4. bab i

3
BAB I PENDAHULUAN Apendisitis merupakan suatu peradangan pada lapisan mukosa dari apendix vermiformis yang dapat menyebar ke bagian lainnya. Penyakit ini sering bertumpang tindih dengan sindrom klinis lainnya dan dapat menimbulkan morbiditas yang signifikan terutama pada penundaan diagnostik. Apendisitis merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering ditemukan dan memerlukan tindakan pembedahan segera untuk mencegah komplikasi yang berbahaya seperti perforasi atau sepsis, dan bahkan kematian. Apendisitis dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti infeksi pada apendiks, tetapi faktor yang paling penting adalah adanya obstruksi lumen appendiceal. 1,2 Puncak insidensi apendisitis terjadi pada dekade kedua atau ketiga (40% kasus terjadi pada pasien antara usia 10 dan 29 tahun, 2,3 namun perforasi lebih sering pada anak-anak dan orang tua karena pada masa ini tingkat mortalitas sangat tinggi. 2 Apendisitis terjadi pada 7% dari seluruh populasi di Amerika. 1 Kejadian apendisitis 1,4 kali lebih tinggi pada pria (13%) dibandingkan dengan wanita (9%), dengan risiko seumur hidup secara keseluruhan adalah 8,6% untuk pria dan 6,7% untuk perempuan di Amerika Serikat. 4,5 WHO (World 1

Upload: munadinadi

Post on 18-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahan refrat apendiksitis

TRANSCRIPT

Page 1: 4. BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

Apendisitis merupakan suatu peradangan pada lapisan mukosa dari

apendix vermiformis yang dapat menyebar ke bagian lainnya. Penyakit ini sering

bertumpang tindih dengan sindrom klinis lainnya dan dapat menimbulkan

morbiditas yang signifikan terutama pada penundaan diagnostik. Apendisitis

merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering ditemukan dan

memerlukan tindakan pembedahan segera untuk mencegah komplikasi yang

berbahaya seperti perforasi atau sepsis, dan bahkan kematian. Apendisitis dapat

terjadi karena beberapa faktor, seperti infeksi pada apendiks, tetapi faktor yang

paling penting adalah adanya obstruksi lumen appendiceal.1,2

Puncak insidensi apendisitis terjadi pada dekade kedua atau ketiga (40%

kasus terjadi pada pasien antara usia 10 dan 29 tahun,2,3 namun perforasi lebih

sering pada anak-anak dan orang tua karena pada masa ini tingkat mortalitas

sangat tinggi.2 Apendisitis terjadi pada 7% dari seluruh populasi di Amerika.1

Kejadian apendisitis 1,4 kali lebih tinggi pada pria (13%) dibandingkan dengan

wanita (9%), dengan risiko seumur hidup secara keseluruhan adalah 8,6% untuk

pria dan 6,7% untuk perempuan di Amerika Serikat.4,5 WHO (World Health

Organization) menyatakan insidensi apendisitis pada tahun 2004 di Asia tenggara

sebesar 4,8%, dan Afrika 2,6% dari total populasi.5 Di Inggris, terdapat lebih dari

40.000 pasien rawat inap dengan appendisitis setiap tahunnya.4

Insidensi apendisitis tetap stabil di Amerika serikat selama 30 tahun

terakhir, sedangkan insidensi apendisitis lebih rendah pada negara-negara yang

kurang berkembang seperti Afrika, dan negara lain dengan sosioekonomi yang

rendah. Tingkat mortalitas di Amerika serikat menurun delapan kali lipat antara

tahun 1941 dan 1970 menjadii <1 per 100,000 sampai sekarang.2 Menurut

Departemen Kesehatan RI pada tahun 2006, apendisitis menempati urutan

keempat penyakit gastrointestinal terbanyak di Indonesia setelah dispepsia,

gastritis dan duodenitis, dan penyakit sistem cerna lain dengan jumlah pasien

rawat inap sebanyak 28.040.6

1

Page 2: 4. BAB I

Appendektomi merupakan satu-satunya pengobatan kuratif pada

apendisitis. Tujuan dokter bedah adalah untuk mengevaluasi populasi pasien yang

dirujuk dengan kecurigaan apendisitis dan semua etiologi dari akut abdomen dan

meminimalkan tingkat negative apendectomy atau misdiagnosis tanpa

meningkatkan kejadian perforasi.1 Pengobatan bedah apendisitis adalah salah satu

kemajuan kesehatan masyarakat yang besar dari 150 tahun terakhir. Apendektomi

untuk apendisitis adalah operasi darurat yang paling umum dilakukan di dunia.

Saat ini, tingkat kematian untuk usus buntu akut dilaporkan menjadi kurang dari

1%. Di Amerika Serikat, lebih dari 260.000 apendektomi dilakukan setiap

tahunnya.3

Kesulitan dalam mendiagnosis apendisitis masih merupakan masalah

dalam bidang bedah. Terdapat beberapa pasien yang menunjukan gejala dan tanda

apendisitis yang tidak khas dan gejala apendisitis yang sering bertumpang tindih

dengan penyakit abdomen lainnya, sehingga dapat menyebabkan kesalahan dalam

diagnosis dan keterlambatan penanganan. Hal tersebut dapat meningkatkan

terjadinya perforasi, morbiditas, dan negative apendectomy. Angka kejadian

negative apendectomy (apendektomi dengan temuan apendisitis yang negatif) di

Amerika Serikat sebesar 15,3%. Adanya perkembangan dalam terapi bedah pada

apendisitis berperan dalam menyelamatkan sekitar 8 juta jiwa per tahun di

Amerika Serikat saja.1,3

2