acara 5 metode dan teknik analisis wilayah

29
ACARA 5 I. TUJUAN : Acara ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan analisis data keruangan dan kewilayahan sederhana yang berupa : a. Menghitung produksi padi pada satu musim panen di desa b. Menghitung kerugian panen padi yang diakibatkan oleh banjir II. ALAT DAN BAHAN : Bahan untuk acara ini meliputi : 1. Basis data digital Kabupaten Bantul (disimpan dalam folder c:\Praktikum MT2) yang terdiri dari : Ibukota Kabupaten, Kecamatan dan Pusat Desa mewakili kenampakan titik Jalan dan batas administrasi mewakili kenampakan garis Landuse dan batas wilayah mewakili kenampakan poligon. 2. Buku catatan untuk mencatat proses dan hasil.

Upload: galih-rakasiwi

Post on 24-Sep-2015

318 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Acara 5 Praktikum Metode dan Teknik Analisis Wilayah dalam Bidang Keilmuan Pembangunan Wilayah

TRANSCRIPT

ACARA 5

I. TUJUAN :Acara ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan analisis data keruangan dan kewilayahan sederhana yang berupa :a. Menghitung produksi padi pada satu musim panen di desab. Menghitung kerugian panen padi yang diakibatkan oleh banjir

II. ALAT DAN BAHAN :Bahan untuk acara ini meliputi :1. Basis data digital Kabupaten Bantul (disimpan dalam folder c:\Praktikum MT2) yang terdiri dari : Ibukota Kabupaten, Kecamatan dan Pusat Desa mewakili kenampakan titik Jalan dan batas administrasi mewakili kenampakan garis Landuse dan batas wilayah mewakili kenampakan poligon.2. Buku catatan untuk mencatat proses dan hasil.Adapun alat yang digunakan pada acara ini meliputi :1. Seperangkat komputer lengkap (CPU, monitor, mouse dan keyboard)2. dengan Sistem Operasi Windows 98 (minimal)3. Software ArcView Versi 3.24. Beberapa ArcView Extension misalnya Geoprocessing, Spatial Analyst,5. Report Writer dan XTools.

III. PENDAHULUANKekuatan SIG sebenarnya terletak pada kemampuannya untuk menganalisis dan mengolah data dengan jumlah yang besar. Pengetahuan mengenai bagaimana cara mengekstrak data dan bagaimana menggunakannya merupakan kunci analisis di dalam SIG. Kemampuan analisis berdasarkan aspek spasial yang dapat dilakukan oleh SIG antara lain: Klasifikasi, yaitu mengelompokkan data spasial menjadi data spasial yang baru. Contohnya adalah mengklasifikasikan tata guna lahan untuk pemukiman, pertanian, perkebunan ataupun hutan berdasarkan analisis data kemiringan atau data ketinggian. Overlay, yaitu menganalisis dan mengintegrasikan dua atau lebih data spasial yang berbeda, misalnya menganalisis daerah rawan erosi dengan meng-overlay-kan data ketinggian, jenis tanah dan kadar air. Network, yaitu analisis yang bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung. Analisis ini sering dipakai dalam berbagai bidang, misalnya sistem jaringan telepon, kabel listrik, pipa minyak atau gas, air minum atau saluran pembuangan. Buffering, yaitu analisis yang akan menghasilkan buffer atau penyangga yang bisa berbentuk lingkaran atau poligon yang melingkupi suatu objek sebagai pusatnya, sehingga kita bisa mengetahui berapa parameter objek dan luas wilayahnya. Buffering dapat digunakan untuk menentukan jalur hijau, menggambarkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), mengetahui daerah yang terjangkau BTS untuk telepon seluler, menentukan luas tumpahan minyak di laut dan menentukan lokasi pasar, toko atau outlet dengan memperhatikan lokasi konsumen dan toko atau outlet saingan.

IV. LANGKAH KERJA :1. Pembuatan Project baru dalam ArcViewLakukan langkah-langkah pembuatan project baru dalam ArcView yang berisikan kenampakan (theme) Ibukcutm, Jalan, Batas (point, arc, annotation dan poligon), dan Landuse seperti yang pernah dilakukan pada acara sebelumnya. Atur legenda dari masing-masing kenampakan sesuai dengan kaidah kartografi sehingga kenampakan dalam View1 kurang lebih seperti yang disajikan pada Gambar 5.1. Simpan project baru tersebut dengan nama Acara5.apr.

2. Melakukan analisis unsur spasialProses berikutnya adalah melakukan pemilihan dan pencarian unsur- unsur spasial yang ada di dalam project yang bernama Acara5.apr dengan langkah-langkah sebagai berikut:a. Menghitung produksi padi pada satu musim panen di desa1. Buka file BT_LU.DBF dalam folder C:\Praktikum MT2\Shp dengan program Microsoft Excel2. Pilih menu Insert > Pivot Table (lihat Gambar 5.1).

Gambar 5.1. Aktivasi Pivot Table Report dalam Microsoft Excel

3. Klik Ok pada saat muncul kotak dialog Create Pivot (lihat Gambar 5.2)

Gambar 5.2. Kotak Dialog Create Pivot

4. Klik Ok pada saat muncul kotak dialog Create Pivot Table (Gambar 5.3).

Gambar 5.3. Kotak Dialog Create Pivot Table

5. Isikan field Kabupaten dan Kecamatan pada kotak ROW, PL_T2 pada kotak COLUMN dan HECTARES pada kotak VALUES pada saat muncul kotak dialog Pivot Table Field List (Gambar 5.4).

Gambar 5.4. Kotak Dialog Pivot Table Field List

6. Tutup jendela menu Pivot Table Field List (Gambar 5.5).

Gambar 5.5. Kotak Dialog Create Pivot Table

7. Hasil proses pembuatan Pivot Table Report dapat dilihat pada Gambar 5.6.

Gambar 5.6. Hasil Proses Create Pivot Table

8. Insert Worksheet, kemudian copykan field Sawah Irigasi dan Sawah Tadah Hujan ke dalamnya (lihat Gambar 5.7).

Gambar 5.7. Pengcopyan field Sawah Irigasi dan Sawah Tadah Hujan

9. Buat kolom baru di sebelah kanannya dengan nama Total Luas Sawah dan Produksi.10. Isi kolom baru dengan formula Total Luas Sawah (=11. Isi kolom baru dengan formula Produksi (=Total Luas Sawah*5000 (lihat Gambar 5.8)).12. Asumsi produksi padi per Ha = 5 ton:5000 kg

Gambar 5.8. Pembuatan formula untuk mengisi kolom Produksi

13. Kolom PRODUKSI menjawab pertanyaan produksi padi di setiap desa dalam satu musim panen (lihat Gambar 5.9).

Gambar 5.9. Hasil perhitungan produksi padi di setiap desa

14. Simpan tabel yang telah dibuat dengan nama Tabel Produksi Padi.xls dengan cara File > Save As.15. Ketika mucul kotak dialog Save As, arahkan folder ke C:\PRAKTIKUM MT2\SHP, kemudian ganti Save as type menjadi Microsoft Excel Workbook (*.xls) dan ganti File name dari bt_lu.dbf menjadi Tabel Produksi Padi.xls (lihat Gambar 5.10).

Gambar 5.10. Penyimpanan tabel hasil perhitungan produksi padi

16. Tutup program Microsoft Excel dengan File > Exit.

b. Menghitung kerugian panen padi yang diakibatkan oleh banjirTujuan :Menghitung kerugian panen padi dalam satu musim yang diakibatkan oleh adanya bencana banjir di Kabupaten Bantul.

Langkah-langkah :1. Tutup View1.2. Buat View baru, yaitu View2.3. Tambahkan theme bt_lu.shp dan Sungai (polygon).4. Atur legenda sesuai dengan kaidah kartografi, misalnya seperti yang disajikan pada Gambar 5.11.5. Buat BUFFER pada Theme Sungai sebesar 500 m (lihat Gambar 5.12) dengan memilih menu XTools kemudian pilih Buffer Selected Features.6. Pada saat terlihat Buffer Unit dialog box, pilih Meters dan Klik OK (lihat Gambar 5.13).7. Pada saat muncul In Theme dialog box, pilih theme Sungai (lihat Gambar 5.14).8. Ikuti proses dengan pengisian dan pemilihan seperti yang terlihat pada Gambar 5.15.

Gambar 5.11. Tampilan View3 setelah diatur legendanya

Gambar 5.12. Aktivasi Buffer Selected Features pada Xtools

Gambar 5.13. Pemilihan satuan Meters dalam Buffer Units dialog box

Gambar 5.14. Pemilihan theme Sungai dalam In Theme dialog box

Gambar 5.15. Penamaan theme hasil proses buffer dengan buff_sng.shp

Gambar 5.16. Pemilihan Buffer Distance dalam Buffer Input dialog box

Gambar 5.17. Pengisian nilai 500 dalam Buffer Distance dialog box

Gambar 5.18. Pemilihan Outside/Inside dalam Polygon Buffer Options dialog box

Gambar 5.19. Pemilihan Contiguous dalam Output Structure dialog box9. Tidak lama kemudian akan ditampilkan hasil proses buffering dalam TOC, theme yang bernama buff_sng.shp (lihat Gambar 5.20).

Gambar 5.20. Hasil proses buffer

10. Tampilkan theme buff_sng.shp seperti yang terlihat pada Gambar 5.21.

Gambar 5.21. Tampilan View3 setelah penayangan buff_sng.shp

11. Selanjutnya lakukan proses INTERSECT antara theme Buf_sng.shp dengan Landuse.12. Ikuti proses pengisian dan pemilihan seperti yang terlihat pada Gambar 5.22

Gambar 5.22. Pemilihan buff_sng dalam proses overlay (intersect)

Gambar 5.23. Pemilihan buff_id dan buff_dist yang akan dimasukkan dalam output

Gambar 5.24. Pemilihan theme Landuse untuk proses overlay

Gambar 5.25. Pemilihan field Landuse_id dan Nama

Gambar 5.26. Penamaan output theme dengan Inters1.shp

13. Hasil proses intersect dapat dilihat pada Gambar 5.27.14. Aktivasi dan penayangan theme Inters1.shp (lihat Gambar 5.28).15. Penayangan tabel Inters1.shp (lihat Gambar 5.29).

Gambar 5.27. Hasil proses intersect Inters1.shp

Gambar 5.28. Aktivasi dan penayangan Inters1.shp

Gambar 5.29. Penayangan tabel Inters1.shp

16. Lakukan proses Query untuk memilih Landuse SAWAH dari tabel theme Inters1.shp (lihat Gambar 5.30). Kemudian klik New Set.

Gambar 5.30. Pemilihan landuse yang berupa SAWAH

17. Lakukan Promote pada tabel untuk melihat semua record data yang terpilih.18. Tutup Query dialog box.19. Edit tabel dengan cara Table > Start Editing.20. Tambahkan field Kerugian dengan cara Edit > Add Field.21. Pada saat terlihat Field Definition dialog box, masukkan field name-nya Kerugian (lihat Gambar 5.31). Biarkan ketentuan yang lainnya, kemudian klik OK.

Gambar 5.31. Penambahan field Kerugian22. Lakukan kalkulasi terhadap field kerugian dengan formula Hectares *5000 * 10500 (lihat Gambar 5.32).

Gambar 5.32. Penghitungan field Kerugian dengan formula Hectares * 5000 * 10500

23. Untuk menghitung total kerugian, pilih Field > Statistic (lihat Gambar 5.33).

Gambar 5.33. Hasil perhitungan jumlah kerugian keseluruhan Rp 906.337.792.500

24. Catat hasil perhitungan, jumlah kerugian minimal, maksimal dan kerugian secara keseluruhan.25. Tutup Statistic of Kerugian Field dialog box dengan klik tombol OK.26. Akhiri proses editing tabel dengan cara pilih Table > Stop Editing. Pada saat tampil Stop Editing dialog box, klik tombol Yes untuk menyimpan hasil perubahan.27. Bersihkan pilihan dengan meng-klik button Clear Selection.28. Tutup tabel.29. Simpan project dengan File > Save Project.30. Keluar dari project dengan File > Exit.

V. HASIL PRAKTIKUM1. Tabel Produksi Beras Pada Satu Musim Panen Setiap Desa (Terlampir)2. Tabel Kerugian Panen Padi yang Diakibatkan Oleh Banjir (Terlampir)

VI. PEMBAHASANMelalui penggunaan SIG, modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk menggambarkan suatu gejala di permukaan bumi dapat dilakukan secara mudah. Sehubungan dengan itu, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu yang sangat menarik dalam meningkatkan pengertian, pemahaman, pembelajaran, dan pendidikan mengenai ide-ide atau konsep-konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan. unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan bumi beserta data-data atribut yang menyertainya. Salah satu contoh aplikasi pemanfaatan SIG dalam pembangunan adalah menghitung produksi penen serta kerugian panen di suatu daerah dengan melihat data penggunaan lahan.Pada tabel produksi panen di kabupaten Sleman terlihat bahwa data penggunaan lahan yang diperlukan untuk menghitung total produksi panen padi adalah data sawah irigasi dan data sawah tadah hujan. Total panen ditentukan dengan estimasi panen sebesar 5 ton/Ha. Tentu saja perhitungan ini tidak terlalu akurat mengingat setiap sawah memiliki jumlah produksi yang berbeda dan adanya kemungkinan bahwa terdapat beberapa sawah yang mengalami gagal panen. Namun untuk perhitungan estimasi panen yang cepat dan mudah metode ini cukup dapat diandalkan. Untuk mengetahui total panen, diambil perkiraan bahwa panen padi setiap hektar sawah menghasilkan beras sebesar 5 ton atau 5000kg, dan harga beras per kilonya sebesar Rp 10.500,00. Dengan demikian total nilai produksi panen di kabupaten Sleman dapat diketahui dengan mengkalikan total luas sawah dengan 5000*10500 untuk mengetahui perkiraan nilai produksi panen beras dalam hitungan Rupiah.Pada tabel produksi panen padi diketahui bahwa jumlah panen terbanyak ada di kecamatan Ngemplak, dengan nilai produksi sekitar Rp 292.415.077.500,00 yang dihasilkan dari luas lahan sawah sebesar 5.570 Ha. Di sisi lain, kecamatan dengan nilai produksi panen terendah adalah kecamatan Depok, dengan nilai produksi sekitar Rp 93.314.445.000,00 yang dihasilkan dari luas lahan sawah sebesar 1777 Ha. Hal ini bisa dimaklumi karena kecamatan Depok merupakan salah satu kecamatan dengan jumlah lahan terbangun yang paling banyak di kabupaten Sleman. Banyaknya pembangunan permukiman, perumahan, ruko, supermarket, dan bangunan lainnya menyebabkan terjadinya penyempitan lahan pertanian yang otomatis mengurangi jumlah produksi panen padi di kecamatan Depok.Selanjutnya pada tabel kerugian panen padi, diambil skenario terjadinya bencana lahar dingin yang mengakibatkan rusaknya lahan pertanian pada radius 500 meter dari pinggir sungai. Oleh karena itulah perlu dibuat buffer pada sekitar sungai besar di kabupaten Sleman untuk melihat area terdampak yang merusak lahan pertanian dan menyebabkan gagal panen. Dari luas lahan sawah yang terdampak itulah dapat dihitung total kerugian akibat terjadinya gagal panen. Dari beberapa kecamatan yang dilintasi sungai besar di kabupaten Sleman, terlihat bahwa kecamatan Minggir mengalami kerugian panen terbesar yaitu sejumlah Rp 151.047.592.500,00. Hal ini bisa dilihat dari luasnya lahan di kecamatan Minggir yang dilalui sungai besar yang mengalir dari hulu Merapi. Selain itu, kecamatan Mlati dan Berbah juga mengalami kerugian yang cukup besar dengan jumlah kerugian lebih dari 100 Milyar rupiah.

VII. KESIMPULAN1. Faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung nilai produksi panen adalah total luas lahan sawah, estimasi berat produksi panen per hektar, dan harga beras per kilo.2. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung nilai produksi panen antara lain luas sawah yang mengalami gagal panen, kepadatan padi, nilai jual beras di berbagai wilayah ekspor, dan sebagainya.3. Kecamatan Ngemplak memiliki nilai produksi panen padi terbesar di kabupaten Sleman, sedangkan kecamatan Depok memiliki nilai produksi panen padi terkecil di kabupaten Sleman4. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung nilai kerugian panen akibat bencana (dalam hal ini lahar dingin) antara lain radius area terdampak, luas lahan sawah yang terdampak, luas lahan sawah terdampak yang masih dalam proses produksi, dan sebagainya.5. Kecamatan Minggir mengalami kerugian panen terbesarDAFTAR PUSTAKA

http://arashirin.wordpress.com/2007/12/31/konsep-dasar-sistem-informasi-geografis/http://ganez.wordpress.com/2007/09/25/pemasukan-data-dalam-sistem-informasi-geografi-sig/http://perfectogeography.blogspot.com