bbs 1 2011.ppt

70
Prof, em, dr. Yasmeiny yazir / Prof, em, dr. Yasmeiny yazir / dr. M. Azhari. dr. M. Azhari.

Upload: naufal-anhari

Post on 21-Dec-2015

267 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BBS

TRANSCRIPT

Page 1: BBS 1 2011.ppt

Prof, em, dr. Yasmeiny yazir / dr. M. Azhari.Prof, em, dr. Yasmeiny yazir / dr. M. Azhari.

Page 2: BBS 1 2011.ppt

K 11Informasi tentang lingkungan dalam dan luar mahluk mencapai susunan syaraf pusat

( central nervous system ) melalui berbagai reseptor sensorik ( sensory receptor ).

Reseptor - reseptor ini merupakan " transducer " yang merubah berbagai bentuk energi didalam lingkungan menjadi potensial aksi di dalam neuron – neuron.

BBS 1

Page 3: BBS 1 2011.ppt

Organ sensorik dan reseptorReseptor merupakan bagian dari satu neuron atau sel khusus yang -menimbulkan potensial aksi di dalam neuron – neuron.Reseptor sering berassosiasi dengan sel – sel nonneural yangMengelilinginya membentuk organ sensorik.Bekerja sebagai “ transducers “merubah berbagai bentuk Energi misal : - mekanis ( touch and pressure ) - thermis ( degrees of warm ) - electromagnetic ( light ) - chemical ( bau / odor, taste dan kadar oksigen dalam darah) impuls – impuls ( potensial aksi ) didalam neuron – neuron.

Page 4: BBS 1 2011.ppt

Reseptor paling peka pada satu bentuk energi ( stimulus adequat ), misal reseptor rod and cone paling peka pada stimulus cahaya. ( threshold / perangsangan reseptor paling rendah ).

Page 5: BBS 1 2011.ppt

Klasifikasi organ sensorik / reseptor► Telereseptor adalah reseptor yang berkaitan dengan peristiwa ditempat

jauh seperti penglihatan, pendengaran dan penciuman.

► Eksteroseptor adalah reseptor – reseptor yang berkaitan dengan perobahan – perobahan didalam lingkungan luar yang bersentuhan dengan permukaan tubuh.

► interoseptor adalah reseptor – reseptor yang berkaitan dengan perubahan – perubahan lingkungan di dalam tubuh.

► Proprioseptor adalah reseptor – reseptor yang berkaitan dengan posisi tubuh didalam ruang.

Page 6: BBS 1 2011.ppt

Klasifikasi lainnya terdiri dari

▪ Nociceptor reseptor – reseptor yang berkaitan dengan sensasi sakit dan disebabkan stimulus yang mencederakan ( noxious stimuli ) Respon untuk sensasi ini didahulukan ( withdrawal respons protection ).▪ Chemoceptor reseptor – reseptor yang berkaitan dengan stimulus kimia ( perubahan komposisi kimia lingkungan seperti pH, pO2, pCO2

osmolalitas, dll ).

Page 7: BBS 1 2011.ppt

Organ – organ sensorik dikulitStimuli berbagai organ sensorik dikulit menimbulkan berbagai sensasi, seperti:

° Stimulasi Merkel’s disk dan Meissner’s corpuscle sensasi sentuhan .

° Stimulasi Pacinian corpuscles menimbulkan sensasi tekanan.

° Stimulasi ujung – ujung Ruffini ( Ruffini’s ending )sensasi suhu panas.

° Stimulasi dari Krause’s end bulb menimbulkan sensasi suhu dingin.

Page 8: BBS 1 2011.ppt

Stimulasi ujung – ujung syaraf bebas ( free / naked nerve ending ) menimbulkan sensasi sakit.

Stimulus ujung – ujung syaraf yang mengelilingi follicle rambut

Menimbulkan sensasi sentuhan.

Hal ini bisa kita lihat pada gambar berikut.

Page 9: BBS 1 2011.ppt

Reseptor sensorik pada kulit.

Page 10: BBS 1 2011.ppt

Dasar ion dari eksitasi ( Ionic basic of excitation )

Stimulasi ( mis. Sentuhan ) pada ujung syaraf sensorik / re-Septor menyebabkan saluran ion yang peka pada stimulus ( stimulus gated ion channels, mis,untuk ion Na+ ) terbuka maka: Influx Na+ potensial generator.Berupa respon lokal, bergradasi.Makin lama makin kecil.Makin jauh dari tempat terjadinya makin kecil.Dapat mengalami sumasi.

Page 11: BBS 1 2011.ppt

a. Generator potensial pada Pacinian corpuscle terjadi pada bagian syaraf yang tidak berselaput mielin ( Gbr. 5.2. )

Page 12: BBS 1 2011.ppt

c. Peristiwa adaptasi ( adaptation )

jika stimulus secara konstan diberikan pada reseptor maka frekwensi potensial aksi yang dikirimkan reseptor itu didalam serabut syaraf sensorik makin lama makin berkurang ( adaptasi ).

Berdasarkan sifat ini reseptor di bagi atas 2 ( dua ) golongan : 1. reseptor – reseptor yg mengalami cepat adaptasi reseptor sentuhan

phasic receptor.

2. reseptor – reseptor yg lambat beradaptasi spindel muscle receptor ( muscle spindel ), baroreceptor reseptor suhu panas

dan reseptor suhu dingin dan reseptor sakit. tonic receptor.

Page 13: BBS 1 2011.ppt

Peristiwa adaptasi dapat dilihat pada Gbr. 5.4.

Page 14: BBS 1 2011.ppt

5. Kodefikasi dari informasi sensorik ( coding of sensory information ).

a. Hukum Muller ( doctrine of specific nerve energies ) “ Sensasi yg timbul akibat impuls – impuls yg terjadi di reseptor tergantung pada bagian spesifik mana diotak yg akhirnya diaktifasi”.b. Hukum proyeksi ( law of projection ) “ jika stimulasi diberikan pada bagian tertentu saluran

sensorik ( sensory pathway ) sensasi akan timbul dilokasi reseptor bukan ditempat stimulasi.

Page 15: BBS 1 2011.ppt

c. Diskriminasi intensitas.

Untuk membeda – bedakan berbagai intensitas dari stimuli terjadi melalui: variasi didalam jlh potensial aksi ( impuls ) yg dikirimkan reseptor tertentu dan variasi didalam jlh reseptor yg diaktifkan. besarnya sensasi yang dirasakan sebanding dgn logaritma inten - sitas stimulus ( hukum Weber – Fechner ).

Page 16: BBS 1 2011.ppt

d. Satuan sensorik dan rekrutment satuan sensorik.

Satuan sensorik adalah satu axon sensorik dengan semua Cabang – cabangnya .

Jika intensitas stimulus yg diberikan bertambah besar ma-ka lebih banyak satuan sensorik yang diaktifkan.

Page 17: BBS 1 2011.ppt

K12, Representasi sensasi dicerebral cortex :

Dengan tehnik 2 positron emission tomography (pet ) dan magnetic resonanceimaging ( MRI ) berbagai fungsi cerebral cortex dapat diketahui, spt pemetaan bagian2 central cortex yang terlibat fungsi sensasi ( sensory receiving areas ).Dari nukleus 2 sensory spesifik di thalamus, neuron – neuron yg membawa informasi sensasi proyeksi secara specifik kedua area sensasi somatik dicerebral cortex yaitu :a. Area sensasi somatik I ( S I ) dipostcentral gyrus.b. Area sensasi somatik II didinding fissura silvii. SI juga proyeksi ke S II.

Page 18: BBS 1 2011.ppt

S I sesuai dgn area – area Broadman 1,2 dan3.

Organisasi topografis ( spatial organization ) dari serabut – sera –but syaraf yg berasal dari berbagai bagian tubuh spt tungkai danpaha dibagian puncak dan kepala dikaki gyrus ( lihat gbr.7.4 ).Luas daerah representasi ( cortikal receiving areas ) juga seban –ding dgn jumlah reseptor didaerah itu . Luas daerah representasipunggung dan bagian belakang di postcentral gyrus adalah kecilmanakala luas daerah representasi ( cortical receiving areas ) darisensasi dijari tangan dan bagian mulut yang berhubungan dgn -berbicara adalah besar . Hal ini ditunjukkan pada gbr. berikut.

Page 19: BBS 1 2011.ppt
Page 20: BBS 1 2011.ppt
Page 21: BBS 1 2011.ppt

Fungsi area 1,2 dan 3 = S I :Stimulasi pd SI, titik demi titik pd SI, sensasi di proyeksikan ke permukaan tubuh yg sesuai ( lokalisasi yg jelas ).Sensasi kebas – kebas , perasaan dicucuk. Dengan elektroda perangsang yg lebih halus bisa diperoleh sensasi murni dari sentuhan , panas dingin dan sakit , sensasi pergera –kan. Sel – sel didalam gyrus postcentralis tersusun dalamkolom Vertikal . Sel – sel pada kolom tertentu semuanya diaktivasi.Serabut afferen yg berasal dari bagian tubuh tertentu dan –Semua sel-sel memberikan respon pada modalitas senso –rik yg sama.

Page 22: BBS 1 2011.ppt

Lokasi SII ( area sensasi somatik II ) didinding atas fissura sylvii.Kepala direpresentasikan pd ujung inferior dari gyrus postcentralisdan kaki pd bagian bawah fissura sylvii. Representasi bagian – bagian tubuh tdk serupa jelasnya spt di S I ( gyrus postcentralis ).Pengaruh lesi cerebral cortex :Ablasi S I pada binatang percobaan menimbulkan :a. Defisit sensasi posisi dan kemampuan diskriminasi ukuran dan bentuk.b. Defisit proses sensorik di S II.Ablasi S II: defisit dalam proses belajar yg berhubungan diskriminasi sentuhan / tekanan. Tidak berpengaruh pd proses data sensorik di S I.

Page 23: BBS 1 2011.ppt

Proses sensorik di S I diikuti proses sensorik di S II .

Pada binatang percobaan dan manusia lesi cerebral cortex tidak meng

hilangkan sensasi somatik:

- Propriosepsi dan seething halus paling banyak terpengaruh.

-Sensasi suhu sedikit terpengaruh, sakit paling sedikit terpengaruh

Pada masa recovery : sensasi pertama baik, diikuti suhu dan

akhirnya propriosepsi dan sentuhan halus.

Page 24: BBS 1 2011.ppt

Proses sensorik ( sensory processing ) menghasilkan data sensorik, hal ini terjadi disusunan syaraf pusat ( CNS ), misalnya data sensorik sederhana :

-Sentuhan lemah, sedang dan kuat.

-Permukaan licin atau kasar.

-Lokalisasi dimana.

Data sensorik kompleks :

-bentuk bulat, lonjong, dst.

-keras, lembut, dst.

ditambah pengalaman memberikan “ identifikasi “.

Page 25: BBS 1 2011.ppt

Ablasi area 5-7 ( area assosiasi dari area 1,2 dan3 ) menimbulkan abnormalitas yang kompleks dari orientasi ruang pd bagian tubuh yg kontra lateral.

Area 1,2 dan3 ( S I = gyrus postcentralis ) mempunyai pro –

yeksi ( hubungan syaraf ) dengan :

a.S II = area somatik II.

b.Area 5-7.

Page 26: BBS 1 2011.ppt

1.1.Sensasi sentuhan.

Reseptors : cepat beradaptasi Meissner’s corpuscle.

Pacinian Corpuscle.

lambat beradaptasi Merkel disk.

Ruffini’s ends.

Serabut syaraf yg mengelilingi folicle rambut, informasi sen -

tuhan disalurkan ke SSP melaluiserabut syaraf gol.c.( ti-

dak berselaput mielin ). Lintasan syarafnya adalah sistim –

Lemniscus dan anterolateral.

Page 27: BBS 1 2011.ppt

- Sensasi vibrasi dan propriosepsi berkurang, ambang atau threshold naik.

- Jlh area yg peka sentuhan dikulit berkurang.- Lokalisasi terganggu.lesi pada daerah tractus spinothalamicus anterior :- Defisit sensasi sentuhan sedikit.- Gangguan lokalisasi sedikit.1.2. Propriosepsi:

informasi propriosepsi ditransmisikan dari spinal cord: a. menuju thalamus melalui lemniscus medialis.

Lesi pada daerah columna dorsalis :

Page 28: BBS 1 2011.ppt

Dari thalamus ke cerebral cortex ( area 1,2 dan 3 = S I.

Dan dari S I proyeksi ke S II dan area 5-7.b. Menuju thalamus melalui sistem anterolateral ke S I, dst.

informasi a dan b mencapai kesadaran.c. Menuju cerebellum melalui tractus spino cerebellaris an-

terior dan posterior informasi ini tdk mencapai kesadaran.Reseptor :- Pacinian corpuscles, ujung – ujung syaraf, golgi

tendon organ didalam dan sekitar persendian. - reseptor sentuh dikulit. - spindel otot ( muscle spindle ).

Page 29: BBS 1 2011.ppt

Informasi diproses di cerebral cortex memberikan gambaran lengkap dari posisi tubuh diruangan ( body image ).

1.3. sensasi suhu. reseptor suhu panas: ujung serabut syaraf gol. C.

respons pd suhu 300 – 450 C. reseptor suhu dingin: ujung serabut syaraf A delta &

serabut syaraf gol.C. respons pd suhu 100 – 380 C.

lintasan syaraf untuk informasi suhu: tractus spinothalamikus ke gyrus postcentralis.

Page 30: BBS 1 2011.ppt

PENGATURAN SIKAP TUBUH DAN PERGERAKAN

( Control of posture and movement ).Kegiatan / aktifitas neuron – neuron motorik spinal di cornu anterior danneuron – neuron motorik di nukleus – nukleus syaraf otak ( cranial ner-ve ) III, IV, V, VI, VII, IX, X, XI, dan XII dipengaruhi oleh aktifitas centrayg lebih tinggi yg berada di cerebral cortex, cerebellum, mesencepha –lon, medulla oblongata dan spinal cord. Aktifitas ini yg mempengaruhi –( tonus / kontraksi ) otot skelet dan seterusnya menentukan sikap tubuhdan pergerakan.Pengaruh ini :a. Sebagian langsung pd neuron motorik.b. Sebagian lagi melalui interneuron.c. Sebagian melalui sistem efferen gamma.

K13

Page 31: BBS 1 2011.ppt
Page 32: BBS 1 2011.ppt

a. Perencanaan pergerakan

Ide pergerakan, dihasilkan diarea associasi cerebral cortex.Informasi / perintah dikirim serentak ke premotor / motor cortex, gangliabasalis ( basal ganglia ) dan neocerebellum ( lateral ). Hubungan tim –bal balik ( dua arah ) antara premotor / motor cortex dan ganglia basa –lis / neocerebellum terjadi untuk menetapkan perintah.

b. Pelaksana pergerakanperintah dikirim oleh premotor / motor cortex serentak ke neuron motorik spinal / homolog dan spinocerebellum untuk menggerakan –otot skelet . Dijumpai hubungan dua arah antara spinocerebellum dan pergerakan serta antara premotor / motor cortex dan pergerakan.

Page 33: BBS 1 2011.ppt

Pergerakan yg terjadi memberikan perobahan masukan sensorik dariotot, tendon, persendian dan kulit dikirim ke premotor / motor cortexdan spinocerebellum.Spinocerebellum proyeksi ke batang otak dan dari batang otak memPengaruhi pergerakan ( postur dan koordinasi pergerakan ).Proyeksi kebatang otak ke neuron motorik spinal melalui :- Tractus rubro spinalis- Tractus reticulo spinalis- Tractus tecto spinalis- Tractus vestibulo spinalis.Encephalisasi :Peran cerebral cortex relatif besar pada berbagai fungsi SSP.Misal pada manusia , untuk memperoleh gambaran yg lebih jelas ten –Tang fungsi motorik SSP manusia lebih berguna dilakukan :

Page 34: BBS 1 2011.ppt

-Observasi pathologis / klinis-percobaan laboratorium dari primata, diutamakan pengaturan 0tot 2

Distal:- otot – otot badan ( trunk )- otot – otot bagian proximal dari anggota gerak.

Otot – otot ini terutama berfungsi untuk postur / penyesuaian postur.Otot – otot distal terdiri dari : otot – otot bagian distal dari anggota ge –

rak.Otot – otot bagian distal berfungsi untuk pergerakan yg disengaja dan Bertujuan ( fine skilled voluntary movements )1. Sistem corticospinalis dan corticobulbaris.

a. tractus corticospinalis anterior / ventralis dan tractus tectospi – nalis, tractus reticulospinalis, tractus vestibulospinalis, menga – tur otot – otot axial ( postur dan pergerakan kasar ).

Page 35: BBS 1 2011.ppt

b. Tractus corticospinalis lateralis dan tractus rubrospinalis mengatur -

otot –otot distal ( fine / skilled voluntary movements ).Sistem corticospinalis dan corticobulbaris ini ditunjukkan pada Gbr Berikutnya.

Page 36: BBS 1 2011.ppt

Gbr.12.2.94

Page 37: BBS 1 2011.ppt

Area – area motorik di cerebral cortex :

Jika pada stimulasi listrik memberikan pergerakan / kontraksi otot skelet maka daerah itu disebut area motorik.

Dgn cara seperti itu diketahui berbagai daerah motorik di cerebral cortex sebagai berikut :

a.Gyrus precentralis ( area 4 = M I ).

gambar 12.3. menunjukan aspek medial dan lateral dari cerebral

cortex dimana area 4 dan area motorik lainnya dapat dilihat.

Page 38: BBS 1 2011.ppt
Page 39: BBS 1 2011.ppt

Jika gambar berbagai bagian tubuh dipetakan pada potongan koronadari gyrus precentralis akan diperoleh homunculus motorik.

Hal ini bisa dilihat pada Gbr berikut

Page 40: BBS 1 2011.ppt

Gbr. homunculus

Page 41: BBS 1 2011.ppt

Tungkai / kaki direpresentasikan dipuncak gyrus dan muka di bagian bawah.

Bagian – bagian tubuh sebelah kiri digerakan oleh area 4 sebelah ka –nan kecuali daerah muka yg representasinya bilateral. Pergerakan ha –lus / pelik ( jari tangan, mimik, vokalisasi dll ) representasinya di area 4luas.b. Area motorik supplementer, pd bagian medial dari hemisphere dia –

tas sulcus cingulum. Area ini proyeksi ke area 4. bersama area 4 berperan pd pergerakan pelik dan perencanaan.

c. Cortex premotorik ( area 6 ) proyeksi ke area 4 dan batang otak yg berhubungan dgn postur, fungsinya tidak begitu jelas.

d. Lobus parietalis posterior ( area 5- 7 ) proyeksi area premo-torik. Lesi area sensorik somatik akan menimbulkan gangguan – pergerakan ( urutan pergerakan ).

Page 42: BBS 1 2011.ppt

Peranan tractus corticospinalis pada manusia :

Inisiasi pergerakan halus ( fine / skilled voluntary movement ). Lesi tractus corticospinalis lateralis :hilang kesanggupan meme

gang benda diantara 2 ( dua ) jari – jari tangan ( hilang kontrol otot - otot distal ).

Lesi tractus corticospinalis anterior : gangguan keseimbangan,

berjalan, memanjat.

Page 43: BBS 1 2011.ppt

2. Sistem – sistem regulasi postur ( poture regulating systems ).

Mekanik – mekanik regulasi postur diintegrasikan pd berbagai tingg –Katan :a. Spinal cord ( medulla spinalis ).b. Batang otak ( brain stem ).c. Cerbral cortex.Postur normal : berdiri tegak.

kepala keatas. tungkai / lengan kebawah. setimbang.

Manusia bekerja ( voluntary activity ) memerlukan latar belakang posturYg stabil. Diperlukan penyesuaian postur melalui reflex postur statis Kontraksi otot terus menerus dan reflex postur phasic ( dinamic, dan –transient / sebentar + pergerakan sebentar ).

Page 44: BBS 1 2011.ppt

Penyesuaian postur ini melibatkan tractus – tractus motorik spt :

Tractus tectospinalis, tractus reticulospinalis, tractus vestibulospinalis,

dll, dan variasi pd ambang perangsangan “ refleks regang “ yg dipe -

Ngaruhi oleh : Excitabilitas neuron motorik. Perobahan letupan / kegiatan efferen gamma. Integrasi motorik terjadi pd berbagai tingkatan ( level ) spt dapat dilihat pada

tabel berikut.

Page 45: BBS 1 2011.ppt
Page 46: BBS 1 2011.ppt

2.1. Integrasi spinal.

Transeksi as neural ( neural axis ) pada spinal cord ( medulla spinalis )

spinal shock :

- Semua reflex spinal hilang.

- Potensial membran istirahat dari neuron motorik spinal naik 2 – 6 mv.

- Berhenti impuls – impuls excitasi dari centra yg lebih tinggi.

- Durasi shock spinal :kodok 2 – 6 menit.

kucing 1 – 2 jam.

monyet beberapa hari.

manusia 2 mgg s / d 3 bln.

Page 47: BBS 1 2011.ppt

Pusat integrasi reflex – reflex postur:Reflex postur seperti reflex lainnya mempunyai receptor, stimmulus ygAdekwat, pusat reflex ( pusat integrasi ) dan effector yg memberikanRespons.

Tabel,berikut memberikan reflex – reflex postur yg utama.

Page 48: BBS 1 2011.ppt
Page 49: BBS 1 2011.ppt

2.2. Integrasi didalam medulla oblongata / pons ( komponen medulla oblongata / pons dalam postur ).

Transeksi ( pemotongan poros syaraf / neural axis ) menyebabkan -

bagian SSP dibawah pemotongan bebas dari pengaruh centra yg le –

bih tinggi.

Transeksi poros syaraf ( neural axis diantara colliculus superior dan co-

lliculus inferior menimbulkan “ rigiditas decerebrasi “ ( pada kucing ):

rigiditas / spasticitas otot – otot terutama extensors ( otot – otot anti

gravity ) tdk dijumpai shock spinal.

Mekanisme: tonus otot skelet ditentukan oleh kegiatan / aktivitas ref –

lex regang ( stretch reflex ).

Page 50: BBS 1 2011.ppt

Kegiatan reflex regang berkurang menyebabkan hipotoni otot skelet.

Kegiatan reflex regang bertambah menyebabkan hipertoni otot skelet.

Daerah – daerah di otak yang memfasilitasi dan menginhibisi reflex –

regang ditunjukan pada gambar berikut

Page 51: BBS 1 2011.ppt

Gbr, hubungan korteks dan subkorteks

Page 52: BBS 1 2011.ppt

Reflex – reflex memperbaiki posisi tubuh ( righting reflexes ), gunanyauntuk mempertahankan posisi normal, berdiri dan kepala keatas / kedepan.2.4. Integrasi postur di cerebral cortex .

pada binatang yg mengalami decortikasi ( removal of cerebral cor-

tex ) thalamus / hypothalamus, ganglia basalis, batang otak, ce-

rebellum dan spinal cord intact ( utuh ) rigiditas dekortikasi sebab

area cerebral cortex yg melakukan inhibisi pada letupan gamma –

efferen hilang . Hal ini menyebabkan fasilitasi reflex – reflex regang

yg akan menimbulkan rigiditas otot –otot skelet.

reflex –reflex postur yg pusat integrasinya di cerebral cortex terdiri

dari :- optical righting reflex.

- placing reaction.

- hopping reaction.

rigiditas dekortikasi ditunjukkan gbr berikut.

Page 53: BBS 1 2011.ppt
Page 54: BBS 1 2011.ppt

Hypokinetik + hyperkinetik :Paralysis agitans ( Parkinson’s disease ):- Akinesis / bradykinesis.- Rigiditas / tremor ( resting tremor ).- Wajah tanpa ekspresi.3.3.Fungsi ganglia basalis.

a. lesi ganglia basalis menimbulkan penyakit ( paling nyata pada – daerah subtansia nigra ). ☼b. studi laboratorium : sebelum suatu pergerakan dicetuskan, terjadi letupan ( discharges ) ganglia basalis.

Fungsi ganglia basalis perencanaan / program pergerakan.

☼ Duane E. Haines.

Page 55: BBS 1 2011.ppt

Fungsi sistim limbik ( limbic ) dan hypothalamus perilaku instinct dan tampilan emosi motorik. berasal dari bahasa latin limbus ( border ) ( Robert carola ).

HISTOLOGI bagian tertua dari korteks serebri. type primitive jaringan korteks :

- Allocortex. - Yukstalocortex.

ANATOMY dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Page 56: BBS 1 2011.ppt

Anatomy dari sistim limbik

Page 57: BBS 1 2011.ppt

HUBUNGAN SYARAF AFFERENT DAN EFERENT.a. Hippocampus

Mamillari body / corpora

b. Mamillari body

Anterior thalamic nuclei

c. Anterior thalamic nuclei menyambung ke cortex cinguli.

d. Cortex cinguli menyambung ke hippocampus.

Hubungan diatas dikenal dengan" Papez circuit ".

e. Hubungan olfactory bulb dengan septum dan amygdala.

f. Hubungan amygdala dan hypothalamus.

Fornix

Mamillo thalamic tract

Page 58: BBS 1 2011.ppt

Hubungan dua arah. Sisim limbik Emosi

Sistim limbik + hypothalamus

Emosi tidak bisa dihilangkan dengan kehendak walaupun rangsangan yang menimbulkannya sudah hilang respons emosi berlama – lama di polysinaps After discharge ( letupan ikutan ).

Fungsi sistim limbik. penciuman. Respon otonomik, misal perubahan tekanan darah dan respirasi.

neocortex

Aktifitas neocortex experience

batang otak ekspresi emosi

Page 59: BBS 1 2011.ppt

Perilaku makan / minum : lapar / haus dorongan mendapatkan makan

dan minum peran Amygdaloiod.

Kerusakan pada amygdaloid hyperfagia moderat memakan segala ma –

kanan ketidak mampuan membedakan objek yang akan dimakan ( kebutaan

psikis ). Perilaku sexual dorongan copulasi mencari lawan jenis ( reflexes )Suatu rangkaian reflex yang diintegrasikan di medullaspinalis dan batang

otak bagian bawah dikendalikan oleh sistim limbik dan hypothalamus.

Pada mamalia tingkat tinggi dipengaruhi oleh faktor sosial dan psikis Ensefalisasi budaya / learning.

Page 60: BBS 1 2011.ppt

Sistem koordinasi pergerakan ( oleh cerebellum ).

1.Cerebellum dihubungkan dgn batang otak ( lihat gambar )

a. brachium conjunctivum ( superior peduncle )

b. brachium pontis ( middle peduncle )

c. corpus restiforme ( inferior peduncle )

K14

Page 61: BBS 1 2011.ppt

Gbr.Anatomi cerebellum

Page 62: BBS 1 2011.ppt

2. Pembagian anatomis ( lihat pada gbr )

a. Lobus anterior.

b. Lobus posterior.

c. Lobus flocculo nodularis.

Page 63: BBS 1 2011.ppt

Gbr.Pembagian anatomi cerebellum

Page 64: BBS 1 2011.ppt

3. Pembagian fungsional ( lihat gambar)

a. Vestibulocerebellum = lobus flocculonodularis.hubungan dgn aparat vestibuler untuk keseimbangan.vestibulo ocular reflex ( v. o. r ).

b. Spinocerebellum ( vermis + Intermediate ).- menerima informasi propriosepsi.- menerima copy rencana pergerakan motorik dan membanding – kan rencana pergerakan dan pergerakan yg sedang berlang – sung, suatu koordinasi.- hubungan vermis ke batang otak untuk kontrol otot –otot axial.- hubungan intermediate dgn batang otak untuk kontrol otot – otot distal.

Page 65: BBS 1 2011.ppt

Gbr.fungsi anatomi

Page 66: BBS 1 2011.ppt

c. Neocerebellum = cerebrocerebellum:

Hubungan timbal balik dgn cerebral cortex ( cortex motorik ) untuk pe –

Rencanaan / program pergerakan yg disengaja dan bertujuan ( fine /

skillled movements ).

4. Organisasi didalam cerebellum.

pada gbr. Berikutnya, menunjukan hubungan syaraf didalam cerebellum.

ada 2 masukan serabut afferen yg utama kecerebellum:

a. masukan serabut “ climbing “yg berasal dari nukleus olivari infe-

rior yg menerima masukan informasi propriosepsi dari seluruh –

tubuh, berakhir pada dendrit dari sel Purkinje dan pengaruhnya

adalah exitasi yg kuat.

Page 67: BBS 1 2011.ppt

b. Masukan serabut afferen ( mossy fibres ) membawa informasi pro – priosepsi dari tubuh + masukan dari cerebral cortex.

Masukan dari serabut mossy ini adalah exitasi yg lemah pd banyak Sel – sel Purkinje melalui sel granul ( granul cells ). Pada gilirannya Sel – sel Purkinje ini menginhibisi sel – sel didalam deep nuclei ( nu Kleus – nukleus dibagian dalam yg terdiri dari nukleus dentatus, nu Kleus globosus, nukleus emboliformes dan nukleus fastigeus )

Page 68: BBS 1 2011.ppt

Gbr.histologis sel saraf di cerebellum.

Page 69: BBS 1 2011.ppt

5. Lesi cerebellum ( Vermis ). ☼

Hemicerebellectomi menimbulkan gangguan ipsilateral : hypotoni. Ataxia : - jalan spt org mabuk.

- gagap bicara ( scanning speech ).

- dysmetria ( past pointing ).

- intention tremor ( tremor pd waktu bergerak ).

- rebound phenomena ( tidak dapat menghentikan pergerakan dgn

segera ).

- adiadochokinesia ( tdk dapat melakukan pergerakan yg berten –

tangan dgn cepat, mis : - extensi – flexi.

- pronasi – supinasi, dll.

- decomposition of movement.

☼ Duane E , Haines.

Page 70: BBS 1 2011.ppt