acara 4 fix

Upload: armidah-bella-sayekti

Post on 18-Oct-2015

101 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

79

IV. PENGENALAN MESOFAUNA, MAKROFAUNA, DAN MIKORIZAA. Pendahuluan1. Latar BelakangTanah merupakan bagian dari kulit bumi yang terdiri atas mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organic hasil pelapukan sisa tanaman dan hewan yang mempunyai sifat akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhapad batuan induk pada keadaan wilayah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Tanah dihuni oleh bebagai macam ornaisme. Tanah ini sebagai habitat yang luas bagi organism. Organisme ini mencari makan, berkumpul, berinteraksi, dan beraktifitas pada tanah. Melalui aktivitas-aktivitas dari organism inilah yang akan membentuk sifat kimia, biologi, dan fisika tanah. Sehinggga organisme inilah yang bebrperan dalam mempertahankan sekaligus meningkatkan fungsi tanah.Menurut ukurannya fauna tanah dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna. Mikrofauna tanah merupakan hewan-hewan yang berada pada tanah ukurannya sangat kecil yaitu kurang dari 0,2 mm untuk melihat hewan ini dibutuhkan alat bantu mikroskop. Mikrofauna tanah terdiri dari: a) Protozoa seperti: amoeba, flagelata, dan ciliate b) Nematoda, seperti: omnivorous dan pradaceus.Mesofauna tanah adalah fauna tanah yang berukuran 0,2 mm s/d 10 mm sehingga untuk melihatnya dengan bantukan kaca pembesar atau lup. Contoh dari mesofauna ini adalah: Enchytraida, Protura, Diplura, Paraupoda, tungau-tungau tanah (acarina), dan springtail (collembolan). Sedang untuk makro fauna merupakan fauna tanah adalah semua hewan tanah yang berukuran lebih dari 10 mm sehingga untuk melihatnya tidak perlu bantuan dari alat tertentu yaitu cukup menggunakan mata telanjang saja. Contoh dari makrofauna adalah: a) hewan-hewan besar pelubang tanah meliputi: tikus dan kelinci; b) cacing tanah; c) Arthopoda, meliputi crustacean (kepiting), chilopoda (kelabang), diploda (kaki seribu), aranida (lebah, kutu, kalajengking), dan insekta (belalang, jangkrik, semut, rayap); serta d) Molusca.Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang berarti akar tanaman. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun penyebarannya. Mikoriza adalah suatu struktur yang khas yang mencerminkan adanya interaksi fungsional yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan tertentu dengan satu atau lebih galur mikrobion dalam ruang dan waktu.2. Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum mikrobiologi acara Pengenalan Mesofauna, makrofauna dan mikoriza yaitu sebagai berikut :a. Mengamati dan mengidentifikasi morfologi mesofauna.b. Mengamati dan mengidentifikasi morfologi makrofauna.c. Mampu membedakan perbedaan mesofauna dan makrofauna.d. Mampu melakukan isolasi VAM dari rhizosfer.

B. Tinjauan Pustaka1. MakrofaunaMakrofauna tanah merupakan kelompok hewan-hewan besar penghuni tanah yang merupakan bagian dari biodiversitas tanah yang berperan penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dekomposisi bahan organik pada makrofauna tanah lebih banyak berperan dalam proses fragmentasi serta memberikan fasilitas lingkungan yang baik bagi proses dekomposisi lebih lanjut yang dilakukan oleh kelompok mikrofauna tanah serta berbagai jenis bakteri dan fungi. Peran makrofauna lainnya adalah dalam perombakan materi tumbuhan dan hewan mati, pengangkutan materi organik dari permukaan ke tanah, perbaikan struktur tanah dan proses pembentukan tanah (Irwan 2002).Makrofauna tanah terdiri dari berbagai jenis fauna dengan panjang > 4 mm, diameter tubuh > 2mm, sebagian besar terdiri dari kelompok Arthropoda, Moluska dan Cacing Tanah. Di dalam pengelolaan ekosistem tanah, makrofauna memiliki peran sangat penting terutama dalam pemeliharaan sifat fisika-biologi tanah. Biodiversitas makrofauna tanah sangat variatif, tergantung sistem penggunaan lahan (Sugiyarto 2007).Peranan makrofauna terhadap kesuburan tanah adalah kemampuannya memotong-motong bahan organik menjadi ukuran yang lebih kecil dan kemudian mencampurnya dengan bahan tanah. Dapat dikatakan bahwa makrofauna mempunyai peranan penting dalan pembentukan agregat tanah. Mikrobia tanah mempunyai dua peranan dalam kesuburan tanah. Pertama, sebagai mesin yang mengatur daur hara secara simultan sehingga membuat hara tersedia bagi tanaman dan menyimpan hara yang belum dimanfaatkan tanaman. Kedua, melaksanakan sintesis terhadap sebagian besar bahan organik yang bersifat stabil, seperti humus yang berfungsi sebagai penyimpan hara dan sangat berperan dalam memperbaiki struktur hara (Sutanto 2002).

2. MesofaunaKeberadaan mesofauna dalam tanah sangat tergantung pada ketersediaan energi dan sumber makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Ketersediaan energi dan hara bagi mesofauna tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas mesofauna tanah akan berlangsung baik dan timbal baliknya akan memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah. Sistem tanah, interaksi biota tanah tampaknya sulit dihindarkan karena biota tanah banyak terlibat dalam suatu jaring-jaring makanan dalam tanah (Arief 2001).Mesofauna (tungau dan collembolans) dan mikrofauna (protozoa dan nematode) memakan bakteri dan jamur mycelia mencegah pertumbuhan inokulum jamur. Selain itu mesofauna juga mempengaruhi distribusi spesies dalam seresah dan merupakan dekomposer utama dalam yang penting dalam lahan gambut. Collembolans adalah mesofauna yang paling toleran terhadap basah, kering sehingga dapat mendukung pada setiap lokasi di semua tahapan suksesi drainase (Laiho 2001).Mesofauna terdiri dari enchytraeds, collembolan (serangga), acarina (mites), berhubungan dengan pori tanah yang terisi udara. Grup ini pemakan utama bahan organik dan hifa fungi yang berkaitan dengan dekomposisi bahan organik. Bahan fekal dari grup ini berperan dalam perbaikan agregat tanah pada permukaan horison tanah (Suwardji 2008).3. MikorizaDalam bahasa latin, istilah mikoriza (mycorrhyza) merupakan gabungan dari kata myces yang berarti jamur (cendawan) dan rhyza yang artinya akar. Hubungan antara cendawan dan akar ini hanya terjadi pada akar tumbuhan khususnya akar halus dan masih muda serta tidak pernah pada bagian yang lain (Muin 2001 dalam Widiarti 2007). Mycorrhiza arbuskular merupakan cendawan yang menjadi salah satu alternatif teknologi untuk membantu pertumbuhan serta meningkatkan produktifitas dan kualitas tanaman, terutama tanaman hortikultura dan perkebunan. Simbiosis antara Mycorrhiza dengan tanaman inang akan meningkatkan penyerapan unsure hara serta ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan serangn pathogen akar (Rohimat 2002).Mikoriza adalah struktur yang terbentuk karena adanya simbiosis jamur dan akar tumbuhan tinggi. Mikoriza ditandai dengan adanya pembengkakan pada akar dan terlihat miselium pada potongan melintangnya. Banyak Ascomycota dan Basidiomycota yang bersimbiosis dengan akar muda dari semak dan pepohonan. Asosiasi ini dinamakan mikoriza (Karmana 2007).Tanaman yang memiliki mikoriza akan tumbuh lebih baik dari tanaman tanpa mikoriza. Penyebab utamanya adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur hara makro maupun mikro. Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman (Anas 2007).C. Metodelogi Praktikum1. Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum Pengenalan Makrofauna, Mesofauna, dan Mikoriza dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 30 Oktober 2013 pukul 08.50-11.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Alata. Mikroskopb. Lup/kaca pembesarc. Petridishd. Pinsete. Saringan 3 tingkatanf. Preparatg. Deglass

3. Bahana. Mesofauna dan makrofauna dari lahan basahb. Mesofauna dan makrofauna dari lahan keringc. Mesofauna dan makrofauna dari agroforestid. Air/aquadeste. Sampel tanah (rhizosfer)4. Cara Kerjaa. Pengamatan makrofauna dan mesofauna1) Mencari mesofauna dan makrofauna pada lahan basah, lahan keing dan agroforesti.2) Mencuci mesofauna dan makrofauna dengan air bersih lalu meletakkan pada petridish3) Mengambil fauna dengan pinset dan amati dengan lup atau kaca pembesar.4) Menggambar , mengidentifikasi fungsi dari setiap faunab. Isolasi VAM1) Mencampurkan sampel tanah (25 gram) dengan air (100ml) (perbandingan tanah : air = 1:5-10) dalam gelas piala, kemudian mengaduk rata dan membiarkan beberapa detik agar partikel kasar mengendap.2) Menuangkan cairan (didekentasi) melalui saringan kasar (250 mikron) untuk memisahkan partikel kasar. Menampung cairan yang melewati saringan pertama. Mencuci saringan dengan air mengalir , jangan menggunakan tangan atau benda lain karena dapat merubah ukuran saringan.3) Menyaring kembali hasil tampungan dari saringan kedua dengan ukuran saringan yang lebih halus (90 mikron). Menampung hasil saringan kedua dan cuci saringan dengan air mengalir.4) Menyaring hasil saringan kedua untuk terakhir kali dengan saringan paling halus (60 mikron). Memindahkan sisa yang tertinggal pada saringan dalam cawan petri (+/- 4 petri). Caranya: balik saringan, semprot pada bagian yang terdapat seresah yang tertinggal dengan air dan taruh cawan Petri di bawah saringan.5) Mengamati hasil saringan pada cawan petri di bawah mikroskop binokuler, pisahkan spora dari seresah organic dan hitung jumlah sporanya,D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan1. Hasil PengamatanTabel 4.1 Hasil Pengamatan Pengenalan Meso dan Makro FaunaNoTempat

WaktuFotoNama FaunaCiri-ciri

1SawahSelasa, 22 Oktober 2013Pukul 09.00 WIB1. Keong Bercangkang Tubuhlunak Memilikitentakel yangdiujungadamata

2. Belalang Tubuhterbagimenjadi 3 bagian, kepala, thorax, dan abdomen Memiliki 3 pasang kaki Memilikiantena

3. Cacing Tubuhnyasimetri bilateral Berwarnacoklatkemerahan Tubuhberuas-ruas

2TegalanSelasa, 22 Oktober 2013Pukul 14.00 WIB1. Belalang Tubuhterbagimenjadi 3 bagian, kepala, thorax, dan abdomen Memiliki 3 pasang kaki Memilikiantena

2. Kepik Berbentukbulat Berkaki 6 (3 pasang) Berwarna orange Mempunyai 2 pasangsayap

3PohonSelasa,22 Oktober 2013Pukul 15.00 WIB1. Ulat Berwarnahijau Memilikibanyak kaki

2. SemutRangrang Memiliki antenna Memiliki 3 pasang kaki Terdiridarikepala, thorax, dan abdomen Bagianbelakangtubuhnyaruncingbiasanyamenyengat

4SemakSelasa,22 Oktober 2013Pukul 09.00WIB1. Semut Memiliki antenna Memiliki 3 pasang kaki Terdiridarikepala, thorax, dan abdomen

2. Kecoa Terdiridarikepala, abdomen, dan thorax Bersayapkuat

3. Belalang Tubuhterbagimenjadi 3 bagian, kepala, thorax, dan abdomen Memiliki 3 pasang kaki Memilikiantena

5AgroforestiRabu,23 Oktober 2013Pukul 10.00 WIB1. Capung Memiliki 2 sayaptransparan Berwarnahijau Memiliki 3 pasang kaki Memilikimatamajemuk

2. Kumbang Bentuktubuh oval Berwarnamerah (orange cerah) Bermatatunggal Memiliki 2 pasangsayap, 1 pasangsayap membrane dan 1 pasangsayapkeras Memilikipolabercak yang khaspadatubuhnya

3. BelalangSembah Berwarnacoklat Tubuhterbagimenjadi 3 bagian, kepala, thorax, dan abdomen Memiliki 3 pasang kaki Memilikimatamajemuk Memiliki antenna

4. Mesofaunaberbentuksepertitungau Berwarnamerah Berbentuklonjong Memilikisungutpendek Berkakikecil-kecil

Sumber : Logbook2. PembahasanSistem klasifikasi fauna tanah berdasarkan ukurannya dibagi menjadi 3, yaitu: Mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna. Mikrofauna adalah hewan tanah yang berukuran sangat kecil yaitu kurang dari 0,02-0,20 mm. Mesofauna tanah adalah hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 0,16-10,4 mm. Menurut Setiadi (1989), peranan terpenting dari organisme tanah di dalam ekosistemnya adalah sebagai perombak bahan anorganik yang tersedia bagi tumbuhan hijau. Nutrisi tanaman yang berasal dari berbagai residu tanaman akan mengalami proses dekomposisi sehingga terbentuk humus sebagai sumber nutrisi bagi tanah. Dapat dikatakan bahwa peranan ini sangat penting dalam mempertahankan dinamika ekosistem alam. Makrofauna adalah semua hewan tanah yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa bantuan mikroskop dan berukuran 10,4-83,2 mm. menurut Irwan (2002), makrofauna tanah mempunyai peran penting dalam memperbaikai sifat tanah yaitu fisat fisika, kimia, dan biologi tanah. Contohnya dalam dekomposisis bahan organic, makrofauna ini banyak berperan pada fragmentasi serta memberikan fasilitas lingkungan yang baik bagi proses dekomposisis lebih lanjut. Peran makrofauna lainnya adalah perombakan materi tu,buhan dan hewan mati, pengangkutan materi organik dari permukaan ke tanah, perbaikan struktur tanah dan proses pembentukan tanah.Pada praktikum kali ini, praktikan menggamati jenis makrofauna dan Mesofauna yan ada pada 5 lahan yaitu, sawah, tegalan, pohon, semak, dan agroforesti. Untuk setiap lahan ditemukan perbedaan fauna yang ditemukan. Keanekaragaman ini dipengaruhi oleh berbagai factor. Menurut Burge 1967 didalam Saptono (2005) menyebutkan beberapa factor yang menyebabkan keanekaragaman fauna ini yaitu: kelembaban, suhu, dan makanan. Factor ini lebih mengacu pada keadaan lingkungan umum yang menyebabkan keanekaragaman fauna. Sedangkan menurut Brown (1978) berpendapat bahwa factor yang mempengaruhi keanakaragaman ini ditentukan oleh factor dari tanah itu sendiri yakni: tektur tanah, ruang pori tanah, kelembapan tanah, temperature, dan atmosper dalam tanh tersebut. Selain itu yang meyebabkan perbedaan persebaran fauna tanah adalah yaitu factor habitatnya dan makanannya. Ada beberapa fauna yang tumbuh ditempat yang spesifik atau tertentu. Setiap fauna memiliki makanan yang berbeda-beda, dari sisilah adanya perbedaan persebaran fauna yang diamati diberbagai lahan. Pada lahan sawah kami temukan fauna cacing kecil, keong, dan belalang. Pada lahan tegal ditemukan: belalang dan kepik. Pada pohon ditemukan semut rangrang, dan ulat pohon. Pada semak-semak ditemukan semut, belalang, dan kecoa. Sedangkan untuk agrofoesti ditemukan capung, kumbang, belalag sembah, dan Mesofauna berbentuk seperti tungau. Dari semua lahan yang diteliti Cuma ada beberapa fauna yang termasuk mesofauna. Yaitu Mesofauna berbentuk seperti tungauberwarna orange.Peranan cacing tanah adalah kotoran cacing tanah (cast) mengandung unsur hara yang tinggi. Aktivitas cacing tanah mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara N, P, dan K di dalam tanah. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur pokok bagi tanaman. Selain menyuburkan tanah, lubang bekas jalan cacing tanah juga berfungsi memperbaiki aerasi dan drainase di dalam tanah sehingga tanah menjadi gembur. Cacing tanah juga membantu pengangkutan sejumlah lapisan tanah dari bahan organik dan memperbaiki struktur tanah (Sambroek 2001). Untuk fauna yang kelompok kami temukan di 5 lahan yang berbeda, kebanyakan bersifat sebagai hama tanaman seperti keong, belalang, ulat, kepik, kecoa, kumbang dsb. Namun binatang yang kami temukan juga bisa termasuk daalam musuh alami dari serangga, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama seperti contohnya belalang sembah.Berikut adalah karakteristik hewan yang kami temukan pada 5 lahan yang diteliti: pada sawah, Keong yang mempunyai karakteristik bercangkang, tubuh lunak, memiliki tentakel yang diujung ada mata. Belalang: tubuh terbagi menjadi 3 bagian, kepala, thorax, dan abdomen, Memiliki 3 pasang kaki, memiliki antenna. Cacing: Tubuhnya simetrik bilateral, berwarna coklat kemerahan, Tubuh beruas-ruas. Dan yang di tegal yaitu, Kepik: berbentuk bulat, berkaki 6 (3 pasang), berwarna orange berbintik hitam, mempunyai 2 pasang sayap, dan belalang. Fauna yang berada dipohon, yaitu: ulat yang mempunyai karakteristik berwarna hijau dan memiliki banyak kaki dan Semut Rangrang yang memiliki cirri memiliki antenna, memiliki 3 pasang kaki, terdiri dari kepala, thorax, dan abdomen, bagian belakang tubuhnya runcing biasanya menyengat. Pada lahan semak, yang didapat adalah kecoa yang mempunyai cirri-ciri Terdiri dari kepala, abdomen, dan thorax, bersayap kuat kami juga menemukan semut rangrang dan belalang disana. Sedanng untuk lahan agroforesti menemukan 4 buah fauan yaitu, capung memiliki karakteristik memiliki 2 sayap transparan, berwarna hijau, memiliki 3 pasang kaki, dan memiliki mata majemuk. Kumbang memliki sifat bentuk tubuh oval, berwarna merah (orange cerah), bermata tunggal, memiliki 2 pasang sayap, 1 pasang sayap membrane dan 1 pasang sayap keras, dan memiliki pola bercak yang khas pada tubuhnya. Belalang Sembah memliki karakteristik berwarna coklat, tubuh terbagi menjadi 3 bagian, kepala, thorax, dan abdomen, memiliki 3 pasang kaki, memiliki mata majemuk, memiliki antenna. Dan mesofauna mirip tungau yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut berwarna merah, berbentuk lonjong, memiliki sungut pendek, dan berkaki kecil-kecil.Menurut Suin (2006) dalam literaturnya kehidupan fauna sangat dipengaruhi olrh factor lingkungan baika abiotik maupun biotic. lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap keberadaan fauna tanah antara lain iklim (curah hujan, suhu), tanah (suhu tanah, hara, kelembaban tanah, kemasaman). Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah, dengan demikian suhu tanah akan menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah. Temperatur sangat mempengaruhi aktivitas mikrobial tanah. Aktivitas ini sangat terbatas pada temperatur di bawah 10C, laju optimum aktifitas biota tanah yang menguntungkan terjadi pada suhu 18C-30C. Keadaan iklim daerah dan berbagai tanaman yang tumbuh pada tanahnya serta berlimpahnya mikroorganisme yang mendiami suatu daerah sangat mempengaruhi keanekaragaman relatif populasi mikroorganisme Lingkungan dengan vegetasi penutup lahan yang lambat melapuk umumnya memiliki kepadatan populasi makrofauna yang besar, terutama cacing tanah, karena adanya ketersediaan makanan dalam waktu yang lama. Keanekaragaman dan kepadatan populasi fauna tanah dipengaruhi oleh organisme tanah lainnya, karena semua organisme di dalam tanah saling berinteraksi.Mikoriza dibagi menjadi 2 yaitu Endomikoriza dan Ektomikoriza. Endomikoriza adalah jamur yang hifanya dapat menembus akar sampai bagian korteks. Endomikorizapenting untuk beberapa jenis tanaman polongan karena dapat merangsang pertumbuhan bintil akar. Bintil akar dapat bersimbiotis denganRhizobiumsehingga mempercepat fiksasi nitrogen. Karakteristik dari endomikoriza antara lain akar yang terkena infeksi tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan tipis, hifa masuk kedalam individu sel jaringan korteks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut vasikel dan system percabangan hifa yang dichotomous yang disebut arbuskul seperti yang dikemukakan (Brundrett 2004).Ektomikoriza adalah jamur yang hifanya hanya sampai pada bagian epidermis akar pertumbuhan atau tidak sampai menembus ke dalam korteks akar. Dengan adanya ektomikoriza, akar tumbuhan tidak begitu memerlukan buylu akar. Tumbuhan tumbuhan tersebut dapat memperoleh air dan unsure-unsur hara dari tanah dalam jumlah yang lebih banyak. Sifat dari mikoriza jenis ini adalah akar yang terkena infeksi membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok keluar dan berfungsi sebagai alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak masuk kedalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dindeng sel jaringan korteks membentuk struktur seperti pada jaringtan harti.Manfaat mikoriza antara lain memperbaiki penyerapan air dan hara, peningkatan penyerapan unsur hara makro dan beberapa unsur hara mikro, memperbaiki pertumbuhan akar, memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman, mengurangi guncangan saat pemindahan bibit, mengurangi cekaman karena kekeringan, tahan terhadap patogen dan lebih banyak bunga dan buah yang dihasilkan tanaman.

E. Kesimpulan dan Saran1. KesimpilanBerdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan, antara lain:a. Mikrofauna adalah hewan tanah yang berukuran sangat kecil yaitu kurang dari 0,02-0,20 mm.b. Mesofauna tanah adalah hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 0,16-10,4 mm.c. Makrofauna adalah semua hewan tanah yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa bantuan mikroskop dan berukuran 10,4-83,2 mm.d. Menurut Suin (2006) dalam literaturnya kehidupan fauna sangat dipengaruhi olrh factor lingkungan baika abiotik maupun biotic.e. Fauna yang didapat dari sawah: keong, cacing, belalang. Tegal: belalang, kepik. Pohoh: ulat, semut rangrang. Semak: kecoa, semut, belalang. Agroforesti: capung, kumbang, belalang sembah. Dan mesofauna mirip tungau.f. Endomikoriza adalah jamur yang hifanya dapat menembus akar sampai bagian korteks.g. Ektomikoriza adalah jamur yang hifanya hanya sampai pada bagian epidermis akar pertumbuhan atau tidak sampai menembus ke dalam korteks akar.h. Manfaat mikoriza antara lain memperbaiki penyerapan air dan hara, peningkatan penyerapan unsur hara dll.2. SaranSaran yang dapat diberikan pada praktikum acara Pengenalan Mesofauna, Makrofauna, dan Mikoriza ini sebagai berikut:a. Co.ass menjelaskani mana yang termasuk mesofauna dan makrofauna agar saat praktikum berlangsung tidak terjadi kekeliruan. b. Praktikan harus lebih serius lagi dalam melakukan praktikum sehingga data hasil pengamatan dapat dipertanggung jawabkan.DAFTAR PUSTAKAAnas 2007. Bioteknologi Tanah. Laboratorium Biologi Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. IPB.Arief 2001. Hutan dan Kehutanan. Jakarta: Kanisius.Brundrett MC 2004. Diversity and classification of mycorrhizal associations. J.Biol Rev 79:473495.Irwan ZD 2002. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi: Ekosistem,Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.Karmana Orman 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama.Laiho A Raija 2001. Pengaruh Tingkat Air dan Nutrisi pada Distribusi Spasial Tanah Mesofauna di Lahan Gambut untuk Kehutanan di Finlandia. Terapan Ekologi Tanah 16 (2001) 1-9.Rohimat Iim 2002. Teknis Inokulasi Mycorryza arbuskular Pada Bibit Jambu Mete. Buletin Teknik Pertanian. Vol 7(2): 110-125Sabtono H 2005. Keanekaragaman Binatang Tanah Makro di Seresah Antar Macam Penutupan Lahan dan Ketinggian Tempat: Kasus di Kelompok Hutan Gunung Galunggung, RPH Cigalontang dan RPH Leuwihsari, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya, Perum Perhutani Unit III jaea Barat (Skripsi). Bogor: LSI, ITB.Sambroek 2001. Amazon Soils. Netherlands: Centre for Agricultural Publivations and Documentation. Setiadi Y 1989. Pemanfaatan Mikro Organisme dalam Kehutanan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antara Universitas Bioteknologi IPB. Bogor: IPB Press.Sugiyarto 2007. Konservasi Makrofauna Tanah dalam sistem Agroforestri. Jurnal Penelitian Program Studi Biosains Pascasarjarjana UNS, Jurusan Biologi FMIPA UNS Puslitbang Bioteknologi dan Biodiversitas LPPM UNS Surakarta.Sutanto Rachman 2002. Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius.Suwarji 2008. Cacing Tanah dan Jenis Fauna Tanah Lain. http:// www.suwardji.com/paper. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2013.65