6. peritoneal dialisis

7
RSU ISLAM YARSI PONTIANAK PERITONEAL DIALISIS ( PD ) No. Dokumen : 06 Revisi : 00 Hal : 4.1 PROSEDUR TETAP ( PROTAP ) ILMU PENYAKIT DALAM Tgl. Terbit : 01 Juli 2013 Ditetapkan Tgl : ……………………….. Ketua SMF Dr. BAMBANG SN, Sp. PD PENGERTIAN Yaitu tindakan invasiv cuci darah dengan menggunakan proses difusi dari kapiler intra abdomen ke arah cairan dialisat dalam cavum peritoneal yang selanjutnya dialirkan keluar. 14

Upload: sinde-nijucimi-sekai

Post on 17-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bnbnbnbnbnbnjhjhjkgjkhkjhkhjkhjhjhjhjhjhjhjhjhjhjhj

TRANSCRIPT

RSUD Dr

RSU ISLAM YARSI PONTIANAK

PERITONEAL DIALISIS ( PD )

No. Dokumen :

06Revisi :

00 Hal :

4.1

PROSEDUR TETAP

( PROTAP )

ILMU PENYAKIT DALAMTgl. Terbit :

01 Juli 2013Ditetapkan Tgl : ..

Ketua SMF

Dr. BAMBANG SN, Sp. PD

PENGERTIAN

Yaitu tindakan invasiv cuci darah dengan menggunakan proses difusi dari kapiler intra abdomen ke arah cairan dialisat dalam cavum peritoneal yang selanjutnya dialirkan keluar.

TUJUAN

Mengeluarkan sisa metabolisme tubuh yang seharusnya diekskresi lewat ginjal.

Menjaga keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa dalam tubuh.

KEBIJAKAN

Hanya boleh dilakukan oleh Spesialis Penyakit Dalam yang terlatih pada pasien Gagal Ginjal.

1. Dalam keadaan emergency, antara lain :

koma uremikum

overhidrasi ( gagal jantung kiri akut )

hiperkalemi

sindroma uremia

perdarahan perdarahan

kadar ureum lebih 150 mg % dan atau creatinin lebih 15 mg %

2. Sebagai profilaksis atau terapi pada GGA akibat Leptospirosis

( Weils Disease ), kejengkolan atau penyebab lain.

PROSEDUR

1. Persiapan Pasien

- Pastikan diagnosis dan status keadaannya sehingga PD merupakan alternatif pengobatan yang tepat.

Motivasi pasien dan atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan serta penandatanganan informed concern.- Pemeriksaan laboratorium pre PD antara lain : Ureum, kreatinin, CT dan BT.

- Pasien dipersiapkan dan dibawa ke ruangan khusus tindakan ( bila ada ) dalam keadaan infus D 5% / Martos 10% / NaCl 20 tetes/menit.

- Posisi pasien terlentang atau setengah duduk.2. Persiapan alat / obat :

- Betadine 10 %, Alkohol 70 % secukupnya untuk desinfektan.

- Kassa steril secukupnya

- Doek lobang : 1 lembar

- Handscoen steril : 1 pasang

- Cairan dialisat Perisolution : 1-2 box atau lebih

- Kateter dan slang PD : 2 set

- KCl 25 cc : 10 20 flakon atau lebih

- Ampicilin inj : secukupnya

- Heparin : 1 ampul

- Dycinone : 2 ampul

- Disposible syringe 1 cc : 1 buah

- Pehacaine : 2 4 ampul

- Bedah minor, bisturi dan benang zyde : 1 set

- Trocard dan sarungnya khusus untuk PD : 1 set

3. Pelaksanaan

A. Pemasangan :

- Kenakan handscoen

- Desinfeksi daerah umbilicus dan sekitarnya dengan betadine 10 % lalu alcohol 70 %.

- Infiltrasi subcutan dengan Pehacain 1 2 ampul, 1- 2 cm dibawah umbilicus, 1 cm kanan garis mediana kemudian tutup pakai doek lobang steril.

- Siapkan 2 botol Perisolution yang sudah dihangatkan dan gantungkan pada tiang infus.

- Ambil slang PD, tusukkan pada kedua botol cairan Perisolution ( dilakukan oleh operator untuk menjaga sterilitas ) sementara slang diklem dulu.

- Insisi kulit, lemak, otot dan peritoneum 1-2 cm pada daerah infra umbilical yang sudah ditentukan.

-Tusukkan trocard PD dan sarungnya pada tempat insisi tersebut sampai menembus peritoneum, kemudian cabut trocardnya ( akan keluar cairan asites, bila ada )

- Masukkan kateter PD bersama trocardnya yang sudah sedikit dibengkokkan pada ujungnya kedalam cavum peritonii melalui sarung trocard PD yang masih ditinggalkan ditempat insisi ( akan keluar cairan asites melalui kateter PD, bila ada )

- Atasi dan rawat bila ada perdarahan pada tempat insisi.

- Sambungkan kateter PD ( setelah trocardnya dicabut ) pada salah satu ujung slang PD, sedangkan ujung slang PD lainnya disambungkan pada urine bag yang sudah tersedia dan gantungkan urine bag pada sisi kanan / kiri tempat tidur pasien ( sementara klem ke arah urine bag ditutup).

- Buka klem slang PD dan alirkan perisolution 1 botol ( botol lainnya distop dulu ), alirkan kedalam cavum peritonii melalui kateter PD.

- Coba dibuka klem urine bag :

a. aliran lancar, berarti PD berhasil dan dapat dilanjutkan.

b. Aliran tersendat, perlu diperbaiki letak kateter PD dengan menggunakan trocard kateter kembali.

- Bila aliran kedalam urine bag lancar, sementara klem ditutup dan slang PD dilepas dulu.

- Kepala kateter PD dilepaskan dengan jalan sedikit memotong slangnya ( kepala kateter tidak boleh dibuang ) kemudian cabut sarung trocard PD dan pasang kembali kepala kateter pada kateter PD.

- Sambungkan kembali kateter PD pada slang PD

- Tinggalkan ujung kateter ( 5 10 cm diluar dinding abdomen dan lakukan jahitan untuk fixasi dan ikatkan benang jahitan terakhir ( yang menempel kateter ) pada kateter, selanjutnya diikatkan juga ke ujung / kepala kateter agar kateter tidak terlepas.

- Buka kembali klem untuk mengalirkan cairan Perisolution 1-2 botol kedalam cavum peritonii ( aliran ke urine bag distop ).

- Biarkan selama - jam cairan Perisolution tersebut dalam cavum peritonii, setelah itu buka klem kearah urine bag sehingga cairan Perisolution yang sudah berproses didalam cavum peritonii, keluar dan masuk kedalam urine bag ( biasanya jumlah yang keluar lebih banyak daripada yang masuk ).

- Lakukan pekerjaan seperti diatas berulang-ulang, sampai keadaan emergency mereda ( cairan Perisolution dapat 1 2 box atau lebih sesuai dengan keadaan penderita ).

- Jam, jumlah cairan masuk, lamanya dalam cavum peritonii dan jam serta jumlah cairan keluar dicatat pada lembar khusus pada catatan medik pasien.

- Selama PD berlansung :

a. Berikan 1 flakon KCl setiap 2 botol Perisolution.

b. Berikan 1 2 ampul Dycinone iv apabila terjadi perdarahan ( cairan keluar berwarna merah ) atau beikan 1 ampul heparin iv bila banyak terjadi gumpalan darah slang menuju urine bag.

c. Berikan injeksi ampicilin intravena 3 X 1 gr / hari

d. Pasien boleh makan dan minum biasa.

e. Pengobatan awal tetap diteruskan

f. Pasang folley kateter

g. Periksa ureum dan kreatinin setiap hari.

h. Periksa kadar Hb bila perlu dan berikan transfusi darah bila ada indikasi.

B. Pencabutan :

Apabila pelaksanaan PD sudah dianggap cukup atau timbul keluhan mendesak dari penderita, maka proses PD segera dihentikan dengan cara sebagai berikut :

Stop aliran masuk / keluar cairan Perisolution ( usahakan cairan yang ada dalam cavum peritonii sudah keluar semuanya ).

Disinfeksi dengan betadine 10% dan alcohol 70% sekitar kateter PD

Infiltrasi subcutan dengan pehacain 1-2 ampul sekitar kateter PD.

Potong ikatan ( jahitan ) fixasi kateter PD, lalu tarik keluar kateter PD perlahan-lahan sambil jari I dan II tangan kiri menekan lembut pada lobang insisi agar omentum tidak ikut terbawa keluar.

Jahit lubang / luka bekas insisi dengan benang zyde secukupnya, tutup dengan kassa betadine dan diplester.

Kemaskan dengan rapi peralatan PD

4. Catatan

Setelah Peritoneal Dialisis berakhir maka program pengobatan selanjutnya diserahkan kepada dokter penanggungjawab.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap dan Laboratorium

14