5 buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman...

23

Upload: phungtuong

Post on 08-Mar-2019

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar
Page 2: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar
Page 3: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar
Page 4: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar
Page 5: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar
Page 6: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

I PENDAHULUAN

Setiap mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dipersyaratkan membuat tugas akhir berupa karya tulis ilmiah. Untuk mahasiswa program sarjana strata satu (S-1) dipersyaratkan membuat skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana. Proses penyusunan dan penulisan karya tulis dituntut lebih kompleks atau lebih tinggi nilai ilmiahnya. A. Hakikat dan Tujuan skripsi

Mungkin harus diluruskan dengan cara yang mudah-mudahan sederhana, apa itu skripsi. Skripsi adalah karya tulis ilmiah. Skripsi harus berupa tulisan yang dibuat sendiri. Juga harus ilmiah, artinya didasarkan pada pengetahuan bidang ilmu tertentu, atau yang berdekatan dengan ilmu induk. Jadi, skripsi adalah karya ilmiah untuk memenuhi syarat mencapai jenjang sarjana yang disusun dengan kemampuan dan sikap berpikir ilmiah secara mandiri oleh mahasiswa. Skripsi merupakan karya asli penelitian ilmiah. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah berupa hasil studi atau penelitian yang memberikan kemampuan bagi mahasiswa dalam menghayati asas keilmuan, menguasai dasar-dasar ilmu dan metodologi penelitian, memperluas dan memperdalam pengetahuan bidang yang ditelitinya, mengomunikasikan gagasan dan temuan penelitiannya, baik secara lisan dalam forum ilmiah maupun secara tertulis berupa laporan penelitian.

Walaupun beragam pandangan mengenai skripsi, pada umumnya tujuannya adalah menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam:

1. melakukan penelitian mandiri; 2. memberikan summbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan

melalui penelitian; 3. mendokumentasikan hasil penelitian dan menyerahkannya kepada

masyarakat ilmiah/ilmuan (dengan menulis skripsi). Skripsi merupakan dokumentasi fakta atau gagasan melalui penelitian

serta memberikan sumbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Laporan penelitian berupa skripsi tersebut memberikan sumbangan pada fakultas dan perguruan tinggi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 1. Kegiatan Praskripsi

Mahasiswa yang merencanakan menulis skripsi, hendaknya sudah harus mulai memikirkan masalah yang akan diteliti sebelum menyusun proposal skripsi. Ia perlu mengidentifikasi berbagai topik dan membahasnya dengan rekan, dosen, dan pihak lain yang terkait dan berkompetensi.

Pemilihan topik penelitian lebih awal akan memungkinkan mahasiswa mencari, menemukan dan meramu informasi yang dapat digunakan pada latar belakang masalah. Dalam melakukan penelitian sederhana, skripsi sebagai bagian tuntutan perkuliahan dan menjalin hubungan dengan dosen yang tertarik dengan topik tersebut akan sangat mebantu mahasiswa dalam percepatan

Page 7: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

penyelesaian skripsi yang direncanakan. Mahasiswa yang sudah memikirkan akan menyusun skripsi, sebaiknya membuat file topik skripsi guna memperoleh gagasan yang relevan beserta semua evidensi (bukti) pendukung yang tersedia pada saat itu. Bahkan, beberapa orang yang telah suskses menyelesaikan skripsinya tepat waktu ternyata ia telah mulai melakukan kegiatan skripsi sebelum mendaftar menjadi mahasiswa.

2. Pemilihan Topik Skripsi

Penentuan topik penelitian skripsi kadang-kadang dirasakan sangat sulit oleh mahasiswa. Hal ini biasanya terjadi karena mahasiswa yang bersangkutan tidak memulainya dengan mencari/menentukan masalah terlebih dahulu, langsung mencari topik penelitian untuk skripsi. Idealnya, langkah awal penelitian adalah menentukan masalah lebih dahulu, kemudian mengkaji dan meramu teori atau hasil penelitian yang relevan dengan masalah tersebut untuk mendapatkan data empirik atau fakta yang dapat mendukung masalah tersebut.

Kalau masalah sudah ditetapkan dan fakta pendukung sudah jelas, dengan sendirinya topik lebih mudah ditentukan, walaupun mungkin ruang lingkupnya masih terlalu luas. Dari satu masalah ada kemungkinan dapat diturunkan beberapa topik penelitian. Topik yang telah dipilih dikonsultasikan dengan pembimbing untuk dipilih dan dianalis lebih rinci. Topik yang lingkupnya terlalu luas dapat dibatasi dengan mempertimnbangkan kemampuan peneliti, ketersediaan dana, ketersediaan waktu, dan faktor lain yang dapat menunjang atau mungkin menghambat pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan.

Topik pilihan itu dikembangkan ke dalam proposal skripsi. Proposal awal diklarifikasi, diperluas atau direduksi, dan diperhalus sehingga cukup eksplisit dan dapat disetujui oleh pembimbing sebagai projek yang ruang lingkup dan kualitasnya sesuai dengan skripsi dalam bidang ilmu atau kekhususan program studi mahasiswa. 3. Pelaksanaan Penelitian dan Penulisan Skripsi

Setiap mahasiswa yang akan menulis skripsi sebaiknya membuat jadwal rencana penulisan skripsi. Jadwal itu memuat alokasi waktu yang tersedia bagi mahasiswa untuk menemukan gagasan yang baik serta pembagian waktu untuk berbagai kegiatan yang dituntut untuk penulisan skripsi.

Mahasiswa harus menggunakan berbagai cara untuk meningkatkan hubungan kerja dengan pembimbingnya. Bila kegiatan konsultasi mahasiswa dengan pembimbing intensif dan berjalan lama, mahasiswa perlu menyiapkan catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar bab demi bab. Kegiatan tersebut dapat membantu membina hubungan dengan pembimbing yang lebih produktif.

Page 8: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

B. Alur Penulisan Skripsi Proses penulisan skripsi tidak selalu mulus. Mahasiwa harus menyiapkan

beberapa topik dan memilih salah satunya. Ia mengkajinya dan menentukan apakah topik itu dapat dikerjakan atau tidak. Kalau tidak, ia memilih topik lain dan mengembangkan proposal baru. Proposal yang sudah lengkap kemudian diseminarkan, kadang-kadang pada seminar proposal ditemukan beberapa hal yang kurang relevan dengan masalah yang akan diteliti serta tidak konsisten dalam penulisan. Atas arahan pembimbing, proposal tersebut harus diperbaiki agar lebih baik (memenuhi tuntutan ilmiah) sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh Fakultas atau Universitas.

II PEDOMAN UMUM PENULISAN

A. Aturan Umum Penulisan Aturan umum penulisan yang berkaitan dengan ejaan, penggunaan huruf

kapital, pemotong kata, penggunaan tanda baca harus mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. Aturan khusus penulisan yang perlu diperhatikan sebagai berikut. 1. Pengetikan

Naskah skripsi diketik di atas kertas HVS quarto warna putih berat 70 atau 80 gram dengan huruf Times New Roman atau Arial ukuran 12 dengan spasi ganda. Apabila di dalam tulisan harus dipergunakan kertas khusus, seperti kertas grafik, kertas kalkir untuk gambar, dan sejenisnya boleh menggunakan kertas di luar ketentuan di atas. 2. Posisi Ketikan

Posisi ketikan dalam karya ilmiah skripsi ditulis sesuai dengan aturan penulisan berikut ini:

a. Tepi (margin) kiri dan atas pengetikan berjarak empat centimeter (4 cm), dan pinggir kanan dan bawah berjarak tiga centimeter (3 cm).

b. Setiap pengetikan bab yang diikuti judul bab di bawahnya selalu dimulai pada halaman baru.

c. Subbab pada bagian bawah halaman harus mempunyai sekurang-kurangnya dua baris kalimat di bawahnya sebelum pindah kehalaman berikutnya.

d. Akhir kalimat dari suatu bab atau subbab yang terdapat pada bagian atas halaman baru harus mempunyai sekurang-kurangnya dua baris penuh sebelum pindah ke subbab berikutnya.

e. Akhir kalimat dari suatu paragraf yang terdapat pada bagian atas halaman baru sekurang-kurangnya dua baris sebelum pindah ke halaman berikutnya.

Page 9: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

f. Awal kalimat dari suatu paragraf yang terdapat pada bagian bawah halaman sekurang-kurangnya dua baris sebelum pindah ke halaman berikutnya.

g. Setiap tabel harus secara utuh berada pada satu halaman (jika menggunakan tabel panjang, dapat dipenggal, tetapi harus diberi nama kolom).

3. Alinea Baru dan Nomor Halaman Pada alinea baru dan nomor halaman ketikan dalam karya ilmiah skripsi

ditulis sesuai dengan aturan sebagai berikut: a. Alinea baru dimulai pada ketukan keenam. b. Nomor halaman menggunakan angka Arab dan diletakkan pada bagian

kanan atas berjarak tiga cm dari pinggir atas dan pinggir kanan. c. Khusus untuk halaman yang judul bab, nomor halaman diletakkan pada

bagian bawah-tengah menggunakan angka Arab. d. Khusus untuk halaman sebelum bagian utama laporan, nomor halaman

menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii dan seterusnya), dan diletakkan pada bagian bawah-tengah.

e. Persamaan yang berbentuk rumus matematika, reaksi kimia, dan lainnya diberi tanda urut dengan angka Arab dalam kurung (1), (2), dan seterusnya, diletakkan pada tepi kanan bidang pengetikan.

4. Penulisan/Penomoran Bab dan Subbab Penulisan penomoran bab dan subbab ketikan dalam karya ilmiah skripsi

ditulis sesuai dengan aturan sebagai berikut: a. Bab diketik dengan huruf kapital dan nomor bab dengan angka Romawi

besar pada halaman baru diletakkan di tengah secara simetris antara pinggir kiri dan kanan bidang pengetikan.

b. Judul bab diketik dengan huruf kapital dengan jarak dua spasi di bawah nomor bab.

c. Jarak antara judul bab dan baris pertama alinea pertama adalah tiga spasi.

d. Jarak antara baris terakhir suatu subbab degan subbab berikutnya adalah tiga spasi.

e. Jarak antara judul subbab dan baris pertama alenia pertama adalah dua spasi.

f. Judul subbab diberi kode huruf kapital dan diketik pada bagian kiri bidang pengetikan.

g. Judul subbab yang lebih dari dua baris diketik dengan jarak satu spasi. h. Anak subbab diberi kode angka Arab diketik pada tepi kiri bidang

pengetikan. i. Cucu subbab diberi kode huruf kecil dan diketik pada tepi kiri.

Page 10: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

j. Cicit subbab diberi kode angka Arab dengan kurung tutup dan diketik pada tepi kiri.

k. Piut subbab diberi kode huruf kecil dengan kurung tutup dan diketik pada tepi kiri.

l. Bila terdapat pembagian butir subbab, diberi kode angka Arab dalam kurung seperti (1), (2), (3), dan seterusnya. Bila dimasukkan dalam teks, butir-butir yang ditulis berurutan diberi kode angka Arab atau huruf dan diketik pada tepi kiri.

m. Penulisan dan penomoran untuk bab dan subbab digambarkan sebagai berikut.

A. Subbab Ditebalkan dan Diletakkan disebelah kiri dengan Menggunakan Huruf Kapital sebagai Penanda

Subbab dituliskan pada sisi kiri halaman dengan penanda huruf kapital,

tiga spasi di bawah baris di atasnya. Semua kata dimulai dengan huruf kapital, kecuali kata hubung dan kata depan serta ditebalkan. Selanjutnya teks diletakkan pada jarak dua spasi dari subbab.

1. Anak subbab

Anak subbab dituliskan pada sisi kiri halaman dengan penanda angka Arab. Hanya kata pertama dari anak subbab yang dimulai dengan huruf kapital dan ditebalkan.

Kalimat pertama sesudah anak subbab dimulai dengan alinea baru, dua spasi di bawah anak subab. Selanjutnya, bila masih ada cucu subbab, penulisannya juga pada sisi kiri halaman tetapi tidak lagi ditebalkan, dan hanya huruf pertama dari kata pertama menggunakan huruf kapital. Adapaun penanda yang digunakan adalah a, b, c. jarak dari alenia sebelumnya juga tiga spasi.

a. Cucu subbab

Cucu subbab ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama. Kalimat pertama sesudah cucu subbab dimulai dengan alinea baru, dua spasi di bawah cucu subbab. Jika masih ada cicit subbab, penulisannya pada sisi kiri halaman dengan penanda angka Arab dengan kurung tutup; 1), 2), 3), dan seterusnya. Cucu subbab tidak ditebalkan.

1) Cicit subbab

Cicit subbab diketik pada tepi kiri dengan jarak tiga spasi di bawah kalimat di atasnya. Kalimat pertama dari cicit subbab dimulai dengan alinea baru dua spasi di bawah judul cicit subbab. Bila masih ada piut (anak dari cicit) subbab, penanda yang digunakan adalah huruf kecil dengan kurung tutup seperti berikut; a), b), c), d) dan seterusnya. Penempatannya mulai pada tepi kiri, tiga

Page 11: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

spasi dari kalimat di atasnya. Piut subbab langsung diikuti oleh kalimat atau butir-butir diketik mulai pada ketukan keenam. a) Piut subbab.

Piut subab diberi penanda huruf kecil dengan kurung tutup. Piut subbab diketik pada ketukan pada tepi kiri, tiga spasi di bawah kalimat di atasnya. Kalimat pertama dari piut subbab dimulai dengan alinea baru dua spasi di bawah judul piut subbab. Bila masih ada anak piut (anak dari piut), penanda angka Arab dengan dalam kurung seperti berikut; (1), (2), (3), dan seterusnya. Anak piut tidak ditebalkan. Penempatannya mulai pada tepi kiri, dua spasi dari kalimat di atasnya. Kalimat pertama dari anak piut subbab dimulai dengan alinea baru dua spasi di bawah judul anak piut subbab.

Cucu piut langsung diikuti dengan kalimat berikutnya. Bila pada teks terdapat pembagian butir-butir digunakan penanda huruf kecil dalam kurung, seperti (a), (b), (c), dan seterusnya. Bila butir-butir tersebut disusun secraa berurutan diberi penanda angka Arab seperti 1, 2, 3, dan seterusnya, dan pengetikan dimulai pada ketukan keenam. B. Tata Cara Pengutipan

Salah satu tolok ukur kualitas suatu penelitian adalah bila temuan yang diperoleh atau kesimpulan yang ditarik bermakna bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berguna bagi pengembangan institusi/lembaga. Salah satu cara dalam penulisan karya ilmiah adalah selalu melakukan pembandingan dengan mengutip pada hasil penelitian orang lain sebelumnya. Pengutipan biasanya dilakukan dengan mengutip temuan orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu dengan meramu temuan atau karya orang lain, kemudian dibandingkan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Pengutipan dilakukan dengan menunjuk langsung kepada nama pengarang dan karyanya yang dimaksud. Dalam tradisi komunikasi ilmiah, nama yang dicapai hampir selalu hanya nama keluarga, nama marga, atau nama akhir seseorang tanpa menyebutkan gelar dan jabatannya, tahun publikasi, dan halaman (untuk kutipan langsung).

Sistem pengutipan yang dipakai oleh para pengaran/penulis sangat beragam seperti; sistem nomor, sistem catatan kaki, dan sistem berkurung. Sistem pengutipan yang dianjurkan dalam panduan ini adalah pengutipan berkurung (sistem parentetis) dengan hanya menulis nama, tahun publikasi dan halaman, ditulis sebelum atau sesudah teks yang dikutip.

Apabila karya ditulis oleh satu sampai tiga orang, penulisan nama pengarang harus selalu dituliskan setiap kali dikutip dalam teks. Pada pengutipan seterusnya nama pengarang pertama saja yang ditulis diikuti singkatan dkk. (‘dan kawan-kawannya’), atau dapat juga digunakan singkatan universal “et al”. (berasal dari bahasa Latin et alii atau et aliae yang berarti dan orang-orang lain). Contoh: Williams, et al. (1991). Tidak ada titik sesudah “et”. Karya yang ditulis oleh lebih dari tiga orang, penulisan nama pengarang dalam teks hanya nama

Page 12: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

pertama yang dicantumkan diikuti kata dkk. Atau et al, untuk setiap kali pengutipan.

Untuk karya yang ditulis oleh lebih dari satu orang, sebaiknya digunakan tanda apersan (&) untuk menghubungkan nama pengarang yang terakhir dengan nama pengarang yang mendahuluinya. Tanda ini (&) digunakan untuk menghindari terjadinya kejanggalan kalau rujukan yang dikutip dalam teks adalah tulisan dari berbagai bahasa, misalnya dan (Indonesia), and (Inggris), en (Belanda), und (Jerman), dan sebagainya.

Jika ada beberapa buku yang dijadikan rujukan ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya. Contoh: Abdul Muis Badulu menulis dua judul buku tahun 2008. Buku pertama berjudul English Systax, buku kedua berjudul The Formaing of English Words Through Derivation. Bila buku pertama yang dirujuk, penulisannya adalah: Badulu (2008a), karena berdasarkan abjad judul buku huruf E mendahului huruf T untuk judul buku kedua. Rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oelh suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga maka yang menggantikan nama penulis adalah nama dokumen, disusul tahun penerbitan. Contoh: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diterbitkan tahun 1990 di Jakarta oleh PT Armas Duta Jaya, maka yang menggantikan nama penulis adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional (1990).

Mengutip tulisan dalam surat kabar tanpa nama penulis maka yang menggantikan nama penulis adalah nama surat kabar. Sumber dikeluarkan oleh suatu lembaga atau organisasi, tanpa nama penulis maka nama lembaga atau organisasi menggantikan nama penulis. Contoh: (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembanguanan Keluarga Sejahtera, yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, maka yang menggantikan nama penulis Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Sumber yang merupakan kutipan dari pengarang/penulis lain, cara megutipnya dalam teks disusun sebagai berikut: nama penulis sumber asli, tahun dalam kurung, kalau tahun tidak tercantum ditulis “tanpa tahun” diikuti kata “dalam” kemudian nama penulis yang mengutip, diikuti tahun kurung. Contoh: Studi yang relevan dengan kepemimpinan wanita adalah penelitian McClellnd (tanpa tahun) dalam Noerhadi (1991), yang mengkaji achievement motivation atau motivasi berprestasi dalam kepemimpinan, yang membedakan dua macam motivasi yaitu motivasi untuk mendekati sukses dan motivasi untuk menghindari kegagalan.

Kutipan langsung yang terdiri atas satu sampai tiga baris disisipkan dalam alinea yang sama dengan memakai tanda petik. Contoh: “Penduduk kota yang

Page 13: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

hidup berkecukupan, dua kali lebih banyak terkena penyakit kencing manis dibandingkan dengan penduduk desa” (Nasedul, 1997:36). Apabila penulis ingin menghilangkan beberapa bagian kalimat pada awal kutipan, bagian itu diganti dengan tiga titik (...). Jika bagian yang dihilingkan terletak pada bagian akhir kutipan, bagian yang dihilangkan itu diganti dengan empat titik (....). Kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih dilakukan dengan sistem “blok” dengan jarak satu spasi dan dimulai pada ketukan sepuluh atau 1 cm, kutipan tidak dibatasi tanda petik.

C. Penulisan Identitas Rujukan

Pada bagian akhir sebuah tulisan ilmiah sudah dibakukan tersajinya daftar rujukan yang dipakai dalam menyusun naskah karangan. Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca, tetapi tidak dikutip secara langsung ataupun tidak langsung harus dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pada umumnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis ditulis dengan urutan nama keluarga/nama marga atau unsur nama akhir, disusul inisial nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, halaman (volume dan nomor halaman untuk jurnal). Unsur-unsur tersebut dapat divariasi bergantung jenis sumber pustakanya.

Nama keluarga atau nama akhir yang dijadikan tema ditulis lebih dahulu dan dipisahkan dengan koma dari inisial nama awal/nama depan atau nama kecil yang ditulis di belakangnya. Susun balik nama ini dilakukan tidak hanya pada pengarang pertama tetapi juga pada pengarang kedua, pengarang ketiga, pengarang keempat dan seterusnya. Cara susun balik nama pengarang memudahkan penyusun indeks nama pengarang dalam penulisan buku yang mencantumkan indeks pada bagian akhir buku. Gaya susun balik nama pengarang ini disebut sistem Harvard (Wijaya, E. A., Rifai, M. A., Subiyanto, B & Nandika, D. 1994., dalam Rifai, 1995).

Semua nama pengarang yang menulis buku yang sama harus dicantumkan dalam daftar rujukan, dan tidak diperkenankan menulis dkk. Atau et al. Penulisan dkk, atau et al, hanya digunakan dalam penulisan teks.

Di samping sistem Harvard, dikenal pula sistem Vancourver yang hanya menerapkan susun balik nama pengarang pertama, sedangkan pengarang kedua dan seterusnya namanya ditampilkan dengan didahului oleh inisialnya (Wijaya, E. A., Rifai, M. A., Subiyanto, B & Nandika, D. 1994., dalam Rifai, 1995:25).

Yang disepakati dalam Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Bosowa Makassar adalah Sistem Harvard. Berikut ini disajikan tata cara penulisan identitas rujukan dalam berbagai sumber.

Page 14: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

III PROSES PENYUSUNAN SKRIPSI

Skripsi disusun oleh mahasiswa yang telah memenuhi syarat akademik dan administratif. Penyusunan skripsi harus mengikuti prosedur tertentu yang harus dipertanggungjawabkan dalam ujian skripsi. Prosedur penyusunan skripsi meliputi pengajuan judul penelitian/skripsi, penunjukan dosen pembimbing, penyusunan dan seminar usul pemelitian, pelaksanaan penelitian, penyusunan dan seminar naskah skripsi/hasil penelitian, dan ujian skripsi. B. Penentuan Dosen Pembimbing

Yang menjadi persyaratan dan mekanisme untuk menjadi dosen pembimbing skripsi adalah berikut ini. 1. Persyaratan

Dalam proses penyusunan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh komisi pembimbing dengan syarat-syarat berikut ini.

a. Dosen tetap pada program studi tersebut. b. Komisi pembimbing terdiri atas pembimbing I dan pembimbing II. c. Pembimbing I minimal Golongan IV.a dengan jabatan fungsional

lektor, kecuali dosen yang berijazah doktor (S3), golongan dan jabatan boleh lebih rendah.

d. Dosen penasihat akademik otomatis menjadi pembimbing penyusunan skripsi mahasiswa yang dibimbingnya.

e. Dosen penasihat akademik yang memenuhi syarat pada poin C otomatis menjadi pembimbing I dan yang belum memenuhi syarat tersebut menjadi pembimbing II.

2. Mekanisme Pengusulan dan penetapan dosen pembimbing I dan pembimbing II

melalui mekanisme berikut ini. a. Ketua program studi mengusulkan calon pembimbing I dan

pembimbing II ke Dekan/Wakil Dekan Fakultas dengan memperhatikan persyaratan sebagai dosen pembimbing.

b. Dekan menetapkan dosen pembimbing I dan pembimbing II yang dinyatakan dalam surat penugasan pembimbing skripsi (lampiran 2 & 3).

1. Tugas dosen pembimbing

Sesuai dengan proses penyusunan skripsi, tugas dosen pembimbing adalah berikut ini.

a. Membimbing mahasiswa dalam pemilihan dan penetapan judul penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

b. Membimbing mahasiswa menyusun proposal penelitian. c. Mempertimbangkan saran-saran yang dikemukakan peserta seminar

proposal penelitian.

Page 15: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

d. Membimbing dan mengawasi pelaksanaan penelitian mahasiswa untuk penyusunan skripsinya.

e. Membimbing mahasiswa dalam penyusunan naskah skripsi. f. Pembimbing I dan pembimbing II saling bekerjasama dalam

membimbing penysusunan skripsi mahasiswa yang dibimbingnya. g. Menandatangani skripsi yang sudah layak umtuk diujikan. h. Bertindak sebagai anggota dalm ujian skripsi. i. Menandatangani usulan penelitian yang layak untuk diujikan.

IV

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom Action Research, yang berarti penelitian dengan melakukan tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subjek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang bersifat systemic inquiry, dilakukan oleh pendidik (guru dan dosen) dan kepala sekolah atau pejabat struktural di lingkup perguruan tinggi, karena kepala sekolah dan pejabat struktural mempunyai jabatan fungsional pendidikan yaitu wajib membelajarkan peserta didik. Jadi, kepala sekolah dan pejabat struktural perguruan tinggi dapat melakukan penelitian tindakan dan penelitian tindakan kelas, sedangkan pendidik (guru dan dosen) melakukan penelitian tindakan kelas. Jadi, bukan hanya gur/dosen yang melakukan penelitian tindakan kelas.

Menurut Tampubolong (2002:19), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. Tujuannya untuk memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik, sehingga hasil belajar peserta didik menjadi meningkat dan secara sistem mutu pendidikan pada satuan pendidikan juga meningkat.

Pengertian lain dari PTK adalah penelitian praktis didalam kelas untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan menemukan model pembelajaran inovatif untuk memecahkan masalah yang dialamj oleh pendidik dan peserta didik. Jadi, jenis penelitian ini mampu

Page 16: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

menawarkan berbagai cara dan prosedur baru yang lebih mengena dan bermanfaat dalam memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam dalam proses pembelajaran di kelas.

Guru yang bersifat reflektif adalah selalu belajar dari pengalaman, sehingga dari hari ke hari kinerjanya menjadi semakin baik dan semakin meningkat. Dalam melakukan refleksi, guru harus memiliki kemandirian dan kemampuan menafsirkan serta memanfaatkan hasil-hasil pengalaman membelajarkan, kemajuan belajar mengajar, dan informasi lainnya bagi penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara berkesinambungan. Kemajuan dan perkembangan IPTEK yang pesat harus diantisipasi melalui penyiapan guru yang memiliki kemampuan meneliti, sekaligus mampu memperbaiki proses pembelajaran di kelas.

Sukidin, Basrowi, Suranto (2008:16) menyatakan bahwa guru sebagai pengelola program pembelajaran dan dosen sebagai Lembaga pendidikan tenaga keguruan, dalam PTK punya komitmen untuk mengubah cara berpikir sekaligus mengubah cara bekerja sesuai dengan arah yang dapat diperoleh dari hasil penyelenggaraan PTK di kelas.

Kehadiran dosen sebagai Lembaga pendidikan tenaga keguruan bukan sebagai pemberi dan pengatur permasalahan garapan penelitian, akan tetapi hanya sebagai fasilitator pelaksanaan penelitian sehingga hasil penelitian benar-benar dapat membawa dampak perubahanyang berarti secara praktis dan dapat secara langsung diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari oleh guru dalam menyikapi permasalahan. Oleh karena itu, guru harus berminat dan melakukan PTK karena merupakan sebagai kebutuhan. A. Sistematika Naskah Skripsi 1. Bagian Awal

a. Halaman Sampul b. Halamn Judul c. Halaman Persetujuan d. Halaman Pengesahan e. Motto f. Abstrak g. Prakata/Kata Pengantar h. Daftar Isi i. Daftar Tabel b. Daftar Gambar a. Daftar Lampiran

2. Bagian Isi PTK

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah

Page 17: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

C. Tujuan penelitian D. Manfaat penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Yang menjadi kajian teori dalam penelitian B. Kerangka pikir C. Hipotesis tindakan

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian B. Fokus penelitian (faktor-faktor yang diteliti) C. Setting dan subjek penelitian D. Disain atau Prosedur PTK (persiapan, pelaksanaan, observasi, evaluasi,

dan refleksi) E. Teknik pengumpulan data F. Instrumen penelitian G. Teknik analisis data dan indikator keberhasilan. H. Indikator Keberhasilan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Proses dan Hasil Penelitian B. Pembahasan Penelitian

3. Bagian Akhir a. Daftar pustaka b. Lampiran c. Riwayat hidup

V SISTEMATIKA SKRIPSI

(Penelitian Kuantitatif)

Penelitian Kuantitatif atau Quantitatif Research adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka (score, nilai) atau pernyataan-pernyataan yang dinilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian Kuantitatif biasanya digunakan untuk membuktikan dan menolak suatu teori. Karena penelitian ini biasanya bertolak dari suatu teori yang kemudian diteliti, dihasilkan data, kemudian dibahas dan diambil kesimpulan. Contoh penelitian kuantitatif adalah penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dalam bidang ilmu alam, ilmu sosial, jurnalisme, dll.

Penelitian kuantitaif merupakan sebuah penelitian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan yang dilakukan mencakup segala hal yang berhubungan dengan objek penelitian, fenomena serta korelasi yang ada diantaranya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk memperoleh

Page 18: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

penjelasan dari suatu teori dan hukum-hukum realitas. Penelitian kuantitatif dikembangkan dengan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis.

Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.

VI

PEDOMAN TEKNIK PENULISAN Skripsi merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir dari mahasiswa

program S1. Penulisan skripsi diawali dengan pengajuan proposal penelitian. Hasil penelitian disusun/ditulis dalam bentuk skripsi yang merupakan laporan penelitian yang dipersembahkan untuk masyarakat akademis. Jenis laporan dituntut memenuhi aturan yang sudah ditetapkan setiap lembaga, dengan menitikberatkan pada aspek metodologis dan teknis penelitian.

VII ETIKA PUBLIKASI ILMIAH

Bagian ini secara khusus membahas etika publikasi ilmiah yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam memublikasikan karya tesis/disertasinya.

Dalam memublikasikan ilmiah terdapat prinsip etika yang harus dipegang teguh. Menurut manual publikasi karya ilmiah yang diterbitkan oleh American Psychological Association (1994) tujuan dari prinsip etika dalam publikasi ilmiah ada dua, yakni: (1) untuk menjaga integritas dan keakuratan ilmu pengetahuan; dan (2) melindungi hak intelektual. Prinsip etika publikasi ilmiah tercirmin dalam beberapa sikap berikut ini:

A. Jujur dan Cermat dalam Melaporkan Dalam upaya menjaga integritas dan keakuran ilmu pengetahuan, seorang

peneliti haruslah bersikap jujur dan bertindak cermat. Ia tidak boleh melaporkan

Page 19: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

temuan yang hanya merupakan rekaan atau sengaja mengungkap hanya “sebagai” hasil temuannya karena sebagian yang lain tidak sesuai harapnnya. Oleh karena itu, sebuah karya ilmiah haruslah dilaporkan secara jujur, cermat, dan terbuka agar dapat diverifikasi oleh peneliti lain.

Seorang peneliti haruslah menyadari posisinya sebagai pencari kebenaran dan berupaya menjaga agar temuan yang dipublikasikannya bermanfaat dan tidak menyesatkan orang lain. Untuk itulah, seorang peneliti harus berusaha secara maksimal untuk mempersiapkan laporan penelitiannya secermatnya. Kesalahan yang tak disengaja tentu saja tidak dapat dihindari sepenuhnya dan bila kesalahan itu ada, hendaknya amat minimal. Bila kemudian sang peneliti menemukan kesalahan tersebut cara seperti menyelipkan daftar koreksian pada karya yang sudah terlanjur kesalahn yang terjadi.

Selain bertindak cermat, seorang penelitian haruslah berupaya agar tulisannya mudah dipahami sehingga tidak menyusup orang lain dengan mengadakan pengeditan berulang-ulang. Tulisannya harus jelas dan sistematis. Buku pedoman penulisan tesis/ disertasi ini dibuat untuk membantu penelitian dalam upayanya menyajikan temuannya secara jelas, konsisten, dan sistematis.

B. Bersedia Menyerahkan Data Karena sebuah temuan penelitian terbuka untuk diuji oleh orang lain,

seorang peneliti hendaknya tidak menyembunyikan data penelitian yang digunakannya untuk menarik simpulan, khususnya kepada peneliti lain yang berhasrat untuk mengadakan verifikasi atau analisis ulang terhadap penelitian tersebut. Kepada orang yang membutuhkan data tersebut agar menjaga kerahasiaan responden bila memang harus dirahasiakan.

C. Menghindari Plagiarisme Apakah plagiarisme itu dan mengapa harus dihindari? istilah plagiarisme

atau biasa pula disebut plagiat ditransfer dari bahasa Inggris plagiarism yang asal muasalnya dari bahasa Latin plagiarius yang berarti penculik. Istilah ini kemudian memiliki arti “penipuan dengan cara mengambil hasil pemikiran orang lain dan menyajikannya seolah-olah hasil pemikirannya sendiri” (Gbaldi, 1995:26). Dalam menulis karya ilmiah, seseorang mestilah mengharapkan hasil pemikiran orang lain. Ia tidak boleh dengan seenaknya memasukkan pemikiran orang lain (khususnya yang telah dipaparkan dalam bentuk tulisan) ke dalam karya tulisnya. Ada aturan yang sangat ketat yang harus diikuti. Bila mengutip pendapat orang lain, haruslah memberi tanda kutipan (atau mengetiknya dalam spasi khusus) lalu menyebutkan sumber kutipan tersebut.

Contoh: Hadiwidjojo (dalam Sakri, 1993:153) menuliskan dalam Perkembangan Peristilahan Ilmu dan teknologi dalam Bahasa Indonesia, 1928-1988. Bahwa :

Boleh kita katakan, sejak beberapa tahun terakhir ini kita dapat menyaksikan adanya perkembangan yang luar biasa cepatnya di segala bidang.

Page 20: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

Ini dengan sendirinya berpengaruh pula pada usaha pembentukan istilah baru. Bagi setengah orang, mungkin yang tampak seakan-akan hanya keracunan: terlalu banyak kata yang mereka anggap baru. Padahal penyebab sebenarnya, mereka memang tidak akrab dengan kosakata yang kita miliki. Banyak di antara kita yang tidak mempunyai kamus bahasa Indonesia,tempat kita dapat bertanya. Tidak mengherankan, berbagai pertanyaan mampu usul timbul untuk mengatasinya. Tidak sedikit orang yang merasa betapa istilah baru yang muncul itu menyulitkan orang dalam berkomunikasi. Di antaranya ada pula kemudian menyuarakan, lebih baik kalau kata asingnya saja.

Bila seseorang memasukkan kutipan tersebut secara mentah-mentah ke dalam tulisannya tanpa memberi tanda kutipan atau merapatkan spasi dan menyebutkan sumbernya, ia disebut melakukan plagiarisme. Melakukan plagiarisme dalam dunia ilmu pengeahuan merupakan pelanggaran besar yang amat memalukan. Mengutip pendapat seseorang secara panjang lebar maka ia seyogyanya meminta izin kepada pemilik hak cipta dari tulisan yang dikutipnya itu.

Kadang-kadang ada orang yang mengubah tulisan orang lain dengan mengganti kata-kata tertentu dengan kata-kata yang sama artinya lalu mengakui tulisan yang telah diubahnya itu sebagai tulisannya, ini pun disebut sebagai plagiarisme. Contoh berdasarkan kutipan i atas (kata-kata yang bergaris bawah telah diubah dari aslinya):

Dapatlah dikatakan, akhir-akhir ini kita dapat melihat adanya kemajuan yang amat pesat di berbagai lapangan kehidupan. Ini secara otomatis berdampak pula pada upaya pengembangan teknologi baru. Bagi sebagian orang, mungkin yang kelihatan seakan-akan hanya kerancauan: yakni amat banyak istilah yang mereka anggap baru. Padahal, penyebab sesungguhnya,mereka memang tidak familiar dengan perbendaharaan kata yang kita punyai. Banyak di antara kita yang tidak memiliki kamus bahasa Indonesia, tempat kita memperoleh jawaban. Tidak mengherankan, beragam pernyataan maupun saran muncul untuk memecahkannya. Tidak sedikit orang yang menyadari betapa istilah baru yang lahir itu membuat orang sulit dalam berhubungan. Di antaranya ada pula yang lahir itu membuat orang sulit dalam berhubungan. Di antaranya ada pula yang kemudian mengusulkan, lebih baik bila dipakai istilah asingnya saja (Sakri, 1993:153).

Bahkan menurut Markman dkk. (1982), mengubah kalimat orang lain sekalipun dengan menyebutkan sumbernya masih dipandang sebagai plagiarisme.

Supaya seorang ilmuan terhindar dari perbuatan plagiarisme yang tercela tersebut, ia dapat melakukan salah satu di antara dua pilihan.

1. Pilihan pertama adalah memberi tanda kutip atau merapatkan spasi dari kalimat yang dikutipnya lalu menyebutkan sumbernya seperti contoh pertama di atas.

Page 21: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

2. Pilihan kedua adalah menuliskan kembali kalimat-kalimat orang lain dalam bahasanya sendiri (dengan tidak mengubah arti kalimat-kalimat tersebut) ;lalu menyebutkan sumbernya).

Contoh penulisan kembali dalam bahasa sendiri : Ekspresi anak berbeda dengan ekspresi orang dewasa karena kebutuhan orang dewasa berlainan dengan kebutuhan anak-anak. Anak-anak mencari kepuasan dengan “bebas”, bernyanyi, dan perilaku lainnya. Karena itulah yang selalu dilakukan, berekspresi dan mengekspresikan dengan spontan. Ekspresi ini perlu mendapat perhatian karena melalui ekspresi ini cita-cita, keinginannya tersalurkan (Muharram & Sundaryati, 1991/1992:28).

Dapat dibahaskan kembali mejadi : Secara alamiah ekspresi anak-anak berbeda dengan ekspresi orang dewasa. Ekspresi anak-anak yang bebas dan spontan perlu diperhatikan (Muharram dan Sundaryati, 1991/1992).

D. Menggunakan Karya Ber-“ hak cipta” Secara Wajar Hak cipta intelektual memberi ewenang yang diakui undang-undang

kepada peneliti/penulis untuk mengopi/menggandakan dan sekaligus meyebarkan karya tulisannya yang orisinal yang telah dilengkapi dengan hak cipta (copyrigh). Hak cipta seperti ini tidak hanya terbatas bagi karya tulis, dan sebagainya. Untuk itulah, seorang mahasiswa yang akan menulis tesis/disertasi perlu menyadari adanya hak cipta ini.

Meskipun hak cipta memberi wewenang kepada seseorang atau lembaga untuk mengopi/menggandakan dan mendistribusikan suatu karya kepada pemilik hak ciptanya, hak cipta juga memberi peluang bagi publik untuk menggunakan secara “wajar” karya yang telah memiliki hak cipta. Penggunaan secara wajar ini diberikan dengan mempertimbangkan maksud penggunaan dan jumlah penggunaan. Penggunaan untuk keperluan pengajaran dan bukan tujuan komersial atau mencari keuntungan dipandang sebagai hal yang wajar. Demikian pula, pengutipan singkat dari karya yang memiliki hak cipta pada tulisan ilmiah semacam tesis/disertasi dianggap wajar sepanjang tesis/disertasi tersebut tidak dipublikasikan secara meluas dan dijual. Akan tetapi, mengutip sebuah artikel secara lengkap meskipun pada publikasi akademik dapat dianggap melebihi kewajaran.

Meskipun tidak ada aturan yang pasti tentang berapa singkat sebuah kutipan dapat dilakukan tanpa melanggar batas kewajaran, ada lembaga yang mencoba untuk membuat rambu-rambu misalnya dengan menetapkan bahwa kutipan yang tidak melebihi satu setengah halaman ketikan spasi tunggal (Crews, 1992). Bila kutipan melebihi batas tersebut, penulis diwajibkan izin tertulis dari pemilik hak cipta. Sebagai gambaran, berikut ini dikemukakan sebagian dari rambu-rambu dalam menggunakan karya yang berhak cipta yang dibuat oleh Universitas Microfilms Inc (UMI) di An Arbor, MI, Amerika Serikat:

Page 22: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

1. Kutipan panjang. Kutipan yang berasal dari karya tulis yang berhak cipta janganlah melewati satu setengah halaman ketikan spasi tunggal;

2. Reproduksi karya. Hindari mereproduksi/mengopi karya yang telah dipublikasikan seperti instrumen survei standar, angket, dan artikel. Hal ini bahkan juga berlaku bagi pencipta karya tersebut yang mungkin telah menjual hak ciptanya kepada sebuah penerbit;

3. Puisi. Sebagai karya seni, puisi merupakan karya yang dapat berhak cipta meskipun dapat dikutip secara wajar. Mengopi sebuah pusi berhak cipta secara lengkap meskipun karya puisi tersebut amat pendek dapat dianggap sebagai tindakan yang melewati batas kewajaran;

4. Ilustrasi. Mereproduksi ilustrasi,foto, bagan, diagram karikatur, kartun, dan semacamnya yang telah memiliki hak cipta dapat dipandang sebagai mengopi keseluruhan karya seniman. Untuk itu, perlu bersikap hati-hati (Crews, 1992).

Demikian beberapa hal yang menyangkut etika dalam publikasi karya ilmiah yang perlu mendapatkan perhatian mahasiswa dalam penulisan tesis/disertasi.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasila. A. Chaedar. 2002. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya

dengan Pusat Studi Sunda.

Andriani, Rini. 2016. Prosedur Penelitian Kuantitatif. http://www.membumikanpendidikan.com: Jurnal 12 Nov. 2016.

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

AR, Syamsuddin. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

David, Lindsay. 1988. Penuntun Penulisan Ilmiah. Diterjemahkan oleh Suminar Setiati Achmadi. Jakarta: Open University Press.

Direktorat Penerimaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Ditjen Dikti. 2000. Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Jakarta: DP3M Ditjen Dikti Depdiknas.

Hanurawan, Fatta. Dkk. 2001. Kontrovesi Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Page 23: 5 Buku - jurnalscienceindonesia.com · catatan/logbook, yang meliputi penulisan dokumen, rangkuman pertemun dan diskusi, rangkuman isu setiap pertemuan/ konsultasi, dan garis besar

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. 1996. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Malang: IKIP Malang.

Konsorsium Sertifikasi Guru. 2013. Perangkat Pengembangan Profesi. Modul PLPG.)

Kunandar, 2008, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muslimin. Umar, Alimin. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Nadika, D. 2004. IPTEK, Perguruan Tinggi dan Daya Saing Bangsa. P3M, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta (Mimeograph).

Prastowo, Andi.2011. Memahami Metode-Metode Penelitian. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1975. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Salm. Sofyan. 2010. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukidin. Dkk. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia.

Tmpubolong, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta.: Erlangga.