acara 4 gentum persilangan dihibrid

Upload: rohmadiyanto-stranger

Post on 02-Jun-2018

310 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    1/23

    LAPORAN PRAKTIKUMGENETIKA TUMBUHAN

    ACARA IVPERSILANGAN DIHIBRID

    Semester :Ganjil 2014

    Oleh :RohmadiyantoA1L013024/A

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS PERTANIANLABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI

    PURWOKERTO2014

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    2/23

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perkawinan pada makhluk hidup dilakukan agar mendapatkan keturunan

    untuk menjaga kelestarian makhluk hidup tersebut. Perkawinan pada

    umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu perkawinan vegetatif (aseksual)

    dan perkawinan generatif (seksual). Perkawinan vegetatif dapat dilakukan

    dengan berbagai cara, misalnya dengan pembelahan sel, spora, setek, dan

    cangkok. Perkawian generatif pada umumnya dilakukan oleh makhluk hidup

    tingkat tinggi dan diperlukan adanya gamet-gamet sel kelamin yang berbeda

    jenis kelaminnya.

    Percobaan perkawinan silang pertama kali diuji coba pada tahun 1822

    oleh Gregor Mendel yang berasal dari Austria. Mendel menggunakan tanaman

    ercis untuk mempelajari perbedaannya dan melakukan persilangan pada

    tanaman tersebut. Setelah dilakukan percobaan diketahui bahwa gen

    merupakan faktor penentu keturunan dan kromosom merupakan pembawa

    faktor keturunan. Kemudian diketahui bahwa gen diwariskan tertua kepada

    keturunannya melalui gamet sedangkan alel merupakan sepasang gen yang

    memiliki pengaruh berlawanan.

    Persilangan dihibrid, digunakan lalat Drosophila melanogaster sebagai

    sampelnya. Banyak hal yang dapat dijasikan alasan kenapa dipilih lalat

    Drosophila melanogaster sebagai sample. Penggunaan lalat Drosophila

    sebagai materi percobaan genetika sudah berlangsung sejak awal abad ke 20

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    3/23

    ini ( sekitar tahun 1903 ) dengan demikian data yang terkumpul sudah sangat

    banyak. Diantara faktor penentu penggunaan lalat ini untuk sample yaitu

    karena pada lalat Drosophila melanogaster mempunyai suatu mekanisme

    suatu penentuan kelamin yang seimbang. Suatu keseimbangan antara jumlah

    perangkat autosom dan jumlah kromosom X, menentukan prototipe seksual

    lalat buah. Beberapa keuntungan lain yang diperoleh dari penggunaan lalat

    Drosophila melanogaster diantaranya adalah Mudah didapat, Pemeliharaan

    mudah dan murah, Sikus hidup pendek, Mudah membedakan antara lalat

    jantan dan betinanya, Jumlah keturunan yang dihasilkan dalam satu siklus

    hidupnya sangat banyak, Memiliki banyak mutan, Jumlah kromosom sedikit,

    Memiliki kromosom raksasa dalam kelenjar ludah larva, Drosophila jantan

    tidak mengalami pindah silang.

    Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah, dimasukkan dalam

    filum Artropoda kelas Insekta bangsa Diptera, anak bangsa Cyclophorpha

    (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw

    hooks), seri Acaliptrata (imago menetas dengan keluar dari bagian anterior

    pupa), suku Drosophilidae. Jenis Drosophila melanogaster di Indonesia

    terdapat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120 jenis dari suku

    drosophilidae.

    B. Tujuan

    Tujuan pada praktikum kali ini yang berjudul Persilangan Dihibrid

    adalah untuk membuktikan Hukum Mendel II pada persilangan dihibrid.

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    4/23

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    Sifat keturunan yang dapat kita amati/lihat (warna, bentuk, ukuran)

    dinamakan fenotip. Sifat dasar yang tak tampak dan tetap ( artinya tidak

    berrubah-ubah karena lingkungan)pada suatu individu dinamakan genotip.

    Crowder (1986), berpendapat bahwa genotip dan lingkungan dapat fenotip

    atau dengan kata lain fenotip merupakan resultante dari genotip dan

    lungkungan. Dengan demikian, dua genotip yang sama dapat menunjukan

    fenotip yang berbeda, apabila lingkungan bagi kedua genotip itu berlainan.

    Persilangan Dihibrid merupakan perkawinan dua individu dengan dua

    tanda beda. Dalam persilangan Dihibrid dipakai hukum Mendel II, Hukum ini

    disebut Hukum pengelompokkan gen secara bebas (The low of Indepedence

    Assortment of genes), Pemisahan dan pengelompokkan secara bebas

    pasangan gen yang berbeda yang sedang bersegregasi , akan memisah dan

    mengelompok secara bebas. (Crowder1986).

    Persilangan dihibrid biasa menggunakan media tumbuhan untuk

    melakukan percobaan karena tumbuhan mudah ditanam dan mudah untuk

    disilangkan. Sejak W.E Castle memperkenalkan lalat buah Drosophila maka

    banyak penelitian saat ini menggunakan hewan yaitu media lalat buah tersebutkarena lalat Drosophila mudah didapat, memiliki banyak mutan, jumlah

    kromosom yang sedikit, kromosom berukuran raksasa, jumlah keturunan

    banyak, dan lainnya (Yatim, 1986).

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    5/23

    III. METODE PRAKTIKUM

    A. Bahan dan Alat

    Pada praktikum kali ini yang berjudul Persilangan Dihibrid bahan yang

    digunakan adalah lalat Drosophila melanogaster, media lalat, plastic bening,

    chloroform, kapas dan lembar pengamatan. Alat yang digunakan adalah botol

    bening, cawan petridish dan alat tulis.

    B. Prosedur Kerja

    Prosedur kerja pada praktikum kali ini yang berjudul Persilangan

    Dihibrid adalah sebagai berikut :

    1. Lalat Drosophila melanogaster dipilih 10-20 pasang lalat dengan dua

    tanda beda tertentu untuk dikawinkan.

    2. Setelah Nampak terbentuk pupa (6-7 hari setelah dikawinkan), semua

    induk persilangan harus dibuang sebelum pupa-pupa tersebut menjadi

    imago.

    3. Lakukan pengamatan pada keturunan pertamanya (F 1). Apabila

    terdapat lebih dari satu macam fenotip, persilangan ini tidak dapat

    diteruskan hingga F 1 karena hasil seperti ini menunjukkan bahwa

    betina yang digunakan ada yang tidak virgin.

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    6/23

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    1. Drosophila Melanogaster Jantan Normal dan Betina Normal

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    7/23

    2. Lalat Drosophila Melanogaster Motan Ebony

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    8/23

    3. Lalat Drosophila Melanogaster Dumpy

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    9/23

    1. Drosophila Melanogaster Jantan Normal dan Betina Normal

    Persilangan lalat Drosophila :P : Normal x Dumpy

    (SSAA) (SSaa)

    SS: Sayap Panjang

    AA: Warna Badan Abu-Abu

    ss: Sayap 2/3 Panjang Tubuhnya

    aa: Warna Badan Putih

    F1 : SSAa

    Ss: Sayap Panjang

    Aa: Warna Badan Abu-Abu

    F2 : SaAa x SsAa

    9 SSAA : sayap anjang, warna badan abu-abu

    3 SSAa : sayap 2/3 panjang tubuhnya, warna badan abu-abu

    3 Ssaa : sayap panjang, warna badan putih

    1 ssaa : sayap 2/3 panjang tubuhnya, warna badan putih

    Tabel Punnet

    SA sA Sa sa

    SA SSAA SsAA SSAa SsAa

    sA SsAA ssAA SsAa ssAa

    Sa SSAa SsAa SSaa Ssaa

    Sa SsAa ssAa Ssaa ssaa

    Tabel X 2 (chi-square)Karakter Yang Diamati

    S_A_ S_A_ S_A_ A_A_O 99 47 49 29 224

    E 9/16 224= 126

    3/16 224= 42

    3/16 224= 42

    1/16 224= 14

    244

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    10/23

    (|(O E)|) 2

    2

    (|(99-126|) 2=729

    (|(47-421|) 2=25

    (|(149-421|) 2=49

    (|(29-41|) 2=225

    1028

    (|(O

    E)|)2

    2

    5,79 0,59 1,17 16,07 23,62

    X 5,79 0,59 1,17 16,07 23,62

    X2 tabel = 3,84

    X2 hitung = 23,62

    X2hitung > X 2 tabel = 3,84 >23,62 maka hasil pengujian tidak signifikan artinya

    hasil pengujian tidak sesuai dengan perbandingan.

    2. Lalat Drosophila Melanogaster Motan Ebony

    Persilangan lalat Drosophila :

    P : Normal x Dumpy

    (SSAA) (ssaa)

    SS: Sayap panjang

    AA: Warna badan abu-abu

    ss: Sayap 2/3 panjang tubuhnya

    aa: Warna badan putih

    F1 : SSAa

    Ss: sayap panjang

    Aa: warna badan abu-abu

    F2 : SaAa x SsAa

    9 SSAA : sayap anjang, warna badan abu-abu

    3 SSAa : sayap 2/3 panjang tubuhnya, warna badan abu-abu

    3 Ssaa : sayap panjang, warna badan putih

    1 ssaa : sayap 2/3 panjang tubuhnya, warna badan putih

    Tabel Punnet

    SA sA Sa sa

    SA SSAA SsAA SSAa SsAa

    sA SsAA ssAA SsAa ssAa

    Sa SSAa SsAa SSaa Ssaa

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    11/23

    Sa SsAa ssAa Ssaa ssaa

    Tabel X 2 (chi-square)

    Karakter Yang DiamatiS_A_ S_A_ S_A_ A_A_

    O 106 55 56 32 252

    E 141,75 47,25 47,25 15,75 257,5

    (|(O E)|) 2

    1278,06 11,610 76,56 370,56 1736,34

    (|(O E)|) 2

    E

    9,01 0,24 1,62 23,5 34,39

    X 9,01 0,24 1,62 23,5 34,39

    X2 tabel = 7,28

    X2 hitung = 34,39

    X2hitung > X 2 tabel = 3,84 > 23,62 maka hasil pengujian tidak signifikan artinya

    hasil pengujian tidak sesuai dengan perbandingan.

    3. Lalat Drosophila Melanogaster Dumpy

    Persilangan lalat Drosophila :

    P : Normal x Dumpy

    (SSAA) (ssaa)

    SS: Sayap panjang

    AA: Warna badan abu-abu

    ss: Sayap 2/3 panjang tubuhnya

    aa: Warna badan putih

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    12/23

    F1 : SSAa

    Ss: sayap panjang

    Aa: warna badan abu-abu

    F2 : SaAa x SsAa

    9 SSAA : sayap anjang, warna badan abu-abu

    3 SSAa : sayap 2/3 panjang tubuhnya, warna badan abu-abu

    3 Ssaa : sayap panjang, warna badan putih

    1 ssaa : sayap 2/3 panjang tubuhnya, warna badan putih

    Tabel Punnet

    SA sA Sa sa

    SA SSAA SsAA SSAa SsAa

    sA SsAA ssAA SsAa ssAa

    Sa SSAa SsAa SSaa Ssaa

    sa SsAa ssAa Ssaa ssaa

    Tabel X 2 (chi-square)Karakter Yang Diamati

    S_A_ S_A_ S_A_ A_A_O 118 68 69 48 303

    E 141,75 47,25 47,25 15,75 302,995

    (|(O E)|) 2

    2749,69 125,216 148,596 844,628 3868,13

    (|(O E)|) 2

    E

    16,13 2,204 2,615 44,60 65,549

    X 16,13 2,204 2,615 44,60 65,549

    X2 tabel = 7,28

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    13/23

    X2 hitung = 65,549X2hitung > X 2 tabel = 65,549 >7,28 maka hasil pengujian tidak signifikan artinya

    hasil pengujian tidak sesuai dengan perbandingan.

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    14/23

    B. PEMBAHASAN

    Persilangan dihibrid adalah persilangan antara satu gen yang mewakili satu

    sifat. Contoh persilangan tanaman berbiji kuning halus (GGWW) dengan tanaman

    berbiji hijau keriput (ggww).

    Keturunannya adalah kuning halus (G-W-) : kuningkeriput (G-ww) : hijau halus

    (ggW-) : hijau keriput (ggww) = 9 : 3 : 3 : 1 GGWW : GGWw : GGww : GgWW :

    GgWw : Ggww : ggWW : ggWw : ggww = 1 : 2 : 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 2 : 1

    Hukum Mendel II ( Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas ) dinyatakan

    bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan

    mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Berdasarkan hukum Mendel II

    ini, pada persilangan dengan dua sifat beda ( dihibrid ) menghasilkan perbandingan

    fenotip F 2, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 ( Yatim.1986 ).

    Hukum Mendel II berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara

    bebas pengi ke masing-masing kutub ketika rneiosis. Pembuktian hukum ini dipakai

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    15/23

    pada persilangan dihibnda atau pensilangan dengan mempenhatikan dua sifat beda

    dan persilangan polihibrida atau pensilangan dengan banyak sifat beda yang disebut

    juga dengan hukum asortasi.Adanya variasi sinambung suatu sifat dalam populasi jadinya dapat diterangkan

    dengan mengasumsikan bahwa yang mengendalikannya ialah beberapa pasang gen,

    yang efek-efeknya digabung bensama. Hipotesis ini dinamai hipotesis faktor

    berganda (disebut juga teori tentang pewarisan poligenik). Hal ini menyatakan

    bahwa:

    1. Bila dua tipe ekstrim disilangkan, maka keturunannya bensifat intermediet.

    2. Bila dua tipe intermediet disilangkan, kebanyakan dan keturunannya juga

    intermediet, tetapi bebenapa tipe ekstrim juga ada.

    3. Hasil persilangan acak dalarn populasi besar akan menupakan kisaran luas

    tipetipe dengan jumlah tenbesar dalam kisanan tengah dan yang terkecil pada

    ekstrim-ekstrimnya

    Sekarang ini sekurang-kurangnya ada 8 tipe drosophila baru hasil proses mutasi.

    Di bawah ini disajikan gambar dan keterangan tipe mutan Drosophila melanogaster .

    No Gambar Keterangan

    1. Selain lalat Drosophila yangmengalami mutan pada sayapterdapat pula mutan lalat

    Drosophila yang terjadi padawarna tubuh daintaranya adalahlalat Drosophila dengan tubuh

    berwarna kuning atau Yellow-Flies.

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    16/23

    2. lalat Drosophila yang mengalami

    mutan tidak memiliki mata atau

    Eyeless Flies.

    3. Selain itu, terdapat mutan lalat

    Drosophila yang disebut ebony

    yaitu lalat Drosophila yang

    memiliki warna tubuh hitam.

    4. Mutan dari Drosophila yang lain

    adalah sayap yang keriting ataucurly-winged flies.

    5. Macam Drosophila mutan yanglain adalah Drosophila yangmemiliki kepala dikaki atau Leg-Headed Flies

    6. Kelainan pada lalat Drosophila juga terjadi pada warna mata.Seperti gambar disamping, lalat

    Drosophila tersebut memilikiwarna mata orange atau biasadisebut sebagai Orange-eyedFlies.

    7. Lalat Drosophila disamping

    merupakan mutan dari Drosophila

    normal, yaitu Drosophila dengan

    sayap yang pendek atau Short-

    winged Flies.

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    17/23

    8. Lalat Drosophila disamping

    merupakan mutan dari lalat

    Drosophila yang memiliki mata

    putih atau biasa disebut sebagai

    White-eyed Flies.

    Tabel Jenis Mutan Drosophila melanogaster

    Timbulnya berbagai tipe mutan disebabkan adanya proses mutasi. Mutasi

    merupakan peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom

    sehingga menyebabkan perubahan sifat yang diturunkan tetapi bukan sebagai akibat

    persilangan (perkawinan). Selain itu mutasi juga diartikan sebagai kerusakan atau

    penggantian yang terjadi pada molekul DNA, yang ditemukan dalam inti sel dari

    setiap makhluk hidup dan memuat seluruh informasi genetik darinya.

    Pengaruh fenotipik yang ditimbulkan oleh mutasi sangat bervariasi, mulai dari

    perubahan kecil yang hanya dapat dideteksi melalui analisis biokima hingga

    perubahan pada proses-proses esensial yang dapat mengakibatkan kematian sel atau

    bahkan organisme yang mengalaminya. Jenis sel dan tahap perkembangan individu

    menentukan besar kecilnya pengaruh mutasi. Selain itu, pada organisme diploid

    pegaruh mutasi juga bergantung kepada dominasi alel. Dalam hal ini, alel mutan

    resesif tidak akan memunculkan pengaruh fenotipik selama berada di dalam individu

    heterozigotik karena tertutupi oleh alel dominannya yang normal. Penyebab mutasi

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    18/23

    (mutagen) bisa berupa bahan kimia (pestisida, agen alkilase yang mengganggu

    replikasi DNA seperti mustard, dimetil sulfat, dan etil metil sulfat, kolkisin, metana,

    hidroksil amino, bahan fisika ( thorium, uranium, radiasi sinar X, sinar , sinar ,

    dan sinar ), bahan biologi (virus dan bakteri ).

    1. Tanaman Mangga

    Pemuliaan mangga sejauh ini terbatas pada persilangan antar varietas dan

    seleksi bibit alami. Hal ini tentu saja membawa perbaikan pada kualitas dan hasil,

    tetapi gagal untuk memecahkan permasalahan hama, penyakit, dan kelainan. Plasma

    nutfah Magifera indica L. yang tersedia kekurangan gen-gen ketahanan terhadap

    sebagian besar patogen dan serangga. Hibrida-hibrida yang dikembangkan dewasa ini

    dilaporkan bebas dari kesalahan bentuk dan tahan terhadap lalat buah dan kelainan

    pada jaringan (Willy,2008).

    2. Ubi Jalar

    Berdasarkan karakter morfo-agronomi, 24 genotip ubi jalar yang diteliti

    memiliki koefisien ketidakmiripan 2,83-6,98 yang menunjukan ubi jalar unggulan

    hasil pemuliaan memiliki diversitas genetik yang tinggi (Utary,2011).

    3. Tanaman Padi

    Persilangan tanaman padi merupakan proses penggabungan sifat melalui

    pertemuan tepun sari dengan kepala putik dan kemudian embrio berkembang menjadi

    benih. Teknis persilangan padi secara buatan dimulai pemilihan tetua pada petak

    hibridisasi, dilanjutkan kastrasi, hibridisasi, isilasi dan pemeliharaan. Padi varietas

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    19/23

    Rajalele (bunga jantan) dapat disilangkan dengan padi Varietas Sintanur (bunga

    betina) menghasilkan benih F1. Padi varietas Rajalele (bunga jantan) dapat

    disilangkan dengan padi Varietas IR-64 (bunga betina) menghasilkan benih F1. Padivarietas Rajalele (bunga jantan) yang disiliangkan dengan padi varietas Menthik

    Wangi dan Pandan Wangi belum dapat menghasilkan benih F1 karena ada beberapa

    faktor yang mempengaruhi (Renan,2008).

    4. Tanaman Jagung

    Pemuliaan jagung untuk menghasilkan varietas dengan bobot biomas tinggi

    baru dimulai pada tahun 2005, yang diawali dengan evaluasi daya gabung aksesi

    plasma nutfah jagung biomas pada populasi 66.666 tanaman/ha. Hasil evaluasi

    menunjukkan bobot biomas jagung biji putih silang tunggal berkisar antara 90,0-110

    t/ha. Silang tunggal MZ-0159 x MZ-0332 memberikan bobot biomas tertinggi (115

    t/ha) atau terjadi heterosis sebesar 31% terhadap tetua tertinggi (MZ-0159, dengan

    bobot biomas 85,0 t/ha). Varietas Srikandi Putih-1 memberikan bobot biomas 71,0

    t/ha. Untuk jagung biji kuning, bobot biomas silang tunggal berkisar antara 51,0-72,0

    t/ha. Varietas Bima-1 memberikan bobot biomas 72,0 t/ha, dan varietas Sukmaraga

    71,0 t/ha. Perbaikan genetik populasi jagung dapat dilakukan dengan metode seleksi

    daur berulang, sedangkan pembentukan dan perbaikan galur jagung dengan metode

    seleksi pedigree atau silang balik (back cross). Galur yang terpilih pada uji daya

    gabung dapat digunakan untuk membentuk hibrida (Mejaya et all,2005).

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    20/23

    5. Tanaman Cabai

    Persilangan cabai warna merah keriting disilangkan dengan tanaman cabai

    hijau lurus dapat dihasilkan tanaman yang sama dengan induknya dan sifat baruseperti tanaman cabai kuning bergelombang.

    Percobaan yang dihibrid menggunakan lalat normal disilang dengan dumpy

    hasil X 2 hitung 34,39 lebih besar dibanding X 2 tabel 7,28. Hal ini menunjukkan hasil

    tidak signifikan atau tidak sesuai dengan perhitungan. Percobaan selanjutnya dihibrid

    menggunakan lalat normal disilang dengan dumpy hasil X 2 hitung 23,62 lebih besar

    dibanding X 2 tabel 7,28. Hal ini menunjukkan hasil tidak signifikan atau tidak sesuai

    dengan perhitungan. Percobaan yang dihibrid menggunakan lalat normal disilang

    dengan dumpy hasil X 2 hitung 65,549 lebih besar dibanding X 2 tabel 7,28. Hal ini

    menunjukkan hasil tidak signifikan atau tidak sesuai dengan perhitungan.

    Praktikum yang diterima atau signifikan jika X 2 hitung < X 2 tabel. signifikan

    disini berarti diterima karena fenotip-fenotip keturunan yang dihasilkan oleh suatu uji

    silang mengungkapkan jumlah macam gamet yang dibentuk oleh genotip parental

    yang diuji dalam hal ini tidak melenceng dari hasil yang diharapkan (Stansfield,

    1991).

    Pada Percobaan tidak semua hipotesis diterima tetapi ada yang ditolak yaitu

    pada percobaan monohibrid ke 1dan 2 dimana X 2 hitung > X 2 tabel hipotesis ditolak

    atau hasil percobaan tidak sesuai dengan perbandingan yang di harapkan:3:1.

    Persilangan monohibrid ini agak melenceng dari hukum Mendel. Hal ini disebabkan

    oleh beberapa faktor misalnya:

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    21/23

    1. pengambilan data yang salah

    2. perlakuan yang salah

    3.

    tidak cermatnya praktikan tentang apa yang dilakukannya

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    22/23

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A.

    Kesimpulan

    Praktikum kali ini yang berjudul Persilangan Hidibrid kesimpulan yang bisa

    didapatkan adalah sebagai berikut:

    a. Pada praktikum, didapatkan hasil bahwa pada pengujian X 2 tidak ada yang

    signifikan karena pengambilan data yang salah, perlakuan yang salah, dan

    tidak cermatnya praktikan tentang apa yang dilakukannya

    b. Pada praktikum menggunakan lalat Drosophila karena lalat buah ini siklus

    hidupnya pendek dan memiliki kromosomnya sedikit.

    B. Saran

    Praktikum kali ini sebaiknya praktikan benar benar teliti dalam mengenali

    mofologi lalat buah dan diperlukan alat dan bahan yang menunjang dan sebaiknya

    alatnya masih dapat digunakan.

  • 8/10/2019 acara 4 gentum persilangan dihibrid

    23/23

    DAFTAR PUSTAKA

    Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan Edisi Indonesia .Gadjah Mada University

    Press.Yogyakarta.

    Mejaya, M.J., M. Dahlan, F. Kasim, M. Y. Gafar, W. Wakman, M. Adnan, M.Y.Said,

    R. N. Iriany, R. Efendi, Fatmawati, H. Talanca, A. Takdir, S.B. Santoso,M.

    Isnaini, dan M. Nawir. 2005. Ringkasan Laporan Pembentukan Genotipe

    Unggul Jagung Khusus: Jagung QPM, Jagung Pulut, Jagung Biomas, Jagung

    Manis, dan Jagung Umur Genjah. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.

    Renan.2008. Pemuliaan Tanaman Padi (Oryza sativa L) Varietas Lokal Menjadi

    Varietas Lokal yang Unggul . Universitas Wahid Hasyim Semarang.Semarang.

    VOL 4. NO 2, 2008: HAL 62 - 74

    Stansfield, W.D. 1991 . Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal Genetika edisi Kedua.

    Erlangga, Jakarta.

    Utary.2011. Diversitas Genetik Ubi Jalar Unggulan Hail Pemuliaan Tanaman

    UNPAD Berdasarkan Analisis Kluster Karakter Morfologi. Universitas

    Padjajaran.Bandung

    Willy.2008. Pemuliaan Tanaman Mangga .Institut Pertanian Bogor.Bogor

    Yatim, W. 1991. Genetika . Tarsito. Bandung