acara 2
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah
Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267
No. Sampel : 1
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Warna
- Segar : Abu-abu- Lapuk : Coklat
Tekstur- Kristalinitas : Hipokristalin- Granularitas : FaneroporfiritikFabrik- Bentuk : Euhedral-Subhedral- Relasi : InequigranularStruktur
Komposisi Mineral - Mineral Utama : - Ortoklas
- Mineral Tambahan : - Biotit
Massa Dasar (Ortoklas)
Deskripsi Mineral :
Komposisi Nama Mineral Warna Relatisitas
Mineral Utama Ortoklas Putih 60 %
Mineral TambahanBiotit
Massa Dasar (Ortoklas)
Hitam
Abu-abu
15%
25%
Nama Batuan : Syenit Porfiri (Fenton, 1940)
Keterangan : Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar abu-abu, warna
lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin (tersusun dari sebagian kristal
dan sebagian massa dasar), granularitas faneroporfiritik (fenokris tertanam pada
massa dasar kristal), fabrik terdiri dari bentuk yaitu euhedral-subhedral, relasi
inequigranular karena ukuran butirannya tidak sama besar dan struktur dari batuan
ini adalah masif (kompak). berdasarkan ciri fisiknya maka nama batuan ini adalah
Syenit Porfiri (Fenton, 1940).
Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi
(pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma
chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan
viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa
tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan
mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma
homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses
diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral
Ortoklas dengan suhu 500-6000C dan Biotit pada suhu berkisar 6000C. Selama proses
pembekuan magma berlangsung dimana kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan
(bowen reaction series). Mineral-mineral tersebut mulai tersusun dan kemudian turun
kembali akibat dari arus konveksi. Setelah proses tersebut maka magma naik kembali
terjadilah proses asimilasi yaitu proses meleburnya batuan samping akibat naiknya
magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya
bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya lebih
bersifat asam. Sehingga terjadi proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk
agregasi yang kemudian mengalami pencampuran magma, dimana terjadi erupsi
yang cepat dari suatu proses letusan gunung api.
Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan
beku gang (korok) yaitu sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih
atas dan menyusup ke sela-sela pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan
membeku. Proses pembekuan relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur yang terjadi
tidak sekompak batuan beku dalam (intrusif). Karena batuan ini terbentuk di gang
sehingga teksturnya porpiri. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa batuan ini
bernama Syenit Por f iri (Fenton, 1940). Batuan ini berasosi dengan Granit Porfiri.
Kegunaan dari batuan ini adalah sebagai bahan baku bangunan, batu hias dan
sebagai bahan penelitian.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah
Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267
No. Sampel : 2
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Warna
- Segar : Putih Kemerahmudaan- Lapuk : Coklat
Tekstur- Kristalinitas : Holokristalin- Granularitas : FaneritikFabrik- Bentuk : Euhedral-Subhedral- Relasi : EquigranularStruktur
Komposisi Mineral - Mineral Utama : - Ortoklas
- Mineral Tambahan : - Biotit
Kuarsa
Deskripsi Mineral :
Komposisi Nama Mineral Warna Relatisitas
Mineral Utama Ortoklas Merah Muda 35 %
Mineral TambahanBiotit
Kuarsa
Hitam
Putih
20 %
45 %
Nama Batuan : Granit (Fenton, 1940)
Keterangan : Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar putih
kemerahmudaan, warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas holokristalin
(tersusun dari seluruhnya kristal), granularitas faneritik (mineral nampak jelas),
fabrik terdiri dari bentuk yaitu euhedral-subhedral, relasi equigranular karena ukuran
butirannya relatif sama besar dan struktur dari batuan ini adalah masif (kompak).
berdasarkan ciri fisiknya maka nama batuan ini adalah Granit (Fenton, 1940).
Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi
(pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma
chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan
viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa
tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan
mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma
homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses
diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral
Ortoklas dengan suhu 500-6000C, Biotit pada suhu berkisar 6000C dan Kuarsa pada
suhu <3750C. Selama proses pembekuan magma berlangsung dimana kristal-kristal
terbentuk tidak bersamaan (bowen reaction series). Mineral-mineral tersebut mulai
tersusun dan kemudian turun kembali akibat dari arus konveksi. Setelah proses
tersebut maka magma naik kembali terjadilah proses asimilasi yaitu proses
meleburnya batuan samping akibat naiknya magma ke arah permukaan dan proses ini
dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi asam karena
komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Sehingga terjadi proses kristalisasi
mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang kemudian mengalami pencampuran
magma, dimana terjadi erupsi yang cepat dari suatu proses letusan gunung api.
Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan
beku intrusif (dalam) yaitu pembekuan terjadi di dalam, jauh di bawah permukaan
bumi. Proses pendinginanya sangat lambat, mengakibatkan terbentuknya hablur-
hablur mineral besar-besar dan sempurna serta kompak. Karena batuan ini terbentuk
di dalam permukaan bumi sehingga teksturnya faneritik. Sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Granit (Fenton, 1940). Batuan ini
berasosi dengan Syenit, dan Granodiorit.
Kegunaan dari batuan ini adalah digunakan untuk dalam bidang industri dan
rekayasa, granit juga banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai
pengukuran dan alat pengukur.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah
Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267
No. Sampel : 3
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Warna
- Segar : Putih Keabu-abuan- Lapuk : Coklat
Tekstur- Kristalinitas : Hipokristalin- Granularitas : PorfiroafanitikFabrik- Bentuk : Subhedral-Anhedral- Relasi : InequigranularStruktur
Komposisi Mineral - Mineral Utama : - Ortoklas
- Mineral Tambahan : - Biotit
- Hornblende
Deskripsi Mineral :
Komposisi Nama Mineral Warna Relatisitas
Mineral Utama Ortoklas Putih 15 %
Mineral Tambahan
Biotit
Hornblende
Massa Dasar
Hitam
Hitam
Abu-abu
30 %
10 %
45 %
Nama Batuan : Trakit (Fenton, 1940)
Keterangan : Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar putih keabu-abuan,
warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin (tersusun dari sebagian
kristal dan sebagian massa dasar), granularitas porfiroafanitik (fenokris tertanam
pada massa dasar gelas), fabrik terdiri dari bentuk yaitu subhedral-anbhedral, relasi
inequigranular karena ukuran butirannya tidak sama besar dan struktur dari batuan
ini adalah masif (kompak). berdasarkan ciri fisiknya maka nama batuan ini adalah
Trakit (Fenton, 1940).
Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi
(pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma
chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan
viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa
tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan
mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma
homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses
diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral
Ortoklas dengan suhu 500-6000C, Biotit pada suhu berkisar 6000C, dan Hornblende
pada suhu 800-10000C. Selama proses pembekuan magma berlangsung dimana
kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan (bowen reaction series). Mineral-mineral
tersebut mulai tersusun dan kemudian turun kembali akibat dari arus konveksi.
Setelah proses tersebut maka magma naik kembali terjadilah proses asimilasi yaitu
proses meleburnya batuan samping akibat naiknya magma ke arah permukaan dan
proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi
asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Sehingga terjadi
proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang kemudian mengalami
pencampuran magma, dimana terjadi erupsi yang cepat dari suatu proses letusan
gunung api.
Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan
beku ekstrusif (luar) yaitu magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian
membeku. Proses pembekuan cepat sekali, sehingga dapat terbentuk hablur. Karena
batuan ini terbentuk di permukaan bumi sehingga teksturnya porpiri. Sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Trakit (Fenton, 1940) (Fenton, 1940).
Batuan ini berasosi dengan Riolit, Phonolit, dan Dasit.
Kegunaan dari batuan ini adalah sebagai Digunakan sebagai bahan bangunan,
dan pembuatan ornament (tegel/ubin).
PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah
Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267
No. Sampel : 4
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Warna
- Segar : Putih Keabuan- Lapuk : Coklat
Tekstur- Kristalinitas : Holohyalin- Granularitas : AfanitikFabrik- Bentuk : Anhedral- Relasi : InequigranularStruktur
Komposisi Mineral - Mineral Utama : -
- Mineral Tambahan : - Biotit
Deskripsi Mineral :
Komposisi Nama Mineral Warna Relatisitas
Mineral Utama - - -
Mineral TambahanBiotit
Massa Dasar
Hitam
Putih
5 %
95 %
Nama Batuan : Pumice (Fenton, 1940)
Keterangan : Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar putih keabuan,
warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas holohyalin (tersusun dari massa dasar),
granularitas afanitik (mineral tidak mampu dikenali secara makro), fabrik terdiri dari
bentuk yaitu anhedral, relasi inequigranular karena ukuran butirannya tidak sama
besar dan struktur dari batuan ini adalah pumiceous (struktur yang menampakkan
lubang-lubang memanjang yang menujukkan arah aliran buih). berdasarkan ciri
fisiknya maka nama batuan ini adalah Pumice (Fenton, 1940).
Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi
(pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma
chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan
viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa
tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan
mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma
homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses
diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral Biotit
pada suhu berkisar 6000C. Selama proses pembekuan magma berlangsung dimana
kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan (bowen reaction series). Mineral-mineral
tersebut mulai tersusun dan kemudian turun kembali akibat dari arus konveksi.
Setelah proses tersebut maka magma naik kembali terjadilah proses asimilasi yaitu
proses meleburnya batuan samping akibat naiknya magma ke arah permukaan dan
proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi
asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Sehingga terjadi
proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang kemudian mengalami
pencampuran magma, dimana terjadi erupsi yang cepat dari suatu proses letusan
gunung api.
Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan
beku ekstrusif (luar) magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian membeku.
Proses pembekuan cepat sekali, sehingga dapat terbentuk hablur. Karena batuan ini
terbentuk di permukaan bumi sehingga teksturnya afanitik. Sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Pumice (Fenton, 1940). Batuan ini
berasosi dengan Obsidian.
Kegunaan dari batuan ini adalah sebagai split pada pembuatan beton ringan,
bahan lapisan bawah tanah resapan, sebagi media tanam yang dapat menyimpan air
seperti taman dinding atau taman atap.
PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah
Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267
No. Sampel : 5
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Warna
- Segar : Putih Kemerahmudaan- Lapuk : Coklat
Tekstur- Kristalinitas : Hipokristalin- Granularitas : PorfiroafanitikFabrik- Bentuk : Subhedral-Anhedral- Relasi : InequigranularStruktur
Komposisi Mineral - Mineral Utama : - Ortoklas
- Mineral Tambahan : - Biotit
Kuarsa (Ortoklas)
Deskripsi Mineral :
Komposisi Nama Mineral Warna Relatisitas
Mineral Utama Ortoklas Putih 7 %
Mineral Tambahan
Biotit
Kuarsa
Massa Dasar
Hitam
Putih
Merah Muda
5 %
10 %
78%
Nama Batuan : Riolit (Fenton, 1940)
Keterangan : Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar putih
kemerahmudaan, warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin
(tersusun dari sebagian kristal dan sebagian massa dasar), granularitas porfiroafanitik
(fenokris tertanam pada massa dasar gelas), fabrik terdiri dari bentuk yaitu subhedral-
anbhedral, relasi inequigranular karena ukuran butirannya tidak sama besar dan
struktur dari batuan ini adalah masif (kompak). berdasarkan ciri fisiknya maka nama
batuan ini adalah Riolit (Fenton, 1940).
Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi
(pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma
chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan
viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa
tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan
mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma
homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses
diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral
Ortoklas dengan suhu 500-6000C dan Biotit pada suhu berkisar 6000C. Selama proses
pembekuan magma berlangsung dimana kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan
(bowen reaction series). Mineral-mineral tersebut mulai tersusun dan kemudian turun
kembali akibat dari arus konveksi. Setelah proses tersebut maka magma naik kembali
terjadilah proses asimilasi yaitu proses meleburnya batuan samping akibat naiknya
magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya
bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya lebih
bersifat asam. Sehingga terjadi proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk
agregasi yang kemudian mengalami pencampuran magma, dimana terjadi erupsi
yang cepat dari suatu proses letusan gunung api.
Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan
beku ekstrusif (luar) yaitu magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian
membeku. Proses pembekuan cepat sekali, sehingga dapat terbentuk hablur. Karena
batuan ini terbentuk di permukaan bumi sehingga teksturnya porpiri. Sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Riol it (Fenton, 1940). Batuan ini
berasosi dengan Trakit, Phonolit, dan Dasit.
Kegunaan dari batuan ini adalah sebagai bahan baku beton ringan, isolasi
bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok,
saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak.
REFERENSI
- academic.emporia.edu, diakses pada tanggal 4 Oktober 2013.
- http://nationalinks.blogspot.com/2010/02/gambar-genesa-kegunaan-granite-
atau.html
- http://dikageologi.wordpress.com/comments/feed/
- http://alumni-ut.com/pemanfaatan-pumice-sebagai-pengganti-split-pada-pembuatan-
beton-ringan/feed/
- Kaharuddin, Ir. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Makassar : Universitas
Hasanuddin
ASISTEN PRAKTIKAN
(USAMAH ACHMAD) (MUH. SUBHAN AL FITRAH)