acara 9 metode dan teknik analisis wilayah

13
ACARA 9 I. TUJUAN: Acara ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan analisis data keruangan dan kewilayahan sederhana yang berupa: 1. Mengimpor citra (dalam bentuk data raster) untuk dibuka di ArcView. 2. Mengolah citra Penginderaan Jauh dengan menggunakan Image Analysis (IA) yang merupakan sebuah ekstension ArcView yang dibuat oleh ERDAS ( developer dari perangkat lunak pengolahan citra Penginderaan Jauh yang banyak dipakai). 3. Memperbaiki kenampakan sebuah citra . 4. Histogram Equalization, yaitu mendistribusikan nilai display sehingga frekuensinya kira-kira sama pada citra. 5. Menajamkan kenampakan sebuah citra dengan cara menyesualkan kontras dan tingkat kecerahan atau dengan merentangkan histogram. II. ALAT DAN BAHAN Bahan untuk acara ini meliputi: 1. Citra dengan skala 1:25.000

Upload: galih-rakasiwi

Post on 09-Nov-2015

252 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Acara 9 Praktikum Metode dan Teknik Analisis Wilayah dalam Bidang Kajian Keilmuan Pembangunan Wilayah

TRANSCRIPT

ACARA 9

I. TUJUAN:Acara ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan analisis data keruangan dan kewilayahan sederhana yang berupa:1. Mengimpor citra (dalam bentuk data raster) untuk dibuka di ArcView.2. Mengolah citra Penginderaan Jauh dengan menggunakan Image Analysis (IA) yang merupakan sebuah ekstension ArcView yang dibuat oleh ERDAS ( developer dari perangkat lunak pengolahan citra Penginderaan Jauh yang banyak dipakai).3. Memperbaiki kenampakan sebuah citra .4. Histogram Equalization, yaitu mendistribusikan nilai display sehingga frekuensinya kira-kira sama pada citra.5. Menajamkan kenampakan sebuah citra dengan cara menyesualkan kontras dan tingkat kecerahan atau dengan merentangkan histogram.

II. ALAT DAN BAHANBahan untuk acara ini meliputi:1. Citra dengan skala 1:25.000

Adapun alat yang digunakan pada acara ini meliputi :1. Seperangkat komputer lengkap (CPU, monitor, mouse dan keyboard) dengan Sistem Operasi Windows 98 (minimal).2. Software ArcView Versi 3.2 atau ArcView Versi 3.3.3. ArcView Extension terutama Image Analysis (IA).

III. PENDAHULUANPenginderaan jauh(atau disingkatinderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya daripesawat,pesawat luar angkasa,satelit,kapalatau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi,satelit cuaca, memonitor janindenganultrasonikdanwahana luar angkasayang memantau planet dari orbit. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya sepertipenginderaan medisataufotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan denganastronomisebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen. Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop. Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana. Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

IV. LANGKAH KERJAA. Mengimpor citra (dalam bentuk data raster) untuk dibuka di ArcView.

1. Aktifkan software ArcView dengan melakukan klik dua kali icon pada desktop atau mengaktifkan dari menu Start > Programs > ESRI > ArcView2. Lanjutkan dengan membuka view baru, dan tekan tombol Add Theme.3. Dari menu utama pilih File > Extension > Image Analysis lalu pilih OK.

4. Buka citra dengan cara mengimpor citra. Gunakan button (add theme).5. Tidak lama kemudian akan tampil Add Theme dialog box. Klik drive sehingga kenampakan akan berubah seperti yang terlihat pada gambar.6. Arahkan slider ke bawah untuk mencari folder yang digunakan untuk menyimpan Image Analysis Data Sources yang diperlukan untuk praktikum pada acara ini.7. Pada kotak dialog Add Theme, pada list Data Source Types, pilih Image8. Analysis Data Source9. Buka file data sorong_citra_25000.img dan klik OK.10. Akan muncul kotak dialog yang menanyakan apakah anda ingin IA (Image Analysis) menghitung pyramid layers untuk citra tersebut. Pilih Yes agar mempercepat proses pergantian layer apabila citra yang ditampilkan berukuran besar dan melakukan zoom in dan zoom out serta menggeser citra.

B. Memperbaiki kenampakan sebuah citra dan Histogram Equalization

1. Aktifkan theme sorong_citra_25000.img dengan mengklik theme tersebut, kemudian klik dua kali sampai muncul window kecil Legend Editor.

2. Pilih kombinasl RGB layer, dalam praktikum kali ini gunakan kombinasi 321 (yang merupakan komposit infrared), atau bisa langsung di klik pada tool box infrared.

3. Perhatikan kenampakan citra hasil kombinasi RGB dengan komposit infrared.

4. Untuk memilih kombinasi RGB pada band 321, Klik tombol Advanced di bagian bawah Legend Editor. Akan muncul histogram untuk masing -masing warna.

5. Cobalah bereksplorasi dengan minimum-maximum level klik aply jika sudah sesuai dengan yang diinginkan. Perhatikan tampilan citra dan histogram baru yang menunjukkan distribusi nilai display.6. Menampilkan citra dengan kecerahan terbalik dengan menggunakan invert stretch. Areal yang tadinya nampak cerah akan menjadi gelap, begitu juga sebaliknya.7. Cek menu Invert Stretch lalu klik aply. Hasilnya akan seperti berikut:

8. Perhatikan histogram dari digital number display number citra dengan Invert Stretch.

9. Pilih menu undo untuk mengembalikan ke tampilan semula, atau dengan menggunakan menu Natural pada tool box.10. Tekan Close untuk menutup Legend Editor Dialog.11. Simpan project dengan perintah File > Save.

V. HASIL PRAKTIKUM1. Kenampakan natural, infrared, Invert Stretch dan hasil eksplorasi dengan minimum-maximum level. (Terlampir)2. Histogram kenampakan natural, infrared, Invert Stretch (Terlampir)

VI. PEMBAHASANTeknologi Penginderaan Jauh (Remote Sensing), saat ini telah merubah paradigma visualisasi permukaan bumi. Lompatan teknologinya telah menghasilkan manfaat yang sangat berguna bagi banyak bidang yang berkaitan dengan manajemen pemanfaatan bumi dan permukaannya. Produk teknologi penginderaan jauh yang sangat luar biasa adalah berupa citra satelit dengan resolusi spasial yang tinggi, memberikan visual permukaan bumi sangat detail. Citra Satelit merupakan suatu gambaran permukaan bumi yang direkam oleh sensor (kamera) pada satelit pengideraan jauh yang mengorbit bumi, dalam bentuk image (gambar) secara digital.Pemanfaatan citra satelit saat ini sudah sangat luas jangkauannya, terutama dalam hal yang berkaitan dengan ruang spasial permukaan bumi, mulai dari bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan, Kependudukan, Transportasi sampai pada bidang Pertahanan (militer). Di Indonesia penerapan teknologi penginderaan jauh ini telah dilakukan masih pada sebagian besar untuk keperluan inventarisasi potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup, namun intensitasnya masih sangat sedikit dan belum merata di seluruh wilayah.Teknologi Penginderaan Jauh yang terus dikembangkan hingga saat ini telah menghasilkan banyak generasi citra satelit terbaru yang memiliki kualitas resolusi yang semakin canggih dan cakupan spektrum yang semakin lengkap, sehingga sangat bermanfaat bagi analisis permukaan bumi dengan sangat detail. Contoh detail kenampakan tersebut bisa terlihat pada hasil praktikum, dimana kenampakan terlihat dalam 3 mode: natural, infrared, dan invert stretch. Terlihat bahwa kenampakan natural menampakkan citra dengan gambar apa adanya sesuai dengan hasil kenampakan pada citra satelit. Kenampakan infrared memberikan hasil warna dengan dominasi warna merah, dan kenampakan invert stretch menampilkan gambar yang mirip dengan hasil negatif film kamera. Warna yang ada pada citra bisa dimanipulasi sesuai dengan keinginan user baik melalui layer warna ataupun histogram. Pada histogram, banyak nilai yang bisa ditentukan untuk memilih kenampakan warna secara lebih detail. Pilihan detail untuk menentukan warna tersebut tersedia dalam 3 grafik warna dasar, yaitu RGB: red, green, blue. Dari 3 grafik warna dasar inilah user bisa merubah nilai warna sesuai kehendak dengan mengubah-ubah titik persilangan garis potong untuk menghasilkan gambaran citra baru yang unik sesuai keinginan dari user.VII. KESIMPULAN1. Kenampakan natural menampakkan citra dengan gambar apa adanya sesuai dengan hasil kenampakan pada citra satelit, kenampakan infrared memberikan hasil warna dengan dominasi warna merah, dan kenampakan invert stretch menampilkan gambar yang mirip dengan hasil negatif film kamera2. Pilihan detail untuk menentukan warna pada histogram tersedia dalam 3 grafik warna dasar, yaitu RGB: red, green, blue3. Selain mengubah kenampakan warna pada citra, user juga bisa mengubah nilai kecerahan dan kontras citra melalui Legend Editor.

DAFTAR PUSTAKA

Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.