6841-13386-1-sm
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 6841-13386-1-SM
1/6
Jurnal e-Clinic (eCl),Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015
PROFIL PASIEN SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RSUP
PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012
AGUSTUS 2014
1Yunellia Z. Patasik
2Bradley J. Waleleng
2Frans Wantania
1Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado2Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email:[email protected]
Abstract: Cirrhosis hepatic is a pathological condition that describes the final stage of progressivehepatic fibrosis and characterized by distortion of the liver and regenerative nodule formation.
Cirrhosis hepatic is a chronic liver disease caused by various factors such as infection by hepatitis
B virus, hepatitis C and alcohol. Cirrhosis ranks eighteenth cause of death with a prevalence of1.3% in the world. Methods: This study is a retrospective descriptive study by collectingsecondary data from medical record of cirrhotic patients installation of medical records RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado, August 2012 to August 2014. The data were obtained amounted to 51
patients with cirrhosis hepatic. Results:The result showed that the highest proportion in cirrhoticpatients by gender is male (62.7%), age group 50-59 years (31.4%), the most common cause isHBV infection (37.3%), ascites and abdominal distension (20%) is a clinical picture that often
arise, increased AST (15%) and loss of albumin and hemoglobin (16%) is the laboratory results
that often abnormal, and most complications are esophageal varices (23.5%). Conclusion:Cirrhosis affects many men, in the age group 50-59 years, HBV infection is the most commoncause, ascites and abdominal distension as common clinical features, increased SGOT and a
decrease in albumin and hemoglobin as the most common abnormal laboratory picture, and mostcomplications namely esophageal varices.Keywords:profile, cirrhosis hepatic, hepatitis
Abstrak: Sirosis hati merupakan keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis
hepatik yang berlangsung progresif ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukannodulus regeneratif. Sirosis hati adalah penyakit hati kronis yang disebabkan oleh berbagai macam
faktor seperti infeksi virus hepatitis B, hepatitis C dan alkohol. Di dunia sirosis menempati urutan
kedelapan belas penyebab kematian dengan prevalensi 1,3%. Metode:Penelitian ini merupakanpenelitian deskriptif retrospektif dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa catatan rekammedik pasien sirosis di Instalasi Rekam Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado PeriodeAgustus 2012-Agustus 2014. Keseluruhan data yang diperoleh berjumlah 51 pasien sirosis hati.Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh proporsi tertinggi pada pasien sirosis berdasarkan jenis
kelamin adalah laki-laki (62,7%), kelompok umur 50-59 tahun (31,4%), penyebab terbanyakinfeksi HBV (37,3%), asites dan distensi abdomen (20%) merupakan gambaran klinis yang seringmuncul, peningkatan SGOT (15%) serta penurun albumin dan Hb (16%) merupakan gambaran
laboratorium yang hasilnya sering abnormal, dan komplikasi terbanyak adalah varises esofagus(23,5%). Simpulan:Sirosis hati banyak diderita oleh laki-laki, pada kelompok umur 50-59 tahun,
infeksi HBV adalah penyebab terbanyak, asites dan distensi abdomen sebagai gambaran klinistersering, peningkatan SGOT serta penurunan albumin dan Hb sebagai gambaran laboratorium
abnormal tersering, dan komplikasi terbanyak yaitu varises esofagus.Kata kunci:profil, sirosis hati, hepatitis
342
mailto:[email protected]:[email protected] -
7/25/2019 6841-13386-1-SM
2/6
Patasik, Waleleng, Wantania: Profil pasien sirosis...
Sirosis hati merupakan keadaan
patologis yang menggambarkan stadium
akhir fibrosis hepatik yang berlangsung
progresif ditandai dengan distorsi dari
arsitektur hepar dan pembentukan nodulus
regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat
nekrosis hepatoselular.1
Sirosis dapat dijumpai di seluruh negara
termasuk Indonesia dengan kejadian yang
berbeda-beda di tiap negara. Keseluruhan
insiden sirosis di Amerika diperkirakan 360
per 100.000 penduduk.1
Berdasarkan data dari WHO tahun 2004
sirosis menempati urutan kedelapan belas
penyebab kematian dengan jumlah
kematian 800.000 kasus dengan prevalensi1,3%.2 Di Amerika Serikat pada tahun
2007, sirosis hati menyebabkan 29.165
kematian dengan angka kematian 9,7 per
100.000 orang.3Sedangkan di Eropa sirosis
menyebabkan 170.000 kematian per tahun
dengan prevalensi 1,8%.4
Prevalensi sirosis hati di Indonesia
belum diketahui secara pasti, hanya
berdasarkan pada penelitian-penelitian
yang dilakukan di Rumah Sakit Umum
Pemerintah.1
Angka kematian akibat sirosishati masih tergolong tinggi di Indonesia.
Berdasarkan profil kesehatan DIY tahun
2008, sirosis hati masuk dalam sepuluh
besar penyebab kematian tertinggi di
provinsi DIY dengan prevalensi 1,87%
pada urutan kesembilan.5 Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Karina di
RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun
2007 terdapat 637 pasien sirosis hati
dengan angka kematian 9,7%.6Kebanyakan
pasien sirosis meninggal pada dekadekeempat atau kelima kehidupan. Adapun
perbandingan prevalensi sirosis pada laki-
laki dan perempuan sekitar 2,1 : 1 dengan
usia rata-rata 44 tahun.7
Tingginya angka kematian pasien
sirosis mungkin disebabkan karena proses
penyakitnya sendiri atau karena timbulnya
komplikasi. Komplikasi yang sering timbul
pada pasien sirosis adalah varises esofagus,
peritonitis bakterial spontan, sindrom
hepatorenal, dan ensefalopati hepatik.1,8
Penyebab sirosis hati sering kali akibat
penyalahgunaan alkohol dan infeksi virus
hepatitis B dan C.9,10 Di Indonesia sirosis
hati banyak dihubungkan dengan infeksi
virus hepatitis B dan C yaitu sekitar 57%.9
Alkohol sebagai penyebab sirosis di
Indonesia frekuensinya masih kecil karena
belum ada data yang tersedia.1
Hasil penelitian Armis di RSUP Haji
Adam Malik Medan pada tahun 2012
terdapat 102 orang pasien dengan proporsi
tertinggi pada kelompok umur 42-48 tahun
(22,5%), jenis kelamin laki-laki (67,6%)
dengan komplikasi tersering varises
esofagus dan perdarahan (42,5%),
hepatoma (21,8%), ensefalopati hepatikum
(5,7%) dan > 1 komplikasi (27,6%).11
Penelitian Arda di RS Martha FriskaMedan pada tahun 2012 terdapat 120 orang
pasien sirosis. Gejala klinis yang tersering
adalah perut membesar, mual dan lemas
(45,8%) dan komplikasi yang sering timbul
berupa perdarahan gastrointestinal (88%)
dan koma hepatikum (12%).12
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
tertarik untuk meneliti profil pasien sirosis
hati di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan bersifat
deskriptif retrospektif berdasarkan data
sekunder berupa catatan rekam medik
pasien sirosis hati di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode Agustus 2012-
Agustus 2014. Penelitian dilakukan dari
bulan November sampai Desember 2014.
Sampel penelitian adalah pasien sirosis hati
yang dirawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode Agustus 2012-Agustus 2014 yang memenuhi kriteria
inklusi.
HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian data yang
dilakukan oleh penulis di bagian Instalasi
Rekam Medik RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou, didapatkan data mengenai jumlah
pasien sirosis hati periode Agustus 2012
Agustus 2014 sebanyak 95 pasien, 51
diantaranya masuk dalam kriteria inklusi
sedangkan 44 lainnya masuk dalam kriteria
eksklusi.
343
-
7/25/2019 6841-13386-1-SM
3/6
Jurnal e-Clinic (eCl),Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat
bahwa proporsi pasien terbanyak adalah
laki-laki yaitu sebanyak 32 orang (62,7%),
sedangkan proporsi pasien paling sedikit
adalah perempuan yaitu sebanyak 19 orang
(37.3%).
Gambar 1. Distribusi Pasien Sirosis Hati
Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat
bahwa, proporsi tertinggi pada kelompok
umur 50-59 tahun (31,4%), diikuti dengan
kelompok umur 60-69 tahun (29,4%),
kelompok umur 70-79 tahun (15,7%),
kelompok umur 40-49 tahun (11,8%),
kelompok umur 30-39 tahun (7,8%),
sedangkan proporsi terendah padakelompok umur
-
7/25/2019 6841-13386-1-SM
4/6
Patasik, Waleleng, Wantania: Profil pasien sirosis...
Berdasarkan gambar 5 dapat dilihat
gambaran laboratorium pasien sirosis yang
mengalami peningkatan adalah SGOT
(15%), bilirubin direk (12%), bilirubin total
(11%), SGPT (9%), GGT dan globulin
(5%), sedangkan gambaran laboratorium
yang mengalami penurunan adalah albumin
dan Hb (16%), dan natrium (11%).
11%12%
15%
9%
5% 5%
16%
11%
16%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Gambar 5. Distribusi Pasien Sirosis Hati
Berdasarkan Gambaran Laboratorium
Gambar 6. Distribusi Pasien Sirosis Hati
Berdasarkan Komplikasi
Berdasarkan gambar 6 dapat dilihat
bahwa, proporsi tertinggi pasien sirosis hati
yang disertai dengan komplikasi varises
esofagus sebanyak 12 orang (23,5%),
diikuti dengan peritonitis bakterial spontan
sebanyak 10 orang (19,6%), ensefalopati
hepatikum sebanyak 2 orang (3,9%),
hipertensi porta sebanyak 1 orang (2%),
dan yang tidak mengalami komplikasi
sebanyak 26 orang (51%).
BAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh penulis di bagian Instalasi Rekam
Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou,
diperoleh data tentang pasien sirosis hati
selama periode Agustus 2012 Agustus
2014 sebanyak 95 pasien, 51 diantaranya
masuk dalam kriteria inklusi sedangkan 44
lainnya masuk dalam kriteria ekslusi. Jadi,
total pasien yang dikumpulkan datanya
adalah 51 pasien sirosis hati.
Berdasarkan data yang diperolehdari instalasi rekam medik RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou, didapatkan proporsi
tertinggi pasien sirosis hati berdasarkan
jenis kelamin adalah laki-laki sebesar
62,7% sedangkan proporsi yang terendah
adalah perempuan sebesar 37,3%. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Armis (2012) di RSUP Haji Adam Malik,
yaitu pasien sirosis hati terbanyak adalah
laki-laki sebesar 67,6% sedangkan pada
perempuan 32,4%.11
Hal ini sesuai jugadengan penelitian Karina (2007) di RSUP
Kariadi Semarang yang menemukan bahwa
pasien sirosis hati lebih banyak pada laki-
laki dibandingkan dengan perempuan
dengan perbandingan 2:1.6
Berdasarkan kelompok umur
diperoleh data proporsi tertinggi pasien
sirosis adalah kelompok umur 50-59 tahun
yang berjumlah 16 pasien (31,4%). Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Karina (2007) yaitu sebagian besar pasiensirosis hati berada pada kelompok umur 50-
59 tahun (35,5%).6 Sementara hasil
penelitian Arda (2012) di RS Martha Friska
Medan menemukan pasien sirosis pada
kelompok umur 49-55 tahun (30,2%).12
Penyakit ini merupakan penyakit hati
kronik yang timbul seiring dengan
bertambahnya umur. Perjalanan penyakit
sirosis umumnya berlangsung lambat
dengan jangka waktu yang lama, gejala dan
tanda penyakit ini baru akan muncul
kemudian setelah pasien terpapar faktor
resiko dalam waktu yang cukup lama.1,6
345
-
7/25/2019 6841-13386-1-SM
5/6
Jurnal e-Clinic (eCl),Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015
Berdasarkan penyebab sirosis hati
diperoleh data bahwa proprosi tertinggi
pasien sirosis hati disebabkan oleh infeksi
HBV sebesar 37,3% dan proporsi terendah
adalah infeksi HCV 13,7%. Hasil penelitian
di Indonesia menyebutkan bahwa 40-50%
penyebab sirosis adalah virus hepatitis B,
30-20% disebabkan oleh virus hepatitis C,
sedangkan 10-20% penyebabnya tidak
diketahui.1 Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan hasil penelitian Armis (2012),
dimana proporsi tertinggi pasien sirosis
hati berdasarkan riwayat penyakit dahulu
sebagai penyebab sirosis yaitu hepatitis B
sebesar 57,8% dan proporsi terendah
adalah C sebanyak 2%.11
Di Indonesia,sirosis hati banyak disebabkan oleh infeksi
virus hepatitis B dan C,1,9 alkohol sebagai
penyebab sirosis juga mulai meningkat
akibat penyalahgunaan alkohol yang
semakin tinggi.
Berdasarkan gambaran klinis yang
didapatkan pada pasien sirosis hati,
proporsi tertinggi yaitu asites dan distensi
abdomen sebesar 20%. Pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan Armis (2012)
menemukan bahwa proporsi tertinggipasien sirosis hati berdasarkan keluhan
adalah perut membesar sebanyak 56,9%
dan proporsi terendah adalah ikterus, BAB
hitam dan berdarah sebanyak 3,9%.11
Berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan
SGOT sebanyak 15% dan penurunan
albumin dan Hb sebanyak 16%. Tidak
semua pasien mengalami peningkatan atau
penurunan hasil yang melebihi batas
normal. Pada sebagian kecil pasiendidapatkan gambaran laboratorium yang
normal.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan, didapatkan komplikasi yang
sering dialami oleh pasien sirosis adalah
varises esofagus sebesar 23,5%, sedangkan
komplikasi yang jarang terjadi adalah
hipertensi porta sebesar 2%, dan yang tidak
mengalami komplikasi sebesar 51%. Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan
Karina (2007), varises esofagus merupakan
komplikasi tersering yang dialami oleh
pasien sirosis hati.6 Hal ini sesuai juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Armis (2012), dimana proporsi tertinggi
komplikasi yang dialami pasien sirosis
adalah varises esofagus dan perdarahan
sebesar 42,5%.11 Timbulnya komplikasi
pada pasien sirosis makin mempersulit
proses penyakit itu sendiri.6
SIMPULAN
Sirosis hati banyak diderita oleh
laki-laki, pada kelompok umur 50-59
tahun, infeksi HBV merupakan penyebab
terbanyak, asites dan distensi abdomen
merupakan gambaran klinis tersering,
peningkatan SGOT serta penurunan
albumin dan Hb merupakan gambaranlaboratorium abnormal yang sering
ditemukan, dan komplikasi terbanyak yaitu
varises esofagus.
DAFTAR PUSTAKA1.
Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Sudoyono
AW, Setiyohadi B, Alwi I, K. MS,
Setiati S,editors. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Jakarta: Interna
Publishing. 2009. p. 668-73.
2.
WHO., 2008. The Global Burden of Disease
2004. [Cited: 8 september 2014].
Available from:http://www.who.int
3. Starr SP, Raines D. Cirrhosis: Diagnosis,
management, and prevention.
2011;84(12):1353-9. [Cited: 8
september 2014]. Available from:
http://www.aafp.org/afp/2011/1215/p
1353.html
4. EASL. 2013. The Burden of Liver Disease
in Europe. [Cited: 13 september
2014]. Available from:
http://www.easl.eu5.
Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta.
2009. Profil kesehatan provinsi DIY
2008. Yogyakarta.
6.
Karina. 2007. Faktor risiko kematian
penderita sirosis hati di RSUP Dr.
Kariadi Semarang Tahun 2002-2006.
Artikel karya tulis ilmiah mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
7.
Artikel umum: Sirosis hati. [Cited: 8
september 2014]. Available from:
http://pphi-online.org/alpha/?p=570#more-570
346
http://www.who.int/http://www.aafp.org/afp/2011/1215/p1353.htmlhttp://www.aafp.org/afp/2011/1215/p1353.htmlhttp://www.easl.eu/http://pphi-online.org/alpha/?p=570%23more-570http://pphi-online.org/alpha/?p=570%23more-570http://pphi-online.org/alpha/?p=570%23more-570http://pphi-online.org/alpha/?p=570%23more-570http://www.easl.eu/http://www.aafp.org/afp/2011/1215/p1353.htmlhttp://www.aafp.org/afp/2011/1215/p1353.htmlhttp://www.who.int/ -
7/25/2019 6841-13386-1-SM
6/6
Patasik, Waleleng, Wantania: Profil pasien sirosis...
8.
Garcia-Tsao G, Lim J, Monto A, Yee H,
Durfee J, Dieperink E, et al.
Management and treatment of
patients with cirrhosis and portal
hypertension: Recommendations
from the department of veteransaffairs hepatitis c resource center
program and the national hepatitis c
program. Am J Gastroenterol.
2009;104:1802-29.
9. Perz JF, Armstrong GL, Farrington LA,
Hutin YJF, Bell BP. The
contributions of hepatitis B virus and
hepatitis C virus infections to
cirrhosis and primary liver cancer
worldwide. Journal of Hepatology.
2006;45:529-30.
10.
Widjaja FF, Karjadi T. Pencegahan
perdarahan berulang pada pasien
sirosis hati. J Indon Med Assoc.
2011;61:417-24.
11.Sibuea NA. 2014. Karakteristik penderita
sirosis hati rawat inap di Rumah SakitUmum Pusat Haji Adam Malik Tahun
2012. Artikel karya tulis ilmiah
mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
12.
Malau AS. 2012. Karakteristik penderita
sirosis hati yang dirawat inap di
Rumah Sakit Martha Friska Medan
Tahun 2006-2010. Artikel karya tulis
ilmiah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
347