2pm13

9
7/23/2019 2pm13 http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 1/9  Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap ….  38 PENGARUH SISTEM PERSIAPAN LAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG HIBRIDA A Z W I R Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat ABSTRAK Dua varietas jagung hibrida Bima 3 dan N35 diminati oleh petani jagung di Kabupaten Tanah Datar yang merupakan salah satu sentra produksi jagung di Sumatera Barat. Salah satu kendala pengembangan usahatani jagung di wilayah ini adalah ketersediaan tenaga kerja yang terbatas. Pengujian kedua varietas dengan tiga sistem persiapan lahan dilakukan di lahan petani Desa Balimbing Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada MT 2012 (Juli-November 2012). Penelitian disusun berdasarkan rancangan petak terpisah dengan tiga ulangan. Dua varietas jagung (Bima 3 dan N35) adalah sebagai petak utama. Tiga sistem persiapan lahan (tanpa olah tanah/TOT, olah tanah minimum/OTM dan olah tanah sempurna/OTS) adalah sebagai Anak Petak. Hasil Bima 3 lebih tinggi (7,3 t/ha) dibandingkan dengan N35 (6,8 t/ha). Secara berurut hasil varietas Bima 3 dengan tiga sistem persiapan lahan adalah: TO = 7,1 t/ha, OTM = 7,3 t/ha, dan OTS = 7,5 t/ha. Sedangkan varietas N35 TOT = 6,4 t/ha, OTM = 6,8 t/ha, dan OTS = 7,1 t/ha. Sistem OTS cenderung memberi hasil lebih tinggi dibanding OTM dan TOT. Bila dihitung biaya yang dikeluarkan untuk persiapan lahan dan penyiangan ternyata pesiapan lahan secara TOT lebih menguntungkan. Kata kunci: persiapan lahan PENDAHULUAN Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi yang berperan dalam peningkatan produksi jagung. Di samping varietas, sistem pengelolaan tanaman  juga berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Salah satu pengelolaan tanaman yang perlu menjadi perhatian adalah sistem persiapan lahan (pengolahan tanah). Menurut Dahlan dan Mejaya (2007), varietas Bima 3 tergolong stabil dan variasi hasil rendah di berbagai lingkungan. Sementara varietas N 35 yang dilepas pada tahun 2000 cukup diminati oleh petani jagung di Sumbar. Hasil penelitian Yulisma (2011) di lahan kering kebun percobaan Fakultas Pertanian UISU Medan menunjukkan varietas hibrida memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan varietas komposit. Pengolahan tanah merupakan manipulasi mekanis tanah yang bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Albayudi (2005), pengolahan tanah diperlukan apabila kondisi kepadatan tanah, aerasi tanah, kekuatan resisten tanah dan dalamnya perakaran tanaman tidak mendukung penyediaan air dan perkembangan akar. Dari hasil-hasil penelitian terdahulu terlihat bahwa pengolahan tanah yang lebih intensif tidak selalu memberikan hasil yang lebih

Upload: aindha-maniez

Post on 18-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2pm13

7/23/2019 2pm13

http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 1/9

 Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap …. 

38

PENGARUH SISTEM PERSIAPAN LAHAN TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG HIBRIDA

A Z W I R

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat

ABSTRAK

Dua varietas jagung hibrida Bima 3 dan N35 diminati oleh petani jagung di Kabupaten Tanah

Datar yang merupakan salah satu sentra produksi jagung di Sumatera Barat. Salah satu

kendala pengembangan usahatani jagung di wilayah ini adalah ketersediaan tenaga kerja yang

terbatas. Pengujian kedua varietas dengan tiga sistem persiapan lahan dilakukan di lahan

petani Desa Balimbing Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada MT 2012 (Juli-November

2012). Penelitian disusun berdasarkan rancangan petak terpisah dengan tiga ulangan. Dua

varietas jagung (Bima 3 dan N35) adalah sebagai petak utama. Tiga sistem persiapan lahan

(tanpa olah tanah/TOT, olah tanah minimum/OTM dan olah tanah sempurna/OTS) adalah

sebagai Anak Petak. Hasil Bima 3 lebih tinggi (7,3 t/ha) dibandingkan dengan N35 (6,8 t/ha).

Secara berurut hasil varietas Bima 3 dengan tiga sistem persiapan lahan adalah: TO = 7,1 t/ha,

OTM = 7,3 t/ha, dan OTS = 7,5 t/ha. Sedangkan varietas N35 TOT = 6,4 t/ha, OTM = 6,8 t/ha,

dan OTS = 7,1 t/ha. Sistem OTS cenderung memberi hasil lebih tinggi dibanding OTM dan

TOT. Bila dihitung biaya yang dikeluarkan untuk persiapan lahan dan penyiangan ternyata

pesiapan lahan secara TOT lebih menguntungkan.

Kata kunci: persiapan lahan

PENDAHULUAN

Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi yang berperan

dalam peningkatan produksi jagung. Di samping varietas, sistem pengelolaan tanaman

 juga berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Salah satu pengelolaan tanaman

yang perlu menjadi perhatian adalah sistem persiapan lahan (pengolahan tanah).

Menurut Dahlan dan Mejaya (2007), varietas Bima 3 tergolong stabil dan variasi hasil

rendah di berbagai lingkungan. Sementara varietas N 35 yang dilepas pada tahun2000 cukup diminati oleh petani jagung di Sumbar. Hasil penelitian Yulisma (2011) di

lahan kering kebun percobaan Fakultas Pertanian UISU Medan menunjukkan varietas

hibrida memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan varietas komposit.

Pengolahan tanah merupakan manipulasi mekanis tanah yang bertujuan untuk

menciptakan keadaan tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Albayudi

(2005), pengolahan tanah diperlukan apabila kondisi kepadatan tanah, aerasi tanah,

kekuatan resisten tanah dan dalamnya perakaran tanaman tidak mendukung

penyediaan air dan perkembangan akar. Dari hasil-hasil penelitian terdahulu terlihat

bahwa pengolahan tanah yang lebih intensif tidak selalu memberikan hasil yang lebih

Page 2: 2pm13

7/23/2019 2pm13

http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 2/9

Seminar Nasional Serealia, 2013

39

tinggi. Hasil Penelitian di Lubuh Alung Sumbar menunjukkan budidaya jagung dengan

olah tanah sempurna memberikan hasil yang lebih rendah dibanding tanpa olah tanah

(TOT) (BPTP Sukarami 2002). Hal ini disebabkan oleh sistem TOT dapat mengurangi

evaporasi pada musim kering sehingga tanaman terhindari dari stres kekurangan air

dan dapat mempertahankan kadar bahan organik tanah (Azwir dan Ridwan 2009).

Untuk mendaptkan produktivitas jagung yang lebih tinggi dengan teknologi yang lebih

efisien perlu dicari varietas yang cocok dengan kondisi lingkungan dan sistem

persiapan lahan yang lebih sederhana.

Menurut Utomo (2005), degradasi tanah yang terjadi saat ini salah satunya

sebagai akibat dari sistem olah tanah intensif atau pengolahan tanah sempurna seperti

yang dilakukan kebanyakan petani. Pengolahan intensif dengan mencangkul dan

mebajak sampai gembur dan bersih tidak hanya berakibat buruk terhadap peningkatan

degradasi tanah tetapi juga memakan banyak tenaga dan biaya da lam proses persipan

lahan tanam. Selanjutnya hasil penelitian Silawibawa et al.  (2003) menyimpulkan

beberapa hal sebagai berikut: (1) perlakuan tanpa olah tanah (TOT) mampu

menghasilkan kualitas tanah baik secara fisik maupupun biologi yang lebih baik

dibanding perlakuan olah tanah intensif (OTI) dan TOT juga mampu meniongkatkan

kadar bahan organik tanah, kemantapan agregat, infiltrasi dan infeksi MVA, (2) hasil

tanaman pada kedua perkauan (TOT dan OTI) relatif sama, sehingga TOT tampak

lebih menguntungkan dengan biaya produksi yang relatif lebih rendah, (3) populasi

gulma pada perlakukan TOT lebih rendah bila dibandingkan dengan perlakuan OTI. 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapakan varietas jagung yang

berpotensi hasil tinggi dengan sistem persiapan lahan yang efektif dan efisien pada

lahan kering.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2012, di lahankering milik petani desa Balimbing Kabupaten Tanah Datar Sumbar dengan ketinggian

tempat 435 m dpl, agroekositem lahan kering dataran rendah iklim kering (LKDRIK),

curah hujan dan hari hujan rendah. Jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) pH

rendah dengan tingkat kesuburan tanah rendah sampai sedang. Ketersediaan sumber

air kurang termasuk sumber air buatan seperti bendungan dan embung. Sebelum

pengkajian dimulai diambil contoh tanah untuk analisis sifat fisik dan kimia tanah

seperti Tabel 1.

Page 3: 2pm13

7/23/2019 2pm13

http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 3/9

 Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap …. 

40

Tabel 1. Analisis tanah lokasi percobaan di desa Balimbing Kabupaten TanahDatar, Sumbar 2012.

Sifat Kimia Tanah Demplot A Harkat

pH H20 5,96 Agak MasamKCl 5,35 MasamN Total (%) 0,17 SedangP2O5 Bray 1 (ppm) 15,65 RendahK-dd C Mol/kg 0,72 RendahNa Cmol/kg 0,54 RendahKTK Cmol/kg 12,45 RendahEkstrak NH4Oac 1N pH 7

Ca 0,62 RendahMg 1,1 Tinggi

Ekstrak HCL 25 %Mg/100 gr

K2O 10,58 RendahP2O5  28,77 Sedang

Laboratorium BPTP Sumbar

Kemudian untuk mengetahui kondisi cuaca selama pelaksanaan penelitian

berlangsung juga diamati data curah hujan dan jumlah hari hujan dari stasiun

klimatologi terdekat seperti Tabel 2.

Tabel 2. Data Curah Hujan selama pengkajian dilakukan di desa Balimbing KabupatenTanah Datar, Sumbar 2012

Th/Bln Rata2Juni Juli Agustus September Oktober

2012MM 9 23 89 163 71HH 4 2 7 16 7,25

Sumber: KP Rambatan BPTP Sumbar

Pengkajian menggunakan rancangan petak terpisah, yaitu varietas sebagai

petak utama terdiri dua varietas, yaitu: Bima 3 dan N35 dan perlakuan sistem

persiapan lahan sebagai anak petak, yaitu: Tanpa olah tanah (TOT), Olah tanah

minimum (OTM), dan Olah tanah sempurna (OTS). Perlakuan masing-masing diulangtiga kali. Pada setiap petak percobaan diambil sampel tanaman secara acak sebanyak

lima tanaman untuk pengukuran berbagai peubah yang dimati.

Pengolahan tanah dilakukan sesuai dengan perlakuan sistem persiapan lahan

yaitu: TOT dimana tanah tidak diolah hanya disemprot dengan herbisida

Isopropilamina glipsat  480 g (Basmilang) dengan dosis 5 ltr/ha 10 hari sebelum tanam.

Kemudian OTM yaitu lahan ditebas dengan cangkul sedalam 3-5 cm lalu gulma bekas

tebasan dibersihkan dan OTS yaitu tanah diolah sempurna dibajak dua kali dan sisia

gulma bekas tebasan dibuang dan selanjutnya tanah diratakan lalu dibuat petak-petak

Page 4: 2pm13

7/23/2019 2pm13

http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 4/9

Page 5: 2pm13

7/23/2019 2pm13

http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 5/9

 Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap …. 

42

aliran permukaan sehingga meningkatkan erosi. Oleh sebab itu, dengan cara

pengolahan tanah secara minimum OTM dapat meningkatkan hasil jagung.

Kemudian kombinasi antara varietas dengan cara pengolahan tanah juga

berbeda nyata. Varietas N35 dengan cara OTM menampilkan tanaman tertinggi dan

cenderung sama dengan tinggi tanaman varietas N35 dengan cara persiapan lahan

OTM. Sedangkan cara persiapan lahan OTS menunjukan pertumbuhan tanaman

terendah untuk kedua varietas yang diuji (Tabel 3). Permasalahan sama bahwa pada

tanah yang sudah bekas tanaman jagung sebelumnya yang masih gembur sebaiknya

tidak diolah intensif dan lebih dianjurkan menggunakan cara TOT atau OTM.

Tabel 3. Pengaruh cara persiapan lahan terhadap tinggi tanamanberbagai varietas jagung di Balimbing Kabupaten TanahDatar, Sumbar 2012.

PerlakuanTinggi Tanaman

(cm)

VarietasBima 3 229,4 aN 35 235,8 aKK a (%) 2,0Persiapan LahanTOT (Tanpa Olah Tanah) 235,5 aOTM (Olah Tanah Minimum) 239,1 a

OTS (Olah Tanah Sempurna) 233,1 bKombinasiBima 3 TOT 231,0 bcBima 3 OTM 230,6 bcBima 3 OTS 226,6 cdN 35 TOT 240,0 abN35 OTM 247,6 aN35 OTS 219,6 d

KK b (%) 22,4 Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidakberbeda nyata pada taraf 5 % DMRT

Panjang dan lingkaran tongkol

Pengaruh varietas juga tidak nyata mempengaruhi panjang dan lingkaran

tongkol jagung. Sedangkan cara persiapan lahan menunjukan perbedaan yang nyata

terhadap panjang tongkol dan tidak berbeda untuk lingkaran tongkol. Begitu juga

kombinasi varietas dengan cara persiapan lahan menunjukan berpengaruh nyata

hanya terhadap panjang tongkol dan tidak nyata terhadap lingkaran tongkol kedua

varietas jagung yang diuji (Tabel 4). Rata-rata panjang tongkol kedua varietas jagung

yang diuji menunjukan ukuran lebih panjang dengan cara persiapan lahan TOT. Jadistruktur tanah yang cukup gembur tidak perlu lagi dilakukan pengolahan tanah secara

Page 6: 2pm13

7/23/2019 2pm13

http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 6/9

Seminar Nasional Serealia, 2013

43

intensif, cukup disemprot dengan herbisida untuk mebunuh atau mengendalikan gulma

yang ada pada permukaan lahan dan langsung dilakukan penanaman.

Tabel 4. Pengaruh cara persipan lahan terhadap panjang tongkol dan lingkarantongkol berbagai varietas jagung di Balimbing Kabupaten Tanah Datar,Sumbar 2012.

PerlakuanPanjang tongkol

(cm)Lingkaran tongkol

(cm)VarietasBima 3 17,2 a 13,7 tnN 35 17,2 a 13,9KK a (%) 4,3 2,0Persiapan LahanTOT (Tanpa Olah Tanah) 17,6 a 13,3

OTM (Olah Tanah Minimum) 16,8 b 14,1OTS (Olah Tanah Sempurna) 17,1 b 14,1KombinasiBima 3 TOT 17,5 a 13,4Bima 3 OTM 17,1 b 14,2Bima 3 OTS 17,0 b 14,5N 35 TOT 17,6 a 14,2N35 OTM 16,5 c 14,0N35 OTS 17,3 ab 13,7

KK b (%) 3,4 2,2 Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbedanyata pada taraf 5% DMRT

tn = tidak nyata

3. Jumlah baris biji per tongkol dan jumlah biji per baris

Pengaruh varietas tidak nyata terhadap jumlah baris biji per tongkol dan nyata

berbeda pada jumlah biji per baris. Jumlah biji per baris Bima 3 cenderung lebih

banyak dari pada N 35 dan ini sekaligus komponen hasil ini akan mempengaruhi

 jumlah hasil yang diperoleh masing-masing vaerietas. Perlakuan pengolahan tanah

tidak menunjukan perbedaan yang nyata terhadap jumlah baris biji per tongkol dan

 jumlah biji per baris kedua varietas yang diuji. Sementara kombinasi perlakuan antara

varietas dan cara persiapan lahan malah kombinasi varietas Bima 3 yang

dikombinasikan dengan pesiapan lahan TOT menghasilkan jumlah baris biji per

tongkol terendah (12,4) dan yang tertinggi pada kombinasi perlakuan Bima 3 dengan

persiapan lahan OTS (14,5) tetapi anggka ini cenderung sama dengan jumlah baris biji

per tongkol yang diperoleh pada kombinasi perlakuan lain (Tabel 5).

Page 7: 2pm13

7/23/2019 2pm13

http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 7/9

 Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap …. 

44

Tabel 5. Pengaruh cara persipan lahan terhadap Jumlah baris biji per tongkol danJumlah biji per baris dari berbagai varietas jagung di Balimbing KabupatenTanah Datar, Sumbar 2012.

Perlakuan Jumlah baris biji pertongkol (cm) Jumlah biji per baris(cm)VarietasBima 3 13,7 a 34,6 aN 35 13,9 a 28,8 bKK a (%) 2,2 4,4Persiapan LahanTOT (Tanpa Olah Tanah) 13,3 a 30,4 aOTM (Olah Tanah Minimum) 14,1 a 32,0 aOTS (Olah Tanah Sempurna) 14,1 a 33,8 aKombinasiBima 3 TOT 12,4 b 33,3 a

Bima 3 OTM 14,2 a 34,7 aBima 3 OTS 14,5 a 35,8 aN 35 TOT 14,2 a 27,5 bcN35 OTM 14,1 a 27,3 cN35 OTS 13,7 a 31,7 ab

KK b (%) 3,24 7,1 Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata padataraf 5% DMRT 

Bobot 100 biji dan Hasil

Perlakuan varietas berpengaruh terhadap bobot 100 biji dan tidak nyataberpengaruh terhadap hasi biji yang diperleh baik varietas Bima 3 maupun bagi

varietas N 35. Meskipun ada kecenderungan hasil yang diperoleh varietas Bima 3 yaitu

7,27 t/ha lebih tinggi dibanding hasil yang diperoleh N 35 6,79 t/ha. Tingginya hasil ini

ditunjang oleh komponen hasil jumlah biji per bari dan berat 100 biji yang diperoleh

varietas Bima 3 selalu tinggi. Hal yang sama juga ditemui dari hasil penelitian Ridawan

dan Zubaidah (2005) serta hasil penelitian Azwir dan Ridwan (2009) bahwa komponen

hasil seperti jumlah biji per baris dan berat 100 biji mempengaruhi hasil yang diperoleh

tanaman jagung.

Kemudian cara persiapan lahan berpengaruh nyata terhadap perolehan berat

100 biji tetapi tidak berbeda nyata untuk perolehan hasil. Bobot 100 biji tertinggi

diperoleh pada perlakuan persiapan lahan OTS namun cenderung sama dengan bobot

100 biji yang diperoleh pada perlakuan TOT. Selanjutnya kombinasi perlakuan antara

varietas dengan cara persiapan lahan berbeda nyata terhadap perolehan berat 100 biji

dan hasil kedua varietas yang diuji (Tabel 6). Dari kombinasi perlakuan ini terlihat

bahwa varietas Bima 3 lebih konsisten menunjukan hasil pengamatan bobot 100 biji

dan hasil biji selalu lebih tinggi pada persiapan lahan TOT dibanding OTM dan

Page 8: 2pm13

7/23/2019 2pm13

http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 8/9

Seminar Nasional Serealia, 2013

45

OTSlebih tinggi. Hasil penelitian Azwir dan Ridwan (2009) juga menunjukan bahwa

cara persiapan lahan tanam dengan TOT dan ditambah dengan 2 t pupuk kandang

sapi pada lahan PMK memberikan hasil cukup baik yaitu 6,23 t/ha dibanding dengan

cara petani yang tanahnya diolah sempurna. Selanjutnya Abdurachman (2005) juga

mengemukakan bahwa dengan cara persiapan lahan cara TOT disamping

menciptakan efisiensi usahatani, sekaligus juga dapat mempertahankan kesuburan

tanah karena secara tidak langsung sistem TOT telah melakukan tindakan konservasi

tanah dan air. Disamping itu menurut perhitungan persiapan lahan yang dilakukan

pada penelitian ini jika dikonversi ke hektar ternyata cara persiapan lahan OTS

menghabiskan biaya upah kurang lebih Rp. 2.000.000, sedangkan dengan cara OTM

dan TOT hanya Rp. 1.050.000 dan Rp. 650.000, jadi cara TOT jauh lebih

menguntungkan.

Tabel 6. Pengaruh cara persipan lahan terhadap Bobot 100 bijil dan hasil berbagaivarietas jagung di Balimbing Kabupaten Tanah Datar, Sumbar 2012.

Perlakuan Bobot 100 biji (g) Hasil (t/ha)

VarietasBima 3 27,1 a 7,27 aN 35 26,2 b 6,79 aKK a (%) 0,4 1,88

Persiapan LahanTOT (Tanpa Olah Tanah) 26,8 ab 6,91 aOTM (Olah Tanah Minimum) 26,0 b 6,96 aOTS (Olah Tanah Sempurna) 27,2 a 7,22 aKombinasiBima 3 TOT 27,3 a 7,35 aBima 3 OTM 26,6 ab 7,15 aBima 3 OTS 27,5 a 7,31 aN 35 TOT 26,3 bc 6,46 bN35 OTM 25,4 c 6,78 bN35 OTS 26,9 ab 7,13 a

KK b (%) 5,71 4,26

 Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata padataraf 5% DMRT

KESIMPULAN

1. Hasil varietas Bima 3 dan N 35 tidak berbeda nyata, rata-rata 7,27 t dan 6,79 t/ha.

2. Olah tanah sempurna (OTS) memberikan hasil cukup tinggi yaitu 7,22 t/ha namun

tidak berbeda nyata dengan olah tanah minimum (OTM) dan tampa olah tanah

(TOT) masing-masing 6,96 t dan 6,91 t/ha.

Page 9: 2pm13

7/23/2019 2pm13

http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 9/9

 Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap …. 

46

3. Persiapan lahan dengan cara TOT lebih efisien dengan biaya berturut-turut OTS

Rp.2.000.000, OTM Rp. 1.050.000, dan TOT Rp. 650.000.

DAFTAR PUSTAKA

 Abdurachman. A. 2005. Rangkuman bahasan lahan kering di Indonesia. Teknologi

pengelalaan lahan kering menuju pertanian produktif dan ramah lingkungan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.

 Albayudi. 2005. Kajian sistem olah tanah dan pemberian mulsa jerami padi terhadap

erosi tanah ultisol serta hasil jagung. Dalam : Proseding Seminar Nasional

Hasil-hasil Penelitian spesifik lokasi. Jambi 23-24 November 2005. Hal :279-

284.

 Azwir dan Ridwan. 2009. Pemberian bahan organik dan sistem persiapan lahan pada

budidaya jagung di lahan kering. Dalam  : Proseding Seminar Inovasi

Teknologi Peningkatan Produksi Pertanian Spesifik Lokasi, Bandar Lampung

2-3 Desember 2009. Hal :167-176

BPTP Sukarami 2002. Pemanfaatan gawang tanaman kelapa dengan budidaya jagung

sistem TOT. Laporan akhir Penelitian.

Dahlan,M.M. and M.J. Mejaya.2007. Yield stabilityof maize hybrids compared to open

pollinated varieties. In: Pixley and Chang (eds.). Proc. Of the Ninth Asian

Regional Maize Workshop. CAAS and CIMMYT, Beijing, September 5-9,

2005.

Ridwan dan Y. Zubaidah. 2005. Pengaruh varietas dan sistem persiapan lahan

terhadap hasil tanaman jagung. J. Stigma. Vol. XIII (2): 218-221

Silawibawa, P. H. Setriawan, dan Suwardji. 2003. Pengaruh cara pengolahan tanah

terhadap kualitas tanah, populasi gulama dan hasil jagung pada sistem

agroforestry lahan kering. Dalam  : Proseding Komfrensi Nasional XVI-HIGI.

Seameo Biotrop, Bogor, 15-17 Juli 2003. Hal : 188-195

Utomo, M., 2005. Pengelolaan lahan kering berkelanjutan. Seinar Nasional IAAS

Indonesia. Mataram, Juli 2005

Yulisma. 2011. Pertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung pada berbagai jarak

tanam. J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 30 (3):196-203.