58305008 case-conference
TRANSCRIPT
MELISSA
0807101150011
CASE CONFERENCE
10 JUNI 2011
Nama : MJ
Tgl Lahir : 08 Oktober 200
Nama orang tua : Ibu : Ny RH Ayah : Tn RB
Umur : 40 tahun Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : S-1 Aka
Pekerjaan : Ibu RT Pekerjaan : Pegawai Swasta
Tanggal pemeriksaan pertama : 09 Juni 2010
I. Anamnesa khusus
Seorang anak perempuan berumur 3 tahun sebelumnya adalah anak yang aktif (normal)
dan banyak berbicara, datang dengan keluhan hilangnya kemampuan bicara dan fungsi
tangan .
Anak tersebut berkali-kali mengulang gerakan tangan seperti menepuk, memeras,
kemudian tidak stabil ketika berjalan, adanya kaku pada kaki dan berjalan dengan ujung jari
kaki, gigi gemeretuk (bruxisme), sulit menelan dan menghisap, pola tidur yang tidak normal
disertai sulit bernafas (apnea).
II. Anamnesa Umum
Riwayat persalinan : anak ke-2 , tidak pernah keguguran
Riwayat kehamilan : tidak ada keluhan apa-apa
Riwayat persalinan : lahir spontan dan partus normal
Riwayat perkembangan (Development Anamnesis)
Kepala : microcephal, perkembangan otak mulai lamban
Motorik kasar : mengalami penurunan perkembangan sejak usia 2 tahun,
kekakuan pada otot kaki, jalan menjinjit
Motorik halus : mampu makan dengan jari
Bicara : mengalami hambatan, hilangnya kemampuan berbicara dan
kosakata bahasa yang sebelumnya sudah dikuasai, adanya
gangguan pada perkembangan penerimaan bahasa maupun
pengekspresian bahasa
Sosialisasi : kurangnya kontak mata dan keterikatan sosial
Kemandirian : masih dibantu
Riwayat keluarga dengan gangguan perkembangan serupa : tidak ada
Kebiasaan anak :
Makan : Sering nasi + sayur + ikan/ayam
Makan tanpa bantuan
Minum : biasanya air putih
Tidur : nyenyak tidur pada jam 09.00 – 12.00
Sering mengalami kejang dan kesulitan bernafas (apneu)
BAB/BAK : Sering Sembelit
Anamnesa sosial :
- Tinggal bersama ayah, ibu dan seorang kakak laki-laki berusia 7 tahun
- Dekat dengan ibu
- Sering bermain dengan kakak tetapi berkurang akhir-akhir ini
- Ibu tidak bekerja
- Ayah berinteraksi dengannya sepulang kerja pukul 18.00 ke atas
III. Pemeriksaan Fisik
BB : 10 kg Pr : 40 (mikrocephal)
1. Keadaan umum : tangan bergerak mengulang-ngulang gerakan, memegang mulut
2. Kulit : normal
3. Kepala : kecil
4. Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar
5. Thorax :bentuk : normal, nafas apnea periodic, hyperventilation
6. Abdomen : normal
7. Kaki : mengalami kekakuan, berjalan menjinjit
8. Tangan : hilangnya fungsi tangan sebelah kiri
DIAGNOSA : Sindrom Rett
Rett syndrome (DSM IV) adalah sebuah gangguan perkembangan pervasive yang
mengenai subtansia gricea cerebri, hanya terjadi pada wanita dan timbul sejak lahir; sindrom
ini bersifat progresif dan ditandai dengan tingkah laku autistic, ataxia, dementia, kejang, dan
kehilangan kegunaan tangan dengan funsi tertentu, dengan atrofi cerebral, hyperamonemia
ringan, dan penurunan kadar amin biogenic. Disebut juga cerebroatrophic hyperammonemia.
Rett syndrome adalah gangguan perkembangan neural anak-anak yang karakteristiknya
adalah perkembangan awal yang normal diikuti oleh hilangnya fungsi tangan tertentu, hilangnya
pergerakan tangan, lambatnya pertumbuhan otak dan kepala.
1. Diagnosis
Tidak semua mutasi MECP2 memenuhi criteria sehingga bisa disebut Rett syndrome.
Ada tiga criteria klinis untuk dapat memberikan diagnosis : essensial, supportive, dan exclusion.
a. Kriteria diagnosis essensial : perkembangan yang tampak normal hingga berusia 6-18 bulan
dan mempunyai lingkar kepala normal saat lahir diikuti dengan penurunan pertumbuhan
kepala (antara 3 bulan -4 tahun), ketidakmampuan dalam berbahasa (berkomunikasi), gerakan
tangan yang repetitive, menggoyang-goyangkan batang tubuh, toe walking (berjinjit), wide-
based, dan kaki menjadi kaku.
b. Kriteria suportif tidak harus ada dalam diagnosis RS tapi dapat terjadi pada beberapa pasien.
Kriteria suportif : kesulitan bernafas, ketidaknormalan electroencephalogram (EEG), serangan,
kekakuan otot, kejang, scoliosis, teeth-grinding, kaki yang kecil bila dihubungkan dengan tinggi
badan, retardasi, berkurangnya lemak tubuh dan berat otot, pola tidur yangtidak normal, lekas
marah, mengunyah, kesulitan menelan, berkurangnya mobilitas seiring dengan usia, dan
sembelit.
c. Kriteria exclusion. Anak dengan salah satu criteria berikut tidak mempunyai Rett Syndrome :
pelebaran organ tubuh, kehilangan penglihatan yang termasuk gangguan retina (optic
atrophy), microcephaly sejak lahir, gangguan metabolisme yang dapat diidentifikasi, gangguan
degeneratif bawaan lainnya, gangguan syaraf akibat infeksi berat atau head trauma, bukti
bahwa sudah mulai retardasi sejak dalam rahim, atau bukti adanya kerusakan otak yang terjadi
setelah lahir.
Diagnosis Criteria for 299.80 Rett’s Disorder (American Psychiatric Assosiation, h.77, 2000)
A. Semua hal berikut :
(1) Normal pada saat perkembangan prenatal dan perkembangan perinatal
(2) Perkembangan psikomotor yang normal selama 5 bulan pertama setelah kelahiran
(3) Mempunyai lingkar kepala yang normal saat lahir
B. Onset (semua hal setelah periode perkembangan normal, yaitu)
(1) Penurunan pertumbuhan kepala antara usia 5 sampai 48 bulan
(2) Kehilangan kemampuan tangan tertentu yang telah dikuasai sebelumnya antara usia 5
sampai 30 bulan dengan diikuti oleh perkembangan gerakan tangan stereotyped (seperti
meremas-remas atu mencuci)
(3) Kehilangan keterikatan social pada perkembangan awal (meskipun interaksi social
sering berkembang kemudian)
(4) Menunjukkan kelemahan terkait dengan koordinasi atau pergerakan tubuh
(5) Mengalami gangguan berat pada perkembangan penerimaan bahasa maupun
pengekspresian bahasa dengan retardasi psikomotorik berat
2. Tahap Perkembangan Syndrome Rett
o Tahap 1
Orang dengan sindrom rett umumnya berkembang secara normal kira-kira 6-18 bulan
pertama setelah kelahiran. Banyak yang dapat mencapai harapan seperti menggunakan kata
pendek, tersenyum secara spontan dan makan dengan jari. Dari bulan kelima sampai umur 3
tahun, pertumbuhan otak mulai lamban (microchepaly), dan setelah 18 bulan, beberapa
keabnormalan yang lain mulai nampak. Anak mungkin lebih lambat dalam memperoleh keahlian
baru, bahkan mungkin berhenti untuk memperoleh keahlian baru secara lengkap. Abnormalitas
yang lain meliputi berkurangnya jumlah kontak mata, gerak otot yang tidak terkoordinasi dan
perilaku yang tidak terkendali. Tahap ini sering tidak diperhatikan karena symptom kurang jelas,
pada awalnya orang tua dan dokter mungkin juga kurang memperhatikan lambannya
perkembangan anak. Tahap ini terjadi selama beberapa bulan tapi dapat berlanjut selama
kurang lebih satu tahun.
o Tahap 2
Antara umur 1-4 tahun atau tahap kerusakan yang cepat, Tahap ini adalah permulaan
hilangnya fungsi tangan dan hilangya kemampuan bicara baik secara cepat maupun bertahap.
Karakteristik gerakan tangan yang menonjol pada tahap ini adalah memijat, mencuci, menepuk-
nepuk, mengetuk, juga menggerakkan tangan ke mulut berkali-kali. Ada yang tiba-tiba, secara
bertingkat, bahkan meningkat. Ini disebut penurunan perkembangan. Seringkali pada umur 3
tahun, control gerak tangan dan spontanitas gerakan menghilang, seiring dengan keahlian
berbicara yang bersifat elementer. Bruxisme (gerak tak sadar menggeretukkan gigi) adalah biasa
seiring dengan gerak menghisap yang tidak efektif. Gerakan-gerakan tersebut berlanjut saat
anak terjaga namun hilang selama tidur. Bernafas secara tidak teratur seperti episode apnea
atau hyperventilation mungkin terjadi, meski biasanya kembali bernafas secara normal selama
tidur. Beberapa anak menunjukkan autistic, seperti symptom hilangnya interaksi social dan
komunikasi. Sifat lekas marah dan ketidakteraturan tidur mungkin terlihat. Lambatnya
pertumbuhan kepala mulai diperhatikan pada tahap ini.
o Tahap 3
Tahap III, disebut juga tahap plateu, penurunan perkembangan berhenti dan gejala
cenderung stabil. Biasanya dimulai pada usia antara dua sampai sepuluh tahun. Apraxia,
masalah motorik, dan serangan merupakan karakteristik khas tahap ini. Meskipun begitu
dimungkinkan ada peningkatan dalam perilaku, dengan penurunan rasa mudah marah,
mengangis, dan autistic. Individu pada tahap III mungkin menunjukkan ketertarikkan pada
lingkungannya dan peningkatan kewaspadaannya, rentang perhatian, dan kemampuan
komunikasi. Namun, umumnya skoliosis mulai terjadi sebelum umur 8 tahun.
o Tahap 4
Tahap IV, disebut tahap kemunduran motorik lanjut, dapat terjadi selama empat tahun
atau sepuluh tahun. Karakteristiknya adalah berkurangnya mobilitas, melemahnya otot,
kekakuan, kejang, dystonia(meningkatnya sifat otot dengan postur abnormal yang ektrim atau
berbatang), dan scoliosis. Anak yang sebelumnya mampu berjalan mungkin akan berhenti
berjalan. Secara umum, tidak ada penurunan lagi pada kognisi, komunikasi, atau keterampilan
tangan pada tahap IV. Gerakan tangan berulang-ulang mungkin berkurang dan tatapan mata
mungkin meningkat.
B. ONSET
Berdasarkan kriteria Rett’s Disorder (American PsychiatricAssosiation, h.77, 2000)
onset (semua hal setelah periode perkembangan normal, yaitu) :
(1) Penurunan pertumbuhan kepala antara usia 5 sampai 48 bulan
(2) Kehilangan kemampuan tangan tertentu yang telah dikuasai sebelumnya antara usia 5
sampai 30 bulan dengan diikuti oleh perkembangan gerakan tangan stereotyped (seperti
meremas-remas atu mencuci)
(3) Kehilangan keterikatan social pada perkembangan awal (meskipun interaksi social
sering berkembang kemudian)
(4) Menunjukkan kelemahan terkait dengan koordinasi atau pergerakan tubuh
(5) Mengalami gangguan berat pada perkembangan penerimaan bahasa maupun
pengekspresian bahasa dengan retardasi psikomotorik berat
KESIMPULAN :
Jadi berdasarkan hasil observasi deteksi dini dengan menggunakan kriteria DSM IV dan APA
dapat disimpulkan bahwa subjek didiagnosa mengalami Sindrom Rett. Hal ini dibuktikan dari
kriteria Sindrom Rett yang muncul pada subjek. Yaitu adanya penurunan fungsi tangan sebelah kiri,
kurangnya kontak mata atau keterikatan sosial, adanya kaku pada otot kaki, jalan menjinjit, tangan
bergerak terus menerus seperti meremas, menepuk da , memiliki kepala kecil (mikrocepal), adanya
sembelit, waktu tidur yang tidak normal dan sulit bernafas (apnea) dan hilangnya kemampuan
berbicara.
SARAN :
- Dokter spesialis saraf ( dr. SP.S)
- Terapis wicara,
- Fisioterapis,
- Spesialis gizi
Treatment untuk gangguan ini terfokus pada manajemen symptom yang ada dan
membutuhkan pedekatan dari multidisiplin ilmu. Terapi memfokuskan pada tujuan untuk
memperlambat kerusakan motorik dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
A. Penggunaan Obat
Obat dibutuhkan untuk kesulitan bernafas, kesulitan motorik, dan antiepilepsi.
1. L-Dopa adalah bentuk sintetis dari dopamine. Ini ditemukan untuk mengurangi kekakuan selama tahap
kemunduran motorik (tahap 4), tetapi sebaliknya gagal untuk menyediakan peningkatan pada basis
yang konsisten.
2. Naltrexone (Revia) adalah lawan dari opium, biasanya untuk mengurangi kecanduan obat. Penggunaan
neltraxone dalam dosis rendah atau tinggi mungkin bermanfaat dalam control nafas yang tidak teratur
dan kejang, dan mengurangi teriakan-teriakan. Ini mungkin ada kaitannya dengan efek obat penenang.
Namun terdapat efek lain yaitu kehilangan nafsu makan.
3. Bromokriptin (Parlodel) adalah obat yang meningkatkan fungsi system dopamine di otak. Satu obat
yang diuji coba menunjukkan peningkatan awal dalam komunikasi, berkurangnya kegelisahan dan
berkurangnya gerak tangan di tahap pertama, namun ketika obat berhenti, gejala akan muncul lagi,
dan pengenalan kemali pada obat tidak membawa kembali pada peningkatan awal.
4. Tirosin (dopamine dan noradrenalin) dan triptophan (serotonin) adalah asam amino yang biasanya
mendorong level transmitter. Studi menunjukkan tidak ada perbedaan dalam penampilan klinis ataun
polla EEG. L-Carnitin adalah turunan dari asam amino esensial lisin.
B. Terapi
1. Terapi fisik dimaksudkan untuk menjaga atau meningkatkan kemampuan berjalan dan keseimbangan,
mempertahankan jauhnya jangkauan gerak paling tidak mempertahankan fungsi gerak dan mencegah
kecacadan.
Tujuan dari terapi fisik adalah untuk menjaga atau meningkatkan keterampilan motorik,
mengembangkan keahlian transisional, mencegah atau mengurangi kecacatan, mengurangi
ketidaknyamanan dan kegelisahan serta meningkatkan kemandirian. Terapi fisik dapat memperbaiki
dan meningkatkan pola duduk dan berjalan serta memonitor perubahan sepanjang waktu.
Terapi fisik digunakan untuk: mengurangi apraxia, menstimulasi penggunaan tangan untuk
mendukung mobilitas, mencapai keseimbangan yang lebih baik, meningkatkan koordinasi, mengurangi
ataxia, meningkatkan body awareness, memberikan jangkauan gerakan yang lebih baik, mengurangi
sakit pada otot, menjaga dan meningkatkan mobilitas, melawan kejang-kejang,dan meningkatkan
respon protektif. Contoh terapi fisik yaitu menggunakan kolam bola, tempat tidur air, atau trampoline.
2. Terapi Occupational dapat digunakan untuk meningkatkan kegunaan tangan. Dari penelitian diketahui
bahwa terdapat penurunan gerakan tangan yang diulang-ulang dapat mengarahkan pada kewaspadaan
dan fokus yang lebih baik, sama baiknya dengan membantu mengurangi kecemasan dan perilaku
menyakiti diri sendiri. Penggunaan tangan yang tidak teratur atau mengikat siku mungkin berguna
dalam mengurangi gerak tangan dan mungkin mendorong penggunaan tangan yang lebih berguna.
Contoh terapi Occupational adalah membantu memakai baju sendiri, membantu melukis, membuat
kerajinan tangan, dan belajar makan sendiri.
3. Terapi musik digunakan sebagai pelengkap terapi lain dan berguna untuk meningkatkan komunikasi
dan membuat pilihan.
4. Hydrotherapi (bergerak di air hangat) sangat penting untuk penderita RS. Karena mengidap apraxia
juga, dia tidak dapat merencanakan dan melakukan gerakan yang dia inginkan dan kesulitan untuk
berjalan
Gerakan spontan lebih mudah dilakukan dalam air dan hydrotherapi meningkatkan jangkauan
gerak dan mengurangi kejang-kejang. Kesulitan sensori dan persepsi yang ia rasakan saat berada di luar
air tidak muncul ketika berada di air, sehingga ia dapat meraih keseimbangan yang lebih baik tanpa
ragu-ragu dan takut. Hangatnya air membantu menenangkan gerak involunter, gerakan stereotype dan
kesulitan bernafas. Fleksibilitas air memungkinkan ia untuk bergerak ke segala arah dan memungkinkan
gerakan simetris. Hydrotherapi membantu menjaga kesehatan otot dan saraf. Hal ini meningkatkan
kesehatan secara keseluruhan, yang juga akan menambah kemampuan belajarnya. Kegiatan
menunggang kuda dan hydrotherapy meningkatkan keseimbangan dan membantu mengembangkan
respon yang protektif, juga untuk relaksasi dan kesenangan.
C. Dukungan Gizi
Gizi yang tepat sangat penting bagi pertumbuhan normal dan untuk meningkatkan fungsi mental
dan sosial. Beberapa anak dengan Sindrom Rett dapat “membutuhkan” lemak tinggi dan makanan
berkalori tinggi. Dukungan gizi juga diberikan melalui hidung (selang nasogastrik) atau langsung di
perut.
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/