33010-6-225317667083vvnfgz
DESCRIPTION
fgffgggTRANSCRIPT
Penganggaran Perusahaan
Modul 5 - Anggaran Bahan Baku Langsung
Shinta Rahmani
PENGANGGARAN
ANGGARAN BAHAN BAKU LANGSUNG
PENGERTIAN
Anggaran Bahan Baku adalah Anggaan yang disusun dengan tujuan :
1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung.
2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku langsung yang diperlukan.
3. Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku langsung.
4. Sebagai dasar penentuan dasar produksi yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku langsung dalam proses produksi .
5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengendalian bahan baku langsung.
Tujuan penyusunan bahan baku :
1. Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.
2. Memperkirakan jumlah pembelian.
3. Kebutuhan dana yang diperlukan.
4. Penyusunan produk forecasting.
5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan mentah.
Anggaran Bahan Baku terdiri dari :
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Langsung.
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan
datang.
2. Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung.
Yaitu anggaran yang disusun untuk merencanakann kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus dibeli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor persediaan dan kebutuhan bahan baku langsung untuk keperluan produksi.
3. Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung.
Yakni anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus disimpan sebagai persediaan.
4. Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung yang habis dipergunakan dalam Produksi.
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan dalam satuan uang) bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi.
Perencanaan Bahan Baku (BB)
Bahan baku adalah bahan baku utama atau bahan pokok dari suatu produk
Formula dalam menyusun bahan baku
Pembelian bahan baku : x x
Persediaan bahan baku awal : xx
_______+
Bahan baku tersedia : xx
Persediaan bahan baku akhir : xx
________-
Bahan baku dipakai : xx
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku disusun untuk merencanakanjumlah fisik bahan baku yang diperlukan.
Secara terperinci pada anggaran ini harus dicantumkan :
a. Jenis barang yang akan dihasilkan
b. Jenis bahan baku yang digunakan
c. Bagian-bagian yang harus dilalui dalam proses produksi
d. Standar penggunaan bahan baku (standar Usage Rate)
e. Waktu penggunaan bahan baku
2. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran yang disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada satu periode.
Rencana Persediaan Bahan Baku
Faktor-faktor yang menentukan rencana persediaan bahan baku :
1) Anggaran Produksi
Semakin besar produksi yang dianggarkan, semakin besar bahan
baku yang disediakan, semakin kecil produksi semakin kecil bahan
baku yang disediakan.
Q.BB
Q - BB
2) Harga beli bahan baku
P(BB) ~ semakin tinggi harga, semakin tinggi persediaan bahan baku yang direncanakan
P (BB) ~semakin rendah bahan baku yang dibeli, semakin rendah persediaan bahan baku yang direncanakan.
3) Biaya penyimpanan bahan baku digudang dalam hubunganannya dengan biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat kehabisan persediaan.
4) Ketepatan pembuatan standar pemakaian bahan baku.
5) Ketepatan Vendor dalam menyerahkan bahan baku
6) Jumlah bahan baku tiap kali pemesanan.
EOQ (Economical Order Quality)
(Jumlah kuantitas barang yang dapat diproses dengan biaya yang minimal / ekonomis)
EOQ Harus mempertimbangkan 2 jenis biaya
1. Biaya Pemesanan
Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan
baku, biaya ini berubah-ubah (berfluktuasi) sesuai dengan frekuensi
pemesanan. Sedangkan tinggi frekunsi pemesanan semakin tinggi pula biaya
biaya pemesanannya.begitu pula sebaliknya, contoh :
Biaya persiapan pemesanan
Biaya administrasi
Biaya pengiriman pesananan
Biaya mencocokkan pesanan yang masuk
2. Biaya Penyimpanan
Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan
baku yang telah dibeli. Biaya ini berfluktuasi sesuai dengan jumlah bahan
baku yang disimpan
BB(disimpan) ~ Biaya Penyimpanan
BB (disimpan) ~ Biaya Penyimpanan
Misalnya :
Biaya pemeliharaan
Biaya asuransi
Biaya perbaikan kerusakan
Rumus :
EOQ =
R : Quantitas yang diperlukan selama periode itu
S : Biaya pesanan tiap kali pesan
P : Harga bahan per kwt
I : Biaya penyimpanan (%)
P x I : Besarnya penyimpanan per kwt
Data :
Bahan baku / tahun : 364 ons
Harga bahan baku / ons : Rp. 160,000
Biaya pesan / pesanan : Rp. 728,000
Biaya penyimpanan : 40%
EOQ =
= = 91 ons
Pertanyaan : Berapa kali pesanan dalam setahun agar mendapat nilai paling ekonomis?
Jawab :
2 x pesanan (182 ons)
Nilai rata-rata persediaan : 182 0ns x 160,000 = Rp. 14.650,000 2
Biaya persediaan : 40 % x 14.650,000= Rp. 5.824.000
Biaya pesanan seratus : 2 x Rp. 728,000 = Rp. 1.450.000
Biaya bahan baku / tahun : 364 ons x 160.000 = Rp. 28.240.000 +
Jumlah biaya / thn = Rp. 65.520.000
4 x Pesanan (91 ons)
Nilai rata-rata persediaan : 91 0ns x 160.000 = Rp. 7.280.0002
Biaya penyimpanan : 40% x 7.280.000 = Rp. 2.912.000
Biaya pesanan seratus : 4 x Rp. 728.000 = Rp. 2.912.000
Biaya bahan baku / tahun : 364 ons x 160.000 = Rp. 58.240.000 +
Jumlah biaya / thn Rp. 64.964.000
7 x Pesanan (52 ons)
Nilai rata-rata persediaan : 91 ons x 160.000 = Rp. 4.160.0002
Biaya penyimpanan : 40% x 4.160.000 = Rp. 1.664.000
Biaya pesanan seratus : 7 x 728.000 = Rp. 5.096.000
Biaya bahan baku /tahun : 364 ons x 160.000 = Rp. 58.240.000 +
Jumlah biaya / thn Rp. 65.000.000
2 x pesanan 4 x pesanan 7 x pesanan
Rp. 65.520.000 Rp. 64.064.000 Rp. 65.000.000
Kesimpulan
1) Pesanan yang baik adalah 4 x pesanan dengan jumlah biaya / tahun Rp. 64.064.000
2) Apabila Vendor (Supplier) memberikan diskon 10% terhadap pesanan sebesar 182 ons (2 x) maka biaya setahun adalah :
Nilai rata-rata persediaan : 182 ons x 160 x 90%= Rp. 13.104.000 2
Biaya penyimpanan : 40% x 13.104.000 = Rp. 5.242.000
Biaya pesanan seratus : 2 x Rp. 728.000 = Rp. 1.456.000
Biaya bahan baku : 364 ons x 160 x 90% = Rp. 52.416.000 +
Jumlah biaya / thn Rp. 59.114.000
Reorder Point
Reorder point adalah saat harus dilakukan pesanan kembali bahan yang diperlukan
sehingga kedatangan bahan yang dipesan tepat pada waktunya sehingga
persediaanbahan berada diatas safety stock :
Safety stock adalah persediaan inti dari bahan baku yang harus dipertahankan untuk
menjamin usaha/produksi. Safety stock tidak boleh dipakai kecuali dalam keadaan
darurat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi safety stock (besar/kecil)
1) Kebiasaan Vendor (tepat waktu / tidak)
2) Kebiasaan menduga bahan baku
3) Hubungan biaya penyimpanan (carrying cost) dengan biaya ekstra kekurangan persediaan (stock on cost), stock on cost seperti :
Biaya pesanan darurat
Kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena tidak dapat terpenuhi permintaan.
Strategi produksi
Contoh :
Bahan Baku yang diperlukan / tahun : 364 ons
(52 minggu) :7 ons / minggu
Lead time (waktu yg diperlukan untk memesan bahan baku : 4 minggu
Harga bahan baku : 160.000 / ons
Biaya pemesanan (1 x) : Rp. 728.000
Persediaan bahan baku yang ada : 40 ons
Biaya penyimpanan bahan baku : 40%
Safety stock : 50%
Jawab :
Lead time 4 x 7 ons : 28 ons
Safety stock 50% x 28 ons : 14 ons
Reorder point 28 ons + 14 ons : 42 ons
EOQ : =
: 91 ons
Artinya :
Pemesanan 91 ons pada saat persediaan 42 ons
Persediaan maksimum (safety x EOQ)
(50% X 28) + 91 ons= 105 ons
Persediaan rata-rata termasuk safety stock
EOQ + 14 ons = 91 + 14 2 2= 59,5 ons
Persediaan rata-rata : 59,5 - 14 ons =45,5 ons
Contoh :
Anggaran penggunaan material
Persediaan awal 200 kg x 950 = 190.000
Kebutuhan bahan/tahun = 3.600 kg
Pembelian :
I = 950 kg x Rp.. 1000 = Rp. 950.000
II = 950 kg x Rp. 1.050 =Rp. 997.000
III = 950 kg x Rp. 1.110 =Rp. 1.045.000
IV = 950 kg x Rp. 1.150 =Rp. 1.092.000 +
Rp. 4.085.000
Metode
FIFO FIFO
Nilai persediaan akhir Pembelian Rp. 4.085.000
400 kg @ 1.150 = Rp. 460.000 Pembelian awal Rp. 190.000
Rp. 4.275.000
Pembelian akhir Rp. 460.000 +
Anggaran penggunaan Rp. 3.815.000
Bahan
LIFO
200 kg x @ 950 = Rp. 190.000
200 kg x @ 1000 = Rp 200.000
LIFO
Anggaran Pembelian Material : Rp. 4.085.000
Persediaan awal : Rp. 190.000 +Jumlah : Rp. 4.275.000
Persediaan akhir : Rp. 390.000 -: Rp. 3.885.000
200 x @ 950Persediaan awal
200 x @ 1000 200
950 X 1000
750
kebutuhan 3600
material/ tahun 950 x 1050
2850
950 x 1110
1900
950 x 1150
AVARAGEPersediaan akhir : 400 x 950+1000+1050+1110+1150
5= 420.000
Average
Anggaran pembelian material : Rp. 4.085.000
Persediaan awal : Rp. 190.000 +
Jumlah : Rp. 4.275.000
Persediaan akhir : Rp. 390.000 -
Anggaran penggunaan bahan baku : Rp. 3.885.000
SOAL LATIHAN 1
PT.Podang Mas membuat dua jenis produk, yakni kue keju pisang dan kue keju ayam.
Kue Keju Pisang dibuat pada Dua Departemen Produksi, yakni Oven dan panggang
sedangkan kue keju ayam hanya dibuat pada departemen Panggang. Bahan baku ada
dua jenis yakni keju dan tepung keju Departemen Produksi Oven dan Tepung untuk
Departemen Produksi panggang.
Rencana Pruduksi tahun 2009 adalah:
Kue Keju Pisang Kue Keju Ayam
Januari 500 800
Februari 600 800
Maret 700 900
Triwulan I 1.550 2.400
Triwulan II 1.800 2.500
Triwulan III 1.950 2.600
Setiap 100 unit kue keju pisang menggunakan 5 Kg keju dan 10 kg tepung, sedangkan
setiap 100 unitkue keju ayam hanya menggunakan 8 Kg keju dan 6 kg tepung. Harga
Keju Rp. 6000,- per Kg. dantepungRp. 1800 Kg.
Dari data diatas, Saudara diminta :
1. Menyusun anggaran Kebutuhan Bahan Baku
2. Meyusun anggaran biaya Bahan Baku untuk produksi tahun 2009
SOAL.2.
Rencana penjualan barang A selama 7 bulan pertama, tahun 2011 untuk PT. Harco adalah sebagai berikut :
Januari 2.400 buah, Februari 2.500 buah, Maret 2.600 buah, April 2.800 buah, Mei 2.400 buah, Juni 2.500 buah, Juni 2.400 buah, dan Juli 3.000 buah.
Distribusi penjualan : Jawa Barat 60%, Jawa Timur 40%
Persediaan akhir bulanan dikehendaki paling tidak 40% dari taksiran penjualan bulanan berikutnya.
Persediaan barang jadi pada 1 Januari 2011 adalah 1.060 buah.
Kebutuhan bahan mentah untuk membuat satu buah barang A adalah sebagai berikut :
Bahan mentah X = 5 buah
Bahan mentah Y = 3 buah
Bahanmentah Z = 4 buah.
Harga bahan mentah adalah sebagai berikut :
Harga X = Rp. 15.000 per buah
Harga Y = Rp. 30.000 per buah
Harga Z = Rp. 25.000 per buah.
Persediaan bahan mentah per 1 Januari 2011 :
Bahan mentah X = 61.000 buah
Bahan mentah Y = 70.000 buah
Bahan mentah Z = 77.000 buah.
Persediaan bahan mentah pada akhir bulan adalah :
. X Y Z
Januari 60.000 buah 75.000 buah 95.000 buah
Februari 60.000 69.000 100.000
Maret 62.000 74.000 96.000
April 65.000 77.000 95.000
Mei 64.000 70.000 90.000
Juni 63.000 71.000 90.000
Diminta :
1. Anggaran penjualan barang secara terperinci menurut daerah dan bulan(mulai Januari sampai Juli) ?
2. Anggaran produksi barang A selama Januari sampai Juni ?
3. Anggaran kebutuhan bahan mentah X mulai Januari sampai Juni ?
4. Anggaran pembelian bahan baku X mulai Januari sampai Juni ?