conference dan operan

34
TIMBANG TERIMA (OPERAN) DAN CONFERENCE DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN Kelompok 13: Budi Yanto Egas A. Da C. Xavier Heronimus Jameun Nazar Mustaqim Rupisa Yasinta PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: egas-xavier

Post on 26-Jan-2016

375 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

bbb

TRANSCRIPT

Page 1: Conference Dan Operan

TIMBANG TERIMA (OPERAN) DAN CONFERENCE

DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Kelompok 13:

Budi Yanto Egas A. Da C. Xavier

Heronimus Jameun

Nazar Mustaqim Rupisa

Yasinta

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

Page 2: Conference Dan Operan

2015

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Puji syukur kehadiran Allah Sang Pengasih yang telah memberikan

kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan

baik sebagaimana yang diharapkan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengasuh yang telah

membimbing penulis menyelesaikan tugas yang Judul “Timbang Terima (Operan)

dan Conference” pada Mata Kuliah “Manajemen Keperawatan” dengan sebaik

mungkin. Penulis sadar bahwa dalam tugas ini banyak terdapat kesalahan dan

kekurangan baik dalam penulisannya maupun isinya. Oleh karna itu, penulis

mengharap kritik dan saran yang sifat nya membangun guna memperbaiki tugas

yang akan datang. akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Semoga Bermanfaat.

Malang, 17 Desember 2015

Kelompok 13

Page 3: Conference Dan Operan

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.1.1.1 Pengertian Timbang Terima

2.1.1.2 Tujuan Timbang Terima

2.1.1.3 Manfaat Timbang Terima

2.1.1.4 Tahapan dan Langkah-langkah dalam Timbang Terima

2.1.1.5 Prosedur dalam Timbang Terima

2.1.1.6 Metode dalam Timbang Terima

2.1.1.7 Efek Timbang Terima

2.1.1.8 Dokumentasi dalam Timbang Terima

2.1.1.9 Skema Timbang Terima

2.1.1.10 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

2.1.1.11 Evaluasi dalam Timbang Terima

2.2 Definisi Pre dan Post Conference

2.2.1 Pre Conference

2.2.2 Post Conference

2.2.3 Tujuan Pre dan Post Conference

2.2.4 Tujuan pre conference adalah:

2.2.5 Tujuan post conference adalah:

2.2.6 Syarat Pre dan Post Conference

2.2.7 Pedoman pelaksanaan conference

Page 4: Conference Dan Operan

2.2.8 Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Conference Dan Operan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri

perawat.  Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif

antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk

komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift

dan konference, yaitu pertemuan tim untuk pembehasan masalah kesehatan dan

timbang terima klien. Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan

klien. Sedangkan konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari

Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena

dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan

akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab

dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan

dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang

diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar

pemberian tindakan keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

2. Apa pengertian conference dan timbang terima?

3. Apa tujuan dan manfaat Conference dan timbang terima?

4. Bagaimana tahapan dan langkah-langkah dalam conference dan timbang

terima!

5. Bagaimana prosedur dan metode dalam conference dan timbang terima!

6. Apa efek dari timbang terima?

7. Bagaimana dokumentasi dalam conference dan timbang terima!

8. Bagaimana skema dan mekanisme kegiatan dari timbang terima!

9. Bagaimana evaluasi dalam timbang terima!

Page 6: Conference Dan Operan

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami pengertian conference dan timbang terima

2. Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat conference dan timbang

terima

3. Mengetahui dan memahami tahapan dan langkah-langkah dalam conference

dan timbang terima

4. Mengetahui dan memahami prosedur dan metode dalam conference dan

timbang terima

5. Mengetahui dan memahami efek dari timbang terima

6. Mengetahui dan memahami dokumentasi timbang terima

7. Mengetahui dan memahami skema dan mekanisme kegiatan dari timbang

terima

8. Mengetahui dan memahami evaluasi dalam timbang terima

Page 7: Conference Dan Operan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

2.1.1 Pengertian Timbang Terima

Timbang terima merupakan suatu sistem komunikasi yang bertujuan

mentransfer informasi yang essensial bagi perawatan klien secara aman dan

holistik (Riegel, 1985). Dengan demikian tersedianya kontinuitas yang lebih baik

dari pelayanan keperawatan antara perawat yang satu dengan lainnya.

Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu

diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage.

Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan

oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008),

Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan,

tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke

perawat yang akan melanjutnya perawatan.

Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam

menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover

adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang

pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah

menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien,

terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.

Timbang terima sering disebut dengan operan atau over hand. Operan adalah

suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan

dengan keadaan klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat,

jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang

sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu.  Informasi yang disampaikan

harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan

sempurna.

Page 8: Conference Dan Operan

2.1.2 Tujuan Timbang Terima

a. Tujuan umum:

Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang

penting.

b. Tujuan Khusus:

- Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)

- Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian

asuhan keperawatan kepada pasien

-  Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat

dinas berikutnya

-   Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi,

mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan

yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan

dalam bekerja. Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:

a) Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan

perasaan perawat.

b) Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan

keputusan dan tindakan keperawatan.

2.1.3 Manfaat Timbang Terima

Manfaat bagi perawat:

1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat

2. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat

3. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna

4. Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien

5. Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan

6. Menimbulkan rasa aman

7. Meningkatkan percaya diri/bangga

Page 9: Conference Dan Operan

Manfaat bagi pasien:

Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum

terungkap, sehingga klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.

Manfaat bagi Rumah sakit:

Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.

2.1.4 Tahapan dan Langkah-langkah dalam Timbang Terima

Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan timbang terima/Operan:

Menurut Lardner et.all (1996) operan memiliki 3 tahapanyaitu:

1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan

tanggungjawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh

perawat jaga sebelumnya.

2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang

melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang

berupa pertukaran informasi yang memungkin adanya komunikasi dua

arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang

datang.

3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung

jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang

menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada

medical record atau pada pasien langsung.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian

shift atau operan jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):

a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.

b. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan

disampaikan.

c. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab

shift selanjutnya meliputi:

Kondisi atau keadaan pasien secara umum

Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan

Page 10: Conference Dan Operan

Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan

d. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan

tidak terburu-buru.

e. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara

langsung melihat keadaan pasien.

2.1.5 Prosedur dalam Timbang Terima

1. Persiapan

a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.

b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

2. Pelaksanaan

Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing

penanggung jawab:

a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.

b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang

terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang

masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum

dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.

c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap

sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan

kepada perawat yang berikutnya.

d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:

Identitas klien dan diagnosa medis.

Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.

Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.

Intervensi kolaborasi dan dependen.

Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan

selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau

pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau

prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.

Page 11: Conference Dan Operan

e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,

tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas

Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas

f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit

kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap

dan rinci.

g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku

laporan ruangan oleh perawat.

(Nursalam, 2002)

2.1.6 Metode dalam Timbang Terima

3 Timbang terima dengan metode tradisional

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di

sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:

a. Dilakukan hanya di meja perawat.

b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan

munculnya pertanyaan atau diskusi.

c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi

secara umum.

d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga

proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya

tidak up to date.

4 Timbang terima dengan metode bedside handover

Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang

sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang

dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau

keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara

umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara

tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada

handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

Page 12: Conference Dan Operan

a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait

kondisi penyakitnya secara up to date.

b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan

perawat.

c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi

pasien secara khusus.

Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan

pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi

penyakit atau persepsi medis yang lain.

Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:

a. Menggunakan Tape recorder

Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan

kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa

one way communication.

b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken

Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.

c. Menggunakan komunikasi tertulis –written

Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record

saja atau media tertulis lain.

Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk

dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode

untuk dikombinasi.

2.1.7 Efek Timbang Terima

Timbang terima atau operan juga memiliki efek-efek yang sangat

mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien.

Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah sebagai berikut:

1. Efek Fisiologi

Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak

gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur

selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat

Page 13: Conference Dan Operan

timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan

gangguan pencernaan.

2. Efek Psikososial

Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis

hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan

mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)

mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat

yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi

pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat

berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan

masyarakat.

3. Efek Kinerja

Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek

fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan

kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan

pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.

4. Efek Terhadap Kesehatan

Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung

terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap

keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.

5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja

Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang

dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi

kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-

rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.

Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan

industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan

cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift

malam.

Page 14: Conference Dan Operan

2.1.8 Dokumentasi dalam Timbang Terima

Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam

komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan

keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen

pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang

efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga

kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan

oleh perawat.

Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:

a. Identitas pasien.

b. Diagnosa medis pesien.

c. Dokter yang menangani.

d. Kondisi umum pasien saat ini.

e. Masalah keperawatan.

f. Intervensi yang sudah dilakukan.

g. Intervensi yang belum dilakukan.

h. Tindakan kolaborasi.

i. Rencana umum dan persiapan lain.

j. Tanda tangan dan nama terang.

Manfaat pendokumentasian adalah:

a. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.

b. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya

tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.

c. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi

mengenai pasien telah dicatat. (Suarli & Yayan B, 2009)

Page 15: Conference Dan Operan

2.1.9 Skema Timbang Terima

Gambar 2.1: Skema timbang terima

PASIEN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA MEDIS MASALAH

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH DILAKUKAN

YANG AKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN KEADAAN PASIEN

MASALAH:- TERATASI

- BELUM

- SEBAGIAN

Page 16: Conference Dan Operan

2.1.10 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA

Pra

Timbang

Terima

1. Kedua kelompok dinas sudah siap dan

berkumpul di Nurse Station.

2. Karu mengecek kesiapan timbang

terima tiap PP.

3. Kelompok yang akan bertugas

menyiapkan catatan (Work Sheet), PP

yang akan mengoperkan, menyiapkan

buku timbang terima & nursing kit.

4. Kepala ruangan membuka acara

timbang terima dilanjutkan dengan doa.

10 menit Nurse

Station

Karu

PP

Pelaksanaan

Timbang

Terima

3 PP dinas pagi melakukan timbang

terima kepada PP dinas sore. Hal-hal

yang perlu disampaikan PP pada saat

timbang terima:

a. Identitas klien dan diagnosa medis

termasuk hari rawat keberapa atau

post op hari keberapa.

b. Masalah keperawatan.

c. Data yang mendukung.

d. Tindakan keperawatan yang

sudah/belum dilaksanakan.

e. Rencana umum yang perlu

dilakukan: Pemeriksaan penunjang,

konsul, prosedur tindakan tertentu.

4 Karu membuka dan memberi salam

kepada klien, PP pagi menjelaskan

tentang klien, PP sore mengenalkan

20 menit Nurse

Station

Disamping

tempat

tidur klien

Karu

PP

PA

Page 17: Conference Dan Operan

anggota timnya dan melakukan validasi

data.

5 Lama timbang terima setiap klien kurang

lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus

yang memerlukan keterangan lebih rinci.

Post timbang

terima

1. Klarifikasi hasil validasi data oleh PP

sore.

2. Penyampaian alat- alat kesehatan.

3. Laporan timbang terima ditandatangani

oleh kedua PP dan mengetahui Karu

(kalau pagi saja).

4. Reward Karu terhadap perawat yang

akan dan selesai bertugas.

5. Penutup oleh karu.

5 menitNurse station Karu

PP

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

(Nursalam, 2008)

Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.

Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab

Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas

Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan

menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.

Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.

Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang cukup

sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi

klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara

langsung di dekat klien.

Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya

dibicarakan di nurse station.

Page 18: Conference Dan Operan

2.1.11 Evaluasi dalam Timbang Terima

1) Evaluasi Struktur

Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia

antara lain: Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift

timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang

dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan

timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.

2) Evaluasi Proses

Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan

oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.

Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang

akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station

kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang

terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang

sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada.

Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat

klarifikasi ke klien.

3) Evaluasi Hasil

Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat

dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan

dengan baik.

Page 19: Conference Dan Operan

2.2 Definisi Pre dan Post Conference

Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.

Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau

malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya

dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.

2.2.1 Pre Conference

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah

selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh

ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya

satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap

perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim (Modul

MPKP, 2006)

Waktu: setelah operan

Tempat: Meja masing-masing tim

Penanggung jawab: Ketua tim atau Pj tim

Kegiatan:

1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara

2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing-masing

perawat pelaksana

3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait

dengan asuhan yang diberikan saat itu.

4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.

5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara

2.2.2 Post Conference

Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang

hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post

conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak

lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)

Waktu: Sebelum operan ke dinas berikutnya.

Tempat: Meja masing-masing tim.

Page 20: Conference Dan Operan

Penanggung jawab: ketua tim atau Pj tim

Kegiatan:

1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.

2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah

diberikan.

3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien

yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.

4) Ketua tim atau Pj menutup acara.

2.2.3 Tujuan Pre dan Post Conference

Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah

secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan

gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk

menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam

pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk

menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu

koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi

pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.

Marelli, et.al, 1997).

2.2.4 Tujuan pre conference adalah:

1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,

merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil

2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan

3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

2.2.5 Tujuan post conference adalah:

Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan

membandingkan masalah yang dijumpai.

Page 21: Conference Dan Operan

2.2.6 Syarat Pre dan Post Conference

a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan

post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan

b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,

perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan

d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan

anggota tim

2.2.7 Pedoman pelaksanaan conference

a. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan

b. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok

c. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa

mendominasi dan memberi umpan balik

d. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic

e. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan

mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang

berbeda

f. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi

g. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin

dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan

2.2.8 Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi

Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah sebagai berikut:

(Ratna Sitorus, 2006).

a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas

pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.

b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing-

masing.

c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi

kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.

Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi:

Page 22: Conference Dan Operan

1. Keluhan utama klien

2. Keluhan klien

3. TTV dan kesadaran

4. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.

5. Masalah keperawatan

6. Rencana keperawatan hari ini.

7. Perubahan keadaan terapi medis.

8. Rencana medis.

d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet

tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi:

1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti: keterlambatan,

kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran

dokter yang dikonsulkan.

2) Ketepatan pemberian infuse.

3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.

4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.

5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,

6) Ketepatan dokumentasi.

e. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

f. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan

kemajuan masing –masing perawatan asosiet.

g. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat

diselesaikan.

Page 23: Conference Dan Operan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan)

yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002). Tujuan umum timbang

terima adalah Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi

yang penting. Sedangkan tujuan khususnya diantaranya ialah menyampaikan

kondisi dan keadaan pasien dan menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Manfaat timbang terima bagi perawat diantaranya adalah meningkatkan

kemampuan komunikasi antar perawat, menjalin suatu hubungan kerjasama dan

bertanggungjawab antar perawat. Manfaat bagi klien adalah klien mendapatkan

pelayanan kesehatan yang optimal. Dan bagi Rumah Sakit adalah meningkatkan

pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.

Tiga tahapan dalam timbang terima yaitu: Persiapan yang dilakukan oleh

perawat yang akan melimpahkan tanggung jawab, Pertukaran shift jaga, dan

Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab

dan tugas yang dilimpahkan.

Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.

Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau

malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya

dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah

selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh

ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya

satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap

perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim (Modul

MPKP, 2006)

Page 24: Conference Dan Operan

Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang

hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post

conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak

lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)