56036028 hukum 1 in

Upload: angga-yonanda-pratama

Post on 12-Jul-2015

182 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUKUM PERUSAHAANIrna Nurhayati Bagian Hukum Dagang FH UGM

Bentuk-Bentuk Perusahaan Perusahaan perseorangan (SoleProprietorship) Perusahaan persekutuan (partnership) - Maatschap, Fa, CV Perusahaan korporasi (corporation) - PT, BUMN (UU 19/1960: pelayanan umum, kepentingan umum, profit), UU 9/1969: Persero, Perjan, Perum)-(UU 19/2003: Persero, Perum), Kop, Yayasan

Perkumpulan Merupakan induk/bentuk asal dari segala bentuk persekutuan dalam bidang bisnis Unsur dominan: - kepentingan bersama - kehendak bersama - tujuan bersama - kerjasama

Perkumpulan: berbadan hukum & tidak berbadan hukum Perkumpulan berbadan hukum: - pendirian dg akta notaris - akta pendirian disahkan oleh menteri - pendaftaran - pengumuman pada TBN Badan hukum: kekayaan terpisah, tujuan tertentu, kepentingan sendiri, organisasi teratur

Maatschap Pengaturan Pasal 1618-1652 KUHPer Pengertian: perjanjian antara 2 org atau lebih yg mengikatkan diri utk memasukkan sesuatu ke dalam perserikatan dg maksud membagi keuntungan/kemanfaatan yg diperoleh karenanya Inbreng: bagian berupa uang, benda/tenaga baik lahiriah maupun kejiwaan yg dimasukkan ke dalam perseroan

Sifat kepribadian masing-masing sekutu dominan Cara pendirian: perjanjian Syarat pendirian: Pasal 1320 KUHPer, tidak dilarang oleh hukum, tidak bertentangan dg ketertiban umum, mencapai tujuan bersama berupa keuntungan

Jenis: - maatschap umum: penentuan inbreng secara umum tdk ada perincian baik jenis, sifat maupun jumlahnya. Ini dilarang karena akan menyulitkan dalam pembagian keuntungan secara adil - maatschp khusus: inbreng dinyatakan secara rinci Keuntungan harus dinikmati bersama, tdk boleh ditentukan hanya akan dinikmati anggota sekutu tertentu, karena akan melanggar asas kerjasama utk kepentingan bersama

Beheer & beschikking - Beheer: perbuatan yg perlu/biasa dilakukan dlm pengurusan persekutuan - Beschikking: perbuatan yg mengakibatkan perubahan yg tdk khusus diperlukan, hrs dg kesepakatan Pengurusan bisa diatur sekaligus dlm akta pendirian (gerant statutaire) atau dlm akta tersendiri (gerant mandataire)

Pembagian keuntungan: - diatur dlm perjanjian pendirian Ketentuan: tdk boleh hanya ditentukan bagi sekutu tertentumelanggar asas kerjasama untuk kepentingan bersama Pasal 1635 ayat (10) KUH Perdata - tdk diatur dlm perjanjian pendirian (asas keseimbangan pemasukan-Pasal 1633 ayat (1) KUH Perdata)

Berakhirnya maatschap: - hancurnya benda obyek maatschap - pengakhiran oleh salah seorang anggota - lampau waktu - pengakhiran oleh hakim - selesainya perbuatan utk mendapat keuntungan maatschap - kematian seorang sekutu - pengampuan/kepailitan seorang sekutu - suara bulat seluruh sekutu - berlakunya syarat bubar

Firma Pengaturan: Pasal 15-35 KUHD Pengertian: tiap perserikatan perdata yg didirikan utk menjalankan perusahaan dg nama bersama Merupakan perserikatan perdata khusus: - menjalankan perusahaan - memakai nama bersama - sistem pertanggungjawaban tanggung renteng Sifat kepribadian dominan

Cara pendirian: - lisan - tertulis (hrs dg akta resmi, hrs didaftarkan & diumumkan dlm majalah resmi) kelalaian mengakibatkan Fa dianggap menjalankan semua urusan, dianggap didirikan utk waktu tdk terbatas, tdk ada seorang sekutu yg dikecualikan dari kewenangan bertindak & menandatangani surat bagi Fa)

Perikatan antar sekutu Fa: - hubungan ke dalam (pembagian untung rugi, beheer & beschikking dst.) - hubungan ke luar (pertanggungjawaban tanggung renteng) Mempunyai kekayaan terpisah Berakhirnya Faberakhirnya Maatschap

Persekutuan Komanditer/CV Pengaturan: Pasal 19-21 KUHD Pengertian: persekutuan antara 2 orang atau lebih sekutu yg bertanggung jawab secara pribadi utk seluruhnya pada 1 pihak, & seorang atau lebih sekutu yg hanya menyerahkan uang pada pihak lain Jenis sekutu: - sekutu kerja/sekutu komplementer/sekutu aktif - sekutu tdk kerja/sekutu komanditer/sekutu tidak aktif

Jenis CV: - CV diam-diam - CV terang-terangan - CV atas saham Sifat kepribadian: pada CV diam-diam & terang-terangan masih dominan, sedangkan utk CV atas saham tidak, karena orientasi modal sudah melalui pembagian saham seperti pada PT Persamaan & perbedaan CV atas saham-PT: - modal sama-sama terbagi atas saham - sama-sama mengenal sistem pengawasan (komisaris) - sekutu komplementer diangkat seumur hidup, PT tdk

Cara pendirian CV Beheer & beschikking Kekayaan terpisah Perikatan antar sekutu CV Bubarnya CV

Perseroan Terbatas Dasar hukum: UU No. 40 Th 2007 Latar belakang amandemen: - perekonomian nasional perlu didukung kelembagaan perekonomian yg kokoh - perlunya UU yg menjamin terselenggaranya iklim dunia usaha yg kondusif - UUPT No. 1 Th 1995 sdh tdk sesuai lagi dgn perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat

Pengertian PT: badan hukum yg merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dg modal dasar yg seluruhnya terbagi dalam saham & memenuhi persyaratan yg ditetapkan dalam UU ini Status PT: Badan hukum

Karakteristik PT: pemegang saham tdk bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yg dibuat atas nama PT & tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi saham yg dimiliki (Pasal 3 ayat (1)).

Karakteristik ini dpt diterobos dlm hal2 tertentu (piercing the corporate veil) Pasal 3 ayat (2): a. PT belum sebagai badan hukum b. pemegang saham memanfaatkan PT utk kepentingan pribadi c. pemegang saham terlibat dlm perbuatan melawan hukum PT d. pemegang saham menggunakan kekayaan PT yg mengakibatkan kekayaan PT tdk cukup utk melunasi utang PT

Pendirian, AD, Pendaftaran dan Pengumuman. Pendirian PT dituangkan ke dalam akta otentik, untuk menjadi bahan hukum harus disahkan oleh Menteri (Pasal 7 ayat (4) UUPT). Permohonan pengesahan PT sebagai badan hukum melalui sisminbakum (Pasal 9 ayat (1) UUPT). Perlu dilakukan pendaftaran dalam Daftar Perseroan, juga pengumuman oleh Menteri dalam TBN (Pasal 29 & 30 UUPT) Faham pendirian PT adalah perjanjian (Pasal 7 ayat (1) UUPT)bila jangka waktu 6 bln kemudian tidak terpenuhi PT dapat dibubarkan Fungsi akta pendirian PT: intern & ekstern

Perbuatan hukum sebelum PT menjadi badan hukum (Pasal 12, 13, 14 UUPT): a. perbuatan hukum calon pendiri utk kepentingan PT mengikat PT bila RUPS pertama secara tegas menyatakan menerima atau mengambil alih semua hak & kewajiban b. perbuatan hukum atas nama PT yg belum berstatus badan hukum oleh direksi, pendiri, & komisaris karena hukum mengikat PT setelah PT menjadi badan hukum c. perbuatan hukum pendiri sebelum PT menjadi badan hukum mengikat PT yg sudah menjadi badan hukum bila disetujui oleh semua pemegang saham dalam RUPS yg dihadiri semua pemegang saham

Macam PT: PT Terbuka dan PT Tertutup. PT Tertutup: modal dasar Rp50 juta (Pasal 32 UUPT). PT Terbuka: di belakang nama PT diberi tanda Tbk, biasanya go public di pasar modal (jumlah pemegang saham minimum 300 orang, saham disetor minimum Rp300 milyar) Modal (Pasal 31UUPT): modal dasar (seluruh nilai nominal saham), modal disetor, modal ditempatkan. Minimum 25% dr modal dasar hrs ditempatkan & disetor. Modal PT dapat dilakukan penambahan (Pasal 41 UUPT) juga pengurangan (Pasal 44 UUPT)

Saham PT Saham: saham atas nama (Pasal 48 UUPT). Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan. Saham memberikan kepada pemiliknya hak menghadiri & bersuara dalam RUPS, hak atas dividen & sisa kekayaan hasil likuidasi (Pasal 52 UUPT) Peralihan saham kepada pihak lain dengan akta pemindahan hak (Pasal 56 UUPT) PT dapat membeli kembali saham yg telah dikeluarkan PT --buy back-- (Pasal 37 UUPT) Buy back dengan persetujuan RUPS atau komisaris bila RUPS memberikan mandat

Organ PT: RUPS, direksi, dewan komisaris (Pasal 75, 92, 108 UUPT) RUPS mempunyai wewenang yg tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris. Jenis RUPS: RUPS tahunan & RUPS lainnya Direksi menjalankan pengurusan PT untuk kepentingan PT & sesuai dg maksud & tujuan PT Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan PT & usaha PT, & memberi nasihat kepada Direksi. Dewan Pengawas Syariah: pada PT yg menjalankan usaha dg prinsip syariah

Tanggung jawab direksi Direksi bertanggung jawab atas pengurusan PT dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab (Pasal 97) Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi bila melakukan kesalahan/kelalaian dalam pengurusan PT, bila direksi lebih dari satu orang tanggung jawab tanggung renteng Tanggung jawab penuh secara pribadi direksi tidak berlaku bila direksi dapat membuktikan: kerugian bukan karena kesalahan/kelalaiannya, telah melakukan pengurusan dg itikad baik & kehati-hatian, tidak mempunyai konflik kepentingan dg perbuatan penyebab kerugian, telah mengambil langkah pencegahan kerugian yg lebih besar Pemegang saham (mewakili 1/10 saham) dapat mengajukan gugatan ke PN

Tanggung jawab komisaris Bertanggung jawab terhadap pengawasan PT dg itikad baik & kehati-hatian (Pasal 114) bertanggung jawab penuh secara pribadi bila melakukan kesalahan/kelalaian dalam menjalankan tugasnya, bila komisaris lebih dari satu orang tanggung jawab tanggung renteng Tanggung jawab penuh secara pribadi komisaris tidak berlaku bila komisaris dapat membuktikan: telah melakukan pengawasan dg itikad baik & kehati-hatian, tidak mempunyai konflik kepentingan dg perbuatan penyebab kerugian, telah memberikan nasehat kepada direksi untuk mencegah kerugian yg lebih besar Pemegang saham (mewakili 1/10 saham) dapat mengajukan gugatan ke PN

Good Corporate Governance (GCG) (responsibility, accountability, transparency, fairness), + independency (Ind)---kepada stake holders Corporate Social Responsibility (Pasal 74 UUPT) Perseroan yg menjalankan kegiatan usaha di bidang &/ terkait dg SDA wajib melaksanakan tanggung jawab sosial & lingkungan

Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan (Pasal 122 UUPT, PP No 27 Tahun 1998, PP No 28 Tahun 1999, Kep Ketua Bapepam No 52/PM/1997 Perat No IX.G.1 ) Dengan keputusan RUPS Harus memperhatikan: kepentingan pemegang saham minoritas, karyawan PT, kreditur & mitra usaha PT, masyarakat, & persaingan usaha yg sehat Penggabungan & peleburan PT mengakibatkan PT berakhir karena hukum--tanpa likuidasi PT Konsekuensi: aktiva pasiva, pemegang saham beralih kepada PT yg menerima

Pengambilalihan saham: terhadap saham yg telah/akan dikeluarkan PT, melalui direksi/pemegang saham, menyebabkan beralihnya saham pengendali Pemegang saham yg tidak setuju mempunyai hak untuk meminta PT membeli sahamya dg harga wajar (Pasal 62) Pemisahan: murni (seluruh aktiva pasiva beralih, PT berakhir karena hukum) & tidak murni (sebagian aktiva pasiva beralih, PT tetap eksis)

Pemeriksaan PT (Pasal 138 UUPT) Untuk mendapatkan data dalam hal: - Perseroan melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga; atau - anggota Direksi atau Dewan Komisaris melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan Perseroan atau pemegang saham atau pihak ketiga. Pembagian keuntungan Dari income PT setelah dikurangi seluruh biaya yang dikeluarkan

Pembubaran PT (Pasal 142 UUPT): berdasarkan keputusan RUPS, jangka waktu berdirinya sesuai dengan AD sudah berakhir, berdasarkan penetapan pengadilan, dalam hal dicabutnya kepailitan harta pailit PT tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan, harta PT pailit berada dalam keadaan insolvensi, dicabutnya ijin usaha PT sehingga mewajibakan PT melakukan likuidasi. Berakhirnya PT wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau kurator. Selesainya likuidasi mengakibatkan PT badan hukum berakhir

BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Jenis: Persero & Perum

Maksud dan tujuan pendirian BUMN: a. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; b. mengejar keuntungan; c. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; d. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; e. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Modal BUMN berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan Kekayaan Negara yang dipisahkan adalah kekayaan negara yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk dijadikan penyertaan modal negara pada Persero dan/atau Perum serta perseroan terbatas lainnya.

Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Organ Persero: a. RUPS b. Direksi c. Komisaris Organ Perum: a. Menteri b. Direksi c. Dewan Pengawas

Koperasi Landasan Pancasila dan UUD 1945, dg asas kekeluargaan. Koperasi: badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hokum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan (Pasal 1 UU 25 Tahun 1992). Prinsip: keanggotaan secara sukarela & terbuka, pengelolaan secara demokratis, pembagian SHU secara adil sesuai jasa anggota, pemberian balas jasa secara terbatas terhadap modal, dan kemandirian.

Jenis: Koperasi Primer & Koperasi Sekunder. Pendirian koperasi disesuaikan dengan bentuk koperasinya, yaitu Koperasi Primer didirikan oleh minimum 20 orang, sementara koperasi sekunder oleh minimum 3 koperasi. Pendirian dengan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar Koperasi.

Organ dalam koperasi meliputi Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Rapat Anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Pengurus bertugas mengelola usaha koperasi dengan supervisi dari Pengawas.

Berakhirnya koperasi: a. keputusan Rapat Anggota b. keputusan Pemerintah (bila tidak memenuhi UUK, kegiatan usaha bertentangan dg tibum &/ kesusilaan, kelangsungan hidup tidak dapat diharapkan)

Yayasan UU No 16 Tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan UU No 28 Tahun 2004 Pengertian: suatu badan hukum yg mempunyai maksud & tujuan bersifat sosial, keagamaan & kemanusiaan, didirikan dg memperhatikan persyaratan formal yg ditentukan dalam UU

Pendirian yayasan dg akta notaris Status badan hukum diperoleh setelah akta pendirian disahkan Menteri, diikuti pendaftaran & pengumuman Organ: Pembina, Pengurus, Pengawas Berakhirnya yayasan: jangka waktu yg ditetapkan berakhir, tujuan yg ditetapkan tercapai, putusan pengadilan (yayasan melanggar tibum & kesusilaan, tidak mampu membayar utang setelah dinyatakan pailit, harta kekayaan yayasan tidak cukup melunasi utang setelah pernyataan pailit dicabut

Holding Company Pengertian: suatu susunan perusahaan yg secara yuridis mandiri, satu dengan lainnya merupakan satu kesatuan ekonomi dipimpin oleh suatu perusahaan induk.

Ciri/unsur: secara ekonomi ada kesatuan, secara yuridis jumlah jamak Makna pimpianan sentral: pelaksanaan kewenangan yg menentukan menyangkut kebijakan dan masa depan perusahaan Faktor penentu: pemilikan saham, perjanjian, faktor faktual

Motif pendirian perusahaan kelompok: - perluasan usaha - penyebaran risiko - persaingan usaha - kebutuhan modal baru

Konstruksi perusahaan kelompok:

1.Perusahaan induk mempunyai saham pada beberapa perusahaan anak 2.Perusahaan induk mempunyai sham pada beberapa perusahaan anak dan perusahaan cucu 3.Dua perusahaan induk mempunyai masing yg saling terikat baik karena kontrak maupun karena kepemilikan saham 4.Tidak ada perusahaan induk, tetapi perusahaan yg tergabung saling berpartisipasi dalam modal

Lingkup hukum perusahaan kelompok: - ekstern (ketentuan yg mengatur kepentingan yg bersifat hubungan keluar) - intern (ketentuan yg terkait dg struktur intern perusahaan kelompok sbg keseluruhan, struktur pimpinan sentral dan pelaksanaan pimpinan perusahaan kelompok) Sifat perusahaan kelompok: - vertikal: perusahaan yg tersusun merupakan mata rantai dari perusahaan yg melakukan produksi (integrasi) - horisontal: perusahaan yg tersusun masing2 bergerak di bidang usaha yg beragam (diversifikasi/konglomerat)

Bentuk kerjasama perusahaan kelompok: - fusi/merger Jenis: - Sisi ekonomi (merger horisontal dan merger vertikal) - Metoda terjadinya: merger perusahaan, merger saham, merger yuridis - joint venture Faktor terjadinya adl kehendak bersama, wujudnya perjanjian - pengambilalihan/akuisisi = merger. Perbedaan: pada merger perusahaan yg bekerjasama berada pada level yg sama, pada akuisisi tdk. Dasar kerjasama pada merger adl kesepakatan dan kesediaan, pada akuisisi dpt terjadi secara bersahabat atau secara terpaksa. - pendirian perusahaan anak (alasan suksesi)

Hubungan dlm perusahaan kelompok: 1. Perusahaan dg perusahaan kelompok: - mempunyai hak dan kewajiban sendiri2 - saling memberi jaminan dlm pembiayaan - pengurus perusahaan anak harus bertindak sesuai arahan dari alat perlengkapan perusahaan 2. Perusahaan dg pihak ketiga: - mempunyai hak kewajiban sendiri2 - perusahaan induk dpt turut bertanggung jawab