52578553-1-fraktur-iga

Upload: arya-kusuma

Post on 14-Apr-2018

344 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 52578553-1-FRAKTUR-IGA

    1/6

    Yarah Azzilzah

    FRAKTUR IGA

    GOLDEN DIAGNOSIS

    Nyeri tekan dada dan bertambah sewaktu batuk, bernafas dalam/bergerak, sesak nafas,krepitasi, deformitas.

    DEFINISI

    Fraktur pada iga (costae) merupakan kelainan tersering yang diakibatkan trauma

    tumpul pada dinding dada.

    Trauma tajam lebih jarang mengakibatkan fraktur iga, oleh karena luas permukaan

    trauma yang sempit, sehingga gaya trauma dapat melalui sela iga.

    ETIOLOGI

    Penyebab fraktur costae:

    Trauma tumpul penyebab tersering, biasanya akibat kecelakaan lalulintas,kecelakaan pada pejalan kaki, jatuh dari ketinggian, atau jatuh pada dasar yang

    keras atau akibat perkelahian. bila tidak terdapat hubungan antarafragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih(karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi

    Trauma tembus luka tusuk dan luka tembak. bila terdapat hubunganantara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karenaadanya perlukaan kulit.

    KLASIFIKASI

    Menurutjumlah costa yang mengalami fraktur dapat dibedakan

    Fraktur simple Fraktur multiple

    Menurutjumlah fraktur pada setiap costa dapat

    Fraktur segmental

    Fraktur simple

    Fraktur comminutif

    Menurut letak fraktur dibedakan :

    Superior (costa 1-3 )

    Median (costa 4-9)

    Inferior (costa 10-12 ).

    Menurut posisi : Anterior,

    Lateral

    Posterior.

    Ada beberapa kasus timbul fraktur campuran, seperti pada kasus Flail chest, dimana pada

    keadaan ini terdapat fraktur segmental, 2 costa atau lebih yang letaknya berurutan

    PATOFISIOLOGI

    Costae tulang pipih dan memiliki sifat yang lentur. Pada anak costae masih

    sangat lentur sehingga sangat jarang dijumpai fraktur iga pada anak.

  • 7/30/2019 52578553-1-FRAKTUR-IGA

    2/6

    Yarah Azzilzah

    Costae merupakan salah satu komponen pembentuk rongga dada yang berfungsi

    memberikan perlindungan terhadap organ di dalamnya dan yang lebih penting

    adalah mempertahankan fungsi ventilasi paru.

    Fraktur costae dapat terjadi akibat trauma yang datangnya dari arah depan, samping,

    ataupun dari belakang.

    Costae, tulang yang sangat dekat dengan kulit dan tidak banyak memiliki pelindung

    akibatnya trauma dada trauma costae.

    Iga 1 3 paling jarang fraktur, karena dilindungi oleh struktur tulang dari

    bahu, tulang skapula, humerus, klavikula, dan seluruh otot-otot. Kalo fraktur

    kemungkinan cedera pembuluh darah besar.

    Iga 4 9 paling sering fraktur, kemungkinan cedera jantung dan paru

    Iga 10 12 agak jarang fraktur, karena costae 10-12 ini mobil, tapi kalo

    fraktur kemungkinan cedera organ intraabdomen.

    GEJALA DAN TANDA

    Nyeri tekan, crepitus dan deformitas dinding dada

    Adanya gerakan paradoksal

    Tandatanda insuffisiensi pernafasan : Cyanosis, tachypnea,

    Kadang akan tampak ketakutan dan cemas, karena saat bernafas bertambah nyeri.

    periksa paru dan jantung,dengan memperhatikan adanya tanda-tanda pergeseran

    trakea, pemeriksaan ECG, saturasi oksigen

    periksa abdomen terutama pada fraktur costa bagian inferior :diafragma, hati, limpa,

    ginjal dan usus periksa tulang rangka: vertebrae, sternum, clavicula, fungsi anggota gerak

    Gerakan dinding dada

    terhambat/asimetris

    Lengkung iga akan lebih melengkung

    lagi ke arah lateral

    Fraktur iga

    Terjadi pendorongan ujung-ujung

    fraktur masuk ke rongga pleura

    Kerusakan struktur &

    jaringan

    Trauma kompresi anteroposterior dari

    rongga thorax

    Stimulasi saraf

    Nyeri dada

    Gangguan ventilasi

    Sesak nafas

    HemotoraksPneumothoraks

    Krepitasi

  • 7/30/2019 52578553-1-FRAKTUR-IGA

    3/6

    Yarah Azzilzah

    nilai status neurologis: plexus bracialis, intercostalis, subclavia.

    DIAGNOSIS

    Sebanyak 25% dari kasus fraktur costae tidak terdiagnosis dan baru terdiagnosis setelah

    timbul komplikasi, sperti hematothoraks dan pneumothoraks.

    1. Anamnesis Nyeri dada biasanya menetap pada satu titik, bertambah berat saat bernafas.

    Bernafas (inspirasi) rongga dada mengembang menggerakkan fragmen

    costa yang patah menimbulkan gesekan antara ujung fragmen dengan

    jaringan lunak sekitar rangsangan nyeri

    Sesak nafas atau bahkan saat batuk keluar darah mengindikasikan adanya

    komplikasi cedera pada paru.

    Mekanisme trauma

    2. Pemeriksaan fisik

    Airway- look benda2 asing di jalan nafas, fraktur tulang wajah, fraktur laring,

    fraktur trakea

    - listen Dapat bicara, ngorok, berkumur-kumur, stridor

    - feel

    Breathing

    - Look pergerakan dinding dada (asimetris/simetris), warna kulit, memar,

    deformitas, gerakan paradoksal.

    - Listen vesikular paru, suara jantung, suara tambahan

    - Feel krepitasi, nyeri tekan

    Ciculation- Tingkat kesadaran

    - Warna kulit

    - Tanda-tanda laserasi

    - Perlukaan eksternal

    Disability

    - Tingkat kesadaran

    - Respon pupil

    - Tanda-tanda lateralisasi

    - Tingkat cedera spinal

    Exposure

    3. Pemeriksaan penunjang

    Rontgen standar

    - Rontgen thorax anteroposterior dan lateral dapat membantu diagnosis

    hematothoraks dan pneumothoraks ataupun contusio pulmonum,

    mengetahui jenis dan letak fraktur costae.

    - Foto oblique diagnosis fraktur multiple.

    EKG

    Monitor laju nafas, analisis gas darah

    Pulse oksimetri

    DIAGNOSIS BANDING

  • 7/30/2019 52578553-1-FRAKTUR-IGA

    4/6

    Yarah Azzilzah

    Contusio dinding dada

    Fraktur sternum

    Flail chest

    PENATALAKSANAAN

    a. Primary survey1) Airway dengan kontrol servikal

    Penilaian:

    Perhatikan patensi airway (inspeksi, auskultasi, palpasi)

    Penilaian akan adanya obstruksi

    Management:

    Lakukan chin liftdan ataujaw thrustdengan kontrol servikal in-line immobilisasi

    Bersihkan airway dari benda asing.

    2) Breathing dan ventilasiPenilaian

    Buka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan kontrol servikal in-

    line immobilisasi

    Tentukan laju dan dalamnya pernapasan

    Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat

    deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot

    tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya.

    Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor

    Auskultasi thoraks bilateral

    Management:

    Pemberian oksigen

    Pemberian analgesia untuk mengurangi nyeri dan membantu pengembangan

    dada: Morphine Sulfate. Hidrokodon atau kodein yang dikombinasi

    denganaspirin atau asetaminofen setiap 4 jam.

    Blok nervus interkostalis dapat digunakan untuk mengatasi nyeri berat akibat

    fraktur costae

    - Bupivakain (Marcaine) 0,5% 2 sampai 5 ml, diinfiltrasikan di sekitar n.

    interkostalis pada costa yang fraktur serta costa-costa di atas dan di

    bawah yang cedera

    - Tempat penyuntikan di bawah tepi bawah costa, antara tempat frakturdan prosesus spinosus. Jangan sampai mengenai pembuluh darah

    interkostalis dan parenkim paru

    Pengikatan dada yang kuat tidak dianjurkan karena dapat membatasi

    pernapasan.

    3) Circulation dengan kontol perdarahan

    Penilaian

    Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal

    Mengetahui sumber perdarahan internal

    Periksa nadi: kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus. Tidak

    diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda diperlukannya

  • 7/30/2019 52578553-1-FRAKTUR-IGA

    5/6

    Yarah Azzilzah

    resusitasi masif segera.

    Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.

    Periksa tekanan darah

    Management:

    Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal

    Pasang kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darah untuk

    pemeriksaan rutin, kimia darah, golongan darah dan cross-match serta Analisis

    Gas Darah (BGA).

    Beri cairan kristaloid 1-2 liter yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat

    Transfusi darah jika perdarahan masif dan tidak ada respon os terhadap

    pemberian cairan awal.

    Pemasangan kateter urin untuk monitoring indeks perfusi jaringan.

    4) Disability

    Menilai tingkat kesadaran memakai GCS Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi tanda-tanda

    lateralisasi.

    5) Exposure/environment

    Buka pakaian penderita

    Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan temapatkan pada ruangan yang

    cukup hangat.

    b. Tambahan primary survey

    Pasang monitor EKG

    Kateter urin dan lambung

    Monitor laju nafas, analisis gas darah

    Pulse oksimetri

    Pemeriksaan rontgen standar

    Lab darah

    c. Resusitasi fungsi vital dan re-evaluasi

    Re-evaluasi penderita

    Penilaian respon penderita terhadap pemberian cairan awal

    Nilai perfusi organ (nadi, warna kulit, kesadaran, dan produksi urin) serta

    awasi tanda-tanda syok.

    d. Secondary survey

    1)Anamnesis AMPLE dan mekanisme trauma2) Pemeriksaan fisik

    Kepala dan maksilofasial

    Vertebra servikal dan leher

    Thorax

    Abdomen

    Perineum

    Musculoskeletal Neurologis

  • 7/30/2019 52578553-1-FRAKTUR-IGA

    6/6

    Yarah Azzilzah

    Reevaluasi penderita

    e. Terapi definitif

    f. Rujuk

    Pasien dirujuk apabila rumah sakit tidak mampu menangani pasien karenaketerbatasan SDM maupun fasilitas serta keadaan pasien yang masih

    memungkinkan untuk dirujuk.

    Tentukan indikasi rujukan, prosedur rujukan, dan kebutuhan penderita selama

    perjalanan serta komunikasikan dnegan dokter pada pusat rujukan yang dituju.

    PROGNOSIS

    Fraktur costae pada anak dengan tanpa komplikasi memiliki prognosis baik.

    Fraktur costae pada orang dewasa, penyambungan tulang relatif lebih lama dan

    biasanya disertai komplikasi.

    KOMPLIKASI

    Atelektasis

    Pneumonia

    hematotoraks

    pneumotoraks

    cidera a.intercostalis, pleura visceralis, paru maupun jantung

    laserasi jantung.

    Fraktur 1-2 iga tanpa adanya penyulit/kelainan lain : konservatif (analgetika)

    2. Fraktur >2 iga : waspadai kelainan lain (edema paru, hematotoraks, pneumotoraks)

    3. Penatalaksanaan pada fraktur iga multipel tanpa penyulit pneumotoraks, hematotoraks, atau

    kerusakan organ intratoraks lain, adalah:

    Analgetik yang adekuat (oral/ iv / intercostal block)

    Bronchial toilet

    Cek Lab berkala : Hb, Ht, Leko, Tromb, dan analisa gas darah

    Cek Foto Ro berkala

    Dengan blok saraf interkostal, yaitu pemberian narkotik ataupun relaksan otot

    merupakan pengobatan yang adekuat. Pada cedera yang lebih hebat, perawatan rumah sakit

    diperlukan untuk menghilangkan nyeri, penanganan batuk, dan pengisapan endotrakeal.