92377108 paper geomagnet
TRANSCRIPT
-
PAPER PRAKTIKUM
GEOFISIKA
GEOMAGNET
Disusun oleh:
VAJRI OKVIANTO
21100110110013
LABORATORIUM GEOFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
APRIL 2012
-
GEOMAGNET
Pendahuluan
Metoda Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan
sifat kemagnetan bumi. Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang
menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah
horizontal. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir / dipisahkan
batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak. Mengingat survey ini
hanya bagus untuk pemodelan kearah horizontal, maka untuk mengetahui
informasi kedalamannya diperlukan metoda Resistivity 2D. Jadi, survey
geomagnet diterapkan untuk daerah yang luas, dengan tujuan untuk mencari
daerah prospek. Setelah diperoleh daerah yang prospek selanjutnya dilakukan
survey Resistivity 2D.
Prinsip Dasar Geomagnet
Jika dua kutub magnet dengan kuat kutub m1 dan m2 terpisah sejauh r, maka gaya
tarik menarik diantara keduanya adalah berbanding lurus dengan m1 dan m2 dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Secara matematis dapat
diekspresikan sebagai berikut :
F = (m1 m2) / (4p m r2) ............ (II-20)
Pada persamaan tersebut di atas :
m = permeabilitas magnet dari medium antara m1 dan m2
m1,m2= pole strength
r = jarak m1 dan m2
Gambar 0-1 Garis fluks magnetik di sekitar batang magnet
-
Perhatikan gambar II-8. Di sekitar batang magnet terdapat fluks magnet yang
ditunjukkan dengan garis fluks (pada gambar berwarna merah) yang memusat
menuju kutub magnet. Jumlah fluks per satuan luas disebut Densitas Fluks atau
notasinya B dengan satuan webwe/m2 = teslas. B disebut juga induksi magnet.
Karena terlalu besar, maka pada praktek pengukuran tidak dipergunakan satuan
teslas melainkan nanotesla dimana 1 nT = 10-9 T.
Sifat Kemagnetan Batuan
Berdasarkan sifat kemagnetiannya, material pembentuk batuan dapat dibagi
menjadi
(Telford et all 1990) :
1. Diamagnetik
2. Paramagnetik
3. ferromagnetik
4. Antiferromagnetik
5. Ferrimanetik
Diamagnetik
Dalam batuan diamagnetik atom-atom pembentuk batuan mempunyai kulit
elektron yang telah jenuh yaitu tiap elektron berpasangan dan mempunyai spin
yang berlawanan dalam tiap pasangan. Jika mendapat medan magnet dari luar
orbit, elektron tersebut akan membuat putaran yang menghasilkan medan magnet
lemah yang melawan medan magnet luar tadi. Dengan demikian dapat dikatakan
material magnetik tadi mempunyai sifat :
suseptibilitas k negatif dan kecil
suseptibilitas k tidak tergantung kepada medan luar H.
Contoh : bismuth, gipsum, marmer, kuarsa, garam.
Paramagnetik
Didalam bahan paramagnetik terdapat kulit elektron terluar yang belum jenuh
yakni ada elektron yang spinnya tidak berpasangan dan mengarah pada arah spin
yang sama. Jika terdapat medan magnetik luar, spin tersebut akan membuat
putaran menghasilkan medan magnet yang mengarah searah dengan medan
tersebut sehingga memperkuatnya. Akan tetapi momen magnetik yang terbentuk
-
terorientasi acak oleh agitasi termal. Oleh karena itu, bahan tersebut dapat
dikatakan mempunyai sifat:
susepbilitas k positif dan sedikit lebih besar dari satu
susepbilitas k tergantung kepada temperatur
contoh : piroksen, olivin, garnet, biotit, amfibolit, dll.
Ferromagnetik
Pada bahan ferromagnetik terdapat banyak kulit elektron yang hanya diisi oleh
satu elektron sehingga mudah terinduksi oleh medan luar. Keadaan ini diperkuat
lagi oleh adanya kelompok-kelompok bahan berspin searah yang membentuk
dipol-dipol magnet (domain) mempunyai arah searah, apalagi jika di dalam
magnet magnet luar. Sifat bahan ferromagnetik :
susepbilitas positif dan jauh lebih besar dari satu
susepbilitas bergantung pada temperatur
contoh: besi, nikel, kobalt.
Antiferromagnetik
Pada bahan antiferromagnetik domai-domain tadi menghasilkan dipol magnetik
yang saling berlawanan arah sehingga momen magnetik secara keseluruhan sangat
kecil. Bahan antiferromagnetik yang mengalami cacat kristal akan mengalami
medan magnet kecil dan susepbilitasnya seperti pada bahan paramagnetik.
Contoh : hematit ( Fe2O3)
Ferrimagnetik
Pada bahan ferrimagnetik domain-domain tadi juga saling antiparalel tetapi
jumlah dipol pada masing-masing arah tidak sama sehingga masih mempunyai
resultan magnetisasi cukup besar. Susepbilitasnya tinggi dan tergantung pada
temperatur.
Contoh : magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), pirhotit (FeS), hematit (FeO2)
-
Gambar 0-2 Skematik dari momen magnet (Reynolds., 1997)
Metoda Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan
sifat kemagnetan bumi. Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang
menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah
horizontal. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir / dipisahkan
batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak. Mengingat survey ini
hanya bagus untuk pemodelan kearah horizontal, maka untuk mengetahui
informasi kedalamannya diperlukan metoda Resistivity 2D. Jadi, survey
geomagnet diterapkan untuk daerah yang luas, dengan tujuan untuk mencari
daerah prospek. Setelah diperoleh daerah yang prospek selanjutnya dilakukan
survey Resistivity 2D.
Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan
menggunakan pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain,
geofisika mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat
langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada
permukaan (Dobrin dan Savit, 1988). Secara umum, metode geofisika dibagi
menjadi dua kategori, yaitu:
Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan
oleh bumi.
Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian
mengukur respon yang dilakukan oleh bumi.
-
Medan dalam ilmu geofisika terdiri dari 2 :
- Medan alami adalah misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi
bumi, medan magnet bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi
radiokativitas bumi.
- Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam
tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen
medan magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas
kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :
- Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal
yang dihitung dari utara menuju timur
- Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal
yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
- Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang
horizontal.
- Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-
nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International
Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali.
Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah
luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Medan magnet
bumi terdiri dari 3 bagian :
1. Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata
hasil pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah
dengan luas lebih dari 106 km2..
2. Medan magnet luar (external field)
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang
merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar
ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan
-
dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer,
maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
3. Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal
(crustal field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang
mengandung mineral bermagnet seperti magnetite (), titanomagnetite ()
dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran
adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik).
Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai
peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan
magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga
sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil
gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet
remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah
besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen
akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet
utama bumi (Telford, 1976),
Metode Pengukuran Data Geomagnetik
Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang
digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat
medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton Precission
Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan
magnetik total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei magnetik
adalah Global Positioning System (GPS). Peralatan ini digunaka untuk mengukur
posisi titik pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS
ini dalam penentuan posisi suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelit.
Penggunaan sinyal satelit karena sinyal satelit menjangkau daerah yang sangat
luas dan tidak terganggu oleh gunung, bukit, lembah dan jurang.
-
Pengolahan Data Geomagnetik
Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka
dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada
setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF
dan topografi.
-
DAFTAR PUSTAKA
www.geoscan-eksplorasindo.com
http://poetrafic.wordpress.com/2010/10/06/metode-geomagnet/