a. muhammad zulfadli 10573 02026 10

78
PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN BERBASIS AKUNTANSI SYARIAH KHUSUSNYA TRANSAKSI MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT AMANAH FINANCE MAKASSAR A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN BERBASIS

AKUNTANSI SYARIAH KHUSUSNYA TRANSAKSI MUDHARABAH

DAN MUSYARAKAH PADA PT AMANAH FINANCE MAKASSAR

A. MUHAMMAD ZULFADLI

10573 02026 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN BERBASIS

AKUNTANSI SYARIAH KHUSUSNYA TRANSAKSI MUDHARABAH

DAN MUSYARAKAH PADA PT AMANAH FINANCE MAKASSAR

SKRIPSI

A. MUHAMMAD ZULFADLI

10573 02026 10

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Makassar

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

i

Page 3: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

HALAMAN PERSETUJUAN

Pembimbing yang ditunjuk berdasarkan surat persetujuan Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar No. ……………2015 untuk

membimbing saudara:

Nama : A. Muhammad Zulfadli

NIM : 10573 02026 10

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Judul Skripsi : “PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN

BEBAN BERBASIS AKUNTANSI SYARIAH

KHUSUSNYA TRANSAKSI MUDHARABAH DAN

MUSYARAKAH PADA PT AMANAH FINANCE

MAKASSAR “

Menyatakan bahwa Skripsi ini telah diperiksa dan dapat diujikan di depan

Panitia pembimbing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Makassar, 2015

Pembimbing I Pembimbing II

H.Andi Arman,S.E, M.Si.Ak Abd. Salam,HB,S.E,M.Si.AK

Mengetahui :

Universitas Muhammadyah Makassar

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi

Dr.H.Mahmud Nuhung ,M.A Ismail Badollahi,S.E,M.Si.Ak

NBM : 497 794,- NBM : ,- 1073 428

ii

Page 4: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : A.Muhammad Zulfadli

NIM : 10573 02026 10

Tempat/Tanggal Lahir : Makassar 07 08 1991

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Akuntansi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammdiyah Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

“PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN BERBASIS

AKUNTANSI SYARIAH KHUSUSNYA TRANSAKSI MUDHARABAH

DAN MUSYARAKAH PADA PT AMANAH FINANCE MAKASSAR”

1. Benar-benar hasil penelitian /karya sendiridan bukan merupakan

pelanggaran Hak Karya Cipta (PLAGIAT) atau saduran dari karya

tulis/paper/jurnal/tesis/disertasi orang lain

2. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain ,kecuali secara tertulis dengan jelas telah

dicantumkan dalam daftar pustaka

3. Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di

atas ,baik sengaja maupun tidak disengaja ,dengan ini saya menyatakan

menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini,yang

berarti GELAR SEBAGAI SARJANA EKONOMI (SE) DAN IJAZAH

YANG TELAH DIBERIKAN OLEH UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR BATAL SAYA TERIMA ATAU

TIDAK SAH .

4. Sebagaimana angka 3 di atas ,apabila dikemudian hari surat pernyataan yang

saya buat ini terbukti tidak benar ,maka saya bersediah menerima sanksi

akademik maupun sanksi pidana /yuridis atas pelanggaran Hak Karya

Cipta (PLAGIAT) atau penipuan sesuai peraturan /undang –undang yang

berlaku.

Makassar, 2015

Diketahui oleh:

Ketua Jurusan Akuntansi Yang membuat pernyataan

Ismail badollahi ,S.E.,M.Si.Ak A.Muhammad Zulfadli

NBM. - 1073 428 NIM. 10573 02026 10

iii

Page 5: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah

Makassar.

Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab. Bab I

pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

manfaat penelitian. Bab II Landasan teori , kerangka pemikiran,dan Hipotesis Bab

III metode penelitian, terdiri dari variabel dan desain penelitian, definisi

operational variabel dan pengukuran variabel, populasi dan sampel, metode

pengumpulan data, metode analisis data,sistematika pembahasan. Bab IV

gambaran umum perusahaan tem pat penelitian. Bab V terdiri pembahasan hasil

penelitian. Bab VI terdiri dari kesimpulan dan saran.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari

sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

iv

Page 6: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

1. Bapak H.Andi Arman,S.E, M.Si, selaku pembimbing I dan Bapak Ak Abd.

Salam,HB,S.E,M.Si.AK, selaku pembimbing II, yang senantiasa meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk bagi penulis

dalam rangka penulisan skripsi ini.

2. Bapak Ismai Badollahi,S.E,M.Si.Ak, Ketua Program Studi/ Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Makassar, yang dengan tulus

memberikan nasehat, bimbingan, semangat serta petunjuk selama penulis

menempuh pendidikan di Universitas Muhammadyah Makassar ini sampai

pada penyusunan dan penulisan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi/Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan selama penulis duduk di bangku kuliah.

4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung , M.A.,selaku Dekan dan para Pembantu

Dekan serta staf Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Makassar

yang telah membantu dalam kelengkapan administrasi penelitian.

5. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammdyah Makassar

yang telah memberikan pengarahan selama penulis menempuh proses

pendidikan.

6. Bapak Kepala Pimpinan Amanah Finance Makassar Tbk , serta segenap

pegawai yang telah membantu penulis selama penelitian ini berlangsung.

7. Keluarga besarku tercinta yang selama ini memberikan dukungan moril dan

materil, khususnya orang tua

v

Page 7: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

8. Kepada Saudaraku , Fio sotta, Bunda, Wati gile, Khudriah, Emha, Irma, Cua

Racunk, Evan, Eko, irah, Tepenk, Afil, Irham, Andi, dan teman-teman

angkatan 2010 yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu.

Semoga pertemanan ini akan tetap hadir dan melekat dalam hati kita masing-

masing dan terima kasih atas semua bantuannya serta pengalaman berharga

yang kalian berikan padaku selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis, karena keterbatasan tempat

sehingga tidak dapat dituliskan namanya, namun tidak mengurangi rasa terima

kasih penulis. Semoga segala bantuan yang diberikan walau sekecil apapun

memperoleh ganjaran di sisi-Nya.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

terkait, dan semoga semua bantuan dan partisipasi yang diberikan kepada penulis

bernilai ibadah di sisi Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin.

Wa’alaikumsalam Wr. Wb

Makassar, ..........2015

Penulis

vi

Page 8: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Masalah Pokok ................................................................................ 4

C. Tujuan dan Manfaat penelitian......................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendapatan ...................................................................... 6

B. Sumber dan Penggolongan Pendapatan .. ......................................... 10

C. Pengakuan Pendapatan ...................................................................... 12

D. Metode Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan .............................. 20

E. Pengertian Beban .............................................................................. 23

F. Kerangka PIikir ................................................................................. 25

G. Hipotesis ........................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 27

B. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 27

C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 28

vii

Page 9: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

D. Metode Operasional .......................................................................... 28

E. Metode Analisis ................................................................................ 29

F. Definisi Operasional ......................................................................... 29

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT.Amanah Finance ................................................ 31

B. Visi dan Misi PT. Amanah Finance .................................................. 32

C. Struktur Organisasi PT. Amanah Finance ......................................... 35

D. Uraian Tuga-tugas PT. Amanah Finance .......................................... 37

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengakuan dan Pendapatan dan Beban Akuntansi ........................... 42

B. Pendapatan dan Beban Sistem Syariah PT. Amanah Finance .......... 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 65

B. Saran ................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

viii

Page 10: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. Tabel Neraca PT. Amanah Finance .......................................................... 49

1.2. Tabel Pendapatan Ijarah ........................................................................... 50

1.3. Tabel Perbandingan akuntansi syariah dan akuntansi konfensional ........ 53

1.4. Tabel potsulat antara akuntansi syariah dan akuntansi konfensional........ 60

1.5. Tabel Perbandingan karakteristik ............................................................. 62

ix

Page 11: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1.1 Skema kerangka pemikiran ..................................................................... 25

1.2 Struktur Organisasi ................................................................................. 35

x

Page 12: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zona Ekonomi Islam–Akuntansi secara umum mempunyai fungsi

sebagai alat untuk menyajikan informasi khususnya yang bersifat

keuangan dalam kaitannya dengan kegiatan sosial ekonomi dalam suatu

komunitas masyarakat tertentu.Sebagaimana yang berlaku sekarang bahwa

aturan main atau standar yang digunakan untuk menyusun laporan

keuangan – yang disebut sebagai Generally Accepted Accounting

Principles – tidak bisa terlepas dari cara pandang masyarakat ( dimana

kegiatan ekonomi itu diselenggarakan ) terhadap nilai-nilai kehidupan

sosialnya. Ini terbukti dari tidak mudahnya melakukan harmonisasi standar

akuntansi secara internasional meskipun upaya kearah sana selalu

diusahakan dengan adanya International Accounting Standard, dimana

PSAK kita sebagaian juga menggunakan IAS sebagai acuan atau referensi.

Implikasi dari hal tersebut diatas menyebabkan adanya upaya yang

keras dari para cendekiawan muslim khususnya dibidang ekonomi dan

akuntansi untuk merumuskan sistim ekonomi dan akuntansi yang sesuai

dengan tuntunan Syariah Islam.

Kewajiban setiap pribadi muslim untuk menyelenggarakan

pencatatan harta kekayaannya serta hutang dan kewajibannya nyata-nyata

termuat dalam Al-Quran dengan berbagai dimensinya ,hal mana

1

Page 13: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

2

mencerminkan tertib administrasi merupakan bagian yang sangat penting

dalam kehidupan seorang muslim sehingga memungkinkan seorang

muslim dengan mudah dapat menunaikan kewajiban-kewajibannya seperti

zakat , penyelesaian hutang piutang , perhitungan harta waris dsb.

Oleh sebab itu standarisasi akuntansi keuangan yang berbasis pada

Syariah Islam menjadi obsesi yang realistic bagi komunitas cendekiawan

dan praktisi bisnis muslim diseluruh dunia meskipun umat islam tidak

pada posisi yang kuat dan berpengaruh secara significant dalam kehidupan

sosial ekonomi dan politik untuk ukuran global yang bahkan akhir-akhir

ini sedang menghadapi ujian yang sangat berat.

Menurut Undang-undang nomor 21 Tahun 2008 Tentang

Perbankan Syari’ah, yang dimaksud Bank Syari’ah adalah Bank yang

menyalurkan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syari’ah dan menurut

jenisnya terdiri atas Bank Umum Syari’ah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syari’ah. Sedangkan pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah ialah

Bank Syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam

lalulintas pembayaran.

Sejak diundangkannya Undang-undang tersebut, menurut jenisnya

bank digolongkan menjadi dua yaitu, Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat. Bank Umum diartikan dalam dua pengertian yaitu Bank

Konvensional dan Bank Syari’ah, keduanya melaksanakan kegitan bank

yaitu melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dan

Page 14: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

3

menyalurkannya kepada masyarakat dan ditambah dengan memberikan

jasa dalam lalulintas pembayaran. Sedangkan untuk Bank Perkreditan

Rakyat Konvensioanal maupun Syari’ah,dalam kegiatannya menghimpun

dan menyalurkan dana masyarakat tidak memberikan jasa dalam lalulintas

pembaaran. Sehingga munculnya perbankan Islam (syariah) dewasa ini

bukan mrupakan gejala baru dalam dunia perbankan. Hal ini ditandai

dengan semangat tinggi dari berbagai kalangan, yaitu ulama, akademisi,

dan praktisi untuk mengembangkan perbankan tersebut dari sekitar

pertengahan abad 20 Masehi. Lembaga keuangan ini usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasajasa dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip

syariat Islam yang mengacu pada ajaran Al-Qur’an dan Hadits, serta

pemahaman bahwa bunga bank adalah riba.

PT. Amanah Finance awalnya didirikan dengan nama PT. Central

Tiffins Leasing berdasarkan Akte Notaris No. 279 tanggal 28 Desember

1984. Yang dibuat dihadapan Musjaffak sebagai pengganti Notaris

Misahardi Wilamarta, SH di Jakarta, dan telah disetujui oleh Menteri

Kehakiman dengan surat keputusan No. C2–4256-HT.01.01.TH’85

tanggal 15 Juli 1985.

Kemudian berdasarkan Akte No. 108 tanggal 14 Juni 1990 yang

dibuat dihadapan Notaris R. Arie Sutardjo, SH nama perseroan diubah

menjadi PT. Ayumas Finance yang telah disetujui oleh Menteri

Kehakiman dengan surat keputusan No. 02-4475.HT.01-04.THN 1990.

Page 15: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

4

Sehubungan dengan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dalam rangka penulisan hukum yang berkaitan

dengan judul : Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban pada PT

Amanah Finance Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis dapat

merumuskan sebuah permasalahan yaitu:

“Bagaimana Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban atas pembiayaan

syariah khususnya transaksi mudharabahah dan musyarakah pada PT

Amanah Finance Makassar?

C. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah dimana berbagai data dan

informasi dikumpulkan, dirangkai dan dianalisa yang bertujuan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan juga dalam rangka pemecahan

masalah-masalah yang dihadapi.

b. Tujuan penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai sebagai

jawaban atas permasalahan yang dihadapi (tujuan obyektif) maupun

untuk memenuhi kebutuhan (tujuan subyektif).

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tujuan Obyektif

Page 16: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

5

Untuk mengetahui Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban atas

pembiayaan syariah pada PT Amanah Finance Makassar

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk memperoleh data sebagai bahan utama penyusunan

penulisan hukum guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di bidang ilmu ekonomi Islam

b. Untuk menambah wacana dalam rangka mendukung

pengembangan hukum perbankan pada umumnya dan perbankan

Islam pada khususnya.

c. Kegunaan

Suatu penelitian tentunya diharapkan akan memberikan manfaat

yang berguna, khususnya bagi ilmu pengetahuan bidang penelitian

tersebut.

3. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

a. Kegunaan Teoritis

Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan

ilmu ekonomi Islam khususnya di bidang hukum perbankan

mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban pada sistem

syariah

b. Kegunaan Praktis

1. Untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.

2. Membantu memberikan pemahaman mengenai pelaksanaan

simpanan dengan sistem bagi hasil di bank syariah

Page 17: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

6

3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para pihak yang

berkepentingan dalam penelitian atau bidang ini.

Page 18: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

6

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Untuk lebih menjelaskan pengertian pendapatan kiranya perlu

dijelaskan terlebih dahulu tentang pendekatan konsep pendapatan.

Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang

dapat ditemukan dalam literature akuntansi.

a. Pendekatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva

yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan, di mana

pendapatan akan diakui pada saat itu juga atau pada saat terjadinya

penjualan, yaitu pada saat terjadinya arus masuknya aktiva baru

sebagai akibat dari hasil akhir kegiatan operasional dan besarnya

pendapatan itu dapat diukur menurut nilai dari aktiva yang masuk

tersebut.

b. Pendekatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang

dan jasa serta penyalurannya kepada konsumen atau produsen

lainya, misalnya kepada para perusahaan kontraktor di mana dalam

mengerjakan kontrak jangka panjang dengan menggunakan

persentase penyelesaian dalam mengakui pendapatannya, maka

pendapatan akan diakui sesuai dengan besarnya jasa yang telah

dikerjakan atau juga pekerjaan yang telah diselesaikan dan harus

diakui pada saat itu.

6

Page 19: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

7

Secara etimologis pendapatan adalah terjemahan dari bahasa

inggris yaitu income yang kemudian oleh S. Wojowaskito dan W.J.S.

Poerwadarminta dalam "Kamus Lengkap" (1980 : 83) diterjemahkan

sebagai "Pendapatan, Penghasilan".

2. Konsep – Konsep Pendapatan

Pengertian dan penafsiran yang berkelainan dengan pendapatan

disebabkan oleh adanya latar belakang yang berbeda dalam

penyusunan konsep pendapatan itu sendiri. Dari berbagai literatur teori

akuntansi dapat diketahui bahwa terdapat berbagai konsep mengenai

pendapatan. Walaupun setiap konsep pendapatan yang ada akan

menimbulkan pengertian dan penafsirannya masing-masing, namun

sebenarnya konsep-konsep pendapatan tersebut memiliki dasar yang

sama. Secara garis besar konsep mengenai pendapatan dapat ditinjau

dari dua segi pandang :

1. Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi

2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi

Hendriksen (2002: 163), menyatakan ada 2 (dua) pendekatan terhadap

konsep pendapatan yang ditemui dalam literatur – literatur akuntansi

yaitu :

1. Konsep Arus Masuk (Inflow Concept)

ISSN 2303-1174 Valen A. Lumingkewas, Pengakuan Pendapatan

dan 202 Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 199-206

Page 20: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

8

Konsep arus masuk adalah sebuah pandangan yang menekankan

pada arus masuk atau peningkatan aktiva yang timbul sebagai

akibat dari aktifitas operasional perusahaan, atau arus masuk

menegaskan bahwa

pendapatan ada karena dilaksanakan kegiatan usaha.

2. Konsep Arus Keluar (Out Flow Concept)

Konsep Arus keluar adalah sebuah pandangan yang menganggap

pendapatan sebagai arus keluar dalam arti bahwa dasar timbulnya

pendapatan adalah diawali dengan proses penciptaan barang dan

jasa oleh perusahaan melalui factor- factor produksi selama masa

tertentu.Barang atau jasa tersebut akan keluar dari perusahaan

melalui penjualan atau penyerahan barang atau jasa yang kemudian

menimbulkan pendapatan bagi perusahaan.

Pengertian pendapatan menurut Zaki Baridwan (1992 : 30) adalah

sebagai berikut.

Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu

badan usaha atau pelunasan utangnya selama suatu periode tertentu yang

berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari

kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Menurut Theodorus M. Tuanakotta dalam bukunya Teori

Akuntansi I (1984 : 153), definisi-definisi yang menganut inflow concept

biasanya merupakan definisi yang masih bersifat tradisional, yaitu

Page 21: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

9

menyatakan bahwa revenue adalah inflow assets atau net assets ke dalam

perusahaan sebagai akibat penjualan barang atau jasa. Dalam praktek

tradisional aktiva pada umumnya meningkat atau hutang berkurang pada

saat penjualan atau penyerahan barang atau jasa. Padahal tidak selalu

meningkatnya aktiva atau berkurangnya sejumlah hutang disebabkan oleh

pendapatan tetapi bisa disebabkan oleh alasan-alasan lain, walaupun

pendapatan memang merupakan salah satu alasan mengapa jumlah aktiva

bertambah dan sejumlah hutang berkurang. Kelemahan lain dari inflow

concept adalah timbulnya masalah penetapan waktu bagi pendapatan pada

saat penjualan atau saat pengiriman barang atau jasa padahal penetapan

waktu bagi pendapatan dimungkinkan dapat terjadi tidak hanya pada saat

penjualan atau saat pengiriman barang atau jasa.

Pendapatan merupakan penghasilan yang timbul dari aktivitas

perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti

penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti dan sewa. Sebaliknya

aktiva yang diperoleh dari pembelian, hasil pinjaman dan tambahan modal

tidak bisa dikatakan sebagai menaikkan pendapatan. Pengertian

pendapatan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.

1. Menurut M. Munandar (2001 : 16)

Pendapatan adalah suatu pertambahan asset yang mengakibatkan

bertambahnya owner's equity, tetapi bukan karena penambahan modal

baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan asset

yang disebabkan karena bertambahnya liabilitas.

Page 22: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

10

2. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2001 : 23).

Yang dimaksudkan pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu

periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanam modal.

3. Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (1)

Pendapatan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau

diperoleh baik untuk konsumsi maupun untuk menambah kekayaan

wajib pajak (Liberty Pandiangan dan Jimmy Lumban Goal, 1995 :

130).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan

(revenue) adalah hasil operasional perusahaan, berupa penambahan assets

yang mengakibatkan bertambahnya owner equity dan diukur berdasarkan

barang atau jasa yang diserahkan pada pembeli atau pelanggan serta

dinyatakan dengan satuan uang dan dilaporkan dalam laporan keuangan

untuk suatu periode tertentu. Pendapatan juga sering dikenal dengan

sebutan berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, deviden

royalti dan sewa.

B. Sumber dan Penggolongan Pendapatan

Dalam Standart Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa

pendapatan didefinisikan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi

yang timbul dari aktivitas normal perusahaan. Selama suatu periode bila

Page 23: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

11

arusmmasuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi modal.

Dalam PSAK No. 23 paragraf 36 pernyataan ini harus ditetapkan

dalam akuntansi untuk pendapatan timbul dari transaksi dan peristiwa

ekonomi sebagai berikut.

1. Penjualan barang.

2. Penjualan jasa.

3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang

menghasilkan bunga, royalti dan deviden.

Pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan, menurut M.

Munandar (2001 : 17) pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua

klasifikasi, yaitu sebagai berikut.

1. Penghasilan dari operasi utama perusahaan (Operating Revenues).

Merupakan penghasilan yang diterima oleh perusahaan, yang ada

hubungan secara langsung dengan usaha (operasi) pokok/utama

perusahaan tersebut. Adapun yang berkaitan langsung dengan

penghasilan operasional adalah berikut ini.

a. Penjualan (Sales).

b. Potongan pembelian tunai (Purchase Discount).

c. Penerimaan tambahan dari pembelian (Purchase Allowance).

d. Penghasilan di luar operasi utama perusahaan (Non Operating

Revenues)

Page 24: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

12

Merupakan penghasilan yang diterima perusahaan yang tidak ada

hubungan secara langsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan

tersebut. Adapun yang termasuk dalam Non Operating Revenues

adalah berikut ini.

a. Penghasilan bunga (Interest Earned).

b. Penghasilan sewa (Rent Earned).

c. Penghasilan deviden kas (Cash Devident Earned).

d. Laba (Provit)

Dengan demikian pendapatan perusahaan yang timbul dari

penjualan atau transaksi yang merupakan usaha pokok perusahaan dan

merupakan kegiatan yang didukung oleh seluruh sumber dan dana yang

dimiliki perusahaan dikatagorikan ke dalam pendapatan operasi.

Sedangkan pendapatan yang timbul dari kegiatan usaha sampingan dan

bukan merupakan usaha pokok perusahaan dimasukkan dalam pendapatan

non operasi.

C. Pengakuan Pendapatan

Kegiatan operasi perusahaan adalah proses yang terus-menerus

mulai dari pembelian bahan mentah, pengolahan bahan mentah yang

diproses dengan menggunakan tenaga kerja dan peralatan mesin, penjualan

produk, penagihan dan penerimaan uang sebagai akibat dari proses

penjualan. Semua kegiatan yang berlangsung terus menerus tersebut

merupakan langkah-langkah untuk memperoleh pendapatan.

Page 25: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

13

Financial Accounting Standart Board (FASB) memberikan dua

criteria pengakuan pendapatan seperti yang disadur Suwardjono (1989)

adalah berikut.

1. Pendapatan baru diakui bila jumlah rupiah pendapatan telah

direalisasikanatau cukup pasti akan segera terrealisasi. Pendapatan

dikatakan telah terjadi transaksi pertukaran produk atau jasa hasil

kegiatan perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas.

Pendapatan dapat dikatakan cukup pasti akan segera terrealisasi bila

barang penukar yang diterima dapat dengan mudah untuk dikonversi

menjadi sejumlah kas atau setara kas yang cukup pasti. Untuk dapat

memenuhi persyaratan mudah dikonversi barang penukar (aktiva) yang

pasti tidak dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran barang dan mudah

dijual belikan tanpa memerlukan biaya yang berarti.

2. Pendapatan dapat diakui bilamana pendapatan tersebut sudah

terhimpun/ terbentuk. Untuk memperoleh pendapatan perusahaan

harus melakukan kegiatan memproduksi barang atau jasa yang menjadi

sumber utama pendapatan. Pendapatan dapat dikatakan telah

terhimpun bilamana kegiatan telah menghasilkan pendapatan tersebut

telah berjalan dan secara substansional telah selesai sehingga suatu unit

usaha berhak menguasai manfaat yang terkandung dalam pendapatan.

Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (1994, PSAK No :

23, paragraf 19), bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa

dapat diestimasikan dengan andal, pendapatan yang sehubungan

Page 26: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

14

dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada tingkat

penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi

dapat diestimasikan dengan andal bila seluruh kondisi berikut

dipenuhi.

a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan

transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.

c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca

dapat diukur dengan andal.

d. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk

menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Menururt Theodorus Tuanakotta (1984 : 159), kalau dilihat dari

kegiatan peristiwa yang mendukung terjadinya pendapatan (revenue),

maka secara teoritis ketepatan waktu pengakuan pendapatan bisa pada

pelbagi saat seperti.

a. Selama berlangsungnya produksi : ini terlihat pada kontrak-kontrak

pembangunan yang bersifat jangka panjang, pada proses

peningkatan nilai secara alamiah (accretion), dan accruals.

b. Pada saat penjualan ini adalah timing dari revenue untuk

kebanyakan barang yang dijual.

c. Pada saat diterimanya uang tunai : misalnya, terjadi pada penjualan

dengan cicilan.

Page 27: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

15

d. Sesudah produksi selesai : misalnya, dapat dijumpai dalam

produksi logam mulia dan komoditi-komoditi pertanian.

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang hasil usaha

suatu perusahaan, maka harus ditentukan berapa pendapatan yang

dicapai perusahaan dengan seksama, oleh karena itu untuk tujuan

pencatatan dan pelaporan dalam akuntansi, diperlakukan pembatas

yang jelas mengenai kapan suatu pendapatan sudah harus diakui

sebagai pendapatan, karena jika tidak ini akan dapat merugikan

beberapa pihak, misalnya jika suatu perusahan belum mengakui

adanya suatu pendapatan atas kontrak-kontrak jangka panjang sebelum

bangunan selesai dibuat, maka hal ini akan dapat merugikan para

pemegang sahamnya jika misalnya para pemegang saham tersebut

ingin menjual sahamnya pada saat itu juga.

Sebagai ketentuaan umum, pendapatan diakui pada saat

realisasinya, atau dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan,

biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada langganan.

2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada

saat jasa tersebut telah dilakukan dan dapat dibuat fakturnya.

3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva/sumber ekonomi

perusahaan oleh pihak lain, seperti pendapatan sewa, bunga, dan

Page 28: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

16

royalty diakui sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat

digunakan aktiva tersebut.

Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagangan seperti :

penjualan aktiva tetap atau surat berharga, diakui pada tanggal

penjualannya. Sebagai aturan umum pelaporan pendapatan dalam

akuntansi meliputi.

a. Bukti Obyektif yang dapat diperiksa. Transaksi pertukaran antara 2

(dua) pihak merupakan peristiwa ekonomi yang nyata dan umumnya

selalu diikuti dengan bukti yang tertulis, karena itu harga pertukaran

sudah dapat ditentukan dengan pasti.

b. Konvensi. Produk yang dijual kepada pembeli dan menjadi resiko

pembeli yang bersangkutan, sedang penjual menerima suatu aktiva

tertentu atau hak untuk menagih atau berupa pencairan sejumlah

hutang tertentu.

c. Kepastian. Sejumlah biaya yang berhubungan dengan produk tersebut

dan telah dapat ditentukan dengan mudah. Namun demikian masih ada

ketidakpastian, seperti kemungkinan adanya retur penjualan atau

pembelian tidak melunasi hutangnya, juga biasanya ada garansi setelah

penjualan. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan biasanya

melakukan taksiran mengenai penjualan retur, potongan-potongan,

taksiran-taksiran piutang yang tidak tertagih dan sebagainya

berdasarkan pengalaman tahun yang lalu.

Page 29: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

17

Dalam hal tertentu, dimungkinkan untuk melakukan penyimpangan

dalam pencatatan pendapatan dari ketentuan umum seperti dikemukakan

di atas, antara lain.

1. Pendapatan diakui pada saat pembayaran diterima atau sesudah

terjadinya penjualan. Sebenarnya tidak dibenarkan untuk menunda

pengakuan pendapatan, karena sudah jelas menyimpang dari ketentuan

yang ada, yaitu bahwa pendapatan sudah harus dilaporkan pada saat

terjadinya penjualan, tetapi jika keadaan tidak memungkinkan untuk

mengakui pendapatan tersebut sampai pada saat penjualan terjadi

memang dapat dibenarkan, misalnyakarena.

- Tidak adanya dasar yang cukup untuk menentukan kolektibilitas

dari piutang, yang nantinya dapat menyulitkan perkiraan mengenai

berapa jumlah nilai aktiva yang akan dicatat.

- Apabila diperkirakan masih ada biaya-biaya yang cukup material

untuk diperhitungkan, dan biaya tadi tidak dapat ditaksir

jumlahnya secara tepat.

Jadi hanya dalam keadaan yang tidak menentu sajalah cara

tersebut di atas boleh dilakukan, atau karena tidak adanya kepastian

mengenai basarnya pendapatan yang akan diterima.

2. Pengakuan pendapatan pada penjualan konsinyasi. Konsinyasi

merupakan perjanjian di mana pihak yang memiliki barang

menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijual

Page 30: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

18

dengan memberikan komisi kepada penjualnya. Dalam penjualan

konsinyasi ini, penyerahan barang pada pihak penjual yang menerima

titipan, belumlah merupakan pendapatan, meskipun sudah terjadi

perpindahan barang. Pendapatan baru diakui setelah barang-barang

tersebut benar-benar telah terjual oleh consignee.

3. Pengakuan pendapatan pada saat selesai produksi.

Pengakuan pendapatan pada saat selesai produksi ini dapat dibenarkan

jika nilai dari barang tersebut sudah dapat ditentukan dengan pasti, dan

untuk memasarkan barang tersebut sudah bukan merupakan persoalan

lagi, karena pemasaran barang-barang tersebut dapat dijamin atau juga

produk yang sudah dipastikan terjual karena kontrak penjualan, dan

juga mengenai biaya pemasaran menurut periode-periode sebelumnya.

4. Pengakuan pendapatan selama produksi atau pengakuan secara

proporsional dengan tahapan produksi.

Pada pengakuan pendapatan semacam ini, kriteria dasar dari

pengakuan pendapatan sudah terlihat agak jelas di mana pendapatan

seharusnya sudah dilaporkan. Pengakuan pendapatan semacam ini

lazimnya dijumpai pada perusahaan-perusahaan kontraktor, yang

umumnya memerlukan waktu beberapa periode akuntansi. Jasa-jasa

yang telah diberikan atau pekerjaanpekerjaan yang telah diselesaikan,

akan dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya

pendapatan yang harus diakui. Pendapatan membutuhkan pengetahuan

mengenai kepastian bahwa ia dapat diakui, dan bukan sekedar

Page 31: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

19

pengetahuan bahwa nilai tambah sudah terjadi. Oleh karena hal-hal

yang berkaitan dengan ketidakpastianlah, maka akuntan mulai mencari

dan menciptakan kaidah-kaidah mengenai timing daripada pendapatan.

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu

transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan

pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan

nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan

dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan

oleh perusahaan.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomis

sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.

Namun, bila suatu ketidakpastian timbul mengenai kolektibilitas suatu

jumlah yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak

tertagih, atau jumlah yang pemulihannya tidak lagi besar

kemungkinannya, diakui sebagai suatu beban dari pada penyesuaian

jumlah pendapatan yang diakui semula. Biasanya perusahaan perlu

mempunyai sistem anggaran dan pelaporan keuangan intern yang

efektif. Perusahaan tersebut menelaah dan bila perlu merevisi estimasi

pendapatan sewaktu jasa diberikan. Kebutuhan revisi tersebut tidak

perlu mengindikasikan bahwa hasil transaksi tersebut tidak dapat

diestimasi dengan layak.

Page 32: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

20

5. Pengukuran Pendapatan

Cara terbaik mengukur pendapatan adalah dengan menggunakan

nilai tukar (exchange value) dari barang atau jasa. Nilai tukar ini

menunjukkan ekuivalen kas atau nilai sekarang dari pendiskontoan

tagihan uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi pendapatan.

Pernyataan yang dimuat dalam Standar Akuntansi Keuangan (1998 : 9)

adalah jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya

ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau

pemakai aktiva tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang

diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon

dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Selain

pernyataan tersebut Theodorus M. Tuanakotta, (2001 : 155)

menyatakan bahwa cara terbaik untuk mengukur pendapatan adalah

dengan menggunakan nilai tukar atas barang dan jasa. Dalam banyak

kasus, nilai tukar bisa diekuivalenkan dengan harga yang telah

disepakati dalam transaksi dengan pelanggan. Tetapi harus ada

perhitungan lebih yang dibuat waktu menunggu hingga tagihan

dibayar.

D. Metode Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan yang Lazim

Digunakan pada Perusahaan Industri Konstruksi

Sistem akuntansi perusahaan industri konstruksi merupakan suatu

hal yang menarik karena mempunyai ciri-ciri tersendiri yang

membedakannya dengan perusahaan dagang atau perusahan industri

Page 33: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

21

lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal pokok, yaitu lokasi serta

lamanya dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh perusahaan industry

konstrusi. Perusahaan industri konstruksi biasanya bekerja atas dasar

kontrak, dimana harga jualnya telah ditentukan lebih dahulu sebelum

produksi dimulai, dan dilaksanakan di tempat proyek serta

penyelesaiannya juga berbulan-bulan dan bahkan lebih dari satu atau dua

periode pembukaan. Walaupun perusahaan industri konstruksi bekerja atas

dasar pesanan, namun tidak dapat disamakan dengan " Job Order

Manufacturing " yang produksinya dilakukan di pabrik serta proses

produksi pada umumnya tidak lebih dari satu tahun. Masalah yang timbul

bagi perusahaan industri kontruksi adalah dalam rangka penyajian laporan

keuangan perusahaan pada setiap akhir tahun, yang meliputi pelaporan

pendapatan maupun biaya untuk proyek-proyek yang tergolong sebagai

kontrak pembangunan jangka panjang.

Untuk perhitungan hasil dari suatu kontrak pembangunan, Ikatan

Akuntansi Indonesia menganut dua metode yaitu berikut ini.

1. Metode persentase penyelesaian

Dalam metode ini, pengakuan pendapatan atas suatu proyek didasarkan

pada tingkat kemajuan penyelesaian pekerjaannya, dalam arti bahwa

laba atau rugi suatu proyek dapat dihitung walaupun proyeknya belum

selesai dikerjakan. Untuk mengukur tingkat penyelesaian pekerjaan

suatu proyek sampai suatu saat tertentu atau pada saat penyusunan

laporan keuangan, biasanya didasarkan pada berikut.

Page 34: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

22

2. Perbandingan antara biaya-biaya yang sudah menjadi beban sampai

akhir masa penetapan hasil yang dimaksud dan taksiran biaya

seluruhnya untuk menyelesaikan kontraknya dengan menggunakan

data-data yang paling baru, atau

3. Pengukuran secara lain atas kemajuan pekerjaan dalam rangka

penyelesaian keseluruhan atas kontrak dengan memperhatikan

pekerjaan yang telah dilakukan.

Dengan kata lain, untuk menghitung tingkat kemajuan

penyelesaian suatu proyek harus dilakukan penaksiran.

1. Penaksiran biaya penyelesaian (cost estimation)

Persentase penyelesaian pekerjaan dihitung dengan membandingkan

biaya-biaya yang telah dibebankan sampai dengan saat ini (costs to

date), dengan biaya-biaya yang telah dibebankan tersebut (costs to

date) ditambah dengan taksiran biaya penyelesaian pekerjaan (costs to

complete).

Perhitungan ini dapat diformulasikan sebagai berikut.

costs to date

––––––––––––––––––––––––––– x 100 % = ... %

costs to date + costs to complete

Jadi titik tolak dalam perhitungan tersebut adalah taksiran total biaya

untuk menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan. Dari taksiran total

biaya tersebut akan dapat ditaksir laba atau rugi proyek secara

keseluruhan serta laba atau rugi untuk tahun berjalan.

Page 35: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

23

2. Penaksiran secara teknis (engineering or architectural estimation)

Dengan cara ini, persentase penyelesaian pekerjaan didasarkan pada

taksiran tingkat kemajuan penyelesaian secara fisik. Pandangan ini

lahir karena ada anggapan bahwa jumlah pengeluaran biaya belum

tentu akan mencerminkan tingkat kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

Untuk dapat melakukan penaksiran kemajuan pelaksanaan pekerjaan

berdasarkan perhitungan tehnis dengan tingkat kecermatan dan

ketepatan yang memadai, diperlukan bantuan orang yang ahli di

bidangnya seperti Insinyur atau Arsitek. Langkah pertama yang

ditempuh dalam melakukan penaksiran secara tehnis ini adalah dengan

memisah-misahkan jenis pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu

proyek. Kemudian dihitung atau ditaksir tingkat penyelesaian tiap jenis

pekerjaan, yang biasanya dinyatakan dalam suatu presentasi.

E. Pengertian Beban

Kiesso dan Jerry (2002: 153) mendefinisikan beban adalah “Arus

keluar penurunan lainnya dalam aktivitas sebuah entitas atau penambahan

kewajiban selama suatu periode yang ditimbulkan oleh pengiriman dan

produksi barang. Horngren (2006: 54) menyatakan beban akan

menghabiskan atau menimbulkan kewajiban dalam jalur operasi bisnis

serta memiliki pengaruh yang terbalik dari pendapatan.

Pengakuan beban Hendriksen (1988:182) menyatakan beban

terjadi barang atau jasa dikonsumsi atau digunakan dalam proses

memperoleh pendapatan. Saat pelaporan beban dilakukan dengan mencatat

Page 36: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

24

kegiatan di dalam perkiraan atau memasukkannya di dalam laporan

keuangan. Beban diakui dalam laporan laba rugi dimana laporan laba rugi

atas dasar hubungan langsung anatara biaya yang timbul dan pos

penghasilan tertentu yang diperoleh.Dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (2007) bahwa beban segera diakui dalam laporan laba rugi jika

memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung

antara biaya yang timbul dan pos penghasilan diperoleh.

2. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang

rasional dan sistematis. Ini berarti jika manfaat ekonomi masa depan

diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan

hubungannya dengan penghasilan hanya dapat diterima secara luas

atau tidak langsung.

3. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas jika pengeluaran tidak

menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau jika tidak memenuhi

syarat maka diakui dalam neraca sebagai aset.

4. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas adanya pengakuan asset.

Page 37: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

25

F. Kerangka Pikir

Gambar Kerangka

PT AMANAH FINANCE

MAKASSAR

PENGAKUAN

AKUNTANSI

PENDAPATAN BEBAN

MASALAH

HASIL

Page 38: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

26

G. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penulis mencoba menyusun

hipotesis sebagai berikut: Diduga bahwa Pengakuan Akuntansi terhadap

Pendapatan dan Beban sesuai prinsip Akuntansi yang berlaku umum

dalam Penyusunan Laporan pada PT. Amanah Pinance Makassar.

Page 39: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Dalam penulisan laporan ini telah mengadakan penelitian pada

Kantor Pusat Operasional : Wisma Kalla Lantai 3 Makassar Sulawesi

Selatan Kontak Email : [email protected] No Telpon/No Fax :

0411853210 /0411855636 Twitter : @amanahfinance Facebook : PT.

Amanah Finance. Pelaksanaan penelitian itu sendiri dilaksanakan selama 2

(dua) minggu.

B. Metode pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penulisan menggunakan

dua motode, yaitu :

1. Metode lapang (Field Researh)

Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, penulis melaksanakan

pengamatan secara langsung mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan Perlakuan Akuntansi Pendapatan Dan Beban dan melakukan

tanya jawab secara langsung dengan Karyawan pada PT Amanah

Finance Makassar. Untuk mendapatkan data dalam proses pembuatan

laporan ini.

2. Metode pustaka (Field Library)

Metode dimaksudkan menemukan teori-teori yang membahas masalah

Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban dis Amanah Finance

27

Page 40: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

28

Makassar. Sumber tersebut beresal dari buku-buku, leteratur dan

bahan-bahan lain yang releven.

C. Jenis Penelitian

Dalam rangka mempermudah perolehan data yang diperlukan

dilokasi penelitian, maka peneliti menggunakan instrument penelitian

berupa alat bantu untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan.

Instrumen yang dimaksud peneliti adalah wawancara dengan beberapa staf

kantor PT Amanah Finance Makassar, untuk memudahkan penulis dalam

mendapatkan data tentang bagaimana Perlakuan Akuntansi Pendapatan

Dan Beban pada PT Amanah Finance Makassar dengan mengacu kepada

langkah-langkah yang ditempuh oleh pihak Staf kantor PT Amanah

Finance Makassar dalam Perlakuan Akuntansi Pendapatan Dan Beban

Sedangkan untuk data-data penelitian instrument yang digunakan

peneliti adalah berupa instrument pertanyaan dari peneliti untuk dijawab

responden berdasarkan kenyataan yang terjadi atau berdasarkan

pengalaman masing-masing.

D. Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah

penelitian pustaka dengan jenis data kulitatif yaitu mengupulkan data bagi

hasil system syariah atau sumber lainnya yang mendukung dan

mempunyai kaitan dengan pembahasan.

Page 41: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

29

Pengumpulan data yang dilakukan penulis bersumber dari data

primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara

wawancara dengan beberapa subjek dalam penelitian yang bertujuan untuk

meminimalkan kesalahan pengumpulan data. Sedangkan untuk

mendapatkan data sekunder digunakan fasilitas perpustakaan, dan

sebagainya.

E. Analisis Data

Data yang kumpulkan selanjutnya diolah, baik diskusi maupun informasi

tambahan lainnya selanjutnya diinterprestasikan dengan berpikir:

1. Induktif, yaitu data yang bersifat khusus dinilai lalu dianalisa dengan

penarikan kesimpulan yang bersifat umum.

2. Deduktif, yaitu data yang bersifat umum dinilai, lalu dianalisa dengan

penarikan kesimpulan

3. Komparatif, yaitu membandingkan data yang telah dianalisa dan

diinterprestasikan kedalam satu pembahasan dan akhirnya menjadi

kesimpulan yang utuh.

F. Defenisi Operasional

Untuk memudahkan menyusun dan menghindari terjadinya

penafsiran yang keliru dalam memahami maksud yang terkandung, maka

perlu memberiakan pengertian dan definisi dari kata-kata yang dianggap

penting dalam judul skripsi ini yaitu “Perlakuan Akuntansi Pendapatan

dan Beban pada PT Amanah Finance Makassar”

Page 42: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

31

BAB IV

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat PT Amanah Finance

Perusahaan didirikan dengan nama PT. Central Tifins Leasing

berdasarkan Akte Notaris No. 279 tanggal 28 Desember 1984, dibuat

dihadapan Musjaffak, sebagai pengganti Notaris Misahardi Wilamarta,

S.H., di Jakarta, dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan surat

keputusan No.C2-4256-HT. 01.01.TH 1985 tanggal 15 Juli1985.

Berdasarkan akte No. 108 tanggal 14 Juni 1990 yang dibuat

dihadapan Notaris R. Arie Soetardjo, S.H., nama perseroan berubah

menjadi PT. Ayumas Finance dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman

dengan surat keputusan No. 02-4475.HT.01.04.TH 1990 tanggal 31 Juli

1990.

Akte tersebut telah dirubah lagi dengan akte Notaris Nyoman

Kamajaya, S.H., No. 7 tanggal 29 Oktober 2003 yang merubah anggaran

dasar perseroan dan nama perseroan dari PT. Ayumas Finance menjadi

PT. Asia International Finance, dan telah disetujui oleh Menteri

Kehakiman dan HAM Republik Indonesia No.C-00315

HT.01.04.TH.2004 tanggal 7 Januari 2004. Terakhir Akta perusahaan

dirubah dengan akte No.2 tanggal 7 Maret 2005 yang dibuat dihadapan

31

Page 43: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

32

Notaris Ny.Thilma Djohan, S.H., yang merubah susunan pemegang saham

dan Direksi/Komisaris serta nama perusahaan menjadi PT. Amanah

Finance yang memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM

Republik Indonesia No. C-10386 HT.01.04.TH.2005 tanggal 15 April

2005. Izin operasi telah diperoleh dari Menteri Keuangan Republik

Indonesia dengan No. Kep-172/KM.5/2005 tanggal 17 Juni 2005 tentang

pemberian izin usaha Lembaga Pembiayaan. Rekomendasi Pembiayaan

Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. U-

147/DSN-MUI/VI/2006 tanggal 27 Juni 2006.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Sejak awal berdirinya, PT. Amanah Finance telah menetapkan visi

dan misi perusahaan yaitu:

a. Visi dari PT. Amanah Finance yaitu “Menjadi perusahaan pembiayaan

syariah yang terbaik, dominan dan dikagumi masyarakat”.

b. Misi dari PT. Amanah Finance yaitu Menjadi perusahaan pembiayaan

syariah yang istiqamah dalam menjalankan prinsipprinsip syariah;

Menjadi perusahaan pembiayaan yang paling sehat dan inovatif dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat; dan Menjadi perusahaan

pembiayaan syariah yang dikelola secara profesional.

Legalitas dan Manajemen PT. Amanah Finance

a. Legalitas PT. Amanah Finance didirikan berdasarkan:

Page 44: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

33

1) Akta Notaris Ny. Thilma Djohan SH No. 2 tanggal 7 Maret 2005

dan disetujui oleh Menkeh & Ham dengan SK No. C-10386

HT.01.04.TH.2005 tanggal 15 April 2005 Tentang perubahan

susunan Pemegang Saham, Pengurus dan Nama Perusahaan

menjadi PT. Amanah Finance.

2) Akte Notaris Ny. Thilma Djohan No. 5 tanggal 16 januari 2006

3) Tentang perubahan Susunan Saham dan Perubahan Pengurus.

4) Akte Notaris Ny. Thilma Djohan No. 4 tanggal 20 April 2006

Tentang Peningkatan Modal Dasar.

5) Surat Rekomendasi Dewan Syariah Nasional, No. U-

147/DSNMUI/VI/2006 tanggal 22 Juni 2006, yang

merekomendasikan PT. Amanah Finance sebagai perusahaan

pembiayaan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah.

b. Pengurus/ manajemen perusahaan terdiri atas:

1) Dewan Komisaris / Board Of Commisioner

Hj. Musjwirah J. Kalla KomisarisUtama/President ommisioner

Ir. Cipto Wibowo Komisaris / Commisioner

2) Dewan Pengawas Syariah / Board Of Syariah Supervisory

K. H. Sanusi Baco LC Ketua / Chairman

Prof. DR. H. Halide

Ir. H. Agus Haryadi FSAI

3) Dewan Direksi / Board of Directors

Page 45: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

34

H. Dicky Syarief Hidayat SE Direktur Utama/ President Director

H. Drs. Adnan Bintang MM Direktur / Director

4) Pemegang Saham / Share Holders (Des 2007)

Hj. Musjwirah J. Kalla 78,5%

H. Dicky Syarief Hidayat 21,5%

5) Jenis Usaha / Type Of Bussines

6) Lembaga Pembiayaan Syariah / Multifinance Syariah

7) Captive Dealers

a) Dealer Toyota H. Kalla, Sulawesi Selatan

b) Dealer Toyota Hasjrat Abadi, Sulawesi Tengah dan Gorontalo

c) Dealer Honda PT. Auto Daya Keisindo Jakarta

Page 46: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

35

C. Stuktur Perusahaan

Struktur Organisasi

BOARD OF DIRECTORS

Internal Audit Corporate Secr. 1. Bussiness Dev. 2. Legal

3. Secretariat

MARKETING DIVISION

FINANCE DIVISION

Sales &

Marketing

Financing Risk Manage

ment

HRD & General

Affair

Finance Accounting

Promotion & Event

Credit

Process Survey H R D Treasury General

Ledger

Marketing Support

Marketing Plan

Branch 1. Jakarta 2. Makassar 3. Palu 4. Kendari 5. Balikpapan

Financing

Adm. Collection

Internal Control Unit

General

Affair A/R

Collateral &

Inventory

Insurance

Tax Manage

ment

Reporting

IT Develop

ment

Page 47: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

36

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Amanah Finance di Makassar

Kepala Cabang

Spv. Collector

Kepala

Administrasi Spv. Sales

Credit Analist

Surveyor

Collector

Soft Coll

Adm. Collection

Kasir

Adm. Pembiayaan

FRO

Sales Stay

Page 48: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

37

D. Uraian Tugas

1. Koordinator Wilayah / Kepala Cabang

Kepala Cabang bertugas agar terlaksananya Strategi dan Kebijakan

Perusahaan dalam bentuk pelaksanaan Program kerja Cabang, untuk

mencapai target Perusahaan.Uraian tugasnya antara lain yaitu

Merencanakan dan mengevaluasi pelaksanaan, program kerja cabang;

Memonitor dan mengevaluasi pencapaian target penjualan & penagihan

secara berkelanjutan; Memantau & menerima laporan perkembangan serta

melakukan pembinaan karyawan dibawah jajarannya; Menjalankan tugas-

tugas terkait lainnya dalam upaya pencapaian target cabang.

2. Kepala Administrasi (ADH) Cabang

Jabatan ini bertujuan agar terwujudnya ketertiban administrasi dan

pelaporan yang akurat dan tepat waktu untuk mendukung pencapaian

kinerja terbaik dan tercapainya target Cabang. Uraian tugasnya antara lain

yaitu Menerima berkas aplikasi dari Sales (FRO) mengajukan permintaan

survey ke Supervisor Kolektor/Kolektor, memverifikasi, meregistrasi

aplikasi dan memasukkan data (upload) berkas ke system, mengajukan

aplikasi ke komite pembiayaan cabang, mencetak dan mendistribusikan

Persetujuan Pembiayaan (PO) ke dealer melalui Sales (FRO); Mengontrol

dan melakukan tindak lanjut kekurangan berkas ke Sales (FRO);

Melakukan rekonsiliasi data penjualan Dealer dengan Penerbitan

persetujuan pembiayaan serta mengkomunikasikan hasil rekonsiliasi Unit

Page 49: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

38

Kerja Marketing di kantor Pusat; Menyiapkan akad pembiayaan dan

melakukan aktivasi akad, memverifikasi akad yang telah ditandatangani

kemudian mendistribusikan akad ke Kantor Pusat dan Customer melalui

Sales (FRO); Mengontrol pernyataan kesanggupan (covernote) yang

dikirim oleh Bagian Administrasi Dealer ke kantor pusat serta umur jatuh

tempo covernote untuk pembayaran dealer; Menyiapkan SP1, SP2, SP3

nasabah menunggak untuk didistrbusikan oleh PIC; Memberikan

pelayanan purnajual terhadap nasabah (asuransi, BPKB, pemberian

informasi).

3. Supervisor Penagihan

Jabatan ini bertujuan agar pencapaian dan kinerja penagihan

cabang/wilayah dapat memenuhi target yang ditetapkan

Perusahaan.Uraian tugasnya antara lain yaitu

a. Melakukan inventarisasi nasabah berdasarkan klasifikasi tunggakan

dan alamat penagihan;

b. Mengontrol pelaksanaan penagihan lunak (soft collection) dan

penagihan keras (hard collection) cabang dan mengevaluasi laporan

kemajuannya;

c. Menjadwalkan kunjungan lapangan kolektor; Mengklasifikasikan

nasabah bermasalah berdasarkan penyebab masalah kemudian

merencanakan penyelesaian;

Page 50: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

39

d. Menjalankan fungsi Penagihan Keras (Hard Collection), jika di

Cabang tidak terdapat orang yang ditunjuk (PIC) Penagihan Keras

(Hard Collection).

4. Kolektor

Jabatan ini bertujuan untuk memperlancar aktifitas penagihan piutang

nasabah, yang dilaksanakan secara terprogram dan terukur sesuai

ketentuan agar target penagihan dapat tercapai. Uraian tugasnya antara

lain yaitu

a. Melakukan inventarisasi nasabah yang jatuh tempo tiap har

b. Melakukan penagihan kepada nasabah yang telah menunggak

pembayaran;

c. Menerima pembayaran angsuran nasabah pada saat melakukan

penagihan, dan menyerahkan hasil tagihan tersebut ke kasir, baik

secara langsung (tunai) maupun dengan transfer via bank;

d. Membuat laporan progress atas hasil-hasil penagihan yang dilakukan –

harian, mingguan, dan bulanan ke risk ke ADH untuk dilakukan

pengcocokan data.

5. Finance Relation Officer (FRO) / Sales

Jabatan ini bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang efektif dan

efisien sesuai target yang ditetapkan oleh Supervisor Sales/Kepala

Cabang.Uraian tugasnya antara lain yaitu Menerima pengajuan

pembiayaan nasabah baik dari jajaran sales dealer, maupun dari nasabah

Page 51: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

40

langsung; Mengajukan Permohonan Survey melalui Register Permohonan

dan diajukan pada hari yang sama, dapat melalui e-mail apabila petugas

survey berjauhan dokumen fisik akan disampaikan kemudian, melakukan

akad dengan nasabah dan menyampaikan bahwa akad yang ditandatangani

efektif berlaku pada saat nasabah menerima kendaraan.

6. Counter Sales

Jabatan ini bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang efektif dan

efisien sesuai target yang ditetapkan oleh Supervisor/Kepala Cabang.

Uraian tugasnya antara lain yaitu menghubungi calon-calon nasabah

dengan cara menelpon, bersurat atau mengunjungi kantor-kantor atau

potensi-potensi pasar yang ada di wilayahnya, mengumpulkan data base

nasabah dan Calon Nasabah, membuat rincian akad hasil negosiasi

dengann nasabah, memeriksa kelengkapan dokumen nasabah dan meminta

untuk dilengkapi bila ada yang kurang, membuat laporan pembiayaan

(penjualan) secara periodik atas target yang diberikan, menerima calon

nasabah yang berkunjung ke kantor, memperbaharui data nasabah bila

terjadi perubahan.

7. Kasir Wilayah

Jabatan ini bertujuan mengurus penerimaan dan pembayaran semua

transaksi keuangan di kantor cabang maupun wilayah. Uraian tugasnya

antara lain yaitu menerima pembayaran angsuran nasabah, melakukan

pembayaran kepada pihak lain (vendor, refund, incentif) atau

Page 52: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

41

mengeluarkan biaya-biaya sesuai limit yang ditetapkan atau sesuai

wewenang yang diberikan oleh Kepala Cabang dan Kantor Pusat,

Menyetorkan dana penerimaan angsuran ke Bank Cabang atau melakukan

transfer setiap hari ke Bank Kantor Pusat, Membuat Kas Harian dan

melakukan pencocokan kas setiap hari.

8. Administrasi Kolektor

Jabatan ini bertujuan agar seluruh dokumen penagihan yang meliputi

piutang dan data base piutang, piutang yang belum selesai (Outstanding

piutang), tunggakan tagihan menurut umur (AR Aging Report) dan

piutang yang sudah di cocokkan (AR Reconsiliasi) dapat di laporkan

secara akurat dan tepat waktu. Uraian tugasnya antara lain yaitu

menyiapkan data base Piutang (AR) dan Laporan Tunggakan menurut

umurnya (Aging Report) dan target penerimaan untuk didistribusikan

kejajaran kolektor, Mengontrol hasil kunjungan harian Kolektor,

memastikan bahwa nasabah telah terkunjungi dan telah dimasukkan

laporannya ke dalam computer system (Sistem Aplikasi Pembiayaan

Syariah – SAPS Online), Membuat dan mendistribusikan laporan kinerja

Piutang, kunjungan harian, penerimaan piutang, konfirmasi titipan

angsuran, unit tarikan, putus akad, Surat Peringatan secara periodik.

Page 53: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

42

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Klasifikasi Produk pada PT. Amanah Finance Makassar

Pendapatan premi perusahaan dapat dilihat dari beberapa produk yang

ada pada perusahaan. Produk-produk yang dimaksud, yaitu:

1. Pendapatan Premi Netto

a. Prulink Investor Account (PIA)

Merupakan produk unit link dengan pembayaran premi sekaligus yang

menawarkan berbagai pilihan dana investasi. Produk ini juga akan

memberikan perlindungan yang komprehensif terhadap resiko

kematian atau resiko menderita cacat total dan tetap. Produk ini

memberikan keleluasaan bagi Pemegang Polis untuk memilih investasi

yang memungkinkan optimalisasi tingkat pengembalian investasinya,

sesuai dengan kebutuhan dan profil resiko Pemegang Polis. Premi

yang ditentukan dalam produk ini, yaitu minimum premi sebesar Rp

12.000.000,-/US$ 1,500 dan tidak ada maksimum premi.

b. PRUlink Assurance Account (PAA)

Adalah produk unit link dengan premi berkala dimana nasabah dapat

memilih kombinasi antara kebutuhan proteksi dan investasi dalam satu

polis. Premi berkala dapat di bayarkan sampai usia 99 tahun.

42

Page 54: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

43

2. Pendapatan Investasi

Hasil investasi ditentukan dari penerimaan bagi hasil deposito, laba (rugi)

penjualan saham, pendapatan sewa gedung, dan selisih kurs, pendapatan

bunga dan deviden, dimana pada pendapatan bunga dan deviden,

keduanya diakui pada saat terjadinya transaksi, bukan pada saat

penerimaan kas.

3. Pendapatan Lain – Lain

Pendapatan lain-lain disini diartikan sebagai pendapatan asuransi yang

bukan berasal dari investasi, umumnya terdiri dari premi dan klaim

asuransi. Dari keterangan diatas, perusahaan menghitung pendapatan

premi dengan mengurangkan premi bruto atas premi reasuransi dan

dikurangi (ditambah) penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan

pendapatan.

4. Kebijakan Pengakuan Pendapatan dan Beban pada PT. Amanah Finance

a. Kebijakan Pengakuan Pendapatan dan Beban Perusahaan

1. Pengakuan Pendapatan

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, yang menjadi unsur utama

dalam Laporan Laba Rugi adalah pendapatan dan beban. Pada

dasarnya pendapatan utama dari suatu perusahaan terdiri dari :

a) Pendapatan Premi

b) Pendapatan Investasi

c) Pendapatan lain-lain

Page 55: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

44

Pendapatan ditentukan berdasarkan jumlah tagihan-tagihan

atas premi, disaat itulah premi diakui sebagai pendapatan, yang

dimulai sejak kontrak awal disetujui dan premi pertama dibayarkan,

dan juga pada setiap pembayaran premi selanjutnya.Masalah

pelunasannya didasarkan/ diserahkan kepada agen untuk kontak awal

(pembayaran premi pertama), dan kepada kolektor untuk setiap

pembayaran premi selanjutnya, untuk penagihan dalam bentuk

kwitansi-kwitansi.

2. Pengakuan Beban

Pengakuan beban untuk perkiraan-perkiraan beban PT. Amanah

Finance diakui pada saat nasabah memberikan premi awal untuk

menjadi tertanggung.Nasabah menandatangani SPAJ (Surat

Pengajuan Asuransi Jiwa) dan disinilah terjadinya beban.Dimana

premi nasabah tersebut merupakan pembayaran untuk biaya awal,

biaya asuransi, biaya administrasi dan beban klaim jika terjadi

klaim asuransi. Nasabah mengikat kontrak asuransi, disini klaim

tersebut diakui sebagai beban.

Page 56: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

45

Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil penelitian diatas, penulis

akan melakukan pembahasan atas hasil analisis tersebut sebagai berikut :

PT. Amanah Finance menganut prinsip pengakuan pendapatan yang

secara mendasar telah sesuai dengan PSAK No.101, dimana daftar nama-

nama perusahaan yang masuk dalam kategori pembiayaan sebagai berikut:

1. Adira Finance

a. Adira Dinamika Multifinance

b. Adira Quantum Multifinance

2. Astra Auto Finance

a. Astra Auto Finance

b. Astra Sedaya Finance

c. Astra Multi finance

d. Federal International Finance

e. Pratama Sedaya Finance

f. Staco Estika Finance

g. Toyota Astra Finance

h. Komatsu Astra Finance

3. Oto Group

a. Oto Multi Artha

b. Summit Oto Finance

Page 57: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

46

4. Bussan Auto Finance

a. Bussan Auto finance

5. Wahana Ottomitra multiartha Finance

a. Wahana Ottomitra multiartha Finance

Adapun Komposisi Jumlah Nasabah Pembiayaan sebagai berikut:

Jenis Pembiayaan Jumlah Nasabah Persentase (%)

Mudharabah dan Musyarakah 13 2,07 %

Dalam pembahasan skripsi ini, penulis membatasi cakupan penelitian

pada transaksi mudharabah dan musyarakah, dimana mudharabah merupakan

suatu transaksi pendanaan atau investasi yang berdasarkan kepercayaan, yaitu

kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola dana. Dan musyarakah

diartikan sebagai akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu dimana setiap pihak memberikan kontribusi dana dengan

kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko (kerugian) akan ditanggung

bersama sesuai dengan kesepakatan. Adapun jenis pembiayaan yang kami

teliti pada PT. Amanah Finance yakni mudharabah dan musyarakah yang

memiliki jumlah nasabah sebanyak 13 dan persentase 2,07 %.

Contoh:

Page 58: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

47

1. Asumsi harga mobil Rp 200.000.000,

OTR Biaya

(Adm,cek fisik)

TDP

(Uang muka)

Tenor Angsuran

per bulan

Rp 200.000.000

Rp 2.000.000

Rp 60.000.000

12 Rp 8.500.000

24 Rp 6.500.000

36 Rp 4.500.000

48 Rp 2.500.000

B. Pendapatan dan Beban Sistem Syariah pada PT Amanah Finance

PT. Amanah Finance dalam Annual Report 2012 menyatakan

kepatuhannya terhadap Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Penyusunan laporan keuangan telah sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No.101 (revisi 2011) tentang Penyajian Laporan

Keuangan Syariah berdasarkan PSAK No. 102. Diantaranya Akuntansi

Murabahah berdasarkan PSAK No. 101, dimana akuntansi murabahah adalah

transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan

keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akuntansi

Istishna berdasarkan PSAK No.105, dimana akuntansi istishna dapat diartikan

sebagai akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu

dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan

(pembeli) dan penjual (pembuat). Akuntansi Mudharabah berdasarkan PSAK

No.106, yang mengartikan akuntansi mudharabah sebagai suatu transaksi

pendanaan atau investasi yang berdasarkan kepercayaan. kepercayaan

merupakan unsur terpenting dalam akuntansi mudharabah,yaitu kepercayaan

Page 59: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

48

dari pemilik dana kepada pengelola dana. Akuntansi Musyarakah

berdasarkan PSAK No. 107, dimana akuntansi musyarakah diartikan sebagai

akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana

setiap pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan resiko (kerugian) akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan. Akuntansi Ijarah berdasarkan PSAK No.110, Ijarah dapat

diartikan sebagai akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau

jasa,dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

Berikut contoh transaksi mudharabah dan musyarakah yang dilakukan

oleh PT. Amanah Finance membeli mobil untuk disewakan dengan cost

(biaya) Rp. 200. 000. 000 maka dicatat sebagai berikut :

1. Maret 2012

Aktiva yang diperoleh untuk mudharabah

Kas

Rp 200. 000. 000

Rp 200. 000. 000

Apabila mobil di atas dibeli untuk transaksi mudharabah, diperkirakan

mempunyai umur ekonomis 6 tahun dengan nilai sisa 10 % dari cost. Maka

beban penyusutan per tahun menurut metode garis lurus :

Penyusutan per tahun :

= Rp. 200. 000. 000 – ( 10 % x Rp. 200. 000. 000 = Rp. 20. 000. 000)

Page 60: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

49

= Rp 180. 000. 000 : 6 = Rp 30. 000. 000

Penyusutan tahun 2013 :

10 x Rp. 30. 000. 000 = Rp. 25. 000. 000

12

Adjustment per 31 Desember 2012 :

Beban penyusutan aktiva mudharabah

Akumulasi penyusutan aktiva

Mudharabah

Rp 25. 000. 000

Rp 25. 000. 000

Beban penyusutan akan dilaporkan rugi laba dan akumulasi

penyusutan akan mengurangi aktiva musyarakah di neraca, hasilnya adalah

sebagai berikut :

Nilai buku aktiva musyarakah :

PT. Amanah Finance

Neraca Per 31 Desember 2012

AKTIVA PASIVA

Aktiva mudharabah Rp 200. 000. 000

Akumulasi Penyusutan Rp 25. 000. 000 –

Rp 175. 000. 000

Page 61: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

50

Transaksi mudharabah . Besarnya penyusutan aktiva mudharabah

tergantung masa sewa, misal masa sewa 4 tahun nilai sisa diperkirakan 30 %

maka penyusutan per tahun :

= Rp 200. 000. 000 x (30 % x Rp 200. 000. 000 = Rp 60. 000. 000)

4

= Rp 35. 000. 000

Jadi penyusutan tahun 2012 adalah 10 bulan :

10 x Rp. 35. 000. 000 = Rp. 29. 166. 667

12

Adjustment per 31 Desember 2012 :

Beban penyusutan aktiva mudharabah

Akumulasi penyusutan aktiva

mudharabah

Rp 29. 166. 667

Rp 29. 166. 667

Page 62: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

51

Pendapatan Mudharabah

Misal, mobil yang dibeli 1/ 2 2012 kemudian disewakan dengan sewa

per bulan Rp 8.000.000 dan dibayar setiap tanggal 5 bulan berikutnya maka

pengakuan pendapatan mudharabah akan dicatat sebagai berikut :

1 Maret – Desember 2012

Piutang mudharabah

Pendapatan mudharabah

Rp 8. 000. 000

Rp 8. 000. 000

Pendapatan mudharabah akan dilaporkan di laporan laba rugi. Dalam

hal ini untuk contoh di atas pendapatan mudharabah sebesar Rp 80.000.000

(10 bulan x Rp 8.000.000), sedangkan piutang pendapatan mudharabah akan

dilaporkan di neraca sebesar Rp 80. 000. 000. Untuk penyesuaian pendapatan

yang belum diterima pada Januari 2012 dapat dibuatkan jurnal pembalik

untuk memudahkan dalam pencatatan penerimaan pendapatan mudharabah

setiap bulan, yaitu :

` Pada akhir periode pencatatan penerimaan kas

Kas

Piutang mudharabah

Rp 80. 000. 000

Rp 80. 000. 000

Page 63: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

52

Pada saat pembayaran

Kas

Piutang mudharabah

Rp 19. 000. 000

Rp 19. 000. 000

Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Setiap laporan laba rugi

dimulai dengan total pendapatan, karena itu diperlukan suatu pengakuan dan

pengukuran pendapatan, karena ada pendapatan yang dapat direalisasi dan ada

pendapatan yang masih dalam proses. Agar dapat dilaporkan pada laporan

keuangan, maka diperlukan suatu pengakuan dan pengukuran pendapatan.

Untuk itu, ada dua macam pengakuan pendapatan yang umum dikenal, yang

pertama yakni pengakuan dengan metode accrual basic yakni pendapat yang

dicatat atau diakui pada saat pendapatan dihasilkan tanpa memperhatikan

kapan pendapatan itu diterima, yang kedua yakni pengakuan dengan metode

cash basic yaitu pendapatan yang dicatat atau diakui pada saat diterima dan

beban diakui pada saat dibayar.

Permasalahan utama dalam Akuntansi adalah menentukan saat

pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat

ekonomi masa depan akan mengalir keperusahaan dan manfaat ini dapat

diukur dengan andal, pendapatan diakui bila:

a. Sudah atau dapat direalisir (realized or realizable),

Page 64: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

53

b. Proses untuk memperoleh pendapatan sudah selesai (earned).

Dari kedua unsur tersebut pendapatan direlisasi ketika perusahaan

menerima kas atau barang dan jasa yang dijual, selanjutnya pedapatan

dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan semua yang

harus dilakukan perusahaan agar dikatakan menerima manfaat dari

pendapatan yang terkait. Prinsip dasar untuk pengakuan pendapatan adalah

bahwa pengakuan harus diakui ketika diperoleh.

Perolehan pendapatan terjadi apabila syarat-syarat yang berikut ini

terpenuhi, diantaranya:

a. Perusahaan harus sudah mendapatkan hak untuk menerima pendapatan

tersebut.

b. Harus ada kewajiban dipihak lain untuk mengirim sejumlah tertentu atau

yang bisa ditentukan kepada bank,

c. Jika belum tertagih, jumlah pendapatan harus diketahui dan harus bisa

ditagih dengan tingkat kepastian yang cukup

Page 65: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

54

Secara prinsip terjadi beberapa perbedaan yang mendasar,

akuntansi kon-vensional lebih memberi kelonggaran penilaian laporan

keuangan dengan menilai hanya terbatas pada kewajaran (kebenaran

relatif) yang merujuk pada standar yang berlaku, sedangkan akuntansi

syari’ah tuntutannya adalah kebenaran hakiki (al-h

aq) atau kebenaran moral yang harus dipertanggungjawabkan

dihadapan Allah, walaupun di satu sisi akuntansi syari’ah juga harus

merujuk pada standar tetapi standar tidak dimaksudkan sebagai

pembenaran, artinya laporan yang dibuat sesuai dengan standar tidak

selalu benar menurut syari’ah, bila secara substansi laporan menyimpang

dari prinsip-prinsip syari’ah (Hidayat, 2002a:88-89).

Akuntansi konvensional lebih pada pemenuhan ketentuan standar-

standar yang dibuat oleh manusia, sedangkan akuntansi syari’ah, mencoba

menemukan apa yang seharusnya dibuat sesuai dengan anjuran Tuhan

(wahyu), dalam tataran ini akuntansi syari’ah tidak hanya diikat agar

berada pada koridor standar akun-tansi tetapi diikat pula dengan

pertanggungjawaban dihadapan Tuhan (normatif religius).

Dari segi tujuan, antara akuntansi konvensioanal dengan akuntansi

syari’ah memiliki kemiripan yang hampir sepadan, karena beberapa poin

tujuan memang sama, seperti dalam hal laporan keuangan sebagai

pemasok informasi, hanya pada titik tekan tertentu akuntansi konvensional

memberikan laporan kinerja historis yang memberikan informasi bagi

Page 66: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

55

pihak-pihak yang membutuhkan sebagai alat dalam pengambilan

keputusan bisnis, sedangkan akuntansi syari’ah bukanlah merupakan

tujuan, tetapi sarana untuk mencapai tujuan yakni pemenuhan kewajiban

zakat secara benar, hal ini menjadikan akuntansi syari’ah memiliki titik

tekan tujuan pada pertanggungjawaban (akuntabilitas) dihadapan Tuhan.

Dengan kata lain laporan keuangan akuntansi konvensional titik tekan

tujuan pada pemberian informasi, sedangkan laporan keuangan akuntansi

syari’ah titik tekannya pada pertanggungjawaban (akuntabilitas).

Laporan keuangan pokok akuntansi konvensional yang terdiri dari

neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus kas, sedangkan pada akuntansi

syari’ah masih ditambah lagi laporan keuangan lainnya yang harus

disampaikan yaitu laporan zakat. Bahkan ada beberapa laporan keuangan

yang dibutuhkan oleh bank syari’ah antara lain laporan investasi tidak

bebas penggunaan, laporan sumber dan penggunaan dana qardh (Media

Akuntansi, 2000:21).

Perbedaan secara umum antara Akuntansi Konvensional dan

Akuntansi Syari’ah dapat dilihat dalam gambar 3.1.

Page 67: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

56

Gambar 5.2

Perbedaan Akuntansi Konvensional dengan Akuntansi Syari’ah

(Laporan Keuangan)

LAPORAN

KEUANGAN

AKUNTANSI

KONVENSIONAL

AKUNTANSI

SYARI'AH

PRINSIP-PRINSIP

DASAR

Kebenaran Relatif

(Wajar)

Pemenuhan

Standar yang

Dibuat/

Dirumuskan oleh

Manusia

Kebenaran Hakiki

(al-Haq)

Mencoba Mene-

mukan yang

Seharusnya/Dibu-

at Didasarkan

pada Ketentuan

Tuhan (Wahyu)

TUJUAN

Menekankan pada

Informasi sebagai Alat

dalam Pengambilan

Keputusan Bisnis

Laporan Keuangan

Bukan Tujuan, Tetapi

Sarana untuk

Mencapai Tujuan,

yakni: Pertanggung-

jawaban Dihadapan

Tuhan

JENIS

LAPORAN

Laporan Keuangan

Tambahan Disajikan

Sesuai dengan

Kebutuhan,

misalnya:Pengungk

apan Tingkat Inflasi,

Catatan Atas

Laporan Keuangan,

dan Koreksi Fiskal

Laporan Keuangan

Tambahan Meliputi:

Laporan Dana ZIS,

Pengungkapan

Aspek-aspek

Syari'ah, dan

Perhitungan Zakat

Page 68: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

57

Perbedaan Postulat antara akuntansi konvensional dengan

akuntansi syari’ah, yang meliputi: (1) Entitas, akuntansi konvensional

mengakui adanya pemisahan antara entitas bisnis dan pemilik, dalam

akuntansi syari’ah entitas tidak memiliki kewajiban yang terpisah dari

pemilik. (2) Going concern, bisnis terus beroperasi sampai dengan

tujuan tercapai (akuntansi konvensional), kelangsungan usaha

tergantung pada kontrak dan kesepakatan yang didasari oleh saling

ridha (akuntansi syari’ah). (3) Periode akuntansi, meskipun ada

kesamaan dalam menentukan periode akuntansi selama 12 bulan (satu

tahun) namun akuntansi konvensional periode dimaksudkan mengukur

kesuksesan kegiatan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi syari’ah

periodisasi bertujuan untuk penghitungan kewajiban zakat. (4) Unit

pengukuran, akuntansi konvensional menggunakan unit moneter

sebagai unit pengukuran, akuntansi syari’ah menggunakan harga pasar

untuk barang persediaan, dan emas sebagai alat ukur dalam

penghitungan zakat. (5) Pengungkapan penuh (menye-luruh),

pengungkapan ini ditujukan sebagai alat dalam pengambilan

keputusan, dalam akuntansi syari’ah pengungkapan penuh ditujukan

untuk memenuhi kewajiban kepada Allah swt., kewajiban sosial, dan

kewajiban individu. (6) Obyektivitas, bebas dari bias subyektif, dalam

akuntansi syari’ah obyektivitas dimaknai dengan konsep ketakwaan,

yaitu pengeluaran materi maupun non-materi untuk memenuhi

Page 69: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

58

kewajiban, (7) Meterialitas, ukuran materialitas dihubungkan dengan

kepentingan relatif mengenai informasi terhadap pengambilan

keputusan, sedangkan akuntansi syari’ah mengakui materialitas

berkaitan dengan pengu-kuran yang adil dan pemenuhan kewajiban

kepada Allah, sosial, dan individu. (8) Konsistensi, yang dimaksudkan

adalah pencatatan dan pelaporan secara konsisten sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi yang diterima oleh umum, dalam akuntansi

syari’ah konsistensi dimaknai dengan pencatatan dan pelaporan secara

konsisten sesuai dengan prinsip syari’ah. (9) Konservatisme, akuntansi

konvensional memilih teknik akuntansi yang paling memberikan

pengaruh kecil terhadap pemilik, sedangkan akuntansi syari’ah

memilih teknik akuntansi yang paling mengun-tungkan (berdampak

posistif) bagi masyarakat. Secara jelas perbandingan dapat diamati

dalam tabel 5.1.

Page 70: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

59

Perbedaan Postulat antara Akuntansi Konvensional

dengan Akuntansi Syari'ah

No. Postulat Akuntansi Konvensional Akuntansi Syari'ah

1 Entitas Pemisahan antara entitas

bisnis dan pemilik

Entitas didasarkan pembagian

laba Entitas tidak memiliki

kewajiban terpisah dari pemilik.

2 Going Concern

(Kesi-

nambungan)

Bisnis terus beroperasi sampai

ter- capai tujuan dan semua

asset terjual.

Kelangsungan usaha tergantung

pada kontrak persetujuan anatar

pihak yang terlibat dalam

kegaiatan bagi hasil.

3 Periode Akuntansi Akuntansi tidak dapat

menunggu sampai akhir

kehidupan perusahaan untuk

mengukur sukses- tidaknya

kegiatan perusahan

Tahun hijriyah untuk perhitungan

zakat, kecuali untuk sektor

pertanian berdasarkan musim

panen

4 Unit Pengukuran Pengukuran nilai moneter Kuantitas atau harga pasar untuk

ternak, barang pertanian, dan

emas untuk memenuhi kewajiban

zakat.

5 Pengungkapan

Penuh

(Menyeluruh)

Untuk tujuan pengambilan

keputusan.

Untuk menunjukkan pemenuhan

kewajiban kepada Allah,

kewajiban sosial, dan kewajiban

individu.

6 Obyektivitas Kepercayan terhadap

pengukuran yaitu bebas dari

bias subyektif

Berhubungan erat dengan konsep

ketaqwaan, yaitu pengeluaran

mate-ri maupun non-materi untuk

ri maupun non-materi untuk

meme nuhi kewajiban.

7 Materialitas Dihubungkan dengan

kepentingan relatif mengenai

informasi terhadap

pengambilan keputusan

Berkaitan dengan pengukuran

yang adil dan pemenuhan

kewajiban ke- pada Allah, sosial,

dan individu.

8 Konsistensi Dicatat dan dilaporkan secara

kon sisten sesuai GAAP

Dicatat dan dilaporkan secara kon

sisten sesuai dengan prinsip

syari'ah

9 Konservatisme Memilih teknik akuntansi

yang paling memberikan

pengaruh kecil terhadap

Pemilik

Memilih teknik akuntansi yang

paling menguntungkan (dampak

posistif) bagi masyarakat. bagi

masyarakat.

Page 71: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

60

Perbedaan postulat akuntansi syari’ah tersebut di atas karena secara

karakteristik antara akuntansi konvensional dengan akuntansi syari’ah juga

memiliki perbedaan. Memetakan perbe-daan karakteristik akuntansi

konvensional dengan akuntansi syari’ah sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi, akuntansi konvensioanal berdasarkan ekonomi yang

rasional, sedangkan akuntansi syari’ah berdasarkan pada ketauhidan.

2. Prinsip, prinsip akuntansi konvensional yang sekuler, individualis,

memaksimalkan keuntungan, dan penekanan pada proses, akuntansi

syari’ah berdasarkan pada prinsip syari’ah, kepentingan umat, keuntungan

yang wajar, persamaan, dan rahmatan li al-‘alamin.

3. Kriteria, akuntansi konvensional berdasarkan pada hukum perdagangan

masyarakat kapitalis modern, penyajian informasi yang sangat terbatas,

informasi yang diajukan atau pertanggungjawaban kepada pemilik, dalam

akuntansi syari’ah kriteria berdasarkan pada etika yang bersumber pada

hukum Al-Qur’an dan Sunnah, pengungkapan yang menyeluruh (full

disclosure) untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan yang sesuai

dengan syari’ah dan memenuhi kebutuhan Islamic Finance Report User,

pertanggungjawaban kepada umat (masyarakat luas) [khususnya dalam

memanfaatkan sumber daya] (lihat tabel 3.2)

Page 72: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

61

Tabel 5.2

Perbedaan Karakteristik Akuntansi Konvensional dengan Akuntansi Syari'ah

No. Karakteristik Akuntansi Konvensional Akuntansi Syari'ah

1 Sistem

Akuntansi

Ekonomi yang rasional Ketauhiddan (unity of God)

2 Prinsip

Akuntansi

Sekuler Individualis

Memaksimalkan keuntungan

Survival of the fittest Penekanan

pada proses

Syari'ah Kepentingan umat

Keuntungan yang wajar

Persamaan Rahmatan li alalamin

3 Kriteria Berdasarkan pada hukum

perdaga- ngan masyarakat

kapitalis modern

Berdasarkan pada etika yang ber-

sumber pda hukum Al-Qur'an

dan Sunnah

Penyajian informasi yang sangat

Terbatas

Full disclosure untuk memenuhi

ketuhan informasi keuangan

yang sesuai dengan syari'ah dan

memenuhi kebutuhan Islamic

Financial Report User

Informasi yang ditujukan pada

per- tanggungjawaban kepada

pemilik modal

Pertanggungjawaban kepada

umat/ masyarakat luas

(khususnya dalam memanfaatkan

sumberdaya).

Baydoun dan Willet (1994:82); Harahap (2001:216)

Segi-segi perbedaan antara akuntansi konvensional dengan akuntansi

syari’ah dalam menyajikan laporan keuangan dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Akuntansi konvensional menganut sistem penilaian aktiva dan modal

dengan prinsip historical cost, sedangkan akuntansi syari’ah lebih

menghendaki konsep penilaian berdasarkan nilai tukar yang berlaku

Page 73: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

62

(current value), hal ini didasari oleh keinginan melindungi modal pokok

yang hakiki dari kemampuan produksi di masa akan datang dalam ruang

lingkup perusahaan dan kontinuitas.

2. Akuntansi konvensional membagi modal (aktiva) dalam dua golongan

yakni, aktiva lancar (modal yang beredar) dan aktiva tetap (modal tetap).

akuntansi syari’ah membedakan modal yang terdiri dari harta berupa uang

tunai (cash), dan harta berupa barang, harta dalam bentuk barang ini

kemudian dibagi lagi menjadi barang milik dan barang dagangan.

3. Konsep akuntansi syari’ah menilai mata uang seperti emas, perak, dan

barang-barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah merupakan tujuan,

melainkan hanya sebagai alat tukar, perantara untuk pengukuran dan

penentuan nilai.

4. Konsep akuntansi konvensioanal mempraktikkan teori pencadangan dan

ketelitian dari menanggung semua kerugian (conservatisme), dan

mengabaikan laba-laba yang belum direalisasi. Perbedaannya akuntansi

syari’ah sangat memperhatikan hal-hal cara menentukan harga dengan

berdasarkan pada nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan

untuk kemungkinan-kemungkinan bahaya dan risiko.

5. Akuntansi konvensional menerapkan laba secara menyeluruh, yang terdiri

dari laba usaha, laba dari modal pokok, dan lain sebagainya. Konsep

akuntansi syari’ah membedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba

yang berasal dari modal. Juga wajib memberikan penjelasan pendapatan-

Page 74: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

63

pendatan yang diperoleh yang tidak sesuai dengan syari’ah laba dari

aktivitas ini tidak boleh dibagikan kepada mudharib dan musyarik

(stakeholder) atau dicampurkan pada modal pokok.

6. Konsep akuntansi konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya

ada ketika adanya jual-beli (aktivitas usaha berjalan), sedangkan konsep

akuntansi syari’ah mengakui laba apabila nilai barang mengalami

perkembangan atau pertambahan, baik hal itu terjadi karena adanya proses

jual-beli maupun tidak. Akan tetapi, jual-beli adalah suatu keharusan

untuk menyatakan laba dan laba itu tidak boleh dibagi kecuali setelah

nyata laba itu diperoleh.

Adanya perbedaan-perbedaan dalam kaidah dan prinsip-prinsip antara

akuntansi syari’ah dengan akuntansi konvensional sangat menyentuh pada

aspek-aspek pokok dan inti dari persoalan akuntansi, artinya meskipun

perbedaan tersebut dilihat dari luarnya hampir tidak tampak namun dari

substansi perbedaan ini jauh lebih berarti, karena menyangkut masalah-

masalah pokok dan inti.

Page 75: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

66

66 66 66

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis sajikan pada bab-bab

sebelumnya beserta laporan penelitian dan hasil analisa penulis, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Amanah Finance dalam Annual Report 2012 menyatakan

kepatuhannya terhadap Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Penyusunan laporan keuangan telah sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No.101 (revisi 2011) tentang Penyajian Laporan

Keuangan Syariah berdasarkan PSAK No. 102. Diantaranya Akuntansi

Murabahah berdasarkan PSAK No. 10, dimana akuntansi murabahah

adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan

dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

Akuntansi Istishna berdasarkan PSAK No.105, dimana akuntansi

istishna dapat diartikan sebagai akad jual beli dalam bentuk pemesanan

pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang

disepakati antara pemesan (pembeli) dan penjual (pembuat). Akuntansi

Mudharabah berdasarkan PSAK No.106, yang mengartikan akuntansi

mudharabah sebagai suatu transaksi pendanaan atau investasi yang

berdasarkan kepercayaan. kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam

akuntansi mudharabah,yaitu kepercayaan dari pemilik dana kepada

pengelola dana. Akuntansi Musyarakah berdasarkan PSAK No. 107,

64

Page 76: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

66

66 66 66

dimana akuntansi musyarakah diartika sebagai akad kerja sama antara dua

pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana setiap pihak

memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

resiko (kerugian) akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Akuntansi Ijarah berdasarkan PSAK No.110, Ijarah dapat diartikan

sebagai akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau

jasa,dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa tanpa diikuti

denganss pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

Secara prinsip terjadi beberapa perbedaan yang mendasar,

akuntansi kon-vensional lebih memberi kelonggaran penilaian laporan

keuangan dengan menilai hanya terbatas pada kewajaran (kebenaran

relatif) yang merujuk pada standar yang berlaku, sedangkan akuntansi

syari’ah tuntutannya adalah kebenaran hakiki (al-haq) atau kebenaran

moral yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah, walaupun di

satu sisi akuntansi syari’ah juga harus merujuk pada standar tetapi standar

tidak dimaksudkan sebagai pembenaran, artinya laporan yang dibuat

sesuai dengan standar tidak selalu benar menurut syari’ah, bila secara

substansi laporan menyimpang dari prinsip-prinsip syari’ah .

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian empiris dan pembahasan serta analisis

yang dilakukan penulis mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan

beban di PT. Amanah Financeh Makassar maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

65

Page 77: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

66

66 66 66

Perolehan pendapatan terjadi apabila syarat-syarat yang berikut ini

terpenuhi, diantaranya:

1. Perusahaan harus sudah mendapatkan hak untuk menerima pendapatan

tersebut.

2. Harus ada kewajiban dipihak lain untuk mengirim sejumlah tertentu

atau yang bisa ditentukan kepada bank,

3. Jika belum tertagih, jumlah pendapatan harus diketahui dan harus bisa

ditagih dengan tingkat kepastian yang cukup.

Page 78: A. MUHAMMAD ZULFADLI 10573 02026 10

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan Zaki. 1992. Akuntansi Perpajakan. BPFE. Yogyakarta Hasan.

Hendriksen, Eldon S. 1988. Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jilid 1.

Penerbit Erlangga. Jakarta.

__________________ 2002. Teori Akuntansi. Penerbit Interaksa. Batam.

Horngren, Charles T. 2006. Akuntansi. Edisi Keenam. Jilid 1. Penerbit

Indeks. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007 (Revisi 2009). Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Kieso,Donald E,Jerry J W. 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi

Kesepuluh. (Alih Bahasa:Gina Gania) Penerbit Erlangga Jakarta.

M.Munandar. 2001. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Bogor.

Pandiangan Liberty dan Goal Lumban Jimmy. 1995. Akuntansi

Inetrmediate. Edisi ketiga. Jilid Satu. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Powerwadarminta W.J.S dan Wojowaksito.S 2005. Kamus Istilah

Akuntansi. Penerbit CV. Yrama Widya,Bandung.

Suwardjono. 1989. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Bisnis. Penerbit

PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Tuanakotta.M Theodorus .2001.Pembelanjaan Perusahaan, Edisi I,

Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta.