74885494-lp-oksigenasi.rtf
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUANOKSIGENASI
OLEH:SRI WULANDARI0803042
PRODI S1 KEPERAWATANSTIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2011
Oksigenasi
Pengertian
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan hematologi (Wartonah, Tarwoto 2003).Fisiologi jantung mencakup pengaliran darah yang membawa oksigen dari sirkulasi paru ke sisi kiri jantung dan jaringan serta mengalirkan darah yang tidak mengandung oksigen ke sistem pulmonar.Perawat seringkali menemukan klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigennya. Pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada ,dan cara penghisapan lendir(suction). Tujuan pemberian oksigenasi adalah : untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan, untuk menurunkan kerja paru-paru dan untuk menurunkan kerja jantung.
Penyebab
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab klien mengalami gangguan oksigenasi, sebagai berikut:Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi dan hipoksia.Kapasitas darah untuk membawa oksigen.Faktor perkembangan.Perilaku atau gaya hidup
Klasifikasi
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi, dan transportasi.Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat, maka tekanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah, maka tempat tekanan udara semakin tinggi.Adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos yang kcrjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat menyebabkan relaksasi schingga dapat terjadi vasodilatasi, kemudian kerja saraf parasimpatis dapat mcnycbabkan kontriksi sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan.Adanya refleks batuk dan muntah.
Adanya peran mukus siliaris sebagai penangkal benda asing yang mengandung interveron dan dapat rnengikat virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complience recoil. Complience yaitu kemampuan paru untuk mengembang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya surfaktan pada lapisan alveoli vang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan adanva sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan toraks. Surfaktan diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli, dan disekresi saat pasien menarik napas, sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru.Apabila complience baik akan tetapi recoil terganggu maka CO2 tidak dapat di keluarkan secara maksimal. Pusat pernapasan yaitu medulla oblongata dan pons dapat memengaruhi proses ventilasi, karena CO2 memiliki kemampuan merangsang pusat pernapasan. Peningkatan CO2, dalam batas 60 mmHg dapat dengan baik merangsang pusat pernapasan dan bila paCO, kurang dari sama dengan 80 mmHg maka dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan.
Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2, di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:Luasnya permukaan paru.Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial keduanya ini dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 hal ini dapat terjadi sebagaimana O2, dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O2, dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2, da1am darah vena pulmonalis, (masuk dalam darah secara berdifusi) dan paCOJ dalam arteri pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli.Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.
Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, akan berikatan dengan Hb membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan C02 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), dan larut dalam plasma (50%), dan sebagian menjadi HC03 berada pada darah (65%).Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:Kardiac output
Merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah, normalnya 5 liter per menit. Dalam kooondisi patologi yang dapat menurunkan cardiac output ( misal pada kerusakan otot jantung, kehilangan darah ) akan mengurangi jumlah oksigen yang dikirm ke jaringan. Umumnya, jantung mengkompensasi dengan menambahkan rata-rata pemompaannya untuk meningkatkan transport oksigen.Kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-lain.
Secara langsung berpengaruh terhadap transpot oksigen. Bertambahnya latihan menyebabkan peningkatan transport O2 ( 20 x kondisi normal ), meningkatkan cardiac uotput dan penggunaan O2 oleh sel.
Patofisilogi/Pathway
Fungsi sistem jantung ialah menghantarkan oksigen, nutrien, dan subtansi lain ke jaringan dan membuang produk sisa metabolisme selular melalui pompa jantung, sistem vaskular sirkulasi, dan integritas sistem lainnya. Namun fungsi tersebut dapat terganggu disebabkan oleh penyakit dan kondisi yang mempengaruhi irama jantung, kekuatan kontraksi, aliran darah melalui kamar-kamar pada jantung, aliran darah miokard dan sirkulasi perifer. Iskemia miokard terjadi bila suplai darah ke miokard dari arteri koroner tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan oksigen organ. Selain itu, perubahan fungsi pernapasan juga menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi. Hiperventilasi merupakan suatu kondisiventilasi yang berlebih, yang dibutuhkan untuk mengeliminasi karbondioksida normal di vena, yang diproduksi melalui metabolisme seluler. Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi CO2 secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun, maka PaCO2 akan meningkat. Sementara hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.Pathway TB. Primer Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
Terisap organ sehat
Menempel di jalan nafas / paru-paru
Menetap / berkembang biakSitoplasma makroflag
Membentuk sarang TB Pneumonia kecil(sarang primer / efek primer)
Radang saluran pernafasan(limfangitis regional)
Komplek primer
Sembuh Sembuh dengan bekasKomplikasi
TB Sekunder
Kuman dormat (TB Primer)
Infeksi endogen
TB DWS (TB. Post Primer)
Sarang pneumenia kecil
Tuberkel
Reorpsi MeluasMeluasSembuhPerkapuran Jaringan Keju SembuhKavitas
MeluasMemadat/bekas Bersih Sembuh Sarang pneumonia baru Tuberkuloma
sspSistem kardiovaskular
sistem pernapasanSirkulasi darah+ suplai O2
Pengaturan CO2+H++O2energiBeban tekanan berlebihan
Transport O2Beban tekanan berlebihan
Difusi O2 dan CO2Hambatan pengosongan ventrikel
Pertukaran gasBeban sistole berlebihan
CO2+ O2Preloadmeningkat
Beban jantung meningkat
Gangguan suplai O2
Pengkajian
Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar klien harus mencakup :Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi keperawatan.
Keletihan
Keletihan merupakan sensasi subjektif, yaitu klien melaporkan bahwa ia kehilangan daya tahan.Dispnea
Merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan sesak napas. Dispnea merupakan sensasi subjektif pada pernapasan yang sulit dan tidak nyaman.Batuk
Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru-paru yang tiba-tiba dan dapat didengar.Mengi
Mengi disebabkan oleh gerakan udara berkecepatan tinggi melalui jalan nafas yng sempit.Nyeri
Nyeri jantung tidak menyertai variasi pernapasan. Nyeri ini paling sering terjadi di sisi kiri dada dan menyebar. Nyeri pericardium, merupakan akibat inflamasi kantong perikardium, biasanya tidak menyebar dan dapat terjadi saat inspirasi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar.
Inspeksi
Warna membran mukosaPenampilan umumTingkat kesadaranKeadekuatan sirkulasi sistemikPola pernapasanGerakan dinding dada.
Palpasi
Dinding thorak, adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekungan ?Pengembangan dinding horak, bandingkan kiri dan kananTaktil fremitus
Getaran meningkat pneumonia, penumpukan secret, atelektasis yang belum total, infark atau fibrosis paru. Sedangkan getaran menurun pleural effusion, pneumothorak, penebalan pleura, emphysema atau sumbatan bronchus.Perkusi
macam suara ketukan:sonor.Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru.RedupSuara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan) : tumor, atalektasis, cairan.HipersonorSuara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara sonor. Akibat adanya udara berlebihan di paru-paru, pneumothorak, emphysema paru.
TympaniAkibat adanya udara dalam suatu kantong atau ruang tertutup.suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul gendang.Kalau terdengar di dinding thorak artinya tidak normal. Normalnya terdengar dibawah diafragma kiri dimana terletak lambung dan usus besar.
Teknik perkusiJari tengah diletakkan di dinding thorakUjung jari tengah tangan yang lain mengetuk dibagian distal jari tengah yang berada di dinding thorakGerakan mengetuk hanya dari pergrlangan tangan, setelah mengetuk segera diangkat.Bandingkan kiri dan kanan.Mulai mengetuk dari bagian atas paru, kemudian menurun.
Auskultasi
Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi : pengkajian dalam mendeteksi bunyi S1 dan S2 normal/tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan. Auskultasi juga digunakan untuk mengidentifikasi bunyi bruit di atas arteri karotis, aorta abdomen, dan arteri femoral.Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara disepanjang lapangan paru. Suara napas tambahan terdengar, jika suatu daerah paru mengalami kolaps, terdapat cairan atau terjadi obstruksi.
Pemeriksaan Diagnostik
EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi impuls dan posisi listrik jantung.Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberiakn informasi tentang respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan aliran darah koroner.Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ; pemeriksaan fungsi paru, BGA.
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan batuk.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann oksigen yang tidak adekuat.Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
Rencana Tindakan Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
NoDiagnosa Keperawatan(NANDA)
Tujuan Keperawatan( NOC )Rencana Tindakan (NIC )
Ketidak efektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan :Obstruksi Jalan nafasData SubyektifKlien mengatakan : Sesak nafasSputum tak bisa keluar
Data ObyektifBatuk tidak efektifDispnea /Orthopnea/ SianosisPerubahan ritme & frekuensi pernafasanGelisahSuara nafas tambahan : rales ,crakles,ronkhi, wheezingSputum produktifKarakteristik sputum:TD mmHg N :. x/mnt
RR. x mnt S.. C Status Respirasi : jalan nafas paten/lancarStatus Respirasi :Ventilasi efektif Status Respirasi : Pertukaran gas EfektifTidak terjadi aspirasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama x 24 jam :Klien mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas Menunjukkan jalan nafas yang paten : klien tidak merasa tercekik, tidak terjadi aspirasi, frekuensi pernafasan dalam rentang normal :
Respirasi: Dewasa:16-20/mnt Tidak ada suara nafas abnormalMampu mengeluarkan sputum dari jalan nafasMenunjukkan pertukaran gas efektif
- pH : 7.35 7.45- PaCO2 : 35 45 %- PaO2 : 85 100 %- BE : + 2 s/d 2 meq/L - SaO2 : 96-97 % ( perifer)Tidak ada dyspnea dan sianosis, mampu bernafas dengan mudah Menunjukkan ventilasi adekuatEkspansi dinding dada simetris, tidak ada : penggunaan otot-otot nafas tambahan, retraksi dinding dada, nafas cuping hidung, dyspnea, taktil fremitus
Manajemen jalan nafas Jaga kepatenan jalan nafas : buka jalan nafas, suction, fisioterapi dada sesuai indikasiIdentifikasi kebutuhan insersi jalan nafas buatanMonitor pemberian oksigen, vital sign tiap ....... jamMonitor status respirasi : adanya suara nafas tambahan.Identifikasi sumber alergi : obat,makan an, dll, dan reaksi yang biasa terjadiMonitor respon alergi selama 24 jamAjarkan/ diskusikan dgn klien/keluraga untuk menghindari alergen Ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektifPertahankan status hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi Kolaborasi dgn Tim medis : pemberian O2, obat bronkhodilator, obat anti allergi, terapi nebulizer, insersi jalan nafas, dan pemeriksaan laboratorium: AGD
Penghisapan jalan nafasTentukan kebutuhan penghisapan sekret melalui oral maupun trachealMonitor saturasi oksigen klien dan status hemodinamik selama dan setelah penghisapan Catat tipe dan jumlah sekresi
Pencegahan AspirasiMonitor tingkat kesadaran, reflek batuk, muntah dan kemampuan menelan.Tinggikan posisi kepala tempat tidur 30-45 derajad setelah makan, untuk mencegah aspirasi dan mengurangi dispnea.
Nama Perawat
( .............................................)
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann oksigen yang tidak adekuat.
NoDiagnosa Keperawatan(NANDA)Tgl : Jam :Tujuan Keperawatan( NOC )Rencana Tindakan (NIC )
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : pemasukan oksigen yang tidak adekuatData SubyektifKlien mengatakan : Sakit kepala Gangguan penglihatan / visual : pandangan kaburKelelahanSesak nafasMerasa kebingungan
Data ObyektifDispneaTakikardiSianosisGelisahHipoksia(penurunan PO2)Hiperkarbia(peningkatan PCO2)Irama / frekuensi kedalaman nafas abnormal Tensi . mmHgRR . x /mntNadi x/mntSpO2 . %AGD / BGA abnormal
Status respirasi : Pertukaran gas adekuatStatus respirasi : Ventilasi efektifKeseimbangan elektrolit dan asam basa
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama . x 24 jam :Menunjukkan pertukaran gas efektif
- pH : 7.35 7.45- PaCO2 : 35 45 %- PaO2 : 85 100 %- BE : + 2 s/d 2 meq/L- SaO2 : 96-97 % Tidak ada dyspnea dan sianosis, mampu bernafas dengan mudah Menunjukkan ventilasi adekuat, ekspansi dinding dada simetris, suara nafas bersih, tidak ada : penggunaan otot-otot nafas tambahan, retraksi dinding dada, nafas cuping hidung, dyspnea, taktil fremitusTTV dalam batas normal Menunjukkan orientasi kognitif baik, dan status mental adekuat
Menunjukkan keseimbangan elektrolit dan asam basa
Na : 135 145 meq/L Cl : 100-106 meq /L K : 3,5 5.5 meq/L Mg :1,5 2,5 meq / L Ca : 8,5- 10,5 meq /L BUN : 10-20 mg/dl
Manajemen jalan nafas Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman, usaha nafas, dan produksi sputum.Identifikasi kebutuhan insersi jalan nafas, dan siapkan klien untuk tindakan ventilasi mekanik sesuai indikasiMonitor vital sign tiap ...jam, adanya sianosis, dan efektifitas pemberian oksigen yang dilembabkan.Jelaskan penggunaan alat bantu yang dipakai klien : oksigen, mesin penghisap, dan alat bantu nafasAjarkan tehnik nafas dalam, batuk efektifLakukan tindakan untuk mengurangi konsumsi oksigen : kendalikan demam, nyeri, ansietas, dan tingkatkan periode istirahat yang adekuatKolaborasi dgn Tim medis : pemberian O2, obat bronkhodilator, terapi nebulizer / inhaler, insersi jalan nafas
Manajemen Elektrolit & Asam-basaPertahankan kepatenan IV line, dan balance cairanMonitor status mental, elektrolit, dan abnormalitas serumMonitor tanda-tanda gagal nafas : hasil AGD abnormal, kelelahan Berikan terapi oksigen sesuai indikasiMonitor status neurologi dan atau neuromuskular : tingkat kesadaran dan adanya kebingungan, parestesia, kejangKolaborasi dengan Tim medis untuk pemeriksaan AGD, pencegahan dan penanganan asidosis dan alkalosis: Respiratorik & Metabolik
Hemodynamic regulationMonitor status hemodinamik: saturasi oksigen, nadi perifer, capillary refill, suhu dan warna ekstremitas, edema, distensi JVPKolaborasi dgn Tim Medis untuk obat vasodilator dan atau vasokonstriktor
Nama Perawat
( ..........................................)
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
NoDiagnosa Keperawatan(NANDA)Tujuan Keperawatan( NOC )Rencana Tindakan (NIC )
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan :
HiperventilasiHypoventilasiDeformitas tulang, dinding dadaPenurunan energi / kelelahan: AnemiaDisfungsi neuro muscular: GBSKerusakan musculoskeletal: Cedera Tulang BelakangPosisi tubuh yg tidak sesuaiNyeriObesitas
Data SubyektifKlien mengatakan : Sesak nafas Nafas pendekCemas
Data ObyektifPenurunan tekanan inspirasi/ekspirasiPenggunaan otot bantu nafasNafas cuping hidungEkspirasi memanjang Pernafasan nasal faringDyspnea/OrthopneaRR: ...... x mnt Nadi: ..... x mntTipe Pernafasan : Kusmaul, Biot, Cheynestokes.
Status pernafasan : ventilasi adekuatStatus Tanda Vital Stabil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan :selama ..... x 24 jamSesak nafas berkurang sampai dengan hilangEkspirasi dada simetrisTidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, tidak ada nafas pendek Bunyi nafas tambahan tidak ada (wheezing, ronchi, ....)Tidak ada nyeri dan cemasTTV dalam batas normal;
Suhu: 36,3-37,4 C Nadi: Bayi: 140x /menit
Anak 2th: 120x /menit Anak 4th: 100x /menit Anak 10-14th:85- 90x /mnt. Laki2dewasa:60-70x/ menit Premp.dewasa:70-85x /mnt Dewasa : 80-85x /menit TD : Bayi syst. 60-80 mmHg
Anak > 10th: 90/60 mmHgUmur 10-30 th: 110/75 mmHgUmur 30-40 th: 125/85 mmHgUmur 40-60 th: 140/90 mmHgUmur > 60 th: 150/90 mmHgEupnoe (pernafasan normal)Respirasi: Bayi: 30-50xmenit
Balita: 30-40x/menit Anak: 22x/menit Dewasa: 10-18 x/ mntManajemen Jalan Nafas Atur posisi tidur untuk memaksimalkan ventilasi. Jaga kepatenan jalan nafas: suction, batuk efektifKaji TTV, dan adanya sianosis Pertahankan pemberian O2 sesuai kebutuhanKaji adanya penurunan ventilasi dan bunyi nafas tambahan, kebutuhan insersi jalan nafas: ET, TT Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di tulang dadaKaji peningkatan kegelisahan, ansietas dan tersengal-sengalMonitor pola pernafasan (Bradipnea, takipnea, hiperventilasi): kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasiMonitor tipe pernafasan : Kusmaul, Cheyne Stokes, BiotAjarkan teknik relaksasi kpd klien dan keluarga.Kolaborasi Tim medis : untuk program terapi, pemberian oksigen, obat bronkhodilator, obat nyeri cairan, nebulizer, tindakan/ pemeriksaan medis, pemasangan alat bantu nafas,, dan fisioterapi..................................
Nama Perawat
( ............................................)
EvaluasiKetidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
Klien mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas Menunjukkan jalan nafas yang paten Menunjukkan pertukaran gas efektif Menunjukkan ventilasi adekuat
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann oksigen yang tidak adekuat.
Menunjukkan pertukaran gas efektif Menunjukkan ventilasi adekuatTTV dalam batas normal Menunjukkan keseimbangan elektrolit dan asam basa
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
Sesak nafas berkurang sampai dengan hilangTidak ada nyeri dan cemasTTV dalam batas normal;