2011-1-00401-ka 3
DESCRIPTION
kTRANSCRIPT
64
BAB 3
ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Profil dan Sejarah Perusahaan
PT Djarum merupakan sebuah perusahaan rokok yang memiliki
pusat di Kudus, Jawa Tengah. Pada saat ini, PT Djarum termasuk dalam
salah satu dari tiga besar perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
PT Djarum memproduksi tiga jenis rokok yaitu rokok Cerutu
yang terbuat dari daun tembakau dan dibungkus dengan daun tembakau
pula, rokok putih yang terbuat dari daun tembakau dan dibungkus dengan
kertas sigaret dan rokok kretek yang terbuat dari tembakau ditambah
daun cengkeh dan dibungkus dengan kertas sigaret. Ketiga jenis rokok ini
dipasarkan di pasar dalam negeri dan luar negeri.
Sekarang ini, PT Djarum merupakan salah satu jenis perusahaan
perseroan yang ada di Indonesia. Akan tetapi, pada mulanya PT Djarum
merupakan sebuah perusahaan perseorangan karena didirikan oleh Oei
Wie Gwan.
Pada awalnya Oei Wie Gwan memulai usahanya di bidang
produksi mercon pada tahun 1929 yang bernama “Leo”. Pada saat itu
65
industri mercon tersebut sudah cukup terkenal dan menguasai pasar Jawa.
Akan tetapi terjadi ledakan di pabrik mercon tersebut pada tahun 1939
dan tahun 1942 yang menyebabkan Oei Wie Gwan mencari jalan rezeki
lain.
Akhirnya Oei Wie Gwan memutuskan untuk memulai produksi
rokok. PT Djarum dibuka pada tanggal 21 April 1951,dan sampai
sekarang diperingati sebagai hari ulang tahun PT Djarum, dengan nama
awal Djarum Gramophone yang akhirnya berubah menjadi Djarum. Pada
saat itu, industri rokok masih menggunakan cara manual dan hanya
memiliki 10 karyawan saja.
Dalam perkembangannya, PT Djarum memiliki pasang surut. juga
pada saat Oei Wie Gwan akhirnya digantikan oleh kedua anaknya, yaitu
Budi Hartono dan Bambang Hartono. Pada era 1980 dianggap sebagai
tahun “kesuksesan” bagi PT Djarum, dekade itu PT Djarum berkembang
pesat menjadi perusahaan rokok yang besar di Indonesia. Bahkan saat ini
PT Djarum telah merambah pasar luar negeri.
Perkembangan pesat PT Djarum dibuktikan dengan penggunaan
mesin dalam proses pembuatan rokok dan penggunaan sistem informasi
dan teknologi informatika yang baik. Dibuktikan dengan implementasi
SAP R/3 untuk modul Material Management, Financial and Accounting,
Sales and Distribution, Human Resource selama lebih dari dua tahun.
66
Juga penggunaan sistem yang telah terkomputerisasi dalam proses
bisnisnya.
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Misi utama PT Djarum adalah “To satisfy the global smoker’s
needs” yaitu bahwa PT Djarum memberikan yang terbaik untuk kepuasan
konsumen rokok. PT Djarum menempatkan kepuasan pelanggan sebagai
tujuan utama yang harus dicapai.
Sedangkan visi PT Djarum adalah “Menjadi terbesar dalam nilai
penjualan dan profitabilitas di industri rokok Indonesia” yang artinya
kepemimpinan dalam pasar dengan cara menghasilkan produk yang
berkulaitas secara konsisten dan invovatif dalam memuaskan konsumen,
penciptaan citra positif yang kuat untuk perusahaan dan produk yang
dihasilkan dan manajemen profesional yang berdedikasi serta SDM yang
kompeten.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, PT Djarum memiliki nilai-
nilai dalam proses pengembangan usahanya. Nilai-nilai tersebut adalah:
1. Fokus pada pelanggan
2. Profesionalisme
3. Organisasi yang terus belajar
67
Serta penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) di tahun
2000. Di tahun yang sama juga dimulai perjalanan meraih standar
manajemen mutu ISO 9001 agar Quality (kualitas) lebih terjamin
sehingga kepuasan konsumen juga lebih terjamin.
3.1.3 Visi dan Misi Divisi TI
Visi divisi TI Djarum: untuk mengintegrasikan solusi bisnis serta
membawa solusi bisnis yang ada ini menjadi rekan bisnis yang strategis.
Misi divisi TI berfungi sebagai penyedia untuk kesempurnaan
operasi yang berjalan didalamnya serta melakukan pendekatan dengan
pelanggan melalui solusi teknologi bisnis yang tepat sasaran.
Strategi divisi TI Djarum:
1. Menggunakan software yang kompatibel dengan kebutuhan PT
Djarum sehingga berjalan efektif dan efisien
2. Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta
manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI
3. Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan
baik.
4. Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada
68
3.1.4 Profil IT
Sistem aplikasi yang digunakan oleh PT Djarum adalah SAP R/3
Enterprise 4.7 yang masih menggunakan platform SAP Web Application
Server (SAP Web AS). SAP mulai diimplementasikan pada tahun 2008.
Hingga saat ini telah mencapai 4 tahun pemakaian. Modul-modul yang
telah diterapkan dalam PT Djarum adalah modul MM (Material
Management), FI/CO (Financial Modules), HR (Human Resources), SD
(Sales and Distribution), QM (Quality Management), PM (Plant
Maintenance) dan PP (Production Planning). Aplikasi SAP R/3 ini telah
diimplementasikan pada kantor pusat, gudang dan kantor cabang. Akan
tetapi pola yang dipakai adalah pola semi sentralisasi yang berarti bahwa
inspeksi tetap berada pada tanggung jawab kantor pusat.
Untuk modul Material Management, pusatnya terdapat di kantor
pusat PT Djarum di Kudus. Implementasi modul MM ini sudah meliputi
gudang-gudang. Pada modul MM tetap ada modul QM yang betujuan
untuk melakukan inspeksi dalam tujuan pengendalian internal.
Fitur-fitur dalam modul MM belum digunakan semuanya. Pada
saat melakukan proses bisnisnya, PT Djarum melakukan pemilihan
terhadap best practice dari SAP seluruhnya. Kustomisasi yang dilakukan
hanya pada laporan saja.
69
3.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut ini adalah struktur organisasi yang ada di PT Djarum
beserta dengan tugas dan wewenang setiap divisi yang ada.
70
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Djarum
Sumber : HRD PT Djarum tahun 2010
Chief Executive Officer
Chief Operating Officer
Strategic Affairs
Public Corporate Communication
SCM
QMS Business Development
Purchasing Production R & D Finance Marketing HRD Business Technology
Warehousing Purchaser Administration
71
Dalam tiap divisi yang ada pada PT Djarum, terdiri dari beberapa
level, antara lain sebagai berikut :
1. Level 1: Direktur
2. Level 2: Manajer
3. Level 3: Supervisor
4. Level 4: Staff
Berikut adalah tugas dan wewenang dalam struktur organisasi
yang ada pada PT Djarum :
1. Chief Executive Officer
Chief Executive Officer merupakan seseorang yang bertugas untuk
memimpin perusahaan dan bertanggung jawab atas kestabilan
perusahaan.
2. Strategic Affairs
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang sebagai perencanaan
strategis didalam menghadapi berbagai macam tantangan baik eksternal
maupun internal yang dapat menentukan maju mundurnya perusahaan PT
Djarum didalam menghadapi berbagai hambatan.
3. Chief Operating Officer
Chief Operating Officer merupakan seseorang yang bertanggung
jawab atas operasional harian dalam sebuah perusahaan
72
4. Public Affairs
Bagian perusahaan yang bertugas untuk mengurusi hubungan
perusahaan dengan pemerintah, menangani apakah perusahaan sudah
sesuai dengan kebijakan pemerintah.
5. SCM
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang untuk merencanakan
produksi serta persediaan serta melakukan distribusi ke cabang-cabang
PT Djarum
6. QMS
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang untuk memeriksa
qualitas barang yang diterima dari supplier apakah sesuai dengan
spesifikasi untuk kemudian dimasukan sebagai kategori: unrestricted
stock ataupun blocked stock.
7. Corporate Communication
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang didalam
mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas berkaitan dengan komunikasi baik
yang berhubungan dengan media atau publik.
8. Business Development
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang didalam merencanakan
perkembangan PT Djarum didalam menghadapi berbagai tantangan yang
berasal dari dalam maupun dari luar PT Djarum.
9. Business Technology
73
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang didalam menyiapkan
arsitektur, customizing, serta hal yang berkaitan dengan perencanaan
kesiapan didalam menghadapi perkembangan teknogi yang semakin pesat
serta kebutuhan- kebutuhan customizing didalam menghasilkan aplikasi
yang efektif, efisien dan user friendly.
10. Production
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang didalam merencanakan
produksi baik produk setengah jadi maupun produk jadi yang berkualitas
tinggi sehingga dapat memenuhi permintaan baik dari pihak eksternal
(konsumen/end user) maupun dari permintaan internal (cabang-cabang)
11. Finance
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang terhadap penerimaan
dan pengeluaran kas, sehingga dengan adanya divisi ini keuangan di PT
Djarum dapat terkelola secara optimal serta pencatatan dapat tersimpan
dengan baik.
12. Marketing
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang untuk mengidentifikasi
kebutuhan pangsa pasar sehingga PT Djarum dapat memberikan
kepuasan terhadap pelanggan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas
produk yang dihasilkan PT Djarum.
74
13. Purchasing
Bagian ini memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembelian
semua material dan barang yang dibutuhkan untuk proses produksi dan
material lain yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Di dalam bagian purchasing dibagi lagi menjadi :
a. Warehousing
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang terhadap
penerimaan barang yang telah dikirimkan oleh pihak supplier
didalam proses penyimpanannya serta menentukan apakah barang
tersebut dikategorikan sebagai barang Unrestricted Used ataupun
Block Stocked.
b. Purchaser
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang didalam
memenuhi kebutuhan bahan baku yang berkualitas tinggi yang
digunakan untuk keperluan produksi didalam menghasilkan rokok
dengan standart yang tinggi. Dimana divisi ini juga mengatur,
merencanakan serta , menetukan pembelian yang memang sesuai
dengan kebutuhan / keperluan PT Djarum.
c. Administration
Bagian yang membuat laporan data pembelian dan
menganalisis data pembelian.
75
3.1.6 Standard Operasional Perusahaan
JUDUL: STANDARD OPERATING PROCEDURE PADA
SIKLUS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT.DJARUM
I. DEFINISI
Siklus pembelian adalah suatu perputaran rantai dalam
perusahaan yang dimulai dari timbulnya permintaan baik dari
sistem MRP maupun secara manual dari user dan berakhir kepada
proses pembayaran atas barang barang yang telah dibeli tersebut.
II. TUJUAN
Adapun dari siklus pembelian disini mempunyai tujuan
yaitu untuk memenuhi kebutuhan user yang ada yang
bersangkutan dengan kebutuhan konsumen yang ada. Sehingga
didalam satu siklus pembelian diharapkan terjadi suatu rantai
yang saling berkesinambungan sehingga data dan informasi yang
diperoleh adalah akurat dan dapat dipercaya.
III. PELAKSANA
Pelaksana disini adalah orang yang lebih bertanggung
jawab kepada keseluruhan siklus pembelian, yaitu Manajer
Pembelian PT.Djarum. Bagian yang terkait dalam proses bisnis
76
khususnya dalam pembelian adalah bagian gudang, akuntansi dan
keuangan dan SCM
Tabel 3.1 Pelaksana Proses
IV. P
R
P
R
O
IV. PROSEDUR
Adapun prosedur yang akan digunakan adalah dengan
menggunakan tabel agar lebih mudah untuk dibaca. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
Melakukan Pembelian Bahan Baku Dengan Menggunakan
Metode Manual dan Melakukan Pemilihan Vendor
No Personil Tanggung Jawab 1 Manajer
Pembelian Mengotorisasi Request For Quotation, Quotation dan Purchase Order
2 Staf Pembelian Membuat Request For Quotation, Quotation dan Purchase Order
3 Bagian Gudang Menerima barang dari pemasok 4 Akuntansi &
Keuangan ‐ Melakukan pengecekan terhadap invoice ‐ Melakukan pembayaran terhadap
pembelian yang telah dilakukan 5 SCM Membuat Purchase Requisition berdasarkan MRP
atau manual
77
Tabel 3.2 Pembelian Material
No Workflow Output Data/
Referensi
Transaction
code
Data yang
dibutuhkan
1 Membuat Purchase Requisition (PR) secara manual
Form PR Kebutuhan yang urgent
ME51N ‐ Material Number
‐ Quantity ‐ Delivery
Date ‐ Plant ‐ Document
Type 2 Melakukan
persetujuan Purchase Requisition
Mengubah status menjadi approve
Form PR ME55 ‐ Release code
‐ Release group
‐ Plant ‐ Purchasing
group
3. Membuat Request For Quotation
Form RFQ Form PR ME41 ‐ RFQ Type ‐ RFQ Date ‐ PR Number ‐ Purchase
Organization
‐ “Klik Adopt”
‐ “Search Vendor Address”
‐ “Klik Collective Number
*Agar dapat dicompare
4. Membuat Quotation
Form Quotation
Form RFQ ‐ RFQ Number
‐ Net Price ‐ “Klik
Save”
78
5 Melakukan Price Comparison
View Price Comparison
Form Quotation
ME49 ‐ Collective RFQ
‐ “Klik Execute”
‐ *system akan memberikan purpose
Vendor ‐ “Klik
rejection” vendor yang tidak dipilih.
6. Membuat Purchase Order
Form PO Form PR ME21N ‐ Purchase Organization
‐ Purchasing number
‐ “Klik adopt”
7. Melakukan persetujuan PO
Mengubah status menjadi approve
Form PO ME28 ‐ Release Code
‐ Release Group
‐ Purchasing Group
‐ “Klik PO yang akan di appove”
8 Membuat Good Receipt
‐ Material Document Good Receipt
‐ Accounting Document
Form PO MIGO ‐ PO Document Number
‐ Storage Location
‐ Delivery Note
‐ Item Text ‐ Good
Receipt ‐ “Klik item
ok” 9. Membuat
Invoice Form Invoice Form
Invoice MIRO ‐ Invoice
Date ‐ Posting
79
date ‐ PO Number ‐ Baseline
date ‐ Amount
10 Membuat Report
Report ‐ PO ‐ PR ‐ Invoice ‐ Master
data
‐ ME2N ‐ ME5A ‐ MIR6 ‐ MB51
‐ Nomor transaksi
Melakukan Pembelian Bahan Baku Dengan Menggunakan
Metode MRP dan Tanpa Melakukan Pemilihan Vendor
Tabel 3.3 Pembelian bahan baku dengan metode MRP
No Workflow Output Data/ Referensi
Transaction code
Data yang
dibutuhkan
1 Membuat Purchase Requisition (PR) secara MRP
Form PR Form Planned Order
ME51N ‐ Plant ‐ MRP
Controller ‐ Fixed
Indicator ‐ Form
Operning Date
‐ “Klik convert online”
2. Membuat Purchase Order from PR yang ada
Form PO Form PR ME21N ‐ Document Type
‐ Purchasing Organization
‐ Vendor 3 Melakukan
persetujuan PO
Mengubah status menjadi
Form PO ME28 ‐ Release Code
‐ Release
80
approve Group ‐ Purchasin
g Group ‐ “Klik PO
yang akan di approve”
4 Membuat Good Receipt
‐ Material Documen
‐ Good Receipt
‐ Accounting Document
Form PO MIGO ‐ PO Document Number
‐ Storage Location
‐ Delivery Note
‐ Item Text ‐ Good
Receipt ‐ “Klik item
ok” 5 Membuat
Invoice Form Invoice
Form Invoice
MIRO ‐ Invoice Date
‐ Posting date
‐ PO Number
‐ Baseline date
‐ Amount 6 Membuat
Report Report ‐ PO
‐ PR ‐ Invoic
e ‐ Maste
r data
‐ ME2N ‐ ME5A ‐ MIR6 ‐ MB51
Nomor transaksi
81
Melakukan Pemindahan Bahan Baku Secara Internal di dalam PT.Djarum
Tabel 3.4 Pemindahan Bahan Baku Secara Internal di dalam PT.Djarum
No Workflow Output Data/ Referensi
Transaction code
Data yang
dibutuhkan
1 Membuat Purchase Order
Form PO/STO
Form Planned Order
ME21N ‐ Document Type
‐ Purchasing Organization
‐ Vendor 2. Melakukan
persetujuan PO
Mengubah status menjadi approve
Form PO ME28 ‐ Release Code
‐ Release Group
‐ Purchasing Group
‐ “Klik PO yang akan di approve”
3. Membuat Good Receipt
‐ Material Document Good Receipt
‐ Accounting Document
Form PO MIGO ‐ PO Document Number
‐ Storage Location
‐ Delivery Note
‐ Item Text ‐ Good
Receipt ‐ “Klik item
ok” 4 Membuat
Report Report ‐ PO
‐ PR ‐ Invoice ‐ Master
data
‐ ME2N ‐ ME5A ‐ MIR6 ‐ MB51
Nomer transaksi
82
Narasi Prosedur Secara Lengkap :
Narasi prosedur pembelian ke vendor luar (baik secara
manual/MRP dan melakukan pemilihan vendor/tidak) secara lengkap:
1. Siklus pembelian dimulai dari adanya permintaan kebutuhan yang
dipicu dari MRP yaitu berdasarkan SOP(standard order planned) dan
juga bisa juga dari permintaan manual yang urgent. Dalam hal ini PT
Djarum mengelompokkan dalam 2 jenis yaitu produksi yang akan
dilakukan secara internal (tidak termasuk dalam lingkup material
management) dan pembelian eksternal yang berasal dari berbagai
pemasok Kemudian memproses dari permintaan kebutuhan yang ada
maka dibuatlah Purchase Requisition yang dibuat oleh staf pembelian
dari PT Djarum.
2. Dari Purchase Requistion yang ada akan dikondisikan menjadi dua
hal yaitu ketika sudah ada perjanjian dan kontrak dengan vendor yang
ada maka dari pembuatan PR dapat langsung dilanjutkan ke PO
langsung. Namun jika ada permintaan material baru yang belum
pernah ada kesepekatan sebelumnya, maka dari staf pembelian akan
membuat Request For Quotation (RFQ) yang dikirimkan ke berbagai
vendor. Setelah itu akan mendapat respon dari berbagai vendor
dimana setiap vendor yang ada memberikan balasan berupa
Quotation yang berisi tentang penawaran harga dari masing – masing
vendor. Kemudian quotation yang diberikan oleh pemasok diinput ke
83
dalam sistem. Setelah itu dilakukan seleksi pemasok oleh manager
pembelian yang dinilai berdasarkan kriteria kriteria tertentu (price
and quality). Dan setelah menemukan 1 vendor yang cocok dengan
kriteria yang ada, maka bagian pembelian akan meneruskan ke
kesepakatan yang ada. Dan akan menghasilkan purchase order yang
akan di proses selanjutnya. Untuk quotation yang tidak sesuai dengan
kriteria, maka akan diberikan rejection letter oleh PT Djarum.
3. Pembuatan purchase order dilakukan oleh staf dari bagian pembelian
dimana pembuatan PO ini diambil berdasarkan PR yang ada dan juga
bisa jugadari RFQ dan Quotation yang ada. Purchase Order yang ada
juga merefer ke sourcelist,inforecord,vendor master record dan juga
material master record. PO disini akan dikirimkan ke vendor yang
sudah dipilih tadi. Kemudian PO yang ada akan diproses lebih lanjut
lagi.
4. Setelah PO disampaikan kepada vendor, maka setelah vendor
memproses pesanan yang ada dan setelah semua pesanan tercukupi
maka vendor akan mengirimkan barang ke PT Djarum. dalam proses
ini disebut dengan Good Receipt. Good receipt disini dilakukan oleh
orang gudang sebagai yang berwenang untuk menerima barang.
Dalam proses GR ini maka akan dihasilkan material document dan
accounting document. Setelah bagian gudang menerima barang maka
divisi quality management akan memasukkan semua barang yang ada
84
kedalam kotak Quality Inspection. Setelah dilakukan pengecekan
maka barang hanya dikategorikan dalam 2 kondisi yaitu unrestricted
stock(apabila barang yang masuk telah sesuai dengan spesifikasi yang
ada ) dan blocked stock(yaitu apabila barang yang masuk tidak sesuai
dengan spesifikasi yang diminta)
5. Adapula kondisi dimana bisa melakukan good receipt dengan
beberapa kasus khusus yaitu tanpa adanya PO, dengan initial entry of
stock value, tanpa production order dan juga untuk sampel.
6. Untuk perlakuan barang yang berada di blocked stock maka ada 2
kondisi, yaitu reversal (suatu kondisi dimana transaksi yang
dilakukan salah penempatannya; contohnya material tembakau yang
harusnya diletakkan pada storage location 1100 pada kenyataannya
dikirim ke storage location 1200. Sehingga harus ada pengembalian
barang dimana kondisi reversal ini tidak wajib disertai dengan alasan
(optional)dan juga tanpa GR/Issue slip), return (suatu kondisi dimana
barang yang dikirimkan oleh vendor tidak sesuai dengan spesifikasi
yang ada,dalam hal ini alasan yang diberikan harus wajib ada,
kemudian barang yang dikembalikan bersamaan dengan return
delivery slip)
7. Setelah melakukan good receipt,dalam kurun waktu yang telah
disepakati, supplier akan mengirimkan invoice verification ke
PT.Djarum, kemudian PT Djarum akan melakukan three way
85
matching yaitu mencocokan antara invoice yang diberikan oleh
vendor, Purchase Order yang ada dalam PT Djarum dan juga
material document dari good receipt yang telah dilakukan. Setelah
semuanya cocok maka akan diproses pembayaran oleh bagian
akuntansi dan keuangan. Namun jika invoice tidak dikirimkan dari
pemasok maka PT Djarum tidak akan melakukan pembayaran.
8. Setelah proses pembayaran selesai, maka divisi pembelian akan
membuat laporan rutin secara bulanan. Dalam pembuatan laporan ini
dibutuhkan data yang berasal dari document entry
(PR,PO,GR,Invoice) yang selanjutnya akan dibentuk sebagai
dokumen database dan juga membutuhkan data dari master data
(Material master record, Vendor master record, Purchasing info
record dan juga Source list). Setelah diolah maka akan dihasilkan
sebuah laporan pembelian.
Narasi prosedur pembelian ke sesama pihak internal PT Djarum
secara lengkap:
1. Siklus pembelian internal atau lebih jelasnya disebutkan sebagai
“pemindahan” material antar plant ataupun antar storage location di
internal PT Djarum dimulai dari adanya permintaan kebutuhan yang
dipicu dari MRP yaitu berdasarkan SOP(standard order planned) dan
juga bisa juga dari permintaan manual yang urgent dimana material
86
yang diinginkan tersebut terdapat di plant ataupun storage location
yang lain tetapi masih berada dalam lingkungan PT Djarum.
2. Setelah munculnya permintaan barang ke plant ataupun storage
location lain, jadi nama PO yang dilakukan ke plant yang berbeda
dinamakan STO (Stock Transport Order) jadi hanya digunakan di
dalam internal perusahaan saja. Dalam hal ini contohnya dari plant
produksi membutuhkan suatu barang dari plant warehouse, sehingga
akan menghasilkan STO yang akan dikirim kepada bagian warehouse
yang bersangkutan. STO tidak menyangkut kepada pembayaran dan
juga invoice.
3. Setelah PO dibuat, maka akan diotorisasi terlebih dahulu oleh
manajer pembelian yang ada, dan setelah itu barulah dilakukan
transfer posting ke plant/storage location yang dituju. Transfer
posting disini bertujuan untuk memindahkan barang ke plant atau
storage location yang lain. Data masukan yang penting dalam
membuat transfer posting ini adalah nomer PO yang telah dibuat,
pencocokan movement type yang sesuai dan juga plant/storage
location baik yang berasal dari maupun ke yang ingin dituju.
4. Kemudian dilakukan penerimaan barang (good receipt) oleh plant /
storage location yang dituju. Data masukan yang perlu diperhatikan
dalam penerimaan barang ini adalah tipe nya harus diubah dahulu
87
yang sesuai, nomor PO internal harus dicantumkan dan tempat nya
harus jelas (plant/storage location yang mana).
5. Setelah selesai menerima barang, dalam kurun waktu tertentu, bagian
pembelian akan membuat laporan rutin secara bulanan. Dalam
pembuatan laporan ini dibutuhkan data yang berasal dari document
entry (PR,PO,GR,Invoice) yang selanjutnya akan dibentuk sebagai
dokumen database dan juga membutuhkan data dari master data
(Material master record, Vendor master record, Purchasing info
record dan juga Source list). Setelah diolah maka akan dihasilkan
sebuah laporan pembelian.
Kemudian dari narasi yang diatas, digambarkan melalui sebuah
rich picture. Rich picture tersebut merupakan gambaran dari proses bisnis
normal yang terjadi pada PT Djarum. Diperlihatkan pada gambar 3.2.
88
Gambar 3.2 Rich Picture Proses Procurement
89
3.2 Perspektif IT Balance Scorecard dalam Evaluasi
Metode yang dipilih untuk mengevaluasi PT Djarum adalah dengan
menggunakan IT Balance Scorecard. Metode ini dipilih karena telah memakai
sistem SAP yang stabil dalam proses bisnis berjalannya. Untuk itu IT balance
scorecard diperlukan untuk mengukur kinerja SAP R/3 khususnya modul material
management dalam divisi Purchasing PT Djarum.
Dalam pelaksanaan evaluasinya, ditentukan empat macam perspektif sebagai
tolak ukur yang digunakan dalam evaluasi. Berikut adalah perspektif yang
digunakan:
1. Orientasi Pengguna
Perspektif orintasi pengguna mengukur evaluasi pengguna dari teknologi
informasi. Yang menjadi fokus dari perpektif ini adalah bagaimana pandangan
pengguna akhir (end-user) terhadap divisi TI dan pengguna internal perusahaan
(karyawan) dan menjamin kepuasan dari pengguna sistem dengan cara hubungan
baru yang bernilai dengan pengguna akhir melalui penggunaan teknologi sistem
informasi dalam hubungan ini berfokus pada peningkatan secara sginifikan
kualitas layanan ke pengguna akhir dan pemasok dalam aktivitas layanan
perusahaan.
2. Penyempurnaan Operasional
Dalam perspektif penyempurnaan operasional yang dilakukan adalah
mengevaluasi teknologi informasi dan sistem yang digunakan untuk
90
mengembangkan aplikasi SAP R/3. Yang menjadi fokus dari perspektif ini
adalah pengembangan sistem informasi dan pengembangan operasi komputer
yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu organisasi didalam
memperoleh keunggulan kompetitif, mengurangi kelemahan kompetitif atau
untuk memenuhi tujuan strategi perusahaan lainnya.
Dalam perspektif ini, efisiensi sangatlah dibutuhkan. Karena untuk
mendapatkan hasil yang sempurna dengan biaya yang seminimal mungkin dan
pengembangan yang semudah mungkin.
3. Orientasi Masa Depan
Dalam perspektif orientasi masa depan, yang menjadi bahan pengukuran
adalah sumber daya manusia dan teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan
pelayanan. Hasil dari pengukurann itu menjadi basis dari perusahaan untuk
mengembangkan sistem aplikasi dan menghadapi perubahan di masa mendatang.
Fokus utama dari perspektif ini adalah pengusaan terhadap sistem
aplikasi (SAP R/3) baik dari segi teknologi maupun individu yang
menggunakannya didalam peningkatan operasi atau untuk menyebarkan inovasi
serta membangun halangan untuk masuk para pesaing dengan mengecilkan hati
mereka serta menunda perusahaan lainnya untuk memasuki pasar.
4. Kontribusi Perusahaan
Perspektif kontribusi perusahaan mengevaluasi nilai bisnis dari sistem
aplikasi yang digunakan. Dalam perspektif ini ada dua yaitu evaluasi jangka
91
panjang dan evaluasi jangka pendek. Dalam perspektif ini terdapat pengontrolan
biaya, perhitungan keuntungan finansial dan meningkatkan keuntungan yang
didapat perusahaan. Sehingga perusahaan melakukan investasi dalam teknologi
informasi untuk meningkatkan operasi atau untuk menyebarkan inovasi serta
membantu membangun halangan untuk masuk para pesaing atau pihak luar
untuk masuk ke industri terkait.
92
3.3 Penyelarasan Visi Misi Perusahaan dan Strategi Perusahaan
Tabel 3.5 Penyelarasan Visi Perusahaan dan Visi Divisi TI
Visi Perusahaan
Menjadi terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas di industri rokok Indonesia
Sumber : PT Djarum
Tabel 3.6 Penyelarasan Misi Perusahaan dan Misi Divisi TI
Sumber : PT Djarum
Visi Divisi TI
Untuk mengintegrasikan solusi bisnis serta membawa solusi bisnis yang ada ini menjadi rekan bisnis yang strategis
Misi Perusahaan
PT Djarum memberikan yang terbaik untuk kepuasan konsumen rokok. PT Djarum menempatkan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama yang harus dicapai
Misi Divisi TI Penyedia untuk kesempurnaan operasi yang berjalan didalamnya serta melakukan pendekatan dengan pelanggan melalui solusi teknologi bisnis yang tepat sasaran
93
Tabel 3.7 Penyelarasan Strategi Perusahaan dan Strategi Divisi TI
Sumber : PT Djarum
Strategi Perusahaan
• Fokus pada pelanggan
• Profesionalisme
• Organisasi yang terus belajar
• Meraih standar manajemen mutu ISO 9001 agar Quality (kualitas) lebih terjamin sehingga kepuasan konsumen juga lebih terjamin
Strategi Divisi TI
• Menggunakan software yang kompatibel dengan kebutuhan PT Djarum sehingga mendukung tujuan strategis perusahaan.
• Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI
• Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik.
• Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada
94
Tabel 3.8 Penyelarasan Strategi Perusahaan dan Strategi Divisi TI
Tabel 3.9 Penyelarasan Strategi Divisi TI dengan Perspektif IT BSC
IT Balance Scorecard Strategi Tujuan Strategis 1. User Perspective Menggunakan software yang
kompatibel dengan kebutuhan PT Djarum sehingga berjalan efektif dan efisien
Meningkatkan implementasi sistem SAP R/3
Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada
Meningkatkan kepuasan user
Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik.
Meningkatkan kerjasama antar user dengan sistem MM
2. Operational Excellence
Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI
Meningkatkan efisiensi operasi dalam SAP modul MM
Menggunakan software yang kompatibel dengan kebutuhan PT Djarum sehingga berjalan efektif dan efisien
Meningkatkan efisiensi pengembangan piranti lunak
User Perspective
Operational Excellence
Future Orientation
Business Contribution
Menggunakan software yang kompatibel dengan kebutuhan PT Djarum sehingga berjalan
efektif dan efisien
Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap
pemeliharaan dan kontrol TI Memastikan infrastruktur TI
pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik.
Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada
95
Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik.
Meningkatkan penanganan terhadap masalah-masalah operasional
Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada
Meningkatkan penanganan terhadap masalah-masalah operasional
3. Future Orientation
Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI
Pelatihan staff TI terhadap aplikasi SAP
Memastikan semua sistem yang berjalan sesuai standar yang ada
Keahlian staff TI
Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI
Meningkatkan pengembangan terhadap infrastruktur TI dan aplikasi
4.Business Contribution Manajemen yang baik terhadap Proyek TI yang baru serta manajemen baik terhadap pemeliharaan dan kontrol TI
Mengoptimalkan nilai bisnis aplikasi perusahaan
Memastikan infrastruktur TI pada PT Djarum dapat berjalan dengan baik.
Mengontrol biaya penggunaan sistem
96
3.4 Hubungan Sebab Akibat
97
3.5 Tujuan dan Sasaran Strategis
Tabel 3.10 Tujuan Strategis dalam Evaluasi
A. Perspektif Orientasi Pengguna
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Strategis
1.Meningkatkan efektivitas
implementasi sistem SAP R/3
2. Meningkatkan kepuasan
user
a. Persentase submodul MM
yang digunakan pada bagian
purchasing
b. Persentase kelengkapan fitur
pada modul MM
a. Skala kesesuaian antara
aplikasi yang digunakan dengan
kebutuhan user
b. Skala kepuasan akan aplikasi
Material Management yang
telah diterapkan
c. Skala keoptimalan fitur-fitur
yang disediakan oleh SAP R/3
yang mendukung modul MM
d. Skala user-friendly dari SAP
R/3 MM
95%-100%
85%-100%
4
3
3
3
98
3. Meningkatkan kerjasama
antar user dengan sistem MM
a. Persentase pengguna yang
dilibatkan dalam penentuan
kebutuhan dalam
pengembangan aplikasi
70%-85%
B. Perspektif Penyempurnaan Operasional
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Strategis
1. Meningkatkan efisiensi
pengembangan piranti
lunak
2. Meningkatkan efisiensi
operasi dalam SAP modul
MM
3. Mengembangkan sistem
SAP R/3
4. Meningkatkan penanganan
terhadap masalah-masalah
operasional
a. Persentase pekerjaan yang
termasuk dalam siklus MM yang
selesai pada waktunya
a. Persentase peningkatan
kecepatan waktu setelah
penggunaan sistem SAP R/3
MM
b. Tingkat keakuratan data yang
berhubungan dengan modul MM
a. Tingkat intensitas
pemeliharaan sistem SAP R/3
MM
a. Persentase tingkat keamanan
dalam siklus MM
b. Persentase terjadinya human
error dalam siklus MM
100%
80%
90%
3
100%
5%
99
c. Kecepatan respon sistem
d. Waktu rata-rata pada saat
jaringan down
Realtime
Bisa diterima
C. Perspektif Orientasi Masa Depan
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Strategis
1. Pelatihan staf TI terhadap
aplikasi SAP
2. Keahlian staff TI
3. Meningkatkan
pengembangan terhadap
infrastruktur TI dan aplikasi
a. Tingkat intensitas pelatihan
staff TI yang dikhususkan pada
SAP modul MM selama satu
tahun
b. Tingkat kualitas pelatihan
c. Anggaran untuk pelatihan
staff TI
a. Keterlibatan staff TI yang
mensupport penggunaan sistem
SAP R/3 pada modul MM
a. Tingkat kualitas aplikasi yang
digunakan
b. Tingkat kesesuaian aplikasi
lain yang mensupport modul
MM dalam SAP R/3
3
3
4
80%
4
3
D. Perspektif Kontribusi Perusahaan
100
Keterangan :
Gambar 3.3 Standar Umum Perusahaan
Sumber : PT Djarum
• Skala 1 = 0%-40% (Jelek)
• Skala 2 = 40%-70% (Cukup)
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Strategis
1. Mengoptimalkan nilai
bisnis aplikasi perusahaan
2. Mengontrol biaya
penggunaan sistem
a. Periode pengembalian
investasi TI
b. Masa pakai sistem SAP R/3
modul MM dalam perusahaan
c. Perencanaan sistem baru
untuk meningkatkan nilai bisnis
perusahaan.
a. Perbandingan antara
anggaran dan biaya yang
dikeluarkan untuk implementasi
4
3
Ya
90%-100%
101
• Skala 3 = 70%-85% (Baik)
• Skala 4 = 85%-100% (Sangat baik)
Keterangan Penilaian Score untuk CMM
Criteria Score
Realization > Target 5
Realization = Target 4
Jika Target <= 10 % dari Realization 3
Jika Target <= 20 % dari Realization 2
Jika Target < 30% dari Realization 1
Kriteria Penilaian Level untuk CMM
Level Range
Initial 1 - < 2
Repeatable 2 - < 3
Defined 3 - < 4
Managed 4 - < 5
Optimized 5
102
Dalam pengukuran setiap tujuan strategis, ada beberapa tujuan strategis yang
menggunakan skala tersendiri yang akan dituliskan lebih lanjut pada perhitungan
hasil pengukuran pada setiap tujuan strategisnya.
Untuk pengolahan kuesioner menggunakan skala likert. Dengan pemberian
skor untuk setiap jawaban responden. Untuk jawaban pilihan A, diberi skor 4, untuk
jawaban pilihan B, diberi skor 3, untuk jawaban pilihan C, diberi skor 2, untuk
jawaban pilihan D, diberikan skor 1.
Untuk kuesioner menggunakan responden berjumlah 10 orang yang diambil
dari beberapa sub divisi dalam divisi Purchasing yaitu bagian Purchasing,
Warehouse dan SCM. Responden tersebut adalah pengguna SAP R/3 dan staff TI
yang ada pada PT Djarum. Sepuluh orang responden tersebut mewakili 20% dari
keseluruhan user SAP pada PT Djarum.
A. Perspektif Orientasi Pengguna
Tujuan strategis :
1. Meningkatkan implementasi sistem SAP R/3
Tujuan strategis untuk meningkatkan implementasi SAP R/3 adalah
mengevaluasi apakah adanya kekurangan didalam proses bisnis dengan pada saat
implementasi yang telah dilakukan sehingga dapat diketahui apakah perlu dilakukan
perbaikan-perbaikan ataupun peningkatan-peningkatan sehingga dapat menunjang
berjalannya proses bisnis dalam PT Djarum didalam mendukung keunggulan
strategis perusahaan.
103
Dalam tujuan strategis ini yang menjadi bahan pengukuran adalah :
a. Persentase submodul MM yang digunakan pada bagian purchasing
Dalam ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui berapakah
persentase modul Material Management yang diimplementasikan pada
bagian purchasing perusahaan yang kemudian digunakan pada proses
berjalannya. Dengan ini dapat diketahui apakah modul yang telah
diimplementasikan sudah dipakai semua atau belum.
Sasaran strategis : 95%-100%
b. Tingkat kelengkapan fitur pada modul MM
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui persentase fitur dalam
modul material management pada proses berjalan dibandingkan dengan
keseluruhan fitur yang diimplementasikan dalam SAP R/3 yang digunakan
PT Djarum. Sehingga dapat membatu mendapatkan keunggulan kompetitif
perusahaan melalui keunggulan diferensiasi pasar pesaing dan melakukan
diferensiasi produk dan jasa.
Sasaran strategis : 85%-100%
2. Meningkatkan kepuasan user
Tujuan strategis ini adalah untuk mengukur bagaimana kepuasan user
(pengguna) pada saat menggunakan SAP R/3. Sehingga diperoleh data yang
tepat, apakah perlu diadakan peningkatan pelayanan atau perubahan fitur dan
user interface untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan SAP R/3.
104
Dalam tujuan strategis ini, yang menjadi obyek pengukuran adalah :
a. Skala kesesuaian antara aplikasi yang digunakan dengan kebutuhan user
Ukuran strategis ini mengukur apakah aplikasi SAP R/3 yang saat ini
diterapkan sudah memenuhi kebutuhan user, yang mendukung kebutuhan
user dalam menjalankan proses bisnis perusahaan.
Sasaran strategis : 4
b. Skala kepuasan akan aplikasi Material Management yang telah diterapkan
Menyajikan sesuatu yang menggambarkan kepuasan dari keseluruhan
pengguna akan aplikasi MM SAP R/3 dalam PT Djarum.
Sasaran strategis : 3
c. Skala keoptimalan fitur-fitur yang disediakan oleh SAP R/3 yang
mendukung modul MM
Menyajikan suatu persentase apakah fungsi yang disediakan oleh SAP R/3
telah sepenuhnya mendukung berjalannya modul MM dengan lancar atau
tidak. Dengan adanya ukuran ini maka dapat diperoleh suatu hasil apakah
adanya masalah karena kurangnya fungsi yang disediakan oleh SAP R/3
atau tidaknya, dalam hubungannya dengan berjalannya modul MM dalam
perusahaan.
Sasaran strategis : 3
d. Tingkat user-friendly dari SAP R/3 MM
Menyajikan sebuah data dari pengguna apakah modul MM dalam SAP R/3
tersebut mudah untuk digunakan dan mudah untuk dipahami dalam
penggunaannya.
105
Sasaran strategis : 3
3. Meningkatkan kerjasama antar user dengan sistem MM
Tujuan strategis ini dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama antara
pengguna dengan sistem MM dan divisi TI yang ada dalam perusahaan sehingga
dapat mempermudah penanganan masalah dan pengembangan aplikasi.
Ukuran strategis yang terdapat di dalamnya adalah :
a. Persentase pengguna yang dilibatkan dalam penentuan kebutuhan dalam
pengembangan aplikasi
Menyajikan banyaknya pengguna yang diikutsertakan dalam penentuan
kebutuhan pada saat pengembangan sistem aplikasi dibandingkan dengan
seluruh pengguna aplikasi dalam perusahaan.
Sasaran strategis : 70%-85%
B. Perspektif Penyempurnaan Operasional
1. Meningkatkan efisiensi pengembangan piranti lunak
Tujuan strategis ini digunakan untuk melakukan peningkatan dalam
pengembangan piranti lunak yang dipakai pada PT Djarum.
Dalam tujuan strategis ini, didalamnya terdapat ukuran strategis sebagai
berikut:
a. Persentase pekerjaan yang termasuk dalam siklus MM yang selesai pada
waktunya
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengukur bagaimana kinerja SAP R/3
modul MM dalam pengaruhnya membantu kegiatan operasional perusahaan,
106
apakah laporan bagi pihak managemen dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dengan maksimal 1 tahun ada 12 laporan yang selesai tepat pada
waktunya.
Sasaran strategis : 100%
2. Meningkatkan efisiensi operasi dalam SAP modul MM
Tujuan strategis ini digunakan untuk melakukan peningkatan dalam
pemanfaatan aplikasi SAP R/3 modul MM dalam menangani operasi bisnis
perusahaan.
Dalam tujuan strategis ini, didalamnya terdapat ukuran strategis sebagai
berikut :
a. Tingkat peningkatan kecepatan waktu setelah penggunaan sistem SAP R/3
MM
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengukur apakah terdapat peningkatan
kecepatan waktu yaitu naik 80 % dari 30 hari, saat pembuatan laporan
pembelian dimana 30 hari tersebut merupakan standar sebelum menggunakan
SAP .
Sasaran strategis : 80%
b. Tingkat keakuratan data yang berhubungan dengan modul MM
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengukur apakah data yang dihasilkan
oleh aplikasi SAP R/3 sudah akurat ataukah masih diperlukan pemeriksaan
kembali. Pengukuran diambil berdasarkan re-close dari laporan pembelian
dengan perbandingan tahun terakhir sebelum menggunakan SAP dan tahun
107
pertama setelah menggunakan SAP dimana jumlah re-close dalam satu
tahun sebelum menggunakan SAP adalah 20 x.
Sasaran strategis : 90%
3. Mengembangkan sistem SAP R/3
Tujuan strategis ini digunakan untuk melakukan peningkatan dalam
sistem aplikasi SAP yang digunakan, serta untuk membantu menentukan langkah
pengembangan yang dapat digunakan untuk mendukung berjalannya proses
bisnis perusahaan secara baik.
Dalam mencapai tujuan strategis ini, dibutuhkan ukuran strategis sebagai
berikut :
a. Tingkat intensitas pemeliharaan sistem SAP R/3 MM
Tujuan strategis ini bertujuan untuk menganalisa saat yang tepat untuk
melakukan pemeliharaan terhadap sistem SAP R/3 modul MM dalam
perusahaan, sehingga mengurangi timbulnya masalah-masalah dalam sistem
yang terjadi.
Sasaran strategis : 3
4. Meningkatkan penanganan terhadap masalah-masalah operasional
Tujuan strategis ini bertujuan untuk mengurangi masalah-masalah dalam
kegiatan operasional serta meningkatkan kemampuan pelayanan terhadap
masalah yang terjadi. Sehingga dapat diperoleh sistem aplikasi yang mampu
untuk merespon secara cepat dan tepat akan setiap masalah yang terjadi.
Yang menjadi ukuran strategisnya adalah :
108
a. Persentase tingkat keamanan dalam aplikasi MM
Menyajikan informasi mengenai tingkat keamanan sistem. Sehingga dapat
diketahui apakah dalam sistem aplikasi SAP R/3 telah memenuhi target dan
persyaratan akan pengendalian internal dalam perusahaan.
Sasaran strategis : 100%
b. Persentase terjadinya human error dalam siklus MM
Menyajikan data mengenai tingkat terjadinya kesalahan yang terjadi yang
disebabkan oleh pengguna, apakah tingkat terjadinya kesalahan tersebut
berkurang setelah penggunaan sistem aplikasi MM SAP R/3 dalam
menjalankan proses bisnis.
Sasaran strategis : 5%
c. Kecepatan respon sistem
Ukuran strategis ini untuk menganalisa seberapa cepat sistem aplikasi MM
dapat memberikan respon terhadap tugas yang diberikan dan seberapa cepat
sistem dapat memproses input data yang dimasukkan sehingga dapat
digunakan oleh user lain untuk diproses kembali.
Sasaran strategis : Real time
d. Waktu rata-rata pada saat jaringan down
Menyajikan informasi mengenai apakah user dapat menerima waktu yang
dibutuhkan untuk perbaikan sistem ketika terjadi jarigan down ataupun buffer
dimana perlu dilakukan perbaikan sistem.
Sasaran strategis : Bisa Diterima
109
C. Perspektif Orientasi Masa Depan
1. Pelatihan staff TI terhadap aplikasi SAP
Tujuan strategis ini berfokus pada peningkatan kualitas dan intensitas
terhadap pelatihan staff TI yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
pengguna dalam penguasaan aplikasi SAP R/3 dalam perusahaan.
Dalam tujuan strategis ini, terdapat ukuran strategis sebagai berikut :
a. Tingkat intensitas pelatihan staff TI yang dikhususkan pada SAP modul MM
selama satu tahun
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan bagi staff
TI yang dikhususkan pada SAP modul MM selama satu tahun sudah sesuai
dengan kebutuhan.
Sasaran strategis: 3
b. Tingkat kualitas pelatihan
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas pelatihan
yang diberikan kepada staff TI dalam rangka mendukung proses pembelian
didalam SAP R/3 Modul Material Management
Sasaran strategis : 3
c. Anggaran untuk pelatihan staff TI
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana persentase
antara anggaran untuk pelatihan staff TI dengan keseluruhan anggaran bagi
divisi TI dalam perusahaan.
Sasaran strategis : 4
110
2. Keahlian staff TI
Tujuan strategis ini digunakan untuk mempersiapkan agar perusahaan
tidak terjadi kekurangan SDM yang mampu mengoperasikan dan menguasai
sistem aplikasi SAP R/3 dalam perusahaan.
Dalam tujuan strategis ini terdapat ukuran strategis yaitu :
a. Keterlibatan staff TI yang mensupport penggunaan sistem SAP R/3 pada
modul MM.
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase
keterlibatan staff TI yang mampu untuk mendukung sistem aplikasi SAP R/3
dalam perusahaan.
Sasaran strategis : 80%
3. Meningkatkan pengembangan terhadap infrastruktur TI dan aplikasi
Tujuan strategis ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan
terhadap seluruh infrastruktur yang mendukung sistem aplikasi TI perusahaan
baik berupa hardware, software dan jaringan serta untuk pengembangan sistem
aplikasi yang lebih baik lagi untuk perusahaan di masa depan.
Di dalamnya terdapat ukuran strategis sebagai berikut :
a. Tingkat kualitas aplikasi yang digunakan
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas aplikasi
yang digunakan, serta mengetahui kekurangan terdapat dalam sistem,
sehingga dapat diketahui area mana saja yang harus dilakukan
pengembangan.
Sasaran strategis : 4
111
b. Tingkat kesesuaian aplikasi lain yang mensupport modul MM dalam SAP
R/3
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian aplikasi
yang lain sehingga dapat diketahui apakah aplikasi lain tersebut dapat
mensupport modul MM dalam SAP R/3 didalam proses sistem berjalan.
Sasaran strategis : 3
D. Perspektif Kontribusi Perusahaan
1. Mengoptimalkan biaya dan anggaran perusahaan untuk aplikasi dan nilai bisnis
Tujuan strategis ini bertujuan untuk mengetahui apakah biaya yang
dikeluarkan dengan anggaran perusahaan untuk sistem aplikasi sudah berjalan
optimal atau belum. Sehingga Sehingga dapat diketahui anggaran yang diberikan
perusahaan telah mencukupi untuk pengembangan sistem aplikasi. Sehingga
perusahaan didalam melakukan investasi TI lebih tepat sasaran yang dapat
membangun halangan untuk masuk para pesaing atau pihak luar.
a. Masa pakai sistem SAP R/3 modul MM dalam perusahaan
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa lama sistem SAP
R/3 khususnya modul MM dalam PT Djarum akan habis pemakaiannya
sehingga perlu dilakukan pergantian sistem yang baru sesuai dengan
kebutuhan dari user.
Sasaran strategis : 3
b. Periode pengembalian investasi TI
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui kapan periode waktu
pengembalian dari investasi TI dalam perusahaan.
112
Sasaran strategis : 4
c. Perencanaan sistem baru untuk meningkatkan nilai bisnis perusahaan.
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui strategi dari pihak
manajemen yang terbaik yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam proses
perencanaan dan pengembangan sistem aplikasi baru ke depannya.
Sasaran strategis : Ya
2. Mengontrol biaya penggunaan sistem
Tujuan strategis ini digunakan untuk melakukan pengontrolan terhadap
berbagai biaya yang dikeluarkan oleh PT Djarum
a. Perbandingan antara anggaran dan biaya yang dikeluarkan untuk
implementasi
Tujuan strategis ini bertujuan untuk mengetahui apakah biaya yang
dikeluarkan didalam implementasi telah sesuai dengan kebijakan anggaran
yang telah ditetapkan pihak manajemen. Sehingga dapat diketahui apakah
anggaran telah dialokasikan dengan tepat didalam proses pembiayaan
implementasi sistem.
Sasaran strategis : 90%- 100 %
113
3. 6 Metode Pengumpulan Data
Tabel 3.11 Metode pengumpulan data perspektif orientasi pengguna
A. Perspektif Orientasi Pengguna
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Metode
Pengumpulan Data
Nara Sumber
1.Meningkatkan
efektivitas
implementasi sistem
SAP R/3
2. Meningkatkan
kepuasan user
a. Persentase
submodul MM yang
digunakan pada bagian
purchasing
b. Persentase
kelengkapan fitur pada
modul MM
a. Skala kesesuaian
antara aplikasi yang
digunakan dengan
kebutuhan user
b. Skala kepuasan
akan aplikasi Material
Management yang
telah diterapkan
c. Skala keoptimalan
Wawancara
Wawancara
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Manajer
Business
Development
Manajer
Business
Development
Staff Purchasing
Staff Purchasing
Staff Purchasing
114
Tabel 3.12 Metode pengumpulan data perspektif penyempurnaan operasional
3. Meningkatkan
kerjasama antar user
dengan sistem MM
fitur-fitur yang
disediakan oleh SAP
R/3 yang mendukung
modul MM
d. Skala user-friendly
dari SAP R/3 MM
a. Persentase
pengguna yang
dilibatkan dalam
penentuan kebutuhan
dalam pengembangan
aplikasi
Kuesioner
Wawancara
Staff Purchasing
Manajer
Business
Development
B. Perspektif Penyempurnaan Operasional
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Metode
Pengumpulan Data
Nara Sumber
1. Meningkatkan
efisiensi
pengembangan
piranti lunak
a. Persentase
pekerjaan yang
termasuk dalam siklus
MM yang selesai pada
Data
Data Penyajian
Laporan
115
2. Meningkatkan
efisiensi operasi
dalam SAP modul
MM
3. Mengembangkan
sistem SAP R/3
4. Meningkatkan
penanganan
terhadap masalah-
masalah
operasional
waktunya
a. Persentase
peningkatan kecepatan
waktu setelah
penggunaan sistem
SAP R/3 MM
b. Tingkat keakuratan
data yang
berhubungan dengan
modul MM
a. Tingkat intensitas
pemeliharaan sistem
SAP R/3 MM
a. Persentase tingkat
keamanan dalam
siklus MM
b. Persentase
terjadinya human
error dalam siklus
MM
c. Kecepatan respon
sistem
Data
Data
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Data Penyajian
Laporan
Data Penyajian
Laporan
Manajer
Business
Development
Manajer
Business
Technology
Manajer
Purchasing
Manager
Business
116
Tabel 3.13 Metode pengumpulan data perspektif orientasi masa depan
d. Waktu rata-rata
pada saat jaringan
down
Wawancara
Technology
Manajer
Business
Technology
C. Perspektif Orientasi Masa Depan
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Metode
Pengambilan Data
Nara Sumber
1. Pelatihan staf TI
terhadap aplikasi
SAP
2. Keahlian staff TI
a. Tingkat intensitas
pelatihan staff TI yang
dikhususkan pada SAP
modul MM selama
satu tahun
b. Tingkat kualitas
pelatihan
c. Anggaran untuk
pelatihan staff TI
a. Keterlibatan staff TI
yang mensupport
penggunaan sistem
Wawancara
Kuesioner
Data
Wawancara
Manajer
Business
Technology
Staff Business
Technology
Data Keuangan
Manajer
Business
Technology
117
Tabel 3.14 Metode pengumpulan data perspektif kontribusi perusahaan
3. Meningkatkan
pengembangan
terhadap
infrastruktur TI dan
aplikasi
SAP R/3 pada modul
MM
a. Tingkat kualitas
aplikasi yang
digunakan
b. Tingkat kesesuaian
aplikasi lain yang
mensupport modul
MM dalam SAP R/3
Kuesioner
Wawancara
Staff Purchasing
Manajer
Business
Development
D. Perspektif Kontribusi Perusahaan
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Metode
Pengumpulan Data
Nara Sumber
3. Mengoptimalkan
nilai bisnis
aplikasi
perusahaan
a. Periode
pengembalian
investasi TI
b. Masa pakai sistem
SAP R/3 modul MM
Wawancara
Wawancara
Manajer
Keuangan
Manajer
Keuangan
118
Untuk sampel kuesioner berjumlah 10 orang yang diambil dari beberapa
sub divisi dalam divisi Purchasing yaitu bagian Purchasing, Warehouse, SCM
dan Procurement. Responden tersebut adalah pengguna SAP R/3 yang ada pada
PT Djarum. Sepuluh orang responden tersebut mewakili 20% dari keseluruhan
user SAP pada PT Djarum.
Sedangkan wawancara dilakukan kepada manajer divisi Business
Development dan staff Business development yang menangani bagian material
management.
Daftar Pertanyaan :
A. Perspektif Orientasi Pengguna
1. Tujuan strategis : Meningkatkan efektivitas implementasi sistem SAP R/3
4. Mengontrol
biaya
penggunaan
sistem
dalam perusahaan
c. Perencanaan sistem
baru untuk
meningkatkan nilai
bisnis perusahaan.
a. Perbandingan
antara anggaran dan
biaya yang
dikeluarkan untuk
implementasi
Wawancara
Wawancara
Manager
Business
Development
Manajer
Keuangan
119
a. Persentase submodul MM yang digunakan pada bagian purchasing
• Berapa persenkah dari bagian purchasing yang telah
menggunakan modul material management pada SAP R/3 bila
dibandingkan dengan yang telah diimplementasikan?
b. Tingkat kelengkapan fitur pada modul MM
• Berapa persen tingkat kelengkapan fitur pada modul MM yang
digunakan pada proses berjalan dibanding pada saat implementasi
modul MM?
2. Tujuan Strategis : Meningkatkan kepuasan user (pengguna)
a. Skala kesesuaian antara aplikasi yang digunakan dengan kebutuhan
pengguna
• Apakah SAP R/3 mendukung ketersediaan aplikasi didalam
pemenuhan kebutuhan pengguna?
b. Skala kepuasan akan aplikasi Material Management yang telah
diterapkan
• Seberapa puas anda menggunakan SAP R/3 didalam sistem
pembelian?
c. Skala keoptimalan fitur-fitur yang disediakan oleh SAP R/3 yang
mendukung modul MM
• Apakah fungsi fungsi yang disediakan modul MM dalam SAP R/3
sudah optimal?
d. Tingkat user-friendly dari SAP R/3 MM
120
• Apakah user interface dan fitur-fitur dari SAP R/3 mudah
dimengerti?
3. Tujuan strategis : Meningkatkan kerjasama antar user dengan sistem MM
a. Persentase pengguna yang dilibatkan dalam penentuan kebutuhan
dalam pengembangan aplikasi
• Berapa persentase pengguna yang dilibatkan didalam
pengembangan aplikasi?
B. Perspektif Penyempurnaan Operasional
1. Tujuan strategis : Meningkatkan efisiensi pengembangan piranti lunak
a. Persentase pekerjaan yang termasuk dalam siklus MM yang selesai
pada waktunya
• Apakah dengan menggunakan sistem SAP R/3 pekerjaan yang
ada dapat selesai tepat pada waktunya?
2. Tujuan strategis : Meningkatkan efisiensi operasi dalam SAP modul MM
a. Tingkat peningkatan kecepatan waktu setelah penggunaan sistem
SAP R/3 MM
• Berapa tingkat persentase peningkatan kecepatan waktu setelah
penggunaan sistem SAP R/3 dalam proses pembelian?
b. Tingkat keakuratan data yang berhubungan dengan modul MM
• Berapa tingkat keakuratan data yang dihasilkan setelah
menerapkan SAP R/3 dalam proses pembelian?
3. Mengembangkan sistem SAP R/3
121
a. Tingkat intensitas pemeliharaan sistem SAP R/3 MM
• Kapan dilakukan pemeliharaan sistem SAP R/3 MM ?
4. Meningkatkan penanganan terhadap masalah-masalah operasional
a. Persentase tingkat keamanan dalam siklus MM
• Berapa persentase tingkat keamanan sistem SAP R/3 pada siklus
MM?
b. Persentase terjadinya human error dalam siklus MM
• Apakah sering terjadi human error ketika menggunakan aplikasi
SAP R/3 khususnya dalam modul MM?
c. Kecepatan respon sistem
• Bagaimanakah tingkat respon sistem SAP R/3 terhadap kebutuhan
pengguna?
d. Waktu rata-rata pada saat jaringan down
• Apakah waktu dalam pembenahan sistem ketika jaringan down dapat diterima oleh user?
C. Perspektif Orientasi Masa Depan
1. Tujuan strategis : Pelatihan staff TI terhadap aplikasi SAP
a. Tingkat intensitas staff TI yang dikhususkan pada SAP modul MM
selama satu tahun
• Berapa kali mengadakan pelatihan bagi pengguna dalam 1 tahun?
b. Tingkat kualitas pelatihan TI
• Bagaimana menurut anda kualitas pelatihan aplikasi yang
diberikan oleh PT Djarum?
122
c. Anggaran untuk pelatihan staff TI
• Berapa persenkah anggaran untuk pelatihan staff TI yang ada
dalam keseluruhan budget yang ada ?
2. Tujuan strategis : Keahlian staff TI
a. Persentase staff TI yang mensupport sistem SAP R/3?
• Berapa rata-rata persentase jumlah dari keseluruhan staff TI yang
mensupport sistem SAP R/3 pada modul MM?
3. Tujuan strategis : Meningkatkan pengembangan terhadap infrastruktur TI
dan aplikasi
a. Tingkat kualitas aplikasi yang digunakan
• Berapa tingkat kualitas aplikasi yang digunakan?
b. Tingkat kesesuaian aplikasi lain yang mensupport modul MM dalam
SAP R/3
• Sampai dimanakah tingkat kesesuaian aplikasi lain yang
digunakan untuk mensupport SAP R/3?
D. Perspektif Kontribusi Perusahaan
1. Tujuan strategis : Mengoptimalkan nilai bisnis aplikasi perusahaan
a. Periode pengembalian investasi TI
• Berapa lama periode pengembalian investasi TI?
b. Masa pakai sistem SAP R/3 modul MM dalam perusahaan
• Berapa perkiraan masa pakai suatu sistem khususnya SAP R/3
MM?
123
c. Perencanaan sistem baru untuk meningkatkan nilai bisnis perusahaan.
• Apakah terdapat perencanaan sistem baru untuk meningkatkan
nilai bisnis perusahaan?
2. Tujuan strategis : Mengontrol biaya penggunaan sistem
a. Perbandingan antara anggaran dan biaya yang dikeluarkan untuk
implementasi
• Berapa perkiraan perbandingan antara anggaran dan biaya yang
dikeluarkan untuk implementasi?