172130527 56831386 analisis soal secara manual libre

44
Analisis Manual

Upload: aangcuakep

Post on 23-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bla bla

TRANSCRIPT

  • Analisis Manual

  • Analisis Manual

    Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

    Katalog Dalam Terbitan: KDT

    Analisis Soal Secara Manual

    ISBN 978 979 1228 37 - 4

    Judul Buku: Analisis Soal Secara Manual

    Penulis: Dra. Rahmah Zulaiha, MA

    Penerbit:

    PUSPENDIK

    Jakarta, 2008

    ii

  • Analisis Manual

    KATA PENGANTAR

    Hasil tes prestasi belajar diharapkan dapat memberi gambaran yang

    akurat tentang penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran.

    Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik setiap butir

    soal perlu dilakukan analisis soal baik secara kuantitatif maupun

    kualitatif.

    Pada dasarnya terdapat dua macam karakteristik soal yang ditinjau

    dalam analisis soal secara kuantitatif yaitu tingkat kesukaran soal

    dan daya beda soal.

    Buku panduan analisis butir soal ini dimaksudkan untuk membantu

    para peserta pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan

    keterampilan dalam menganilisis butir soal secara manual.

    Jakarta, 3 Maret 2008

    Kepala Pusat Penilaian Pendidikan,

    Burhanuddin Tola, Ph.D.

    NIP 131099013

    iii

  • Analisis Manual

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Lembar Data Terbitan ............................................................ ii

    Kata Pengantar...................................................................... iii

    Daftar Isi ....................................................................... iv

    BAB 1. Analisis Soal Pilihan Ganda ..................................... 1

    A. Analisis Kualitatif ................................................. 1

    B. Analisis Kuantitatif ............................................... 3

    1. Daya Pembeda .............................................. 3

    2. Tingkat Kesukaran ......................................... 13

    3. Penyebaran Pilihan Jawaban ........................ 17

    4. Kesimpulan Hasil Analisis .............................. 22

    BAB 2. Analisis Soal Uraian .................................................. 25

    A. Analisis Kualitatif ................................................. 25

    B. Analisis Kuantitatif ............................................... 27

    1. Daya Pembeda .............................................. 27

    2. Tingkat Kesukaran ......................................... 33

    3. Kesimpulan Hasil Analisis .............................. 38

    Daftar Pustaka ....................................................................... 40

    iv

  • Analisis Manual

    BABI

    1

    ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA

    Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik setiap butir soal

    perlu dilakukan analisis soal, baik analisis kualitatif maupun analisis

    kuantitatif. Hasil analisis soal dapat digunakan untuk menguji apakah

    suatu soal akan berfungsi (analisis kualitatif) atau telah berfungsi

    (analisis kuantitatif) dengan baik. Di samping itu, hasil analisis soal

    dapat digunakan untuk mengetahui apakah soal termasuk kategori

    soal baik, soal perlu diperbaiki, atau soal jelek.

    A. Analisis Kualitatif

    Analisis kualitatif atau yang dikenal dengan telaah mutu soal

    dilakukan sebelum soal diujikan kepada peserta tes. Analisis ini

    dilakukan berdasarkan pertimbangan (professional judgement)

    ahli materi, konstruksi tes, dan bahasa. Hal tersebut dilakukan

    untuk meyakinkan bahwa soal berkualitas baik. Selain itu analisis

    ini dilakukan dengan berpedoman pada kaidah penulisan soal

    yang dilihat dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Berikut ini

    adalah kaidah penulisan soal pilihan ganda.

  • Analisis Manual

    Materi1. Soal harus sesuai dengan indikator.

    2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau

    dari segi materi.

    3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang

    benar atau yang paling benar.

    Konstruksi4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan

    tegas.

    5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus

    merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

    6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban

    benar.

    7. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang

    bersifat negatif ganda.

    8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif

    sama.

    9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan,

    Semua pilihan jawaban di atas salah, atau Semua

    pilihan jawaban di atas benar.

    10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu

    harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya

    nilai angka tersebut, atau kronologisnya.

    11. Gambar,graik,tabel,diagram,dansejenisnyayangterdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.

    12. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal

    sebelumnya.

    Bahasa13. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai

    dengan kaidah bahasa Indonesia.

    14. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku

    setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain

    atau nasional.

    2

  • Analisis Manual

    15. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang

    komunikatif.

    16. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase

    yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

    Berdasarkan telaah soal, soal-soal diperbaiki, kemudian dirakit

    menjadi perangkat tes yang siap diujicobakan.

    B. Analisis Kuantitatif

    Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui apakah soal

    berkualitas baik atau tidak berdasarkan data empirik yang

    diperoleh melalui ujicoba soal. Soal-soal diujicobakan pada

    sejumlah siswa yang mempunyai ciri (karakteristik) yang sama

    dengan siswa yang akan menempuh soal-soal tersebut di

    kemudian hari.

    Analisis kuantitatif dilakukan diantaranya untuk mengetahui

    apakah sebuah soal dapat membedakan antara siswa yang

    mempunyai kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah,

    dan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Khusus untuk

    soal pilihan ganda, analisis dilakukan untuk mengetahui

    penyebaran pilihan jawaban yaitu melihat berfungsi tidaknya

    pengecoh (pilihan jawaban selain kunci). Dari hasil analisis

    kuantitatif akan diperoleh soal baik, soal perlu diperbaiki, dan

    soal jelek.

    1. Daya Pembeda

    Dari hasil analisis kuantitatif soal pilihan ganda diperoleh

    daya pembeda soal, tingkat kesukaran, dan penyebaran

    pilihan jawaban. Soal yang baik adalah soal yang dapat

    membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi

    dan berkemampuan rendah. Indeks yang dapat mengukur

    perbedaan itu adalah daya pembeda (item discrimination).

    3

  • Analisis Manual

    Dengan demikian daya pembeda soal sama dengan

    validitas soal.

    Daya pembeda soal adalah selisih proporsi jawaban benar

    pada kelompok siswa berkemampuan tinggi (kelompok

    atas) dan berkemampuan rendah (kelompok bawah).

    Daya pembeda soal berkisar antara -1 sampai dengan

    +1. Tanda negatif berarti kelompok siswa berkemampuan

    rendah yang menjawab benar soal tertentu lebih banyak

    dari kelompok siswa berkemampuan tinggi.

    Sebuah soal mungkin dapat membedakan kedua kelom-

    pok siswa dengan baik, tetapi dapat juga sebuah soal ti-

    dak dapat membedakan kedua kelompok siswa (bila daya

    pembeda = 0). Soal yang baik adalah soal dengan daya

    pembeda bertanda positif (+) untuk kunci berarti soal terse-

    but dapat mengukur kemampuan secara tepat. Sedangkan

    daya pembeda untuk pengecoh diharapkan negatif, karena

    diharapkan yang terkecoh adalah kelompok bawah.

    Daya pembeda soal diperoleh melalui perhitungan dengan

    menggunakan rumus:

    n

    )KK(2DP BA

    = DP = daya pembeda soal

    KA = banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab

    benar

    KB = banyak siswa pada kelompok bawah yang

    menjawab benar

    n = banyak siswa

    atau

    B

    B

    A

    A

    n

    K

    n

    KDP =

    4

  • Analisis Manual

    DP = daya pembeda soal

    KA = banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab

    benar

    KB = banyak siswa pada kelompok bawah yang

    menjawab benar

    nA = banyak siswa pada kelompok atas

    nB = banyak siswa pada kelompok bawah

    Menurut kriteria yang berlaku di Pusat Penilaian Pendidik-

    an soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembeda

    soal di atas 0,25 karena soal tersebut dapat membedakan

    kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berke-

    mampuan rendah. Berikut ini kriteria daya pembeda soal.

    Kriteria Daya Pembeda Keterangan

    DP > 0,25 Diterima

    0 0,25

    1). Pengecoh A

    Pada pengecoh A, tidak ada kelompok atas

    yang menjawab pengecoh A (KA=0), kelompok

    bawah yang menjawab pengecoh A ada 1 siswa

    (KB=1), dan banyak siswa pada kelompok atas

    dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB =

    3). Dengan menggunakan rumus

    atau

    diperoleh:

    atau

    Jadi daya pembeda pengecoh A adalah 0,33berarti pengecoh ini sudah berfungsi.

    2). Pengecoh B

    Pada pengecoh B, tidak ada kelompok atas

    yang menjawab pengecoh B (KA=0), kelompok

    bawah yang menjawab pengecoh B ada 1 siswa

    (KB=1), dan banyak siswa pada kelompok atas

    dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB =

    3). Dengan menggunakan rumus

    atau

    diperoleh:

    9

  • Analisis Manual

    atau

    Jadi daya pembeda pengecoh B adalah 0,33berarti pengecoh ini sudah berfungsi.

    3). Pengecoh D

    Pada pengecoh D, tidak ada kelompok atas

    yang menjawab benar (KA=0), kelompok bawah

    yang menjawab benar ada 1 siswa (KB=1), dan

    banyak siswa pada kelompok atas dan bawah

    masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan

    menggunakan rumus

    atau

    diperoleh:

    atau

    Jadi daya pembeda pengecoh D adalah 0,33 berarti pengecoh ini sudah berfungsi.

    Jadi soal nomor 1 dapat diterima (DP = 1) dan

    semua pengecohnya berfungsi.

    b. Soal nomor 8

    Pada soal nomor 8, kelompok atas yang menjawab

    10

  • Analisis Manual

    benar ada 3 siswa (KA=3), kelompok bawah yang

    menjawab benar ada 1 siswa (KB=1), dan banyak

    siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing

    3 siswa (nA = n

    B = 3).

    Dengan menggunakan rumus:

    atau

    diperoleh:

    atau

    Jadi daya pembeda soal nomor 8 adalah 0,67 berarti soal diterima karena 0,67 > 0,251). Pengecoh A

    Pada pengecoh A, tidak ada kelompok atas

    yang menjawab pengecoh A (KA = 0), tidak ada

    kelompok bawah yang menjawab pengecoh A

    (KB = 0), dan banyak siswa pada kelompok atas

    dan bawah masing-masing 3 siswa (nA=nB=3).

    Dengan menggunakan rumus

    atau

    diperoleh:

    atau

    11

  • Analisis Manual

    Jadi daya pembeda pengecoh A adalah 0 berarti

    pengecoh ini tidak berfungsi.

    2). Pengecoh B

    Pada pengecoh B, tidak ada kelompok atas

    yang menjawab pengecoh B (KA=0), tidak ada

    kelompok bawah yang menjawab pengecoh B

    (KB=0), dan banyak siswa pada kelompok atas

    dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = n

    B = 3).

    Dengan menggunakan rumus

    atau

    diperoleh:

    atau

    Jadi daya pembeda pengecoh B adalah 0 berarti

    pengecoh ini tidak berfungsi.

    3). Pengecoh D

    Pada pengecoh D, tidak ada kelompok atas

    yang menjawab benar (KA=0), kelompok bawah

    yang menjawab benar ada 2 siswa (KB=2), dan

    banyak siswa pada kelompok atas dan bawah

    masing-masing 3 siswa (nA = n

    B = 3). Dengan

    menggunakan rumus

    atau

    diperoleh:

    12

  • Analisis Manual

    atau

    Jadi daya pembeda pengecoh D adalah 0,67 berarti pengecoh ini sudah berfungsi.

    Karena ada pengecoh yang tidak befungsi yaitu

    A dan B, maka status soal nomor 8 turun dari diterima menjadi direvisi.

    Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1 dan

    8, diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 1.6.

    No.

    Soal

    Daya PembedaKeterangan

    Soal A B C D

    1 1 -0,33 -0,33 1* -0,33 Diterima

    2 0,33 -0,33 -0,33 0,33 0,33* Direvisi pengecoh C

    3 -0,33 -0,33* 0,33 0 0 Ditolak

    4 0,33 0,33* 0,33 -0,33 -0,33 Direvisi pengecoh B

    5 0 0,33 0,33 0* -0,67 Ditolak

    6 0,67 0,33 0,67* -0,67 -0,33 Direvisi pengecoh A

    7 0 0 0 0 0* Ditolak

    8 0,67 0 0 0,67* -0,67 Direvisi pengecoh A

    dan B

    9 0,67 0 0 -0,67 0,67* Direvisi pengecoh A

    dan B

    10 0,33 0,33* 0,33 -0,67 0 Direvisi pengecoh B

    dan D

    Tabel 1.6

    Daya Pembeda Soal

    2. Tingkat Kesukaran

    Setelah daya pembeda soal diperoleh, langkah selanjutnya

    yang harus dilakukan adalah menentukan tingkat

    13

  • Analisis Manual

    kesukaran soal. Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa

    yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0

    sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin

    mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil

    tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut.

    Tingkat kesukaran soal diperoleh melalui perhitungan

    dengan menggunakan rumus:

    TK = tingkat kesukaran

    JB = banyak siswa yang menjawab benar

    n = banyak siswa

    Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori

    yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini

    kriteria tingkat kesukaran soal.

    Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori

    TK < 0,3 Sukar

    0,3TK0,7 SedangTK > 0,7 Mudah

    Berikut ini cara memperoleh tingkat kesukaran soal dengan

    menggunakan data sebagai berikut.

    NamaSoal

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Hasnah B B B C D C D C D A

    Maula C D B A B B D C D A

    Fikri C D B B A A D C D B

    14

  • Analisis Manual

    Syifa A A A D C D D D C C

    Fahri D D B A D C C D C C

    Rayhan C C B A C B C C D A

    KUNCI C D A A C B D C D A

    Tabel 2.1

    Jawaban Siswa

    Langkah pertama yang harus dilakukan adalah

    menentukan banyak jawaban siswa yang benar untuk

    setiap soal yang tersaji pada tabel 2.2.

    NamaSoal

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Hasnah B B B C D C D C D A

    Maula C D B A B B D C D A

    Fikri C D B B A A D C D B

    Syifa A A A D C D D D C C

    Fahri D D B A D C C D C C

    Rayhan C C B A C B C C D A

    KUNCI C D A A C B D C D A

    JB 3 3 1 3 2 2 4 4 4 3

    Tabel 2.2

    Jawaban Benar Setiap Soal

    Langkah kedua adalah mengitung tingkat kesukaran soal

    berdasarkan data pada tabel 2.2. Adapun perhitungannya

    adalah sebagai berikut.

    a. Soal nomor 1

    Pada soal nomor 1, siswa yang menjawab benar ada

    3 orang (JB = 3) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n =

    6). Dengan menggunakan rumus

    diperoleh:

    15

  • Analisis Manual

    Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,5 berarti soal sedangkarena0,30,50,7.

    b. Soal nomor 2

    Pada soal nomor 2, siswa yang menjawab benar ada

    3 orang (JB = 3) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n =

    6). Dengan menggunakan rumus

    diperoleh:

    Jadi tingkat kesukaran soal nomor 2 adalah 0,5 berarti soal sedang karena0,30,50,7.

    c. Soal nomor 3

    Pada soal nomor 3, siswa yang menjawab benar ada

    1 orang (JB = 1) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n =

    6). Dengan menggunakan rumus

    diperoleh:

    Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,17 berarti soal sukar karena 0,17 < 0,3.

    Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1, 2, dan

    3 diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 2.3.

    16

  • Analisis Manual

    No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan

    1 0,5 Sedang

    2 0,5 Sedang

    3 0,17 Sukar

    4 0,5 Sedang

    5 0,33 Sedang

    6 0,33 Sedang

    7 0,67 Sedang

    8 0,67 Sedang

    9 0,67 Sedang

    10 0,5 Sedang

    Tabel 2.3

    Tingkat Kesukaran Soal

    3. Penyebaran Pilihan Jawaban

    Setelah tingkat kesukaran soal diperoleh, langkah

    selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan

    penyebaran pilihan jawaban. Penyebaran pilihan jawaban

    adalah proporsi siswa yang menjawab pilihan jawaban

    tertentu. Penyebaran pilhan jawaban berkisar antara 0

    sampai dengan 1. Dengan diperolehnya penyebaran

    pilhan jawaban yaitu kunci dan pengecoh akan diketahui

    berfungsi tidaknya sebuah pengecoh. Suatu pengecoh

    dikatakan berfungsi bila pengecoh tersebut dipilih paling

    sedikitoleh2,5%(0,025). Penyebaran pilihan jawaban diperoleh melalui perhitungan

    dengan menggunakan rumus:

    17

  • Analisis Manual

    PPJ = penyebaran jawaban untuk pilihan jawaban

    tertentu

    JPJ = banyak siswa yang memilih pilihan jawaban

    tertentu

    n = banyak siswa

    Berikut ini cara memperoleh daya pembeda soal dengan

    menggunakan data sebagai berikut.

    NamaSoal

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Hasnah B B B C D C D C D A

    Maula C D B A B B D C D A

    Fikri C D B B A A D C D B

    Syifa A A A D C D D D C C

    Fahri D D B A D C C D C C

    Rayhan C C B A C B C C D A

    KUNCI C D A A C B D C D A

    Tabel 3.1

    Jawaban Siswa

    Langkah pertama adalah memasukkan data pada tabel

    3.1 ke dalam format pada tabel 3.2. Untuk kunci berilah

    tanda bintang (*). Kolom O (other) berisi bila siswa

    menjawab lebih dari satu kunci atau tidak menjawab.

    Cara memasukkan data adalah melihat soal nomor 1

    diperoleh 1 siswa menjawab A, 1 siswa menjawab B, 3

    siswa menjawab C, dan 1 siswa menjawab D. Setelah itu

    tulis di kolom A, B, C, dan D berturut-turut 1, 1, 3, dan

    18

  • Analisis Manual

    1. Selanjutnya soal nomor 2 sampai dengan 10 dilakukan

    dengan cara yang sama.

    No. SoalPenyebaran Jawaban

    A B C D O

    1 1 1 3* 1 0

    2 1 1 1 3* 0

    3 1* 5 0 0 0

    4 3* 1 1 1 0

    5 1 1 2* 2 0

    6 1 2* 2 1 0

    7 0 0 2 4* 0

    8 0 0 4* 2 0

    9 0 0 2 4* 0

    10 3* 1 2 0 0

    Tabel 3.2

    Tabulasi Jawaban siswa

    Langkah kedua adalah menghitung penyebaran pilihan

    jawaban berdasarkan data pada tabel 3.2. Adapun

    perhitungannya adalah sebagai berikut.

    a. Pilihan Jawaban A

    Siswa yang memilih pilihan jawaban A ada 1 orang

    (PA= 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan

    menggunakan rumus

    diperoleh:

    Jadi penyebaran pilihan jawaban A (pengecoh A) adalah

    0,17 berarti pengecoh A berfungsi karena > 0,025.19

  • Analisis Manual

    b. Pilihan Jawaban B

    Siswa yang memilih pilihan jawaban B ada 1 orang

    (PB= 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan

    menggunakan rumus

    diperoleh:

    Jadi penyebaran pilihan jawaban B (pengecoh B)

    adalah 0,17 berarti pengecoh B berfungsi karena > 0,025.

    c. Pilihan Jawaban C

    Siswa yang memilih pilihan jawaban C (kunci) ada 3

    orang (PC= 3) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6).

    Dengan menggunakan rumus

    diperoleh:

    Jadi penyebaran pilihan jawaban C (kunci) adalah 0,5 berarti tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah sedang.

    d. Pilihan Jawaban D

    Siswa yang memilih pilihan jawaban D ada 1 orang

    (PD= 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan

    menggunakan rumus

    20

  • Analisis Manual

    diperoleh:

    Jadi penyebaran pilihan jawaban D (pengecoh D)

    adalah 0,17 berarti pengecoh D berfungsi karena > 0,025.

    Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1,

    diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 3.3.

    No.

    Soal

    Penyebaran JawabanKeterangan

    A B C D O

    1 0,17 0,17 0,5* 0,17 0Semua pengecoh

    berfungsi

    2 0,17 0,17 0,17 0,5* 0Semua pengecoh

    berfungsi

    3 0,17* 0,83 0 0 0Penecoh C dan D

    tidak berfungsi

    4 0,5* 0,17 0,17 0,17 0Semua pengecoh

    berfungsi

    5 0,17 0,17 0,33* 0,33 0Semua pengecoh

    berfungsi

    6 0,17 0,33* 0,33 0,17 0Semua pengecoh

    berfungsi

    7 0 0 0,33 0,67* 0Penecoh A dan B

    tidak berfungsi

    8 0 0 0,67* 0,33 0Penecoh A dan B

    tidak berfungsi

    9 0 0 0,33 0,67* 0Penecoh A dan B

    tidak berfungsi

    10 0,5* 0,17 0,33 0 0Penecoh D tidak

    berfungsi

    Tabel 3.3

    Penyebaran Jawaban

    21

  • Analisis Manual

    4. Kesimpulan Hasil Analisis

    Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda, tingkat

    kesukaran, dan penyebaran pilihan jawaban diperoleh

    hasil seperti tertera pada tabel 4.1.

    No.

    SoalDaya Pembeda

    Tingkat

    Kesukaran

    Penyebaran

    Jawaban

    1 Diterima Sedang Semua pengecoh

    berfungsi

    2 Direvisi pengecoh C Sedang Semua pengecoh

    berfungsi

    3 Ditolak Sukar Penecoh C dan D

    tidak berfungsi

    4 Direvisi pengecoh B Sedang Semua pengecoh

    berfungsi

    5 Ditolak Sedang Semua pengecoh

    berfungsi

    6 Direvisi pengecoh A Sedang Semua pengecoh

    berfungsi

    7 Ditolak Sedang Penecoh A dan B

    tidak berfungsi

    8 Direvisi pengecoh A

    dan B

    Sedang Penecoh A dan B

    tidak berfungsi

    9 Direvisi pengecoh A

    dan B

    Sedang Penecoh A dan B

    tidak berfungsi

    10 Direvisi pengecoh B

    dan D

    Sedang Penecoh D tidak

    berfungsi

    Tabel 4.1

    Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Penyebaran Jawaban

    Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan kualitas

    masing-masing soal. Kesimpulan tersebut adalah sebagai

    berikut.

    22

  • Analisis Manual

    a. Soal nomor 1

    Soal nomor 1 sudah baik dan semua pengecohnya

    berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.

    b. Soal nomor 2

    Soal nomor 2 masih harus direvisi karena pada

    pengecoh C yang terkecoh justru kelompok atas

    bukan kelompok bawah. Soal ini termasuk soal

    sedang.

    c. Soal nomor 3

    Soal nomor 3 kurang baik sehingga soal ini ditolak.

    d. Soal nomor 4

    Soal nomor 4 masih harus direvisi karena pada

    pengecoh B yang terkecoh justru kelompok atas

    bukan kelompok bawah. Soal ini termasuk soal

    sedang.

    e. Soal nomor 5

    Soal nomor 5 kurang baik sehingga soal ini ditolak.

    f. Soal nomor 6

    Soal nomor 6 masih harus direvisi karena pada

    pengecoh A yang terkecoh justru kelompok atas bukan

    kelompok bawah. Soal ini termasuk soal sedang.

    g. Soal nomor 7

    Soal nomor 7 kurang baik sehingga soal ini ditolak.

    h. Soal nomor 8

    Soal nomor 8 masih harus direvisi karena pada

    pengecoh A dan B yang terkecoh justru kelompok atas

    bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh A dan B

    tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.

    23

  • Analisis Manual

    i. Soal nomor 9

    Soal nomor 9 masih harus direvisi karena pada

    pengecoh A dan B yang terkecoh justru kelompok atas

    bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh A dan B

    tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.

    j. Soal nomor 10

    Soal nomor 10 masih harus direvisi karena pada

    pengecoh B dan D yang terkecoh justru kelompok

    atas bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh D

    tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.

    Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh kualitas

    soal seperti tertera pada tabel 4.2.

    No.

    SoalKualitas Soal

    1 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang

    2 Soal direvisi pengecoh C dengan tingkat kesukaran

    sedang

    3 Soal ditolak

    4 Soal direvisi pengecoh B dengan tingkat kesukaran

    sedang

    5 Soal ditolak

    6 Soal direvisi pengecoh A dengan tingkat kesukaran

    sedang

    7 Soal ditolak

    8 Soal direvisi pengecoh A dan B dengan tingkat kesukaran

    sedang

    9 Soal direvisi pengecoh A dan B dengan tingkat kesukaran

    sedang

    10 Soal direvisi pengecoh B dan D dengan tingkat kesukaran

    sedang

    Tabel 4.2

    Kualitas Soal

    24

  • Analisis Manual

    ANALISIS SOAL URAIAN

    Untuk memperoleh soal uraian yang baik, sama halnya dengan

    soal bentuk pilihan ganda, soal uraian harus dianalisis baik analisis

    kualitatif maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif atau yang

    dikenal dengan telaah mutu soal dilakukan setelah soal tersusun.

    A. Analisis Kualitatif

    Analisis kualiatatif ini dilakukan oleh ahli yang menguasai

    materi, teknik penulisan soal, dan bahasa Indonesia yang baik

    dan benar. Analisis ini dilakukan dengan berpedoman pada

    kaidah penulisan soal yang dilihat dari segi materi, konstruksi,

    dan bahasa. Berikut ini adalah kaidah penulisan soal uraian.

    Materi1. Soal harus sesuai dengan indikator.

    2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan

    (ruang lingkup) harus jelas.

    3. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan

    jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas.

    BAB2

    25

  • Analisis Manual

    Konstruksi4. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus

    menggunakan kata kata tanya atau perintah yang

    menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa, uraikan,

    jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan,

    hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang

    tidak menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, di

    mana, kapan. Demikian juga kata kata tanya yang

    hanya menuntut jawaban ya atau tidak.

    5. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan

    soal.

    6. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya

    ditulis.

    7. Hal hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar,

    graik, peta, atau yang sejenisnya, harus disajikandengan jelas dan berfungsi.

    Bahasa8. Rumusan soal menggunakan bahasa yang

    sederhana.

    9. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang

    dapat menyinggung perasaan siswa.

    10. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat

    yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah

    pengertian.

    11. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik

    dan benar.

    12. Rumusan soal harus komunikatif.

    13. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku

    setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain

    atau nasional.

    Berdasarkan telaah soal, soal-soal diperbaiki, kemudian

    dirakit menjadi perangkat tes yang siap diujicobakan.

    26

  • Analisis Manual

    B. Analisis Kuantitatif

    Sebelum melakukan analisis kuantitatif dilakukan ujicoba

    terhadap soal-soal. Soal-soal diujicobakan pada sejumlah

    siswa yang mempunyai ciri yang sama dengan siswa yang

    akan menempuh soal-soal tersebut dikemudian hari.

    Analisis kuantitatif dilakukan untuk memperoleh apakah sebuah

    soal dapat membedakan antara siswa yang mempunyai

    kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah. Dari hasil

    analisis kuantitatif dapat diketahui daya pembeda soal dan

    tingkat kesukaran.

    1. Daya Pembeda

    Dari hasil analisis kuantitatif soal uraian diperoleh daya

    pembeda soal dan tingkat kesukaran. Soal yang baik

    adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa

    yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.

    Indeks yang dapat mengukur perbedaan itu adalah daya

    pembeda (item discrimination). Jadi daya pembeda soal

    sama dengan validitas soal.

    Daya pembeda soal adalah selisih proporsi jawaban benar

    pada kelompok siswa berkemampuan tinggi (kelompok

    atas) dan berkemampuan rendah (kelompok bawah).

    Daya pembeda soal berkisar antara -1 sampai dengan

    +1. Tanda negatif berarti kelompok siswa berkemampuan

    rendah yang menjawab benar soal tertentu lebih banyak

    dari kelompok siswa berkemampuan tinggi.

    Sebuah soal mungkin dapat membedakan kedua

    kelompok siswa dengan baik tetapi dapat juga sebuah

    soal tidak dapat membedakan kedua kelompok siswa (bila

    daya pembeda = 0). Soal yang baik adalah soal dengan

    27

  • Analisis Manual

    daya pembeda bertanda positif (+) dan lebih dari 0,25.

    Daya pembeda soal uraian diperoleh melalui perhitungan

    dengan menggunakan rumus:

    DP = daya pembeda soal uraian

    MeanA = rata-rata skor siswa pada kelompok

    atas

    MeanB = rata-rata skor siswa pada kelompok

    bawah

    Skor Maksimum = skor maksmum yang ada pada

    pedoman penskoran

    Soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembeda

    soal di atas 0,25 karena soal tersebut dapat membedakan

    kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berke-

    mampuan rendah. Berikut ini kriteria daya pembeda soal.

    Kriteria Daya Pembeda Keterangan

    DP > 0,25 Diterima

    0 0,25.

    c. Soal nomor 3

    Pada soal nomor 3, skor siswa pada kelompok atas

    adalah 18, 16, 15, dan 12. Sedangkan siswa pada

    kelompok bawah adalah 10, 10, 9, dan 8. Skor

    maksimum soal nomor 3 adalah 18.

    Dengan menggunakan rumus

    diperoleh:

    Jadi daya pembeda soal nomor 3 adalah 0,33 berarti soal diterima karena > 0,25

    d. Soal nomor 4

    Pada soal nomor 4, skor siswa pada kelompok

    atas adalah 15, 11, 10, dan 14. Sedangkan siswa

    pada kelompok bawah adalah 8, 6, 4, dan 2. Skor

    maksimum soal nomor 4 adalah 16.

    32

  • Analisis Manual

    Dengan menggunakan rumus

    diperoleh:

    Jadi daya pembeda soal nomor 4 adalah 0,47 berarti soal diterima karena > 0,25

    Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh daya pembeda

    soal seperti tersaji pada tabel 1.5.

    No. Soal Daya Pembeda Keterangan

    1 -0,04 Ditolak2 0,27 Diterima

    3 0,33 Diterima

    4 0,47 Diterima

    Tabel 1.5

    Daya Pembeda Soal

    2. Tingkat Kesukaran

    Setelah daya pembeda soal diperoleh, langkah selanjutnya

    yang harus dilakukan adalah menentukan tingkat

    kesukaran soal. Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa

    yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar antara

    0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin

    mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil

    tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut.

    33

  • Analisis Manual

    Menurut klasiikasi Puspendik tingkat kesukaran soaldiperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan

    rumus:

    TK = tingkat kesukaran soal uraian

    Mean = rata-rata skor siswa

    Skor Maksimum = skor maksmum yang ada pada

    pedoman penskoran

    Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori

    yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini

    kriteria tingkat kesukaran soal.

    Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori

    TK < 0,3 Sukar

    0,3TK0,7 SedangTK > 0,7 Mudah

    Berikut ini cara memperoleh tingkat kesukaran soal dengan

    menggunakan data sebagai berikut.

    NamaSoal

    1 2 3 4

    Lubis 9 7 8 2

    Ani 8 8 10 6

    Made 6 12 18 15

    Roni 11 3 9 4

    Helmi 8 8 10 8

    Budi 10 9 15 10

    Wisnu 8 8 12 14

    Sidik 10 10 16 11

    Skor Maksimum 12 12 18 16

    Tabel 2.1

    Jawaban Siswa

    34

  • Analisis Manual

    Langkah pertama yang harus dilakukan adalah

    menentukan skor total untuk setiap siswa dengan

    menggunakan data pada tabel 2.1. Hasil perhitungan skor

    total tersaji pada tabel 2.2.

    NamaSoal

    Skor Total1 2 3 4

    Lubis 9 7 8 2 26

    Ani 8 8 10 6 32

    Made 6 12 18 15 51

    Roni 11 3 9 4 27

    Helmi 8 8 10 8 34

    Budi 10 9 15 10 44

    Wisnu 8 8 12 14 42

    Sidik 10 10 16 11 47

    Skor Maksimum 12 12 18 16

    Tabel 2.2

    Perhitungan Skor Total Siswa

    Langkah kedua adalah mengurutkan data pada tabel 2.2

    berdasarkan skor total dan hasilnya tersaji pada tabel 2.3.

    NamaSoal

    Skor Total1 2 3 4

    Made 6 12 18 15 51

    Sidik 10 10 16 11 47

    Budi 10 9 15 10 44

    Wisnu 8 8 12 14 42

    Helmi 8 8 10 8 34

    Ani 8 8 10 6 32

    Roni 11 3 9 4 27

    Lubis 9 7 8 2 26

    Skor Maksimum 12 12 18 16

    Tabel 2.3

    Urutan Skor Total Siswa

    35

  • Analisis Manual

    Langkah ketiga adalah mengitung tingkat kesukaran soal

    berdasarkan data pada tabel 2.3. Adapun perhitungannya

    adalah sebagai berikut.

    a. Soal nomor 1

    Pada soal nomor 1, skor siswa adalah 6, 10, 10, 8,

    8, 8, 11, dan 9. Skor maksimum soal nomor 1 adalah

    12.

    Dengan menggunakan rumus

    diperoleh:

    Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,73 berarti soal mudah karena 0,73 > 0,7.

    b. Soal nomor 2

    Pada soal nomor 2, skor siswa adalah 12, 10, 9, 8, 8,

    8, 3, dan 7. Skor maksimum soal nomor 2 adalah 12.

    Dengan menggunakan rumus

    diperoleh:

    36

  • Analisis Manual

    Jadi tingkat kesukaran soal nomor 2 adalah 0,68 berarti soal sedangkarena0,30,680,7.

    c. Soal nomor 3

    Pada soal nomor 3, skor siswa adalah 18, 16, 15,

    12, 10, 10, 9, dan 8. Skor maksimum soal nomor 3

    adalah 18.

    Dengan menggunakan rumus

    diperoleh:

    Jadi tingkat kesukaran soal nomor 3 adalah 0,68 berarti soal sedangkarena0,30,680,7.

    d. Soal nomor 4

    Pada soal nomor 4, skor siswa adalah 15, 11, 10, 14, 8,

    6, 4, dan 2. Skor maksimum soal nomor 4 adalah 16.

    Dengan menggunakan rumus

    37

  • Analisis Manual

    diperoleh:

    Jadi tingkat kesukaran soal nomor 4 adalah 0,55 berarti soal sedangkarena0,30,550,7.

    Dengan melalui perhitungan seperti di atas, diperoleh hasil

    seperti tersaji pada tabel 2.4.

    No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan

    1 0,73 Mudah

    2 0,68 Sedang

    3 0,68 Sedang

    4 0,55 Sedang

    Tabel 2.4

    Tingkat Kesukaran Soal

    3. Kesimpulan Hasil Analisis

    Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda dan tingkat

    kesukaran seperti tertera pada tabel 3.1.

    No. Soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

    1 Ditolak Mudah

    2 Diterima Sedang

    3 Diterima Sedang

    4 Diterima Sedang

    Tabel 3.1

    Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal

    38

  • Analisis Manual

    Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat disimpulkan kualitas

    masing-masing soal. Kesimpulan tersebut adalah sebagai

    berikut.

    a. Soal nomor 1

    Soal nomor 1 kurang baik sehingga soal ini ditolak.

    Soal ini termasuk soal mudah.

    b. Soal nomor 2

    Soal nomor 2 sudah baik. Soal ini termasuk soal

    sedang.

    c. Soal nomor 3

    Soal nomor 3 sudah baik. Soal ini termasuk soal

    sedang.

    d. Soal nomor 4

    Soal nomor 4 sudah baik. Soal ini termasuk soal

    sedang.

    Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh

    kualitas soal seperti tertera pada tabel 3.2.

    No. Soal Kualitas Soal

    1 Soal ditolak

    2 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang

    3 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang

    4 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang

    Tabel 3.2

    Kualitas Soal

    39

  • Analisis Manual

    DAFTAR PUSTAKA

    Airasian, P.W.. Classroom assessment. New York: McGraw-Hill,

    Inc., 1994.

    Anastasi, A. Psychological Testing, (6th ed.). New York: MacMillan

    Publishing Company, 1988.

    Freman, F.S.. Theory and Practise, Psychological Testing. New

    York: MacMillan Publishing Company, 1971.

    Linn, Robert L. and Gronlund, N.E. Measurement and Assessment

    in Teaching. MacMillan Publishing Company, 1990.

    .... Measurement and Assessment in Teaching. New Jersey:

    Englewood Cliffs, Prentice-Hall, Inc., 1995.

    Mehrens, William A. and Irvin, J. Lehman. Measurement and

    Evaluation in Education and Psychology. Holt, Rinehart and

    Winston,Inc., 1991.

    Nitko, A.J. & Hsu. T. Teachers guide to better classroom testing.

    A Judgemental approach. Jakarta: Madecor Career Systems

    and Pusat Pengembangan Agribisnis, 1996.

    40