2_kebijakan umum daerah dan konstelasi wilayah

10

Click here to load reader

Upload: melanthon-sihotang

Post on 13-Aug-2015

295 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2_kebijakan Umum Daerah Dan Konstelasi Wilayah

Laporan Studio Perencanaan 1 Kabupaten Wonosobo

2.1 Kebijakan Pembangunan Wilayah Provinsi Jawa Tengah

Perwilayahan Pembangunan di Propinsi Jawa Tengah dibagi menjadi 10 WP (Wilayah

Pembangunan). Pembagian Wilayah Pembangunan di Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

1. Wilayah Pembangunan I, dengan pusat di Kota Semarang.

2. Wilayah Pembangunan II

3. Wilayah Pembangunan III

4. Wilayah Pembangunan IV, dengan pusat di Kota Cilacap.

5. Wilayah Pembangunan V, dengan pusat di Kota Kebumen.

6. Wilayah Pembangunan VI, dengan pusat di Kota Banjarnegara.

7. Wilyah Pembangunan VII, dengan Pusat di Kota Magelang

8. Wilayah Pembangunan VIII, dengan pusat di Kota Surakarta.

9. Wilayah Pembangunan IX, dengan pusat di Kota Blora

10. Wilayah Pembangunan X, dengan pusat di Kota Kudus.

Dari kebijakan Wilayah Pembangunan Jawa Tengah tersebut dapat dilihat bahwa Kabupaten

Wonosobo termasuk dalam Wilayah Pembangunan VII bersama dengan Kabupaten Purworejo, kabupaten

Magelang, Kabupaten Temanggung dan sebagai pusat pertumbuhan adalah di Kota Magelang.

Dari wilayah – wilayah diatas Kota Magelang termasuk salah satu kawasan strategis untuk prioritas

Pengembangan Daerah Jawa Tengah selain Kota Tegal, Klaten dan Kudus. Sedangkan prioritas

Pengembangan Nasional adalah Kota Semarang, Surakarta dan Cilacap. Sebagai pusat dari Wilayah

Pembangunan VII Kabupaten Wonosobo harus dapat menjadi pusat daya tarik bagi kota-kota disekitarnya

(WP VII).

Magister Perencanaan Kota dan Daerah II - 1Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN UMUM DAERAH DAN KONSTELASI WILAYAHBAB II

Page 2: 2_kebijakan Umum Daerah Dan Konstelasi Wilayah

Laporan Studio Perencanaan 1 Kabupaten Wonosobo

Sistem pelayanan perkotaan (sistem kota-kota) di Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

PKN : Kota Cilacap, Kota Purwokerto, Kota Surakarta, Kota Kudus, dan Kota Semarang

PKW : Kota Kroya, Kota Kebumen, Kota Kutoarjo-Purworejo, Kota Wonosobo, Kota Magelang, Kota

Kartasura, Kota Klaten, Kota Wonogiri, Kota Cepu, Kota Jepara, Kota Juwana-Pati, Kota

Salatiga, dan Kota Ungaran-Bawen-Ambarawa, dan Kota Tegal

PKL : Majenang, Wangon, Ajibarang, Sokaraja, Banyumas, Purbalingga, Bobotsari, Purworejo

Klampok, Banjarnegara, Gombong, Karanganyar, Kebumen, Secang, Muntilan, Mungkid,

Borobudur, Mertoyudan, Boyolali, Prambanan, Delanggu, Sukoharjo, Purwantoro,

Tawangmangu, Jaten, Karanganyar, Sragen, Purwodadi, Gubug, Godong, Wirosari, Blora,

Lasem, Rembang, Tayu, Pecangaan, Demak, Temanggung, Parakan, Kaliwungu, Kendal,

Sukorejo, Boja, Weleri, Batang, Kajen, Wiradesa, Kedungwuni, Comal, Pemalang,

Randudongkal, Slawi-Adiwema, Bumiayu, Ketanggungan-Kersana, dan Brebes.

Berdasarkan pembagian tersebut terlihat bahwa Kota Wonosobo sebagai ibu kota Kabupaten

Wonosobo merupakan Pusat Kegiatan Wilayah yang harus mampu melayani beberapa kabupaten disekitar

seperti Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Banjarnegara.

Berdasarkan kawasan strategis yang ada di Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Wonosobo termasuk

dalam kawasan prioritas sebagai berikut:

1. Kawasan kerjasama antardaerah Kabupaten/Kota

Dalam kawasan kerjasama antar kabupaten, Kabupaten Wonosobo termasuk dalam Kawasan

Purwomanggung (Purworejo, Wonosobo, Temanggung), kawasan ini sebagai simpul yang

memadukan keterkaitan antar kawasan tengah dan kawasan selatan melalui kerjasama regional.

Dengan posisi yang strategis kawasan ini arahan pengembangan dilakukan dengan pola grid, pada

aspek produk pasar. Pola grid menciptakan keterkaitan antar pusat-pusat pertumbuhan dengan

sentra produksi atas dasar karakteristik potensi sumber daya yang dimiliki. Sumber daya unggulan

kawasan ini adalah pada holtikultura, tanaman pangan, kelautan, pertambangan, perdagangan dan

jasa.

2. Kawasan Dataran Tinggi Dieng (kawasan Prioritas Konservasi dan Perlindungan Terhadap

Bencana Alam)

Kawasan Dataran Tinggi Dieng secara administrasi sebagain merupakan bagian dari wilayah

Kabupaten Wonosobo. Kawasan ini cenderung mengalami degradasi lingkungan sebagai akibat

eskploitasi ekonomi namun mempunyai potensi yang sangat besar.

Magister Perencanaan Kota dan Daerah II - 2Universitas Gadjah Mada

Page 3: 2_kebijakan Umum Daerah Dan Konstelasi Wilayah

Laporan Studio Perencanaan 1 Kabupaten Wonosobo

2.2 Kebijakan Pembangunan Wilayah Kabupaten Wonosobo

Visi Pembangunan Kabupaten Wonosobo sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Kabupaten Wonosobo tahun 2005–2025 ditetapkan sebagai berikut:

“WONOSOBO ASRI DAN BERMARTABAT”

Secara harfiah visi tersebut, mengandung pengertian bahwa Kabupaten Wonosobo adalah wilayah

yang ASRI (Aman, Sehat, Rapi dan Indah) di sisi lain masyarakatnya BERMARTABAT (bersama rakyat, maju,

adil, rahayu, tentram, agamis, berbudaya, amal dan terpuji).

ASRI, merupakan akronim ungkapan aman, sehat, rapi dan indah. AMAN, berarti dalam setiap

warga masyarakat dapat terhindar maupun menghindari aspek kriminalitas, dan terjaminnya ketertiban

dalam kehidupam masyarakat maupun kepemerintahan. Hal ini memiliki arti penting karena akan menjadi

pendukung perkembangan sosial ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. SEHAT,

berarti membangun masyarakat yang sehat jasmani dan rohani, untuk mewujudkan masyarakat yang

profesional, produktif dan berpikiran positif. RAPI, berarti segala sesuatu berlangsung secara teratur tertata

dengan baik, sesuai peraturan perundang-undangan maupun norma-norma yang ada. INDAH, berarti

membangun lingkungan yang ada agar mempesona, serasi dan seimbang.

BERMARTABAT, merupakan akronim dari ungkapan bersama rakyat, maju, adil, rahayu, tentram,

agamis, berbudaya, amal dan terpuji. BERSAMA RAKYAT, berarti, mengupayakan terselenggaranya

pemerintahan yang partisipatif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. MAJU, berarti

masyarakat Kabupaten Wonosobo selalu menginginkan peningkatan, perkembangan dan pertumbuhan,

ada dorongan mencari hal baru yang lebih baik dan terbuka terhadap hal-hal baru serta nilai-nilai baru.

ADIL berarti, masyarakat dan pemerintah mampu menjalankan kewajibannya masing-masing serta

memperoleh hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. RAHAYU, berarti apa yang direncanakan

dan dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah dapat terhindar dari musibah dan berhasil sesuai

dengan tujuan. TENTRAM, berarti terjaganya stabilitas baik ekonomi, sosial dan politik. AGAMIS, berarti

masyarakat mampu menjalankan perintah agama dan menghindari larangannya, serta mampu membangun

toleransi antara satu agama dengan agama lainnya. BERBUDAYA, berarti mampu menyatukan cita, rasa

dan karsa dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. AMAL, berarti suka memberi sebagian apa yang

dimiliki untuk kepentingan orang atau kelompok lain. TERPUJI, berarti apa yang dilakukan masyarakat

bertujuan baik dan berhasil dengan baik.

Magister Perencanaan Kota dan Daerah II - 3Universitas Gadjah Mada

Page 4: 2_kebijakan Umum Daerah Dan Konstelasi Wilayah

Laporan Studio Perencanaan 1 Kabupaten Wonosobo

Dalam mewujudkan Visi Pembangunan sebagaimana tersebut di atas, maka dirumuskan Misi

Pembangunan Kabupaten Wonosobo Tahun 2005–2025 sebagai berikut:

1. Mewujudkan sumberdaya manusia Kabupaten Wonosobo yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, sehat lahir batin, berpendidikan, berbudaya, kreatif dan inovatif.

2. Mewujudkan perekonomian daerah Kabupaten Wonosobo yang tangguh dan berbasis pada potensi

unggulan daerah dengan memanfaatkan teknologi inovatif yang ramah lingkungan disertai

penguatan kelembagaan usaha mikro dan kecil serta penguatan lembaga koperasi dalam rangka

pemberdayaan ekonomi rakyat.

3. Mewujudkan kehidupan politik dan tata pemerintahan yang demokratis, bersih, bertanggung jawab

yang didukung oleh aparatur pemerintahan yang profesional, dan terbebas dari Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN) disertai partisipasi rakyat secara penuh.

4. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup Kabupaten Wonosobo yang

optimal dengan tetap menjaga keseimbangan dan pelestarian fungsi dan keberadaannya dalam

upaya menopang kehidupan dan penghidupan di masa yang akan datang.

5. Mewujudkan tersedianya prasarana dan sarana publik baik secara kuantitatif maupun kualitatif

dengan perawatan yang memadai.

6. Mewujudkan kehidupan masyarakat Kabupaten Wonosobo yang sejahtera lahir dan batin, mandiri

dan bermartabat, dengan menghormati hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) serta keadilan dan

kesetaraan gender.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka dapat dirumuskan bahwa tujuan penataan ruang di Kabupaten

Wonosobo adalah:

“Penataan ruang Kabupaten bertujuan mewujudkan kabupaten berbasis agroindustri dan pariwisata

yang didukung oleh pertanian berkelanjutan”

Perwujudan tujuan ini merupakan upaya mewujudkan wilayah pembangunan yang berkembang dengan

mempertimbangkan potensi daerah dan memperhatikan kelestarian alam. Terdapat 4 (empat) kata kunci

dalam tujuan di atas, yaitu :

1. Pengembangan agroindustri; sektor industri merupakan faktor potensial investasi pembangunan di

Kabupaten Wonosobo dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, menyerap tenaga kerja

dan menumbuhkembangkan wirasausaha di wilayah Kabupaten. Industri yang dikembangkan

ditujukan yang mengolah hasil pertanian (agroindsutri) lokal.

Magister Perencanaan Kota dan Daerah II - 4Universitas Gadjah Mada

Page 5: 2_kebijakan Umum Daerah Dan Konstelasi Wilayah

Laporan Studio Perencanaan 1 Kabupaten Wonosobo

2. Pengembangan pariwisata; potensi pariwisata di Kabupaten Wonosobo sangat beragam dan

potensial dikembangkan sebagai ikon daerah.

3. Pertanian; sektor pertanian merupakan sektor yang paling besar menunjang perekonomian wilaya

Kabupaten Wonosobo, sektor pertanian masih merupakan sektor dominan Kabupaten dan

pengembangan sektor ini harus dioptimalkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.

4. Berkelanjutan; percepatan pembangunan tetap dilaksanakan dengan mempertimbangkan prinsip-

prinsip keberlanjutan pembangunan dan kelestarian lingkungan hidup.

Wilayah pengembangan dan kawasan pengembangan dalam struktur tata ruang Kabupaten

Wonosobo ditentukan berdasarkan efisiensi jangkauan pelayanan dan kawasan-kawasan strategis.

Pengembangan tersebut secara efektif tidak termasuk pada kawasan-kawasan yang dilindungi (kawasan

lindung).

Dalam rencana sistem pusat pelayanan terdiri dari PKN, PKW dan PKL yang berada pada wilayah

kabupaten serta pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang terdiri dari PPK (Pusat Pelayanan

Kawasan) yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa serta PPL (Pusat

Pelayanan Lingkungan) yang berfungsi melayani kegiatan skala antar desa. Selain itu Pusat Pelayanan

Kawasan (PPK) merupakan pusat kegiatan yang di kemudian hari dapat dipromosikan segagai PKL (dengan

notasi PKLp).

Berdasarkan kondisi tersebut pembagian sistem pusat pelayanan di Kabupaten Wonosobo adalah

sebagai berikut:

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang mencakup wilayah Kecamatan Wonosobo

Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yang mencakup wilayah Kecamatan Kertek dan

Selomerto

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang mencakup wilayah Kecamatan Mojotengah, Kejajar, dan

Sapuran

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang mencakup wilayah Kecamatan Kepil, Kaliwiro,

Wadaslintang, Leksono, Kalikajar, Garung, Watumalang, Sukoharjo, dan Kalibawang

Selain itu, di Kabupaten Wonosobo sistem perdesaan yang dikembangkan sebagai kawasan

agropolitan terdapat di Kawasan Agropolitan Rojonoto yang meliputi Kecamatan Kaliwiro, Sukoharjo,

Leksono, dan Selomerto. Kegiatan ekonomi yang dikembangkan pada Kawasan Agropolitan terutama

adalah agribisnis. Pada Kawasan Agropolitan Rojonoto terdapat kota tani utama yaitu Kota Tani Sawangan

Magister Perencanaan Kota dan Daerah II - 5Universitas Gadjah Mada

Page 6: 2_kebijakan Umum Daerah Dan Konstelasi Wilayah

Laporan Studio Perencanaan 1 Kabupaten Wonosobo

serta 4 (empat) Kota Tani lainnya yaitu Kota Tani Sukoharjo, Kota Tani Tlogo, Kota Tani Selomerto dan Kota

Tani Kaliwiro.

2.3 Konstelasi Wilayah Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Sekitarnya

Kebijasanaan ruang wilayah secara hirarkis seharusnya merupakan satu kesatuan wilayah

pengembangan, sehingga secara nasional, regional dan lokal wilayah perencanaan dapat terpadu

terintegrasi dalam sistem rencana tata ruang wilayah. Hal ini dasarkan pada permasalahan-permasalahan

penanganan kawasan, terutama yang mencakup kawasan perbatasan, kawasan bersifat nasional, regional

dan lokal wilayah. Disamping itu sebagai rencana, tata wilayah merupakan strategi pengembangan wilayah

yang saling terkait antar wilayah dan sektor baik dalam perencanaan wiiayah nasional, propinsi maupun

kabupaten, sehingga dibutuhkan saling pengertian antar wilayah dengan melihat azas manfaat dan saling

menguntungkan sebagai salah satu idiom dalam pengembangan wilayah.

Berdasarkan RTRW Propinsi Jawa Tengah, perkembangan Kabupaten Wonosobo diarahkan sebagai

kawasan cepat tumbuh. Kawasan ini biasanya berada pada jalur ekonomi wilayah yang pertumbuhan

produknya cukup pesat namun belum mampu memperoleh pangsa pasar. Selain itu perkembangan

Kabupaten Wonosobo juga sangat terkait dengan kerjasama antar daerah Kabupaten Kota dalam Lingkup

Kawasan Kerjasama Purwomanggung (Purworejo, Wonosobo dan Temanggung). Kerjasama ini merupakan

kerjasama antara Kabupaten Purworejo, Wonosobo dan Kabupaten Wonosobo. Pengembangan kawasan

ini diarahkan sebagai simpul yang memadukan keterkaitan antar kawasan tengah dan kawasan selatan

melalui kerjasama regional. Dengan posisi yang strategis pengembangan kawasan ini diarahkan dengan

pengembangan pola grid, pada aspek produk pasar. Pola grid menciptakan keterkaitan antar pusat-pusat

pertumbuhan dengan sentra produksi atas dasar karakteristik potensi sumber daya yang dimiliki. Sumber

daya unggulan kawasan ini adalah pada holtikultura, tanaman pangan, kelautan, pertambangan,

perdagangan dan jasa. Hal ini tentu saja menjadi potensi tersendiri dalam perkembangan Kabupaten

Wonosobo. Untuk mendukung arah pengembangan tersebut, maka perlu adanya pengembangan potensi-

potensi yang ada di Kabupaten Wonosobo. Selain itu pengembangan dapat pula dilakukan dengan

pengefektifan kerjasama dengan kabupaten tetangga baik dalam pengembangan jalur regional maupun

kerjasama alam pengembangan kawasan strategis bersama dalam hal ini seperti Kawasan Dieng maupun

Kawasan Sindoro Sumbing.

Dalam lingkup Propinsi Jawa Tengah sendiri Kabupaten Wonosobo dalam hal ini Kota Wonosobo

sebagai ibu kota Kabupaten Wonosobo merupakan Pusat Kegiatan Wilayah yang harus mampu melayani

beberapa kabupaten disekitar seperti Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Banjarnegara. Fungsi

Magister Perencanaan Kota dan Daerah II - 6Universitas Gadjah Mada

Page 7: 2_kebijakan Umum Daerah Dan Konstelasi Wilayah

Laporan Studio Perencanaan 1 Kabupaten Wonosobo

tersebut mengakibatkan perkembangan Kota Wonosobo menjadi sangat pesat. Kota Wonosobo ini dalam

pengembangannya nanti tidak hanya berfungsi melayani daerahnya saja tetapi juga melayani kebutuhan

lokal dan wilayah hinterlandnya serta mendukung fungsi keterkaitan antara Kabupaten Wonosobo dengan

Kabupaten dan kota lain tersebut. Oleh karena itu perkembangan yang diharapkan tidak hanya

menghidupkan akses eksternal Kabupaten Wonosobo tetapi juga mendorong perkembangan internal

Kabupaten Wonosobo. Namun yang perlu diperhatikan disini yaitu perlu dipertimbangkan adanya

pengembangan pusat-pusat baru untuk memaksimalkan pelayanan. Selain itu pusat pengembangan baru

ini diharapkan juga untuk pemerataan kegiatan pembangunan.

Kabupaten Wonosobo terletak di tengah-tengah Wilayah Propinsi Jawa Tengah, pada jalur utama

yang menghubungkan Cilacap-Banjarnegara-Temanggung Semarang. Karena letaknya pada jalur tersebut,

fungsi Kabupaten Wonosobo sangat strategis dalam konteks jalur ekonomi dan jalur pariwisata di Jawa

Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keterkaitan antara Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten lain terkait juga dengan

pengembangan kawasan perbatasan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonosobo yang berbatasan

dengan wilayah kabupaten lain dipagari oleh batas alam berupa pegunungan atau hutan (perhutani) dan

sebagian kecil areal budidaya. Dari 15 kecamatan di Kabupaten Wonosobo 12 kecamatan di antaranya

merupakan wilayah yang berbatasan dengan kabupaten lain. Tampak juga bahwa tidak ada pola yang

seragam kondisi di daerah perbatasan. Ada beberapa deskripsi/tipologi yang berkaitan erat dengan kondisi

geografis dan letak. Sebagai ilustrasi, kondisi perbatasan di wilayah dataran tinggi, seperti kawasan Dieng

dan igir gunung tentu saja berbeda dengan perbatasan di dataran yang agak rendah, seperti daerah

Kalibawang, Kaliwiro, Wadaslintang dan Sukoharjo. Perbedaan itu, juga dipengaruhi oleh kondisi sosial

ekonomi masyarakat di daerah perbatasan dan juga dengan masyarakat dari kabupaten tetangga yang

berbatasan.

Magister Perencanaan Kota dan Daerah II - 7Universitas Gadjah Mada