acara 4

15
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN PENGENALAN RICE MILL UNIT Oleh: Catur Ari Setyawan A1H008028 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Upload: indah-z

Post on 28-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA 4

LAPORAN PRAKTIKUMMESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

PENGENALAN RICE MILL UNIT

Oleh:

Catur Ari SetyawanA1H008028

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2009

Page 2: ACARA 4

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Biji-bijian, sebagai salah satu hasil dari tanaman pangan, adalah kelompok

bahan yang sangat penting sebagai sumber bahan pangan dan juga bahan pakan.

Beberapa bahan pangan penting yang termasuk ke dalam kelompok biji-bijian

adalah padi, jagung, kedelai, dan kacang tanah. Biji-bijian dengan kandungan pati

yang tinggi biasanya dikonsumsi sebagai bahan pangan pokok (seperti beras dan

jagung), sedangkan biji-bijian dengan kandungan protein dan lemak yang tinggi

biasanya dikonsumsi sebagai bahan pangan pelengkap (seperti kedelai dan kacang

tanah).

Biji-bijian adalah bahan pangan yang mempunyai daya tahan tinggi karena

tidak mudah rusak saat diangkut dan tahan lama bila disimpan dengan cara yang

benar, dan sebelumnya diolah dengan cara yang benar pula contohnya adalah

padi. Namun demikian kegagalan dalam penggunaan teknologi pascapanen yang

baik dapat menyebabkan terjadinya susut mutu dan susut bobot dalam waktu yang

singkat. Sedikitnya ada tiga faktor yang dapat menimbulkan susut pada biji-bijian,

baik susut mutu maupun susut bobot, yaitu faktor fisik, faktor biologis, dan faktor

fisiologis. Susut yang disebabkan oleh faktor fisik dapat terjadi selama kegiatan

panen, perontokan, pengeringan, dan pengangkutan

Oleh karena itu, selain di tingkat on-farm penanganan pascapanen padi juga

perlu diperhatikan dengan baik. Pemanenan, perontokan, penjemuran, dan

penggilingan padi harus dilakukan dengan cara dan teknologi yang tepat, untuk

menekan susut mutu dan susut jumlah. Penggilingan padi mempunyai peranan

yang sangat vital dalam mengkonversi padi menjadi beras yang siap diolah untuk

dikonsumsi maupun untuk disimpan sebagai cadangan. Hal ini dikarenkan

penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pasca panen,

pengolahan dan pemasaran gabah atau beras sehingga merupakan mata rantai

Page 3: ACARA 4

penting dalam suplai beras, agar beras yang dihasilkan tersebut memiliki kuantitas

dan kualitas yang baik.

B. Tujuan

1. mengetahui bagian-bagian rice mill unit yang digunakan beserta fungsinya

2. mengetahui prinsip kerja rice mill unit

3. mengukur laju dan rendemen penggilingan gabah

Page 4: ACARA 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem penggilingan padi, baik ditinjau dari kapsitas giling, maupun teknik

penggilingan akan berpengaruh terhadap mutu beras. Sistem penggilingan padi

secara tidak langsung juga menentukan jumlah dan mutu hasil sampingnya,

terutma bekatul dan menir. (http://www.agribisnis.web.id)

Penggilingan dengan kapasitas besar dan continue, umumnya

menghasilkan beras dengan mutu bagus dan rendemen beras keseluruhan tinggi

(63-67%). Penggilingan kapasitas besar biasanya dilengkapi dengan grader,

sehingga menir langsung dipisahkan dari beras kepala.

(http://www.agribisnis.web.id)

Kapasitas Giling

Berdasarkan kapasitas giling, penggilingan padi dikelompokkan menjadi 3,

yaitu: penggilingan padi skala besar (PPB), penggilingan padi skala sedang/

menengah (PPS), dan Penggilingan padi skala kecil (PPK).

Penggilingan padi skala besar, yaitu penggilingan padi yang menggunakan

tenaga penggerak lebih dari 60 Hp dan kpasitas produki lebih dari 1000 kg/jam,

baik menggunakan sistem kontinu maupun diskontinu. PPB secara kontinu terdiri

dari satu unit penggilingan padi lengkap, semua mesin pecah kulit, ayakan dan

penyosoh berjala secara kontinu. PPB diskontinu minimal terdiri dari empat unit

mesin pemecah kulit dan empat unit mesin penyosoh yang dioperasikan tidak

sinambung atau masih menggunakan tenaga manusia untuk memindahkan dari

satu tahapan proses ke tahapan lain.

Penggilingan padi skala sedang menggunakan tenaga penggerak 40-60 Hp,

dengan kapasitasproduksi 700-1000 kg/jam. Umumnya PPS terdiri dari dua unit

mesin peeah kulit dan dua unit mesin penyosoh.PPS ini mengunakan system semi

kontinu, yaitu mesin pecah kulitnya kontinu, sedangkan mesin sosoh-nya masih

manual.

Page 5: ACARA 4

Penggilingan padi skala kecil ialah penggilingan padi yang mengunakan

tenaga 20-40 Hp, dengan kapsitas produksi 200-700 kg/ jam. Penggilingan padi

manual yang terdiri dua unit mesin pemecah kulit dan dua unit mesin penyosoh

sering disebut Rice Milling Unit (RMU).

Teknik Penggilingan

Berdasarkan teknik penggilingannya, penggilingan padi dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu pengilingan kontinu, semi kontinu dan diskontinu. Sistem

penggilingan kontinu adalah system penggilingan dimana seluruh tahapan proses

berjalan langsung/ ban berjalan. Mesin ini terdiri dari mesin pembersih gabah,

pemecah kulit, pengayak beras pecah kulit (paddy saparation), penyosoh

(polisher), dan ayakan beras (grader).

System semi kontnu, yaitu system penggilingan padi dimana mesin

pemecah kulitnya dioperasikan secara kontinu, namun mesin penyosohyna masih

manual.Umumnya system ini terdapat pada PPS. Pada system dikontinu, seluruh

proses dilakukan secara manual, umumnya dilakukan pada PPK.

Penggilingan padi yang hanya terdri dari mesin pecah kulit (husker) dan

mesin penyosoh beras (polisher) memiliki rendemen yang rendah dan mutu beras

yang kurang baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar

Pengembangan Mekanisasi Pertanian tahun 2003 menunjukkan bahwa

penggilingan padi yang hanya terdiri dari husker dan polisher mempunyai

rendemen rata-rata sebesar 55,71% dengan mutu beras yang dihasilkan adalah

74,25 % beras kepala dan beras patah dan menir sebesar 15%. Dengan

penambahan mesin separator (pemisah beras pecah kulit dengan gabah yang

belum terkupas) akan meningkatkan rendemen sebesar 0,94% dan dengan

penambahan mesin cleaner (pembersih gabah) akan meningkatkan rendemen

sebesar 0,95%.

Page 6: ACARA 4

Penggilingan padi secara mekanis dapat dikatakan memadai, apabila terdiri

dari mesin

1. Mesin Pembersih Gabah (Paddy Cleaner)

Berfungsi unuk memisahkan kotoran/ benda asing yang bercampur di dalam

gabah. Setelah melalui mesin ini akan mengalami penyusutan berat yang

besarnya sangat tergantung pada jumlah kotorannya.

2. Mesin Pecah Kulit (Paddy Husker)

Berfugsi untuk mengupas kulit gabah. Pada mesin pecah kulit yang berkualitas

baik, ratio pengupasan ditentukan antara 85-90% gabah sudah terkupas dan 10-

15% gabah belum terkupas. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ratio

pengupasan adalah kualitas roll karet yang digunakan.

3. Separator

Berfungsi untuk memisahkan gabah yang bercampur dengan beras pecah kulit.

Dengan adanya separator maka daya tahan komponen utama pada mesin

pemutih menjadi awet, karena proses pengelupasan kulit ari selama masih di

dalam ruang pemutihan, murni, hanya berdasarkan pergesekan antar beras

pecah kulit.

4. Mesin Pemisah Batu (De-Stoner)

Berungsi untuk memisahkan batu yang bercampur dengan beras pecah kulit.

5. Mesin Pemutih Batu (Abrassive)

Berfungsi sebagai pra-poles atau untuk mengawali proses pengelupasan lapisan

kulit ari beras yang menutup biji beras dari setiap pemutihan yang lebih dari

satu pass. Dengan memakai mesin pemutih batu, disamping tingkat butir patah

dapat ditekan pada presentase yang terkecil juga tingkat derajat sosoh diatur

sejak dari fase ini. Sehingga untuk fase selanjutnya beban gaya gesek beras

menjadi berkurang.

6. Mesin Pemutih Besi (Friction)

Berfungsi sebagai pemutih akhir dari rangkaian proses pemutihan beras 2 atau

3 kali proses/ pass pemutihan/ penyosohan.

Page 7: ACARA 4

7. Mesin Pengkilap (Rice Refiner)

Berfungsi untuk mencuci permukaan biji beras, dimana umumnya masih

terdapat katul yang menempel. Beras yang dihasilkan oleh mesin ini selain

secara visual tampak kilap (benih kaca) dan bila disimpan dapat bertahan lama.

8. Mesin Pemecah Menir (Rice Sifter)

Berfungsi untuk memisahkan kandungan menir yang bercampur didalam beras

kepala maupun beras patah.

9. Mesin Pemisah Antara Beras Kepala dan Beras Patah (Rice Grader)

Berfungsi untuk memisahkan beras kepala dari percampuran beras patah.

Keberadaan mesin ini terutama diperuntukkan untuk membuat beras berkulitas

ekspor/ super.

Namun secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam industry

penggilingan padi dikelompokkan sebagai berikut:

1. Mesin pemecah kulit/ sekam atau pengupas kulit/ sekam gabah kering giling

(husker atau huller)

2. Mesin pecah gabah atau beras pecah kulit (brown rice separator)

3. Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher)

4. Mesin pengayak bertingkat (sifter)

5. Mesin atau alat bantu pengemasan

Rice Mill Unit

Rice Mill Unit (RMU) merupakan jenis mesin penggiling padi generasi baru

yang kompak dan mudah dioperasikan,dimana proses pengolahan gabah menjadi

beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass process). RMU rata-rata

mempunyai kapasitas giling kecil yaitu 0,2 hingga 0,7 ton/ jam. Mesin ini terdiri

dari beberapa mesin yang disatukan dalam rancangan yang kompak dan bekerja

secara harmoni dengan tenaga penggerak tunggal.

Di dalam RMU terdapat bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau

mengupas gabah, bagian mesin yang berfungsi memisahkan beras pecah kulit dan

gabah dari sekam lalu membuang sekamnya, bagian mesin yang berfungsi

mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk dikembalikan ke pengumpan,

Page 8: ACARA 4

bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan mengumpulkan dedak, dan bagian

mesin yang berfungsi melakukan pemutuan berdasarkan jenis fisik beras (beras

utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir). Kesemua fungsi tersebut

dikemas dalam satu mesin yang kompak dan padat, sehingga praktis dan mudah

digunakan.

Mesin yang berfungsi menyosoh pada rice mill unit, memiliki beberapa tipe,

yaitu:

1. Tipe tekan (Pressure Type, Friction Type)

2. Tipe gesekan (Speed Type, Grinding Type, Abrasive Roll Type)

3. Tipe benturan (Collision Type)

Pada tipe tekan (Friction Type), proses penyosohan dilakukan dengan

memberikan tekanan pada butiran-butiran beras. Tekanan ini diteruskan kepada

semua butiran beras, sehingga masing-masing butiran akan bergesekan satu sama

lain danterkupaslah lapisan dedak halusnya. Lapisan dedak ini akan terpotong-

potong menjadi butiran-butiran kecil.

Pada tipe gesekan (Speed Type, Grinding Type, Abrasive Roll Type), lapisan

dedak halus pada beras pecah kulit digosok oleh batu gerinda yang mempunyai

permukaan yang kasar dan berputar pada sebuah sumbu. Lapisan luar pada tiap

butiran BPK akan dipecah dan dirobek oleh permukaan batu tajam, tetapi akan

selalu aus. Bagian ini berputar cepat pada sumbunya. Pecahan dedak halusnya

lebih kecil dan lebih halus daripada yang dihasilkan oleh tipe tekan. Permukaan

batu gerinda pada tipe gesekan dapat merobek lapisan dedak halus dan

menghaluskan permukaan butiran-butiran biji tanpa mengakibatkan telalu banyak

pecahan biji, sekalipun bagian dalam biji masih agak lunak. Pda tipe ini tekanan

yang diberikan pada butiran beras cukup besar, sehingga butiran beras akan saling

berdesak-desakan dan bergesekan satu sama lain. Masing-masing akan

melepaskan lapisan dedak halusnya sehingga hasil akhirnya akan lebih bersih dan

seragam. (Mulyoto Hardjosentono, dkk, 1978)

Page 9: ACARA 4

Alur perlakuan dalam proses penggilingan gabah/beras menggunakan rice mill

unit.

Rendeman Giling

Rendemen dalam pengertian yang sederhana adalah presentase hasil bagi

antara berat beras gilling yang dihasilkan dengan berat gabah yang digilling.

Dengan kata lain rendeman gilling merupakan keuntungan atau kelebihan dalam

pendapatan, sebagai akibat daripada usaha kerja. Rendeman dalam kaitannya

dengan usaha kerja penggilingan, secara matematis dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Rendeman (%) =

Gabah yang digiling dan menjadi beras adalah gabah yang berisi/ bernas.

Jadi yang dimaksud dengan gabah yang digiling tersebut di atas, adalah gabah

yang benar-benar bebas dari kotoran. Oleh karena itu jika gabah yang digiling

masih mengandung unsur kotoran maka secara matematis rumus perhitungan

rendeman tadi akan berubah.

Page 10: ACARA 4

III. METODOLLOGI

A. Alat dan bahan

1. rice mill unit

2. gabah

3. timbangan

4. kantong plastic

5. stopwatch

B. Prosedur praktikum

1. bagian-bagian serta fungsi rice mill diamati, digambar serta ditulis

2. prinsip kerja rice mill dicatat

3. laju penggilingan gabah diukur

Laju penggilingan gabah merupakan perbandingan antara berat gabah

yang digilingdengan waktu yang dibutuhkan untuk penggilingan.

Dirumuskan:

Dimana:

q = laju penggilingan gabah (kg/jam)

W= berat gabah (kg)

T = waktu (detik)

4. rendemen penggilingan dihitung

Rendemen penggilingan diperoleh dari perbandingan berat beras yang

dihasilkan dengan berat gabah sebelum digiling. Selain itu, juga dihitung

persentase kotoran, yang dikeluarkan (sekam dan dedak) dengan

membandingkan antara berat kotoran dengan berat gabah sebelum

digiling.

Page 11: ACARA 4