slide ujian meja bbs - uwe
DESCRIPTION
Membahas tentang Makna Dukungan Sosial Pada Ibu yang Mengalami Baby Blues SyndromeTRANSCRIPT
Makna Dukungan Sosial Pada Ibu Makna Dukungan Sosial Pada Ibu yang Mengalami yang Mengalami Baby Blues SyndromeBaby Blues Syndrome
Andi Welareng067104017
Pilot studyPilot study
Ibu AN (23 tahun mahasiswi)
AN mengalami BBS setelah melahirkan anak pertama. AN merasa kurang mendapat dukungan dari suami dan orangtuanya, memiliki sifat tidak mau mengalah dan kurang memiliki kontrol emosi yang baik, sehingga menyebabkannya makin mudah tersinggung, merasa kesal terhadap suami dan bayinya, kewalahan dalam merawat bayi dan menyelesaikan kuliahnya, serta kelelahan karena merawat bayi.AN dapat mengatasi BBS yang dialaminya berkat adanya dukungan dan bantuan dari saudara yang kadang membantu merawat bayinya dan teman-teman akrabnya yang selalu memberikan motivasi, perhatian, dan informasi seputar cara pengasuhan anak.
FOKUS MASALAH & TUJUAN PENELITIANFOKUS MASALAH & TUJUAN PENELITIAN
Fokus Masalah: Bagaimana gambaran BBS yang dialami ibu paska
persalinan? Bagaimana bentuk dukungan sosial yang diperoleh ibu
paska persalinan? Bagaimana makna dukungan sosial bagi ibu yang
mengalami BBS?Tujuan: Untuk dapat memahami bagaimana gambaran BBS
yang dialami oleh ibu-ibu paska persalinan. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dukungan sosial
yang diperoleh oleh ibu paska persalinan. Untuk mencari tahu lebih dalam bagaimana makna
dukungan sosial bagi ibu yang mengalami BBS.
MANFAAT PENELITIANMANFAAT PENELITIANManfaat Teoritis: Menjadi referensi ilmiah dalam ruang lingkup pembahasan ilmu Psikologi,
khususnya Psikologi Perkembangan, Psikologi Kesehatan, dan Psikologi Sosial mengenai dukungan sosial pada ibu paska persalinan yang mengalami BBS.
Manfaat Praktis: Memberikan informasi bagi ibu-ibu paska persalinan untuk mengenali dan
memahami timbulnya gejala BBS, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau mencegah terjadinya BBS maupun gangguan emosional paska persalinan yang lebih berat, seperti depresi postpartum maupun psikosis postpartum.
Memberikan informasi bagi suami dan keluarga untuk lebih memperhatikan kondisi psikologis ibu paska persalinan sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan emosional BBS.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi kesehatan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memahami karakteristik ibu paska persalinan yang menunjukkan gejala BBS serta lebih memberi perhatian pada kondisi psikologis melalui dukungan sosial sebagai proses pemulihan pada ibu paska persalinan .
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan kerangka pikir bagi penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan kesesuaian konteks penelitian.
A. A. Baby Blues SyndromeBaby Blues SyndromeDefinisi : Kaplan, Sadock, dan Grebb (1997) : Baby blues syndrome (BBS)
adalah suatu keadaan kesedihan yang normal terjadi pada ibu paska persalinan dengan diikuti perasaan sering menangis dan ketergantungan yang disebabkan oleh perubahan kadar hormonal pada ibu, stres setelah kelahiran anak, dan timbulnya kesadaran ibu akan peningkatan tanggung jawab setelah menjadi seorang ibu.
Gejala : Reeder, Martin, dan Koniak (1997) : BBS menunjukkan gejala-
gejala gangguan emosional yang dialami oleh ibu seperti muncul perasaan sedih yang berlebihan sehingga mudah menangis, merasa tidak berdaya, perubahan suasana hati yang tidak stabil, mudah merasa lelah walau telah beristirahat, serta tingkat konsentrasi menjadi lemah.
Novak dan Broom (1999) : Selain itu, ibu paska persalinan juga menjadi mudah tersinggung serta mengalami gangguan pola makan dan tidur karena terlalu sibuk mengurus bayinya.
B. DUKUNGAN SOSIALB. DUKUNGAN SOSIALDEFINISI :Gottlieb (Kuntjoro, 2002) : Dukungan sosial merupakan informasi verbal atau non-
verbal, saran, bantuan yang nyata, tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.
ASPEK :Orford (1992) : Dukungan sosial terdiri atas aspek dukungan instrumental,
dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosional, serta dukungan integrasi sosial.
SUMBER :Bropy (Wentzel, 1994) : Dukungan sosial dapat diperoleh dari siapa saja, termasuk
keluarga, guru, dan teman kerja.MANFAAT :Sarafino (1994) : Manfaat dukungan sosial dapat dibagi menjadi dua model teori,
yaitu the buffering hypothesis dan the direct effect hypothesis. The buffering hypothesis menyatakan bahwa dukungan sosial dapat membantu individu melawan efek-efek negatif dari tingkat stres yang tinggi, sedangkan The direct effect hypothesis menyatakan bahwa dukungan sosial yang tinggi membuat individu merasa dicintai dan dihargai sehingga mengarahkan individu tersebut pada gaya hidup sehat.
Pendekatan dan Jenis PenelitianPendekatan dan Jenis PenelitianPendekatan dan Jenis PenelitianKualitatif -> Fenomenologi Bondan dan Taylor (Moleong, 1995) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif yang meliputi kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Creswell (1998) menyatakan bahwa pendekatan fenomenologi pada metode kualitatif merupakan sebuah pendekatan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan mengenai makna dari pengalaman-pengalaman beberapa individu atau sekelompok orang tentang sebuah konsep atau fenomena tertentu.
Baby Blues Syndrome BBS merupakan suatu gangguan psikologis kategori depresi ringan yang wajar
terjadi pada ibu setelah melahirkan karena disebabkan perubahan faktor biologis, faktor sosial, faktor psikologis, dan karakteristik ibu, sehingga muncul dalam bentuk gejala fisik, psikologis, dan perilaku.
Dukungan Sosial Konsep dukungan sosial yang dimaksud adalah dukungan yang diperoleh oleh ibu
paska persalinan dari sejumlah individu (suami, orangtua, mertua, ipar, kerabat, sahabat, dan sebagainya) dalam bentuk dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi, maupun motivasi yang dapat membantu sang ibu melewati BBS yang dialaminya.
Batasan IstilahBatasan Istilah
SUBJEK PENELITIAN
Pemilihan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snow ball sampling
Subjek dalam penelitian ini adalah ibu yang telah mengalami BBS paska persalinan dan memahami makna dari pengalaman yang dirasakan
WAWANCARA Penelitian ini menggunakan teknik
wawancara mendalam (in depth interview), yakni teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan ketika peneliti menggali informasi dari subjek dan juga orang-orang yang berkaitan dengan subjek (Hadi, 2004)
OBSERVASI Observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang menekankan pada pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap fenomena yang diteliti (Hadi, 2004)
ALAT PENGUMPULAN DATA Panduan wawancara & observasi,
alat perekam, alat tulis
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
Moleong (1995) mendefinisikan analisis
data sebagai suatu proses
mengorganisasikan data, mencakup
pengaturan, pengurutan,
pengelompokan, pemberian kode, dan pengkategorian data
yang diperoleh.
Teknik Analisis Data
Creswell (Kuswarno, 2009) mengemukakan bahwa verifikasi data sebagai teknik untuk memeriksa keabsahan data mengacu pada poin-poin berikut:
Peneliti memberikan konfirmasi kepada peneliti lain, terutama yang meneliti fenomena yang mirip.
Member Checking, peneliti meminta responden untuk menandai atau menegcek ulang hal-hal yang telah diungkapkannya saat proses wawancara. Kemudian peneliti merevisi kembali pernyataan tambahan yang dibuat berdasarkan hasil diskusi dan pemahaman responden dan peneliti (intersubjective validity).
Triangulation of Information, peneliti mencari informasi yang berkaitan dengan data dan situasi.
BAB 4.HASIL PENELITIAN
Mengalami BBS Selama ± 4 bulan
Sumber dukungan:Suami, mertua, saudara, rekan
kerja
Bentuk dukungan:Bantuan dlm menjaga bayinya,
mengambil alih pekerjaan rumah tangga, memberi pengarahan dan
masukan tentang cara merawat anak, perhatian, motivasi, & kasih
sayangGejala berkurang, sembuh
dari BBS
Riwayat kehamilan:Jatuh ketika hamil 5&7 bln +
konflik dgn ibu tiri = mengalami tekanan psikologis dan alergi
Responden NU26 tahun, PNS
Kendala paska persalinan:Perubahan pola hidup, tidak ada pengalaman merawat
bayi, kurang dukungan suami, tidak ada tempat sharing, kewalahan mengurus bayi & rumah tangga,
kurang tidur, anak sakit/kecelakaan, mood tidak menentu
Karakteristik responden:Perfeksionis, tidak sabaran,
emosional
Gejala BBS:Lelah karena kurang tidur, merasa
tidak bebas, perasaan bersalah, kurang percaya diri, kecemasan
berlebihan terhadap anak, merasa sedih, mudah marah, sensitif, menarik diri dari lingkungan,
jengkel dgn suami & anak, alergi sbg akumulasi stres
Bagan 1. Dinamika Psikologis Responden NU
Mengalami BBS Selama ± 10 hari
Sumber dukungan:Orangtua, suami, saudara, ipar,
teman kampus
Bentuk dukungan:Bantuan dlm menjaga bayinya,
mengambil alih pekerjaan rumah tangga, memberi pengarahan
dan masukan tentang cara merawat anak, perhatian serta
motivasi
Gejala berkurang, sembuh dari BBS
Riwayat kehamilan:belum siap menjadi ibu + cemas pra salin = mengalami tekanan
psikologis
Responden HM22 tahun, Mahasiswi
Kendala paska persalinan:rasa sakit luka persalinan, rasa sakit saat
menyusui, tidak ada pengalaman merawat bayi, perubahan status & pola hidup, bayi
sakit/kecelakaan, mood tidak menentu
Karakteristik responden:mudah marah dan tidak sabaran
Gejala BBS:Lelah karena kurang tidur, hilang
nafsu makan, sering merasa lelah, khawatir yang berlebih kepada bayinya, tidak senang dikritik, merasa tidak bebas, mudah
tersinggung, sedih, mudah marah, merasa bersalah kepada suami
dan bayinya
Bagan 2. Dinamika Psikologis Responden HM
Mengalami BBS Selama ± 3 bulan
Gejala BBS:Kelelahan karena kurang tidur,
khawatir dgn kesehatan bayinya, tidak mau berjauhan dgn bayinya, menyalahkan diri sendiri, menarik
diri dr lingkungan, tidak senang dikritik caranya merawat bayi,
sedih, mudah tersinggung, marah kepada suami
Sumber dukungan:Orangtua, saudara, teman kantor
Bentuk dukungan:Bantuan dlm menjaga bayinya,
bantuan dlm melakukan pekerjaan rumah tangga,
bantuan dlm mengajar cara merawat anak, bantuan dlm
bentuk motivasi, bantuan dlm pemberian perhatian dan kasih
sayang
Gejala berkurang, sembuh dari BBS
Riwayat kehamilan:Jatuh saat kehamilan 2bln +
pendarahan kehamilan 8bln = mengalami tekanan psikologis +
mual-mual
Responden AT30 tahun, PNS
Kendala paska persalinan:rasa sakit luka persalinan (caesar), rasa sakit saat menyusui, bayi sakit, kurang dukungan suami, tidak ada tempat sharing, perubahan
pola hidup, kewalahan mengurus bayi & suami
Bagan 3. Dinamika Psikologis Responden AT
Karakteristik responden:Tidak sabaran
Mengalami BBS Selama ± 15 hari
Gejala BBS:Tidak percaya diri, merasa
bersalah, kelelahan karena kurang tidur, cemas akan kondisi bayi,
sedih, mudah tersinggung, mudah marah, hilang nafsu makan, marah kepada suami, tidak senang dikritik
Sumber dukungan:Orangtua, suami, saudara, ipar,
teman kantor
Bentuk dukungan:Bantuan dlm menjaga bayinya,
bantuan dlm melakukan pekerjaan rumah tangga, bantuan dlm
mengajar cara merawat anak, bantuan dlm bentuk motivasi,
bantuan dlm pemberian perhatian dan kasih sayang
Gejala berkurang, sembuh dari BBS
Riwayat kehamilan:Ngidam, mual-mual
Responden MR26 tahun, karyawan swasta
Kendala paska persalinan:Rasa sakit luka persalinan, ASI tidak lancar, tidak ada pengalaman merawat bayi, tidak ada tempat sharing, kewalahan mengurus anak & rumah tangga, kurang
dukungan suami
Karakteristik responden:Mudah marah
Bagan 4. Dinamika Psikologis Responden MR
Gambaran BBS yang dialami responden
Periode Kehamilan
Bagan 5. Kondisi saat kehamilan yang dirasakan responden
Terjatuh
Pendarahan
Konflik keluarga
Kondisi pra persalinan
Tekanan psikologis:
panik, stres, sedih, khawatir, marah, cemas
alergi
Morning sick
Susah tidur
Berat badan < normal
Periode Paska Persalinan
Bagan 6. Faktor penyebab dan gejala BBS yang dialami responden
Gejala Fisik:susah tidur, kesakitan saat menyusui, dan sering merasa lelah
Gejala Psikologis:merasa bersalah, takut dimarahi suami, trauma, sedih, marah, mudah menangis, dan mudah tersinggung
Gejala Perilaku:kehilangan nafsu makan, tidak percaya diri, khawatir akan kondisi bayi, kewalahan mengurus bayi dan pekerjaan rumah tangga sekaligus, tertutup dan menarik diri, marah terhadap bayi dan suami, serta menjadi tidak sabar
Gejala
Responden BBS
Karakteristik Responden:tipe pemarah dan tipe perfeksionisFaktor Kondisi Psikologis:
mood yang mudah berubah-ubah
Faktor Biologis:rasa sakit akibat luka persalinan, ASI tidak lancar, perubahan bentuk tubuh
Faktor Sosial:Riwayat kehamilan, perubahan status menjadi ibu, beban tanggungjawab meningkat, tidak memiliki pengalaman merawat bayi, tidak ada tempat berbagi pengalaman, tanpa sengaja mencelakakan bayi, perubahan pola hidup, tidak bebas karena kehadiran bayi, dan kurang dukungan suami
Faktor Penyebab
Saudara
OrangtuaSuami
Ipar
Mertua
Tante Tetangga
Sahabat/teman kantor Perawat/bidan/dokter
Responden BBS
Bagan 7. Sumber dukungan sosial yang diperoleh responden
Mendampingi saat persalinan
Membantu menjaga bayi
Menemani dan memberikan hiburan
Memberikan fasilitas/ materi yang dibutuhkan
Mengambil alih pekerjaan rumah tangga
Membimbing tentang cara merawat bayi
Memberikan motivasi, perhatian, dan kasih sayang
membuat si ibu merasa dihargai, dibutuhkan, dan
diperlakukan istimewa
Responden BBS
Bagan 8. Bentuk dukungan sosial yang diperoleh responden
<<Sumber dukungan
Bentuk dukungan>>
Saat hamil
Proses persalinan
Paska persalinan
Sebelum
mengalami
BBS
Dukungan diterima
Dukungan ditolak
Sewaktu mengalami
BBS
Dukungan sosial
Bagan 9. Penerimaan dukungan sosial sebelum dan sewaktu mengalami BBS
GAMBARAN BBS YANG DIALAMI RESPONDENGejala BBS yang dirasakan responden meliputi:
Gejala Fisik:
Susah tidur, kesakitan saat menyusui, dan sering merasa lelah. Novak dan Broom (1999) mengemukakan bahwa ibu yang mengalami BBS seringkali mengalami gangguan pola tidur, merasa sakit dan tidak nyaman saat menyusui, serta mersa kelelahan tidur karena terlalu sibuk mengurus bayinya.
Gejala Psikologis:
Merasa bersalah, takut dimarahi suami, trauma, sedih, marah, mudah menangis, dan mudah tersinggung. Pada umumnya BBS dapat terjadi pada setiap ibu paska persalinan dengan gejala perubahan mood yang drastis, meliputi perasaan sedih, mudah marah, serta menjadi sangat mudah tersinggung (Gjerdingen, 2003).
Gejala Perilaku:
Kehilangan nafsu makan, tidak percaya diri, khawatir akan kondisi bayi, kewalahan mengurus bayi dan pekerjaan rumah tangga sekaligus, tertutup dan menarik diri, marah terhadap bayi dan suami, serta menjadi tidak sabar. William (1974) menyatakan bahwa gejala BBS ditandai dengan perilaku menarik diri, marah kepada anak dan suami, kewalahan mengurus bayi dan pekerjaan rumah tangga sekaligus, menjadi tidak sabar, kehilangan nafsu makan, serta selalu mengkhawatirkan keadaan bayi.
Faktor penyebab BBS yang dialami responden, yaitu:Faktor Biologis:Rasa sakit akibat luka persalinan, ASI tidak lancar, perubahan bentuk tubuh. Kasdu (2005)
menyebutkan bahwa banyak faktor yang dapat menimbulkan BBS dalam diri ibu paska persalinan, seperti rasa sakit akibat proses persalinan yang baru dilaluinya dan merasa terganggu dengan penampilan tubuhnya yang masih tampak gemuk. Tekanan karena tidak dapat menyusui bayi juga dapat memicu munculnya gejala BBS (Rosenberg, Greening & Windell, 2003).
Faktor Sosial:Perubahan status menjadi ibu, beban tanggungjawab yang meningkat, tidak memiliki pengalaman
merawat bayi, tidak ada tempat berbagi pengalaman, tanpa sengaja mencelakakan bayi, perubahan pola hidup, tidak bebas karena kehadiran bayi, dan kurang dukungan suami. Ibu yang sulit menyesuaikan diri terhadap peran barunya akan merasa tidak bebas oleh keberadaan sang bayi (Mahmud & Rosdiana, 2008). Barsky (2006) dan Bobak dkk (1994) menyebutkan bahwa BBS dapat terjadi pada ibu yang tidak memiliki pengalaman dalam pengasuhan anak, ibu yang memiliki aktivitas dan tanggung jawab dalam pekerjaan, ibu yang tidak memiliki banyak teman atau anggota keluarga untuk diajak berbagi dan memberikan perhatian padanya.
Faktor Kondisi Psikologis:Mood yang mudah berubah-ubah. Mahmud dan Rosdiana (2008) menyatakan bahwa perubahan mood
yang dialami dapat memicu terjadinya BBS. Karakteristik Responden:Tipe pemarah dan tipe perfeksionis. Barsky (2006) dan Bobak dkk (1994) menyatakan bahwa BBS
juga dapat terjadi pada ibu yang memiliki karakter kontrol emosi yang rendah atau karakter perfeksionis dengan pengharapan yang tidak realistis dan selalu berusaha menyenangkan orang lain.
Dukungan sosial yang diperoleh respondenSumber dukungan sosial :
Berasal dari suami, orangtua, mertua, ipar, saudara, tante, tetangga, sabahat atau teman kantor, serta perawat dan dokter. Bropy (Wentzel, 1994) mengemukakan bahwa dukungan sosial dapat diperoleh dari siapa saja, termasuk keluarga, guru, maupun rekan kerja. Sarafino (1994) menambahkan bahwa dukungan sosial bisa berasal dari suami, keluarga, teman, rekan kerja, psikiater, maupun komunitas suatu organisasi.
Bentuk dukungan:
Bantuan dalam merawat dan menjaga bayinya, mengambil alih sebagian pekerjaan rumah, membimbing tentang cara merawat bayi, menemani dan memberikan hiburan, membantu menyediakan fasilitas atau materi yang dibutuhkan, memberikan motivasi dan perhatian, serta membuat responden merasa dihargai dan dibutuhkan. Gottlieb (Kuntjoro, 2002) menyatakan bahwa dukungan sosial berupa informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata, tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.
Pemaknaan dukungan sosial yang dilakukan responden Saat seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa lebih mudah dan dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, serta timbul rasa percaya diri. Dukungan sosial juga dapat merubah respon individu terhadap stresor yang telah diterima sebelumnya (Sarafino, 1994). Ibu paska persalinan yang memiliki seseorang yang memberikan solusi terhadap BBS yang dihadapinya dapat merubah pandangannya mengenai BBS serta mampu melihat titik terang dari masalah BBS yang dialaminya. Kesadaran untuk pulih dan membuka diri untuk menerima dukungan inilah yang sangat membantu responden untuk mengatasi gejala-gejala BBS yang dirasakannya.
Kuntjoro (2002) menyatakan bahwa dukungan sosial yang diterima individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupannya dan berada
dalam lingkungan sosial tertentu yang membuat si penerima merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai, sehingga orang yang menerima
dukungan sosial mampu memahami makna dukungan sosial yang diberikan oleh orang lain.
Periode Kehamilan
Paska Persalinan
Terjadi Perubahan Biologis, Sosial,
Psikologis
Responden
BBS
Dukungan Sosial yang diperoleh
Gejala BBS
Sumber dukungan
Bentuk dukungan
SEMBUH dari BBS
Karakteristik Responden
Gejala BBS yang dirasakan responden meliputi : Gejala fisik, antara lain susah tidur, kesakitan saat menyusui, dan
sering merasa lelah. Gejala psikologis, antara lain merasa bersalah, merasa tidak bebas,
takut dimarahi suami, trauma, sedih, marah, mudah menangis, dan mudah tersinggung.
Gejala perilaku, antara lain kehilangan nafsu makan, tidak percaya diri, khawatir akan kondisi bayi, kewalahan mengurus bayi dan pekerjaan rumah tangga, tertutup dan menarik diri, marah terhadap bayi dan suami, serta menjadi tidak sabar.
Faktor penyebab BBS, yaitu: Faktor biologis meliputi rasa sakit akibat luka persalinan, ASI tidak
lancar, dan perubahan bentuk tubuh. Faktor sosial meliputi riwayat kehamilan, perubahan status menjadi
seorang ibu, beban tanggungjawab, tidak memiliki pengalaman merawat bayi, tidak ada tempat berbagi pengalaman, tanpa sengaja mencelakakan bayi, perubahan pola hidup, tidak bebas karena kehadiran bayi, serta kurangnya dukungan suami.
Faktor psikologis meliputi kondisi mood yang mudah berubah. Karakteristik responden meliputi tipe pemarah dan tipe perfeksionis.
Sumber dukungan sosial :suami, orangtua, mertua, ipar, saudara, tante, tetangga, sabahat
atau teman kantor, serta perawat dan dokter.
Bentuk dukungan sosial : merawat dan menjaga bayinya, mengambil alih sebagian pekerjaan rumah, membimbing tentang cara merawat bayi, menemani dan memberikan hiburan, menyediakan fasilitas dan materi yang dibutuhkan responden, memberikan motivasi dan perhatian, serta membuat responden merasa dihargai dan dibutuhkan.
Makna Dukungan Sosial :Pemaknaan atas dukungan yang terus diberikan oleh orang-orang
sekitar akhirnya mampu menyadarkan responden untuk sembuh dari BBS yang dialaminya. Karena kesadaran untuk pulih dan membuka diri terhadap setiap dukungan yang diperoleh sangat membantu responden untuk mengatasi gejala-gejala BBS yang dirasakannya.
Saran bagi ibu yang mengalami BBSIbu-ibu paska persalinan diharapkan untuk mengutarakan segala masalah atau tekanan
psikologis yang dirasakan membebani pikiran. Karena dengan demikian, maka ibu akan lebih mudah untuk menerima dukungan dari lingkungan sekitarnya dan kemungkinan untuk mengalami gangguan emosional yang lebih berat dapat diatasi sesegera mungkin.
Saran bagi keluargaKeluarga yang memiliki saudara, anak, ataupun istri yang tengah hamil maupun menjelang
persalinanhendaknya diberikan dukungan sosial sebanyak dan sesering mungkin agar mereka merasakan bahwa mereka memiliki orang-orang disekitarnya yang selalu memperhatikan dan menyanyangi mereka, sehingga gejala BBS tidak berlanjut ke tahapan gangguan emosional yang lebih parah.
Saran bagi peminat penelitian fenomenologiPenelitian dengan menggunakan pendekatan fenomenologi memerlukan waktu yang lama,
sehingga pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan dapat lebih mendalam. Selain itu, peneliti juga seharusnya memiliki kemampuan dalam melakukan wawancara mendalam dan observasi.
Saran bagi peneliti selanjutnyaDisarankan untuk peneliti lain yang akan meneliti gangguan emosional paska persalinan
(postpartum) dengan tema BBS, depression postpartum, atau pun psychosis postpartum sebaiknya juga memberikan skala kecenderungan depresi paska persalinan EPDS (Edward Postpartum Depression Scale) untuk menyeleksi responden yang telah ada. Hal tersebut dapat dilakukan agar tidak terjadi bias antara karakteristik BBS, depresi depression postpartum, atau pun psychosis postpartum.