62194089 contoh naskah akademik

11
Naskah akademik 1. Pendahuluan Latar belakang GEPENG (gelandangan-pengemis) yaitu orang yang tidak memiliki tempat tinggal di suatu tempat dan berprofesi sebagai pengemis atau peminta- minta, termasuk ANJAL (anak jalanan). Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidaksesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara ditempat-tempat umum Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta dimuka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. 1 Gepeng (gelandangan-pengemis) saat ini merupakan suatu profesi yang telah menjadi budaya bangsa Indonesia. Budaya ini terkait dengan keberadaan kota-kota metropolitan yang mengiurkan untuk menjadi lahan adu nasip dari masyarakat yang ada di desa untuk pergi ke kota (urbanisasi). Sebagai bangsa yang merdeka haruslah menciptakan kehidupan berbangsa yang satu, cerdas, adil dan makmur, sehingga dapat menghapuskan mental pengemis yang telah tercipta secara turun- menurun dan atau proses urbanisasi pada bangsa ini. 1 Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis 1

Upload: uce-prasetyo

Post on 27-Dec-2015

141 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

naskah akademik PERDA

TRANSCRIPT

Page 1: 62194089 Contoh Naskah Akademik

N a s k a h a k a d e m i k

1. Pendahuluan

Latar belakang

GEPENG (gelandangan-pengemis) yaitu orang yang tidak memiliki tempat

tinggal di suatu tempat dan berprofesi sebagai pengemis atau peminta-

minta, termasuk ANJAL (anak jalanan).

Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan

tidaksesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam

masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan

pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara

ditempat-tempat umum

Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan

dengan meminta-minta dimuka umum dengan berbagai cara dan

alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain.1

Gepeng (gelandangan-pengemis) saat ini merupakan suatu profesi yang

telah menjadi budaya bangsa Indonesia. Budaya ini terkait dengan

keberadaan kota-kota metropolitan yang mengiurkan untuk menjadi lahan

adu nasip dari masyarakat yang ada di desa untuk pergi ke kota

(urbanisasi).

Sebagai bangsa yang merdeka haruslah menciptakan kehidupan

berbangsa yang satu, cerdas, adil dan makmur, sehingga dapat

menghapuskan mental pengemis yang telah tercipta secara turun-

menurun dan atau proses urbanisasi pada bangsa ini.

1 Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis

1

Page 2: 62194089 Contoh Naskah Akademik

Gepeng dan atau pengemis pada masyarakat adapun yang terorganisir

dan merupakan praktek penipuan yaitu profesi pengemis musiman.

Pengemis musiman acap kali terorganisir dan beroprasi hanya pada

perayaan-perayaan hari besar tertentu.

Salah satu cara pokok untuk meminimalkan jumlah GEPENG secara efektif

adalah rehabilitasi. Rehabilitasi yang diharapkan akan menciptakan

pembekalan keterampilan yang produktif sehingga para GEPENG dapat

mencari nafkah secara baik.

2

Page 3: 62194089 Contoh Naskah Akademik

2. Dasar Penyusunan RAPERDA

a. Dasar Filosofis

Gelandangan pengemis pada ddasarnya mempunyai hak yang

sama dengan manusia yang lainnya, yang pada dasarnya setiap

manusia memiliki hak untuk mendapatkan tempat tinggal, pendidikan,

dan penghidupan yang layak. Banyak orang yang menganggap

GEPENG adalah sampah masyarakat, bahkan tak jarang keberadaan

merekapun dikucilkan oleh masyarakat.

Sesungguhnya tugas dari masyarakat yakini membantu mereka

danmengarahkan mereka agar dapat menjadi manusia yang lebih

berguna bagi masyarakat, bangsa, dan Negara terutama bagi diri

mereka sendiri. Dengan adanya raperda ini diharapkan agar

keberadaan dari GEPENG tersebut dapat diminimalisir sehingga

tercapailah tujuan dari cita-cita Negara yakini meningkatkan harkat

dan martabat kaum gelandangan keposisi yang layak sebagai manusia

seutuhnya dan memiliki peran didalam kehidupan social

kemasyarakatan.

Pada hakikatnya yang diharapkan berupa pemberdayaan dan

penangulangan GEPENG yang ada di sekitar daerah Yogyakarta :

1. Pemberdayaan kelompok gelandangan dan pengemis.

Pemberdayaan dalam hal kemampuan dalam berkarya untuk

mampu mencari mata pencaharian yang lebih baik dan membawa

kesejahteraan secara baik.

Pemberdayaan ini akan dibatu oleh pemerintah dalam

melakukan pelatihan-pelatihan sesuai bakat dan kemampuan dari tiap

individu yang tergolong dalam kriteria GEPENG.

3

Page 4: 62194089 Contoh Naskah Akademik

Pemberdayaan ini termasuk dalam langkah mendidik

gelandangan atau pengemis yang termasuk anak jalanan dapat sesuai

dengan cita-cita luhur falsafat idil Indonesia yaitu Pancasila sila ke dua

“kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Untuk mencapai cita-cita luhur tersebut maka diperlukan

beberapa tindakan prefentif dan represif secaraterkoordinir dan

berkesinambungan.

Permasalahan GEPENG tak lepas dari urbanisasi yang harus

dilawan dengan memberdayakan kembali program transmigrasi

sebagai bentuk penyebaran GEPENG agar tidak terkosentrasi pada

kota-kota besar di daerah-daerah Yogyakarta.

2. Melindungi hak-hak asasi manusia.

Hak-hak yang dimaksud dalam hal ini merupakan hak yang

terkait terhadap perlindungan anak, penjualan manusia(human

traficking) kekerasan dalam rumah tangga, dan hak penyandang cacat

yang indentik dengan kehidupan GEPENG yang sering mendapat

pelecehan dan hardikan. Hardikan yang dimaksud bukan hanya dari

pihak luar namun juga sesame mereka. Hak-hak ini sering dilanggar

oleh pihak eksteren maupun internal yang acap kali terjadi dalam

kelompok GEPENG. Selain hak GEPENG juga perlu mendapat perhatian

yang lebih terkait hak-hak individu lain yang terganggu baik fisik

ataupun sikis terkait dengan rasa aman, kebersihan, ketertiban,

kesehatan, dan keselarasan dalam bermasyarakat.

Hak-hak ini mengadopsi dari UUD 1945 pasal 34 Ayat 1.

Tentang pemeliharaan anak terlantar yang akan dipelihara

Negara (dijamin)

4

Page 5: 62194089 Contoh Naskah Akademik

3. Mengubah mental peminta-minta yang meresahkan dan identik

dengan minimnya edukasi sikis atau fisik.

Dalam hal ini dibutuhkan tindakan yang sangat

berskinambungan terhadap langkah-langkah rehabilitas sampai

penempatan kembali kedaerah-daerah yang dinilai pantas untuk

menjadi tempat transmigrasi (jika memang di butuhkan). Dengan cara

tersebut maka mental mereka akan berubah secara bertahap untuk

tetap terus bertahan hidup dan tidak tertarik lagi terhadap pekerjaan

mengemis lagi. Bukan kah jika ditinjau dari segi kemanusiaan yang

adila dan beradap, profesi sebagai GEPENG bkuan mencerminkan

martabat seperti layaknya kalimat kiasan yang mengatakan ; ketika

memberi jangan biarkan tangan kiri melihat.

Dengan tercapainya hal-hal tersebut maka akan terwujudlah

masyarakat yang madani yang memiliki mental dan intelektual yang

baik sehigga kesejahteraan akan mengikuti secara tidak langsung.

b. Dasar Sosiologis

Salah satu faktor adanya GEPENG dikarenakan kemiskinan dan

kbodohan. Hal tersebut menjadi faktor dari keberadaan gelandang dan

pengemiis, kebodohan bagi pengemis disebabkan karena biaya

pendidikan yang semakin mahal di Indonesia. Meskipun sudah ada

upaya dari pemerintah untuk meminimalkan biya sekolah (dana bos)

namun pelaksanaanya belum maksimal. Dari tersendatnya aspek

pendidikan tersebut mengarah pada kebodohan yang mana

mengakibatkan seseorang menjadi miskin karena tidak memiliki

keahlian karena ketidaktahuanya. Selain rendahnya pendidikan dan

kebutuhan maasyarakat semakin komleks (biya hidup yang semakin

tinggi) menjadi alasan banyaknya orang miskin di Indonesia. GEPENG

5

Page 6: 62194089 Contoh Naskah Akademik

adalah mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup serta

keahlian sehingga bagi mereka salah satu cara untuk selalu memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari maka mereka menjadi pengemis.

Bagi mereka mengemis merupakan mata pencaharian utama

namun tidak semuanya menjadikannya mata pencaharian utama,

alasan dijadikannyaa mengemis menjadi sebuah profesi karena

terhimpit akibat kebodohan dan kemiskinan.

Dalam hal ini pengemis dapat diklasifikasikan dalam beberapa

jenis, diantaranya :

1) Pengamen : merupakan cara mengemis dengan

menggunakan alat musik atau melakukan sesuatu untuk

mengeluarkan bunyi-bunyian.

2) Penjual jasa : mengemis dengan cara melakukan suatu hal

untuk mendapatkan belas kasihan dan meminta uang.

3) Peminta-minta : meminta uang atau suatu hal dengan cara

memelas tanpa ada upaya seperti mengamen dan menjual

jasa.

Solusi terkait pengurangan jumlah GEPENG yang ada di Daerah

Istimewa Yogyakarta, harus ada pendataan GEPENG secara rinci untuk

memisahkan para GEPENG yang berasal dari kawasan Daerah

Istimewa Yogyakarta dengan daerah lain. Agar pemberdayaan GEPENG

maksimal maka harus dilakukan pemindahan GEPENG yang berasal

dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta kedaerah asalnya.

Solusi yang harus dilakukan untuk menanggulangi atau

memberdayakan para GEPENG dalam hal kebodohan, kemiskinan dan

urbanisasi dalam hal ini adalah :

6

Page 7: 62194089 Contoh Naskah Akademik

1) Kebodohan : pemberian pendidikan kepada para GEPENG

yang memang berada di kawasan Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dengan klasifikasi metode pengajaran khusus

terkait dengan bakat atau kopetensi yang dimiliki untuk

menjadi produktif dan kreatif. Terkait dengan pendidikan

formal bagi GEPENG usia sekolah dapat mengikuti sekolah

sore yang telah disediakan pemkot.

2) Kemiskinan : terkait dalam hal ini perlu adanya modal yang

dapat diberikan oleh pemerintah kota untuk pemberdayaan

GEPENG dengan jumlah yang telah disesuaikan dengan

ketentuan terkait peluang usaha yang akan dilakukan dan jika

mensetujui melakukan transmigrasi maka akan dijamin

hidupnya oleh Negara selama 1 tahun dan penyediaan lahan

kerja juga tempat tinggal.

3) Urbanisasi : pemberdayaan daerah terpencil dengan

melakukan pendataan pada tiap desa untuk melekukan

kontrol terhadap perpindahan penduduk dari desa ke kota

secara berkala. Dan melakukan upaya pencegahan dengan

memberdayakan usaha-usaha yang ada di desa. Dalam hal ini

kegiatan koperasi harus lebih diperhatikan dan di bina agar

dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru yang produktuf

dan menyerap banyak pekerja.

Dengan keadaan dan jumlah GEPENG yang meresahkan dan

tidak sesuai dengan cita-cita bangsa terhadap kemakmuran negri ini

maka dengan adanya peraturan yang mengatur tentang

pemberdayaan gelandangan dan pengemis diharapkan akan

mengubah kesejahteraan serta martabat bangsa ini. Jika hal ini tetap

di biarkan maka akan banyak terjadi perubahan mental terhadap

bangsa kita terhadap rasa perjuangan untuk mendapatkan kehidupan

7

Page 8: 62194089 Contoh Naskah Akademik

yang layak dan mampu mensejahterakan kehidupan berbangasa dan

bernegara.

c. Dasar Yuridis

• Pembukaan UUD 1945

• UUD 1945 pasal 34

• Pancasila

a. Materi Muatan

Materi muatan dari penyusunan Raperda mengenai gelandangan

dan pengemis ini lebih menekankan pada upaya preventif,

rehabilitative dan pemberdayaan, dengan tidak mengabaikan

upaya represif melalui penerapan sanksi karena bagaimanapun

juga penerapan sanksi ini sangatlah penting dalam mewujudkan

sebuah penegakkan hukum dan ketertiban.

Secara sistematik, materi muatan yang diatur dalam Perda

antara lain:

1. Ketentuan Umum

Memuat istilah-istilah yang berkaitan dengan Perda mengenai

gelandangan dan pengemis, beserta pengertian atau maknanya

masing-masing.

2. Asas dan tujuan

Memuat mengenai asas-asas dan tujuan penanganan

gelandangan dan pengemis di D.I.Yogyakarta.

3. Upaya preventif, represif dan rehabilitasi social

8

Page 9: 62194089 Contoh Naskah Akademik

a. Upaya preventif memuat hal-hal yang dapat dilakukan baik

oleh lembaga pemerintah daerah maupun masyarakat

untuk mencegah dan meningkatkan gelandangan dan

pengemis di D.I.Yogyakarta. Hal-hal tersebut contohnya

adalah melakukan pemantauan dan/atau pengendalian

terhadap sumber-sumber atau penyebab timbulnya

gelandangan dan pengemis. Selain itu upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan mengadakan sosialisasi

pencegahan timbulnya gelandangan dan pengemis.

Sosialisasi ini dilakukan pada semua lapisan masyarakat

baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Upaya represif memuat hal-hal yang dapat dilakukan untuk

mengurangi dan/atau meniadakan gelandangan dan

pengemis. Tindakan yang bisa dilakukan adalah razia

terhadap gelandangan dan pengemis, pendataan ,

penampungan sementara maupun bimbingan psikologis

terhadap gelandangan dan pengemis.

c. Upaya rehabilitasi memuat hal-hal yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan harkat dan martabat

gelandangan dan pengemis sebagai manusi sebagai

pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang dapat

memberikan peran dalam bermasyarakat. Usaha-usaha

yang dapat dilakukan meliputi pembinaan melalui

bimbingan mental, fisik, sosial dan ketrampilan serta

penyaluran ke lapangan kerja, ditransmigrasikan maupun

diresosialisasikan dalam kehidupan keluarga dan

masyarakat yang lebih layak.

4. Lembaga/ Komite Khusus

9

Page 10: 62194089 Contoh Naskah Akademik

Komite khusus ini memiliki fungsi penyusunan rencana

program dan kegiatan, pengembangan sistem penanganan

dan informasi serta monitoring, evaluasi dan penyusunan

laporan. Selain itu dibentuk dalam rangka untuk mengatur

mekanisme koordinasi dengan instansi terkait, LSM dalam

rangka penanganan masalah gelandangan dan pengemis di

D.I.Yogyakarta.

5. Larangan

Larangan dalam hal ini ditujukan baik kepada masyarakat

yang memberikan dalam bentuk apapun kepada gelandangan

dan pengemis, ditujukan kepada gelandangan dan pengemis

itu sendiri, dan kepada pihak-pihak yang mengeksploitasi

gelandangan dan pengemis.

6. Ketentuan Pidana

Ketentuan pidana yang mengatur berbagai sanksi, dikenakan

bagi pihak-pihak yang melanggar larangan yang telah diatur

dalam perda dan pelanggaran terhadap perda.

7. Ketentuan Penutup

3. Penutup

kesimpulan

Naskah akademik ini disusun sebagai gagasan awal pokok-pokok

pemikiran mengenai wacana penyusunan perda mengenai

penanganan gelandangan dan pengemis di D.I.Yogyakarta.

10

Page 11: 62194089 Contoh Naskah Akademik

Saran

Naskah akademik ini diharapkan menjadi acuan dalam penyusunan

peraturan daerah mengenai gelandangan dan pengemis. Dan perlunya

sosialisasi mengenai aspek-aspek dan materi muatan yang akan

disusun perda ini kepada masyarakat, agar segera mendapat

tanggapan dari masyarakat, sehingga akan diketahui apakah perda ini

telah sesuai dengan yang diinginkan masyarakat D.I.Yogyakarta atau

belum.

11