3. referat jadi

Upload: vidi-indrawan

Post on 09-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

  • PTERIGIUM Oleh : AGUS MARDIYANTO

    Pembimbing : dr. IRA KARINA SIREGAR, Sp.M

  • Anatomi Konjungtiva

  • Pterygium merupakan pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif.Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea, pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea.

    DEFINISI PTERIGIUM

  • Epidemiologi Pterigium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah berdebu dan kering. Insiden pterigium cukup tinggi di Indonesia yang terletak di daerah ekuator, yaitu 22%.Faktor RisikoUsia5. Herediter Pekerjaan6. InfeksiTempat tinggal 7. Faktor risiko lainnyaJenis Kelamin

  • Derajat 1 : jika pterigium hanya terdapat pada limbus korneaDerajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.Klasifikasi Pterigium

  • Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal ( diameter pupil dalam keadaan normal sekitar 3 -4 mm)Derajat 4 : pertumbuhan pterigium melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan

  • Etiologi pasti belum diketahui, diduga disebabkan oleh:Iritasi kronik dari lingkungan (angin, debu, polutan)Cahaya Matahari (paparan sinar UV)Etiologi

  • Patofisiologi Merusak membran bowman+Peradangan Degenerasi kolagen elastoid+Jaringan fibrovaskular subepithelial regulasi kolagen migrasi sel angiogenesisTGF-VEGFPelepasan sitokin berlebihan- Paparan UVIritasi kronik mata

  • Asimptomatis Mata tampak merah dan sering berair Merasa seperti ada benda asing Pada pterigium grade 3 dan 4 terjadi penurunan tajam penglihatan

    Gejala Klinis

  • Penegakkan Diagnosis

    AnamnesisPada anamnesis didapatkan adanya keluhan penderita seperti mata merah, gatal, mata sering berarir, gangguan penglihatan. Selain itu perlu juga ditanyakan adanya riwayat mata merah berulang, riwayat banyak bekerja diluar ruangan pada daerah dengan pajanan sinar matahari yang tinggi, serta dapat pula ditanyakan riwayat trauma sebelumnya.

    2. Pemeriksaan FisikPada inspeksi pterigium terlihat sebagai jaringan fibrovaskular pada permukaan konjungtiva. Pterigium dapat memberikan gambaran yang vaskular dan tebal tetapi ada juga pterigium yang avaskular dan flat. Pterigium paling sering ditemukan pterigium pada daerah temporal.

  • LANJUTAN.Penegakkan Diagnosis

    3. Pemeriksaan PenunjangTopografi Kornea

  • LANJUTAN.Diagnosis BandingPseudopterigium

    Pinguekula

  • LANJUTAN.

  • LANJUTAN.PenatalaksanaanKonservatifPenanganan pterigium pada tahap awal adalah berupa tindakan konservatif seperti penyuluhan pada pasien untuk mengurangi iritasi maupun paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata anti UV dan pemberian air mata buatan/topical lubricating drops.pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari.

  • LANJUTAN.PenatalaksanaanOperatifPada pterigium derajat 3-4 dilakukan tindakan bedah dengan eksisi jaringan fibrovaskular tersebut.Ada berbagai macam teknik operasi yang digunakan dalam penanganan pterigium di antaranya adalah:Bare scleraSimple closureSliding flapRotational flapConjungtival graft

  • LANJUTAN.KomplikasiKomplikasi yang dapat timbul pada pterygium, adalah :Distorsi dan penglihatan berkurangMata merahIritasiScar (jaringan parut) kronis pada konjungtiva dan korneaPada pasien yang belum exicisi, scar pada otot rectus medial dapat menyebabkan terjadinya diplopia.

  • LANJUTAN.KomplikasiKomplikasi post eksisi pterygium, adalah:Infeksi, reaksi bahan jahitan (benang), diplopia, scar cornea, conjungtiva graft longgar dan komplikasi yang jarang termasuk perforasi bola mata, vitreous hemorrhage atau retinal detachment.Penggunaan mytomicin C post operasi dapat menyebabkan ectasia atau melting pada sclera dan kornea.Komplikasi yang terbanyak pada eksisi pterygium adalah rekuren pterygium post operasi.

  • LANJUTAN.PrognosisPenglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baik. Kebanyakan pasien dapat beraktivitas lagi setelah 48 jam post operasi. Pasien dengan pterigium rekuren dapat dilakukan eksisi ulang dan graft dengan konjungtiva autograft atau transplantasi membran amnion.

  • TERIMA KASIH