acara 4 metode dan teknik analisis wilayah

33
ACARA 4 I. TUJUAN: Acara ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan analisis data keruangan dan kewilayahan sederhana yang berupa: a. Menghitung distribusi landuse pada masing-masing desa b. Menghitung sebaran jalan propinsi dan jalan kabupaten pada masingmasing desa II. ALAT DAN BAHAN Bahan untuk acara ini meliputi : 1. Basis data digital Kabupaten Sleman (disimpan dalam folder e:\$materi kuliah geografi^^\semester 10\praktikum metek 2\acara 1metek\sleman) yang terdiri dari : a.Ibukota Kabupaten, Kecamatan dan Pusat Desa mewakili kenampakan titik b.Jalan dan batas administrasi mewakili kenampakan garis c.Landuse dan batas wilayah mewakili kenampakan poligon. 2. Buku catatan untuk mencatat proses dan hasil. Adapun alat yang digunakan pada acara ini

Upload: galih-rakasiwi

Post on 24-Sep-2015

252 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Acara 4 Praktikum Metode dan Teknik Analisis Wilayah dalam Bidang Keilmuan Pembangunan Wilayah

TRANSCRIPT

ACARA 4

I. TUJUAN:Acara ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan analisis data keruangan dan kewilayahan sederhana yang berupa:a. Menghitung distribusi landuse pada masing-masing desab. Menghitung sebaran jalan propinsi dan jalan kabupaten pada masingmasing desa

II. ALAT DAN BAHANBahan untuk acara ini meliputi :1. Basis data digital Kabupaten Sleman (disimpan dalam folder e:\$materi kuliah geografi^^\semester 10\praktikum metek 2\acara 1metek\sleman) yang terdiri dari :a. Ibukota Kabupaten, Kecamatan dan Pusat Desa mewakili kenampakan titikb. Jalan dan batas administrasi mewakili kenampakan garisc. Landuse dan batas wilayah mewakili kenampakan poligon.2. Buku catatan untuk mencatat proses dan hasil. Adapun alat yang digunakan pada acara ini meliputi:a. Seperangkat komputer lengkap (CPU, monitor, mouse dan keyboard) dengan Sistem Operasi Windows XP (minimal)b. Software ArcView Versi 3.3c. Beberapa ArcView Extension misalnya Geoprocessing, Spatial Analyst, Report Writer dan XTools.

III. PENDAHULUANTejoyuwono (1986: 28-29), mengatakan bahwa lahan adalah merupakan keseluruhan kemampuan muka daratan beserta segala gejala di bawah permukaannya yang bersangkut paut dengan pemanfaatannya bagi manusia. Pengertian tersebut menunjukan bahwa lahan merupakan suatu bentang alam sebagai modal utama kegiatan, sebagai tempat dimana seluruh makhluk hidup berada dan melangsungkan kehidupannya dengan memanfaatkan lahan itu sendiri. Sedangkan penggunaan lahan adalah suatu usaha pemanfaatan lahan dari waktu ke waktu untuk memperoleh hasil.Pengertian lahan menurut geografi fisik lahan adalah tanah yang tetap dalam lingkungannya dan kualitas fisik tanah sangat menentukan fungsingya. Menurut isitilah ekonomi lahan adalah sumber alamiah yang nilainya tergantung dari produksinya, lahan merupakan suatu komuditi yang memiliki harga, nilai, dan biaya. Sedangkan bagi seorang pengacara, seluruh perlengkapan buatan manusia (infra struktur dan bangunan-bangunan) juga termasuk bagian dari lahan (Lichfield dan Darin 1980: 12).Selaras dengan perkembangan kota dan aktivitas penduduknya maka lahan di kota terpetak-petak sesuai dengan peruntukkannya. Jayadinata (1992: 101) mengemukakan bahwa tata guna tanah perkotaan menunjukan pembagian dalam ruang dan peran kota.Penggunaan Lahan menurut Sandy (1977:24), dikatakan bahwa penggunaan lahan perkotaan diklasifikasikan sebagai berikut; (a) lahan permukiman, meliputi perumahan termasuk pekarangan dan lapangan olah raga; (b) lahan jasa, meliputi perkantoran pemerintah dan swasta, sekolahan, puskesmas dan tempat ibadah; (c) lahan perusahaan, meliputi pasar, toko,kios dan tempat hiburan; dan (d) lahan industri, meliputi pabrik dan percetakan.Penggunaan Lahan menurut Sutanto (1977: 42), penggunaan lahan diklasifikasikan menjadi; (a) lahan permukiman; (b) lahan perdagangan; (c) lahan pertanian; (d) lahan indsutri; (e) lahan jasa; (f) lahan rekreasi; (g) lahan ibadah dan (h) lahan lainnya.Biro Pusat Statistik (BPS) membuat klasifikasi penggunaan lahan dengan tujuan untuk mengetahui produktivitas lahan (pertanian) sebagai berikut; (a) lahan pertanian yang terdiri dari irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana PU, irigasi no-PU, tadah hujan, tegal/kebun, kolam/empang, lahan tanaman kayu, hutan; dan (b) lahan non pertanian, terdiri dari bangunan dan pekarangan, tanah kering, lain-lain.Perencanaan peruntukan lahan untuk suatu fungsi tertentu dan besarnya volume kegiatan yang diijinkan di atas suatu lahan. Akan berbeda-beda pada setiap daerah kota sesuai dengan karakteristik kegiatan dan masalah yang berkaitan. Kenyataan ini mengarahkan bagaimana seharusnya suatu daerah dikembangkan dan didefinisikan secara baik. Peruntukan penggunaan ruang atau lahan suatu tempat secara langsung disesuaikan dengan masalah-masalah yang terkait, dan bagaimana seharusnya suatu daerah atau zona dikembangkan.Shirvani (1985:9) menyimpulkan bahwa tata guna lahan perlu mempertimbangkan dua hal, yaitu pertimbangan segi umum dan aktifitas pejalan kaki (street level) yang akan menciptakan lingkungan yang lebih manusiawi. Selanjutnya dia mencontohkan dalam Urban Design Process, bahwa Kota Seattle dan Washington menggunakan istilah Floor Area Districts, yang didasarkan atas tata guna lahan khusus dan kondisi aksesibilitas di daerah tertentu, sehingga ketentuan mengenai tata guna lahan dapat disesuaikan langsung dengan masalah bagaimana seharusnya suatu daerah dikembangkan. Selanjutnya dikatakan bahwa land use planning merupakan proses alokasi sumber daya yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat kota secara luas. Perencanaan ini berkaitan dengan land use policies yang akan menentukan hubungan antara rencana (plan) dan kebijaksanaan (policy). Suatu rencana tata guna lahan (land use plan) yang dibuat dalam kaitannya dengan land use policies akan menentukan hubungan antara rencana (plan) dan policy (kebijaksanaan) akan menentukan fungsi yang tepat dari suatu daerah tertentu.IV. LANGKAH KERJA1. Pembuatan Project baru dalam ArcViewLakukan langkah-langkah pembuatan project baru dalam ArcView yang berisikan kenampakan (theme) Ibukcutm, Jalan, Batas (point, arc, annotation dan poligon), dan Landuse seperti yang pernah dilakukan pada acara sebelumnya. Atur legenda dari masing-masing kenampakan sesuai dengan kaidah kartografi sehingga kenampakan dalam View1 kurang lebih seperti yang disajikan pada Gambar 4.1. Simpan project baru tersebut dengan nama Acara4.apr.2. Melakukan analisis unsur spasialProses berikutnya adalah melakukan pemilihan dan pencarian unsurunsur spasial yang ada di dalam project yang bernama Acara4.apr dengan langkah- langkah sebagai berikut.

A. Menghitung distribusi landuse pada masing-masing desaTugas :Menghitung luas penggunaan lahan pada masing-masing desa di Kabupaten Sleman.

Langkah-langkah :1. Buka View1 pada project Acara4.apr.2. Aktifkan ekstensi Xtools 9/15/03 dengan cara File > Extensions, kemudian centang kotak yang ada di depan ekstensi Xtools 9/15/03. Selanjutnya klik tombol OK.3. Tidak lama kemudian Xtools Defaults dialog box akan terlihat di layar. Atur butir1 s/d 3 dari Feet menjadi Meters.4. Klik tombol Close.5. Pada saat XTOOLS DEFAULT CHECK dialog box (lihat Gambar 4.2) muncul di layar, klik tombol Yes.6.

Gambar 4.2. XTOOLS DEFAULT CHECK dialog box

7. Ketika kotak dialog info (lihat Gambar 4.3) muncul, klik tombol OK.

Gambar 4.3. Info dialog box

8. Lakukan analisis tumpang tindih (overlay) antara Theme Admin Desa dan Landuse dengan menggunakan Menu Xtools > Union Polygon Themes (lihat Gambar 4.4)9. Pada saat terlihat Union ! SELECT INPUT THEME dialog box. Pilih Admin Desa dengan mengklik pada kotak input, kemudian klik OK (lihat Gambar 4.5).

Gambar 4.4. Pemilihan perintah Union Polygon Themes

Gambar 4.5. Union ! SELECT INPUT THEME dialog box

10. Tidak lama kemudian terlihat di layar monitor SELECT BATAS FIELD FOR OUTPUT dialog box, pilih field Batas_id, Namades dan Pendud90 (lihat Gambar 4.6). Selanjutnya klik tombol OK.

Gambar 4.6. SELECT BATAS FIELD FOR OUTPUT dialog bpx

11. Hanya dalam hitungan detik akan segera ditayangkan Union ! SELECT UNION THEME dialog box (lihat Gambar 4.7). Pilih theme Landuse kemudian klik tombol OK.

Gambar 4.7. Union ! Select Union Theme dialog box

12. Tidak lama kemudian akan ditampilkan SELECT LANDUSE FIELDS FOR OUTPUT dialog box (lihat Gambar 4.8). Pilih field Landuse_I dan Nama. Selajutnya klik tombol OK.

Gambar 4.8. Select Landuse Fields for Output dialog box

13. Tidak lama kemudian akan terlihat NAME OUTPUT THEME dialog box. Ganti folder dari C:\Praktikum MT2 menjadi C:\Praktikum MT2\Shp Isikan nama UNIONACARA4.SHP (lihat Gambar 4.9). Selanjutnya klik OK.

Gambar 4.9. Name Output Theme dialog box

Apabila di dalam folder C:\Praktikum MT2\Shp telah ada shapefile yang bernama UNIONACARA4.SHP maka akan muncul Name Output Theme dialog box yang menanyakan apakah file yang telah ada akan ditimpa (lihat Gambar 4.10). Klik tombol Yes untuk menimpa file yang ada, No untuk membatalkan perintah UNION.

Gambar 4.10. Name Output Theme dialog box

14. Tunggu beberapa saat proses UNION dijalankan, sehingga pada TOC terlihat theme baru yang bernama UNIONACARA4.SHP. Aktifkan dan perlihatkan theme UNIONACARA4.SHP sehingga terlihat kenampakan seperti yang disajikan pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11. Name Output Theme dialog box

15. Buka tabel UNIONACARA4.SHP dengan button open theme table16. Buat laporan yang berisikan luas (Ha) masing-masing jenis penggunaan lahan pada setiap desa, dengan cara klik menu Table > Create a Report (lihat Gambar 4.12).

Gambar 4.12. Aktivasi Create Report dari menu Table

17. Apabila menu Create a Report tidak terlihat, menandakan bahwa ekstensi belum diaktifkan. Oleh karena itu aktifkan ekstensi Report Writer dengan cara pilih menu File > Extensions kemudian geser slider ke bawah untuk mencari tulisan Report Writer. Jika telah diketemukan klik checkbox di depan tulisan Report Writer dan klik tombol OK (lihat Gambar 4.13).

Gambar 4.13. Aktivasi Ekstensi Report Writer

18. Pada saat terlihat Create a Report dialog box, pilih Cross Tab Report19. kemudian klik Next (lihat Gambar 4.14).20. Bila diperlukan, ganti nama dan letak file report yang akan dibuat dengan menekan tombol Browse (lihat Gambar 4.15). Misalnya nama Report1.rpt diganti dengan Tabel Landuse.rpt tanpa memindah folder.

21. Klik tombol Finish. Segera akan terlihat Cross Tab Report Expert dialog box (lihat Gambar 4.16).

Gambar 4.14. Memilih Cross Tab Report

Gambar 4.15. Mengganti nama Repot1.rpt dengan Tabel Landuse.rpt

Gambar 4.16. Cross Tab Report Expert dialog box

22. Klik tab yang bernama Cross Tab di sebelah kanan tab Data sehingga dialog box akan terlihat seperti Gambar 4.17.

Gambar 4.17. Format isian Cross Tab

23. Pindahkan field NAMADES ke kotak Rows dengan cara drag and drop.24. Pindahkan pula field NAMA (di bawah LANDUSE_ID) ke kotak Columns dengan cara yang sama.25. Selain itu pindahkan pula field HECTARES ke dalam kotak Summarized Field dengan cara yang sama sehingga hasilnya seperti yang terlihat pada Gambar 4.18.

Gam bar 4.18. Pengis ian form at is ian Cros s Tab dengan field yang relevan

26. Klik tombol Preview Report. Sesaat kemudian akan ditayangkan tabel silang yang telah dirancang (lihat Gambar 4.19).

Gambar 4.19. Tabel silang NAMADES vs LANDUSE 25.

27. Jika ingin melihat halaman berikutnya klik next , akan tetapi jika ingin melihat halaman terakhir klik last page28. Sebaliknya jika ingin melihat halaman sebelumnya klik previous atau klik first page untuk kembali ke halaman pertama. Jika keliru tekan tombol F5 untuk Refresh Report Data.29. Cermati hasil tersebut dengan menggeser Scroll bar pada bagian bawah dan kanan tabel30. Catat proses dan hasilnya.31. Tutup program Report Writer (Seagate Crystal Report) dengan memilih menu File Exit kemudian klik Yes (untuk menyimpan perubahan pada laporan).32. Tutup tabel Attributes of UNIONACARA4.SHP.dengan mengklik tanda pada pojok kanan atas.

B. Menghitung sebaran jalan propinsi dan jalan kabupaten pada masing-masing desa

Tugas :Hitung panjang jalan propinsi dan jalan kabupaten pada masing-masing desa diKabupaten Sleman.

Langkah-langkah :

1 Tutup View1, kemudian buat View baru yaitu View2.2 Tampilkan theme Jalan dan Admin Desa (Poligon) dalam View2 dengan cara seperti yang telah dijelaskan pada acara 1.3 Atur legenda dari masing-masing kenampakan sesuai dengan kaidah kartografi.4 Lakukan proses overlay antara Jalan dan Admin Desa (polygon) dengan cara pilih menu Xtools > Intersect Themes. Sesaat kemudian akan terlihat Intersect ! SELECT INPUT THEME dialog box yang telah menampilkan theme Jalan (lihat Gambar 4.21). Kemudian klik tombol OK

Gambar 4.21. Pemilihan theme Jalan untuk proses Intersect

5 Pada saat terlihat SELECT JALAN FIELDS FOR OUTPUT dialog box pilih field seperti gambar dibawah ini (lihat Gambar 4.22). Selanjutnya klik tombol OK.

Gambar 4.22. Pemilihan Jalan_id untuk field keluaran

6 Tak lama kemudian akan terlihat Intersect ! SELECT INTERSECT THEME dialog box . Pilih theme Admin Desa pada baris ke dua (poligon). Jika sudah terpilih kemudian klik tombol OK (lihat Gambar 4.23).

Gambar 4.23. Pemilihan theme Batas (poligon)

7 Tidak lama kemudian terlihat SELECT BATAS FIELD FOR OUTPUT dialog box, pilih field seperti pada Gambar 4.24). Selanjutnya klik tombol OK.

Gambar 4.24. Pemilihan field untuk keluaran

8 Ketika nampak NAME OUTPUT THEME dialog box terlihat di layar monitor (lihat Gambar 4.25), ganti folder untuk menyimpan shapefile hasil intersect dari folder C:\Praktikum MT2 menjadi folder C:\Praktikum MT2\SHP dengan cara klik ganda pada folder Shp. Ganti nama output theme dari Inters1.shp menjadi JL_BT.SHP (lihat Gambar 4.26).

Gambar 4.25. Name Output Theme dialog box

Gambar 4.26. Perubahan folder dan nama file (JL_BT.SHP)

9 Klik tombol OK, kemudian tunggu beberapa saat hingga theme JL_BT.SHP terlihat pada TOC (Table of Content).10 Karena theme tersebut belum aktif dan belum terlihat di jendela View maka segera aktifkan dan perlihatkan theme JL_BT.SHP sehingga tampilan akan terlihat seperti Gambar 4.27.11 Buat tabel Tabel Jalan.rpt dengan cara seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Bedanya field untuk Rows adalah NAMADES, field untuk Columns adalah Jalan_id dan field yang diletakkan di Summerized Field adalah LENGTH.

Gambar 4.28. Tampilan rancangan tabel silang NAMADES vs JALAN

12 Klik tombol Preview Report. Sesaat kemudian akan ditayangkan tabel silang yang telah dirancang (lihat Gambar 4.29).

Gambar 4.29. Tabel Silang Desa vs Jalan di Kabupaten Bantul

13 Jika ingin melihat halaman berikutnya klik next page, akan tetapi jika ingin melihat halaman terakhir klik last page14 Sebaliknya jika ingin melihat halaman sebelumnya klik previous page atau klik first page untuk kembali ke halaman pertama. Jika keliru tekan tombol F5 untuk Refresh Report Data15 Cermati hasil tersebut dengan menggeser Scroll bar pada bagian bawah dan kanan tabel, terdapat beberapa desa yang tidak memiliki jalan propinsi maupun jalan kabupaten.16 Catat proses dan hasilnya.17 Tutup program Report Writer (Seagate Crystal Report) dengan memilih menu File > Exit kemudian klik Yes (untuk menyimpan perubahan pada laporan).18 Tutup tabel Attributes of JL_BT.SHP.dengan mengklik tanda pada pojok kanan atas.19 Simpan kembali project iniV. HASIL PRAKTIKUM1. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Sleman (Terlampir)2. Tabel Penggunaan Lahan Kabupaten Sleman (Terlampir)3. Peta Jalan Kabupaten Sleman (Terlampir)4. Tabel Jalan Kabupaten Sleman (Terlampir)

VI. PEMBAHASANLahan sebagai bagian atau unsur dari lingkungan alam adalah merupakan salah satu wadah bagi manusia dan mahluk hidup lainnya untuk melakukan kegiatannya. Sejalan dengan diungkapkan Bintarto (1977:10) lahan diartikan sebagai suatu tempat atau daerah dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama dimana mereka dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan kehidupannya. Lahan merupakan potensi fisik atau sumber daya alam yang secara kuantitas tidak akan bertambah, sedangkan pertumbuhan penduduk senantiasa mengalami perkembangan cukup pesat dari waktu ke waktu. Hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan antara kebutuhan penduduk akan lahan yang tidak terbatas dengan jumlah lahan yang terbatas. Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya penduduk dan meningkatnya pembangunan, maka semakin meningkat pula kebutuhan penggunaan lahan.Menurut Arsyad (1989:207) penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materiil maupun spirituil. Sedangkan pengertian penggunaan lahan yang dikemukakan oleh Vink dalam Sitorus (1986:176) yaitu setiap bentuk campur tangan manusia terhadap sumber daya lahan baik yang sifatnya tetap atau permanen ataupun merupakan daur yang bertujuan memenuhi kebutuhan material maupun spiritual ataupun keduanya. Menurut Arsyad (1989:2007) Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan lahan bukan pertanian dapat berupa permukiman, industri, rekreasi, pertambangan dan lain-lain. Secara lebih jelas penggunaan lahan menurut Direktorat Tata Guna Tanah (1984) sebagai berikut :a. Permukiman, yaitu kelompok benguna untuk tempat tinggal dengan pekarangannya termasuk di sini perumahan, emplasemen (stasiun, pasar, dan pabrik).b. Sawah, tanah berpematang, ada saluran pengairan yang sering digenangi dan ditanami padi atau tanaman semusim lainnya.c. Tanah kering, yaitu terdiri atas tegalan (tanah kering yang diusahakan menetap dengan tanaman semusim) dan ladang berpindah (yaitu tanah pertama yang ditanami tanaman semusim diusahakan tiga tahun kurang dan kemudan ditinggalkan) serta kebun campuran (yaitu ditanami serbagai tanaman keras dicampur dengan tanaman semusim yang didominasi oleh tumbuhan keras.Melihat pengertian-pengertian penggunaan lahan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan sangat berhubungan erat dengan budaya dan kegiatan manusia terhadap sumber daya lahan. Sebagai hasil dari budaya manusia maka penggunaan lahan sifatnya dinamis sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dan budayanya.Pada hasil praktikum acara 3, yaitu peta penggunaan lahan kabupaten Sleman, jenis penggunaan lahan lebih bervariasi. Selain permukiman, sawah, dan tanah kering seperti yang telah dijelaskan di atas, masih ada tambahan jenis penggunaan lahan lain seperti bandara, belukar/semak, hutan, kebun, pasir darat, rumput, tubuh air, dan sebagainya. Namun melihat banyaknya jenis penggunaan lahan tersebut, maka user akan kesulitan dalam membaca informasi jika hanya mengandalkan peta. Maka dari itulah diperlukan keberadaan tabel pivot yang mempermudah user dalam mencari informasi terkait jenis penggunaan lahan. Dari dalam tabel penggunaan lahan kabupaten Sleman diketahui bahwa jenis penggunaan lahan yang berupa bandara hanya ada di Kecamatan Depok, tepatnya di kelurahan Maguwoharjo dengan luas sekitar 454 hektar. Kemudian kecamatan yang memiliki semak belukar dan hutan terluas adalah kecamatan Pakem dengan luas sekitar 1140 hektar serta 2300 hektar. Kecamatan Cangkringan memiliki kebun terluas sekitar 3776 hektar. Pasir darat dan tanah berbatu merupakan jenis penggunaan lahan yang paling sempit dan jarang ditemukan di kabupaten Sleman dengan total luas keseluruhan hanya sekitar 211 hingga 228 hektar. Permukiman dan sawah irigasi merupakan jenis penggunaan lahan terbanyak dan hampir merata di seluruh kabupaten Sleman. Sebagian besar kecamatan di Sleman hanya memiliki penutup lahan berupa rumput kurang dari 100 hektar, namun kecamatan Depok memiliki lahan rumpur seluas kurang lebih 750 hektar, jauh melebihi kecamatan lainnya. Kecamatan Tempel memiliki sawah tadah hujan terluas berjumlah 2298 hektar. Kecamatan Prambanan memiliki luas tegalan terbesar sebesar 3629 hektar, dan akhirnya Tubuh air hanya memiliki luas sekitar 417 hektar di seluruh kabupaten Sleman, namun kecamatan Minggir sendiri memiliki luas tubuh air terbesar sejumlah 107hektar.Sama seperti halnya pada peta penggunaan lahan kabupaten Sleman, peta jaringan jalan kabupaten Sleman memiliki banyak atribut sehingga user akan mengalami kesulitan dalam membaca informasi peta tersebut. Maka itulah diperlukan adanya tabel pivot guna melengkapi informasi yang diperlukan. Sebagai contoh total luas jalan arteri di kabupaten Sleman sepanjang kurang lebih 54.382 meter, dimana kecamatan Depok (13.894 meter) dan kecamatan Gamping (13.775 meter) memiliki jalan arteri terluas dibandingkan kecamatan lain. Kemudian total panjang jalan kereta api yang melalui kabupaten Sleman sepanjang 17.174 meter. Total panjang jalan kolektor di kabupaten Sleman sebesar 112.265 meter, panjang jalan lain 2.638.518 meter, panjang jalan lokal 579.453 meter, dan jalan setapak sepanjang 306.763 meter. Jalan titian jarang ditemukan di kabupaten Sleman dan hanya memiliki total panjang senilai 139 meter. Total panjang jembatan di seluruh kabupaten Sleman senilai 9474 meter, dan panjang lapangan terbang perintis yang hanya bisa ditemukan di kelurahan Maguwoharjo, Depok memiliki total 3641 meter. VII. KESIMPULAN1. Penggunaan lahan sangat berhubungan erat dengan budaya dan kegiatan manusia terhadap sumber daya lahan dan bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dan budayanya.2. Tabel pivot diperlukan untuk melengkapi informasi spasial dari peta, terutama jika peta tersebut memiliki banyak atribut yang membuat user sulit dalam membaca informasi.3. Penggunaan lahan berupa bandara hanya ditemukan di kelurahan Maguwoharjo, kecamatan Depok.4. Kecamatan Cangkringan memiliki kebun terluas5. Kecamatan Pakem memiliki semak belukar dan hutan terluas6. Pasir darat dan tanah berbatu jarang ditemukan di kabupaten Sleman7. Permukiman dan sawah irigasi merupakan jenis penggunaan lahan terbanyak dan hampir merata di seluruh kabupaten Sleman.8. Jalan Lain merupakan jenis jalan dengan nilai panjang terbesar di kabupaten Sleman dengan panjang 2.638.518 meter

DAFTAR PUSTAKA

Bairavi,S. 2014. AssessmentofInfluenciableLanduse/Land-Cover for Landslides Study-ARemote Sensing And Gis Approach. International Journal of Remote Sensing & Geoscience (IJRSG)ISSN No: 2319-3484 Volume 3, Issue 1, Jan. 2014.Sandy, I Made, Tata Guna Lahan Perkotaan dan Pedesaan, Jakarta: Penerbit Bharata Anindya, 1977. Bandung: ITB Bandung, 1992.