4. analisa dan pembahasan 4.1. b (11) (12) (10) a (9) a …...perhitungan dengan metode bar bending...
TRANSCRIPT
15
Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Data
Data yang diperoleh berupa proyek ruko atau SOHO dari salah satu
kontraktor besar yang berasal dari Surabaya. Namun karena alasan kerahasian
data, sumber pemberi data tidak menghendaki publikasi nama proyek mereka
dalam tampilan data.
Data proyek ruko atau SOHO yang digunakan berjumlah 75 ruko dengan
pembagian tiga zona. Namun pada kesempatan ini, penelitian dilakukan pada 29
ruko yang berada di zona 1 saja. Zona 1 memiliki 3 gedung (blok) yaitu A, B, dan
C dimana ada perbedaan lantai (gedung A dan B masing-masing berlantai empat
dan gedung C berlantai tiga (Gambar 4.1).
A (9) A (8) A (4)
B
(10)
C
(10)
D
(11)
E
(11) F
(12)
Zona 1 Zona 2 Zona 3
Gambar 4.1. Zona 1 Ruko (Merah untuk 3 Lantai dan Kuning untuk 4 Lantai)
Data yang diperoleh berupa RAB struktur (Lampiran 1) dan gambar struktur
(Lampiran 2) yang dapat memberikan keterangan tinggi antar lantai, ukuran
bangunan, dan jumlah lantai, serta jenis-jenis elemen struktur pada bangunan
tersebut. Dari data tersebut dilakukan pengamatan terhadap kolom struktur beton
bertulang untuk diambil data terhadap kuantitas pembesiannya.
16
Universitas Kristen Petra
4.2. Zona 1 (Gedung ABC)
Berikut ini merupakan deskripsi singkat mengenai Zona 1 berdasarkan data
denah struktur bangunan yang ditinjau.
Zona : 1 (Gedung ABC)
Lokasi : Surabaya
Jumlah Lantai : 4 dan 3 lantai
Jarak antar lantai : Lantai 1 s/d Lantai 2 (EL. ±0,00 s/d +3,78) = 3,78 m
Lantai 2 s/d Lantai 3 (EL. +3,78 s/d +7,01) = 3.23 m
Lantai 3 s/d Lantai 4 (EL.+7,01 s/d +10,24) = 3.23 m
Lantai 4 s/d Lantai Atap (EL.+10,24 s/d +13,47) = 3.23 m
Beton : Readymix
Jenis Pondasi : Tiang Pancang
Gambar 4.2. Potongan Ruko Zona 1 (Gedung ABC)
Tingkat
4
Tingkat
3
Tingkat
2
Tingkat
1
Struktur
Bawah
17
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.3. Denah Struktur Lt. 1 Zona 1 (Tanpa Skala)
18
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4. Denah Struktur Lt. 2 Zona 1 (Tanpa Skala)
19
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.5. Denah Struktur Lt. 3 Zona 1 (Tanpa Skala)
20
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.6. Denah Struktur Lt. 4 Zona 1 (Tanpa Skala)
21
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.7. Denah Struktur Lt. Atap Zona 1 (Tanpa Skala)
22
Universitas Kristen Petra
Jenis pekerjaan konstruksi yang akan dibahas adalah pekerjaan struktur atas
yaitu pekerjaan kolom struktur beton bertulang. Dalam penelitian ini, tinggi antar
lantai yang digunakan menjadi acuan dalam menentukan tinggi kolom (Gambar
4.2). Dari sana tinggi yang akan dipakai adalah tinggi elevasi ke elevasi untuk
tingkat 2, tingkat 3 dan tingkat 4. Sedangkan untuk tingkat1, tinggi kolom akan
ditambah dengan kedalaman kolom sampai kepada pondasi poer.
Pada tingkat 3, beberapa kolom tidak menerus sampai tingkat 4. Hal itu
dikarenakan luas lantai yang dimiliki lantai 4 lebih kecil dari lantai 1 dan 2
maupun lantai 3. Hal ini karena lantai 4 memiliki void yang memungkinkan
kolom tidak perlu diteruskan dari tingkat tiga ke tingkat 4.
Selanjutnya didapat data untuk penampang setiap jenis kolom yang ada
dalam proyek ini (Gambar 4.8) serta standar dan skema penulangan dari
perencana untuk menjadi acuan perhitungan kuantitas pembesian (Gambar 4.9).
Gambar 4.8. Penampang Tiap Jenis Kolom
23
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.9. Skema Penulangan Kolom
4.3. Analisa Perhitungan Kuantitas Besi kolom
4.3.1. Tingkat 1
Berikut adalah contoh perhitungan kolom K4-1 as A2
Gambar 4.10. Posisi Kolom K4-1 As A2 Tingkat 1
24
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.11. Denah Balok Lt. 2
Gambar 4.12. Potongan Kolom dan Balok
Gambar 4.13. Detail dan Potongan Pondasi
25
Universitas Kristen Petra
Perhitungan dengan metode bar bending schedule
Gambar 4.14. Ilustrasi Tulangan Kolom Dengan BBS
Untuk perhitungan kuantitas pembesian kolom diambil elevasi ke elevasi
(Lt = 4.28 m) akan tetapi diberi lewatan pada lantai atasnya untuk sambungan
tulangan kolom.
Penjelasan tulangan utama 10D16 (No. 1) sebagai berikut:
Sambungan lewatan sebesar 40d, 640 mm
Dimensi balok, 600 mm
Panjang bersih, 3680 mm
Penyaluran bawah sebesar 40d termasuk kait standar 12d (Tabel 2.1), 640 mm
Panjang total (L) = 640+600+3680+640
= 5560 mm = 5.56 m
Jumlah tulangan (N) = 10 bh
Berat jenis tulangan (g) = 1.578 kg/m
36
80
250
60
0
64
0
170
75
420 170
75 75
1
2
3
39
0
53
10
250
26
Universitas Kristen Petra
Berat tulangan (W) = 5.56 x 10 x 1.578
= 87.76 kg
Penjelasan tulangan sengkang Ø8-150 dan Ø8-200 (No 2) sebagai berikut:
Tebal selimut beton, 40 mm
Kait tulangan sengkang (Tabel 2.2), 75 mm
Panjang total (L) = [(250-2x40)+(500-2x40)]x2+2x75
= 1330 mm = 1.33 m
Jumlah tulangan (N) = 1840/200+(2x920+600+400)/150
= 28.1333 ≈ 29 bh
Berat jenis tulangan (g) = 0.395 kg/m
Berat tulangan (W) = 1.33 x 29 x 0.395
= 15.22 kg
Penjelasan tulangan sengkang Ø8-150 dan Ø8-200 (No 3) sebagai berikut:
Panjang total (L) = 170+2x75
= 320 mm = 0.32 m
Jumlah tulangan (N) = 1840/200+(2x920+600+400)/150
= 28.1333 ≈ 29 bh
Berat jenis tulangan (g) = 0.395 kg/m
Berat tulangan (W) = 0.32 x 29 x 0.395
= 3.66 kg
Tabel 4.1. Hasil BBS Kolom K4-1 As A2 Tingkat 1
Nama Kode Pola Penulangan Ø D L (m) N g (kg/m) WBBS (kg)
Tul Utama 1
16 5.56 10 1.578 87.76
Sengkang 2
8 1.33
29 0.395 18.88
Sengkang 3
8 0.32
5310
250
170
75
420
170
75 75
27
Universitas Kristen Petra
Perhitungan dengan metode pendekatan per satuan panjang
Awalnya diambil sampel, satu di ujung atau tengah kolom, akan tetapi untuk jarak
sengkang adalah rata-rata bagian ujung dengan tengah ((150+200)/2 = 175mm).
Pemotongannya dilakukan pada jarak antar tulangan sengkang sepanjang kurang
lebih satu meter.
Gambar 4.15. Pengambilan per Meter Panjang
10
50
88
17
51
75
17
51
75
17
58
8
Gambar 4.16. Ilustrasi Tulangan Kolom Dengan Metode Pendekatan
Dalam hal ini diambil sepanjang 1050mm (karena 1050/175 menghasilkan angka
bulat 6) dan didapat:
170
75
420 170
75 75
2
3
10
50
1
28
Universitas Kristen Petra
Tulangan utama 10D16 (No 1):
Panjang total (L) = 1050 mm
Jumlah tulangan (N) = 10 bh
Berat jenis tulangan (g) = 1.578 kg/m
Berat tulangan (W) = 1.05 x 10 x 1.578
= 16.57 kg
Dari angka ini dicari kuantitas tulangan per meter dengan dibagi panjang sampel
(1050mm) dan dikali satu meter, lalu dikali dengan panjang elevasi ke elevasi.
W = (16.57x1000/1050)x4.28 = 67.55 kg
Tulangan sengkang Ø8-175 (No 2):
Panjang total (L) = 1330 mm
Jumlah tulangan (N) = 1050/175
= 6 bh
Berat jenis tulangan (g) = 0.395 kg/m
Berat tulangan (W) = 1.33 x 6 x 0.395
= 3.15 kg
Dari angka ini dicari kuantitas tulangan per meter dengan dibagi panjang sampel
(1050mm) dan dikali satu meter, lalu dikali dengan panjang elevasi ke elevasi.
W = (3.15x1000/1050)x4.28 = 12.84 kg
Tulangan sengkang Ø8-175 (No 3):
Panjang total (L) = 320 mm
Jumlah tulangan (N) = 1050/175
= 6 bh
Berat jenis tulangan (g) = 0.395 kg/m
Berat tulangan (W) = 0.32 x 6 x 0.395
= 0.76 kg
Dari angka ini dicari kuantitas tulangan per meter dengan dibagi panjang sampel
(1050mm) dan dikali satu meter, lalu dikali dengan panjang elevasi ke elevasi.
W = (0.76x1000/1050)x4.28 = 3.09 kg
29
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2. Metode Pendekatan Kolom K4-1 As A2 tingkat 1
Nama Kode W (kg/m’) Lt (m) Wpend. (kg)
Tul Utama 1 15.78 4.28 67.55
Sengkang 2 3.72 4.28 15.92
Sengkang 3
Langkah selanjutnya mencari suatu koefisien (α) yang dipakai sebagai pengali
untuk perhitungan kuantitas pembesian dengan metode pendekatan agar hasilnya
sama ataupun mendekati hasil kuantitas pembesian dengan BBS (WBBS = Wpend. x
α). Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tulangan utama:
α = WBBS/Wpend.
= 87.76/67.55
= 1.3
Tulangan sengkang:
α = WBBS/Wpend.
= 18.88/15.92
= 1.19
Tabel 4.3. Kuantitas Pembesian Kolom K4-1 As A2 Tingkat 1
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan BBS dan metode pendekatan pada
kolom jenis lainnya yaitu K4-2, K3-2, K5-2, K2-1, K3-1 yang terletak pada
tingkat 1 dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Pola Dia. L N g WBBS Wpend.
Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg)
Tul
Utama1 D16 5560 10 1.58 87.76 67.55 1.30
Sengkang 2 Ø8 1330
Sengkang 3 Ø8 320
Nama Kode
29 0.39 18.88 15.92 1.19
α
5310
250
42
0
170
75
170
75
30
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4. Rekapitulasi Kuantitas Pembesian Kolom Tingkat 1
Pola Dia. L N g WBBS Wpend.
Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg)
1 K4-2 A(1- 1")Tul
Utama1 D16 5610 12 1.58 106.25 81.06 1.31
n = 3 Sengkang 2 Ø8 1330
Sengkang 3 Ø8 320
2 K4-1 (B- N)1Tul
Utama1 D16 5610 10 1.58 88.54 67.55 1.31
n = 9 Sengkang 2 Ø8 1330
Sengkang 3 Ø8 320
3 K4-1 A2Tul
Utama1 D16 5560 10 1.58 87.76 67.55 1.30
n = 1 Sengkang 2 Ø8 1330
Sengkang 3 Ø8 320
4 K3-2B(1'- 1"), D(1'-
1"), H(5- 17),
I(23- 32)
Tul
Utama1 D16 5610 8 1.58 70.84 54.04 1.31
n = 13 Sengkang 2 Ø8 1130 29 0.39 12.93 10.90 1.19
5 K3-2(F- N)1', (F-
N)1", N2
Tul
Utama1 D16 5560 8 1.58 70.20 54.04 1.30
n = 15 Sengkang 2 Ø8 1130 28 0.39 12.48 10.90 1.14
29 0.39 18.88 15.92 1.19
29 0.39 18.88 15.92 1.19
29 0.39 18.88 15.92 1.19
No Jenis Lokasi Nama Kode α
5410
200
42
0
170
75
170
75
5310
250
42
0
170
75
170
75
5410
200
32
0
170
75
5410
200
42
0
170
75
170
75
5310
250
32
0
170
75
31
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4. Rekapitulasi Kuantitas Pembesian Kolom Tingkat 1 (sambungan)
Pola Dia. L N g WBBS Wpend.
Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg)
6 K5-2 B2, (F- K)2Tul
Utama1 D16 5610 12 1.58 106.25 81.06 1.31
n = 6 Sengkang 2 Ø8 1130
Sengkang 3 Ø8 1130
7 K2-1(B'- D)2, (L-
L')2, D'20, (H-
I)20
Tul
Utama1 D13 5450 8 1.04 45.43 35.68 1.27
n = 7 Sengkang 2 Ø8 1030 29 0.39 11.79 9.94 1.19
8 K2-1(F- G')20, (J-
J')20
Tul
Utama1 D13 5350 8 1.04 44.60 35.68 1.25
n = 6 Sengkang 2 Ø8 1030 28 0.39 11.38 9.94 1.14
9 K3-1
(B5- G14), (F-
G)17, D'32,
(F'23- G'32),
(J5- L17), (K-
L')20, (J'23-
L'32)
Tul
Utama1 D13 5350 8 1.04 44.60 35.68 1.25
n = 56 Sengkang 2 Ø8 1130 29 0.39 12.93 10.90 1.19
10 K3-1B'(17- 20),
D'(23- 29)
Tul
Utama1 D13 5450 8 1.04 45.43 35.68 1.27
n = 5 Sengkang 2 Ø8 1130 29 0.39 12.93 10.90 1.19
No Jenis Lokasi Nama Kode α
29 0.39 25.86 21.81 1.19
5410
200
42
0
70
75
42
0
70
754
20 75
5290
160
32
0
120
75
51
90
160
32
0
170
75
5190
160
32
0
120
75
5410
200
32
0
170
75
32
Universitas Kristen Petra
Pada tabel rekapitulasi sebelumnya (Tabel 4.4), nilai yang tercantum dari setiap
jenis kolom hanya menunjukkan dari satu lokasi saja. Lokasi lainnya
mendapatkan hasil yang sama untuk jenis kolom yang sama.
4.3.2. Tingkat 2
Berikut adalah contoh perhitungan kolom K4-1 As A2
Gambar 4.17. Posisi Kolom K4-1 As A2 Tingkat 1
Gambar 4.18. Denah Balok Lt.3
33
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.19. Potongan Kolom dan Balok
Perhitungan dengan metode bar bending schedule
Gambar 4.20. Ilustrasi Tulangan Kolom Dengan BBS
Untuk perhitungan kuantitas kolom diambil elevasi ke elevasi (Lt = 3.23 m) akan
tetapi diberi lewatan pada lantai atasnya untuk disambung nantinya.
Penjelasan tulangan utama 10D16 (No. 1) sebagai berikut:
Sambungan lewatan sebesar 40d, 640 mm
Dimensi balok, 600 mm
Panjang bersih dikurangi sambungan lewatan dari lantai bawah, 1990 mm
170
75
420
2
19
90
1
170
75 75
3
64
0
60
0
64
0
34
Universitas Kristen Petra
Panjang total (L) = 2x640+600+1990
= 3870 mm = 3.87 m
Jumlah tulangan (N) = 10 bh
Berat jenis tulangan (g) = 1.578 kg/m
Berat tulangan (W) = 3.87 x 10 x 1.578
= 61.08 kg
Penjelasan tulangan sengkang Ø8-150 dan Ø8-200 (No 2) sebagai berikut:
Panjang total (L) = [(250-2x40)+(500-2x40)]x2+2x75
= 1330 mm = 1.33 m
Jumlah tulangan (N) = 1315/200+(2x657.5+600)/150
= 19.34 ≈ 20 bh
Berat jenis tulangan (g) = 0.395 kg/m
Berat tulangan (W) = 1.33 x 20 x 0.395
= 10.5 kg
Penjelasan tulangan sengkang Ø8-150 dan Ø8-200 (No 3) sebagai berikut:
Panjang total (L) = 170+2x75
= 320 mm = 0.32 m
Jumlah tulangan (N) = 1315/200+(2x657.5+600)/150
= 19.34 ≈ 20 bh
Berat jenis tulangan (g) = 0.395 kg/m
Berat tulangan (W) = 0.32 x 20 x 0.395
= 2.53 kg
Tabel 4.5. Hasil BBS Kolom K4-1 As A2 Tingkat 2
Nama Kode Pola Penulangan Ø D L (m) N g (kg/m) WBBS (kg)
Tul Utama 1
16 3.87 10 1.578 61.08
Sengkang 2
8 1.33
20 0.395 13.02
Sengkang 3 8 0.32
3870
170
75 75
170
75
420
35
Universitas Kristen Petra
Perhitungan dengan metode pendekatan per satuan panjang:
Cara perhitungan sama dengan metode pendekatan kolom pada tingkat 1,
hanya saja untuk tingkat 2 memiliki tinggi 3.23 m dan hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Metode Pendekatan Kolom K4-1 As A2 Tingkat 2
Nama Kode W (kg/m’) Lt (m) Wpend. (kg)
Tul Utama 1 15.78 3.23 50.98
Sengkang 2 3.72 3.23 12.02
Sengkang 3
Lalu mencari koefisien pengali seperti pada kolom tingkat 1 dan hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Kuantitas Pembesian Kolom K4-1 As A2 Tingkat 2
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan BBS dan metode pendekatan
pada kolom jenis lainnya yaitu K4-2, K5-2, K2-1, K3-1 pada tingkat 1 dan
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Pola Dia. L N g WBBS Wpend.
Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg)
Tul
Utama1 D16 3870 10 1.58 61.08 50.98 1.20
Sengkang 2 Ø8 1330
Sengkang 3 Ø8 320
Nama Kode α
20 0.39 13.02 12.02 1.08
38
70
42
0
170
75
170
75
36
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8. Rekapitulasi Kuantitas Pembesian Kolom Tingkat 2
Pola Dia. L N g WBBS Wpend.
Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg)
11 K4-2 A(1- 1")Tul
Utama1 D16 3870 12 1.58 73.30 61.18 1.20
n = 3 Sengkang 2 Ø8 1330
Sengkang 3 Ø8 320
12 K4-1 (B- N)1, A2Tul
Utama1 D16 3870 10 1.58 61.08 50.98 1.20
n = 10 Sengkang 2 Ø8 1330
Sengkang 3 Ø8 320
13 K5-2 B2, (F- K)2Tul
Utama1 D16 3870 12 1.58 73.30 61.18 1.20
n = 6 Sengkang 2 Ø8 1130
Sengkang 3 Ø8 1130
14 K2-1(B'- D)2, (L-
L')2, (D'- J')20
Tul
Utama1 D13 3750 8 1.04 31.26 26.92 1.16
n = 13 Sengkang 2 Ø8 1030 20 0.39 8.13 7.50 1.08
15 K3-1(B1'- N1"), N2,
H(5- 17), I(23-
32)
Tul
Utama1 D13 3630 8 1.04 30.26 26.92 1.12
n = 28 Sengkang 2 Ø8 1130 20 0.39 8.92 8.23 1.08
16 K3-1
(B5- G14), (B'-
G)17, (J5-
L'17), B'20, (K-
L')20, (D'23-
G'32), (J'23-
L'32)
Tul
Utama1 D13 3750 8 1.04 31.26 26.92 1.16
n = 61 Sengkang 2 Ø8 1130 20 0.39 8.92 8.23 1.08
20 0.39 17.84 16.46 1.08
20 0.39 13.02 12.02 1.08
20 0.39 13.02 12.02 1.08
No Jenis Lokasi Nama Kode α
3870
420
170
75
170
75
3870
420
170
75
170
75
3870
420
70
75
420
70
75
3750
320
120
75
3630
320
170
75
3750
320
170
75
37
Universitas Kristen Petra
4.3.3. Tingkat 3
Dengan cara perhitungan yang sama serta panjang elevasi ke elevasi (Lt =
3.23 m) yang sama dengan tingkat 2, dilakukan perhitungan untuk berbagai jenis
kolom pada tingkat 3 yaitu K3-3, K3-2, K2-1, K5-1, K1-1, K3-1 dan hasilnya
dapat dilihat dalam Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Rekapitulasi Kuantitas Pembesian Kolom Tingkat 3
Pola Dia. L N g WBBS Wpend.
Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg)
17 K3-3 A(1- 1")Tul
Utama1 D16 3870 12 1.58 73.30 61.18 1.20
n = 3 Sengkang 2 Ø8 1130 20 0.39 8.92 8.23 1.08
18 K3-2 (B- N)1, A2Tul
Utama1 D16 3870 8 1.58 48.87 40.78 1.20
n = 10 Sengkang 2 Ø8 1130 20 0.39 8.92 8.23 1.08
19 K2-1
(B1'- N1"), N2,
B'(5- 14), (F5-
H17), (F'23-
I32)
Tul
Utama1 D13 3750 8 1.04 31.26 26.92 1.16
n = 50 Sengkang 2 Ø8 1030 20 0.39 8.13 7.50 1.08
20 K5-1 B2, (F- K)2Tul
Utama1 D13 3630 12 1.04 45.39 40.39 1.12
n = 6 Sengkang 2 Ø8 1130
Sengkang 3 Ø8 1130
α
20 0.39 17.84 16.46 1.08
No Jenis Lokasi Nama Kode
38
70
32
0
170
75
38
70
32
0
170
75
37
50
32
0
120
75
36
30
42
0
70
75
42
0
70
75
38
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.9. Rekapitulasi Kuantitas Pembesian Kolom Tingkat 3 (sambungan)
Pola Dia. L N g WBBS Wpend.
Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg)
21 K1-1(B'- D)2, (L-
L')2, (D'- J)20
Tul
Utama1 D13 3750 8 1.04 31.26 26.92 1.16
n = 12 Sengkang 2 Ø8 830 20 0.39 6.55 6.04 1.08
22 K3-1B(5- 14), B'(17-
20), D'(23- 32)
Tul
Utama1 D13 3750 8 1.04 31.26 26.92 1.16
n = 10 Sengkang 2 Ø8 1130 20 0.39 8.92 8.23 1.08
23 K2-1J(5- 17), J'32,
L'(5- 32)
Tul
Utama1 D13 3320 8 1.04 27.67 26.92 1.03
n = 16 Sengkang 2 Ø8 1030 19 0.39 7.72 7.50 1.03
24 K1-1J'(20- 29), K(5-
32)
Tul
Utama1 D13 3350 8 1.04 27.92 26.92 1.04
n = 14 Sengkang 2 Ø8 830 19 0.39 6.22 6.04 1.03
KodeNo Jenis Lokasi Nama α
37
50
22
0
120
75
37
50
22
0
120
75
31
60
160
32
0
120
75
31
60
190
22
0
120
75
39
Universitas Kristen Petra
4.3.4. Tingkat 4
Berikut adalah contoh perhitungan kolom K3-1 as A2
Gambar 4.21. Posisi Kolom K3-1 As A2
Gambar 4.22. Denah Balok Lt. Atap
40
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.23. Potongan Kolom dan Balok
4.3.4.1 Menggunakan BBS:
Gambar 4.24. Ilustrasi Tulangan Kolom Dengan BBS
Untuk perhitungan kuantitas kolom diambil elevasi ke elevasi (Lt = 3.23 m).
Penjelasan tulangan utama 8D13 (No. 1) sebagai berikut:
Penyaluran atas sebesar 40d termasuk kait standar 12d (Tabel 2.1), 590 mm
Panjang bersih dikurangi sambungan lewatan dari lantai bawah, 2090 mm
Sambungan lewatan sebesar 40d, 520 mm
20
90
160
52
0
1
43
0
170
75
320 170
75 75
2
3
30
40
160
41
Universitas Kristen Petra
Panjang total (L) = 590+2090+520
= 3200 mm = 3.2 m
Jumlah tulangan (N) = 8 bh
Berat jenis tulangan (g) = 1.042 kg/m
Berat tulangan (W) = 3.2 x 8 x 1.042
= 26.67 kg
Penjelasan tulangan sengkang Ø8-150 dan Ø8-200 (No. 2) sebagai berikut:
Tebal selimut beton, 40 mm
Syarat kait tulangan sengkang (Tabel 2.2), 75 mm
Panjang total (L) = [(250-2x40)+(400-2x40)]x2+2x75
= 1130 mm = 1.13 m
Jumlah tulangan (N) = 1365/200+(2x682.5+430)/150
= 18.79 ≈ 19 bh
Berat jenis tulangan (g) = 0.395 kg/m
Berat tulangan (W) = 1.13 x 19 x 0.395
= 8.47 kg
Tabel 4.10. Hasil BBS kolom K3-1 as A2 tingkat 4
Nama Kode Pola Penulangan Ø D L (m) N g (kg/m) WBBS (kg)
Tul Utama 1
13 3.2 8 1.042 26.67
Sengkang 2
8 1.13 19 0.395 8.47
4.3.4.2 Menggunakan metode pendekatan per satuan panjang
Cara perhitungan sama dengan metode pendekatan kolom pada tingkat 1, hanya
saja untuk tingkat 4 memiliki elevasi 3.23 m dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel
4.11.
3040
160
170
75
320
42
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.11. Metode pendekatan kolom K3-1 as A2 tingkat 4
Nama Kode W (kg/m’) Lt (m) Wpend. (kg)
Tul Utama 1 15.78 3.23 50.98
Sengkang 2 3.72 3.23 12.02
Lalu mencari koefisien pengali seperti pada kolom tingkat 1 dan hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Kuantitas pembesian kolom K3-1 as A2 tingkat 4
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan BBS dan metode pendekatan pada
kolom jenis lainnya yaitu K3-2, K3-3, K2-1, K5-1, K1-1 pada tingkat 4 dan
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Rekapitulasi kuantitas pembesian kolom tingkat 4
Pola Dia. L N g WBBS Wpend.
Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg)
Tul
Utama1 D13 3200 8 1.04 26.67 26.92 0.99
Sengkang 2 Ø8 1130 19 0.39 8.47 8.23 1.03
αNama Kode
160
3040
320
170
75
160
Pola Dia. L N g WBBS Wpend.
Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg)
25 K3-2 A1Tul
Utama1 D16 3370 8 1.58 42.55 40.78 1.04
n = 1 Sengkang 2 Ø8 1130 19 0.39 8.47 8.23 1.03
26 K3-3 A(1'- 1")Tul
Utama1 D16 3370 12 1.58 63.83 61.18 1.04
n = 2 Sengkang 2 Ø8 1130 19 0.39 8.47 8.23 1.03
No Jenis Lokasi Nama Kode α
210
3160
320
170
75
210
3160
320
170
75
160
43
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.13. Rekapitulasi Kuantitas Pembesian Kolom Tingkat 4 (sambungan)
Pola Dia. L N g WBBS Wpend.
Penulangan (mm) (mm) (bh) (kg/m) (kg) (kg)
27 K3-1 (B- N)1, A2Tul
Utama1 D13 3200 8 1.04 26.67 26.92 0.99
n = 10 Sengkang 2 Ø8 1130 19 0.39 8.47 8.23 1.03
28 K3-1B(5- 14), B'(17-
20), D'(23- 32)
Tul
Utama1 D13 3320 8 1.04 27.67 26.92 1.03
n = 10 Sengkang 2 Ø8 1130 19 0.39 8.47 8.23 1.03
29 K2-1
(B1'- N1"), N2,
B'14, (G5-
H17), F'32,
(G'23- I32)
Tul
Utama1 D13 3350 8 1.04 27.92 26.92 1.04
n = 39 Sengkang 2 Ø8 1030 19 0.39 7.72 7.50 1.03
30 K5-1 B2, (F- K)2Tul
Utama1 D13 3320 12 1.04 41.51 40.39 1.03
n = 6 Sengkang 2 Ø8 1130
Sengkang 3 Ø8 1130
31 K1-1
(B'- D)2, (L-
L')2, B'(5- 11),
F(5- 17), (D'-
I)20, F'(23- 29)
Tul
Utama1 D13 3350 8 1.04 27.92 26.92 1.04
n = 22 Sengkang 2 Ø8 830 19 0.39 6.22 6.04 1.03
αNo Jenis Lokasi Nama Kode
19 0.39 16.94 16.46 1.03
160
3040
32
0
170
75
160
3160
32
0
170
75
190
3160
32
0
120
75
190
3160
22
0
120
75
160
31
60
42
0
70
75
42
0
70
75
44
Universitas Kristen Petra
4.4. Mencari Nilai Rata-rata α
Setelah mendapatkan nilai dari faktor pengali α untuk semua jenis kolom
pada setiap tingkat, maka dicari nilai rata-ratanya sehingga akan memunculkan
suatu nilai yang dapat digunakan secara seragam pada semua jenis kolom dengan
harapan hasil kuantitas pembesian metode pendekatan yang dikali dengan faktor
tersebut akan mendekati hasil kuantitas pembesian dari BBS. Untuk tahap
pertama, dicari nilai α rata-rata dari kolom berdimensi sama dengan tulangan
berbeda. Untuk tahap kedua, dicari nilai α rata-rata dari kolom berdimensi
berbeda serta tulangan berbeda.
45
Universitas Kristen Petra
αn
α (
n)
αn
α (
n)
αn
α (
n)
αn
α (
n)
αn
α (
n)
αn
α (
n)
αn
α (
n)
αn
α (
n)
nα
(n
)α
ra
ta"
1K
1-1
Tul
Uta
ma
--
--
--
--
--
--
1.1
61
21
3.9
31
.04
14
14
.52
1.0
42
22
2.8
2-
--
48
51
.27
1.0
7
Sen
gka
ng
--
--
--
--
--
--
1.0
81
21
3.0
01
.03
14
14
.41
1.0
32
22
2.6
5-
--
48
50
.06
1.0
4
2K
2-1
Tul
Uta
ma
1.2
77
8.9
11
.25
67
.50
1.1
61
31
5.0
9-
--
1.1
65
05
8.0
51
.03
16
16
.45
1.0
43
94
0.4
5-
--
13
11
46
.45
1.1
2
Sen
gka
ng
1.1
97
8.3
01
.14
66
.87
1.0
81
31
4.0
9-
--
1.0
85
05
4.1
81
.03
16
16
.47
1.0
33
94
0.1
5-
--
13
11
40
.05
1.0
7
3K
3-1
Tul
Uta
ma
1.2
55
67
0.0
01
.27
56
.37
1.1
22
83
1.4
71
.16
61
70
.82
1.1
61
01
1.6
1-
--
0.9
91
09
.91
1.0
31
01
0.2
81
80
21
0.4
51
.17
Sen
gka
ng
1.1
95
66
6.4
01
.19
55
.93
1.0
82
83
0.3
41
.08
61
66
.10
1.0
81
01
0.8
4-
--
1.0
31
01
0.2
91
.03
10
10
.29
18
02
00
.19
1.1
1
K3
-2Tu
l U
tam
a1
.31
13
17
.04
1.3
01
51
9.4
9-
--
--
-1
.20
10
11
.98
--
-1
.04
11
.04
--
-3
94
9.5
51
.27
Sen
gka
ng
1.1
91
31
5.4
11
.14
15
17
.17
--
--
--
1.0
81
01
0.8
4-
--
1.0
31
1.0
3-
--
39
44
.45
1.1
4
K3
-3Tu
l U
tam
a-
--
--
--
--
--
-1
.20
33
.59
--
-1
.04
22
.09
--
-5
5.6
81
.14
Sen
gka
ng
--
--
--
--
--
--
1.0
83
3.2
5-
--
1.0
32
2.0
6-
--
55
.31
1.0
6
ΣRa
ta"
Tul
Uta
ma
=1
.19
Sen
gka
ng
=1
.12
4K
4-1
Tul
Uta
ma
1.3
19
11
.80
1.3
01
1.3
01
.20
10
11
.98
--
--
--
--
--
--
--
-2
02
5.0
81
.25
Sen
gka
ng
1.1
99
10
.67
1.1
91
1.1
91
.08
10
10
.84
--
--
--
--
--
--
--
-2
02
2.6
91
.13
K4
-2Tu
l U
tam
a1
.31
33
.93
--
-1
.20
33
.59
--
--
--
--
--
--
--
-6
7.5
31
.25
Sen
gka
ng
1.1
93
3.5
6-
--
1.0
83
3.2
5-
--
--
--
--
--
--
--
66
.81
1.1
3
ΣRa
ta"
Tul
Uta
ma
=1
.25
Sen
gka
ng
=1
.13
5K
5-1
Tul
Uta
ma
--
--
--
--
--
--
1.1
26
6.7
4-
--
1.0
36
6.1
7-
--
12
12
.91
1.0
8
Sen
gka
ng
--
--
--
--
--
--
1.0
86
6.5
0-
--
1.0
36
6.1
8-
--
12
12
.68
1.0
6
K5
-2Tu
l U
tam
a1
.31
67
.86
--
-1
.20
67
.19
--
--
--
--
--
--
--
-1
21
5.0
51
.25
Sen
gka
ng
1.1
96
7.1
1-
--
1.0
86
6.5
0-
--
--
--
--
--
--
--
12
13
.62
1.1
3
ΣRa
ta"
Tul
Uta
ma
=1
.17
Sen
gka
ng
=1
.10
Ko
lom
Nam
aTi
ngk
at 1
Tin
gkat
1To
tal
Tin
gkat
3Ti
ngk
at 4
Tin
gkat
4Ti
ngk
at 2
Tin
gkat
2Ti
ngk
at 3
No
Tab
el 4
.14. N
ilai
α R
ata-r
ata
Tia
p J
enis
Kolo
m
46
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.15. Nilai α Rata-rata Kolom
Maka didapatkan nilai α untuk seluruh kolom adalah 1.16 untuk tulangan
utama dan 1.09 untuk tulangan sengkang.
4.5. Rangkuman
Gambar 4.25. Nilai α Kolom
Dari penelitian kuantitas pembesian dengan beberapa jenis kolom ini
didapatkan suatu nilai α (Tabel 4.18) dengan besarnya untuk tulangan utama 1.16
dan sengkang 1.09. Nilai ini dipakai sebagai suatu faktor pengali untuk
perhitungan kuantitas pembesian dengan metode pendekatan (Wpend.) agar
hasilnya sama atau mendekati perhitungan dengan bar bending schedule (WBBS).
Langkah perhitungan untuk mencari Wpend. dapat dilihat pada sub bab 4.3.1.2.
α α (n) α α (n)
1 K1 48 1.07 51.27 1.04 50.06
2 K2 131 1.12 146.45 1.07 140.05
3 K3 224 1.19 265.68 1.12 249.96
4 K4 26 1.25 32.60 1.13 29.50
5 K5 24 1.17 27.96 1.10 26.29
Σtotal = 453 523.97 495.87
α rata" = 1.16 1.09
No Kolom nTul Utama Sengkang