9. bab iii tinjauan pustaka ok (p. wrana hal. 22)

22
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi Pondasi Pondasi adalah bagian dari suatu system rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya-sendiri kepada dank e dalam tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. (Analisis dan Desain Pondasi Joseph E. Bowles) Pondasi berfungsi untuk mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskan beban bangunan tersebut kedalam tanah dibawahnya. Suatu sistem pondasi harus dapat menjamin, harus mampu mendukung beban bangunan diatasnya, termasuk gaya-gaya luar seperi gaya angin, gempa, dll. Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil, aman, agar tidak mengalami penurunan, tidak mengalami patah, karena akan sulit untuk memperbaiki suatu sistem pondasi. Tegangan – tegangan tanah yang dihasilkan kecuali pada permukaan tanah merupakan tambahan kepada beban – beban yang sudah ada dalam massa tanah dari bobot sendiri bahan dan sejarah geologisnya. Pondasi dapat digolongkan berdasarkan di mana beban itu ditopang oleh tanah yang menghasilkan antara lain : a. Pondasi dangkal Dinamakan sebagai alas, telapak, telapak tersebar atau pndasi rakit (mats). 10 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Upload: rahmadrifqi

Post on 26-Jul-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Pondasi

Pondasi adalah bagian dari suatu system rekayasa yang meneruskan

beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya-sendiri kepada dank e dalam

tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. (Analisis dan Desain Pondasi

Joseph E. Bowles)

Pondasi berfungsi untuk mendukung seluruh beban bangunan dan

meneruskan beban bangunan tersebut kedalam tanah dibawahnya. Suatu

sistem pondasi harus dapat menjamin, harus mampu mendukung beban

bangunan diatasnya, termasuk gaya-gaya luar seperi gaya angin, gempa, dll.

Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil, aman, agar tidak mengalami

penurunan, tidak mengalami patah, karena akan sulit untuk memperbaiki suatu

sistem pondasi.

Tegangan – tegangan tanah yang dihasilkan kecuali pada permukaan

tanah merupakan tambahan kepada beban – beban yang sudah ada dalam

massa tanah dari bobot sendiri bahan dan sejarah geologisnya.

Pondasi dapat digolongkan berdasarkan di mana beban itu ditopang

oleh tanah yang menghasilkan antara lain :

a. Pondasi dangkal

Dinamakan sebagai alas, telapak, telapak tersebar atau pndasi rakit

(mats). Kedalamannya pada umumnya D/B ≤ 1 tetapi mungkin

agak lebih.

b. Pondasi dalam

Tiang pancang, tembok atau tiang yang dibor, atau kaison yang

dibor. D/B ≥ 4+ dengan suatu tiang pancang.

3.2 Pondasi Dalam Tiang Pancang

Tiang pancang adalah bagian – bagian konstruksi yang dibuat dari kayu,

beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan (menstransmisikan)

beban – beban permukaan ke tingkat – tingkat permukaan yang lebih rendah

dalam massa tanah. Hal ini merupakan distribusi vertical dari beban sepanjang

poros tiang – pancang atau pemakaian baban secara langsung terhadap lapisan

10 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 2: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

yang lebih rendah melalui ujung tiang.distribusi muatan vertical dibuat dengan

menggunakan sebuah gesekan, atau tiang pancang “apung”, sedangkan

pemakaian beban secara langsung dibuat oleh titik ujung, atau titik – pancang

“dukung ijung”. Perbedaan tiang pancang ini semata – mata hanya dari segi

kemudahan karena semua tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi tahanan

samping dan dukungan ujung kecuali bila tiang pancang menembus tanah

yang sangat lembek sampai ke dasar padat.

Tiang Pancang biasanya digunakan untuk :

a. Untuk membawa beban – beban kostruksi di atas tanah, ke dalam atau

melalui sebuah lapisan tanah. Di dalam hal ini beban vertical dan beban

lateral dapat terlibat.

b. Untuk menahan gaya desakan ke atas, atau gaya guling seperti untuk

telapak ruangan bawah tanah di bawah bidang batas air jenuh atau untuk

menopang kaki – kaki menara terhadap guling.

c. Memampatkan endapan – endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui

kombinasi perpindahan isi tiang – pancang dan getaran dorongan, tiang

pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.

d. Mengontrol penurunan bila kaki – kai yang tersebar atau telapak berada

pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya

tinggi.

e. Membuat tanah di bawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol

amplitude geteran dan frekuensi alamiah dari system tersebut.

f. Sebagai factor keamanan tambahan di bawah tumpuan jembatan dan/atau

pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.

g. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban – beban diatas

permukaan air melalui air dan ke dalam tanah yang mendasari air tersebut.

Hal seperti ini adalah mengenai tiang – pancang yang ditanamkan

sebagaian dan yang terpengaruh baik oleh beban vertical (dan tekuk)

maupun beban lateral.

11 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 3: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

Metoda Pemancangan Tiang pancang :

a. Pemancangan dengan pukulan berturutan secara tetap pada puncak tiang –

pancang dengan menggunakan sebuah martil tiang – pancang. Cara ini

menimbulkan suara yang berisik dan getaran setempat yang mungkin tidak

diperbolehkan oleh peraturan setempat atau badan – badan yang

memelihara lingkungan dan, sudah tentu dapat merusak hak milik yang

dekat dengan tempat tersebut.

b. Pemancangan yang meggunakan alat penggetar yang ditempelkan

(diikatkan) di puncak tiang – pancang. cari ini relatip lebih sedikit

mengeluarkan suara berisik dan getaran pancangan yang tidak berlebihan.

Metoda ini dipakai dalam endapan – endapan yang kohesinya kecil.

c. Dengan mendongkrak tiang – pancang. cara ini dipakai untuk bagian -

bagian kaku yang pendek.

d. Dengan memberi sebuah lobang serta dengan memancang sebuah tiang –

pancang kedalamannya, atau yang lebih umum lagi, mengisi rongga

dengan beton sehingga menghasilkan sebuah tiang – pancang setelah

dikeraskan.

Bila pondasi tiang – pancang telah ditetapkan, maka penampang tiang –

pancang dan panjang yang perlu dihitung berdasarkan pada beban yang berasal

dari bagian konstruksi di atas tanah, tegangan yang diperkenankan dalam bahan

tiang – pancang (nilai kode), serta sifat – sifat tanah ditempat. Sehingga jumlah

dan panjang tiang – pancang yang diperlukan dapat dapat dipesan pada

pemborong (kontraktor). Rumus – rumus dinamika, pengujian beban tiang –

pancang, atau kombinasinya digunakan diproyek jika tiang – pancang tersebut

ditempatkan dan direncanakan dengan sesuai. Umumnya diakui bahwa pengujian

beban adalah cara yang paling dapat dipercaya untuk menentukan kapasitas tiang

– pancang yang sebenarnya.

3.3 Tiang Pancang Baja (Steel Pile)

Jenis – jenis tiang – pancang ini biasanya berbentuk H yang digilig atau

merupakan tiang – pancang pipa. Balok yang mempunyai flens lebar (wide –

12 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 4: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

flange beam) atau balok – I dapat juga digunakan, tapi bentuk H khususnya

dibuat sebanding untuk menhan tegangan pancang H flens dan badan

mempunyai tebal yang sama, bentuk WF yang standard an bentuk H biasanya

mempunyai badan yang lebih tipis dari flens.

Tiang – pancang pipa adalah tiang – pancang yang berpatri maupun yang

tak mempunyai sambungan lipat yang dapat dirancang, baik dengan ujung

terbuka maupun dengan ujung tertutup. Tiang – pancang pipa sering kali diisi

dengan beton setelah pemancangan, walaupun dalam beberapa hal pengisian

ini tidak perlu.

Sambungan – sambungan tiang dalam tiang – pancang baja dipengaruhi

denagn cara yang sama seperti dalam kolom – kolom baja, yakni oleh

pematrian (paling umum), pemakaian paku keling (riveting),atau pemasangan

baut. Tegangan – tegangan perencanaan di dalam sambungan tiang tegantung

pada tempat sambungan tiang dan peraturan bangunan setempat. Sambungan

tiang yang terletak di atas tanah harus sekuat tiang – pancang. di bawah

permukaan tanah, sambungan tiang tersebut hanya perlu mempunyai kekuatan

yang besarnya sepertiga sampai setengah dari kekuatan tiang – pancang.

Fondasi tiang pipa berdiameter antara 10-30 inci ketebalan dinding

sekurang – kurangnya 0,01 inci, dan pipa – pipa dengan tebal dinding yang

lebih besar sampai 0,179 dipancang dengan menggunakan mandrel. Jika tebal

dinding mencapai 0,10 – 0,125 inci, baja tersebut diperhitungkan

menyumbang kekuatan dalam memikul beban. Jika fondasi tiang pancang

dengan ujung terbuka, tiang tersebut harus dibersihkan lebih dahulu sebelum

diisi beton. Biasanya fondasi pipanya tertutup di ujung yang lebih rendah

dengan plat. Penutup yang lebih rapat seperti ujung yang berbentuk tirus

jarang menunjukkan keuntungan khusus. Pada beberapa jenis tanah seperti

lempung plastis padat, bagian yang menggantung (overhang) pada plat

sebaiknya dibuat sekecil mungkin. Tiang pipa diperiksa setelah selesei

dipancang, bila ternyata rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi terpaksa

dibuang.

Hal yang perlu diperhatikan pada tiang baja adalah masalah korosi.

Kerusakan pada umumnya tidak menentu bila seluruh tiang ditanam dalam

13 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 5: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

tanah, tapi dapat diperburuk dengan adanya oksigen yang terperangkap. Jika

tiang – pancang mencapai permukaan atau di atas permukaan tanah, daerah di

atas atau di bawah muka tanah dapat mudah terkena korosi. Selanjutnnya

kerusakan juga terjadi di daerah pasang surut di laut, kerusakan di sebabkan

keberadaan garam mineral. Saran para ahli korosi diperlukan untuk

meminimalkan kemungkinan terjadi kersakan dan cara member perlindungan

yang memadai. Industry yang menerapkan pelapisan dengan epoksi ternyata

cukup efektif dan tidak mudah rusak saat pemancangan tiang. Penyelimutan

lapis beton pada zona yang paling mudah rusak menghasilakn perlindungan

yang cukup baik.

3.4 Pemancangan Pondasi Tiang

Peralatan Pemancangan Tiang. Fondasi tiang umumnya dipancang

dengan peralatan hammer atau dengan vibrator yang digerakkan dengan

generator. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang

ditunjukkan dalam gambar struktur atau dengan final set yang disetujui

Hammer bekerja diantara sepasang peralatan penuntun arah (lead) yang

digantung pada crane. Ujung bawah dari lead dihubungkan dengan dasar crane

oleh suatu plat horizontal yang disebut spotter. Spotter ini dapat dipanjang-

pendekkan untuk mengatur tiang pancang saat pemukulan dan juga untuk

memperkirakan bagian lead di atas tiang vertical. Hammer diatur dengan rel –

rel yang disambungkan pada lead.

Hammer Impact. Pada mulanya peralatan pemancangan tiang terdiri atas

pemukul yang dijatuhkan dari ujung atas lead ke ujung atas tiang. Alat jenis

ini disebut drop hammer. Jenis ini masih digunakan tetapi kebanyakan

sekarang hammer yang ada digerakkan dengan mesin uap dan tenaga diesel.

Drop hammer yang dijuthkan pada beton segar juga dipakai pada

pemancangan tiang pancang Franki.

Hammer dengan tenaga mesin uap terdiri dari alat pemikul yang

diangkat oleh tenaga uap dan dijatuhkan dengan gravitasi atau tanpa bantuan

tenaga uap. Diperlukan udara untuk pensuplai mesin uap. Bila tenaga jatuh

didasarkan pada gravitasi saja, hammer disebut sebagai single acting. Bila

14 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 6: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

ditambah tenaga, baik tekanan uap atau tekanan udara saat jatuh disebut

sebagai hammer double acting atau sering disebut juga sebagai hammer

diferensial. Hammer diferensial sering pula digerakkan dengan tenaga

hidraulik.

Fungsi bantalan adalah untuk memperpanjang umur hammer dengan

mengurangi tegangan kejut (impact). Pada jenis hammer lain seperti tipe

MKT., penumbuk akan memukul langsung landasan. Ujung tiang sendiri

dilindungi dengan pelindung yang dipasang pada dasar hammer dan

ukurannya disesuaikan dengan ukuran fondasi tiang. Diantara kepala

penumbuk dan tiang pancang dapat diletakkan suatu bantalan tiang. Elemen

ini bukan hanya melindungi ujung tiang dari tegangan local yang berlebihan,

tetapi mempunyai pengaruh khusus pada gelombang tegangan yang timbul

pada tiang selama pemancangan, pemilihan bantalan yang sesuai

mempengaruhi karakteristik pemancangan tiang, seberapa dalam tiang

tersebut dapat dipancang, pada daya dukungannya,dll.

Tahanan pemancangan. Tiang yang dipasang dengan hammer impact

dipancang dengan melihat tahanan yang diinginkan dengan mengukur jumlah

tumbukan sampai pada inci terakhir. Untuk tiang kayu yang dipancang

menggunakan hammer tenaga uap dengan 15.000 ft lb, jumlah pukulan per

inci tidak boleh lebih dari 3-4 untuk mengurangi bahaya retak atau rusaknya

tiang. Kerusakan lebih lanjut dapat dikurangi jika tiang pancang dipancang

dengan hammer tenaga diesel berenergi sama. Kekuatan 6-8 pukulan/inch

untuk tiang beton dan baja. Kekuatan lebih dari 10 pukulan/inch biasanya

untuk pemasangan khusus.

Penyemprotan, Pengeboran, dan Spudding. Jika tiang perlu melewati

lapisan pasir atau kerikil tebal agar dapat terus melewati lapisan bawah yang

tidak keras, pasir atau gravel tersebut harus dibuang dengan penyemprotan.

Pada cara ini aliran air aliran air diarahkan pada ujung arau sepanjang sisi

tiang yaitu memakai pipa dengan diameter 2-3 inch. Air akan menghilangkan

pasir dan dengan cepat terbentuk kondisi dimana tiang pancang dengan mudah

dapat menembus lapisan pasir dam mencapai material dibawahnya.

15 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 7: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

Predrilling. Jika pondasi tiang dipancang melewati lapisan lempung

plastis jenuh, tiang tersebut akan memindahkan sejumlah volume tanah

sebesar volume tiang. Perpindahan ini disertai gejala pengangkatan tanah yang

bias mengangkat bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya atau tiang-tiang

yang telah dipancang. Jika tanah pendukung tiang terletak pada lapisan tanah

keras dibawah lapisan tanah lempung plastis, pengangkatan dapat

menghilangkan kapasitas angkat. Perpindahan tanah ini tidak hanya dapat

menimbulkan pengangkatan tetapi juga menyebabkan gerakan lateral yang

tidak di inginkan. Bila pengangkata ini dinilai sangat memperburuk keadaan,

maka dapat dikurangi dengan memindahkan bagian tanah ke atas pada bagian

tanah yang akan dipancang. Dilakukan dengan predrilling mengunakan auger

atau menggunakan peralatan rotary cutting dikombinai dengan semburan air

yang mampu mengubah lempung dimana tiang pancang akan ditempatkan

menjadi lumpur padat disebut predrilling atau coring.

Pada saat proses pemancangan hal – hal yang harus diperhatikan antara

lain :

a. Untuk memancang tiang harus dipakai suatu alat pukul dari jenis

diesel (a diesel hammer type). Dalam pemilihan “driving diesel

hammer” haruslah dari berat yang memadai agar tidak merusak

tiang. “Hammer” harus mempunyai persyaratan minimum yaitu berat

ram.

b. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang

ditunjukkan dalam gambar struktur atau dengan final set yang

disetujui.

c. Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang

tepat; pada garis yang benar baik secara lateral maupun

longitudinal seperti ditunjukkan dalam gambar.

d. Toleransi yang diijinkan tidak boleh melebihi yang

dipersyaratkan dan tiang-tiang harus diarahkan selama

pemancangan dan bila perlu harus dibantu/ diganjal untuk dapat

menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang berubah

bentuk atau bengkok, maka tidak boleh dipaksa untuk

16 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 8: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

melurskannya kembali kecuali dengan persetujuan tertulis dari

pengawas yang ditunjuk.

3.5 Perilaku Pondasi Tiang Saat Menerima Pembebanan

Perilaku Pondasi Tiang Tunggal. Pondasi tiang diklasifikasikan menjadi

tiang dukungan ujung dan tiang dukungan gesek. Sebuah tiang pancang

dengan dukungan ujung mendapat seluruh daya dukungnnya dari tanah di

ujung tiang, dan hanya sebagian kecil berasal dari tanah diatasnya. Sedang

tiang denag dukungan gesek daya dukungnya berasal dari tanah yang

mengelilingi tiang, yaitu berasal dari gesekan antara tanah dan tiang. Sebagian

kecil beban didukung oleh tanah disekitar ujung dari tiang.

Cara mendukung tiang tidak sederhana klasifikasi tiang di atas.

Contonhnya pada kondisi yang dipengaruhi alam sekitar kepadatan relative

tanah akan meningkat bila bertambah dalam. Fondasi tiang dapat dipancang

melalui lapisan atas yang tidak keras, kemudian meningkat ke lapisan tanah

yang lebih keras, sampai mencapa kapasitas daya dukungnya dari material

sekitarnya terutama pada bagian agak bawah dari tiang, tetapi dapat juga

sebagian besar daya dukungnua berasal dari dukungan langsung ujung tiang.

Hal penting dalam pengambilan keputusan dari segi teknis yang

berhubungan dengan pekerjaan fondasi tiang adalah pemilihan tipe tiang yang

tersedia harus disesuaikan dengan keaadan. Banyak factor yang mempengarihi

keputusan akhir termasuk perilaku tiang selama pemancangan. Karena tidak

sederhana itu, dibuat aturan – aturan tertentu yang diformulasikan sebagai

petunjuk bagi teknisi yang belum berpengalaman. Walaupun begitu pengertian

tentang beragam bentuk karakter fondasi tiang dalam meneruskan bebannya

adalah modal yang berharga dan member dasr bagi teknisi – teknisi.

Fondasi tiang dukungan ujung yang dikelilingi tanah dipandang secara

keliru sebagai kolom yang berdiri bebas tanpa didukung arah lateral oleh

tanah. Dari pengalaman dan teori terihat bahwa tidak ada bahaya tekuk pada

tiang yang dibebani secara aksial dengan ukuran konvensional yang

disebabkan oleh dukungan lateral yang tidak mencukupi, walaupun iang

tersebut berada pada tanah yang sangat lunak. Untuk fondasi tiang yang

17 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 9: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

ukurannya mengecil di bawah, potongan kritis tiang adalah pada bagian ujung

tegangan kerja tiang beton precast tidak boleh melampui 0,25 atau 0.33 fc’.

Diamana fc’ adalah kuat desak beton umur 28 hari dengan silinder beton.

Harga kekutan yang paling rendah yang digunakan untuk tiang yang

pengecorannya cukup sulit, yait tiang dengan ujungnya berdiameter kecil,

sehingga permukaan kulit tiang tidak rata. Pada tiang prategang batas izin

harus dibuat untuk seluruh tegangan aksial yang dilakukan. Tegangan kerja

pada ujung tiang baja dibatasi sampai 12.600 lb/inci2.

Untuk menjamin kekutannya, beton yang dibuat harus memenuhi

ketentuan, nilai slump antara 3-6 inci atau lebih. Sebuah pipa halus dapat

dipancang vertical pada beton dengan slump 3,5 inci. Di lain pihak untuk tiang

miring atau tiang vertical dengan kulit kasar, nilai slump paling sedikit 6 inci.

3.6 Uji Pembebanan Tiang

Banyaknya variable mempengaruhi perilaku fondasi tiang saat dibebani

dan fenomena alam yang rumit mengakibatkan perlunya diadakan percobaan

uji langsung di lapangan. Fondasi tiang yang akan diperiksa berasal dari tipe

yang sejenis dan dipancang denga peralatan yang sama sehingga diperoleh

keadaan yang sama dengan tiang lain. Beberapa alternative lain diteliti untuk

perbaikan disain.

Seluruh detail peralatan dan prosedur pelaksanaan dicatat selama

pemancangan tiang uji, termasuk jumlah pukulan per inci penetrasi tiang,

khususnya pada bagian tiang yang sudah terpendam. Jika ada penghentian

selama pemancangan, misalnya peralatan macet atau untuk splicing tiang

semuanya dicatat.

Beban diperiksa tiap bertambah sedikit demi sedikit dengan

menggunakan dongkrak hidrolik yang diikatkan pada sebuah beban mati atau

disandarkan secara kuat pada sepasang tiang yang tertanam. Pada tiap

penambahan beban penurunan kepala tiang diamati sesuai fungsi waktu

sampai tingkat penurunan tiang mencapai harga rendah. Penambahan

pembebanan diberikan lagi. Saat beban mendekati kapasitas tiang pancang,

harga kenaika pembebanan akan turun agar didapat persyaratan pembebanan

18 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 10: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

yang lebih baik ketika kapasitas fondasi tiang tercapai. Kenaikan ujung atas

fondasi tiang saat beban dihilangkan diukur.

Detail petunjuk pengujian pembebanan dan untuk menentukan kapasitas

batas atau nbeban kerja telah dibuat standarisasi oleh bebrapa organisasi

(ASTM D-1143) dan dituangkan dalam bentuk peraturan bangunan. Biaya

percobaan pembebanan tergantung pada durasi pengujian, misalnya jika

pekerjaan tersebut ditunda sedang hasil pengujiananya sangat dinantikan.

Spesifikasi yang menghendaki dipertahankannya beban akhir (biansanya dua

kali beban encana) untuk beberapa hari sukar untuk dilakukan. Keadaan tiang

dengan dua kali beban rencana) untuk beberapa hari sukar untuk dilakukan.

Keadaan tiang dengan dua kali beban rencana dalam 24 jam atau lebih dapat

diganti dengan anggapan sama dengan nilai 2,25 kali beban rencana selama

satu hari penuh.

Pengujian pembebanan menghasilkan data tentang karakter beban

penurunan dan tiang pancang hanya saat pengujian. Terdapat beberapa factor

yang dapat menyebabkan perbedaan perilaku dari tiang yang sama. Tambahan

informais dari pengujian pembebanan dapat menambah validitas asumsi pada

saat perencanaan, juga berfungsi untuk menghitung dan memeriksa

kemampuan peralatan serta prosedur pelaksanaan di lapangan.

Gambar 3.1 Reaction Pile

19 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 11: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

Gambar 3.2 Kentledge

3.7 Pemilihan Jenis Tiang

Pemilihan jenis tiang untuk suatu pekerjaan ditentukan oleh kondisi

dalam tanah, karakteristik pembebanan tiang, bentuk pondasi dan juga dari

segi ekonomi. Perbandingan ekonomi berdasar harga pondasi keseluruhan

bukan hanya dari harga per tiang saja.

3.8 Korosi Tiang Pancang Baja

Pengkajian korosi untuk Biro Standar Nasional (National Bureau of

Standard) [NBS (1962)] pada dinding papan turap dan tiang pancang dukung

bagian bawah tanah menunjukkan bahwa jika tiang pancang dipancang dalam

deposit tanah alamiah yang tak terganggu, maka korosi tiang pancang tidak

cukup besar mempengaruhi kekuatan tiang pancang secara nyata. Pengkajian

ini meliputi tanah dengan nilai pH 2,3 – 8,6 dengan resistivitaslistrik antara

300 – 50200 ohm cm. sehingga dapat disimpulkan bahwa selama tanah tidak

terganggu, maka karakteristik dan sifat – sifat tanah tidak penting. Bagian

20 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Kentledge / Kubus Beton

Page 12: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

bangunan bawah tanah (objek) yang diteliti telah digunakan selama 7 – 40

tahun.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tiang pancang yang dipancang

dalam tanah yang tak terganggu atau dalam tanah urugan (fill soil) akan

cenderung mengalami korosi yang relative lebih banyak dan mungkin

memerlukan pemakaian cat (pengecatan tiang pancang dan kemudian

mengkostruksi urugan kembali). Hal ini terjadi karena konsentrasi oksigen

yang lebih tinggi di dalam tanah yang terganggu. Tanah – tanah yang tak

terganggu ternyata kekurangan oksigen, setelah beberapa feet di bawah

permukaan tanah.

Tiang pancang yang terbuka ke air laut atau air buangan dengan pH yang

lebih besar dari 9,5 atau lebih kecil dari 4,0 memerlukan pemakaian cat atau

lapisan penutup (encasement) dalam beton untuk melawan korosi [CERC

(1969)]. Pernyataan ini pada umumnya berlaku juga untuk tiang pancang yang

berada beberapa kaki dalam daerah fluktuasi air laut (zona pasang surut).

Sebagai alternative dari pemakaian cat atau pelapisan beton, maka sambungan

tiang dapat dibuat dengan menggunakan bagian yang sedikit lebih besar

dealam daerah korosif. Beberapa jenis dari baja campuran yang terbaru

(kualitas tertentu dari baja campuran tambaga dan baja berkekuatan tinggi)

dapat juga memberikan pemecahan yang memuaskan, pada umumnya terlalu

cepat untuk mempunyai umur pelayanan cukup besar dalam menarik

kesimpulan – kesimpulan yang berlaku.

3.9 Pencegahan Korosi Tiang Pancang Baja

Dengan adanya pekerjaan pemancangan pipa di laut maka pipa

membutuhkan perlindungan dari korosi setelah dipancang. Dengan memasang

Cathodic protection di pipa pancang yang dipasang setelah pemancangan pipa.

Pada dasarnya pipa pancang sudah diproteksi dengan lapisan yang mengandung

polythene resin dengan ketebalan 2mm, tetapi dalam jangka waktu yang lama

tidak memungkinkan pipa pancang dapat bertahan lama tanpa menggunakan

cathodic protection.

21 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Page 13: 9. Bab III Tinjauan Pustaka Ok (p. Wrana Hal. 22)

Cathodic protection bekerja dengan proses elektrokimia dari anoda

menuju katoda. Cathodic protection berfungsi untuk mencegah korosi, dimana

anoda katoda seperti ditunjukkan gambar

Gambar 3.3 Anoda dan Katoda (Pipa – pipa yang dilindungi)

Proses elektrokimia terjadi ketika dua logam yang memiliki

potensialberbeda dihubungkan secara langsung melalui logam dan terletak di

dalam larutan elektrolit (air laut) yaitu NaCl,HCl. Maka logam yang lebih

aktif disebut anoda, anoda mendonorkan electron ke logam yang kurang

disebut katoda melalui pipa besi dan mengalir kembali dari katoda menuju

anoda melalui air laut membentuk aliran tertutup. Sehingga laju korosi hanya

terjadi pada anoda.

Rumus kimia dari Besi (Pipa Pancang) yang terkorosi :

Fe Fe2+ + 2e-

Rumus kimia dari Zinc (Anoda)terkikis oleh korosi di air laut :

2Zn Zn4+ + 4e-

O2 + H2O + 4e- 4OH-

22 LAPORAN KERJA PRAKTEK Jurusan Teknik Sipil – Universitas Jember

Anoda