presus ika ss pembimbing dr. bagus sulistyo budhi, spkj. mkes

25
PRESENTASI KASUS SKIZOFRENIA PARANOID Disusun Oleh: Ika Srihaningsih Susanti 1102002128 Pembimbing: dr. Bagus Sulistyo Budhi, Sp.KJ.Mkes KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO

Upload: ichahanis

Post on 29-Dec-2015

82 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

PRESENTASI KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun Oleh:

Ika Srihaningsih Susanti

1102002128

Pembimbing:

dr. Bagus Sulistyo Budhi, Sp.KJ.Mkes

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT

GATOT SOEBROTO

JAKARTA

2014

Page 2: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat / Tanggal Lahir :Banda Aceh, 10 September 1988

Usia : 25 tahun

Suku bangsa : Batak

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMK

Pekerjaan : TNI Angkatan Darat

Alamat rumah : Jl. Medan Alur Langsa, Banda Aceh

Status Pernikahan : Belum menikah

Tanggal Masuk RSPAD : 31 Januari 2014

Diantar oleh : Kesatuan

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Alloanamnesa : 20 Februari 2014

Autoanamnesa : 17-18 Februari 2014

A. Keluhan Utama

Autoanamnesa:

Pasien sering tidak bisa tidur karena mendengar bisikan – bisikan yang sangat

mengganggunya.

Keluhan Tambahan

Autoanamnesa:

Pasien mengaku kepalanya sakit seperti terkena bara api dan telinga kirinya sakit.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Alloanamnesis dengan ibu pasien saat berkunjung ke pav amino pada

tanggal 20 Februari 2014, pasien sering menyendiri dan sering melamun namun

tidak pernah bercerita kepadanya apa yang sedang dirasakan.

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

2

Page 3: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

Menurut teman dari kesatuan pasien dibawa karena tidak mau makan dan

minum serta tidak merespon saaat dipanggil kadang hanya merespon dengan

menggelengkan kepala atau menjawab tidak tahu, Buang air besar ditempat tidur

dengan posisi pasien tampak kaku dan dipertahankan berjam – jam.

Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 17 Februari 2014.Pasien mengaku

bahwa menurut temannya, pasien diam saja, tidak mau berbicara, setelah itu

pasien dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto oleh kesatuannya. .

Pasien mengaku sering tidak dapat tidur dan gelisah saat malam hari.

Pasien juga mengaku sering mendengar suara bisikan yang menyuruhnya pergi

dan suara yang mengatakan bahwa dia lumpuh, namun pasien tidak mengenal

suara bisikan tersebut. Suara – suara tersebut sering terdengar saat pasien berdiam

diri dan akan tiduran, namun pasien mengatakan jika pasien terbangun dan

melakukan aktivitas suara – suara tersebut tidak begitu terdengar. Pasien juga

mengaku ketakutan jika berada di keramaian dan juga merasa ada yang akan

mengeroyoknya. Pasien juga mengatakan badannya masih terasa pegal dan

terkadang masih terasa kaku.

Pasien mengaku sejak dirawat di paviliun Amino, pasien minum obat

secara teratur dan tepat waktu. Keinginan pasien saat ini adalah ingin kembali

bekerja sebagai tentara.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Pertama kali pasien dirawat di paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto

pada tahun 2012 selama ± 3 minggu karena menurut temannya jika ditanya,

pasien tidak menjawab, hanya diam saja dan sering menyendiri. Saat bertugas di

Gorontalo pada tahun 2011 selama 7 bulan, pasien mulai sering

menyendiri.Salah seorang teman pasien memberitahu keluarga pasien tentang

kondisi yang dialami pasien yaitu pasien masih sering menyendiri.

Pasien pernah mendapat masalah karena temannya berkelahi dengan

penduduk di gorontalo dan pasien juga ikut di tangkap oleh polisi militer dan

dipenjara selama 11 hari sebagai saksi, namun pasien tidak mau menceritakan

masalah tersebut kepada keluarganya.Pasien kurang dekat dengan orangtuanya

namun pasien dekat dengan kakak perempuannya dan sering bercerita tentang

pengalaman selama hidupnya.

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

3

Page 4: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

Saat kedua kali dirawat di paviliun Amino pada tahun 2013 selama 2

minggu, pasien mengaku karena tidak bisa tidur dan mendengar suara – suara

ditelinganya.

2.Riwayat Medik Umum

Pasien menderita otitis media akut sinistra

3.Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol

Pasien adalah perokok dan tidak mengkonsumsi alkohol atau narkotika.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien dilahirkan cukup bulan yaitu 9 bulan di rumah dan dibantu oleh

seorang dukun beranak. Pasien dilahirkan normal dengan berat badan cukup,

namun tidak didapatkan informasi akurat mengenai berat badan dan panjang

tubuh saat dilahirkan dikarenakan ibu pasien tidak mengingatnya.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Pasien mendapatkan ASI sejak dilahirkan hingga usia 1 tahun.Pasien

mulai bisa berjalan saat usia 1 tahun. Pasien sudah bisa makan sendiri pada

usia kurang lebih 1-2 tahun sehingga tidak lagi diberikan ASI.Pasien lebih

dekat dengan kakak perempuannya.Selama masa kanak-kanak pasien tidak

pernah mengalami permasalahan.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Saat bersekolah ditingkat Dasar dan Menengah Pertama pasien bisa

mengikuti seluruh pelajaran dengan baik, pasien pernah mendapat rangking 5

saat kelas 5 SD dan juga tidak pernah tinggal kelas.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)

Teman pasien hanya sedikit dan pasien belum pernah memiliki seorang

kekasih dan tidak pernah ada teman perempuan yang main ke rumahnya.

5. Masa dewasa

a.Riwayat Pendidikan

Pasien lulus dan tidak pernah tinggal kelas selama sekolah dasar dan

sekolah menengah pertama, pasien pernah tidak lulus saat duduk di kelas 3

STM namun tetap melanjutkan dan lulus pada tahun berikutnya, pasien

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

4

Page 5: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Pendidikan Angkatan Darat

pada tahun 2007 di Banda Aceh.

b. Riwayat Pekerjaan

Pasien adalah seorang Tentara Angakatan Darat yang ditempatkan di

Bogor sejak tahun 2008 hingga tahun 2014. Pada tahun 2011 pasien pernah

ditugaskan di Gorontalo selama 7 bulan kemudian kembali bertugas di

Bogor. Pasien mengaku sangat senang dengan pekerjaannya sebagai tentara.

c. Riwayat Pernikahan / Psikoseksual.

Pasien belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual.

d. Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien beragama Islam dan mengaku menjalankan ibadah sholat 5 waktu.

e. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien pernah dipenjara selama 11 hari di Gorontalo karena untuk

menjadi saksi teman dekatnya yang terlibat perkelahian dengan penduduk

setempat.

E. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak keempat dari enam bersaudara, pasien memiliki

satu kakak kandung laki-laki, dua kakak kandung perempuan dan dua adik

kandung perempuan. Menurut alloanamnesis dari ibu pasien, pasien tidak dekat

dengan orangtua dan tidak pernah bercerita kepada orangtuanya, namun pasien

sering bercerita kepada kakak perempuannya.

Walaupun pasien merupakan anak yang cenderung pendiam dan tidak

banyak berbicara namun menurut ibunya, pasien adalah seorang anak yang

penurut, rajin, dan sering membantu orangtuanya. Ibu pasien mengatakan bahwa

pasien tidak mempunyai gangguan dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.

Pasien juga tidak pernah bertengkar dengan saudara-saudaranya. Tidak ada

riwayat keluarga yang memiliki gangguan kejiwaan sebelumnya.

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

5

Page 6: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

GENOGRAM

Keterangan:

Laki-laki

Perempuan

Pasien

F. Situasi Kehidupan Sekarang

Saat ini pasien sudah bisa di ajak berkomunikasi. Selama di bangsal,

pasien mengurus dirinya dengan baik. Pasien cukup merawat dirinya dengan baik.

Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak sakit.

G. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungan

Pasien merasa nyaman dilingkungan Paviliun Amino tetapi pasien ingin

segera pergi untuk bertugas kembali.

Persepsi keluarga tentang diri pasien

Menurut ibu pasien, pasien adalah seseorang yang pendiam, jarang

bercerita mengenai masalah yang dihadapinya dan cenderung memendamnya

seorang diri, pasien berteman dengan beberapa orang kerabat dekatnya namun

jarang bermain bersama-sama dalam kurun waktu yang sering. Pasien

mempunyai hubungan yang baik dengan saudara-saudaranya.

Mimpi, fantasi dan nilai-nilai

Dari autoanamnesa didapatkan pasien bercita-cita ingin menjadi tentara

dan senang karena cita-citanya tercapai. Pasien ingin sekali kembali bertugas di

Bogor.

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

6

Page 7: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

III. STATUS MENTAL

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 17 Februari 2014

A. Deskripsi Umum

1.Penampilan

Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 25 tahun dengan penampilan

sesuai dengan usia, tinggi 165 cm, kulit berwarna sawo matang, rambut

pendek dengan kerapihan dan perawatan diri cukup. Pasien menggunakan

kaos warna kuning hijau, celana panjang berwarna biru serta memakai alas

kaki saat berjalan. Pasien berjalan dengan baik dan normal.

2. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Secara umum perilaku pasien tampak diam. Selama wawancara pasien

duduk dengan tenang. Pasien memiliki konsentrasi yang cukup saat

diwawancarai.

3. Pembicaraan

Pasien berbicara dengan volume suara pelan, irama teratur dan

pengucapan jelas. Isi pembicaraan dapat dimengerti, pasien kooperatif

terhadap pemeriksa.

4. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien cukup kooperatif saat diajukan pertanyaan dan pasien mau

menjawab pertanyaan yang diberikan.

B. Alam Perasaan

Mood dan Afek

Mood : Eutimik

Afek : Luas

Keserasian : Serasi

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Auditorik

D. Fungsi Intelektual

1. Inteligensi dan kemampuan informasi

Pasien dapat menjawab tahun berapa saat ini, siapa presiden RI saat

ini,wakil presiden RI saat ini serta gubernur dan wakil guberniur propinsi DKI

Jakarta saat ini.

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

7

Page 8: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

2. Orientasi

Waktu : pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan malam,

namun pasien tidak dapat mengetahui tanggal dan hari.

Tempat : baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RSPAD

Gatot Soebroto.

Orang : baik, pasien dapat mengetahui yang mana pemeriksa, perawat,

dan keluarganya di bangsalnya.

3. Daya Ingatan

Jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir dan nama-

nama kakak dan adiknya serta orang tuanya.

Jangka sedang : baik, pasien dapat mengingat aktivitas yang

dilakukannya selama berada di bangsal seminggu

terakhir.

Jangka pendek : baik, pasien dapat mengingat menu makan sore

sebelum wawancara.

Jangka segera : baik, pasien dapat mengulang kata-kata yang

disebutkan pemeriksa dengan baik dan berurutan.

4. Konsentrasi dan Perhatian

Pasien tidak dapat menghitung dengan benar 100-7 dan tidak dapat

menjawab pengurangan berikutnya dengan benar.

5.Kemampuan membaca dan menulis

Pasien dapat membaca sebuah kalimat yang ditulis oleh pemeriksa.

Pasien mau menulis nama lengkap dan alamatnya sendiri.

6.Kemampuan Visuospasial

Pasien mampu memngambarkan jam berbentuk lingkaran.

8. Kemampuan menolong diri sendiri

Pasien mampu melakukan aktifitas mandi, makan dan menganti pakain

dengan baik.

.

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

8

Page 9: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

E. Pikir

1. Proses Pikir

Koheren

2. Isi Pikir

Waham kejar

F. Pengendalian Impuls

Pengendalian impuls pasien baik, pasien dapat mengendalikan diri dengan

berperilaku baik dan sopan serta kooperatif saat dilakukan wawancara.

G. Daya Nilai

1. Daya nilai sosial

Pasien kooperatif, sopan terhadap pemeriksa dan perawat serta teman –

temannya di bangsal.

2. Penilaian realita

Terganggu

H. Tilikan

Derajat 1 pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.

I. Taraf Dapat Dipercaya

Secara umum, keterangan yang didapat dari autoanamnesa dan

alloanamnesa dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Internus

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : kompos mentis

Tensi : 120 / 80 mmHg

Nadi : 80 x / menit

Frekuensi nafas : 20 x / menit

Tinggi badan :165 cm

Berat badan : 60 kg

Sietem kardiovaskular : dalam batas normal

Sistem respirasi : dalam batas normal

Sistem gastrointestinal : dalam batas normal

Sistem ekstremitas : dalam batas normal

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

9

Page 10: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

B.Status Neurologik

GCS : E4 M6 V5

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi Rutin

Hemoglobin 13,3 13 – 18 g/dL

Hematokrit 40 40 – 52%

Eritrosit 4.7 4.3 – 6 juta/uL

Leukosit 13.640 4800 – 10800 /uL

Trombosit 216.000 150000 – 400000 /uL

MCV 86 80 – 96 fL

MCH 29 27 – 32 pg

MCHC 33 32 – 36 g/dL

Kimia Klinik

SGOT (AST) 33 <35 U/L

SGPT (ALT) 14 <40 U/L

Kolestrol Total 188 <200mg/dL

Trigliserida 169 < 160 mg/dL

Kolesterol HDL 46 >35 mg/dL

Kolesterol LDL 108 <100 mg/dL

Ureum 31 20 - 50 mg/dL

Kreatinin 1.0 0.5 – 1.5 mg/dL

Glukosa Darah (Puasa) 63 <140 mg/dL

VI. IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah dilakukan pemeriksaan pada pasien, laki-laki, berinisial Tn. S berusia 25

tahun, beragama Islam, dengan pendidikan terakhir SMK, bekerja sebagai tentara

yang ditempatkan di Bogor, dengan status belum menikah, datang ke rumah sakit

diantar oleh kesatuan pada tanggal 31 Januari 2014 dengan keluhan diam saja tidak

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

10

Page 11: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

mau berbicara dan tidak tidur pada malam hari karena sering mendengar bisikan –

bisikan.

Berdasarkan STATUS MENTAL, Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia

25 tahun dengan penampilan sesuai dengan usia, tinggi 165 cm, kulit berwarna sawo

matang, rambut pendek, dengan kerapihan dan perawatan diri cukup.

Secara umum perilaku pasien tampak normal.Selama wawancara pasien

duduk dikursi dengan tenang. Pasien menggunakan kaos warna hijau kuning, celana

panjang berwarna biru serta memakai alas kaki saat berjalan.Pasien berjalan dengan

baik dan normal.Pasien memiliki konsentrasi yang cukup saat diwawancarai.

Mood eutimik (suasana perasaan dalam rentang normal, tidak adanya mood

yang tertekan), afek luas (kondisi dimana irama emosional adalah harmonis dengan

gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai). Pembicaraan sopan, volume

suara pelan, dan artikulasi cukup. Pada persepsi pasien tidak memiliki riwayat

halusinasi visual, olfaktorik, gustatorik, dan taktil, namun memiliki halusinasi

auditorik. Proses pikir koheren dan waham kejar pada isi pikiran. Pasien memiliki

orientasi yang cukup baik.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I

Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang secara klinis

bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan distress

(penderitaan) dan disability (hendaya) dalam beberapa fungsi psikososial dan

pekerjaan.Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan

jiwa.

Gangguan ini merupakan gangguan mental non-organik karena tidak ditemukan

adanya gangguan kesadaran dan kognitif, pasien juga tidak berada dalam pengaruh

zat psikoaktifdan alkohol, sehingga diagnosa gangguan mental organik dan gangguan

mental akibat zat psikoaktif dapat disingkirkan.

Dari anamnesa dan pemeriksaan didapatkan bahwa pasien dicurigai gangguan kearah

Skizofrenia Paranoid (F20.0). Gangguan pasien telah terjadi selama 3 tahun, dengan

halusinasi auditorik, dan merasa ada yang akan mengeroyoknya, sehingga

berdasarkan PPDGJ III diagnosis untuk aksis I adalah F20.0 Skizofrenia Paranoid.

Aksis II

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

11

Page 12: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

Belum ditemukan data yang cukup bermakna untuk menentukan suatu gangguan

kepribadian, butuh didalami lebih lanjut, oleh karena itu belum ada diagnosis untuk

Axis II.

Aksis III

Otitis Media Akut Sinistra

Aksis IV

pada pasien untuk aksis IV ditemukan adanya masalah berkaitan dengan

pekerjaannya, pernah ditangkap dan dipenjara selama 11 hari.

Aksis V

Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assesment of

Functioning (GAF) menurut PPDGJ IIIdidapatkan pada Aksis V GAF pada saat ini

adalah 60-51.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : (Menurut PPDGJ III) F20.0Skizofrenia Paranoid

Aksis II : Belum ada diagnosis

Aksis III : Tidak ditemukan penyakit-penyakit yang dapat menimbulka gg jiwa.

Aksis IV : Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yg pernah tersangkut kasus

hokum. Kurangngnya informasi tentang penyakit yang diderita pasien dan kepatuhan

dalam minum obat.

Aksis V : GAF saat ini 60-51

IX. DAFTAR PROBLEM

Psikologik

Mood :Eutimik

Afek :Luas

Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik

Proses Pikir : Koheren

Isi pikir : Waham kejar

Tilikan : Derajat 1, RTA terganggu

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam :ad bonam

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

12

Page 13: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

Quo ad fungtionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

XI. TERAPI

a. Farmakologis

- Risperidon 2 x 2 mg

- Clozapine 2x 25 mg

b. Nonfarmakologis

Terhadap pasien:

Psikoterapi suportif: untuk membina hubungan, menunjukan empati dan

reassurance, dimana terapis ikut terlibat dan berperilaku aktif, berempati dan

memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi,

mensupport usaha adaptif pasien, dan menghormati pasien sebagai manusia

seutuhnya. Mengembalikan pasien pada fungsi optimal terutama dalam

kehidupan sosioekonomi, minimal pasien dapat mengendalikan emosi dan

melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik

Terhadap keluarga:

Psikoedukasi mengenai :

a. Penyakit pasien

Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif

mengenai penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang

memberatkan, dan bagaimana cara pencegahan. Sehingga keluarga bisa

menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan

mencegah kekambuhan.

b. Terapi yang diberikan

Memberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien

dimana diterangkan mengenai kegunaan obat terhadap gejala pasien serta

efek samping yang mungkin muncul pada pengobatan. Selain itu juga

ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat secara teratur

sehingga diharapkan keluarga turut serta dan bekerja sama dalam

berjalannya program terapi.

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

13

Page 14: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

XII. DISKUSI

Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku dan alam pikir yang secara

klinis bermakna dan menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability)

dalam fungsi pekerjaan dan sosial, dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat

disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa.

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan status mental pasien didapatkan

adanya gangguan sering menyendiri selama 3 tahun, adanya gejala berupa halusinasi

auditorik yaitu mendengar suara bisikan yang menyuruhnya melakukan sesuatu dan

waham kejar yaitu merasa ada yang akan mengeroyoknya. Oleh karena itu,

berdasarkan PPDGJ III, diagnosis untuk aksis I adalah F20.0, yaitu Skizofrenia

Paranoid.

Informasi klinis yang sistematis menyediakan pedoman yang pasti tentang

klasifikasi gangguan-gangguan psikotik yang terdapat pada diri pasien yaitu :

1. “Thought echo” isi pikiran dirinya sendiri yang beruang atau bergema dalam

kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun

kualitasnya berbeda

2. “Delution of passivity” waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap

suatu kekuatan dari luar (“dirinya” secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau

anggota gerak atau pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus)

3. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh

waham yang mengga,barkan maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan

afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas)

yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau

berbulan-bulan terus menerus.

4. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),

yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.

5. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh

tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

6. Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon

emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan

penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

14

Page 15: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi dan medikasi

neuroleptika.

Dalam subtipe Skizofrenia Paranoid terdapat klasifikasi seperti :

Halusinasi dan atau waham harus menonjol;

Halusinasi pembauan atau pengecepan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain

perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi,

atau passivity dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang

paling khas.

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik

secara relatif tidak nyata atau tidak menonjol.

Pada pasien terdapat ciri-ciri skizofrenia seperti yang dilampirkan diatas, serta

adanya kecenderungan pada Skizofrenia Paranoid (F.20.0) dimana pasien

berhalusinasi mendengar suara bisikan yang menyuruhnya pergi yaitu adanya

halusinasi auditorik, dan merasa ada yang akan mengeroyoknya yaitu adanya waham

kejar.

Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis serta hasil pemeriksaan,

kecenderungan pasien ini menderita Skizofrenia Paranoid yang dijelaskan pada

PPDGJ III F20.0.

Farmakoterapi yang diberikan untuk pasien tersebut adalah obat atipikal.

Pemberian Risperidone (derivat Benzisoxazole) yang merupakan APG II pertama

diberikan 2x1 mg yang bekerja sebagai antagonis poten dan serotonin dan dopamin,

obat ini berafinitas terhadap dopamin D2 receptor juga terdapat serotonin 5-HT2

receptor sehingga efektif terhadap gejala negatif pada pasien.

Serta tambahan Clozapin digunakan untuk mengurangi stress pada pasien dan

memberikan dukungan untuk mengurangi kekambuhan, meningkatkan adaptasi pasien

terhadap lingkungan, memfasilitasi pengurangan gejala secara terus menerus dan

meningkatkan proses penyembuhan. THP di gunakan untuk mengatasai gangguan

ekstrapiramidalis yang disebabkan oleh obat anti psikosis.

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

15

Page 16: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

Terdapat respon yang cukup baik dari pasien terhadap pengobatan yang

diberikan, yaitu dengan berkurangnya gejala gelisah dan pasien merasakan tenang

setelah meminum obat.

Selain diberikan psikofarmaka sebagai terapi utama, perlu ditambahkan

juga terapi yang lain yaitu psikoterapi suportif untuk mensupport pasien dalam masa

adaptasinya dan psikoedukasi perihal penyakit pasien serta menekankan betapa

pentingnya kepatuhan minum obat.

Dari hasil autoanamnesis terakhir dengan pasien, pasien kooperatifdan mau

bergabung bersama pasien lain dan selalu makan dan minum obat teratur. Pasien

berkeinginan untuk segera keluar dari RSPAD agar bisa melanjutkan pekerjaannya

sebagai seorang tentara.

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

16

Page 17: Presus Ika SS Pembimbing Dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ. Mkes

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry, 8th edition. Lippincot Williams and

Wilkins. Philadelphia; 1996.

2. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Pedaman Penggolongan

dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ III), cetakan pertama, Jakarta; 1993.

3. Maslim, Rusdi.Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. 2007. Bagian Ilmu

Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: Jakarta. Edisi ketiga.

4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri, cetakan pertama, edisi

kedua, Jakarta; 2013.

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRIRSPAD GATOT SOEBROTO

17