3. prof. marlina s mahajudin, dr., spkj(k)- etik dan profesionalisme dalam praktek psikiatri

7/22/2019 3. Prof. Marlina S Mahajudin, Dr., SpKJ(K)- Etik Dan Profesionalisme Dalam Praktek Psikiatri

1/26

Nama : Prof. Marlina S. Mahajudin, dr. SpKJ(K), PGDPall Med (ECU)

Tempat/tgl lahir : Padang Sidempuan, 4 Desember 1947

Institusi : FK Unair/RSUD Dr. Soetomo.

Pendidikan :

1975 lulus dokter dari FK Unair

1979 lulus dokter spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiater)

1990 job training di Royal Adelaide Hospital-Australia (Psikogeriatri,

Manajemen nyeri, Geriatri)

1999 lulus dalam pendidikan Post Graduate Diploma on PalliativeCare dari Edith Cowan University Australia.

Pekerjaan : Guru besar FK UNAIR


2/26

Marlina S. Mahajudin


3/26


4/26

Profesional?

- perilaku

- wawasan luas

- pengetahuan umum

- cabang Ilmu Kedokteran lain

- pergaulan luas

- belajar seumur hidup.


5/26

Kode etik profesiDokter spesialis kedokteran jiwa

(psikiater) Indonesia

pasal 6a

Dokter spesialis kedokteran jiwa harus selalumeningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuandan ketrampilannya sesuai dengan yang telah ditetapkanoleh kolegium Ilmu Kedokteran Jiwa Indonesia

pasal 18Dokter spesialis Kedokteran Jiwa harus senantiasamengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologikedokteran /kesehatan sesuai dengan standar profesi yang

berlaku


6/26

Standar profesi : acuan pemeriksaan danpenatalaksanaan secara holistik dan komprehensif.

Seorang psikiater yang menjunjung tinggi etikaakan bekerja dengan

- sepenuh hati (compassion)

- menghormati martabat pasien (respect to thedignity of the patient)

- cukup waktu untuk memberi terapi ,konsultasi maupun psikoterapi.


7/26

Dualisme :personal vs professional life?

- pasien = keluarga / teman akrab

- subjective feeling?

Case closed to be continued?

- persahabatan/mitra kerja

- love affair

ETISKAH ?


8/26

Tidak etis memilih pasien karena :

- perbedaan sosioekonomi

- ras, etnis, budaya

- beda pemahaman politik

penting language barrier


9/26

Mau tahu lebih banyak? Untuk apa?

- hati hati jangan diluar konteks penyakit

Ada tujuan non terapetis? Manipulasi ? Psikoterapi bukan gratifikasi

bahaya sense of bussiness psikiateretika di Psikiatri Industri


10/26

Ranah abu abu didunia kedokteran :

- dementia & psikosis epilepsi (neurologi)

- gangguan perilaku seksual (andrologi)

- dll

Ranah abu abu diluar dunia kedokteran

- psikoterapi , konseling (psikologi)

- psikososial ( Ilmu sosial & Budaya)


11/26

Kembali pada :

- pendidikan dokter

- standar profesi

- kompetensi

Hargai mitra kerja

CLP & advance care planning

Utamakan : kebutuhan penderita & keluarga


12/26



Pasal 7bDokter spesialis kedokteran Jiwa harus menghormati hak haksejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, serta

berkewajiban untuk mengingatkan sejawatnya darikemungkinan penyimpangan dalam melaksanakanprofesinya

Pasal 15Dokter spesialis kedokteran Jiwa harus memperlakukanteman sejawatnya dengan baik sebagaimana is sendiri ingindiperlakukan


13/26

Kode etik profesiDokter spesialis kedokteran

jiwa(psikiater) Indonesia

pasal 12

Dokter Spesialis kedokteran Jiwa bersikap tulus ikhlas danmenggunakan segala ilmu pengetahuan dan ketrampilannyauntuk kepentingan pasien.Dalam hal ia tak mampu mengadakan suatu pemeriksaan

atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajibmerujuk pasien tsb kepada dokter yang mempunyaikeahlian dan kewenangan dalam menangani penyakit tsb


14/26

Ada yang tetap dirahasiakan walau ke mitrakerja (CLP interdisiplin)

- tidak ada sangkut paut dengan sakit fisik?

Kerahasiaan kepada keluarga

- remaja terhadap orangtua/wali ?

- hak mengetahui keayahan (regenerativemedicine)

- pesan pada akhir hayat


15/26

Hati hati dimasa depan : etika !!

- Psychological autopsy ( Medical record !)

- advance directive :

- predementia care

- surat wasiat (DNR !)

- menunjuk wali bila tidak kompeten lagi

- regenerative medicine


16/26



pasal 13

Dokter spesialis kedokteran jiwa wajib merahasiakan segalasesuatu yang diketahuinya tentang pasiennya, bahkan jugasetelah pasien tersebut meninggal dunia, kecuali ataspersetujuan pasien atau untuk proses peradilan.


17/26

Rekrutment

- pengguna jasa vs klien

Kerahasiaan- ditemukan gangguan / penyakit

sebaiknya informed concent sebelum diperiksa


18/26

Ada pesan khusus

- psikiatri forensik (criminal pooling)

- psikiatri industri (rekrutment)

Mengganggu obyektivitas?

lebih baik mundur !


19/26

Kode etik profesi

Dokter spesialis kedokteran jiwa(psikiater) Indonesia

pasal 3

Dalam melaksanakan profesinya Dokter SpesialisKedokteran Jiwa tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yangmengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirianprofesinya

pasal 4bDokter spsialis kedokteran jiwa tidak menyalah gunakansikap, ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalammelaksanakan profesinya


20/26

Health care BussinessEthics Ethics

Management care

Social welfare Values of market place

Consumer

movement

Cost effectiveness

quality of care


21/26

Pihak psikiater

- Menambah ilmu pengetahuan : sangat baik

- moral attitude ?

Pihak industri

- bussiness pasti tak mau rugi !!

Hasil kerjasama : obyektivitas psikiater ?

harga produk mahal

K d tik f i


22/26



Pasal 5

Dalam melaksanakan profesinya dokter

spesialis kedokteran jiwa (psikiater) harusmenjaga keprofesiannya dalam kerjasamadengan profesi kedokteran dan profesi

lainnya


23/26

Humaness

Reciprocal benefit

Trust

Fairness

Dignity

Gratitude

Service Stewardship


24/26

Hidup tenang dan nyaman demi obyektivitas

pelayanan prima

Advocacy PDSKJI

- arti sehat : bukan hanya fisik

- ranah abu abu

- bekerja dibawah tekanan

- etika menarik pembiayayaan perjalanandan honor pemeriksaan psikiatri forensik


25/26

Masih banyak yang harus kita lakukan bersama

Demi : profesi kita

pasien & keluarga

bangsa

negara tercinta ............................................


26/26

P D S K J I

3. prof. marlina s mahajudin, dr., spkj(k)- etik dan profesionalisme dalam praktek psikiatri

Documents