abnormalitas pupil

5
ABNORMALITAS PUPIL Fungsi dan abnormalitas pupil Pupil berasal dari bahasa latin pupilla yang artinya boneka atau seperti gambar. Ini dapat diinterpretasikan sebagai bayangan yang direfleksikan di pupil ketika kornea dalam keadaan jernih seperti kristal dan kualitas kaca. Fungsi pupil mulai pada bulan ke lima usia gestasi dan aktif pada bulan ke enam. Pupil memiliki banyak fungsi, diantaranya pupil berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk. Dengan tidak berdilatasi maksimal, pupil mengurangi aberasi sferis dan kromatis akibat lensa perifer. Perubahan ukuran pupil dari 1.5 mm hingga 8 mm sama dengan kelengkungan lensa kamera dari F.13 ke F.25. Otot sfingter diinervasi oleh serat parasimpatis yang masuk ke mata bersama CN III. Dilatasi pupil merupakan tanda awal paralisis CN III. Inervasi otot dilator pupil berasal dari nervus oftalmik yang masuk melalui fisura orbita superior. Anatomi Secara kasar anatomi iris dibagi menjadi 4 lapis. Pertama lapisan border anterior. Lapisan kedua teridiri dari stroma dan otot sfingter. Lapisan ketiga adalah epitel anterior, yang berdiferensiasi menjadi otot dilator. Lapisan ke empat adalah epitel pigmen posterior, yang memberi warna pada

Upload: aniemanies

Post on 17-Feb-2016

21 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

pupil abnormaliti

TRANSCRIPT

Page 1: Abnormalitas Pupil

ABNORMALITAS PUPIL

Fungsi dan abnormalitas pupil

Pupil berasal dari bahasa latin pupilla yang artinya boneka atau seperti gambar.

Ini dapat diinterpretasikan sebagai bayangan yang direfleksikan di pupil ketika kornea

dalam keadaan jernih seperti kristal dan kualitas kaca. Fungsi pupil mulai pada bulan ke

lima usia gestasi dan aktif pada bulan ke enam. Pupil memiliki banyak fungsi,

diantaranya pupil berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk. Dengan tidak

berdilatasi maksimal, pupil mengurangi aberasi sferis dan kromatis akibat lensa perifer.

Perubahan ukuran pupil dari 1.5 mm hingga 8 mm sama dengan kelengkungan lensa

kamera dari F.13 ke F.25.

Otot sfingter diinervasi oleh serat parasimpatis yang masuk ke mata bersama CN

III. Dilatasi pupil merupakan tanda awal paralisis CN III. Inervasi otot dilator pupil

berasal dari nervus oftalmik yang masuk melalui fisura orbita superior.

Anatomi

Secara kasar anatomi iris dibagi menjadi 4 lapis. Pertama lapisan border anterior. Lapisan

kedua teridiri dari stroma dan otot sfingter. Lapisan ketiga adalah epitel anterior, yang

berdiferensiasi menjadi otot dilator. Lapisan ke empat adalah epitel pigmen posterior,

yang memberi warna pada iris. Warna coklat pada iris berasal dari melanosom stroma.

Jika hanya sedikit melanosom , semakin pendek gelombang biru yang melewati stroma

dan direfleksikan sebagai biru dari lapisan pigmented posterior yang tidak menyerapnya.

Ketika melanosom di stroma meningkat, warna berubah jadi abu-abu dan kemudian.

Perkembangan melanosom terjadi selama tahun pertama kehidupan dan bergantung pada

inervasi simpatis. Kekurangan stimulasi simpatetik ini aka menyebabkan heterokromia

yang masuk ke dalam paralisis simpatetik kongenital (sindrom horner).

Sistem Parasimpatetik

Komplek motorik okular pada mesensephalon terdiri dari sekelompok sel yang disebut

nukleus edinger whestphal. Nukleus ini merupakan nukleus viseral dan terletak di dorsal

medial nukleus somatik. Nukleus ini terdiri dari badan sel parasimpatetik preganglion

Page 2: Abnormalitas Pupil

yang mengirim prosesusnya untuk bersinaps dengan korpus siliaris. Antara 2 kelompok

sel tersebur terdapat nukleus perlia, nukleus medial anterior terletak di depan kompleks

dan dekat dengan garis tengah. Serat pupil preganglion tidak hanya berasal dari kompleks

ini tetapi juga dari nukleus perlia. Masih terdapat kontroversi mengenai bagian nukleus

edinger whestphal yang mana yang mensuplai pupil dan pada bagian akomodasi. Serat

parasimpatetik terletak di bagian superior n.okulomotor. Pada asinus kavernosus, serat

parasimpatetik berjalan dengan divisi inferior CN III ke orbita dan kemudian masuk ke

ganglion siliaris dimana sebagian besar serat adalah parasimpatis preganglion. Serat

lainnya dari cabang okulomotor k m. oblik inferior juga masuk dan bersinap dengan

badan sel di ganglion siliaris. Semua serat-serat ini kemudian menjadi serat post ganglion

dan menjadi saraf siliaris pendek yang lewat antara sklera dan koroid dan meginervasi

sfingter irirs dan korpus siliaris.

Serat lainnya melewati ganglion siliaris tanpa bersinaps, diantaranya serat simpatetik

postganglion dari ganglion servikal superior yang melewati ganglion siliaris tanpa

bersinap dan berjalan menuju n.siliaris pendek. Serat-serat ini kemudian berfungsi

sebagai serat vasomotor untuk pembuluh darah iris dan sebagian kecil menginervasi otot

dilator.

Sekitar 94% serat bersinaps di ganlion siliaris berjalan menuju korpus siliaris. Rasio serat

pupil terhadap reaksi cahaya dan akomodasi menunjukkan kecenderungan serat unutk

refleks dekat dibandingkan refleks cahaya.

Sistem simpatetik

Neuron pertama serat simpatetik mulai pada hipotalamus posterior berbelok pada

midbrain dan substansi retikular pada pons dan berakhir di substansi abu-abu anterior

lateral dari spinal cord. Serat ini bersinaps antara C-8 dan T-2 yang dikenal sebagai

center siliospinal (Budge’s center). Neuron kedua mulai ketika serat saraf meninggalkan

spinal cord via communicanta rami putih C-8 dan T-2 yang berjalan melalui ganglion

stellata dan jaras vertikal simpatetik untuk bersinaps pada ganglion servikal superior

dimana neuron menjadi lengkap.

Neruon ketiga terdiri dati serat-serat yang membentuk pleksus di sekitar arteri karotid.

Serat utama berjalan dengan arteri karotis dari rongga timpani. Serat simpatis menembus

Page 3: Abnormalitas Pupil

dinding timpani karotis membentuk saraf karotikotimpani yang berjalan pada submukosa

telinga tengah dan kemudian berjalan melewati atap kranial dekat pterigoid dan

memasuki sinus kavernosus. Serat simpatetik menginervasi cabang otot dilator dengan

n.siliasris nasal, ememoting ganglion siliaris dan kemudian bercabang menjadi n. siliaris

panjang dan menginervasi otot dilator.

Kelompok serat lainnya yang melewati ganglion tanpa bersinaps adalah akar

sensoris yang meninggalkan ganglion untuk berjalan dengan n.nasosiliaris dari divis

oftalmik nervus trigeminus.

Serat pupil aferen berjalan dengan akson n.optikus dan berhenti sebelum abdan

genkulatum lateral. Perubahan pada akomodasi dihasilkan dari pergerakan korpus siliaris

dengan perubahan pada bentuk lensa dari kontraksi menjadi relaksasi zonula. Otot siliaris

dibagi menjadi 3 segmen: meridional, radial, dan sirkular.

Ukuran dan fisiologis

Pupil yang lebar dikatakan normal apabila lebar kedua pupil sama dan berkontraksi

secara bersamaan. Perbedaan ukuran pupil biasanya sekitar 0.5 mm atau lebih kecil lagi.

Berbagai bagian di otak mengendalikan fungsi pupil melalui sistem otonom, termasuk

korteks frontal dan oksipital, hipothalamus, dan jalur retinohipothalamus.

Sistem simpatis dan parasimpatis memiliki serat preganglion dengan asetilkolin sebagai

substansi transmiter. Substansi transmiter post ganglionik pada sistem simpatetik adalah

norepinefrin dan pada sistem parasimpatetik adalah asetilkolin.

Irregulitas pupil

Pupil yang iregulis dapat disebabkan oleh inflamasi lama yang menyebabkan adhesi

(sinekia) lensa. Kondisi ini menghambat dilatasi yang adekuat pada cahaya gelap.

Koloboma iris selalu pada daerah fetal cleft pada bagian temporal arah jam 6. Tindakan

bedah, tumor iris, dan trauma tumpul dapat mendistorsi iris.