5. catatan perkembangan

28
5. Catatan Perkembangan Tabel 8 Catatan Perkembangan No NO DX Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan Paraf 1. I Kamis 08 Mei 2014 08.00 08.05 S : - klien mengatakan nyerinya berkurang - klien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak O : - Ekspresi wajah nampak meringis - Skala nyeri 7(0-10) - Tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg N : 88x/menit P : 24 x/menit S : 36,5 o c A : - Tujuan belum teratasi P : - Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5 I : 1. Mengkaji nyeri, catat lokasi, karakteristik dan beratnya dengan cara melihat ekspresi wajah klien dan menyakan kepada klien seperti apa nyeri yang dirasakan. Hasil : Lokasi nyeri pada daerah operasi, skala nyeri 6 (0-10), tipe nyeri berat 2. Mengobservasi tanda-tanda vital dengan cara : - Mengobservasi tekanan darah dengan manset, tensi meter pada lengan kiri, dengan posisi klien berbaring terlentang ditempat tidur. - Mengukur suhu tubuh dengan posisi klien berbaring terlentang ditempat tidur. - Mengukur suhu tubuh dengan meletakkan termometer pada aksila selama 5 menit - Menghitung denyut nadi dengan teraba arteri radialis selama 1 menit. - Menghitung pernapasan dengan memperhatikan pergerakkan klien selama 1 menit Hasil : TD :110/70 mmHg

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 08-Jul-2015

207 views

Category:

Devices & Hardware


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5. catatan perkembangan

5. Catatan Perkembangan

Tabel 8

Catatan Perkembangan

No NO

DX

Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan Paraf

1. I Kamis

08 Mei 2014

08.00

08.05

S :

- klien mengatakan nyerinya berkurang

- klien mengatakan nyeri bertambah saat

bergerak

O :

- Ekspresi wajah nampak meringis

- Skala nyeri 7(0-10)

- Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

N : 88x/menit

P : 24 x/menit

S : 36,5 oc

A :

- Tujuan belum teratasi

P :

- Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5

I :

1. Mengkaji nyeri, catat lokasi,

karakteristik dan beratnya dengan cara

melihat ekspresi wajah klien dan

menyakan kepada klien seperti apa

nyeri yang dirasakan.

Hasil :

Lokasi nyeri pada daerah operasi, skala

nyeri 6 (0-10), tipe nyeri berat

2. Mengobservasi tanda-tanda vital

dengan cara :

- Mengobservasi tekanan darah

dengan manset, tensi meter pada

lengan kiri, dengan posisi klien

berbaring terlentang ditempat

tidur.

- Mengukur suhu tubuh dengan

posisi klien berbaring terlentang

ditempat tidur.

- Mengukur suhu tubuh dengan

meletakkan termometer pada

aksila selama 5 menit

- Menghitung denyut nadi dengan

teraba arteri radialis selama 1

menit.

- Menghitung pernapasan dengan

memperhatikan pergerakkan klien

selama 1 menit

Hasil :

TD :110/70 mmHg

Page 2: 5. catatan perkembangan

08.10

08.15

08.30

N : 88x/menit

P : 24x/menit

S : 36,5 0c

3. Mengajarkan teknik relaksasi dengan

cara klien disuruh menarik nafas

panjang kemudian dihembuskan secara

perlahan-lahan.

Hasil : klien dapat melakukan teknik

nafas dalam dengan cara menarik nafas

panjang kemudian dihembuskan secara

perlahan-lahan

4. Mempertahankan istirahat dengan

posisi terlentang

Hasil :

Klien nyaman dalam posisi terlentang

5. Memberikan injeksi yaitu antrain

1A/IV/8jam dengan cara obat

dimasukkan kedalam spoit kemudian

disuntikan melalui selang infus

Hasil : injeksi antrain 1A/IV/8 jam.

E :

- Klien dapat melakukan teknik nafas

dalam

- Klien mengatakan masih merasa nyeri

- Skala nyeri 6(0-10)

- Wajah nampak meringis

- Injeksi antrain 1A/IV/8jam

- TTV :

TD : 120/80 mmHg

N : 88x/menit

P : 24x/menit

S : 36,5 oc

2. II Kamis

08 Mei 2014

08.55

S:

- Klien mengatakan aktivitasnya dibantu

oleh keluarga

- Klien mengatakan belum dapat

bergerak bebas karena nyeri bila

bergerak

O :

- Klien tampak beristirahat di tempat

tidur

A :

- Tujuan belum teratasi

P :

- Lanjutkan intervensi

I :

1. Mengobservasi tingkat kemampuan

mobilitas klien

Hasil :

Klien mengatakan belum dapat

Page 3: 5. catatan perkembangan

09.00

09.30

09.35

bergerak secara bebas

2. Membantu klien dalam memenuhi

kebutuhan aktivitas sehari-hari

Hasil :

Aktivitas klien masih dibantu oleh

keluarga dan perawat jaga

3. Membantu klien melakukan gerakan-

gerakkan sendi secara aktif

Hasil :

Klien mengatakan ssudah bisa sedikit

menekuk lutunya.

4. Menganjurkan keluarga klien untuk

turut membantu melatih dan

memberikan motivasi pada klien

Hasil :

Keluarga klien nampak ikut serta

membantu melatih dan memberikan

motivasi pada klien

E :

- klien mengatakan aktivitasnya masih di

bantu oleh keluarga dan perawat

klien tampak masih beristirahat diatas

tempat tidur.

3. III Kamis

08 Mei 2014

09.40 S :

- Klien mengatakan segar setelah

dimandikan oleh perawat

- Klien mengatakan nyaman setelah di

rapikan rambutnya dan di bersihkan

daerah genetalia nya

O :

- Penampilan klien nampak bersih dan

rapi

- Kuku nampak bersih

A :

- Tujuan tercapai

P : Pertahankan intervensi

4. IV Kamis

08 Mei 2014

S :

-

O :

- Luka tampak bersih

- Luka masih basah

- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

- Tampak terpasang verban pada daerah

luka

A :

- Tujuan belum tercapai

P : Lanjutkan intervensi

Page 4: 5. catatan perkembangan

09,50

10.00

10.10

10.20

1. Mengobservasi keadaan luka klien jika

terjadi infeksi dengan cara melihat

keadaan luka apakah terdapat tanda-

tanda seperti bengkak, kemerahan,

perubahan bentuk.

Hasil :

Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.

2. Melakukan perawatan luka dengan

memperhatikan teknik aseptik dan

septik dengan cara cuci tangan sebelum

dan sesudah merawat luka dengan

menggunakan savlon, mengginakan

alat-alat steril ketika merawat luka.

Hasil :

Luka telah dirawat dengan

menggunakan alat-alat steril

3. Mengganti balutan setiap hari dengan

cara balutan yang lama dibuka

kemudian luka diobservasi keadaanya

lalu luka didesinfeksi dengan

menggunakan betadine kemudian

dibalut dengan kasa steril.

Hasil :

luka telah diverban dan keadaan luka

masih basah

4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik

Hasil :

Memberikan injeksi antibiotok yaitu

ceftriaxone 1gr

IV dengan cara obat dimasukkan

dalam spoit kemmudian di suntikan

melalui selang infus

5. V Jumat

09 Mei 2014

08.00

08.10

S :

- Klien mengatakan masih merasa nyeri

pada area perut bekas operasi

O :

- Ekspresi wajah nampak meringis

- Skala nyeri 5(0-10)

A :

-Tujuan belum teratasi

P :

- Lanjutkan intervensi

1.Mengkaji nyeri, catat lokasi,

karakteristik dan beratnya dengan cara

melihat ekspresi wajah klien dan

menyakan kepada klien seperti apa

nyeri yang dirasakan.

Hasil :

Lokasi nyeri pada daerah operasi, skala

nyeri 6 (0-10), tipe nyeri sedang.

2.Mengobservasi tanda-tanda vital

Page 5: 5. catatan perkembangan

08.20

08.35

08.40

dengan cara :

- Mengobservasi tekanan darah

dengan manset, tensi meter pada

lengan kiri, dengan posisi klien

berbaring terlentang ditempat tidur.

- Mengukur suhu tubuh dengan posisi

klien berbaring terlentang ditempat

tidur.

- Mengukur suhu tubuh dengan

meletakkan termometer pada aksila

selama 5 menit

- Menghitung denyut nadi dengan

teraba arteri radialis selama 1 menit.

- Menghitung pernapasan dengan

memperhatikan pergerakkan klien

selama 1 menit

Hasil :

TD :120/80 mmHg

N : 88x/menit

P : 24x/menit

S : 36,5 0c

3.Mengajarkan teknik relaksasi dengan

cara klien disuruh menarik nafas

panjang kemudian dihembuskan secara

perlahan-lahan.

Hasil : klien dapat melakukan teknik

nafas dalam dengan cara menarik nafas

panjang kemudian dihembuskan secara

perlahan-lahan

4.Mempertahankan istirahat dengan

posisi terlentang

Hasil :

Klien nyaman dalam posisi terlentang

5.Memberikan injeksi yaitu antrain

1A/IV/8jam dengan cara obat

dimasukkan kedalam spoit kemudian

disuntikan melalui selang infus

Hasil : injeksi antrain 1A/IV/8 jam.

E :

- Klien mengatakan masih merasa nyeri

tapi sedikit berkurang

- Ekspresi wajah meringis

- Skala nyeri 6(0-10)

- Injeksi antrain 1A/IV/8jam

- TTV :

TD : 120/80 mmHg

N : 88x/menit

P : 24x/menit

S : 36,5 oc

6. VI Jumat

09 Mei 2014

S :

- Klien mengatakan aktivitasnya di bantu

oleh keluarga

- Klien mengatakan sudah bisa sedikit

Page 6: 5. catatan perkembangan

09.00

09.15

09.30

menekuk lutut tapi masih merasakan

nyeri.

O :

- Klien tampak beristirahat di tempat

tidur

- Klien sudah bisa menekuk lutut

P :

- Tujuan tercapai sebagian

I :

- pertahankan intervensi

1. Mengobservasi tingkat kemampuan

mobilitas klien

Hasil :

Klien sudah dapat menekuk lutut,

Membantu klien dalam memenuhi

kebutuhan aktivitas sehari-hari

Hasil :

Aktivitas klien masih dibantu oleh

keluarga dan perawat jaga

2. Bantu klien melakukan gerakan-

gerakkan sendi secara aktif

Hasil :

Klien mampu menekuk sedikit lutut

3. Anjurkan keluarga klien untuk turut

membantu melatih dan memberikan

motivasi pada klien

Hasil :

Keluarga klien nampak ikut serta

membantu melatih dan memberikan

motivasi pada klien

E :

- klien mengatakan aktivitasnya masih

di bantu oleh keluarga dan perawat

- klien tampak masih beristirahat diatas

tempat tidur.

7. VII Jumat

09 Mei 2014

09.35

S :

-

O :

- Luka tampak basah

- Tidak ada tanda-tanda infeksi

- Nampak terpasang verban pada daerah

luka

A :

- Tujuan tercapai sebagian

P : lanjutkan intervensi

1. Mengobservasi keadaan luka klien

jika terjadi infeksi dengan cara melihat

keadaan luka apakah terdapat tanda-

tanda seperti bengkak, kemerahan,

perubahan bentuk.

Hasil :

Page 7: 5. catatan perkembangan

09.40

09.50

10.15

Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.

2. Melakukan perawatan luka dengan

memperhatikan teknik aseptik dan

septik dengan cara cuci tangan

sebelum dan sesudah merawat luka

dengan menggunakan savlon,

mengginakan alat-alat steril ketika

merawat luka.

Hasil :

Luka telah dirawat dengan

menggunakan alat-alat steril

3. Mengganti balutan setiap hari dengan

cara balutan yang lama dibuka

kemudian luka diobservasi keadaanya

lalu luka didesinfeksi dengan

menggunakan betadine kemudian

dibalut dengan kasa steril.

Hasil :

luka telah diverban dan keadaan luka

masih basah

4. Kolaborasi dalam pemberian

antibiotik

Hasil :

Memberikan injeksi antibiotok yaitu

ceftriaxone 1gr IV dengan cara obat

dimasukkan dalam spoit kemmudian

di suntikan melalui selang infus..

8. VIII Sabtu

10 Mei 2014 10.20 S :

- klien mengatakan nyerinya berkurang

O :

- Ekspresi wajah nampak tenang

- Skala nyeri 3(0-10)

A :

- Tujuan tercapai sebagian

P :

Pertahankan intervensi

9. IX Sabtu 10.35 S :

- Klien mengatakan aktivitasnya di

bantu oleh keluarga

- Klien mengatakan sudah bisa

menggerakkan sedikit lutut,

menggerakkan badan ke kiri dan ke

kanan dan dapat duduk di temapt tidur

tapi masih merasakan nyeri.

O :

- Klien sudah dapat menggerakkan

badan ke kiri dan ke kanan

- Klien mengatakan sudah dapat duduk

di atas tempat tidur.

Page 8: 5. catatan perkembangan

A :

- Tujuan tercapai sebagian

P :

Pertahankan intervensi

10. X Sabtu

10 Mei 2014

11.00 S : -

O :

- Nampakluka operasi didaerah

abdomen yang ditutup verban

- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi

- Nampak luka operasi didaeraah

verban

A :

- Tujuan tercapai

P :

- Pertahankan intervensi

B. Pembahasan

Berdasarakan tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dan hasil study

kasus yang penulis lakukan dari tanggal 07-10 Mei 2014, maka pada bab ini

dibahas tentang perbandingan teoritis dan fakta yang ada, yang diperoleh

penulis sebagai hasil pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap Ny.F P1A0

dengan post op sectio caesarea POD III a/i Panggul Sempit di Ruang Delima

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.

Proses keperawatan adalah suatu metode pemecahan masalah

keperawatan secara ilmiah yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah-

masalah klien, merencanakan secara sistematis tindakan keperawatan yang

telajh dilaksanakan. Dalam penerapan proses keperawatan dilakukan

sebelumnya, maka penulis akan mengemukakan kesenjangan yang penulis

dapat sebagai berikut :

Page 9: 5. catatan perkembangan

1. Pengkajian

Dalam pengkajian ini penulis melaksanakan sesuai dengan tahapan-

tahapan yang ada dalam pengkajian tersebut yaitu pengumpulan data,

klasifikasi data dan analisa data yang kemudian dirumuskan menjadi

diagnosa keperawatan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, study dokumentasi dan study

kepustakaan.

Data yang dikumpulkan selain diperoleh dari klien sebagai data

primer, juga diperoleh dari pihak lain yang penulis anggap cukup mewakili

dan akurat untuk kelengkapan data (data sekunder)

a. Data keluarga klien

b. Tenaga kesehatan yang terlibat lansung dalam pemberian pelayanan

kesehatan pada klien

c. Catatan medis klien

d. Hasil pemeriksaan laboratorium

e. Klien sendiri

Dari tinjauan teoritis, data yang bisa didapatkan pada Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit adalah :

a. Riwayat kesehatan

Keluhan utama :

Pada tinjauan teoritis pada umumnya kleuhan utama yang berkenaan

dengan Post Op Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit adalah nyeri

sedangkan pada kasus keluhan utama yang dirasakan klien adalah

Page 10: 5. catatan perkembangan

nyerin pada daerah abdomen akibat luka bekas operasi, nyeri dirasakan

seperti diiris-iris, nyeri menyebar didaerah sekitar operasi terutama bila

klien beraktifitas, ekspresi wajah klien meringis bila nyeri timbul

dengan skala 8(0-10), nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri bertambah

bila beraktivitas dan berkurang bila klien beristirahat, upaya yang

dilakukan untuk mengatasi nyeri yaitu dengan istirahat ditempat tidur.

Tidak ada kesenjangan antar teori dan kasus.

b. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit keadaan umunya adalah kelemahan

sedangkan pada tinjauan kasus adalah lemah. Tidak terjadi

kesenjangan anatar keadaan umum.

2) Kesadaran

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit kesadaranya adalah sadar sepenuhnya

atau compos mentis sedangkan pada tinjauan teori sama dengan

tinjauan kasus yaitu compos mentis.

3) Pemeriksaan persistem

a) Sistem pernapasan

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan PostOp Sectio

Caesatea a/i Panggul Sempit pernapasan mulai dikaji dari bentuk

hidung, bentuk dada simestris atau tidak, pergerakkan dada,

Page 11: 5. catatan perkembangan

auskultasi bunya nafas, frekuensi nafas, taktil fremitus, bunyi

perkusi paru, kembang kempis paru dan adanya pembengkakan

atau tidak sedangkan pada kasus ditemukan bentuk hidung

simetris kiri dan kanan, dapat membedakan bau, tidak terdapat

sekret pada lubang hidung, tidak terdapat lesi pada hidung, tidak

ada pernapasan cuping hdung, tidak terdapat polip, tidak ada

nyeri tekan pada hidung, pergerkkan dada simetris kiri dan kanan,

ekspansi paru simetris, pola nafas normal, tidak terdapat nyeri

tekan pada dada, pergerakkan dada mengikuti pernapasan, suara

paru terdengar vesikuler. Tidak ada kesenjangan yang terjadi

antara teori dan tinjauan kasus.

b) Sistem kardiovaskuler

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan Posy Op

Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem kardiovaskuler

akan ditemukan konjungtiva merah muda, bibir tidak pucat,

teraba arteri karotis, tidak ada pembesaran vena jugularis, bunyi

jantung S1 (+) dan S2 (+) reguler, tidak ada bunyi jantung

tambahan, CRT : < 2 detik. Sedangkan pada kasus ditemukan

konjungtiva merah muda, bibir tidak pucat, teraba arterin karotis,

tidak ada pembesaran vena jugularis, bunyi jantung S1 (+) dan

S2 (+) reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan CRT : < 2 detik.

Kesimpulanya tidak ada kesenjangan anatar teori dan kasus.

Page 12: 5. catatan perkembangan

c) Sistem pencernaan

Pada tinjauan terotis pada umumya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem pencernaan akan

ditemukan bekas luka operasi Sectio Caesarea, selain itu juga

ditemukan adanya penurunan peristaltik usus dan dapat terjadi

konstpasi. Sedangkan pada kasus ditemukan jumlah gigi 32 buah,

tidak ada caries gigi, gusi baik, lidah dapat membedakan rasa,

pergerakkan lidah baik, nampak luka operasi tertutup verban,

bentuk insisi vertikal dengan panjang luka 10 cm, dengan jumlah

jahitan 10 jahitan, keadaan luka masih basah, nyeri tekan sekitar

luka area operasi, bisisng usus 8x/menit, terdengar bunyi timpani.

d) Sistem indra

Pada tinjauan teoritis pada umunya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem indra akan ditemukan

mata simetris kiri dan kanan, bulu mata menyebar rata, alis

simetris kiri dan kanan, tidak ada eedema palpebra, klien dapat

melihat dan menandai perawat dengan baik, lubang hidung

simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret pada hidung, telinga

simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen pada telinga, tidak ada

nyeri tekan pada telinga, mampu mendengar dengan baik, lidah

nampak bersih, dapat membedakan rasa. Sedangkan pada tinjauan

kasus ditemukan Bentuk mata simetris kiri dan kanan, sklera

ikterus, pupil isokor, konjungtiva merah muda, lapang pandang

Page 13: 5. catatan perkembangan

normal, pergerakkan bola mata baik, fungsi penglihatan baik.

Posisi telinga simetris kiri dan kanan, funsi pendengaran baik,

lubang telinga nampak kotor, tidan ada penumpukan serumen,

tidak menggunakan alat bantu pendengaran. Hidung nampak

simetris, fungsi penciuman baik. Dapat membedakan rasa pahit,

manis, asam, dan asin. Dapat merasakan sensais panas dan nyeri.

Kesimpulannya tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

e) Sistem muskuloskeletal

Pada tinjauan teoritis pada umunya klien dengan post op sectio

caesarea a/i panggul sempit pada sistem muskuloskeletal akan

ditenukan kehati-hatian dalam melakukan pergerakkan karena

nyeri, sedangkan pada kasus ditemukan:

1) Ekstremitas atas

Bentukukuran dan kedua ekstremitas simetris kiri dan kanan,

tidak terdapat deformitas tulang dan sendi, tidak terdapat

adanya atrofi otot, tidak terdapat oedema pada kedua

ekstremitas, terpasang infus pada tangan kiri RL 28 tts/menit,

kekuatan otot 5 5 .

2) Ekstremitas bawah

Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan pada

kedua ekstremitas, pergerakkan baik, refleks patella (+),

kekuatan otot 4 4. pada dasarnya tidak ada kesenjagan pada

sitem muskuloskeletal.

Page 14: 5. catatan perkembangan

f) Sistem integument

Pada tinajuan teoritis pada umunya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem integumen akan

ditemukan adanya luka bekas operasi pada abdomen. Sedangkan

pada kasus ditemukan warna hitam, napak kusam dan tidak rapi,

distribusi merata tidak mudah tercabut, warna kulit sawo matang,

kulit nampak kotor, turgor kulit baik dan suhu akral hangat, kuku

warna merah mudah, tidak ada clubing finger, kuku nampak

panjang dan kotor, pada dasarnya tidak ada kesenjagan pada

sistem integumen.

g) Sistem endokrin

Pada tinjauan teoritispada umunya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem endokrin akan di

temukan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid,

tidak ada nyeri tekan pada kelenjar tiroid. Sedangkan pada kasus

tidak di temukan pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid, tidak

ada nyeri tekan pada kelenjar tiroid. Pada dasarnya tidak ada

kesenjagan pada sitem endokrin.

h) Sistem persyarafan

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem persyarafan akan di

temukan kesadaran compos mentis, fungsi saraf kranial baik,

sedangkan pada kasus di temukan kesadaran compos mentis,

Page 15: 5. catatan perkembangan

fungsi saraf kranial baik, tes fungsi motorik baik. Pada dasarnya

tidak ada kesenjangan pada sistem persyarafan.

i) Sistem perkemihan

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien denganPost Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem perkemihan akan di

temukan tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan

pada kandung kemih. Sedangkan pada kasus di temukan tidak ada

distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada kandung

kemih. Tidak ada kesenjangan anatar kasus dan teori.

j) Sistem reproduksi

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klie dengan Post Op Sectio

Caesarea a/i Panggul Sempitpada sistem reproduksi akan dikaji

yaitu 24 jam post parum, payudara lunak dan tidak nyeri tekan,

puting bebas dari area pecah-pecah, pembesaran payudara, fundus

uteri kontraksi kuat dan terletak diumbilikus, aliran lochea sedang

dan bebas bekuan. Sedangkan pada kasus ditemukan daerah

umbilikal tampak cembung, terdapat linea nigra, tidak terlihat

adanya diastasis rektus abdominalis, tinggi fundus uteri 2cm

bawah pusat, konsistensi.

k) Sistem endokrin

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan Post Op sectio

Caesarea a/i Panggul Sempit pada sistem imun akan tidak ada

edeme pada kelenjar getah bening sedangkan pada kasus di

Page 16: 5. catatan perkembangan

temukan tidak ada nyeri tekan pada kelenjar limfe. Tidak ada

kesenjangan pada sistem endokrin

c) Pola aktivitas sehari-hari

1) Nutrisi : kaji kebiasaan makan, pola makan, frekuensi makan

apakah terjadi penambaha natau penurunan frekuensi makan.

Pada kasus ditemukan frekuensi makan 3x sehari, nafsu makan

baik

2) Cairan : kaji kebiasaan makan, frekuensi dan jumlah. Pada kasus

ditemuukan jenis minuman air putih, frekuensi 6 – 7 gelas perhari

(1200-1400 cc)

3) Eliminasi BAB dan BAK : Kaji frekuensi BAB dan BAK. Kaji

warna BAB dan BAK, konsistensi BAB dan BAK kemudian

dibandingkan dengan keadaan sebelum sakit. Pads kasus

ditemukan frekuwnsi BAB 3x sehari, konsitensi padat, frekuensi

BAK tidak menentu, warna kemih kuning jernih.

4) Istirahat dan tidur : kaji waktu istirahat klien sebelum sakit dan di

bandingkan dengan sakit, kaji tidur klien, kualitas tidur sebelum

sakit dan dibandingkan dengan saat sakkit. Pada kasus ditemukan

klien mengatakan waktu tidur siang dan malam tidak menentu.

5) Personal hygiene : klien akan mengalami gangguan pemenuhan

ADL termasuk personal hygiene akibat kelemahan otot terutama

pada pasien dengan post op. Pada kasus ditemuka klien

Page 17: 5. catatan perkembangan

mengatakan belum pernah mandi, menyisir rambut dan potong

kuku. Tidak ada kesenjangan pada pengkajian personal hygiene.

6) Aktivitas akan didapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

aktivitas sehari-hari karena adanya kelemahan serta kekauan pada

alat gerak. Pada kasusu ditemukan klien mengatakan selama di

rumah sakit belum pernah mandi dan potong kuku. Tidak ada

kesenjangan atar kasus dan teori pada pengkajian aktivitas klien.

d) Data psikologis

Pada tinjauan teoritis pada umumnya klien dengan post op sectio

caesarea a/i panggul sempit pada data psikologis akan ditemukan klien

merasa takut dengan penyakitnya, sedangkan pada kasus ditemukan

klien mengatakan bangga pada dirinya yang tidak cacat, klien

mensyukuri seluruh anggota tubuhnya dan bersyukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa, klien merasa bangga akan kodratnya sebagai

perempuan yang bisa mempunyai anak waklaupun bersusah payah.

Penampilan klien sesuai dengan jenis kelaminnya, haraapan klien dan

keluarga ingin cepat sembuh dan berkumpul kembali dengan semua

anggota keluarganya di rumah. Klien mengatakan hanya ingin menjadi

seorang ibu yang baik untuk anaknya. Klien tidak mengalami harga diri

rendah dengan keadaanya, justru klien mengatakan bangga pada

dirinyakarena bisa melahirkan anak dengan selamat walaupun melalui

operasi. Terjadinya kesenjamgan ini karena klien sebelumya pernah di

Page 18: 5. catatan perkembangan

rawat di RS dengan sectio caesarea, jadai klien tidak merasa cemas

dengan keadaanya.

2. Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan teoritis, masalah keperawatan yang ditemukan pada

klien dengan Post Op Sectio Caesarae a/i Panggul Sempit adalah sebagai

berikut :

a. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, efek-efek anastesi,

efek-efek hormonal, distensi kandung kemih.

b. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi

atau peningkatan anggota keluarga, krisis situasi (misalnya : intervensi

pembedahan, komplikasi fisik yang mempengaruhi pengenalan atau

interaksi, kebanggan diri negatif)

c. Cemas berhubungan dengan krisis situasi, ancamaan pada konsep diri,

traansmisi atau kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi.

d. Gangguan eliminasi : konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus

otot (diastasis reksti, kelebihan analgetik atau anastesi,efek-efek

progesteron, dehidrasi, diare pra persalinan, kurang masukan, nyeri

perineal atau infeksi).

e. Gangguan pemenuhan ADL : perawatan diri berhubungan dengan efek-

efek anastesi, penurunan kekuataan dan ketahanan, ketidaknyaman

fisik.

Page 19: 5. catatan perkembangan

Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditenukan pada kasus sebagai

analisa dan penetapan masalah keperawatan ditemukan 4 diagnosa

keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Nyeri berhubungan denganterputusnya kontinuitas jaringan

b. gangguaan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat bekas

opersi sehingga terjadi keterbatasan aktivitas

c. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

pergerakkan tidak maksimum

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

Kesenjangan yang penulis dapatkan adanya beberapa diagnosa

keperawatan yang ada dalam teori tetapi tidak ada kasus diantaranya :

a. Gangguan eliminasi : konstipasi berhubungan dengan penrunan tonus

otot ( diastasi rekti, kelebihan analgetik atau anastesi, efek-efek

progesteron, dehidrasi, nyeri perineal atau infeksi. Masalah gangguan

eliminasi tidak terdapat dalam kasus karenaa data yang mendukung

untuk mangangkat masalah terseut tidak muncul dalam tinjauan kasus.

b. Gangguan rasa aman : cemasberhubungan dengan krisis situasi,

ancaman pada konsep diri, transmisi atau kontak interpersonal,

kebutuhan tidak terpenuhi. Masalah gangguan rasa cemas tidak muncul

dalam kasus.

c. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan proses transmisi atau

peningkatan anggota keluarg, krisis situasi (misalnya intevensi

Page 20: 5. catatan perkembangan

pembedahan , komplikasi fisik yang mempengaruhi pengenalan atau

interaksi, kebanggan diri negatif). Perubahan proses keluarga tidak

terdapat dalam kasus karena data-data untuk mengangkat diagnosa

tersebut tidak ditemukan pada tinjauan kasus.

3. Perencanaan

Pada tahap ini penulis bersamaklien dan keluarga menyususn rencana

tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan masalah yang

muncul. Perencanaan disesuaikan dengan privasi atau kebutuhan klien,

situasi dan kondisi serta sarana dan prasaran di ruangan.

Dalam penyusunan perencanaan, hal-hal yang mendukung adalah :

a. Adanya kerjasama yang baik dengan perawat, klie dan keluarga

sehingga memudahkan dalam perencanaan tindakan keperawatan.

b. Dukungan dan bimbingan perawat ruangan yang dapat memperlancar

dan menyusun perencanaan.

Perencanaan yang penulis lakukan pada klien Ny. F pada dasarnya

klesenjangan antara teori dan kasus, hal ini terjadi karean tidak semua

diagnosa keperawatan dan perencanaan yang ada dalam teori ada dalam

kasus. Tetapi untuk diagnosa yang ada pada teori dan muncul pada kasus

pada prinsipnya tidak adaperbedaan karena perencanaan pada kasus

penulis berpatokan atau mengacu pada tinjauan teoritis sedangkan

diagnosa yang muncul pada kasus dan tidak ada pada teori, penulis

Page 21: 5. catatan perkembangan

membuat intervensi berdasarkan reverensi yang ada dan telah teruji

kebenaranya.

4. Implementasi

Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun

sehingga dalam pelaksaan ini mengacu pada perencanaan yang merupakan

faktor pendukung berjalannya tahap pelaksaan adalah kerjasama yang

baikantara perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam

setiap tindakan. Adapun yang ,enjadi faktor penghambat dalam proses

pelaksanaan adalah kurangnya saran dan prasarana yang terdapat di

ruangan. Meskipun dengan keterbatasan prasarran , namun setiap

intervensi yang telah disusn dapat di implementasikan kepada klien.

Adapun tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada

antara lain :

a. Nyeri berhubungan denganterputusnya kontinuitas jaringan. Untuk

mengatasi masalah ini perawat memberikan tindakan yang telah

direncanakan dan semua rencana tinadakan tersebut sesuai isi

perencanaan

b. Gangguaan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat bekas

opersi sehingga terjadi keterbatasan aktivitas. Untuk mengatsi maslah

ini perawat memberikan tindakan yang telah direncanakan dan semua

rencana tindakan tersebut sesuai isi perencanaan.

Page 22: 5. catatan perkembangan

c. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

pergerakkan tidak maksimum. Untuk mengatasi maslah ini perawat

memberikan tinndakan yang telah direncanakan dan semua rencana

tindakan tersebut sesuai isi perencanaan.

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi. Untuk

mengatasi masalah ini perawat memberikan tindakan yang telah di

rrencanakan dan semua rencana tindakan tersebut sesuai isi

perencanaan.

5. Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatandimana

untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengaan

mangacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.

Evaluasi keperawatn adalah proses yang berkelanjutan untuk meniali

efek atau respon klien dan menilai proses dari hasil tindakan

keperawatanyang di berikan kepada klien. Dalaam melakukan evaluasi,

penulis menggunakan evaluasi yang bersifat normatif dilakukan setiap

melakukan tindakan keperawatan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan

waaktu yang diberikan kepada penulis sehingga hasil yang ingin dicapai

dala asuhan keperawatan harus terus dilanjutkan dengan melaukuan

pelimpahan dan kerja sama dengan petugas dan perawat ruangan.

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua

maslah yang terdapat dalam tinjauan teori baik tinjauan medik maupun

Page 23: 5. catatan perkembangan

tinjauan keperawatan ditemukan dalam tinjauanj kasus begitu juga

sebaliknya. Hal ini disebabkan karena tidak ada datayang mendukung

sehingga masalah yang muncul tidak sekompleks masalah yang ada pada

tinjauan teoritis.

Setelah mengimplementasikan asuhan keperawatan yang

direncanakan selama 4 hari yang dimulai pada tanggal 07 sampai 10 Mei

2014, untuk seluruh tujuan yang telah ditetapkan belum dapat tercapai

sesuai dengan harapan.

Dalam kasus ini diagnosa keperawatan yang ada yaitu terdiri dari

empat diagnosa, dengan hasil ecaluasi sebagai berikut :

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnyakualitas jaringan, setelah

dilakukan selama 4 hari maslah teratasi dengan hasil ; skala nyeri masih

4 (0-10), ekspresi wajah klien masih nampak tenang.

b. Gangguaan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat bekas

opersi sehingga terjadi keterbatasan aktivitas setelah dilakukan tindakan

4 hari maslah teratasi dengan hasil klien sudah dap menekuk lutut,

berbaring kekiri dan ke kanan, serta mampu duduk.

c. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

pergerakkan tidak maksimum. Stekah dilakukan evaluasi selam 4 hari

klien sudah dapat melukuan kativitas secara mandiri wmsekipun tidak

sepenuhnya dpat dilakukan sendiri.

Page 24: 5. catatan perkembangan

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi. Setelah

dilakukan evalusi selam 4 hari, masalah teratasi dengan hasil : tanda-

tanda infeksi tidak ada.

Page 25: 5. catatan perkembangan

BAB IV

KESIMPULAN

a. Kesimpulan

Setelah penulis melaksankan study kasus melaui pendekatan proses

keperawatan yang penulis laksanakan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupten Muna dari tanggal 07 Mei sampai dengan 10 April 2014

dengan menagacu pada tinjauan yang ingin dicapai maka, penulis mengambil

kesimpulan :

1. Tahap awal prose keperawatan adalah pengakjian yang meliputi

pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian

dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Teknik pengumpulan data

yang dilakukaan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, study

dokumentasi, study literatur dan kepustakaan.

2. Diagnosa yang muncul pada kasus Post Op Secti Caesarea a/i Panggul

Sempit yaitu ;

a. Nyeri berhubungan denganterputusnya kontinuitas jaringan

b. gangguaan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat bekas

opersi sehingga terjadi keterbatasan aktivitas

c. Gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan

pergerakkan tidak maksimum

d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

Page 26: 5. catatan perkembangan

3. Tidak semua diagnosa yang ada dalam teori ada dalam kasus, begitu pula

sebaliknya. Dimana diagnosa yang ada dalam teori tidak ada dalaam kasus

pada dasarnya penulis berpatokan pada teoritis sedangkan diagnosa yang

muncul dalam kasus tidak ada dalam teori penulis berpatokan pada data

yang didapatkan saat pengkajian langsung terhadap klien.

4. Tidak semua intervensi yang ada ada dalam teori terdapat dalam kasus.

Tetapi untuk intervensi yang ada pada teori dan muncul pada kasus pada

prinsipnya tidak ada perbedaan karena perencanaan pada dasarnya penulis

berpatokan pada tinjauan nteoritis dan keadaan klien sedangkan intervensi

yang muncul pada kasus tidak ada pada teori, penulis bersmaa klien dan

keluarga membuat intervensi berdasarkan ilmu pengetahuan dan

keterlampilan yang dimilki.

5. Implementasi merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun

sehinggadalam implementasi ini memngacu pada perencanaan yang

merupakan pendukung berjalanya tahap pelaksanaan diantaranya

kerjasama yang baik antaara perawat, klien dan keluarga sehingga

memudahkan dalam setiap tindakan, selain itu danya dukungan serta

bimbingan dari perawat pembimbing.

6. Evalusi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk

menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan mengacu

pada tercapainya tujuan yang ditetapkan. Setelah asuhan keperawatan

selama 4 hari, semua masalah atau diagnosa keperawatan yang muncul

semua teratasi.

Page 27: 5. catatan perkembangan

b. Rekomendasi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses

keperawatan pada klien dengan Post Op Secti Caesarea a/i Panggul Sempit.

Penulis menyarankan :

1. Untuk pihak Rumah Sakit

Rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang

komperhensif yaitu bio, psiko, sosio, dan spiritual kepada klien dengan

menambah peralatan dan fasilitas yang memadai untuk menunjang

pelaksanaan asuha keperawatan. Selain itu juga perlu tenaga perawat

terampil yang dapat membimbing para mahasiswa yang akan melakukan

keperawatan di rumah sakit.

2. Untuk institusi

Institusi dan penyelenggaraan di harapkan menyediakan buku-buku

referensi yang memadai, yang menyangkut hal-hal trbaru tantang

penatalaksanaan perawatan klien dengan kasus Post Op Secti Caesare a/i

Panggul Sempit, serta menyediakan waktu yang cukup untuk pelaksanaan

praaktek keperawatan di rumah sakit dan studi kasus untuk penyusunan

karya tuils dimasa yang akan daataang.

3. Untuk profesi

Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan

meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan

asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat

Page 28: 5. catatan perkembangan

dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik

dengan tim kesehatan lainnya.

4. Bagi penulis

Merupakan pengalaman berharga bagi penulis dalam meningkatkan

wawancara terutama dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien

dengan Post Sectio Caesarea a/i Panggul Sempit dan dapat memberi

dorongan semangat sebagai calon tenaga keeperawatan dimasa yang akan

datang.