yang berubah-ubah, pihak

Sanggar menganggap setiap adanya masalah dari pihak luar sebagai

kerikil-kerikil yang cukup untuk dijadikan pelajaran dan masukan/refleksi

agar mereka semakin menjadi lebih baik. Mereka juga menerapkan prisip

legowo kepada setiap pengurus dan anggotanya, sehingga saat mereka

dikhianati, dikritik/diejek mereka tetap dapat menerima dan mengasihi

karena tidak ada orang yang sempurna. Ibu F. Untariningsing mengatakan

akan selalu berusaha mempertahankan Kesenian Tari Dolalak sampai

kapan pun. Dan mengajak semua kalangan untuk bersama-sama

menjaganya.

“Karena dasarnya cinta jadi sulit untuk berhenti.Karena mencintai

kami akan terus berkarya. Awalnya tiddk mengenal, semakin

dalam mengenal semakin mencintai dan semakin tidak bisa lepas.

Seperti merawat tanaman, kok daunnya layu ya diberi pupuk2.

Menjaga, memelihara.

Harapannya tetap eksis dan tetap dicintai oleh pemiliknya dan

dicintai oleh khalayak luas karena Dolalak bisa diterima di semua

kalangan. Kita rawat bareng-bareng19

.”

Gambar 24. Narasumber Ibu F. Untariningsing

18

Ibid. 19

Ibid.

Page 13: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

59

3. Kelompok Dolalak Budi Santoso

Awal mula munculnya kelompok Dolalak Budi Santoso, kelompok

ini membawakan tarian Dolalak dengan penari Putra dan akhirnya

mencoba mencampur Dolalak putra dan putri. Penari putra diletakkan di

depan dan di belakangnya penari putri. Dan akhirnya sekitar tahun 1986an,

kelompok Budi Santoso mulai mementaskan Dolalak Putri. Hingga saat ini

Dolalak Putra dan Dolalak Putri di kelompok ini masih sering tampil di

beberapa acara, baik acara festival, tujuh belasan maupun tanggapan.

Kostum yang digunakan oleh kelompok ini masih sesuai dengan

kostum awalnya tanpa memvariasi warna atau bentuk pakaian. Musik yang

digunakan pada saat Dolalak Putra maasih sama seperti pakemnya yaitu

jidur, terbang, dan kendang tanpa menambah alat musik modern. Berbeda

halnya dengan Dolalak Putrinya, Dolalak Putri di kelompok ini sudah

mulai mengikuti keinginan pasar. Alat musik yang digunakan pun sudah

ditambah dengan orgen, bass gitar, serta sudah mulai memperbanyak lagu

campursari setelah trance (jika diinginkan oleh penanggap, jika tidak

hanya 2/3 lagu campursari).

“Yang saya pertahankan pakemnya cuma Dolalak Putra kalo yang

Dolalak Putri bebas tapi ya agak dikurangi campursarinya tapi

kalau dari yang nanggap tidak mau kembali ke tarian dolalak ya

gak apa-apa. Menerima masukan dari luar,” kata Bapak Bambang

Ismanto selaku Ketua Dolalak Budi Santoso.

Tujuan dari kelompok Budi Santoso ini adalah untuk melestarikan

Kesenian Tari Dolalak yang sesuai dengan yang kita kehendaki.

“Karena dari dulu ada ya jangan sampai punah,” kata Bapak

Bambang Ismanto.

Kelompok Budi Santoso memiliki hubungan yang cukup baik

dengan dinas-dinas terkait, sanggar, maupun kelompok-kelompok

kesenian yang lainnya. Kelompok ini juga baru saja ditawari oleh Biro

Pariwisata Brenggong untuk bekerjasama menyuguhi para tamu

wisatawan.

“Kalau sini Dolalak Budi Santoso bagus. Dengan Sanggar Tari

Prigel kerjasamanya dari tahun 90an. Sering diajak pentas

kemana-mana. Lewat dinas pernah diajak ke istana presidenan.

Page 14: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

60

Kerja sama antara Budi Santoso denga Prigel biasanya kalau

pentasnya cuma beberapa menit pakai dari prigel tapi

pengrawitnya dari Budi Santoso. Sini dengan Kelompok Dolalak

Hulosob kalau kekurangan pemain saling meminjam. Sini kurang

pemain e pak nek tak jak e main pye pak?yo ra popo20

.”

Dalam mempertahankan Kesenian ini, kita transparan antara

sesama pengurus maupun anggota. Trasnparan baik maslah keuangan

maupun masalah-masalah lainnya yang menyangkut kelompok.

“Kalau ada masalah intern ya harus segera diselesaikan. Kalau

ada masalah pasti selalu saya kumpulkan. Dulu harus ditelponin

tiap malam minggu, sekarang cuma tepok tular aja mau dateng

latihan. Kalau saya salah yo ditegor21

.”

Bapak Bambang Ismanto berharap untuk kedepannya ada

kerjasama antara pihak keamanan, karang taruna setempat dan kelompok

Dolalak agar Kesenian Tari Dolalak semakin berkembang.

“Ya kalau harapan saya gini mungkin kenapa sekarang Dolalak

sudah mulai berkurang karena pada saat pentas ada tawuran.

Yang saya harapkan kita bekerjasama antar pihak keamanan,

karang taruna lokasi pementasan, dan kelompok dolalak. Ya dari

kesenian itu sendiri harus bisa mengatur. Kan tarian/musik itu

membakar semangat, kalau sudah rame ya harus dipindah ke

dolalak lagi22

.”

20

Wawancara dengan Bapak Bambang Ismanto selaku Ketua Kelompok Budi Santoso Kaliharjo, pada tanggal 14 Desember 2015. 21

Ibid. 22

Ibid.

Page 15: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

61

Gambar 25. Narasumber Bapak Bambang Ismanto

4. Kelompok Arum Sari

Awalnya Ibu Eni Nurwahyuningsih atau biasa disebut Ibu Eni

Arum Sari menghimpun anak-anak sekolah yang mempunyai bakat tari

untuk membentuk Kelompok Dolalak (sanggar). Tarian awal yang mereka

bawakan yaitu tarian klasik dan akhirnya mengikuti perkembangan zaman

ditambah dengan tari kreasi baru. Musik yang digunakan pun sudah mulai

menyesuaikan dengan pasar. Kostum yang mereka gunakan juga sudah

menggunakan warna-warna yang cerah.

Visi misi dari kelompok ini yaitu menghibur masyarakat,

mengembangkan bakat tari abak-anak, dan di samping itu juga untuk

dikomersilkan untuk membantu ekonomi khusunya grup (tanggapan).

Tujuan mereka untuk tanggapan sudah tercapai.

“Alhamdulilah sampai detik ini sudah tercapai mbak. Terbukti

dengan sudah pentas sampai ke luar kota, yang paling jauh ke

Banjarnegara, ke Jakarta pernah23

.”

Hubungan Kelompok Arum Sari dengan pihak-pihak lainnya yang

berhubungan dengan kebudayaan dan kesenian cukup baik.

23

Wawancara dengan Ibu Eni Nurwhyuningsih selaku Ketua Kelompok Arum Sari, pada tanggal 9 Desember 2015.

Page 16: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

62

“Masih dibimbing dinas. Saat ada pentas keluar kami minja ijin

dulu ke dinas. Dengan kelompok yang lainnya saling tukar

menukar tarian. Kalo di sini kurang penari minta bantuan

kelompok lain, kalo kelompok lain kekurangan penari kami

bantu24

.”

Dalam menghadapi lingkungan sekitar, jika mereka tidak

menyalahi aturan dan tidak mengganggu, mereka akan tetap jalan. Selain

itu pihak pengurus kelompok Arum Sari juga membekali ajaran moral

kepada setiap anggotanya.

“Selama tidak menyalahi aturan dan tidak mengganggu orang dan

lingkungan ya jalan saja. Membekali moral. Kita mau maju pasti

ada saja ganguan dan hambatannya, jangan minder. Di samping

belajar tari-taran juga menggembleng moral25

.”

Gambar 26. Narasumber Ibu Eni Nurwahyuningsih

5. Penikmat Kesenian Tari Dolalak

Selain Dinas DIKBUDPORA, Sanggar, serta Kelompok Dolalak,

penulis juga mewawancarai beberapa penikmat Kesenian khususnya

Kesenina Dolalak. Mereka mengatakan saat ini Kesenian Tari Dolalak

mengalami beberapa perubahan baik dari pakaian yang sudah lebih sopan

dan sudah mulai ada variasi pada gerakan serta musiknya. Kebanyakan

24

Ibid. 25

Ibid.

Page 17: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

63

dari mereka mengaku sudah mulai melihat Kesenian Tari Dolalak sejak

dari kecil, karena mereka lahir dan tumbuh di Purworejo.

Salah satu narasumber Ibu Meisyati mengatakan, bahwa gerakan

dari Kesenian Tari Dolalak ini cukup menarik. Ibu ini juga merupakan

mantan penari Kesenian Tari Dolalak saat masih duduk dibangku Sekolah

Dasar (SD) kelas 4 hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Menarik. Gerakannya bisa untuk olahraga, ada daya seni

tersendiri. Gerakannya unik,” kata Ibu Meisyati.

Pementasan-pementasan Kesenian khususnya Kesenian Tari

Dolalak, mereka ketahui dari radio, sanggar/ kelompok yang

mementaskannya, serta dari orang-orang sekitar yang sudah

mengetahuinya. Mereka mengaku dapat melihat pementasan Kesenian

Tari Dolalak hanya pada saat event-event pendidikan, hari-hari besar, dan

hari jadi Purworejo. Salah satu narasumber juga mengatakan bahwa saat

ini sudah susah menemui Kesenian Tari Dolalak pada acara-acara

tanggapan di desa mereka. Setelah melihat pementasan-pementasan

tersebut, mereka mengatakan agar terus dapat melestarikan budaya

khususnya melalui Kesenian.

Ibu Era (Guru TK) salah satu narasumber mengatakan, bahwa

sudah sejak tahun lalu pemerintah menggalakkan sosialisasi tentang

Kesenian Tari Dolalak di Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain

(KB), serta PAUD.

“Tahun-tahun kemarin sudah ada pelatihan untuk guru-guru TK,

KB, dan PAUD. Juga sudah dilombakan untuk TK.”

Para narasumber beharap agar Kesenian Tari Dolalak kedepannya

lebih sopan lagi dalam penggunanan kostum (celana), dikembangkan lagi

jangan sampai mati, serta dapat lebih maju lagi dan lebih dikenal lagi

sampai ke luar negeri.

Page 18: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

64

5.3 Kaitan dengan Teori Fungsionalisme Struktural (Model AGIL)

Menurut Talcott Parsons, jika sebuah subsistem atau masyarakat ingin

bertahan dalam waktu yang cukup panjang harus terdapat AGIL (adaptation, goal

attainment, integration, latency) di dalamnya.

Adapatasi, sistem dituntut harus mampu mengatasi kebutuhan yang datang

dari luar sistem itu. Sebuah sistem harus mampu beradapasi agar tidak kandas di

tengah jalan. Saat ini Kesenian Tari Dolalak mengalami beberapa perubahan, baik

dari gerakan, musik/lagu, maupun kostum yang mereka gunakan. Perubahan ini

dianggap beberapa pihak sebagai sesuatu yang baik, tetapi juga dianggap tidak

baik oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, pemerintah sudah berencana untuk

mengundang kelompok-kelompok yang sudah melakukan modifikasi dan

melakukan workshop agar tari tradisionalnya tidak dihilangkan.

Goal (tujuan) juga merupakan salah satu syarat yang perlu dimiliki oleh

sebuah sistem agar dapat terus bertahan. Tujuan yang ingin dicapai adalah

melestaraikan, mengembangkan, serta menjaga Kesenian Tari Dolalak. Dalam

pelaksanaannya Pemerintah telah bekerjasama dengan sanggar serta kelompok

dengan mengadakan beberapa kegiatan yang dapat mendukung tercapainya tujuan

mereka. Mereka telah mengadakan beberapa event baik yang berkaitan dengan

pendidikan maupun tidak, yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan dan sosialisasi

bagi para guru TK, mengadakan pementasan Kesenian Tari Dolalak di beberapa

tempat wisata di Kabupaten Purworejo dan di Gedung Kesenian. Selain dengan

adanya pementasan di Kabupaten Purworejo, pemerintah juga mendukung

sanggar serta kelompok Kesenian Tari Dolalak untuk mengikuti/mengadakan

pementasan di luar Kabupaten Purworejo.

Integrasi adalah fungsi yang mengatur hubungan antar bagian yang satu

dengan yang lainnya. Untuk mencapai tujuan di atas, Dinas DIKBUDPORA

menjalin hubungan baik dengan sanggar maupun kelompok Kesenian Tari

Dolalak. Mereka membina dan memberi bantuan kepada setiap kelompok yang

membutuhkan pembinaan dan bantuan. Dinas DIKBUDPORA juga mengutus 4

Page 19: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

65

orang pamong budaya untuk mempermudah dalam membina kelompok-kelompok

yang ada. Satu orang pamong budaya bertugas menangani kelompok-kelompok

yang berada di 4 kecamatan. Selain itu, sanggar serta kelompok juga memiliki

hubungan yang baik dengan sesama sanggar ataupun kelompok. Dalam tiap

kelompok terdapat struktur organisasi yang mengatur hubungan mereka dan tugas

mereka di dalam kelompok tersebut.

Latensi atau dapat dipahami sebagai pemeliharaan pola. Sistem yang ada

harus mampu menciptakan motivasi dan pola budaya yang kemudian tertanam

pada diri setiap individu dalam sistem tersebut. Dinas DIKBUDPORA memberi

bantuan untuk stimulant yang dari bantuan tersebut diharapkan dapat mendorong

kelompok untuk semakin berkembang dan maju, seperti membantu kelompok

yang belum memiliki alat musik dengan memberikan 1 alat musik yang

diharapkan dapat mendorong kelompok untuk mengadakan alat-alat yang lainnya.

Selain dari Dinas, sanggar maupun kelompok Kesenian Tari Dolalak juga

memotivasi setiap anggotanya agar semakin lebih baik di setiap penampilannya.

Mereka juga memberikan perajalan moral kepada setiap anggotanya.

Strategi-strategi yang digunakan Kesenian Tari Dolalak dalam

memperthankan kesenian ini yaitu dengan cara:

1. Strategi Modifikasi

Dalam mempertahankan Kesenian Tari Dolalak, mereka sudah

mulai memodifikasi baik dari musik, gerakan, serta pakaian yang

digunakan dengan tetap berpijak pada akar Kesenian Tari Dolalak. Hal ini

bertujuan agar para penikmat Kesenian Tari Dolalak yang muda atau

penikmat yang suka dengan hal-hal yang modern masih tetap dapat

menikmati kesenian ini.

Page 20: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

66

Pakaian dan celana pada kesenian ini awalnya berwarna hitam

dengan alasan agar saat digunakan tidak terlihat lusuh26

, dengan hiasan-

hiasan berwarna kuning keemasan serta untu walang berwarna merah-

putih serta kaos kaki berwarna kuning atau merah. Namun, saat ini kostum

Kesenian Tari Dolalak sudah mulai dimodifikasi dengan menggunakan

warna-warna yang cerah dan model pakaian serta celananya sudah mulai

mengikuti kebutuhan saat ini, seperti menggunakan pakaian panjang dan

celana panjang jika yang menari menggunakan hijab.

2. Strategi Bertahan

Selain dengan memodifikasi kesenian, ada juga yang masih tetap

mempertahankan kepakeman Kesenian Tari Dolalak. Strategi ini

dilakukan agar para penikmat Kesenian Tari Dolalak yang tertarik dengan

Dolalak Tradisi masih tetap dapat menikmatinya.

3. Strategi Pemerintah

Pemerintah Kabupaten Purworejo juga melakukan beberapa

strategi agar kesenian ini masih dapat bertahan yaitu dengan menjadikan

Kesenian Tari Dolalak sebagai ekstrakulikuler di sekolah-sekolah yang

telah berjalan beberapa tahun ini. Selain itu, pemerintah juga mengadakan

sosialisasi dan pelatihan bagi guru-guru TK, Kelompok Bermain, dan

PAUD agar para guru-guru dapat mengajarkannya kepada para murid

mereka. Sebelumnya, Kesenian Tari Dolalak juga sempat dijadikan

muatan lokal pada kurikulum Sekolah Dasar di Kabupaten Purworejo

(Kedaulatan Rakyat 12 Desember 1996). Namun, menjelang akhir tahun

1996, sekelompok orang Islam Purworejo datang ke kantor DPRD untuk

memprotes keberadaan tari Dolalak karena masuk kurikulum sekolah. Inti

protes tersebut yaitu hanyalah mengenai permasalahan celana pendek yang

26

Sentri Captian Ningsih. 2013. Tari Dolalak sebagai Identitas Masyarakat Kabupaten Purworejo. Halaman 159.

Page 21: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/5/T1_362009041_BAB V.pdf · minggu sekali, kita pentaskan di acara 17an, di acara-acara kenegaraan

67

dipakai oleh para penarinya yang menurut mereka terlalu “seronok” dan

“hot”27

.

Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan melakukan pembinaan dan pelatihan hingga sekolah-sekolah

di seluruh Kabupaten Purworejo, bahkan telah dipentaskan secara missal

oleh siswa pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2009 di Alun-

alun Purworejo dan seluruh Kecamatan se-Kabupaten Purworejo dengan

jumlah peserta 2.100 anak di Alun-alun dan sekitar 16.000 siswa di semua

kecamatan. Selain itu, kesenian ini juga sudah diterapkan pada kegiatan

Pramuka di Kabupaten ini. Kesenian Tari Dolalak telah dipentaskan oleh

para peserta Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Purworejo yang

mengikuti lomba tingkat (LT) IV Penggalang Kwarda XI Gerakan

Pramuka Jawa Tengah di bumi perkemahan “Candra Birawa” Gunung Pati

Kabupaten Semarang28

.

27

Sutiyono. Memodifikasi Busana Seni Tradisi Dolalak Bermasalah. Halaman: 152-153. 28

Sumber: http://purworejokab.go.id