abrasi pantai ancam daratan

19
Abrasi Pantai Ancam Daratan admin | Apr 11, 2011 | 3 comments Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya tidak lepas dengan garis pantai, Indonesia sendiri memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia setelah Kanada, Amerika Serikat dan Rusia, garis pantai Indonesia sendiri sepanjang 95,181 kilometer. Namun sebanyak 20 persen dari garis pantai di sepnjang wilayah Indonesia dilaporkan mengalami kerusakan, tentunya kerusakan ini disebabakan oleh beberapa faktor, antara lain perubahan lingkungan dan abrasi pantai. “Sangat disayangkan memang, rusakanya garis pantai kita, namun tentunya itu tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor baik faktor alam maupun faktor manusia, saya melihat abrasi pantai itu umumnya secara alami, namun ulah manusia juga menjadi faktor utama,” kata Pengamat Keluatan, Profesor Sahala Hutabarat kepada Maritim Magazine. Ulah manusia yang dimaksud Sahala yaitu, banyaknya manusia yang tidak peduli sama trumbu karang, dimana banyak masyarakat yang mengambil begitu saja karang-karang yang ada dipantai. “Karang itu khan bisa menghambat ombak, dan mengurangi kekuatan gelombang yang mencapai pantai, jika karang dipantai diambil tentunya, hambatan ombak akan berkurang dan abrasipun tak terhindarkan,” ujarnya. Gelombang ombak sendiri terbagi menjadi dua, yaitu gelombang menyebar dan gelombang memusat. Sahala menjabarakan, gelombang yang paling berbahaya tentunya gelombang memusat yang langsung mengarah ke pantai, jika karang pantai hilang, masih kata Sahala maka gelombang itu tentunya akan menggerus pantai, sehingga abrasi pantai tak terhindarkan. “Hilangnya vegetasi mangrove (hutan bakau) di pesisir pantai. Sebagaimana diketahui, mangrove yang ditanam di pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan pantai. Sayangnya hutan bakau ini banyak yang telah dirusak oleh manusia,” Industri-industri ditepi pantai yang juga menjadi faktor abrasi pantai, seperti misalnya pembangunan pelabuhan. “Pencegahannya supaya tidak terjadi

Upload: ahmad-mustaqhfirin

Post on 03-Jul-2015

545 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Abrasi Pantai Ancam Daratan

Abrasi Pantai Ancam Daratan admin | Apr 11, 2011 | 3 comments

 

Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya tidak lepas dengan garis pantai, Indonesia sendiri memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia setelah Kanada, Amerika Serikat dan Rusia, garis pantai Indonesia sendiri sepanjang 95,181 kilometer.

Namun sebanyak 20 persen dari garis pantai di sepnjang wilayah Indonesia dilaporkan mengalami kerusakan, tentunya kerusakan ini disebabakan oleh beberapa faktor, antara lain perubahan lingkungan dan abrasi pantai.

“Sangat disayangkan memang, rusakanya garis pantai kita, namun tentunya itu tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor baik faktor alam maupun faktor manusia, saya melihat abrasi pantai itu umumnya secara alami, namun ulah manusia juga menjadi faktor utama,” kata Pengamat Keluatan, Profesor Sahala Hutabarat kepada Maritim Magazine.

Ulah manusia yang dimaksud Sahala yaitu, banyaknya manusia yang tidak peduli sama trumbu karang, dimana banyak masyarakat yang mengambil begitu saja karang-karang yang ada dipantai. “Karang itu khan bisa menghambat ombak, dan mengurangi kekuatan gelombang yang mencapai pantai, jika karang dipantai diambil tentunya, hambatan ombak akan berkurang dan abrasipun tak terhindarkan,” ujarnya.

Gelombang ombak sendiri terbagi menjadi dua, yaitu gelombang menyebar dan gelombang memusat. Sahala menjabarakan, gelombang yang paling berbahaya tentunya gelombang memusat yang langsung mengarah ke pantai, jika karang pantai hilang, masih kata Sahala maka gelombang itu tentunya akan menggerus pantai, sehingga abrasi pantai tak terhindarkan.

“Hilangnya vegetasi mangrove (hutan bakau) di pesisir pantai. Sebagaimana diketahui, mangrove yang ditanam di pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan pantai. Sayangnya hutan bakau ini banyak yang telah dirusak oleh manusia,”

Industri-industri ditepi pantai yang juga menjadi faktor abrasi pantai, seperti misalnya pembangunan pelabuhan. “Pencegahannya supaya tidak terjadi abrasi, bisa dibuat penahan-penahan gelombang, saya kasih contoh di Ancol, adanya batu-batu, itu bisa mencegah abrasi. Karena gelombang yang harusnya terpusat, karena adanya batu-batu itu maka gelombang bisa terpencar,” tegas Sahala.

Faktor lain disebutkan oleh Profesor Ilmu Kelautan UNDIP  ini yaitu perubahan iklim menjadi penyebab abrasi pantai. Pasalnya dengan kondisi saat ini, tidak bisa terhindarkan. “Mau tidak mau perubahan iklim juga menjadi penyebab terjadinya abrasi pantai, jika dalam kurun waktu 10 tahun perbuahan iklim tidak bisa diminimalisir, dan kutub utara mencair maka pantai tersebut bisa menjadi terancam dan berbahaya,”

Ada beberapa solusi untuk mengatasi (paling tidak menghambat) masalah abrasi pantai ini, yang dijabarkan oleh Sahala Hutabarat, dimana Pemerintah harus segera secara bertahap melakukan

Page 2: Abrasi Pantai Ancam Daratan

pembangunan alat pemecah ombak, revetment, dan pembentukan tembok laut (groin), dan Hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena dampak abrasi tersebut.

“Penanganan abrasi pantai memang sulit. Solusi di atas memiliki resiko dan kekurangan masing-masing. Pemasangan alat pemecah ombak tentunya memerlukan biaya yang sangat besar. Sedangkan penanaman vegetasi mangrove pun tidak dapat dilakukan disemua jenis pantai karena mangrove hanya tumbuh di daerah yang berlumpur,” ujarnya.

Tetapi meskipun sangat sulit, usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. “Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas daratan di Indonesia banyak yang akan berkurang. Bahkan beberapa pulau terancam hilang,” cetusnya.

Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh gerusan air laut baik yang disebabkan oleh meningkatnya permukaan air laut ataupun oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.

Dampak yang diakibatkan oleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam. Pantai yang indah dan menjadi tujuan wisata menjadi rusak. Pemukiman warga dan tambak tergerus hingga menjadi laut. Tidak sedikit warga di pesisir pantai yang telah direlokasi gara-gara abrasi pantai ini. Abrasi pantai juga berpotensi menenggelamkan beberapa pulau kecil di perairan Indonesia.

Dirjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Dr Moch Amron mengatakan bahwa sebanyak 20 persen dari garis pantai di sepanjang wilayah Indonesia dilaporkan mengalami kerusakan akibat berbagai permasalahan antara lain perubahan lingkungan dan abrasi pantai. “20 persen garis pantai di Indonesia mengalami kerusakan,” kata Amron, di Kementerian PU, Jakarta.

Amron mencontohkan, panjang garis pantai di Pulau Bali telah mengalami abrasi sekitar 91 kilometer atau 20,8 persen dari garis pantai pulau tersebut. Hal itu sangat disayangkan karena Indonesia memiliki garis pantai sekitar 95 kilometer. “Kerusakan garis pantai itu disebabkan oleh perubahan lingkungan dan abrasi pantai yang juga mengancam keberadaan lahan produktif dan pariwisata,” terangnya.

Sementara itu, Kementerian Keluatan dan Perikanan (KKP) melalaui Direktur Pesisir dan Lautan Ditjen KP3K , Dr, Ir Subandono Diposaptono mengatakan penanganan Abrasi tersebut memang wilayah dirinya, ada dua faktor yang dibuat oleh KKP, yaitu pembangunan Struktur dan Nonstruktur, namun KKP hanya berada pada wilayah Nonstruktur, yaitu penanaman pohon mangrove dan trumbu buatan. “Ini masuk dalam mitigasi bencana dalam PP nomer 64 tahun 2010, disebutkan abrasi pantai. Dan kita juga sudah menangani di daerah Demak,” kata Subandono.

Dikaui oleh Subandono, ada sekitar 20 Provinsi dan ratusan lokasi yang sudah terkena abrasi, dan penanganannya pun terus dilakukan, namun KKP tidak bisa bekerja sendirian, untuk penanganan abrasi dengan cara pembuatan tembok perlu kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. “Kami tidak bisa bekerja sendirian, tentunya penanganan abrasi dengan membuat tembok-tembok perlu bekerjasama dengan PU, kami hanya sebatas penanganan lunak,” ujarnya.

Penganan abrasi sendiri tentunya tidak sembarangan, seperti pembuatan tembok, perlu kajian secara komperhensif, karena masih kata Subandono jika pembangunan dilakukan disatu titik tanpa ada penagnagn yang serius maka bisa merubah tempat lain. “Jika tempat A ditangani tanpa melakukan kajian, maka bisa berakibat patal ke tempat lain. Harus dilihat dari arah mana gelombangnya, dan jika dibuat tembok apakah tidak akan merusak tempat lain, tentunya khan tidak boleh sembarangan,” pungkasnya.

 

Page 3: Abrasi Pantai Ancam Daratan

KLIPING TENTANG ABRASI, EROSI DAN KOROSI

I. ABRASI

Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Contoh yang

sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai. Abrasi pantai ini terjadi hampir di

seluruh wilayah di Indonesia. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian

yang sangat besar bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia.

Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila

dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia

sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara

berdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah. Apabila pantai

sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal

ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis

devisa negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana pariwisata seperti

hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal pantai juga akan mengalami kerusakan yang

akan mengakibatkan kerugian material yang tidak sedikit.

Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Banyak

penduduk yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat berbahaya. Untuk itu kami akan

mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu abrasi, penyebab abras i, dan bagaimana solusi

untuk menanggulanginya. Kami harap apa yang akan kami sampaikan ini dapat memberikan

pengetahuan pada masyarakat mengenai abrasi dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada

lingkungannya.

Page 4: Abrasi Pantai Ancam Daratan

A. PENGERTIAN ABRASI

Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini

terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan

mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global.

B. PENYEBAB ABRASI

Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan

es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang

terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui,pemanasan global terjadi karena gas-gas CO2 yang

berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya

gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap

terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di

kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan

permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang

permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan

pencemaran lingkungan.

Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami

penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai wilayah

kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter

pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10

kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi yang

hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan Centigi kawasan hutan

mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi.

Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan Cibuaya Kabupaten Karawang.

Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi yang membahayakan keselamatan warga setempat,

namun bila hal itu dibiarkan berlangsung, dikhawatirkan dapat menghambat pengembangan potensi

Page 5: Abrasi Pantai Ancam Daratan

kelautan di kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi perikanan

maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya. Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan

kabupaten Karawang merupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di kedua tempat

tadi, masih banyak daerah lain yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang tergolong parah.

Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka dikhawatirkan dalam waktu yang tidak

lama beberapa pulau yang permukaannya rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah yang terjadi di

daerah pesisir pantai adalah masalah pencemaran lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami

pencemaran yang cukup parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan, dimana pada tahun 2004

tercemar oleh limbah minyak.

Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan gumpalan aspal

tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton. Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar teluk

Jakarta.

Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui 13 kali di Jakarta

berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pada tahun 2006, kerusakan

terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan mencapai 75 kilometer. Tahun lalu saja

telah terjadi kerusakan serius sepanjang 40 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali

Sunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap

hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah

berbagai jenis itu mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Kondisi ini memerlukan penanganan segera. Terkait dengan itu, pencemaran teluk Jakarta harus segera

diatasi, terutama dengan melakukan pengurangan limbah sampah di sungai.

Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang sangat merugikan bagi manusia.

Selain itu, sebagian besar objek wisata di Indonesia merupakan wisata pantai. Keindahan panorama

pantai membuat wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia. Hal ini seharusnya membuat

pemerintah lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena apabila keadaan pantai tidak

bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau lagi mengunjungi pantai di Indonesia yang

akibatnya dapat mengurangi devisa negara.

Page 6: Abrasi Pantai Ancam Daratan

Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada disana. Biota yang hidup di

daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan kecil akan mati bila tingkat pencemarannya tinggi.

Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian

pantai.

C. PENYELESAIAN

Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi masalah

abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasi masalah abrasi di Indonesia ini pemerintah secara

bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan hutan mangrove di sekitar

pantai yang terkena abrasi tersebut.

Dalam mengatasi masalah abrasi ini, tentu ada saja hambatan-hambatan dan juga kesulitan-

kesulitan yanag akan dihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukan biaya

yang sangat mahal dan juga wilayah tempat pembangunannya sangat luas, sehingga untuk membangun

alat ini di seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang sangat lama dan juga biaya

yang sangat mahal. Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak hambatannya.

Tanaman bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur.

Hal ini akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai di Indonesia merupakan perairan

yang dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahui bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada

daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan.

Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke

depan luas pulau-pulau di Indonesia banyak yang akan berkurang. Agar upaya ini dapat berjalan dengan

lebih baik, maka peranan dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan.

Page 7: Abrasi Pantai Ancam Daratan

Pemerintah tidak akan dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat

pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam, maka

dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100%.

Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi denga sangat serius karena dapat merusak

keindahan dan keasrian pantai. Untuk megatasi permasalahan ini kesadaran masyarakat akan

pentingnya lingkungan harus ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak merusak lingkungan harus

dibuat dan menindak dengan tegas bagi siapa pun yang melanggarnya.

Sekarang ini, di beberapa pantai masih banyak ditemui sampah-sampah yang berserakan. Selain

itu, limbah pabrik yang beracun banyak yang dialirkan ke sungai yang kemudian mengalir ke laut. Hal ini

dapat merusak ekosistem laut, dan juga dapat membunuh beberapa biota laut. Pemerintah seharusnya

menghimbau agar seluruh pabrik-pabrik tersebut agar membuang limbahnya setelah dinetralisasi

terlebih dahulu.

Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh masyarakat. Dari

penjelasan k ami di atas kami dapat menyimpulkan beberapa hal.

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es yang ada di daerah

kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya pemanasan global.

2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi karena kurangnya

kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak orang yang membuang sampah pada

sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari lingkungan.

3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila

tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam.

4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak dan juga menanam

pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat menahan laju ombak dan memecahkan

gelombang air sehingga kekuatan ombak saat mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga

Page 8: Abrasi Pantai Ancam Daratan

dengan pohon bakau yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan

kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai.

Dari kesimpulan tersebut dapat kita lihat penyebab abraasi dan juga beberapa cara untuk

mengatasinya. Kita juga dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan apabila hal ini tidak segera

diatasi. Menurut kami permasalahan ini harus diselesaikan bukian hanya oleh pemerintah, tapi juga

memerlukan partisipasi dari masyarakat.

Selain kesimpulan tadi, kami juga memiliki beberapa saran yang akan kami sampaikan. Adapun

saran-saran yang akan kami sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai, karena

usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa bantuan dari masyarakat.

2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tagas bagi setiap orang yang merusak lingkungan.

3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus segera dilakukan agar abrasi

yang terjadi di beberapa daerah tidak bertambah parah.

4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai agar tidak membuang limbah

atau sampah ke laut. Mereka harus menyediakan sarana kebersihan agar limbah atau sampah yang

mereka hasilkan tidak mencemari pantai.

II. EROSI

Erosi dapat berkaitan dengan manusia dalam 2 hal. Pertama berkenaan dengan pencetusan erosi atau

peningkatan intensitas atau laju erosi, dan Ke-dua berkaitan dengan dampak erosi.

Telah sama kita ketahui bahwa sebagai suatu proses alam, erosi pasti terjadi. Untuk dapat

terjadinya erosi, tentu harus terpenuhinya kondisi-kondisi alamiah tertentu. Campur tangan manusiua

terhadap proses erosi terada pada tataran pengubahan kondisi-kondisi yang me njadi prasayarat bagi

berlangsungnya erosi.

Page 9: Abrasi Pantai Ancam Daratan

Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat

kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan,

kegiatan pertambangan, perkebunan danperladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak

tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman

pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah denganvegetasi alaminya. Alih

fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang

kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah.

Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik

semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.

Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan

menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah

menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan

meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan

mengakibatkan banjir disungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada

akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan

mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

A. SEBAGAI PENCETUS

Campurtangan manusia dapat terjadi dalam bentuk menghadirkan kondisi prasyarat terjadinya

erosi. Dengan campur tangan manusia, di daerah yang semula tidak ada erosi, menjadi ada erosi; daerah

yang semula erosi ringan jadi erosi berat; daerah yang semula laju erosinya pelan menjadi lebih cepat.

Misalnya, membuat lereng lebih curam (tebing jalan), membuat kekuatan aliran air terkonsentrasi di

suatu tempat (pengaturan drainase), mengurangi atau menghilangkan hal-hal yang menghambat aliran

air (penebangan hutan).

Dalam hal manusia sebagai penyebab erosi, hal ini dapat terjadi karena dua hal:

1. Karena ketidaktahuan

2. Karena ketidakpedulian dengan kerusakan lingkungan.

Untuk kondisi yang pertama, dapat diatasi dengan pendidikan atau pengajaran. Untuk kondisi

yang kedua diperlukan penegakan hukum.

B. SEBAGAI KORBAN

Page 10: Abrasi Pantai Ancam Daratan

Proses erosi dapat merugikan kepentingan manusia. Dalam hal ini kita dapat menyebut manusia sebagai

korban. Macam-macam kerugian yang dapat dialami manusia karena erosi seperti: kehilangan tanah

yang subur (erosi menghilangkan lapisan permukaan tanah, pada erosi permukaan), mengalami

kerusakan lahan (lahan menjadi tertoreh-toreh oleh erosi riil atau gully di daerah berlereng, bad land

topography), kehilangan lahan secara fisik (lahan benar-benar hilang tererosi, pada kasus erosi lateral di

tepi aliran sungai atau di tepi pantai).

Kemudian, pada tingkat diatasnya, manusia mengalami kerugian karena kehilangan atau

kerusakan segala sesuatu atau aset yang ada di atas lahan yang tererosi itu, seperti kehilangan kebun,

pemukiman, jalan, dan berbagai macam objek lainnya yang dibangun di atas lahan yang tererosi itu.

Dalam hal manusia sebagai korban erosi, tentu manusia selalu berupaya untuk menghindar atau

berusaha mengatasi proses erosi itu. Upaya untuk mengatasi mkasalah erosi bukanlah pekerjaan

sederhana yang ringan, melainkan pekerjaan yang rumit dan berbia ya tinggi. Olah karena itu, upaya

penanggulangan masalah erosi ini dilakukan oleh Pemerintah atau masyarakat berdasarkan

pertimbangan nilai kerugian yang mungkin timbul karena erosi bila erosi itu terjadi di suatu kawasan.

Sebagai contoh, bila erosi mengancan jalan raya, maka upaya penanggukangan pasti dilakukan. Seperti

di daerah Eretan, Indramayu. Erosi pantai mengancam jalan Pantura yang vital, maka di sepanjang

pantai dipasang pertahanan pantai.

C. HAKEKAT DARI PROSES EROSI

Apabila kita perhatikan baik-baik proses erosi yang terjadi maka kita akan melihat keadaan

berikut ini:

1. Erosi menyebabkan hilangnya material dari suatu tempat. Di lokasi asal material tersebut terjadi

pengurangan material. Selain itu, apabila daerah tersebut tinggi, maka erosi menyebabkannya menjadi

lebih rendah. Dari sudut pandang geomorlogi maka, erosi merupakan bagian penting dari

proses pendataran (pembentukan dataran)permukaan Bumi. Selain itu, erosi juga bekerja mengukir

permukaan Bumi. Hasilnya adalah alur-alur air atau lembah-lembah sungai di daerah perbukitan atau

pegunungan. Jadi, tanpa erosi maka gunung-gunung akan tetap menjuilang tinggi dan tidak ada ukiran

alur air dan lembah sungai yang indah itu.

2. Erosi merupakan penghasil muatan sedimen untuk ditransportasikan dan kemudian diendapkan

di tempat lain. Jadi, bila tidak diawali oleh proses erosi maka tidak akan ada muatan sedimen yang dapat

Page 11: Abrasi Pantai Ancam Daratan

ditransportasikan, dan selanjutnya tidak akan ada pengendapan yang akan terjadi. Dengan demikian

dapatlah kita katakan bahwa proses erosi merupakan kunci dari proses transportasi sedimen dan proses

pengendapan sedimen.

Itulah hakekat dari proses erosi.

D. KERUGIAN KARENA EROSI

Sebagaimana h alnya proses alam lainnya, erosi dikatakan merugikan bila mengenai kepentingan

manusia secara langsung dan segera dirasakan pengaruhnya.

Berikut ini beberapa kerugian karena erosi:

1. Kehilangan tanah yang subur di daerah pertanian atau perkebunan yang mengalami erosi. Erosi

permukaan tanah menyebabkan humus tanah yang subur di suatu kawasan hilang terbawa ke tempat

lain. Pembuatan lahan persawahan berteras di daerah berlereng merupakan salah satu upaya

mengurangi kerugian karena erosi ini.

2. Kehilangan lahan secara fisik dan berbagai objek di atasnya. Contoh dari kondisi ini adalah erosi

yang terjadi di sepanjang tepi aliran sungai atau tepi pantai. Erosi menyebabkan kehilangan lahan. Bila di

atas lahan itu ada rumah, jalan atau berbagai objek lainnya, maka semuanya akan turut hilang

bersamaan dengan hilangnya lahan karena erosi itu.

E. KEUNTUNGAN KARENA EROSI

Di atas telah disebutkan bahwa erosi merupakan kunci bagi proses transportasi sedimen dan proses

sedimentasi. Keuntungan dari proses erosi ini dengan demikian harus kita lihat dari sudut pandang yang

lebih luas dan menyeluruh. Kita harus melihat bahwa erosi menguntungkan karena tanpa erosi maka

sedimentasi tidak akan terjadi. Tanpa erosi, maka tak kan ada sedimentasi, maka tidak akan ada lahan

persawahan dataran rendah y ang subur. Tanpa erosi di darat, maka tak kan ada sedimentasi di pantai

atau laut dalam, maka tidak akan ada delta-delta atau endapan laut yang darinya kita

mendapatkan minyak dan gas bumi.

Dari sudut pandang sumberdaya mineral (diingatkan oleh Sani JR tanggal 12 Sep 2009 tetapi

baru di update malam ini 6 Nop 2010), erosi berarti dua hal:

1. Erosi menyebar rahasia keberadaan mineral yang berada di dalam bumi sehingga dapat

diketahui melalui penyebaran material hasil erosi melalui alur-alur sungai. Para ahli geokimia mencari

endapan mineral salah satu caranya adalah dengan cara melacak melalui endapan di aliran sungai.

2. Erosi dapat menyebabkan endapan mineral yang terdapat jauh di dalam bumi tersingkap ke

permukaan bumi sehingga dapat ditemukan dan dimanfaatkan oleh manusia.

Page 12: Abrasi Pantai Ancam Daratan

Erosi adalah sebagian dari proses alam yang penting bagi kelangsungan hidup di Bumi. Keuntungan dan

kerugian dari proses itu bersifat relatif, tergantung dari cara kita memandangnya.

Abrasi PantaiLingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan, karena merupakan daerah

pertemuan kekuatan yang berasal darat dan laut Perubahan ini dapat terjadi secara lambat hingga

cepat tergantung pada imbang daya antara topografi, batuan, dan sifatnya dengan gelombang,

pasang surut dan angin. Oleh karena itu didalam pengelolaan daerah pessisir diperlukan suatu kajian

keruangan mengingat perubahan ini bervariasi antar suatu tempat dengan tempat lain.

Bentang alam pantai di kontrol oleh aksi alamiah yang bekerja secara terus menerus. Pada dasarnya

dapat dikelompokkan dua macam aksi alamiah yaitu yang bersifat menghancurkan (abrasi) dan yang

besifat membangun dengan cara pengendapan (sedimentasi).

Selanjutnya pengertian dari abrasi (pengikisan pantai) merupakan bagian dari gejala alam atau proses

geologi. Dimana seiring perubahan iklim dan curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan gelombang

dan arus semakin meningkat yang mengakibatkan abrasi pantai. Dimana abrasi atau pengikisan

pantai merupakan proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat

merusak, abrasi biasanya disebut juga erosi pantai, namun manusia sering menyebut sebagai abrasi.

Gaya erosi yang bekerja di daerah pantai, terutama berasal dari gelombang laut, kemudian dibantu

oleh arus laut, pasang surut, hembusan angin dan air hujan, disebut sebagai abrasi. Salah satu cara

untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan erosi marine yaitu :

Gelombang dan arus laut, merupakan faktor utama penyebab dari erosi marine, utamanya

gelombang pada saat terjadi badai maupun tsunami.

Page 13: Abrasi Pantai Ancam Daratan

Gb.1.   Kenampakan gelombang sebelum sampai pada garis pantai

 

Macam dan resistensi batuan, pada batuan yang mempunyai resistensi yang lemah, maka batuan

ini akan lebih mudah terkikis. Hal ini dapat di lihat dari garis pantai yang berbeda.

Kedalaman laut lepas pantai. Semakin dalam laut lepas pantai, maka kekuatan ombak yang di

hasilkan akan semakin besar.

Keterbukaan pantai  terhadap serangan ombak atau gelombang. Yang dimaksudkan di sini, tidak

ada barrier atau pulau penghalang di depan pantai, sehingga kekuatan gelombang yang sampai

pada pantai masih terlalu besar, yang di karenakan tidak ada penghalang yang meredam kekuatan

gelombang.

Sifat-sifat struktur dari batuan seperti arah banyaknya rekahan atau sesar. Pada batuan yang

mempunyai rekahan, maka akan lebih tidak resisten dan lunak sehingga mudah terabrasi oleh

kekuatan gelombang.

Banyak sedikit dan besar kecilnya material pengikis yang diangkut oleh gelombang. Gelombang

biasanya membawa material. Apabila material yang di bawa relatif besar, maka garis pantai,

utamanya cliff (tebing) akan hancur oleh hantaman material yang dibawa oleh gelombang.

Sedangkan gelombang yang tidak mengangkut material dapat mengikis batuan pada pantai ,

apalagi apabila gelombang membawa material.

Beberapa kenampakan hasil erosi pantai :

Dataran abrasi, yaitu suatu dataran hasil pengendapan dari abrasi gelombang laut

Geos, yaitu celah sempit dan dalam yang terdapat pada tepi pantai.

Page 14: Abrasi Pantai Ancam Daratan

Arch, yaitu lengkungan alamiah yang terbentuk sebagai akibat hempasan gelombang laut

Stacks, yaitu lengkungan alamiah yang terpisah dari daratan karena runtuh

Cave, yaitu gua pantai yang terbentuk karena hempasan gelombang laut yang menghantam

Dataran Abrasi

Suatu dataran hasil abrasi gelombang laut, dimana daerah ini merupakan berada pada zona

pengrusakan oleh gelombang laut. Pada daerah ini, material darat terkikis sehingga semakin lama,

akan semakin berkurang. Hal ini menyebabkan adanya proses kemunduran garis pantai.

Gb.2.   Rekontruksi kemunduran garis pantai akibat hembasan gelombang

Pada gambar 2, dapat kita lihat bagaimana bahwa gelombang yang datang dapat menghancurkan

batuan penyusun pantai. Pada gambar kita lihat ada 2 jenis sifat batuan, yaitu terdapat batuan yang

lunak dan batuan yang resisten (Gb.2.a). Pada saat gelombang datang dari arah depan, batuan yang

mempunyai tingkat resistensi yang lemah akan terkikis lebih dahulu. Pada fase ini, akan terbentuk

suatu teluk pada pantai tersebut (Gb.2.b). Selanjutnya, setelah terbentuk teluk, maka terjadi

gelombang refraksi, gelombang ini berbelok karena bentuk morfologi pantai yang berbeda apabila di

bandingkan dengan kondisi awal (sebelum terbentuk teluk). Gelombang ini menghantam batuan yang

lebih resisten, sehingga mengakibatkan batuan yang lebih resisten terkikis kuat (Gb.2.c). Selanjutkan

akan menciptakan suatu garis pantai yang lurus, yang pada akhirnya telihat garis pantai yang

mengalami kemunduran, sehingga berakibat perusakan daerah pantai dan berkurangnya daerah

daratan (Gb.2.d).

 

Arch dan Stack

Pasca terbentuknya teluk (Gb.3.a) yang terjadi akibat adanya abrasi gelombang, dimana batuan yang

kurang resisten (soft rock) telah terabrasi terlebih dahulu, maka gelombang yang datang beserta

pantulan menyebabkan adanya refraksi gelombang pada muka teluk. Hal ini menyebabkan terjadinya

proses abrasi yang terjadi pada batuan yang resisten, yang berfungsi sebagai headland. Pada proses

pengikisan (abrasi) ini, akan menghasilkan suatu lubang-lubang pada batuan yang terkena hantaman

gelombang, baik pada pada batuan di teluk maupun headland (Gb.3.b). Pada headland, akan terjadi

Page 15: Abrasi Pantai Ancam Daratan

pengikisan pada dasar batuan yang mengalami kontak secara langsung dengan gelombang, sehingga

akan menghasilkan suatu bentuk lubang dimana pada bagian atas masih menyambung dengan

deratan. Hal ini menyerupai gapura-gapura, yang umumnya di sebut dengan “arch” (Gb.3.c).  Apabila

suatu saat, “arch” ini terpisah, karena rubuhnya permukaan yang di atas, akan membentu suatu

“stack” dimana terpisahkan oleh lautan di sekitarnya.

Gb.3.   Rekontruksi pembentukan arch dan stack pada pantai

“Arch” dan “Stack” biasa juga pada penyusun batuan telah mengalami proses pelemahan, seperti

halnya, telah terjadi struktur geologi (kekar maupun sesar) pada daerah tersebut. Hal ini akan

menyebabkan batuan ini cukup rapuh, sehingga akan lebih mudah terabrasi.

Page 16: Abrasi Pantai Ancam Daratan

Gb.4.   Penampakan Arch (a), Stack (b), dan cave atau gua (c)

Sedangkan cave atau gua terbentuk karena gelombang yang menghantam langsung pada daerah

berupa tebing. Terjadi pada daerah antara pasang maksimum dan surut maksimum. Hal ini terjadi

pada energi gelombang yang tinggi. Pasang maksimum akan menghasilkan top dari cave, sedangkan

surut maksimum akan menghasilkan bottom cave. Proses ini yang pada akhirnya akan menghasilkan

tebing mundur, karena pada saat terbentuk lubang (goa), dan batuan di atas telah melampau batas

elastisitasnya, maka batuan ini akan tidak mampu menahan dan jatuh ke bawah (longsor). Pada

(Gb.4.c) menunjukkan adanya kemunduran garis tebing, dimana tebing awal berada pada posisi “1”,

dan sekarang berada pada posisi ke “3”.

 

http://zchelenk.wordpress.com/2011/03/30/abrasi-pantai/