2pm13
TRANSCRIPT
7/23/2019 2pm13
http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 1/9
Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap ….
38
PENGARUH SISTEM PERSIAPAN LAHAN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG HIBRIDA
A Z W I R
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat
ABSTRAK
Dua varietas jagung hibrida Bima 3 dan N35 diminati oleh petani jagung di Kabupaten Tanah
Datar yang merupakan salah satu sentra produksi jagung di Sumatera Barat. Salah satu
kendala pengembangan usahatani jagung di wilayah ini adalah ketersediaan tenaga kerja yang
terbatas. Pengujian kedua varietas dengan tiga sistem persiapan lahan dilakukan di lahan
petani Desa Balimbing Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada MT 2012 (Juli-November
2012). Penelitian disusun berdasarkan rancangan petak terpisah dengan tiga ulangan. Dua
varietas jagung (Bima 3 dan N35) adalah sebagai petak utama. Tiga sistem persiapan lahan
(tanpa olah tanah/TOT, olah tanah minimum/OTM dan olah tanah sempurna/OTS) adalah
sebagai Anak Petak. Hasil Bima 3 lebih tinggi (7,3 t/ha) dibandingkan dengan N35 (6,8 t/ha).
Secara berurut hasil varietas Bima 3 dengan tiga sistem persiapan lahan adalah: TO = 7,1 t/ha,
OTM = 7,3 t/ha, dan OTS = 7,5 t/ha. Sedangkan varietas N35 TOT = 6,4 t/ha, OTM = 6,8 t/ha,
dan OTS = 7,1 t/ha. Sistem OTS cenderung memberi hasil lebih tinggi dibanding OTM dan
TOT. Bila dihitung biaya yang dikeluarkan untuk persiapan lahan dan penyiangan ternyata
pesiapan lahan secara TOT lebih menguntungkan.
Kata kunci: persiapan lahan
PENDAHULUAN
Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi yang berperan
dalam peningkatan produksi jagung. Di samping varietas, sistem pengelolaan tanaman
juga berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Salah satu pengelolaan tanaman
yang perlu menjadi perhatian adalah sistem persiapan lahan (pengolahan tanah).
Menurut Dahlan dan Mejaya (2007), varietas Bima 3 tergolong stabil dan variasi hasil
rendah di berbagai lingkungan. Sementara varietas N 35 yang dilepas pada tahun2000 cukup diminati oleh petani jagung di Sumbar. Hasil penelitian Yulisma (2011) di
lahan kering kebun percobaan Fakultas Pertanian UISU Medan menunjukkan varietas
hibrida memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan varietas komposit.
Pengolahan tanah merupakan manipulasi mekanis tanah yang bertujuan untuk
menciptakan keadaan tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Albayudi
(2005), pengolahan tanah diperlukan apabila kondisi kepadatan tanah, aerasi tanah,
kekuatan resisten tanah dan dalamnya perakaran tanaman tidak mendukung
penyediaan air dan perkembangan akar. Dari hasil-hasil penelitian terdahulu terlihat
bahwa pengolahan tanah yang lebih intensif tidak selalu memberikan hasil yang lebih
7/23/2019 2pm13
http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 2/9
Seminar Nasional Serealia, 2013
39
tinggi. Hasil Penelitian di Lubuh Alung Sumbar menunjukkan budidaya jagung dengan
olah tanah sempurna memberikan hasil yang lebih rendah dibanding tanpa olah tanah
(TOT) (BPTP Sukarami 2002). Hal ini disebabkan oleh sistem TOT dapat mengurangi
evaporasi pada musim kering sehingga tanaman terhindari dari stres kekurangan air
dan dapat mempertahankan kadar bahan organik tanah (Azwir dan Ridwan 2009).
Untuk mendaptkan produktivitas jagung yang lebih tinggi dengan teknologi yang lebih
efisien perlu dicari varietas yang cocok dengan kondisi lingkungan dan sistem
persiapan lahan yang lebih sederhana.
Menurut Utomo (2005), degradasi tanah yang terjadi saat ini salah satunya
sebagai akibat dari sistem olah tanah intensif atau pengolahan tanah sempurna seperti
yang dilakukan kebanyakan petani. Pengolahan intensif dengan mencangkul dan
mebajak sampai gembur dan bersih tidak hanya berakibat buruk terhadap peningkatan
degradasi tanah tetapi juga memakan banyak tenaga dan biaya da lam proses persipan
lahan tanam. Selanjutnya hasil penelitian Silawibawa et al. (2003) menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut: (1) perlakuan tanpa olah tanah (TOT) mampu
menghasilkan kualitas tanah baik secara fisik maupupun biologi yang lebih baik
dibanding perlakuan olah tanah intensif (OTI) dan TOT juga mampu meniongkatkan
kadar bahan organik tanah, kemantapan agregat, infiltrasi dan infeksi MVA, (2) hasil
tanaman pada kedua perkauan (TOT dan OTI) relatif sama, sehingga TOT tampak
lebih menguntungkan dengan biaya produksi yang relatif lebih rendah, (3) populasi
gulma pada perlakukan TOT lebih rendah bila dibandingkan dengan perlakuan OTI.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapakan varietas jagung yang
berpotensi hasil tinggi dengan sistem persiapan lahan yang efektif dan efisien pada
lahan kering.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2012, di lahankering milik petani desa Balimbing Kabupaten Tanah Datar Sumbar dengan ketinggian
tempat 435 m dpl, agroekositem lahan kering dataran rendah iklim kering (LKDRIK),
curah hujan dan hari hujan rendah. Jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) pH
rendah dengan tingkat kesuburan tanah rendah sampai sedang. Ketersediaan sumber
air kurang termasuk sumber air buatan seperti bendungan dan embung. Sebelum
pengkajian dimulai diambil contoh tanah untuk analisis sifat fisik dan kimia tanah
seperti Tabel 1.
7/23/2019 2pm13
http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 3/9
Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap ….
40
Tabel 1. Analisis tanah lokasi percobaan di desa Balimbing Kabupaten TanahDatar, Sumbar 2012.
Sifat Kimia Tanah Demplot A Harkat
pH H20 5,96 Agak MasamKCl 5,35 MasamN Total (%) 0,17 SedangP2O5 Bray 1 (ppm) 15,65 RendahK-dd C Mol/kg 0,72 RendahNa Cmol/kg 0,54 RendahKTK Cmol/kg 12,45 RendahEkstrak NH4Oac 1N pH 7
Ca 0,62 RendahMg 1,1 Tinggi
Ekstrak HCL 25 %Mg/100 gr
K2O 10,58 RendahP2O5 28,77 Sedang
Laboratorium BPTP Sumbar
Kemudian untuk mengetahui kondisi cuaca selama pelaksanaan penelitian
berlangsung juga diamati data curah hujan dan jumlah hari hujan dari stasiun
klimatologi terdekat seperti Tabel 2.
Tabel 2. Data Curah Hujan selama pengkajian dilakukan di desa Balimbing KabupatenTanah Datar, Sumbar 2012
Th/Bln Rata2Juni Juli Agustus September Oktober
2012MM 9 23 89 163 71HH 4 2 7 16 7,25
Sumber: KP Rambatan BPTP Sumbar
Pengkajian menggunakan rancangan petak terpisah, yaitu varietas sebagai
petak utama terdiri dua varietas, yaitu: Bima 3 dan N35 dan perlakuan sistem
persiapan lahan sebagai anak petak, yaitu: Tanpa olah tanah (TOT), Olah tanah
minimum (OTM), dan Olah tanah sempurna (OTS). Perlakuan masing-masing diulangtiga kali. Pada setiap petak percobaan diambil sampel tanaman secara acak sebanyak
lima tanaman untuk pengukuran berbagai peubah yang dimati.
Pengolahan tanah dilakukan sesuai dengan perlakuan sistem persiapan lahan
yaitu: TOT dimana tanah tidak diolah hanya disemprot dengan herbisida
Isopropilamina glipsat 480 g (Basmilang) dengan dosis 5 ltr/ha 10 hari sebelum tanam.
Kemudian OTM yaitu lahan ditebas dengan cangkul sedalam 3-5 cm lalu gulma bekas
tebasan dibersihkan dan OTS yaitu tanah diolah sempurna dibajak dua kali dan sisia
gulma bekas tebasan dibuang dan selanjutnya tanah diratakan lalu dibuat petak-petak
7/23/2019 2pm13
http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 4/9
7/23/2019 2pm13
http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 5/9
Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap ….
42
aliran permukaan sehingga meningkatkan erosi. Oleh sebab itu, dengan cara
pengolahan tanah secara minimum OTM dapat meningkatkan hasil jagung.
Kemudian kombinasi antara varietas dengan cara pengolahan tanah juga
berbeda nyata. Varietas N35 dengan cara OTM menampilkan tanaman tertinggi dan
cenderung sama dengan tinggi tanaman varietas N35 dengan cara persiapan lahan
OTM. Sedangkan cara persiapan lahan OTS menunjukan pertumbuhan tanaman
terendah untuk kedua varietas yang diuji (Tabel 3). Permasalahan sama bahwa pada
tanah yang sudah bekas tanaman jagung sebelumnya yang masih gembur sebaiknya
tidak diolah intensif dan lebih dianjurkan menggunakan cara TOT atau OTM.
Tabel 3. Pengaruh cara persiapan lahan terhadap tinggi tanamanberbagai varietas jagung di Balimbing Kabupaten TanahDatar, Sumbar 2012.
PerlakuanTinggi Tanaman
(cm)
VarietasBima 3 229,4 aN 35 235,8 aKK a (%) 2,0Persiapan LahanTOT (Tanpa Olah Tanah) 235,5 aOTM (Olah Tanah Minimum) 239,1 a
OTS (Olah Tanah Sempurna) 233,1 bKombinasiBima 3 TOT 231,0 bcBima 3 OTM 230,6 bcBima 3 OTS 226,6 cdN 35 TOT 240,0 abN35 OTM 247,6 aN35 OTS 219,6 d
KK b (%) 22,4 Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidakberbeda nyata pada taraf 5 % DMRT
Panjang dan lingkaran tongkol
Pengaruh varietas juga tidak nyata mempengaruhi panjang dan lingkaran
tongkol jagung. Sedangkan cara persiapan lahan menunjukan perbedaan yang nyata
terhadap panjang tongkol dan tidak berbeda untuk lingkaran tongkol. Begitu juga
kombinasi varietas dengan cara persiapan lahan menunjukan berpengaruh nyata
hanya terhadap panjang tongkol dan tidak nyata terhadap lingkaran tongkol kedua
varietas jagung yang diuji (Tabel 4). Rata-rata panjang tongkol kedua varietas jagung
yang diuji menunjukan ukuran lebih panjang dengan cara persiapan lahan TOT. Jadistruktur tanah yang cukup gembur tidak perlu lagi dilakukan pengolahan tanah secara
7/23/2019 2pm13
http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 6/9
Seminar Nasional Serealia, 2013
43
intensif, cukup disemprot dengan herbisida untuk mebunuh atau mengendalikan gulma
yang ada pada permukaan lahan dan langsung dilakukan penanaman.
Tabel 4. Pengaruh cara persipan lahan terhadap panjang tongkol dan lingkarantongkol berbagai varietas jagung di Balimbing Kabupaten Tanah Datar,Sumbar 2012.
PerlakuanPanjang tongkol
(cm)Lingkaran tongkol
(cm)VarietasBima 3 17,2 a 13,7 tnN 35 17,2 a 13,9KK a (%) 4,3 2,0Persiapan LahanTOT (Tanpa Olah Tanah) 17,6 a 13,3
OTM (Olah Tanah Minimum) 16,8 b 14,1OTS (Olah Tanah Sempurna) 17,1 b 14,1KombinasiBima 3 TOT 17,5 a 13,4Bima 3 OTM 17,1 b 14,2Bima 3 OTS 17,0 b 14,5N 35 TOT 17,6 a 14,2N35 OTM 16,5 c 14,0N35 OTS 17,3 ab 13,7
KK b (%) 3,4 2,2 Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbedanyata pada taraf 5% DMRT
tn = tidak nyata
3. Jumlah baris biji per tongkol dan jumlah biji per baris
Pengaruh varietas tidak nyata terhadap jumlah baris biji per tongkol dan nyata
berbeda pada jumlah biji per baris. Jumlah biji per baris Bima 3 cenderung lebih
banyak dari pada N 35 dan ini sekaligus komponen hasil ini akan mempengaruhi
jumlah hasil yang diperoleh masing-masing vaerietas. Perlakuan pengolahan tanah
tidak menunjukan perbedaan yang nyata terhadap jumlah baris biji per tongkol dan
jumlah biji per baris kedua varietas yang diuji. Sementara kombinasi perlakuan antara
varietas dan cara persiapan lahan malah kombinasi varietas Bima 3 yang
dikombinasikan dengan pesiapan lahan TOT menghasilkan jumlah baris biji per
tongkol terendah (12,4) dan yang tertinggi pada kombinasi perlakuan Bima 3 dengan
persiapan lahan OTS (14,5) tetapi anggka ini cenderung sama dengan jumlah baris biji
per tongkol yang diperoleh pada kombinasi perlakuan lain (Tabel 5).
7/23/2019 2pm13
http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 7/9
Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap ….
44
Tabel 5. Pengaruh cara persipan lahan terhadap Jumlah baris biji per tongkol danJumlah biji per baris dari berbagai varietas jagung di Balimbing KabupatenTanah Datar, Sumbar 2012.
Perlakuan Jumlah baris biji pertongkol (cm) Jumlah biji per baris(cm)VarietasBima 3 13,7 a 34,6 aN 35 13,9 a 28,8 bKK a (%) 2,2 4,4Persiapan LahanTOT (Tanpa Olah Tanah) 13,3 a 30,4 aOTM (Olah Tanah Minimum) 14,1 a 32,0 aOTS (Olah Tanah Sempurna) 14,1 a 33,8 aKombinasiBima 3 TOT 12,4 b 33,3 a
Bima 3 OTM 14,2 a 34,7 aBima 3 OTS 14,5 a 35,8 aN 35 TOT 14,2 a 27,5 bcN35 OTM 14,1 a 27,3 cN35 OTS 13,7 a 31,7 ab
KK b (%) 3,24 7,1 Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata padataraf 5% DMRT
Bobot 100 biji dan Hasil
Perlakuan varietas berpengaruh terhadap bobot 100 biji dan tidak nyataberpengaruh terhadap hasi biji yang diperleh baik varietas Bima 3 maupun bagi
varietas N 35. Meskipun ada kecenderungan hasil yang diperoleh varietas Bima 3 yaitu
7,27 t/ha lebih tinggi dibanding hasil yang diperoleh N 35 6,79 t/ha. Tingginya hasil ini
ditunjang oleh komponen hasil jumlah biji per bari dan berat 100 biji yang diperoleh
varietas Bima 3 selalu tinggi. Hal yang sama juga ditemui dari hasil penelitian Ridawan
dan Zubaidah (2005) serta hasil penelitian Azwir dan Ridwan (2009) bahwa komponen
hasil seperti jumlah biji per baris dan berat 100 biji mempengaruhi hasil yang diperoleh
tanaman jagung.
Kemudian cara persiapan lahan berpengaruh nyata terhadap perolehan berat
100 biji tetapi tidak berbeda nyata untuk perolehan hasil. Bobot 100 biji tertinggi
diperoleh pada perlakuan persiapan lahan OTS namun cenderung sama dengan bobot
100 biji yang diperoleh pada perlakuan TOT. Selanjutnya kombinasi perlakuan antara
varietas dengan cara persiapan lahan berbeda nyata terhadap perolehan berat 100 biji
dan hasil kedua varietas yang diuji (Tabel 6). Dari kombinasi perlakuan ini terlihat
bahwa varietas Bima 3 lebih konsisten menunjukan hasil pengamatan bobot 100 biji
dan hasil biji selalu lebih tinggi pada persiapan lahan TOT dibanding OTM dan
7/23/2019 2pm13
http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 8/9
Seminar Nasional Serealia, 2013
45
OTSlebih tinggi. Hasil penelitian Azwir dan Ridwan (2009) juga menunjukan bahwa
cara persiapan lahan tanam dengan TOT dan ditambah dengan 2 t pupuk kandang
sapi pada lahan PMK memberikan hasil cukup baik yaitu 6,23 t/ha dibanding dengan
cara petani yang tanahnya diolah sempurna. Selanjutnya Abdurachman (2005) juga
mengemukakan bahwa dengan cara persiapan lahan cara TOT disamping
menciptakan efisiensi usahatani, sekaligus juga dapat mempertahankan kesuburan
tanah karena secara tidak langsung sistem TOT telah melakukan tindakan konservasi
tanah dan air. Disamping itu menurut perhitungan persiapan lahan yang dilakukan
pada penelitian ini jika dikonversi ke hektar ternyata cara persiapan lahan OTS
menghabiskan biaya upah kurang lebih Rp. 2.000.000, sedangkan dengan cara OTM
dan TOT hanya Rp. 1.050.000 dan Rp. 650.000, jadi cara TOT jauh lebih
menguntungkan.
Tabel 6. Pengaruh cara persipan lahan terhadap Bobot 100 bijil dan hasil berbagaivarietas jagung di Balimbing Kabupaten Tanah Datar, Sumbar 2012.
Perlakuan Bobot 100 biji (g) Hasil (t/ha)
VarietasBima 3 27,1 a 7,27 aN 35 26,2 b 6,79 aKK a (%) 0,4 1,88
Persiapan LahanTOT (Tanpa Olah Tanah) 26,8 ab 6,91 aOTM (Olah Tanah Minimum) 26,0 b 6,96 aOTS (Olah Tanah Sempurna) 27,2 a 7,22 aKombinasiBima 3 TOT 27,3 a 7,35 aBima 3 OTM 26,6 ab 7,15 aBima 3 OTS 27,5 a 7,31 aN 35 TOT 26,3 bc 6,46 bN35 OTM 25,4 c 6,78 bN35 OTS 26,9 ab 7,13 a
KK b (%) 5,71 4,26
Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata padataraf 5% DMRT
KESIMPULAN
1. Hasil varietas Bima 3 dan N 35 tidak berbeda nyata, rata-rata 7,27 t dan 6,79 t/ha.
2. Olah tanah sempurna (OTS) memberikan hasil cukup tinggi yaitu 7,22 t/ha namun
tidak berbeda nyata dengan olah tanah minimum (OTM) dan tampa olah tanah
(TOT) masing-masing 6,96 t dan 6,91 t/ha.
7/23/2019 2pm13
http://slidepdf.com/reader/full/2pm13 9/9
Azwir: Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap ….
46
3. Persiapan lahan dengan cara TOT lebih efisien dengan biaya berturut-turut OTS
Rp.2.000.000, OTM Rp. 1.050.000, dan TOT Rp. 650.000.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman. A. 2005. Rangkuman bahasan lahan kering di Indonesia. Teknologi
pengelalaan lahan kering menuju pertanian produktif dan ramah lingkungan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Albayudi. 2005. Kajian sistem olah tanah dan pemberian mulsa jerami padi terhadap
erosi tanah ultisol serta hasil jagung. Dalam : Proseding Seminar Nasional
Hasil-hasil Penelitian spesifik lokasi. Jambi 23-24 November 2005. Hal :279-
284.
Azwir dan Ridwan. 2009. Pemberian bahan organik dan sistem persiapan lahan pada
budidaya jagung di lahan kering. Dalam : Proseding Seminar Inovasi
Teknologi Peningkatan Produksi Pertanian Spesifik Lokasi, Bandar Lampung
2-3 Desember 2009. Hal :167-176
BPTP Sukarami 2002. Pemanfaatan gawang tanaman kelapa dengan budidaya jagung
sistem TOT. Laporan akhir Penelitian.
Dahlan,M.M. and M.J. Mejaya.2007. Yield stabilityof maize hybrids compared to open
pollinated varieties. In: Pixley and Chang (eds.). Proc. Of the Ninth Asian
Regional Maize Workshop. CAAS and CIMMYT, Beijing, September 5-9,
2005.
Ridwan dan Y. Zubaidah. 2005. Pengaruh varietas dan sistem persiapan lahan
terhadap hasil tanaman jagung. J. Stigma. Vol. XIII (2): 218-221
Silawibawa, P. H. Setriawan, dan Suwardji. 2003. Pengaruh cara pengolahan tanah
terhadap kualitas tanah, populasi gulama dan hasil jagung pada sistem
agroforestry lahan kering. Dalam : Proseding Komfrensi Nasional XVI-HIGI.
Seameo Biotrop, Bogor, 15-17 Juli 2003. Hal : 188-195
Utomo, M., 2005. Pengelolaan lahan kering berkelanjutan. Seinar Nasional IAAS
Indonesia. Mataram, Juli 2005
Yulisma. 2011. Pertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung pada berbagai jarak
tanam. J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 30 (3):196-203.