80449960 analisis prospektif1 libre

Upload: bagus-ahmad

Post on 18-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

analisis

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PROSPEKTIF

    Analisis prospektif dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk

    mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analis prospektif merupakan inti

    penilaian efek. Analisis prospektif juga berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis

    perusahaan. Untuk itu perlu dianalisis apakah perusahaan mampu menghasilkan arus kas yang

    cukup untuk mendanai pertumbuhan yang diharapkan atau apakah perusahaan memerlukan

    pendanaan utang atau ekuitas di masa depan. Perlu dianalisis pula apakah rencana strategis kini

    akan menghasilkan manfaat seperti yang diramalkan oleh manajemen perusahaan. Dan akhirnya,

    analisis prospektif berguna bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi

    kewajibannya.

    PROSES PROYEKSI

    1. Proyeksi Laporan Keuangan

    Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti neraca dan laporan arus kas.

    a. Proyeksi Laporan Laba Rugi

    Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan. Dalam

    contoh ini digunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa

    depan. Analisis lebih rinci melibatkan informasi eksternal seperti:

    Tingkat aktivitas ekonomi makro yang diharapkan. Karena pembelian pelanggan

    dipengaruhi oleh tingkat penghasilan pribadi yang bisa dibelanjakan (personal

    disposable income), analisis mengikuitsertakan estimasi yang terkait dengan

    pertumbuhan ekonomi pada umumnya dan pertumbuhan penjualan eceran pada

  • khususnya. Sebagai contoh, bila ekonomi membaik, dapat diproyeksikan adanya

    kenaikan penjualan dibandingkan penjualan tahun lalu.

    Peta persaingan, Apakah jumlah pesaing bertambah? Atau, apakah pesaing yang lebih

    lemah menghentikan operasinya? Perubahan peta persaingan akan memengaruhi

    proyeksi atas unit penjualan maupun kemampuan perusahaan untuk menaikkan harga.

    Kedua hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan.

    Bauran toko baru dan toko lama. Toko baru umumnya menikmati kenaikan penjualan

    yang lebih besar dibandingkan dengan toko lama karena toko baru dapat meraih pasar

    yang tidak tertangani dengan baik atau menyediakan komposisi barang terkini

    dibandingkan dengan pesaing yang ada. Toko lama umumnya tumbuh seiring dengan

    tingkat pertumbuhan ekonomi local secara keseluruhan. Karenanya, analisis harus

    mempertimbangkan rencana ekspansi yang diumumkan oleh manajemen.

    Laporan Laba Rugi Target Corporation

    2001 2000 1999

    Penjualan bersih $39.888 $36.903 $33.702

    Harga pokok penjualan 27.246 25.295 23.029

    Laba kotor 12.642 11.608 10.673

    Beban penjualan umum dan administrasi 8.883 8.190 7.490

    Beban penyusutan dan amortisasi 1.079 940 854

    Beban bunga 464 425 393

    Laba sebelum pajak 2.216 2.053 1.936

    Beban Pajak 842 789 751

    Kerugian dari pos luar biasa dan operasi dalam

    Penghentian 6 0 41

    Laba bersih $ 1.368 $ 1.264 $ 1.144

    Saham beredar 905 898 912

  • Beberapa rasio terpilih

    Pertumbuhan penjualan 8.09% 9.50% 9.91%

    Margin laba kotor 31.69 31.46 31.67

    Beban penjualan umum, dan administrasi

    / Penjualan 22.27 22.19 22.22

    Beban penyusutan / aktiva tetap kotor tahun

    sebelumnya 6.85 6.80 6.70

    Beban bunga / utang jangka panjang tahun

    sebelumnya 7,15 8,47 8,35

    Pajak penghasilan / laba sebelum pajak 38,00 38,43 38,79

    Penjualan perusahaan tumbuh antara 8% dan 9.5% per tahun. Kita asumsikan bahwa

    penjualan akaan tumbuh sebesar 8.09% di tahun 2001. Setelah proyeksi selesai, analisis

    sensitivitas akan mempelajari implikasi tingkat pertumbuhyan yang lebih tinggi dan lebih

    rendah terhadap ramalan.

    Margin laba kotor perusahaan tetap stabil 31.5%-31.7% dari penjualan. Untuk tujuan

    proyeksi, diasumsikan margin laba kotor terbaru sebesar 31.69%. Beban penjualan,

    umum, dan administrasi juga tetap sebesar kurang dari 22% dari penjualan. Proyeksi

    beban penjualan, umum, dan administrasi adalah sebesar 22,27% dari penjualan, sama

    dengan persentase tahun lalu.

    Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksikan secara terpisah.

    Penyusutan merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah aktiva yang

    disusutkan. Tahun-tahun sebelumnya, perusahaan melaporkan beban penyusutan kira-

    kira 6.85% dari saldo aktiva tetap tahun 2001.

    Dengan cara yang sama , dihitung rasio historis beban bunga terhadap saldo awal tahun

    utang berbunga. Rasio tersebut baru-baru ini turun dari 8.47% menjadi 7.15% disebabkan

    terutama oleh pinjaman baru dan perpanjangan pinjaman dengan tingkat bunga yang

    lebih rendah. Proyeksi mengasumsikan beban bunga sebesar 7.15% dari saldo awal tahun

    utang berbunga. Pada praktiknya, asumsi harus menyertakan proyeksi tingkat bunga

    jangka panjang di masa depan. Akhirnya, angka yang digunakan untuk proyeksi atas

    beban pajak, sebagai persentase terhadap laba sebelum pajak tahun lalu, turun menjadi

    38%.

  • Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memproyeksikan laporan tersebut:

    1. Penjualan: $43.115 = $39.888 x 1,0809

    2. Laba kotor: $13.665 = $43.115 x 31,69%

    3. Harga pokok penjualan: $29.450 = $43.115 - $ 13.665

    4. Penjualan, umum, dan administrasi: $9.602 = $43.115 x 22,27%

    5. Penyusutan: $1.263 = $18.442 (aktiva tetap kotor awal periode)x 6,85%

    6. Bunga $578 = $8.088 (utang berbunga awal periode) x 7,15%

    7. Laba sebelum pajak: $2.222 = $13.665 - $9.602 - $1.263 - $578

    8. Beban pajak: $844 = $2.222 x 38%

    9. Pos luar biasa dan operasi dalam penghentian: tidak ada

    10.Laba bersih: $1.378 = $2.222 - $844

    Proyeksi Laporan Laba Rugi Target Corporation

    Langkah

    Proyeksi

    Estimasi

    Tahun 2002

    Laporan laba rugi

    Penjualan bersih 1 $ 43.115

    Harga pokok penjualan 2 29.450

    Laba kotor 3 13.665

    Beban penjualan, umum, dan administrasi 4 9.602

    Beban penyusutan dan amortisasi 5 1.263

    Beban bunga 6 578

    Laba sebelum pajak 7 2.222

    Beban pajak 8 844

    Pos pos luar biasa dan operasi dalam penghentian 9 0

    Laba bersih 10 $1.378

    Saham beredar 905

  • Asumsi Peramalan

    Pertumbuhan penjualan 8,09%

    Margin laba kotor 31,69

    Beban penjualan, umum, dan administrasi/Penjualan 22,27

    Beban penyusutan/Aktiva tetap kotor tahun sebelumnya 6,85

    Beban bunga/Utang Jangka panjang tahun seblumnya 7,15

    Pajak Penghasilan/Laba sebelum pajak 38,00

    b. Proyeksi Neraca

    Neraca perusahaan Tahun 1999 2001 berikut beberapa rasio disajikan proyeksi

    laporan laba rugi perusahaan. Ramalan neraca tahun 2002 meliputi langkah langkah

    berikut ini :

    1. Buatlah proyeksi aktiva lancar selain kas, dengan menggunakan proyeksi penjualan

    atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan.

    2. Buatlah proyeksi kenaikan aktiva tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang

    didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian MD&A di laporan tahunan.

    3. Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang

    4. Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan

    utang jangka panjang.

    5. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun

    sebelumnya.

    6. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka panjang

    tahun lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo dari butir (4) di atas.

    7. Kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali tampak jelas

    tren yang lain.

    8. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.

    9. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi) dengan

    laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.

    10. Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu kecuali tampak tren

    yang nyata.

  • Untuk memulai proyeksi piutang, persediaan, aktiva tetap, utang usaha, dan akrual beban

    menggunakan proyeksi penjualan dan harga pokok penjualan serta tingkat perputarannya,

    rumusnya :

    usaha piutang Saldo

    Penjualan usaha piutang perputaranTingkat =

    Selanjutnya, proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut :

    usaha piutang perputaranTingkat

    penjualan Proyeksi usaha piutang Proyeksi =

    Neraca Target Corporation

    2001 2000 1999

    Kas $499 $356 $220

    Piutang 3.831 1.941 1.724

    Persediaan 4.449 4.248 3.798

    Aktiva lancar lain 869 759 741

    Total aktiva lancar 9.648 7.304 6.483

    Aktiva tetap 18.442 15.759 13.824

    Akumulasi penyusutan 4.909 4.341 3.925

    Aktiva tetap bersih 13.533 11.418 9.899

    Aktiva tak lancar lainnya 973 768 761

    Total aktiva $24.154 $19.490 $17.143

    Utang usaha $4.160 $3.576 $3.514

    Bagian lancar utang jangka panjang 905 857 498

    Beban akrual 1.566 1.507 1.520

    Utang pajak 423 361 318

    Total kewajiban lancar 7.054 6.301 5.850

    Pajak tangguhan dan kewajiban lain 1.152 1.036 910

  • Utang jangka panjang 8.088 5.634 4.521

    Total kewajiban 16.924 12.971 11.281

    Saham preferen 0 0 0

    Saham biasa 75 75 76

    Surplus modal 1.098 902 730

    Laba ditahan 6.687 5.542 5.056

    Ekuitas pemegang saham 7.860 6.519 5.862

    Total kewajiban dan ekuitas bersih $24.154 $19.490 $17.143

    Beberapa Rasio Terpilih

    Tingkat perputaran piutang usaha 10,41 19,01 19,55

    Tingkat perputaran persediaan 6,12 5,95 6,06

    Tingkat perputaran utang usaha 6,55 7,07 6,55

    Tingkat perputaran beban akrual 25,47 24,49 22,17

    Utang pajak/Beban pajak 50,24% 45,75% 42,34%

    Total aktiva/Ekuitas pemegang saham (leverage keuangan)

    3,07 2,99 2,92

    Dividen per lembar saham $0,225 $0,215 $0,214

    Pengeluaran modal (CAPEX) $3.163 $2.528 $1.918

    Pengeluaran modal/Penjualan 7,93% 6,85% 5,69%

    Tingkat perputaran piutang usaha turun dari 19,55 di tahun 1999 menjadi 10,41 di tahun

    2001. Hal tersebut karena disertakannya piutang perusahaan sebesar $800 juta yang

    sebelumnya telah dijual pada entitas bertujuan khusus (special purpose entity SPE)

    dan tidak diakui di neraca.

    Tingkat perputaran persediaan berkisar antara 5,95 dan 6,12 selama tiga tahun terakhir.

    Karena kestabilan rasio tersebut dan tidak adanya informasi yang mengindikasikan

    perubahan perputaran tersebut, digunakan tingkat perputaran yang terbaru sebesar 6,12

    bersama harga pokok penjualan untuk memproyeksikan persediaan. Analisis yang lebih

    mendalam akan membandingkan tingkat perputaran persediaan toko lama dengan toko

  • baru, serta mengantisipasi pertumbuhan toko baru. Persediaan saat ini dapat

    diproyeksikan tumbuh seiring dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang dipeikirakan.

    Persediaan tambahan yang diperlukan untuk toko baru akan ditambahkan pada jumlah

    tersebut.

    Aktiva tetap diestimasi sebagai saldo aktiva tetap kotor tahun lalu ditambah persentase

    pengeluaran modal terhadap penjualan historis. Pengeluaran modal historis diperoleh dari

    laporan arus kas. Selama tiga tahun terakhir, persentase pengeluaran modal terhadap

    penjualan meningkat dari 5,69% menjadi 7,93%. Persentase terakhir sebesar 7,93%

    digunakan untuk mengestimasi pengeluaran modal tahun 2002. Setelah proyeksi selesai,

    persentase tersebut dapat disesuaikan untuk melihat implikasi keuangan atas pengeluaran

    modal yang lebih tinggi (rendah).

    Tingkat perputaran terkini sebesar 6,55 digunakan untuk mengestimasi utang tahun 2002.

    Dengan cara yang sama, persentase akrual beban terhadap penjualan diestimasi dengan

    menggunakan tingkat perputaran akrual yang terbaru sebesar 25,47. Akhirnya, utang

    pajak diestimasi berdasarkan hubungan historis antara utang dengan beban pajak. Tingkat

    yang terbaru sebesar 50,24% digunakan untuk memproyeksikan utang pajak tahun 2002.

    Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, proyeksi neraca perusahaan tahun 2002 disajikan di

    tampilan di bawah ini. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memproyeksikan neraca

    tersebut:

    1. Piutang: $4,141 = $43.115 (Penjualan)/10,41 (Perputaran piutang).

    2. Persediaan: $4,809 = $29,450 (Harga pokok penjualan)/6,12 (Perputaran persediaan).

    3. Aktiva lancar lain: tidak berubah.

    4. Aktiva tetap: $21,861 = $18,442 (Saldo tahun lalu) + $3,419 (Estimasi pengeluaran

    modal).

    5. Akumulasi penyusutan: $6,172 = $4,909 (Saldo sebelumnya) + $1,263 (Estimasi

    penyusutan).

    6. Aktiva tetap bersih: $21,861 - $6,172.

    7. Aktiva jangka panjang lainnya: tidak berubah.

    8. Utang usaha: $29,450 (Harga pokok penjua)an)/6,55 (Perputaran utang).

    9. Bagian lancar utang jangka panjang: jumlah yang dilaporkan dalam catatan kaki

    utang jangka panjang sebagai bagian yang jatuh tempo di tahun 2002.

    10. Beban akrual: $43.115 (Penjualan)/25,47 (Perputaran beban akrual).

  • 11. Utang pajak: $844 (beban pajak) x 50,24% (Utang pajak/Beban pajak).

    12. Pajak tangguhan dan kewajiban lain: tidak berubah.

    13. Utang jangka panjang: $8,088 (Utang jangka panjang tahun lalu) - $892

    14. Bagian utang yang jatuh tempo dari butir 9).

    15.Saham biasa: tidak berubah.

    16. Surplus modal: $1,118 = $1,098 + $20 (mencerminkan aktivitas ESOP* dan opsi

    saham).

    17. Laba ditahan: $7,861 = $6,687 (Laba ditahan tahun lalu) + $1,378 (Proyeksi laba

    bersih) - $204 (Estimasi dividen sebesar $0,225 per lembar saham).

    18. Kas: jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan total kewajiban dan ekuitas

    dikurangi (l)-(7).

    Proyeksi Neraca Target Corporation

    2001

    Langkah

    Peramalan

    Estimasi

    2002 Awal

    Estimasi 2002

    Akhir

    Kas $ 199 16 $(1,574) $ 626

    Piutang 3.831 1 4.141 4.141

    Persediaan 4.449 2 4.809 4.809

    Aktiva lancar lain 869 3 869 869

    Total aktiva lancar 9.648 8.245 10.445

    Aktiva tetap 18.142 4 21.861 21.861

    Akumulasi penyusutan 4.909 5 6.172 6.172

    Aktiva telap bersih 13.533 6 15.689 15.689

    Aktiva tak lancar lainnya 973 7 973 973

    Total aktiva $24,154 $24,907 $27,107

    Utang usaha $ 4.160 8 $ 4.496 $ 4.496

    Bagian lancar utang jangka panjang 905 9 892 892

    Beban akrual 1.566 10 1.693 1.693

    Utang pajak 423 11 424 424

    Total kewajiban lancar 7.054 7.505 7.505

  • Pajak tangguhan dan kewajiban lain 1.152 12 1.152 1.152

    Utang jangka panjang 8.088 13 7.196 9.396

    Total kewajiban 16.294 15.853 18.053

    Saham biasa 75 14 75 75

    Surplus modal 1.098 15 1.118 1.118

    Laba ditahan 6.687 15 7.861 7.861

    Ekuitas pemegang saham 7.860 9.054 9.054

    Total kewajiban dan ekuitas bersih $24,154 $24,907 $27,107

    Beberapa Rasio Terpilih

    Tingkat perputaran piutang usaha 10,41 10,41

    Tingkat perputaran persediaan 6,12 6,12

    Tingkat perputaran utang usaha 6,55 6,55

    Tingkat perputaran beban akrual 25,47 25,47

    Utang pajak/Beban pajak 50,24% 50,24%

    Total aktiva/Ekuitas pemegang saham 3,07 2,99

    Dividen per lem bar saham $0,225 $0,225

    Pengeluaran modal (CAPEX) $3,163 $3,419

    CAPEX/Penjualan 7,93% 7,93%

    c. Proyeksi Laporan Arus Kas

    Proyeksi laporan arus kas disajikan pada tabel di bawah ini. Proyeksi arus kas bersih

    dari operasi sebesar $2,435 juta mendanai sebagian dari pengeluaran modal sebesar

    $3.419 juta dan dividen sebesar $204 juta. Kekurangannya ditutup dengan kenaikan

    utang jangka panjang sebesar $1.295 juta.

    Proyeksi Laporan Arus Kas Target Corporation

  • Estimasi Tahun 2002

    Laba bersih $1,378

    Penyesuaian laba menjadi arus

    kas:

    Penyusutan 1.263

    Piutang usaha (310)

    Persediaan (360)

    Utang usaha 336

    Beban akrual 127

    Pajak 1

    Arus kas bersih dari aktivitas operasi

    2.435

    Pengeluaran modal (3.419)

    Arus kas bersih dari aktivitas investasi

    (3.419)

    Utang jangka panjang 1.295

    Tambahan modal disetor 20

    Dividen (204)

    Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan

    1.111

    Perubahan bersih kas 127

    Kas awal 499

    Kas akhir $ 626

    2. Analisis Sensitivitas

    Proyeksi laporan keuangan didasarkan pada hubungan yang diharapkan antara pos laporan

    laba rugi dengan pos neraca. Dalam contoh ini, digunakan rasio yang terakhir karena operasi

    perusahaan cukup stabil dan diasumsikan tidak terdapat perubahan besar dalam strategi

    operasi.

  • Namun asumsi-asumsi tersebut dapat divariasikan untuk menganalisis dampaknya pada

    kebutuhan dana, pengembalian aktiva dan ekuitas, dan sebagainya. Sebagai contoh

    persentase pengeluaran modal terhadap penjualan perusahaan naik bertahap dari 5,69% tiga

    tahun yang lalu menjadi 7,93% tahun lalu. Jika diasumsikan kenaikan yang sama di tahun

    2002 menjadi 9%, pengeluaran modal akan naik menjadi $3,83 miliar, yang memerlukan

    dana tambahan sebesar $500 juta. Kenaikan yang sama juga dapat berasal dari penurunan

    perputaran piutang dan perputaran persediaan. Analis sering kali menyiapkan beberapa

    proyeksi untuk menguji skenario terbaik (terburuk) sebagai tambahan atas skenario yang

    'paling mungkin' (most likely) terjadi. Analisis sensitivitas ini menunjukkan asumsi mana

    yang memiliki dampak paling besar pada hasil keuangan dan, sebagai konsekuensinya,

    membantu identifikasi area yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

    APLIKASI ANALISIS PROSPEKTIF DALAM MODEL

    PENILAIAN LABA-SISA

    Model penilalan laba sisa menentukan nilai ekuitas pada saat t sebagai jumlah nilai buku kini dan

    nilai sekarang laba sisa yang diperkirakan di masa depan:

  • di mana BV, merupakan nilai buku pada akhir periode t, RIt+n sebagai laba sisa di periode t + n,

    dan k sebagai biaya modal. Laba sisa (residual. income) pada waktu t didefinisikan sebagai laba

    bersih komprehensif dikurangi pembebanan pada nilai buku awal, yaitu, RIt = NIt - (k x BVt-1).

    Proses penilaian memerlukan estimasi laba bersih di masa depan dan nilai buku ekuitas

    pemegang saham. Model penilaian memerlukan estimasi atas enam parameter sebagai berikut:

    Pertumbuhan penjualan

    Margin laba bersih (Laba bersih/Penjualan).

    Perputaran modal kerja bersih (Penjualan/Modal kerja bersih).

    Perputaran aktiva tetap (Penjualan/Aktiva tetap).

    Leverage keuangan (Aktiva operasi/Ekuitas).

    Biaya modal ekuitas.

    Contoh dapat dilihat pada tampilan di bawah:

    1. Penjualan diharapkan tumbuh sebesar 8,9% di tahun 2001 dan 9,1% di tahun 2002, kemudian

    menurun pada tingkat pertumbuhan 8%, 7%, dan 6% untuk tiga tahun berikutnya. Periode

    lima tahun ini merupakan horizon peramalan (forecast horizon), periode waktu di mana kita

    memiliki keyakinan tertinggi atas estimasi kita.

    2. Margin laba bersih diharapkan naik menjadi 9,2% dan 9,4% selama dua tahun berikutnya dan

    kemudian bertahan pada persentase tersebut.

    3. Tingkat perputaran modal kerja bersih diharapkan tetap pada tingkat 11,83

    4. Tingkat perputaran aktiva tetap diharapkan tetap pada tingkat 1,99 kali.

    5. Leverage keuangan juga diharapkan konstan pada tingkat sekarang sebesar 2,52 kali.

    6. Biaya modal ekuitas diperkirakan sebesar 12,5%. (Biaya modal ekuitas ditentukan oleh

    capital asset pricing model [CAPM] )

  • Laba bersih diestimasi dengan menggunakan rumus :

    Laba Bersih = Penjualan x Margin laba bersih.

    Modal kerja bersih diestimasi dengan menggunakan rumus:

    bersih kerja modal perputaranTingkat

    Penjualanbersih kerja Modal =

  • Modal aktiva tetap diestimasikan dengan menggunakan rumus :

    tetapaktiva perputaranTingkat

    Penjualan tetapaktiva Modal =

    Ekuitas diestimasi dengan menggunakan rumus :

    Leverage

    operasi aktiva Total saham pemegang ekuitas Total =

    Aktiva operasi = Modal kerja bersih + Aktiva tetap

    Laba sisa untuk tahun 2001 diestimasikan dengan menggunakan rumus :

    Sisa laba = Laba bersih - (Ekuitas awal tahun x Biaya modal ekuitas)

    $6.278 = $8.856 - ( $20624 x 0,125 )

    Tahun-tahun setelahnya dalam horizon peramalan dihitung dengan cara yang sama. Setiap

    tahun selama horizon peramalan selanjutnya didiskontokan pada biaya modal ekuitas

    (12,5%). Sebagai contoh, faktor diskonto untuk tahun kedua dihitung sebagai berikut:

    nnk, k) (1

    1 PVIF

    +=

    Nilai sekarang untuk tiap-tiap tahun dalam horizon peramalan dijumlahkan untuk

    mendapatkan nilai sekarang kumulatif sampai tahun 2005 sebesar $26.303. Proyeksi laba sisa

    di tahun 2006 diasumsikan tumbuh pada tingkat inflasi (3,5%). Nilai sekarang anuitas ini,

    didiskontokan ke tahun 2000 adalah:

    nn k) inf.)(1-(k

    1FV PV

    +=

  • Estimasi nilai saham Syminex Corp. pada tahun 2000 :

    nilai buku ekuitas pemegang saham + nilai sekarang laba sisa

    ($20.624) + ($26.303 + $54.039) = $100.966.

    Dengan saham beredar sebanyak 1.737 lembar, nilai per lembar saham Syminex Corp. adalah

    $58,13.

    TREN PENGGERAK NILAI

    Model laba sisa menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas pemegang saham ditambah

    nilai sekarang dari laba sisa (residual incomeRI) yang diperkirakan, di mana RIt = NIt - (k x

    BVt-1). Laba sisa juga dapat dinyatakan dalam bentuk rasio, yaitu

    dimana ROE = NIt/BVt-1. Bentuk ini menekankan kenyataan bahwa harga saham berubah hanya

    bila ROE k. Dalam keseimbangan, tekanan kompetisi akan mendorong tingkat pengembalian

    (ROE) mendekati biaya (k) sehingga laba abnormal akan hilang. Dengan demikian estimasi

    harga saham adalah sebesar proyeksi pembalikan ROE pada nilai jangka panjangnya bagi

    perusahaan dan industri tertentu.

    Pembalikan ROE

  • Tampilan di atas ini menyajikan kinerja ROE untuk kuintil perusahaan. Grafik menyajikan nilai

    median tiap portofolio. Hasil pengamatan yang terlihat adalah:

    1. ROE cenderung untuk kembali ke keseimbangan jangka panjang. Hal ini mencerminkan

    tekanan kompetisi. Lebih lanjut, tingkat pembalikan bagi perusahaan yang paling tidak

    menguntungkan lebih besar daripada tingkat pembalikan perusahaan yang paling

    menguntungkan. Dan akhirnya, tingkat pembalikan bagi perusahaan yang memiliki tingkat

    ROE yang paling ekstrem adalah lebih besar daripada tingkat pembalikan bagi perusahaan

    yang memiliki tingkat ROE lebih moderat.

    2. Pembalikan tidak lengkap. Yaitu, tetap terdapat perbedaan sekitar 12% antara perusahaan

    dengan ROE tertinggi dan perusahaan dengan ROE terendah meskipun setelah 10 tahun. Hal

    ini mungkin disebabkan oleh dua hal: perbedaan risiko yang tercermin dalam perbedaan

    biaya modal (k); atau, tingkat konservatisme yang lebih tinggi (rendah) dalain kebijakan

    akuntansi.

    Grafik di atas menyatakan bahwa sebagian pembalikan selesai setelah sekitar 5 tahun. Hal ini

    mendukung penggunaan horizon peramalan 5 tahun bagi perusahaan tersebut karena tidak

    terdapat dampak besar pada harga saham setelah titik di mana ROE = k, terlepas dari asumsi

    tingkat pertumbuhan penjualan.

    ROE dianggap sebagai penggerak nilai (value driver) karena ROE merupakan variabel yang

    memengaruhi harga saham secara langsung. Selanjutnya komponen ROA dipecah menjadi

    margin laba dan perputaran. Komponen- komponen tersebut juga merupakan penggerak nilai.

  • Pembalikan Margin Laba Bersih

    Tampilan di atas ini menyajikan grafik tentang pembalikan margin laba bersih untuk kuintil

    perusahaan. Grafik ini dibuat dengan cara yang sama dengan pembuatan grafik ROE. Tampak

    jelas tingkat pembalikan yang signifikan untuk perusahaan dengan margin laba bersih (net profit

    marginNPM) tertinggi dan terendah. Selain itu, tingkat pembalikan untuk perusahaan dengan

    laba terendah lebih besar daripada tingkat pembalikan perusahaan yang paling untung. Tingkat

    pembalikan untuk dua kelompok ekstrem perusahaan tersebut lebih besar daripada tingkat

    pembalikan perusahaan dengan laba yang lebih moderat. Dan akhirnya, tetap terdapat selisih

    antara portofolio dengan margin laba bersih tertinggi dan terendah pada akhir 10 tahun, yang

    besarnya kurang lebih sama dengan selisih untuk ROE. Pembalikan ROE tampaknya disebabkan

    oleh pembalikan dalam margin laba bersih.

    Pembalikan Perputaran Total Aktiva

    Perputaran total aktiva (total asset turnoverTAT) merupakan komponen kedua dalam ROA.

    Dalam tampilan di atas ini disajikan tingkat pembalikan perputaran total aktiva yang dibuat

  • dengan cara yang sama dengan grafik terdahulu. Walaupun tampak adanya pembalikan,

    tingkatnya lebih kecil dari tingkat pembalikan ukuran profitabilitas. Selain itu, terdapat tingkat

    perputaran aktiva yang bervariasi antara perusahaan dengan perputaran tertinggi dan terendah.

    Hal ini mencerminkan tingkat intensitas modal.

    Pada saat pembuatan estimasi, proyeksi margin laba dan tingkat perputaran perlu

    mempertimbangkan pola pembalikan yang umum dan tingkat penggerak nilai dari rata-rata

    jangka panjangnya. Lebih lanjut, diperlukan perhatian atas karakteristik industri sebagaimana

    ditunjukkan oleh tampilan bahwa terdapat perbedaan pada margin laba bersih. Dan akhirnya

    horizon proyeksi tidak perlu terlalu panjang karena akan mengurangi keyakinan atas proyeksi

    dan ROE cenderung kembali mendekat ke biaya modal selama periode waktu yang relatif

    pendek.

    PERAMALAN JANGKA PENDEK

    Untuk analisis likuiditas jangka pendek, salah satu alat yang berguna adalah peramalan kas

    jangka pendek (short-term cash forecasting). Peramalan kas jangka pendek diminati oleh

    pengguna internal seperti manajer dan auditor untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan

    saat ini dan masa depan. Peramalan ini juga diminati oleh pengguna eksternal seperti kreditor

    jangka pendek guna menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek.

    Analisis ini menekankan pada peramalan kas jangka pendek saat kemampuan perusahaan untuk

    memenuhi kewajiban jangka pendeknya diragukan. Keakuratan peramalan arus kas berbanding

    terbalik dengan horizon peramalan makin lama periode peramalan, makin berkurang

    keandalan peramalan tersebut. Hal ini disebabkan jumlah dan kompleksitas faktor- faktor yang

    memengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar yang tidak dapat diestimasi secara andal dalam

    jangka panjang. Dalam peramalan jangka pendek pun, diperlukan informasi yang jumlahnya

    signifikan. Karena peramalan arus kas bergantung pada informasi yang tersedia bagi publik,

    tujuan analis ini adalah peramalan yang cukup akurat. Dengan mempelajari dan membuat

    peramalan arus kas, analisis akan menghasilkan pandangan yang lebih luas atas pola arus kas

    perusahaan.

  • POLA ARUS KAS

    Pola arus kas penting untuk dipelajari sebelum menguji model untuk analisis dan proyeksi arus

    kas. Kas dan setara kas (selanjutnya disebut kas) merupakan aktiva yang paling likuid. Hampir

    seluruh keputusan manajemen untuk melakukan investasi aktiva atau membayar beban

    memerlukan kas. Hal ini menyebabkan manajemen lebih berfokus pada kas daripada konsep

    dana likuid lainnya. Beberapa pengguna (seperti kreditor) kadang kala menganggap akiva seperti

    piutang dan persediaan sebagai bagian dari aktiva yang likuid mengingat pos tersebut akan

    terkonversi menjadi kas dalam waktu dekat.

    Kas yang dimiliki tidak menghasilkan atau hasilnya kecil, dan dalam situasi kenaikan harga, kas

    (seperti semua aktiva moneter) menghadapi penurunan daya beli. Namun demikian, kas memiliki

    risiko yang paling kecil. Manajemen bertanggungjawab atas keputusan untuk investasi kas dalam

    bentuk aktiva atau untuk membayar biaya. Konversi kas ini meningkatkan risiko karena

    pemulihan kas dari aktivitas-aktivitas tersebut sifatnya kurang pasti. Terdapat beragam jenis dan

    tingkat risiko yang terkait dengan konversi kas tersebut. Sebagai contoh, risiko konversi kas

    menjadi investasi sementara jangka pendek lebih rendah daripada risiko konversi kas menjadi

    aktiva jangka panjang seperti pabrik dan peralatan. Investasi kas dalam aktiva atau biaya untuk

    mengembangkan dan memasarkan produk baru memiliki risiko pemulihan menjadi kas yang

    lebih tinggi. Likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka panjang bergantung pada

    pemulihan dan kemampuan realisasi pengeluaran kas.

    Arus kas masuk dan arus kas keluar terkait satu sama lain. Kegagalan salah satu aspek aktivitas

    bisnis perusahaan akan berdampak pada keseluruhan sistem arus kas. Kegagalan penjualan

    berdampak pada konversi persediaan menjadi piutang dan kas, mengakibatkan penurunan

    ketersediaan kas, ketidakmampuan perusahaan untuk mengganti kas dari sumber seperti ekuitas,

    pinjaman, dan utang usaha dapat menghambat aktivitas produksi dan merugikan penjualan di

    masa depan. Sebaliknya, membatasi pengeluaran pada pos seperti iklan dan pemasaran dapat

    memperlambat konversi persediaan menjadi piutang dan kas. Pembatasan jangka panjang atas

    arus kas keluar atas arus kas masuk dapat menurunkan solvabilitas perusahaan.

    Keterkaitan antara arus kas, akrual, dan laba harus disertakan dalam analisis. Saat persediaan

    barang jadi yang merupakan akumulasi banyak biaya dan beban dijual, margin laba perusahaan

    menghasilkan arus masuk dana likuid melalui piutang dan kas. Makin tinggi margin laba, makin

    besar pertumbuhan dana likuid. Laba terutama berasal dari selisih antara penjualan dan harga

  • pokok penjualan (laba kotor) dan memiliki dampak yang beragam atas arus kas. Banyak biaya,

    seperti biaya yang berasal dari penggunaan aktiva tetap atau beban yang ditangguhkan, tidak

    memerlukan pembayaran kas. Sama halnya dengan pos seperti penjualan tanah secara cicilan

    jangka panjang yang menghasilkan piutang tak lancar yang membatasi relevansi akrual bagi arus

    kas, ukuran-ukuran tersebut harus digunakan secara tepat dalam analisis untuk menilai pola arus

    kas.

    Arus kas memiliki keterbatasan dalam satu hal penting. Saat perusahaan memperoleh kas masuk,

    manajemen memiliki wewenang untuk menentukan penggunaannya. Pilihan penggunaannya

    tergantung pada komitmen pembayaran seperti dividen, akumulasi persediaan, pengeluaran

    modal, atau pembayaran utang. Arus kas juga bergantung pada kemampuan perusahaan untuk

    mendapatkan dana dari berbagai sumber seperti ekuitas dan utang. Manajemen memiliki

    wewenang besar atas penggunaan arus kas masuk yang tidak dikomitmenkan (disebut sebagai

    arus kas bebas). Komponen arus kas bebas ini penting dan menjadi perhatian khusus dalam

    analisis.

    PENTINGNYA PERAMALAN PENJUALAN

    Kendala peramalan laba bergantung pada kualitas peramalan penjualan. Peramalan penjualan

    meliputi analisis atas:

    Arah dan tren penjualan

    Pangsa pasar

    Kondisi industri dan ekonomi

    Kapasita produksi dan keuangan

    Faktor kompetisi

    PERAMALAN ARUS KAS DENGAN ANALISI PRO FORMA

    Kewajaran dan kelayakan ramalan kas jangka pendek biasanya diuji dengan laporan keuangan

    pro forma (pro forma financial statement). Laporan keuangan pro forma digunakan untuk

    menghitung rasio keuangan dan menyimpulkan hubungan lainnya, dan dibandingkan dengan

  • data histories untuk menguji kelayakan. Perbandingan ini harus menyertakan penyesuaian untuk

    hal-hal yang diperkirakan mempengaruhi selama periode yang diramalkan.

    Laporan pro forma tersebut harus diuji secara kritis dan diuji kelayakannya atas ramalan dan

    asumsi-asumsinya. Rasio dan hubungan yang disimpulkan dalam laporan keuangan pro forma

    harus dievaluasi dan dibandingkan dengan rasio historis untuk menentukan kewajaran dan

    kelayakannya.

    Tersedia program spreadsheet elektronik untuk membantu analisis pro forma. Kemudahan

    merubah variable untuk uji sensitivitas meningkatkan manfaat laporan pro forma. namun

    demikian, kemudahan dan fleksibelitas program seharusnya tidak rancu dengan perlunya

    mengembangkan dan menguji estimasi dan asumsi yang mendasari. Kewajaran estimasi dan

    asumsi penting, berikut manfaat analisi tersebut bergantung pada evaluasi kritis dan penilaian

    kita, bukan bergantung pada teknologi.

    PANDUAN JAWABAN PANDANGAN ANALISIS

    Pialang saham

    Perbadaan antara ramalan arus kas dengan laba belum tentu pelu dikhawatirkan. Banyak

    perusahaan yang sedang tumbuh mengalami arus kas positif rendah atau tidak ada sama sekali

    dalam waktu dekat. Arus kas jangka pendek yang rendah ini tentu saja diharapkan menghasilkan

    arus kas di atas rata-rata pada masa depan. Analisis harus melihat komponen-komponen arus kas

    maupun laba untuk memutuskan investasi dalam saham perdana perusahaan.

    Pemberi pinjaman

    Langkah awal dalam pemberian pinjaman adalah menerima atau menolak penjelasan manajemen

    atas laporan penjualan. Jika penjelasan menejemen tidak didukung dengan bukti yang objektif,

    pemberi pinjaman harus menolak permohonan pinjaman

    Namun jika penjelasan manajemen dapat diuji kebenarannya pemberi pinjaman dapat menilai

    tingkat ramalan penjualan serta ketidakpastiannya. Analis ramalan penjualan harus

    mempertimbangkan faktor ekonomi yang penting termasuk permintaan pelanggan, kompetisi

    industri, biaya pemasok, dan kapasitas/kualitas produksi perusahaan.