89741615-identifikasi

13
IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI HEWAN (AVERTEBRATA DAN VERTEBRATA) Oleh : Nama : Faizal Rachman Dwi Putra NIM : B1J010227 Rombongan: III Kelompok : 2 Asisten : Kukuh Ryan Maulana A. LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN

Upload: medina-fadlilatus-syaadah

Post on 13-Aug-2015

125 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: 89741615-identifikasi

IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI HEWAN(AVERTEBRATA DAN VERTEBRATA)

Oleh :

Nama : Faizal Rachman Dwi PutraNIM : B1J010227Rombongan : IIIKelompok : 2Asisten : Kukuh Ryan Maulana A.

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2012

Page 2: 89741615-identifikasi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri

taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu

takson. Prosedur identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif.

Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit

(idealnya satu ciri), akan membawa specimen ke dalam satu urutan kunci

identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi

sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki). Klasifikasi adalah

penataan hewan-hewan ke dalam kelompok yang didasarkan atas kesamaan

dan hubungan antar hewan.

Identifikasi dan pengenalan kelompok dan jenis hewan merupakan bagian

yang sangat penting dalam taksonomi. Salah satu alat bantu identifikasi adalah

kunci (identifikasi) yang dipakai untuk menentukan kedudukan hewan dalam

sistematika hayati. Ada kunci untuk menentukan Filum (Phylum), Kelas (Class),

Bangsa (Ordo), Suku (Family), Marga (Genus), dan Jenis (Species) hewan.

Ada berbagai cara untuk menyusun sebuah kunci. Susunan yang paling

praktis adalah kunci dengan deskripsi umum dan singkat yang disusun secara

berpasangan (dikotom). Kunci ini dapat digunakan untuk memilih satu diantara

dua kemungkinan yang ada. Jika spesimennya sangat unik, biasanya salah satu

diantara dua pilihan deskripsi yang diberikan kunci akan cocok.

Kunci merupakan alat bantu yang sangat penting dalam taksonomi. Kunci

juga dapat bersifat membatasi upaya identifikasi. Sebuah specimen yang unik

atau menyimpang dari karakteristik umum akan mustahil teridentifikasi oleh kunci

yang bersifat umum.

Hewan avertebrata pertama kali dikelompokkan berdasarkan

banyaknya sel penyusun tubuh. Hewan avertebrata bersel satu dikelompokkan

ke dalam hewan uniseluler, sedangkan yang tersususn dari banyak sel

dikelompokkan ke dalam hewan multiseluler. Hewan uniseluler atau Protozoa

dibedakan atas cara lokomosinya yaitu menggunakan silia, flagella, atau

pseudopodia. Pembedaan hewan yang lainnya dilakukan berdasarkan

kesimetrian tubuhnya, yaitu simetri radial atau bilateral, berdasarkan bentuk

tubuh (bulat, memanjang, elips), ada tidaknya insang segmen, cangkang,

antena, dan ciri pembeda lainnya.

Page 3: 89741615-identifikasi

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara Identifikasi dan Determinasi hewan ini

yaitu mengenali cirri-ciri hewan avertebrata dan vertebrata yang dapat dilihat

dengan mata telanjang atau menggunakan alat bantu, melakukan identifikasi dan

determinasi hewan avertebrata dan vertebrata, dan mendeskripsikan hewan

yang telah diidentifikasi dan dideterminasi.

Page 4: 89741615-identifikasi

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Materi yang diamati adalah hewan avertebrata yang merupakan anggota

dari Cnidaria, Ctenophora, Echinodermata, Annelida, Insecta, dan Crustacea;

hewan avertebrata yang merupakan anggota dari Pisces, Amphibia, Reptilia,

Aves dan Mamalia.

Alat yang digunakan yaitu bak preparat, buku gambar dan alat tulis.

B. Metode

Cara kerja praktikum pengenalan hewan avertebrata dan vertebrata

berdasarkan karakter morfologi adalah sebagai berikut :

1. Preparat yang akan diamati dibawa oleh masing-masing kelompok dan

preparat yang dibawa minimal 3 ekor.

2. Preparat hewan avertebrata dan vertebrata yang sudah dibawa dikenali

dengan cara diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi yang dimiliki (rangka

internal, tengkorak, mata, kuping, simetri radial, simetri bilateral, metamerime

dan tagmatisasi).

3. Hewan yang telah diamati dipisahkan antara hewan avertebrata dan

vertebrata yang diamati berdasarkan kepemilikan tulang belakang,

kesimetrian tubuh, tagmatisasi dan metamer.

4. Hasil pengelompokkan hewan avertebrata dimasukkan ke dalam tabel dan

dideskripsikan.

5. Preparat yang telah diamati kemudian diawetkan untuk kegiatan identifikasi

dan determinasi pada acara praktikum selanjutnya.

Page 5: 89741615-identifikasi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil praktikum didapatkan bahwa perbedaan antara hewan avertebrata

dengan vertebrata adalah:

Hewan avertebrata

Hewan yang tidak memiliki tulang belakang

Bangun tubuh hewan ini umumnya simetri bilateral

Terdiri atas segmen-segmen atau metamer

Terdiri atas penyatuan beberapa segmen menyusun kepala, thoraks dan

abdomen

Meliputi Cnidaria, Ctenophora, Echinodermata, Annelida, Insecta dan

Crustacea

Gambar 1a. Diadema sp. Gambar2a. Macrobrachium rosenbergii

Gambar 3a. Pheretima sp.

Page 6: 89741615-identifikasi

Gambar 4b. Valanga sp.

Hewan vertebrata

Disusun dari tulang rawan atau tulang sejati

Bangun tubuh hewan ini umumnya simetri bilateral

Meliputi Pisces, Amphibia, Reptilia, Mamalia dan Aves

Gambar 1b. Ular Tali Wangsa Gambar 2b. Burung Kutilang

Gambar 3b. Ikan Nilem

Page 7: 89741615-identifikasi

B. Pembahasan

Klasifikasi merupakan salah satu cara penyederhanaan terhadap objek (dalam

hal ini, makhluk hidup) yang berjumlah besar dan beragam. Secara umum,

klasifikasi dapat diartikan sebagai suatu proses mengelompokkan sesuatu

berdasarkan aturan-aturan tertentu. Langkah-langkah yang harus ditempuh

untuk mengadakan klasifikasi terhadap makhluk hidup yaitu pencandraan sifat-

sifat makhluk hidup, pengelompokan berdasarkan ciri-ciri, dan pemberian nama

kelompok, dalam pencandaraan (identification), setiap ciri baik secara morfologi,

anatomi, fisiologi, biokimia, maupun genetika spesies yang tengah diteliti harus

diperhatikan dan dijadikan sebagai data utama (main data). Langkah selanjutnya

yaitu pengelompokkan (classification). Data utama yang telah diperoleh

dibandingkan dengan data acuan yang telah ada, ketika ditemukan suatu pola

kemiripan, maka masukkan spesies tersebut pada kelompok acuan. Misal, objek

utama: merpati, objek acuan: bebek dan ayam. Merpati dapat dikelompokkan

dengan bebek dan ayam berdasarkan bentuk tubuh (adanya paruh, sayap, dan

merupakan hewan ovipar). Terakhir, setelah dikelompokkan, maka kelompok

tersebut akan diberikan nama sesuai dengan karakteristik umum spesies-spesies

yang ada di dalamnya (Widiyadi, 2009).

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik

individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson.

Prosedur identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Pengertian

identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Seringkali kedua

pengertian ini dicampur-adukan, padahal prosedur klasifikasi bersifat induktif.

Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit

(idealnya satu ciri), akan membawa specimen ke dalam satu urutan kunci

identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi

sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki). Klasifikasi adalah

penataan hewan-hewan ke dalam kelompok yang didasrkan atas kesamaan dan

hubungan mereka (Anonymous, 2009).

Klasifikasi hewan didefinisikan sebagai penggolongan hewan ke dalam

kelompok tertentu berdasarkan kekerabatannya, yaitu yang berhubungan

dengan kontiguitas (kontak), kemiripan, atau keduanya. Klasifikasi dapat

berdasarkan hubungan evolusi, habitat, dan cara hidupnya. Klasifikasi

berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya

seluruh ciri yang dimiliki).

Page 8: 89741615-identifikasi

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Bulu babi, belalang dan cacing tanah merupakan kelompok anggota

avertebrata, dimana ketiga hewan tersebut memliki bangun tubuh yang

umumnya simetri bilateral dan kelompok ini umumnya tidak bertulang

belakang.

2. Diadema sp. memiliki simetri tubuh radial, bergerak dengan kaki ambulakral.

Bagian tubuh yang datar terdapat mulut (oral), pada bagian yang bulat

terdapat anus (aboral).

3. Valanga sp. Merupakan contoh hewan tagmatisasi, tubuhnya dapat dibedakan

atas kepala, dada dan perut. Belalang mempunyai sayap dengan jumlah 2

pasang.

4. Cacing tanah termasuk hewan yang mengalami metamerisme, tubuhnya

tersusun oleh suatu rangkaian segmen atau metamer yang segaris panjang

sumbu anteroposterior.

5. Ikan nilem, burung kutilang dan ular pohon termasuk ke dalam kelompk

anggota vertebrata karena memiliki ciri-ciri yaitu:

Mempunyai tulang yang terentang dari belakang kepala sampai bagian

ekor.

Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.

Tubuh berbentuk simetris bilateral.

Mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak

mutlak contohnya pada katak.

B. Saran

Waktu yang diberikan asisten pada praktikan untuk mengerjakan soal-

soal kuiz terlalu singkat, sehingga praktikan kurang fokus dalam mengerjakan

soal-soal kuiz yang diberikan.

Page 9: 89741615-identifikasi

DAFTAR REFERENSI

Anonim. 1982. Ensiklopedia Fauna Indonesia. Ictiar Baru, Jakarta.

Anonim. 2004. Valanga sp. www.zipcodezoo.com. Diakses tanggal 05 April 2010.

Borror, Donald, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Bullough, W.S. 1960. Practical Invertebrate Anatomy. St Martin’s Press. New York

Darbohoesodo, R.B .1976. Penuntun Praktikum Taxonomi Avertebrata. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Djuhanda, T. 1984. Analisa Struktur Vertebrata 2. Armico, Bandung.

Gratiana, E.W., P. Susatyo dan Sugiharto.1998. Perkembangan Awal Ikan Nilem Sampai Larva. Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto.

Gunarto dan Setabudi E. 2002. Perkembangan Gonad Bulu Babi (Tripneustes gratilla) di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Jakarta : Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.

Hasan F. 2002. Pengaruh konsentrasi garam terhadap mutu produk fermentasi gonad bulu babi jenis Tripneustes gratilla (L) [skripsi]. Heater, A. G. 1995. Water Polluction and Fish Physiology, 2 Edition. Lewis Publisher, New Cork.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.

Lilies, Christina. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Orr, T, Robert. 1976. Vertebrate Biology 4th Edition. WB. Sounders Company, Philadelphia.

Pratt H S. 1935. A Manual of The Common Invertebrates Animals. McGraw Hill. Company Inc : New York.G

Putra, Nugroho Susetya. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Robert, T. Orr. 1976. Vertebrate Biology Fourth Edition, W.B. Sounders Company, USA.

Siwi, Sri Suharni. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius, Yogyakarta.

Suhardi. 1983. Evolusi Avertebrata. UI-Press. Jakarta.

Page 10: 89741615-identifikasi

Walter, H. 1959. Biology of the Vertebrates. The Mac Millan Company, America.

Weichert, Charles K. 1984. Element of Chordate Anatomy 4th Edition. McGraw Hill Publishing Company Limited, New Delhi.