7310040526_m

11
1 RANCANG BANGUN SISTEM PEDAL POWER SEBAGAI ENERGI ALERNATIF M. Thanthawi Yahya 1 ,Ir.Moh.Zaenal Effendi,MT. 2 , M. Machmud Rifadil SST, MT 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri, 2 Dosen Pembimbing pertama, 3 Dosen pembimbing kedua Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Telp (+62) 031-59447280 .Fax (+62) 031-5946114 e-mail: [email protected] ABSTRAK Dimana roda sepeda sebangai penggerak yang diputar oleh pedal fungsinya untuk memutar generator. Vasil energi dari generator di simpan dalam sebuah accu, untuk menyuplai beban. Sebelum menyuplai beban di searahkan DC ke AC dengan inverter I phasa dan di step up dengan menggunakan trafo step up untuk menyuplai beban. Sensor tegangan dan sensor arus sebagai indikator untuk setiap plant. Maka akan ketemu berapa daya yang dihasilkan selanjutnya daya tersebut di konversi ke energi untuk mencari nilai kalori maka ketemu berapa kalori yang dihasilkan. Dalam arti berapa tegangan yang dihasilkan maka kalori yang dihasilkan berapa, begitu juga sebaliknya. Dengan menggunakan metode PI yang dikontrol oleh mikrokontroler Atmega 8535. Mengontrol PWM dari Back Converter tegangan yang dihasilkan oleh generator DC. terlalu rendah atau terlalu besar tegangan yang di hasilkan maka PWM mengatur tegangan sesuai dengan nilai shet poin yang diinginkan. Dengan menampilkan nilai kalori, bisa mengetahui berapa kalori yang kita keluarkan untuk mengeluarkan tegangan dan arus pengisian pada aki. arus yang di keluarkan oleh generator sebesar 2 ampere jadi lama pengecesan agar aki menjadi penuh sekitar 13 jam, karena alat ini ditaruh di fasilitas umum,misalnya di tempat fitnes. Di amsumsikan setaiap orang mengayuh sepeda selama 1 jam. Maka pengecesan aki untuk menjadi penuh semakin cepat dari perhitungan. Kata kunci: PWM, generator DC, sensor arus, sensor tegangan, PI, inverter 1 phasa, mikrokontroller ATmega 8535, trafo step - up. I. PENDAHULUAN Kebutuhan akan sebuah energi sangatlah luar bisa, dari hal sepele sampai besar semuanya menggunakan energi listrik. Contoh kasuh yang kecil adalah setiap kebutuhan rumah tangga sebagian besar sudah menggunakan listrik sebagai sumbernya. Dimana sekarang bahan baku utama (batu bara) untuk membakitkan listrik semakin menipis mungkin 15 tahun atau 20 tahun kedepan semuanya sudah habis. Mungkin tidak bisa dibayangin jika itu habis. Sudah saatnya kita menghemat energi atau mengembangkan energi alternatif yang ramah lingkungan dan juga murah biaya operasionalnya. Dalam proyek akhir ini yang berjudul Rancang Bangun Sistem Pedal Power Sebagai Energi Alternatif. Menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah diatas. Dimana Rancang Bangun Sistem Pedal Power Sebagai Energi Alternatif, itu sendiri mempunyai dua manfaat yaitu menghasilkan energi dan juga menyehatkan badan. Karena di saat menjalankan alat tersebut kita mengkayuh pedal sepeda dan sedangkan roda sepeda memutar generator dan generator pun menghasilkan energi listrik selanjutnya di simpan dalam aki (ACCU). Harapan dalam penelitian proyek akhir ini adalah dimana alat ini bisa menjadi sebuah solusi yang tepat untuk mengatasi krisis energi yang dihadapi sekarang. Dan tidak kalah pentingnya bahwa alat ini untuk daerah daerah yang terpencil yang belum pernah tersentuh oleh listrik sama sekali.

Upload: mujahid-dtwlight-vanquisher

Post on 08-Nov-2015

225 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

awggawg

TRANSCRIPT

  • 1

    RANCANG BANGUN SISTEM PEDAL POWER SEBAGAI ENERGI ALERNATIF

    M. Thanthawi Yahya 1,Ir.Moh.Zaenal Effendi,MT.2, M. Machmud Rifadil SST, MT3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri,

    2 Dosen Pembimbing pertama, 3 Dosen pembimbing kedua Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

    Telp (+62) 031-59447280 .Fax (+62) 031-5946114 e-mail: [email protected]

    ABSTRAK

    Dimana roda sepeda sebangai penggerak yang diputar oleh pedal fungsinya untuk memutar generator. Vasil energi dari generator di simpan dalam sebuah accu, untuk menyuplai beban. Sebelum menyuplai beban di

    searahkan DC ke AC dengan inverter I phasa dan di step up dengan menggunakan trafo step up untuk menyuplai

    beban. Sensor tegangan dan sensor arus sebagai indikator untuk setiap plant.

    Maka akan ketemu berapa daya yang dihasilkan selanjutnya daya tersebut di konversi ke energi untuk

    mencari nilai kalori maka ketemu berapa kalori yang dihasilkan. Dalam arti berapa tegangan yang dihasilkan

    maka kalori yang dihasilkan berapa, begitu juga sebaliknya. Dengan menggunakan metode PI yang dikontrol oleh

    mikrokontroler Atmega 8535. Mengontrol PWM dari Back Converter tegangan yang dihasilkan oleh generator DC.

    terlalu rendah atau terlalu besar tegangan yang di hasilkan maka PWM mengatur tegangan sesuai dengan nilai

    shet poin yang diinginkan.

    Dengan menampilkan nilai kalori, bisa mengetahui berapa kalori yang kita keluarkan untuk mengeluarkan

    tegangan dan arus pengisian pada aki. arus yang di keluarkan oleh generator sebesar 2 ampere jadi lama pengecesan agar aki menjadi penuh sekitar 13 jam, karena alat ini ditaruh di fasilitas umum,misalnya di tempat

    fitnes. Di amsumsikan setaiap orang mengayuh sepeda selama 1 jam. Maka pengecesan aki untuk menjadi penuh

    semakin cepat dari perhitungan.

    Kata kunci: PWM, generator DC, sensor arus, sensor tegangan, PI, inverter 1 phasa, mikrokontroller ATmega

    8535, trafo step - up.

    I. PENDAHULUAN Kebutuhan akan sebuah energi sangatlah

    luar bisa, dari hal sepele sampai besar

    semuanya menggunakan energi listrik.

    Contoh kasuh yang kecil adalah setiap kebutuhan rumah tangga sebagian besar

    sudah menggunakan listrik sebagai

    sumbernya. Dimana sekarang bahan baku

    utama (batu bara) untuk membakitkan

    listrik semakin menipis mungkin 15 tahun

    atau 20 tahun kedepan semuanya sudah

    habis. Mungkin tidak bisa dibayangin jika

    itu habis.

    Sudah saatnya kita menghemat energi atau

    mengembangkan energi alternatif yang

    ramah lingkungan dan juga murah biaya operasionalnya. Dalam proyek akhir ini

    yang berjudul Rancang Bangun Sistem

    Pedal Power Sebagai Energi Alternatif.

    Menjadi salah satu solusi untuk mengatasi

    masalah diatas.

    Dimana Rancang Bangun Sistem Pedal

    Power Sebagai Energi Alternatif, itu

    sendiri mempunyai dua manfaat yaitu

    menghasilkan energi dan juga

    menyehatkan badan. Karena di saat menjalankan alat tersebut kita mengkayuh

    pedal sepeda dan sedangkan roda sepeda

    memutar generator dan generator pun

    menghasilkan energi listrik selanjutnya di

    simpan dalam aki (ACCU). Harapan

    dalam penelitian proyek akhir ini adalah

    dimana alat ini bisa menjadi sebuah solusi

    yang tepat untuk mengatasi krisis energi

    yang dihadapi sekarang. Dan tidak kalah

    pentingnya bahwa alat ini untuk daerah daerah yang terpencil yang belum pernah tersentuh oleh listrik sama sekali.

  • 2

    II. DISAIN PERENCANAAN

    Pada Bab ini di bahas mengenai

    perencanaan pembuatan alat software dan

    hadware dari sistem rancang bangun pedal

    power sebagai energi alternatif. Pada gambar 3.1 merupakan blok diagram

    keseluruhan sistem.

    Gambar 2.1 blok diagram keseluruhan

    sistem

    Tugas akhir ini tentang rancang bangun

    sistem pedal power dimana sistem pada

    plant ini adalah sebuah generator dikayuh

    oleh pedal sepeda untuk mengkonversi

    dari energi gerak menjadi energi listrik.

    Tegangan yang keluar dari generator

    masuk ke rangkaian buck converter, disini

    tegangan yang keluar dari generator di

    olah tegangannya oleh buck converter

    menjadi konstan yaitu 14 Volt. Tujuannya

    untuk bisa mengeces aki karena untuk bisa mengeces aki tegangannya harus di

    atas tegangan yang ada di nameplate aki

    tersebut. Kebetulan aki yang dipakai

    adalah 12 Volt 26 AH. Setelah mengeces

    aki sampai penuh maka digunakan untuk

    menyuplai beban yaitu beban resistif

    (lampu dan kipas angin). Karena tegangan

    aki DC sedangkan bebannya AC maka

    diperlukan inverter 1 phasa untuk

    mengubah tegangan DC menjadi AC

    kemudian di step up ke 220 Volt dengan menggunakan travo step up.

    Dengan menggunakan metode PI

    dimana yang dikontrol adalah sensor

    tegangan. Tujuannya adalah tegangan

    yang keluar dari buck converter bisa

    konstan, walaupun tegangannya besar

    maka buck converter menurunkan

    tegangan tersebut menjadi konstan yaitu

    14 Volt. Selain sensor tegangan ada juga

    sensor arus dimana fungsinya untuk

    monitoring arus yang keluar dari buck

    converter. Selain itu sensor arus juga berfungsi sebagai pengkali untuk

    mendapatkan nilai kalori. Menggunakan

    rumus energi di konversi ke kalori .

    Selain dinyatakan dengan Joule, energi

    listrik dapat dinyatakan juga dengan

    kalori.

    Karena 1 kalori = 4,18

    Joule..(1)

    ..(2) Oleh karena itu rumus energy lisrik

    menjadi :

    ...(3)

    II.1 Perencanaan Dan Pembuatan Buck

    Converter

    AH battray (accu): Tegangan = 220 Volt

    Beban = - lampu 10 Watt x 2 = 20 Watt

    - Kipas angin 26 Watt x 1 = 26

    Watt

    Total beban = 46 W

    Misal : efisiensi inverter = 85%

    =

    Arus Input Inverter:

    - Asumsi pemakaian 6 jam maka AH battray = 4,4 A x 6 = 26,5 27 AH

    - Aki yang di pakai = 12 volt 27AH - Asumsi pengecasan aki 10 jam maka

    - Misal : efisiensi buck converter = 85% - Jadi Pout aki= Pinaki=Pin Inverter= Pout Buck

    Converter = 55 W

    - =

    - Disaint buck converter

    Vin= 15 - 52 V

    Vout = 14 V

    Iout= 4,32 A

    F =25 khz

    Vo = 0,1% IL = 20%

  • 3

    - Gambar rangkaian

    - Perhitungan duty cycle

    - perhitungan nilai inductor cara 1.

    Cara 2.

    - Perhitungan capasitor

    - jumlah lilitan

    Panjang kawat

    Menentukan kawat AWG:

    Di split menjadi 3 sehingga

    AWG yang dipilih no 22 diameter 0,64 mm

    - perhitungan rangkaian snubber

    II.2 Perencanaan Dan Pembuatan Inverter Full Bridge Satu Phase

    Rangkaian inverter ini digunakan untuk

    merubah tegangan DC keluaran dari full bridge

    DC-DC converter menjadi tegangan AC

    sebesar 220 V. Komponen semikonduktor yang

    digunakan adalah IGBT. Gambar 3.9

    menunjukkan gambar rangkaian inverter.

    Besarnya tegangan yang keluaran inverter

    bergantung pada sudut penyulutan dari base

    MOSFET. Pengaturan rangkaian trigger ini

    dilakukan dengan Pulse Width Modulation (PWM).

    Gambar 2.2 Rangkaian Inverter Full

    bridge 1 phasa

  • 4

    Gambar 2.3 Inverter 1 phasa

    Rangkaian daya Inverter satu fasa jembatan penuh terdiri dari 4 buahsaklar semikonduktor

    dalam hal ini adalah mosfet. Saklar S1 dan S4

    ON-OFF secara bersama-sama demikian juga

    saklar S2 dan S3. Pada saat saklar S1 dan S4

    ON, maka saklar S2 dan S3 OFF. Oleh karena

    itu pada saat saklar S1 danS4 ON maka

    tegangan input +VDC akan melewati beban.

    Dari penjelasan ini dapat digambarkan

    gelombang keluaran dan tegangan pada saklar

    semikonduktor seperti ditunjukan pada

    Gambar 3.8

    Gambar 2.4 keluaran Inverter 1 phasa

    Program inverter pada mikrokontroler dengan

    frekuensi 50 Hz:

    // Timer 0 output compare interrupt service

    routine interrupt [TIM0_COMP] void

    timer0_comp_isr(void)

    {

    //bit status;

    ch1 = 0;

    ch4 = 0;

    //delay_us(1);

    ch2 = 0;

    ch3 = 0;

    delay_us(10);

    if(status)

    {

    ch1 = 1;

    ch4 = 1;

    //delay_us(1);

    ch2 = 0;

    ch3 = 0;

    }

    else

    { ch2 = 1;

    ch3 = 1;

    //delay_us(1);

    ch1 = 0;

    ch4 = 0;

    }

    status = !status;

    }

    II.3 Perencanaan Dan Pembuatan Travo Step Up

    Dalam pembuat travo step up kali ini dengan

    inputan 12 Volt dan tegangan ouput 220 Volt.

    1. Jenis transformator : Transformator step-up

    Parameter yang diketahui :

    Vp = 12 V Is =

    Vs = 220 V Efisiensi = 80 %

    2. Menentukan daya primer dan daya skunder

    P primer =

    =

    = 57,4 VA

    3. Menentukan arus primer dan arus skunder

    4. Menentukan Inti Besi (KERN) Panjang inti (b) :

    Lebar/tinggi inti besi ( h ) :

    Luas penampang inti (A) :

    Berat KERN Berat KERN (dalam gram)

    =1,5xDaya primerx7,8

    = 1,5

    x 57,5 x 7,8 =

    672,75 gram

  • 5

    5. Menghitung jumlah lilitan primer dan skunder

    Lilitan primer :

    Lilitan skunder :

    6. Menentukan ukuran kawat tembaga (AWG)

    Diameter kawat primer ( ) :

    Diameter kawat skunder ( ) :

    Maka ukuran kawat yang digunakan adalah 1

    mm untuk lilitan primer dan 0,25 mm untuk

    lilitan skunder

    7. Total kawat AWG yang diperlukan : Keliling Bobin Inti Induktor

    =

    = 11,28 cm 12 cm

    Jika Toleransi Panjang Kawat = 50%

    = 720 + 360 c

    = 1080 cm = 10,80 m

    = 12660 + 6330

    = 18990 cm = 189,90 m

    Dari perhitungan diatas maka travo step up

    yang dihasilkan seperti pada gambar di bawah ini:

    Gambar 2.5 gambar trafo step up

    Gambar 2.6 trafo step up input

    Gambar 2.7 trafo step up output

    II.4 Perencanaan Dan Pembuatan Sensor.

    A. Sensor Tegangan

    Sensor tegangan pada plant kali ini

    menggunakan sensor pembagi tegangan. Komponen utamanya adalah resistor yang di

    paralel. Untuk prinsip kerja sendiri hanya

    mengluarkan tegangan pada buck converter.

    Gambar 2.8 rangkaian sensor tegangan

    Untuk pembuatan sensor pembagi tegangan dapat dihitung seperti dibawah ini,

    untuk tegangan input 14 Volt dari keluaran

    buck converter:

  • 6

    B. Sensor Arus

    Sensor arus ini mengunakan ACS712-

    5A-T yang memiliki kemampuan arus

    sampai 20 Ampere. Keluaran dari ACS

    ACS712- 5A-T adalah tegangan dc ripple. Perubahan yang dihasilkan dari keluaran

    sensor arus ACS ACS712-5A-T ini sangat

    kecil sekitar 100 mV setiap perubahan 1

    Ampere (sesuai data sheet). Pada gambar 3.6

    merupakan modul ACS ACS712-5A dan

    untuk gambar rangkaian sensor arus pada

    gambar 3.7

    Gambar 2.9 sensor ACS

    Gambar 2.10 rangkaian sensor arus

    III. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

    Metode pengujian dilakukan dengan cara

    pengujian setiap alat dan pengujian saat

    semua alat diintegrasikan balk hardware

    dan software

    tegangan, sensor anus, buck converter,

    inverter 1 phasa, travo step up,

    mikrokontroller dan pengujian integrasi

    sistem. Mat sistem pengontrolan pada

    pedal power, bisa dilihat pada Gambar 3.1

    dibawah ini.

    Gambar 3.1 alat Sistem pada kontrol pedal

    power

    III.1 . Pengujian Sensor Tegangan

    Sensor tegangan ini menggunakan

    pembagi tegangan sehingga dilakukan

    pengujian pada tegangan ke)uaran pada

    buck converter. Tegangan yang keluar

    dari buck converter di kontrol oleh

    mikrokontroller supaya tegangan ang

    keluar clari buck converter menjadi

    konstan 14 Volt. Untuk pembuatan alat

    bisa dilihat Gambar 4.2, sedangkan

    pengujian sensor tegangan di lihat pada

    Tabel 3.1

    Gambar 3.2 Rangkaian Sensor Pembagi

    Tegangan

    Tabel 3.1 Hasil Pengujian Sensor

    Tegangan

  • 7

    Dari Tabel 3.1 terlihat data hasil

    pengukuran sensor tegangan yang diukur

    pada tegangan yang disensor dan tegangan keluaran dari sensor. Pengujian dilakukan

    dengan memberi tegangan sumber 5 Volt

    Dc sampai 35 Volt Dc dengan

    menggunakan power supplay Dc.

    Pengujian dilakukan dengan mengukur

    tegangan keluaran dari rangkaian pembagi

    tegangan. Hasil tegangan keluaran sensor

    pada saat tegangan 5 Volt maka keluaran

    tegangan sekitar 1,1 Volt dan pada saat

    tegangan 35Volt maka keluaran tegangan

    sekitar 8 Volt yang nantinya digunakan

    sebagai tegangan sensor yang masuk ke adc.

    III.2 Peugujian Sensor Arus

    Pengujian sensor dilakukan dengan

    menggunakan variac sebagai beban.

    Terdapat tujuh step dalam beban, dimana

    setiap step bernilai 0.5A, Sensor arus ini

    dipasang seri terhadap beban. Untuk

    mengarnbil sinyal arus digunakan sensor

    anus ACS712 -5A , yang nantinya masuk

    ADC mikrokontroler.

    Gambar 3.3 Getombang tegangan

    keluaran sensor arus

    Tabel 3.2 Data nenguiian sensor arus Acs

    Pada Tabel 3.2 merupakan hasil pengujian

    sensor arus. Pengujian ini dilakukan

    dengan memberikan ants antara 0 sampai

    dengan 2,9 Ampere. Kelm= sensor anus

    ini berupa tegangan dc antara 1,915V

    sampai dengan 2,264 V untuk arus 0 sampai dengan 2,9 Ampere. Untuk

    melihat hasil pengujian sensor arus pada

    Tabel 4.2 terlihat dari garfik antara anus

    terhadap tegangan keluaran sensor

    mendekati grafik linear yang nantinya

    akan ditentukan persamaan garis untuk

    digunakan sebagai persamaan penskalaan.

    Dan hasil pengujian sensor anus telah

    didapatkan besamya tegangan dc.

    Tegangan dc ini digunakan untuk

    pengolahan nilai pada mikrokontroller. Tegangan dc sebagai tegangan masukkan

    pada ADC mikrokontroller yang nantinya

    tegangan dc dikonversi menjadi nilai

    desimal (adc 8 bit). Nilai ADC ini yang

    akan diolah untuk penskalaan pada

    pemrogaman dalam menampilkan

    parameter arus dan tegangan. Berikut

    adalah grafik perubahan tegangan output

    sensor ACS712 terhadap arus yang

    melewati sensor acs 712:

    III.3 Pengujian Travo Step Up

    Gambar 3.4 gambar trafo step up

  • 8

    Pengujian travo step up dari 12 Volt di

    step up ke 220 Volt. Tegangan masukan

    travo step up dari inverter 1 phase. Tapi

    untuk pengujian kali ini travo step Up

    diberi sumber variac 1 phasa dengan

    tegangan output 12 Volt ac, beban yang digunakan adalah lampu 25 watt sampai

    80 watt.

    Gambar 3.5 pengujian trafo step up

    Data hasil pengujian travo step up dapat

    dilihat Tabel 3.3

    Tabel 3.3 data pengujian trafo step-up

    Dad data di atas dapat diambil analisa

    bahwa travo step up hanya bisa digunakan

    secara maksimal dengan beban 50 Watt.

    Karena pada awal pembuatan travo step

    up di disaint untuk beban 46 Watt dengan

    arus 0,2 ampere.

    III.4 Pengujian Inverter full bridge 1

    phasa

    Pengujian inverter 1 phasa dengan

    frekuensi 50 Khz yang di kontrol dengan mikrokontroller. Kerja penyulutan

    inverter itu sendiri seperti saklar on dan

    off. Di saat Ch1 dan Ch4 on maka Ch2

    dan Ch3 off begitu juga sebaliknya apa

    bila Ch 1 dan Ch4 off maka Ch2 dan Ch3

    on. Sedangkan keluaran gelombang

    inverter berupa gelombang kotak.

    Berikut ini adalah hasil gelombang pada

    penyulutan mosfet IRFP460LC.

    Sedangkan drivernya menggunakan

    autocoper 4N25. Untuk menyulutan PWM

    menggunakan mikrokontroller dengan

    frekuensi 50 Khz.

    Gambar 3.6 Rangkaian Inverter 1 phasa

    Gambar 3.7 Rangkainan Driver Inverter 1

    phasa menggunakan autoCoper 4N25.

    Hasil penyulutan mosfetnya sehesar 50

    Khz, dengan menggunakan PWM yang di

    kontrol oleh mikrokontroller

    Gambar 3.8 gelombang penyulutan pada

    mosfet Chl dan Ch4 dengan volt/div =5 V

    dan time/div = 5ms

  • 9

    Gambar 3.9 gelombang penyulutan pada

    mosfet Ch2 dan Ch3 dengan volt/div = 5 V

    dan time/div = 5ms

    Gambar 3.10 gelombang output inverter

    volt/div = 5 V dan time/div = 5ms

    Gambar 3.11 pengujian inverter dengan sumber power supplay 12 volt

    Gambar 3.12 pengujian inverter dengan

    sumber aki 12 Volt 26 Ah.

    Data pengujian inverter juga bisa berupa

    tegangan inputnya di rubah - rubah untuk

    mengetahui keluaran tegangan inverter.

    Dengan cara mengubah nifai tegangan

    input pada inverter dari 5 Volt dc sampai

    12 Volt dc. Dapat diketahui nilai tegangan output inverternya berupa tegangan Ac.

    Menggunakan lampu 40 watt sebagai

    beban. Data pengujian dapat dilihat pada

    Tabel 3.4

    Tabel 3.4 basil nenguiian inverter 1 phasa

    III.5 Pengujian Buck Converter

    Pengujian buck converter kali ini dari

    pembuatan dan pengukuran core sampai

    keluaran tegangan input dan output buck

    converter. Dengan beban yang berbeda

    dan tegangan yang berubah - rubah dan

    jugs duty cycle_nya. Dengan mengguakan mikrokontroller dengan mitode PI dimana

    tujuannya adalah mengontrol tegangan

    keluaran buck converter supaya constan

    14 Volt. Dalam pengujian kontrolnya

    sendiri bisa mencapai 14 Volt, walaupun

    tidak begin' sepurna tapi bisa mencapai

    tegangan 13,53 sampai 14 Volt. Data basil

    percobaan untuk percobaan buck

    converter bisa di lthat Tabel 4.5 dan Tabel

    4.6 dari dua tabel tersebut yang

    membedakan adalah beban dan tegangan penyulutannya. Untuk Tabel 4.5 sumber

    yang diberik.an langsung dari generator

    Dc dan datanya bisa di lihat di bawah

    Tabel 4.6 menggunakan somber dari

    power suplay dengan tegangan konstan 30

    Volt dan menggunakan beban lampu.

  • 10

    Tabel 3.5 sumber dari generator DC

    dengan beban aki

    Tabel3. 6 sumber dari power supplay dengan beban lampu

    III.6 Pengujian Sistem Charger

    Pengujian kali ini dilakukan untuk

    mengetahui berapa tegangan yang keluar

    jika RPM dan tegaangan berubah - ubah berdadarkan kecepatan atau RPM. Dari

    RPM 300 sampai dengan 1500 RPM.

    Dengan anus yang besar sekitar 1,2 A

    maka bisa mengeces aki. Sesuai dengan

    perhitungan pada disain menentukan buck

    converter maka Aki yang digunakan

    adalah 12Voh 26Ah.

    Data yang diambil berpatokan pada RPM

    pada motor maka didapat nilai yang di

    inginkan seperti tegangan input dan

    output, arus input dan ouput. Lebih lengkapnya bisa dilihat di Tabel 3.7

    ditabel ini data yang diambil

    menggunakan beban lampu.

    Tabel 3.7 data sistem chanter nada

    buck converter

    Dari Tabel diatas bisa dilihat bagaimana

    basil percabaart dan perhitungan daya

    yang dipemleh dengan menggunakan

    beban lampu. Semakin besar nilai Rpm

    maka semakin besar nilai tegangan dan

    arusnya begitu juga dengan nilai daya yang dihasilkan. Daya output yang

    dihasilkan sekitar 0,6 watt sampai

    III.7 Pengujian Sistem Charger Dengan

    Control

    Tabel 3.8 data basil pengecesan dan

    mementukan kalori yang dihasilkan.

    Tabel 3.8 adalah data basil pengujian

    secara sistem yang sudah di integrasikan

    dengan alat - alat yang lainnya. Dengan data Tabel 3.8 untuk arus pengisian aki

    penuh pada arus maksimum 1.14 Ampere

    maka aki akan penuh selama 18 jam. Akan

    habis selama 7 jam dengan beban 45 Watt.

    Sedang ants pengisian pada arcs minimum

    1.02 Ampere aki akan penubh selama 25

    jam.

    Untuk Rpm 1100 membutuhkan kalori

    sekitar 616.43 dengan arus pengisian

    maksimal. Aki akan penuh selama 18 jam.

    IV. KESIMPULAN

    kesimpulan yang didapat dari pengujian pada

    alat serta basil yang didapat dari proses adalah

    sebagai berikut :

    Hasil percobaan diatas bisa diambil kesimpulan dengan menggunakan w=

    0,24 x V x I x t maka akan didapat

    nilai kalori yang di inginkan.

    Dengan menggunakan aki 12 Volt 26 AH dengan arus pengecesan sekitar

    1,3 A sampai 2 A maka aki tersebut bisa penuh kurang lebih 10 jam.

    Kalori yang dihasilkan atau di hitung perdetik jadi kalori maksimal yang

    dihasilkan sebesar 616.43 kal.

  • 11

    Dengan arus maksimal 1.14 maka arus pengisian selama 18 jam untuk

    aki menjadi penuh

    V. DAFTAR PUSTAKA [1]. Charlotha."Pengontrol Motor DC

    Sehagai Pengoptimal Torsi", Proyek

    Akhir EEPIS-ITS, 2007, Surabaya.

    [2]. Putra Dwi, Hijrah."Optimasi Daya

    Listrik Pada Perternakan Ayam

    Potong Dengan Siam ?Control Pi

    Berbasih Mikrokontroller (Perangkat

    Lunak)". Proyek Akhir EEPIS-ITS,

    2007, Surabaya.

    [3] H. Jogianto Adi."Konsep Dasar

    Pemograman Bahasa C". ANDI,

    2003, Yogyakarta.

    [4]. Dwi Hartong:), Thomas Wahyu dan Agung Prasetyo, Y. Wahyu. "Analisa

    Dan Derain Sistent !Control Dengan

    Matlap". ANDI, 2002, Yogyakarta.

    [5]. Andrianto, Heri."Pemograman

    Mikrokontroller AVR ATMEGA 16

    Menggunakan Bahasa C (Code

    Vision AVRI". INFORMATIICA,

    2008, Bandung

    [6]_ Charlota,"Pengontrol Motor DC

    Sebagai Pengoptimal Torsi". Proyek

    Akhir EEPIS-ITS, 2007, Surabaya.